Anda di halaman 1dari 8

Daniel Dafoe’s Robinson Crusoe (1997 Film) Summary

Robinson Crusoe yang diperankan oleh Pierce Brosnan adalah seorang pria tangguh
berkebangsaan Skotlandia yang mempunyai latar belakang Marinir dan Tentara AD
Britania Raya. Dalam pertarungan dengan sahabatnya yang bernama Patrick untuk
memperebutkan wanita yang mereka cintai sejak zaman kanak-kanak yaitu Mary
McGregor, Crusoe secara tidak sengaja membunuh lawan duelnya Patrick. Tidak lama
berselang, datanglah Saudara kandung Patrick serta ajudannya yang memiliki
keinginan untuk membunuh Crusoe. Namun usaha mereka dihalangi oleh Pengawal
Crusoe. Akhirnya Crusoe dapat melarikan diri dan bertemu Mary dan memintanya untuk
melunakkan hati keluarga Patrick, sementara Crusoe akan meninggalkannya selama
satu tahun. Tujuan Crusoe untuk meninggalkan Inggris juga karena untuk berlindung
dari ancaman keluarga Patrick yang akan memburunya demi melampiaskan balas
dendam atas kematian Patrick.

Crusoe meninggalkan Britania Raya dengan menggunakan Kapal Dagang hingga pada
suatu hari dimana terjadi Badai di laut menyebabkan Kapal membawa Crusoe ke
pengasingan karam disuatu pantai di Papua New Guinea. Pada hari pertama dia
terdampar di pulau tersebut, Crusoe mencari awak kapal yang mungkin masih hidup.
Namun setelah mencari, dia tidak menemukan satupun yang hidup sehingga dia hanya
mengubur mayat-mayat tersebut. Di hari berikutnya dia menemukan Kapal yang
membawanya dan berharap mendapat makanan, peralatan dan mesiu untuk senjata.
Crusoe pun menemukan Anjing milik kapten kapal yang bernama Skipper. Pada saat itu
Crusoe hanya berharap untuk datangnya Kapal yang melintasi pulau itu dan akhirnya
ada kapal yang melintas namun Cruose terlambat untuk mengejar Kapal tersebut. Pada
akhirnya Crusoe membuat tempat tinggal di pulau tersebut.

Suatu hari dia mendengar keributan dari gua yang disana terdapat manusia yang
dikorbankan. Disana dia menyelamatkan seseorang yang akhirnya menjadi teman dia
hidup di Pulau tersebut. Bahasa menjadi suatu penghalang mereka dalam
berkomunikasi sehingga pada awalnya Crusoe menyebut dia sebagai ‘Master’ dan
‘Friday’ sebagai orang yang ia selamatkan. Lambat laun Crusoe mengajarkan bahasa
Inggris kepada Friday dan setelah enam bulan lamanya, Friday dapat mengerti dasar-
dasar berbahasa Inggris. Pada suatu saat, Crusoe mengajarkan Friday mengenai
Tuhan dan Agama Kristen namun Friday menolaknya dan membuat dia marah
sehingga mereka bermusuhan. Karena Crusoe tidak mempunyai teman di pulau
tersebut, dia mencoba meminta maaf kepada Friday.

Pada suatu hari Crusoe berencana untuk membuat perahu untuk keluar dari pulau
tersebut demi menghindari serangan dari suku yang Cruose dan Friday serang sewaktu
di gua. Friday tidak bisa membawanya ketempat dia berasal karena orang-orang disana
menyangka Friday telah mati dan dia juga tidak mau dibawa ke Eropa karena menuduh
orang kulit putih menggunakannya sebagai budak. Crusoe yang ingin keluar dari pulau
itu, dia membuat kapal namun suatu hari datang angina topan yang membuat perahu
yang dibuatnya hilang karena badai dan akhirnya hanyut.
Pada akhirnya mereka berdua harus melawan Suku yang mereka serang dengan
memanfaatkan persenjataan yang ada. Pada pertempuran itu Cruose tertembak oleh
panah. Friday membawa Cruose ke kampung halamannya namun orang-orang disana
menyangka Cruose akan menjadikan mereka budak. Pada akhirnya Crusoe harus
melawan Friday dan membunuhnya agar dia bisa pergi atau jika tidak mereka akan
membunuh Crusoe dan Friday. Friday tertembak oleh orang kulit putih dan membuat
Crusoe sedih karena Friday merupakan temannya. Orang-orang kulit putih tersebut
membawa Crusoe kembali ke Skotlandian dan berjumpa lagi dengan Mary.

Analisis film Robinson Crusoe dan Memaknainya secara Sosiologis


Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berarti kawan atau teman yang juga
mempelajari mengenai perilaku social masyarakat. Bila kita hubungkan dengan film
Robinson Crusoe maka kita akan menemukan hubungan antar individu yaitu Crusoe
dan Friday. Pada akhirnya mereka menjadi teman setelah sebelumnya mereka belum
memahami satu sama lain karena perbedaan budaya dan bahasa. Dalam hal tersebut,
Crusoe mempunyai kepentingan yaitu agar dia dapat bertahan hidup di tempat yang
Crusoe sendiri belum mengenal lebih jauh, oleh karena itu Crusoe membutuhkan
seorang teman yang dapat membantunya bertahan hidup dan untuk keluar dari pulau
tersebut.

Didalam film Robinson Crusoe, kita dapat menganalisa objek-objek sosiologi seperti
objek material, objek formal, objek budaya dan objek agama.

Dalam objek material disini kita dapat melihat adanya kehidupan social, gejala-gejala
dan proses hubungan antara manusia yang mempengaruhi kesatuan manusia itu
sendiri.

Dalam objek formal, sosiologi lebih ditekankan kepada manusia sebagai makhluk
social. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan antara Crusoe dan
Friday serta adanya proses yang timbul dari hubungan tersebut seperti adanya bahu
membahu untuk bisa tetap hidup di pulau terpencil dan pada saat melawan suku yang
menyerang mereka berdua.

Objek Budaya merupakan factor yang dapat mempengaruhi hubungan satu dengan
yang lain yaitu budaya yang dibawa oleh Crusoe saat dia berusaha mengajarkan
bahasa inggris kepada Friday agar mereka dapat berinteraksi satu sama lain agar
tujuan mereka sebagai makhluk social dapat tercapai.

Pengaruh dari objek agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan social
masyarakat seperti pada saat Crusoe mengajarkan Christianity kepada Friday. Namun,
Friday menolak dan tetap berpegang teguh kepada kepercayaannya dan akhirnya juga
sempat terjadinya konflik yang menggangu hubungan pertemanan mereka. Itu
merupakan hal-hal ataupun dampak yang mempengaruhi hubungan manusia.
Sekain itu, ruang lingkup kajian sosiologi juga dapat kita lihat mengenai persoalan
sejarah, dimana Friday menganggap bahwa Crusoe adalah sama seperti orang-orang
kulit putih terdahulu dimana pada umumnya yang datang ke tempat mereka hanya
bertujuan untuk mencari orang yang akan dijadikan budak.

Seperti dalam ilmu sosiologi dimana manusia harus dapat beradaptasi dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar mereka, maka dalam film ini, Crusoe harus bisa
beradaptasi dengan Friday dimana dia adalah seorang primitive yang dikenal buas dan
beradaptasi dengan lingkungan barunya yang sangat jauh keadaannya dengan tempat
tinggal Crusoe di Skotlandia.

https://dadiabdulhalim.wordpress.com/memaknai-dan-menganalisis-secara-sosiologis-film-robinson-
crusoe/

Sebenarnya ini tugas dari dosen gue sih, mata kuliah “Sosiologi Politik”. Asik banget kan tugas
kuliah nonton film. But anyway, benar apa kata dosen gue film ini banyak banget ngandung
ilmu sosiologi, psikologi, bahkan filsafat. tapi gue cuma ulas dari sisi sosiologinya aja. Film ini
juga kebilang seru, hampir kaya filmnya Tom Hank “Cast Away”. Tapi di film ini tokoh
utamanya punya temen namanya Friday, dan manusia. Gak kaya di Cast Away yang sebatang
kara, cuma punya temen bola volley doang. hehehe..

Langsung aja biar gak banyak cingcong kita ke TKP. Cekidot!!!

RINGKASAN CERITA:
Robinson Crusoe seorang pria berkebangsaan Inggris mantan pasukan istana pergi berlayar
dengan kapal dagang Inggris dalam rangka pengasingan setelah tidak sengaja membunuh
temannya Patrick dalam duel memperebutkan wanita yang bernama Mary. Mary adalah
wanita yang di cintai Crusoe. Mereka saling mencintai. Namun di karenakan status social Mary
yang lebih tinggi di banding Crusoe. Dia di tunangkan dengan Patrick yang status sosialnya
sabanding dengan Mary. Yang akhirnya membawa Crusoe berduel dengan Patrick untuk
memperebutkan Mary dan tanpa sengaja membunuhnya.

Sebelum pergi berlayar Crusoe berjanji akan kembali dalam setahun dan menikahi Mary.
Akhirnya Crusoe pun pergi berlayar mengitari dunia dengan kapal dagang Inggris. Melewati
berbagai lautan dan samudra. Kapal ini mengangkut banyak rempah-rempah, persenjataan,
barang dagang, bahkan budak. Hingga pada suatu hari kapan Crusoe di hadang badai Typhoon
dan akhirnya kapal pun membentur karang dan karam di lautan. Crusoe yang secara ajaib
selamat dari badai terbangun di pantai. Menyadari bahwa hanya dia yang selamat dari
bencana, Crusoe segera menguburkan mayat-mayat kru kapalnya.

Ke esokan harinya, Crusoe berencana untuk bertahan hidup di pulau tersebut dan menunggu
kapal dagang lainnya lewat dan membawanya pulang ke Inggris. Cruseo pun mencari bahan
dan peralatan untuk bertahan hidup di bangkai kapal dagangnya terdahulu. Di sana dia
menemukan anjing peliharaan kaptennya yang selamat, Skipper. Dia juga menemukan
persenjataan serta suplai makannan untuk beberapa bulan. Setelah itu Crusoe menjelajahi
daerah tersebut berharap menemukan peradaban. Namun ternyata dia berada di dalam
sebuah pulau tropis tak berpenghuni, dikisahkan pulau tersebut dekat New Guinea.

Crusoe akhirnya membuat tempat tinggal di pulau tersebut dan di temani anjingnya yang
setia, Skipper. Suatu hari harapan pun muncul, Crusoe yang sedang berjalan di pantai melihat
sebuah kapal dagang lain berlayar di depan pulau. Sekuat tenaga Crusoe menarik perhatian
kapal tersebut untuk berlabuh dan menyelamatkannya. Namun sepertinya usaha Crusoe sia-
sia karena jarak pandang yang jauh. Kapal pun pergi dan meninggalkan Crusoe dan
harapannya di pulau tersebut.

Crusoe akhirnya menyadari bahwa dia tidak bisa menggantungkan harapannya kepada kapal
yang lewat lagi, dia haruslah berusaha sendiri untuk keluar dari pulau tersebut. Setelah
berbulan-bulan tinggal di dalam pulau tersebut, Crusoe menemukan kenyamanan dan
akhirnya menyebut tempat tinggalnya sebuah kerajaan di pulau itu. Pada suatu pagi Crusoe
yang sedang barjalan di tepi pantai menemukan jejak kaki manusia dan sebuah perahu
tradisional. Tak lama kemudian dia mendengar suara bunyi drum dan suara manusia. Dia pun
pergi untuk menyelidikinya.

Tak jauh dari sana, dia menemukan sekelompok suku local sedang melakukan upacara
pengorbanan manusia. Dia melihat ada 2 tahanan lainnya yang siap untuk di korbankan.
Akhirnya Crusoe berencana membebaskan tahanan tersebut. Crusoe menembaki suku local
tersebut untuk menyelamatkan tahanan. Namun hanya satu yang mampu selamat. Tahanan
tersebut melarikan diri. Crusoe berniat untuk menjadikannya sebagai teman. Namun
terkendala dengan perbedaan bahasa. Sebelum Crusoe menemukan cara untuk berinteraksi
dengannya, beberapa orang dari suku yang tadi menyerang mereka berdua. Mereka selamat
dari serangan, namun Crusoe menyaksikan tahanan tersebut hendak memakan jantung dari
musuh yang dibunuhnya dan Crusoe meneriakinya sebagai kafir penyembah iblis dan pergi ke
tempatnya untuk menyiapkan pertahanan dan perangkap.

Beberapa hari kemudia Crusoe yang pergi untuk berburu, tak sengaja terkena perangkap dari
tahanan yang dia selamatkan waktu itu. Tahanan tersebut mengambil senapan milik Crusoe.
Namun Crusoe memberi tahu bahwa senapan itu sangatlah berbahaya dengan cara
menembakannya ke kelelawar. Akhirnya Crusoe menemukan cara berinteraksi dengan dia.
Crusoe menamai tahanan itu dengan nama Friday karena dia bertemunya pada hari Jumat,
dan mengatakan padanya bahwa dia bernama Master (Tuan). Dan akhirnya mereka pun
berteman.

Dalam 6 bulan Friday mampu mempelajari bahasa inggris. Namun ketika Crusoe mencoba
merubah keyakinan Friday. Dia menolaknya. Dan pergi meninggalkan Crusoe. Merasa
kehilangan teman, Crusoe akhinya berniat untuk berdamai dengan Friday. Friday pun kembali
menemani Crusoe.
Setelah kembali bersatu, Crusoe berniat memasang perangkap kepada suku yang akan
mengorbankan Friday terdahulu. Menggunakan bubuk mesiu dan peledak Crusoe mulai
menyalakan api. Namun Skipper malah mengejar api tersebut hingga membawanya mati
dalam ledakan bersama suku tersebut. Crusoe dan Friday menguburkan Skipper.

Setelah itu Crusoe berniat meninggalkan pulau tersebut untuk menghindari serangan suku
tersebut yang akan datang pada bulan berikut. Crusoe tanpa sengaja menyebutkan pulau
asalnya, New Britain (Britania baru/Inggris). Friday mengetahui dimana letaknya. Karena dekat
dengan pulau asalnya. Namun Friday tidak bisa membawanya ke pulau asalnya, karena dia di
anggap sudah mati oleh sukunya dan dia pun tidak bisa membawa Crusoe ke Britania baru
karena orang eropa menjadikan sukunya budak. Crusoe memberitahu Friday bahwa nama
aslinya buka Master (tuan), yang pada akhirnya membuat Friday berpikir bahwa Crusoe telah
menjadikannya budak. Akhirnya dia meninggalkan Crusoe lagi.

Crusoe berniat pergi dari pulau sendirian dia membuat perahu Canoe untuk berlayar sebelum
suku local datang menyerang. Namun badai tiba saat perahu hampir jadi. Friday datang untuk
membantu setelah dia sadar bahwa Crusoe tidak berniat menjadikannya budak melainkan
hanya ingin berteman. Karena badai semakin besar, mereka berdua pergi berlindung
menyelamatkan ternak dan hasil panennya. Sayang, perahu yang hampir jadi hanyut terbawa
badai.

Kehabisan waktu, Crusoe dan Friday membuat perangkap untuk bertahan dari serangan suku
local tersebut. Tibalah pasukan suku local tersebut dengan jumlah yang banyak. Namun dapat
di atasi Crusoe dan Friday. Tak di sangka salah satu orang mampu bertahan dari perangkap
dan melesatkan panah ke dada Crusoe. Friday pun membunuhnya, dan mengobati Crusoe.

Friday berniat membawa Crusoe ke pulau asalnya untuk mengobati Crusoe. Namun suku
Friday menangkap Crusoe karena berpikir dia akan menjadikan mereka budak. Crusoe pun di
paksa berduel dengan Friday demi kebebasannya. Crusoe yang tidak bisa membunuh Friday
akhirnya merelakan dirinya untuk di bunuh Friday. Namun sebelum Friday membunuhnya,
seorang pelaut eropa menembak Friday hingga tewas. Crusoe pun sedih melihat temannya
mati.

Pada akhir cerita Crusoe yang di selamatkan pelaut eropa dan pasukannya kembali ke Britania.
Dan menikah dengan Mary setelah 6 tahun terdampar di pulau itu.

KESIMPULAN:
Dari cerita Film Robinson Crusoe di atas banyak ilmu sosiologi yang bisa kita dapat. Pada awas
kisah, Status social adalah hal yang penting untuk menjalin hubungan. Sama halnya seperti di
beberapa daerah adanya perbedaan status social (kasta) menjadi hal yag penting. Keluarga
Robinson Crusoe yang Status sosialnya lebih rendah dari Keluarga Mary menjadi penghalang
untuk mereka bersama sehingga akhirnya Mary di tunangkan dengan Patrick yang Status
sosialnya sebanding.

Lalu di perlihatkan juga sifat manusia sebagai makhluk social. Dimana Crusoe yang berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun tidak berinteraksi dengan manusia berusaha menjadikan Friday
sebagai temannya untuk melakukan interaksi social. Pada awalnya memang terkendala
dengan bahasa namun akhirnya mereka menemukan cara untuk berinteraksi. Bahkan Friday
mampu mempelajari bahasa inggris.

Di perlihatkan juga demi menjaga kewarasnya, Crusoe rela bertoleransi agama demi dapat
terus berteman dengan Friday. Karena pada dasarnya manusia tidak mampu hidup sendirian.
Manusia haruslah melakukan interaksi social kepada sesamanya.

Di ceritakan juga latar belakang mereka yang sangat berbeda di mana Crusoe seorang bangsa
eropa yang beradab dan Friday suku local yang primitive. Suku Friday yang sering di jadikan
budak oleh bangsa eropa membuat mereka menahan Crusoe saat datang ke pulaunya, karena
berpikir Crusoe adalah pedagang budak yang biasa datang mengambil orang-orang dari suku
mereka.

Lalu terlihat juga fenomena sosiologi politik di mana Friday mau menuruti perintah Crusoe. Ini
di karenakan Power yang di miliki Crusoe yaitu senapannya dan perbedaan latar belakang
bahwa Crusoe yang lebih beradab dan maju dalam hal pemikiran mampu berkuasa atas Friday.

Sebenernya masih banyak sih ilmu sosiologi dan ilmu-ilmu lainnya yang bisa kita dapet. Tapi
gue cuma bisa segitu. Sorry kalau ada yang salah tau kurang, gue juga masih belajar. Kalau
emang loe udah pada jago bisa tolong sharing ma gue atau temen-temen lainnya.

So, sekian dulu dari gue. Terimakasih buat waktu kalian nyempetin baca artikel gue. Semoga
bermanfaat.

https://triezt.wordpress.com/2014/09/20/analisis-perilaku-sosiologi-dalam-film-robinson-crusoe/

ANALISIS FILM ROBINSOON CRUSOE

Unsur Instrinsik

1. Tema

Tema dalam film ini adalah “Robinson Crusoe” mengisahkan tentang petualangan dan
persahabatan. Meskipun ada unsure romance namuntidak begitu menonjol. Tema yang lebih
ditekankan di film ini adalah adventure & history.

2. Amanat
Amanat yang dapat diambil dalam film ini adalah bahwa orang kanibal pun dapat berdamai dengan
suatu hal baru yaitu perbedaan. Bagaimana mungkin kita sebagai masyarakat maju masih
menganggap yang berbeda berarti salah. Nilai kemanusiaan yang tinggi lah yang membuat manusia
bermoral dalam kehidupannya.

3. Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur mundur.


4. Latar

 Latar Waktu

Latar wkatu yang digunakan dalam film ini adalah pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari.

 Latar Tempat

tempat yang digunakan dalam film ini adalah hutan, rumah marry, kapal, pantai dan pulau

 Latar Suasana

Suasana yang digambarkan dalam film ini adalah suasana sedih, mengharukan dan menegangkan.

5. Penokohan

 Tokoh Robin : seseorang yang memiliki semangat hidup yang tinggi penganut kristiani yang
taat
 Tokoh Friday : seseorang yang mengagungkan kepercayaan metafisika dan termasuk aliran
kepercayaan animism

6. Sudut Pandang

Sudut Pandang yang digunakan dalam film ini adalah pengarang sebagai pengamat.

Unsur Ekstrinsik

1. Latar Belakang Masyarakat

Berdasarkan dari cerita film diatas dapat dilihat bahwa dalam film tersebut terdapat konflik batin
robin akibat gangguan psikologis terjebak didalam pulau bertahun-tahun dan harus berpisah dengan
kekasihnya. Selain itu juga dalam film tersebut menggambarkan kondisi masyarakat yang dijadikan
latar yaitu di pulau kematian pada tahun 1703. Dimana daerah tersebut bahkan belum tertulis
dalam peta. Pulau tersebut juga dijadikan sebagai pembuangan orang kanibal primitive dari
sukunya.

2. Nilai-Nilai Agama yang Terkandung Dalam Film

Agama juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Dimana robin menganggap bahwa tuhan adalah roh
sebagaimana dzat yang suci tidak bisa dilihat namun dirasakan,.lain halnya dengan Friday, tuhan
versi Friday seorang primitive kanibal adalah pakia (buaya) suatu hal yang bisa dilihat oleh mata
yang tidak hanya bisa dirasakan. Persepsi tuhan bagi masing-masing tokoh disini dijelaskan
berbeda, tuhan orang yang berpendidikan dan tuhannya orang primitive kanibal. Friday
beranggapan bahwa sebelum dunia terciptakan seluruh alam hanya terdiri dari air dan buaya adalah
makhluk yang tinggal di air menurut logika Friday buaya menciptakan bulan dan matahari yang
kemudian menikah dan melahirkan Friday. Hal ini bisa terjadi dikarenakan latar belakang sosio
masyarakatnya juga seperti itu. Disini dapat dipahami bahwa Tuhan versi Friday haruslah sesuatu
yang bisa dilihat dan bisa dipegang secara fisik. Karena hal itulah yang membuktikan bahwa tuhan
itu benar-benar ada. Lain halnya dengan Robinson yang mengandalkan kitab suci untuk merasakan
tuhan. Setiap tokoh disini tetap berpegang teguh dengan keyakinannya masing-masing karena
memang seperti itulah dogma agama yang terbentuk dalam diri mereka. Sampai akhirnya terjadi
suatu konflik perdebatan kepercayaan. Namun, Robin menyadari bahwa siapapun yang
kepercayaannya dilecehkan pasti akan merasa terhina begitupula Friday. Maka robin mengakui
kesalahannya dan meminta maaf kepada Friday agar menjalin kembali persahabatan mereka
meskipun berb eda keyakinan. Manusia adalah makhluk yang diberi akal dan hati. Oleh karena itu
manusia akan berusaha menemukan jalan terbaik yang sesuai dengan akalnya. Namun, semua
hasil akan berbeda-beda, pada akhirnya hati manusia jugalah yang akan menuntun akalnya untuk
tetap berbuat baik dan saling menghargai setiap perbedaan yang ada.

https://tygpress.com/post/152620416-7-Analisis-Film-Robinson-Crusoe

Anda mungkin juga menyukai