Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 4

Etika Global
▪ Realitas masyarakat yang diwarnai kekerasan dan Konflik; Persoalan
keagamaan.
▪ Kaidah Emas (Golden Rule): Seruan Etis Agama-agama yang Pro
Hidup).
▪ Menghidupkan kembali Kaidah Emas (Golden Rule) dalam praktik
Bermasyarakat Multikultural di Maluku).
Memperkuat perspektif dan paradigma keagamaan
yang pluralis di kalangan agama-agama.
Pendidikan menjadi proses strategis dalam
menanamkan pemikiran yang strategis.
Pengajaran keagamaan yang disampaikan oleh para
Ulama dan Rohaniawan kepada umat beragama
melalui khotbah dan berbagai bentuk diskusi atau
pencerahan rohani lainnya mesti diwarnai dengan
pengajaran yang lebih meningkatkan penerimaan
terhadap mereka yang berbeda.
ETIKA GLOBAL
▪ Etika global dirujuk sebagai dasar bersama
agama-agama dalam menyatukan
paradigma, komitmen, rencana dan aksi
sebagai langkah penyelesaian krisis
kemanusiaan yang telah berlangsung
berabad-abad.
▪ Sebagai dasar bersama, maka etika global
merupakan akumulasi dari nilai-nilai,
kriteria utama dan sifat-sifat dasar yang
ada pada semua agama. Karena itu, etika
global bukan merupakan sebuah
kekhususan dari satu agama tertentu.
▪ Etika global adalah nilai bersama, yang
bertujuan untuk kemanusiaan. Menurut
Hans Kung, formula dari etika global
adalah kemanusiaan sejati.
ETIKA GLOBAL

▪ Dalam konteks seperti ini, etika global harus terus


didialogkan, sebab nilai kemanusiaan, sifat pemaaf,
toleran dan kasih sayang dengan sesama manusia yang
ditawarkan, sebenarnya mampu mendorong sebuah
dinamika perubahan sosial, termasuk perubahan
paradigma agama-agama.
▪ Etika global hadir dalam rangka
memperjuangkan martabat manusia, yang
selama ini dikorbankan.
▪ Permasalahannya, gerakan ideologi cenderung
memunculkan sikap militan yang ada kalanya
destruktif dan menggeser akal sehat ketika
menghadapi kelompok yang berbeda, bahkan
gerakan keagamaan dalam realitasnya sering
menafikan nilai-nilai etika global.
ETIKA GLOBAL
Prinsip-prinsip Etika Global tercantum
dalam empat pedoman yang paten, yakni:
1. Komitmen pada budaya tanpa kekerasan
dan hormat pada kehidupan.
▪ Petunjuk ini dapat ditemukan juga dalam tradisi
keagamaan dan etika kuno yang berbunyi:
Jangan Membunuh atau Hormatilah
Kehidupan.
▪ Petunjuk ini melatkkan dasar yang kuat untuk
menjadi pedoman perilaku etis. Kehidupan
segala makhluk harus dihargai. Bila terjadi
konflik harus diselesaikan tanpa kekerasan.
ETIKA GLOBAL
2. Komitmen pada budaya solidaritas
dan tata ekonomi yang adil.
▪ Petunjuk ini dapat ditemukan juga dalam
tradisi keagamaan dan etika kuno yang
berbunyi: Jangan Mencuri atau
Berusahalah dengan Jujur dan
Adil.
▪ Tidak ada perdamaian dunia tanpa
keadilan global. Perlu ada penghormatan
terhadap hak-milik orang lain.
ETIKA GLOBAL
3. Komitmen pada budaya toleransi dan hidup yang
tulus.
▪ Petunjuk ini dapat ditemukan juga dalam tradisi
keagamaan dan etika kuno yang berbunyi: Jangan
Berbohong atau Berbicaralah dan Bertindaklah
yang sebenarnya.
▪ Petunjuk ini berlaku bagi tiap individu terutama individu
yang bekerja di media massa, para seniman, penulis,
ilmuan, pemimpin negara, politikus, dan tokoh agama.
▪ Petunjuk ini merupakan komitmen untuk menyatakan
kebenaran dan fakta tanpa manipulasi, menyajikan data
yang obyektif.
▪ Mengajarkan ideologi-ideologi yang mengandung nilai
penghormatan pada toleransi.
▪ Semua orang harus belajar berpikir, berbicara, dan
bertindak yang sebenarnya.
ETIKA GLOBAL
4. Komitmen pada budaya kesejajaran hak dan
kerjasama antara laki-laki dan perempuan.
▪ Petunjuk ini dapat ditemukan juga dalam tradisi
keagamaan dan etika kuno yang berbunyi: Jangan
Melakukan Pelanggaran Seksual atau Hormatilah
dan Sayangilah Satu Sama Lain.
▪ Komitmen ini melawan segala tindakan dominasi
jenis kelamin terhadap jenis kelamin lainnya.
Petunjuk ini juga menentang penjerumusan
individu ke dalam ketergantungan seksual
sebagai sarana untuk mempertahankan hidup.
▪ Seksualitas menjadi pembentuk kehidupan yang
efektif jika dilakukan dengan tanggung jawab dan
berdasarkan cinta kasih dalam institusi
pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai