Anda di halaman 1dari 3

MENGHIDUPKSN KEMBALI KAIDAH EMAS (GOLDEN RULE) SEBAGAI UPAYA MEMPERKUAT

MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI MALUKU (suatu tawaran Etika Agama–agama yang Pro-


Hidup)

Judul tulisan ini merupakan suatu tawaran etika sebagai seruan dan imperatif etis yang ada
pada setiap agama-agama besar dunia hingga sistem kepercayaan tradisional. seruan sangat
penting untuk di hidupkan kembali sebagai alat untuk mengajarkan kita pentingnya hidup
saling menghargai dan saling menerima dalam konteks bermasyarakat kita yang multikultural,
yang sering diwarnai dengan berbagai tindakan kekerasan, konflik, bahkan peperangan, baik
pada skala global, rigional, nasional dan lokal, termasuk di Maluku. Dengan seruan-seruan
suci itu, maka sebagai umat beragama kita seharusnya menyadari bahwa bagaimaa
seharusnya kita memperlakukan orang lain yang berbeda di tengah masyarakat multikultural
ini.
 Realitas masyarakat yang di warnai kekerasan dan konflik : persoalan keagamaan
Sejarah umat manusia diwarnai dengan berbagai bentuk kekerasan, konflik, dan
peperangan yang hampir sering terjadi si seluruh belahan bumi ini. Berbagai alasan
pemicu terjadinya kekerasan itu. salah satu hal yang paling sering menjadi pemicunya
yaitu "agama ". hal ini di karenakan teks-teks suci masing-masing agama sering di
tafsirkan dan di pahami secara eksklusif, sehingga menimbulkan penilaian negatif
terhadap kelompok agama lain, sehingga menimbulkan konflik dan kekerasan atas
nama agama. Agama yang seharusnya mengedepankan moral dan etika dalam
memperlakukan sesama manusia secara konstruktif, ternyata di peralat oleh berbagai
kepentingan untuk melakukan tindakan-tindakan destruktif yang merusak
kemanusian.
 Kaidah Emas (Golden Rule): seruan etis agama-agama yang pro hidup
Sebagai suatu pegangan moral bagi tingkah laku manusia, jika sejak lama di telusuri
kemunculannya maka kaidah emas ini telah lama ada. Berikut adalah rumusan
bunyinya:
Treat others the way you would like to be treated
rumusan positifnya yaitu "hendaklah memperlakukan orang lain sebagaiman anda
ingin di perlakukan" sedangkan rumusan negatifnya yaitu "jangan perbuat terhadap
orang lain, apa yang anda sendiri tidak inginkan akan diperbuat terhadap diri anda"
 Menghidupkan kembali Kaidah Emas (golden rule) dalam praktik bermasyarakat
multikultural di Maluku
Manusia sebagai makluk sosial tidak dapat hidup sendirian melainkan membutuhkan
orang lain dan selalu berelasi dengan orang lain. Manusia hidup berhubungan dengan
orang lain, bukan hanya dalam ikatan (keluarga), atau ikatan kekerabatan (misalnya
desa), tetapi juga yang tidak memiliki ikatan apapun (misalnya kota hingga
bangsa/negara). Dalam masyarakat yang semakin kompleks mereka yang saling
berhubungan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Kumpulan
masyarakat itu disebut masyarakat multikultural.
Masyarakat Maluku merupakan masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang
sosial, dimana sangat rentan terhadap timbulnya perpecahan dan konflik karena
berbagai sebab, teristimewa karena isu agama. Agama dapat menimbulkan emosi dan
fanatisme religius, sehingga para penganutnya dapat mengorbankan apapun untuk
mempertahankan keyakinannya terhadap kebenaran ajaran agamanya. Realita yang
sering terjadi yaitu, ada orang maupun sekelompok orang yang melakukan tindakan
kekerasan mengatasnamakan agama.
Realitas seperti itu sebagai tokoh agama maupun cendekiawan sudah menjadi
tangung jawabnya untuk melihat hal tersebut. tugasnya yaitu menghadirkan wajah
agama yang penuh perdamaian dan manusiawi.

Untuk menghidupkan, mengaktualkan, dan memfungsikan kaidah emas di masa kini,


khususnya konteks orang Maluku yang multikultural, maka peran institusi keagamaan adalah
sangat penting dan strategis. Ini di karenakan kaidah emas sebagai modal religius tersebut
lahir dari ajaran agama, di hadirkan oleh institusi keagamaan yang bertangung jawab atas
agamanya masing-nasing.
Teks-teks suci pada masing-masing kitab suci yang mengandung pesan-pesan perdamaian,
mengajak umat tiap agama untuk menerima mereka yang berbeda dan yang pro-hidup, yakni
yang menghargai sesama manusia dan membela kehidupan manusia. Harus lebih di gali lagi,
dipromosikan, dan bahkan di ajarkan penganut setiap agama, yang akan memahami dan
mempraktikan pesan teks-teks suci dalam mempraktekan gaya hidupnya.

 Tangapan saya
Untuk menghidupkan kaidah emas yang pro-hidup, dimana sudah lama ada dalam
hidup setiap umat beragama, seharusnya di tanamkan proses penafsiran ulang teks-
teks suci setiap agamanya. Dan hal ini harusnya di lakukan oleh para rohaniawan yaitu
menafsir ulang teks-teksnya, karena perspektif orang awam yang sudah lama salah ini,
yaitu tentang kebenaran ajaran agamanya harus di betulkan kembali. Agama
seharusnya mwnjadi swsuatu yang mengajarkan kita tentang bagaimana harusnya kita
hidup dalam konteks multikultur yaitu memiliki latar belakang berbeda dengan saling
menerima dan menghargai setiap perbedaan yang ada pada orang lain, ataupun
ajaran agamanya.
Contoh satu tindakan yang menggambarkan bahwa setiap orang harusnya mengjargai
perbedaan orang lain yaitu, ketika salah seorang melakukan kesalahan padamu maka
yang harusnya kau lakukan bukan menghakiminya tanpa memberikan kesempatan
untuk menjelaskan tentang alasannya, tetapi haruslah di berikan kesempatan itu.
Itulah yang mencirikan orang-orang yang beretika.
Agama seharusnya juga menerapkan kebiasaan seperti itu, jika hanya untuk
menunjukan siapa yang lebih benar atau siapa yang salah maka untuk apa agama
berbicara tentang Allah yang baik itu, jika untuk menerima perbedaan saja tidak bisa.
Pada akhirnya kita kembali kepada hakekat dari Golden Rule itu sendiri yaitu jika di
pandang dari sisi positifnya maka jika kita ingin orang lain memperlakukan kita dengan
baik maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik, ataupun dari
pandangan negatifnya yaitu yang tidak ingin orang lain lakukan terhadap anda maka
jangan lakukan hal itu kepada orang lain. jadi lewat hakekatnya saja sudah sangat jelas
bagaimna seharusnya kita membangun relasi dengan sesama kita di tengah-tengah
konteks masyarakat kita yang majemuk.
ETIKA KRISTEN
Kaidah Emas (Golden Rule)

Nama : Lisela Ohara Rahadat


Npm : 12175201180042

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


Fakultas Teologi
Program Studi Tilsafat Keilahian
2019

Anda mungkin juga menyukai