Anda di halaman 1dari 13

KERAJAAN ALLAH DAN KEMISKINAN

I. PENDAHULUAN
Kemiskinan adalah sebuah masalah dalam dunia secara menyeluruh. Kemiskinan
dipandang sebagai suatu masalah yang perlu ditangani secara mendalam. Dalam dunia ini,
banyak orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer dan juga kebutuhan
sekundernya. Oleh karena itu, muncullah istilah orang miskin atau dalam bahasa sekarang
dikenal dengan istilah Pra Sejahtera.
Kemiskinan merupakan salah-satu masalah yang kompleks sehingga penyebab
kenaikan jumlah penduduk miskin sesungguhnya sangat banyak dan bermacam-macam.
Kemiskinan pada dasarnya adalah ungkapan untuk menunjukan suatu keadaan tidak
terpenuhinya kebutuhan pokok dan pendapatan juga yang masih rendah. Demikian halnya
orang yang dianggap miskin adalah gelandangan, pengemis, buruh harian dan sebagainya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskian memiliki beberapa faktor penyebab
antara lain, yang pertama, kemiskinan itu terjadi karena ketidakmampuan seseorang untuk
bekerja dan tingkat pendidikan yang rendah. Kedua, kemiskinan itu terjadi karena Struktur
yang menindas atau biasanya disebut dengan kemiskinan struktural.Mereka adalah orang-
orang yang miskin dan tetap miskin karena struktur masyarakat yang menindas atau yang
timpang serta yang tidak menguntungkan bagi golongan yang lemah.
Dari konsep diatas maka kita dapat mengetahui bahwa ada banyak faktor terjadinya
kemiskinan maka tanggungjawab kita adalah menghadirkan kerjaan Allah ditengah
kehidupan mereka.
Kerajaan Allah telah terjadi perkembangan dari zaman Perjanjian Lama sampai
kepada Perjanjian Baru atau sampai masa Yesus. Dalam perkembangan Perjanjian Lama,
Kerajaan Allah awalnya dipahami secara ekslusif bahwa Allah adalah Allah bangsa Israel
saja. Tetapi kemudian, pemahaman Kerajaan Allah berkembang lebih terbuka bahwa Allah
dapat memakai bangsa-bangsa lain untuk menyatakan kuasa-Nya. Dalam dimensi yang
universal ini, pemahaman ini berkembang dalam aspek eskatologi yaitu pemerintahan Allah
belum termanifestasi di dalam dunia ini di masa kini, tetapi di masa depan.Pengharapan
eskatologi tersebut dikembangkan di dalam satu petunjuk apokaliptik, dimana pemerintahan
Allah yang Baik dapat diwujudnyatakan dalam realitas dunia tentang kejahatan dan
penderitaan. Perkembangan kemudian, Kerajaan Allah sebagai realitas yang hadir dan efektif
dimanapun, melalui ketaatan dan kesetiaan penuh pada hukum-hukum Allah.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus sangat sadar sepenuhnya tentang gagasan Kerjaan
Allah dimana Allah dipahami dan diyakini sebagai raja yang kekal, yang pemerintahannya
diwujudkan di masa kini melalui kesediaan manusia untuk menerima dan menaklukkan diri
di bawah kehendak Allah, maupun dimensi eskatologi dari gagasan tersebut. Kerajaan Allah
yang hadir di dalam dan melalui Yesus Kristus dan pelayanan-Nya, diterima oleh manusia,
sebagai anugerah Allah, di masa kini. Untuk itu, dibutuhkan kerendahan hati dan kesediaan
untuk menaklukkan diri di bawah pemerintahan Allah melalui ketaatan terhadap perintah
Yesus.
Paper ini mencoba untuk mendialogkan kedua konsep tersebut bagaimana Kerajaan
Allah itu dapat diwujudnyatakan dalam realitas kehidupan khususnya kemiskinan. Dalam
paper ini pandangan/pendapat dari anggota jemaat menjadi bahan analisa untuk menjawab
hal di atas.

II. DESKRIPSI DATA


II.1 Realitas Kemiskinan di Indonesia dan Maluku
Jumlah penduduk miskin di Maluku pada Maret 2019 tercatat sebanyak 317,69 ribu jiwa
(17,69%), dan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di September 2018
mengalami penurunan sebanyak 0,15 ribu jiwa. Dari sisi presentasi tingkat kemiskinan di
Maluku pada maret 2019 juga mengalami penurunan sebesar 0,16 poin, “kata BPS Provinsi
Maluku, Dumanga Hutauruk di Ambon, senin. Peran komuditi terhadap garis kemiskinan
jauh lebih besar dibandingkan dengan bukan makanan (peruman, sandang, pendidikan dan
kesehatan). Dikatakan pada periode September 2018 sampai dengan maret 2019indeks
kedalaman mengalami peningkatan sedangkan indeks keparahan kemiskinan mengalami
prnurunan. Tingkat kemiskinan atau presentase penduduk miskin pada periode maret 2014-
maret 2019 menunjukan tren yang semakin menurun dari waktu ke waktu, kecuali dari
September 2014 sampai dengan maret 2015 dan maret 2016 sampai September 2016. Namun
bila dibandingkan dengan periode September 2018 sampai maret 2019 terjadi penurunan
presentase kemiskinannya sebesar 0,16%.
Dalam 5th terakhir (maret 2014-maret 2019) presentase penduduk yang rata-rata pengeluaran
perbulannya dibawah garis kemiskinan atau yang disebut penduduk miskin berkurang sebesar
1,44%.1
II.2 Pandangan Jemaat Tentang Kerajaan Allah dan Kemiskinan2
Ibu IK dan Ibu NH ialah orang yang diwawancarai oleh kelompok kami untuk
mendapatkan informan tentang Apa itu kemiskinan?Apakah situasi miskin itu karena Takdir
atau karena yang lain? Apa itu kerajaan Allah dan bagaimana hubungan Kerajaan Allah dan
kemiskinan? Apakah orang miskin dapat masuk Kerajaan Allah itu? Apakah Kerajaan Allah
adalah milik orang-orang miskin? Apakah orang kaya tidak masuk Kerajaan Allah?
Bagaimana pandangan mereka tentang teks Matius 5:3 yang mengatakan bahwa
1
Dikutip dari https://www.google.com/amp/s/ambon.antaranews.com/amp/berita/63682/jumlah-penduduk-
miskin-di-maluku-maret-2019-turun. Pada selasa, 11 Februari 2020, Pukul 11.35
2
Wawancara dilakukan pada hari sabtu, 8 Februari 2020, Pukul 20.34 WIT.
berbahagialah orang miskin karena engkaulah yang empunya Kerajaan Sorga? dan
pandangan mereka tentang Lukas 19:24 yang mengatakan bahwa orang kaya sukar masuk
Kerajaan Surga?
Kemiskinan menurut ibu NH adalah suatu keadaan yang kurang dari segi keuangan
(ekonomi). Artinya seseorang dikatakan miskin jika dia tidak memiliki banyak uang. Dan
menurut Bpk TL, kemiskinan ialah orang yang hidup di bawah garis standar rata-rata
(kemiskinan). Iti berarti bahwa orang yang benar-benar dianggap tidak layak, kemudian
terpuruk. Pertanyaan kedua, adalah sebuah pertanyaan yang memiliki tanggapan yang sama.
Ibu NH mengatakan bahwa dia berasal dari kehidupan yang notabenenya dapat dikatakan
sebagai miskin tetapi ia berusaha untuk keluar dari lingkaran kehidupannya dengan cara ia
membuka usaha-usaha kecil, seperti jualan jajanan-jajanan. Menurutnya, langkah yang
diambil adalah sebuah terobosan untuk keluar dari zona yang seperti itu (miskin). Oleh sebab
itu, ia mengatakan bahwa hidup miskin itu dapat diubah dan bukanlah sebuah takdir.
Walaupun menurut beliau untuk mengubah keadaan seperti itu adalah persoalan yang tidak
mudah tetapi menurutnya keadaan itu dapat diubah. Bpk TL mencoba untuk mengatakan
faktor-faktor lain yang menurut beliau adalah sebagai faktor penyebab seseorang miskin. Ia
mengemukakan bahwa salah-satu faktor seseorang miskin itu juga karena adanya tindakan
diskriminasi bagi mereka, sehingga keinginan untuk seseorang memperbaiki kehidupannya
menjadi sangat sulit karena tindakan tersebut. Ia kemudian mencoba untuk menjelaskan hal
kalau terjadinya kemiskinan karena seseorang itu dia malas, dan acuh dengan keadaannya.
Menurut Bpk TL Kerajaan Allah adalah sebuah tempat yang akan didapati oleh umat
yang percaya ketika telah meninggal hal ini sama halnya dengan kerajaan Sorga.
Menurutnya, kerajaan Allah adalah sebuah tempat. Hal ini memiliki kesamaan dengan ibu
NH yang mengatakan bahwa kerajaan Allah adalah sebuah tempat yang nantinya akan
dipenuhi dengan kesenangan; tidak ada penderitaan dan kesusahan disana; semua orang yang
hidup berlimpah dengan kesenangan. Kedua narasumber ini kemudian memiliki pendapat
yang sama mengenai posisi atau keterkaitan antara kemiskinan dan kerajaan Allah. Menurut
mereka berdua orang miskin dapat dan pasti masuk kerajaan Allah atau kerajaan Sorga. Hal
ini didasari dalam teks Matius 5:3. Mereka beranggapan bahwa itu adalah perkataan Yesus
dan pasti akan terjadi bahwa orang miskin akan masuk kerajaan Allah/Surga. Hal ini didasari
mereka dengan anggapan mereka diawal bahwa miskin itu keadaan yang tidak punya apa-apa
sehingga mereka selalu bersandar dan berserah kepada Tuhan namun juga ada pandangan
mereka yang mengatakan bahwa itu adalah tulisan Alkitab dan itu pasti adalah sebuah
kebenaran, sehingga mereka melanjutkan bahwa orang kaya sukar masuk kerajaan
Allah/Surga. Hal ini karena orang kaya itu hanya memperhatikan harta-benda yang ia miliki
sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan sesama dan Tuhan. Anggapan mereka yang
kedua adalah karena orang Kaya adalah orang yang kikir walaupun tidak semuanya
demikian. Hal ini sangat nampak dari proses perayaan Natal yang dimana orang kaya
pintunya sering ditutup dan tidak mau untuk menerima tamu untuk bersilahturahmi. Oleh
sebab itu, mereka sukar masuk kerjaan Allah/Surga. Hal berikut yang mendasari mereka juga
adalah dari teks Alkitab yang mengatakan bahwa “Orang Kaya sukar masuk kerajaan
Surga”(bnd. Luk.19:24 ). Teks ini mereka pahami secara harfiah.
Menurut salah satu dari narasumber di atas,ia mengatakan bahwa kepedulian
pemerintah kepada mereka masih sangatlah rendah. Ia seringkali tidak mendapat sentuhan
dari pemerintah dalam hal ini bantuan-bantuan yang dapat membantu kebutuhan mereka
(pangan)

ANALISIS DAN INTEPRETASI TEKS


III.1 Analisis
Definisi kemiskinan menurut beberapa ahli:
1. Benyamin White3 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kemiskinan adalah
perbedaan kriteria tingkat kesejahteraan masyarakat dari satu wilayah dengan
wilayah lainya.
2. Parsudi Suparlan4 mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan.
3. Dalam konteks politik, John Friedman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu
ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan basis kekuatan sosial.
4. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup
layak (BPS dan Depsos, 2002).
5. Banawiratma, mendeskripsikan kaum miskin dengan menyebutkan sebagai berikut:
Kaum miskin adalah mereka yang secara sosial dikucilkan, bergantung kepada orang
lain, terbuang, secara kultural mereka ditundukkan, secara fisik mereka cacat, secara
psikologis tersiksa.

Bentuk-bentuk kemiskinan menjadi beragam ketika dilihat dari sudut pandang yang
berbeda-beda. Jika dilihat dari sudut pandang pendapatan, kemiskinan dibagi menjadi dua
antara lain:

3
illon H.S dan Hermanto, Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah Krusial Global, (Jakarta: LP3ES, 1993),
hlm. 10.
4
Parsudi Suparlan,Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993),hlm. x.
1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan,
papan, dan pendidikan
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan
masyarakat sekitarnya5.

Jika dilihat dari sisi penyebabnya, kemiskinan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya, sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
2. Kemiskinan struktural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan
oleh sistem pembangunan yang tidak adil dan juga disebabkan oleh faktor-faktor
rekayasa manusia6.
Kemiskinan tidak hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan
pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang,
dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di
dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti
akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-
kebutuhan hidup, antara lain ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.
Aspek Pendidikan
Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan kepribadian, kemajuan ilmu,
kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan
terhadap pendidikan memang sangat merugikan sekali karena telah menghilangkan
pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit yang
belum mengenal pendidikan.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.

5
Soedjatmoko, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, (Jakarta: LP3ES, 1995), hlm. 157.
6
Soedjatmoko, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, (Jakarta: LP3ES, 1995), hlm. 157.
Dari definisi diatas, dapat dilihat beragam pemahaman tentang kemiskinan. Dari hasil
wawancara, narasumber kami juga memiliki pemahaman yang selaras dengan pendapat para
ahli diatas. Misalnya, tindakan dari NH yang berusaha membuka usaha. Guna memperbaiki
taraf kehidupannya. Penyebab yang dikemukakan oleh para ahli juga memiliki kesamaan
dengan narasumber yang mengatakan bahwa kemiskinan bukanlah sebuah takdir namun ada
faktor-faktor lain yang mengakibatkan, salah-satunya adalah karena struktur yang menindas.
Hal ini sama dengan pandangan para ahli yang mengatakan bahwa kemiskinan itu disebabkan
karena sistem pembangunan yang tidak adil dan juga disebabkan oleh faktor-faktor rekayasa
manusia atau disebut dengan istilah kemiskinan struktural.

III.2 Intepretasi Teks


III.2.1 Orang Miskin dalam Dunia Perjanjian Lama
Kata yang paling banyak muncul untuk “Orang Miskin” dalam Perjanjian Lama
adalah ani; kata ini dipergunakan 77 kali terutama dalam Kitab Mazmur disebutkan sebanyak
29 kali7. Kata ani secara harafiah berarti orang yang membungkuk, yang hidup dalam
keadaan rendah. Dia harus memandang ke atas, bila berhadapan dengan orang yang lebih
tinggi.Kata yang saling berdekatan dengan kata ani adalah anaw. Walaupun kata-kata ini
sekali-kali digunakan seolah-olah mempunyai makna yang sama, namun kata anaw
cenderung kurang bersifat materialistis. Sang anaw adalah orang yang merasa dirinya kecil di
hadapan Allah. Kata anaw di dalam Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 18 kali
diantaranya 11 kali dalam Kitab Mazmur8.
Amos 4:1-12 adalah sebuah kritikan Amos terhadap tindakan ketidakadilan yang
terjadi pada zaman itu. Kitab Amos merupakan salah-satu dari kitab nabi-nabi kecil dalam
Perjanjian Lama. Nubuat nabi Amos di suarakan di Israel Utara dan nubuat tersebut
merupakan pesan hukuman bahwa kerajaan Israel Utara akan hancur oleh karena praktek
keagamaan yang sangat bertolak belakang dengan perilaku dalam hidup bermasyarakat. Nabi
Amos bernubuat pada masa pemerintahan Raja Uzia di Yehuda (787-736 sM), dan Raja
Yerobeam II di Israel Utara (787-747 sM)9.
Nubuat-nubuatnya sampaikan di Israel Utara dengan konten yang sangat keras. Pada
masa itu situasi kerajaan sedang mengalami kemakmuran yang luar biasa baik. Sehingga
masa kemakmuran itu juga bisa disebut sebagai masa kejayaan atau masa keemasan dari
Israel Utara. Kemakmuran yang dirasakan meliputi hampir di segala sektor atau bidang
kehidupan dan dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kemakmuran dapat dipandang sebagai
7
Boerma, Conrad, Dapatkah Orang Kaya Masuk Surga?: Usaha Memerangi Kemiskinan Berdasarkan Alkitab,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 11.
8
Boerma, Conrad, Dapatkah Orang Kaya Masuk Surga?: Usaha Memerangi Kemiskinan Berdasarkan Alkitab,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 12.
9
Robert B. Coote, Amos Among The Prophets:Composition and Theology (Philadelphia: Fortress
Press,1981), hlm. 20.
sesuatu yang positif. Akan tetapi, kemakmuran dan kemajuan itu tidak dirasakan secara
menyeluruh namunhanya orang-orang elit atau orang-orang kaya yang dapat merasakan hal
tersebut dan mereka juga mendapatkannya dengan cara yang tidak adil dan curang 10. Amos
sendiri juga menjumpai ketidakadilan yang marak dalam masyarakat; perdagangan
internasional yang luas untuk keuntungan orang kaya; praktik-praktik bisnis yang penuh
tipuan terhadap orang-orang miskin yang tak berdaya, dan juga merampas tanah mereka11.
Nabi Amos juga menghadapi masalah sosio-religius yang dialami oleh bangsa Israel
Utara yakni adanya ketidakadilan kaum elite politik dan juga praktek ibadah Israel yang
tidak berkenan bagi Allah. Amos melihat ketidakadilan yang dilakukan oleh bangsa Israel
sebagai hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ditambah lagi dengan hidup mereka
tidak mencerminkan nilai religius. Sekalipun mereka melakukan taat dalam tradisi-tradisi
keagamaan namun mereka selalu memeras orang-orang miskin. Sehingga orang-orang yang
termarjinal itu semakin menderita dalam kelaparan akibat pemerasan dan ketidakadilan yang
dilakukan oleh bangsa Israel. Oleh karena itu, nabi Amos berani menyuarakan kebenaran di
tengah-tengah ketidakadilan. Agar orang-orang miskin atau yang termarjinal yang tidak
dianggap dalam masyarakat, mereka bisa merasakan keadilan dan kesejahteraan, karena
semua manusia sama-sama ciptaan Tuhan, dan semua manusia memiliki nilai yang sama pula
di hadapan Tuhan, dan semua manusia sangat berharga di mata Tuhan. Penegasan ini yang
dilakukan oleh nabi Amos. Supaya bangsa Israel Utara cepat berbalik dari kejahatan mereka
dan segera bertobat untuk menegakan keadilan.
Realitas yang di terjadi pada masa Israel Utara juga masih terjadi pada masa kini.
Masih ada yang merasa miskin karena terjadinya ketidakadilan atau kemiskinan secara
stuktural. Salah-satu narasumber di atas juga mengemukakan realita yang dialami bahwa
kemiskinan yang dia alami juga merupakan tindakan diskriminasi yaitu contoh ketika
adiknya ingin bekerja pada salah-satu insitusi pemerintah namun keinginan itu terkendala
karena ia harus membayar sejumlah uang, yang tidak mampu dibayarnya. Padahal itu bukan
persyaratan mutlak, tetapi hanya sebagai sogokan. Hal ini ingin menunjukan kepada kita
bahwa kemiskinan karena ketidakadilan atau kemiskinan struktural itu masih terjadi.

III.2.2 Orang Miskin dalam Dunia Perjanjian Baru (Yesus)


Persoalan kemiskinan ini terus berlanjut sampai zaman Perjanjian Baru. Yesus adalah
salah-satu tokoh yang hidup dalam realitas kemiskinan itu. Kemiskinan yang dihadapi oleh

10
Ludji, Barnabas,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2(Bandung: BMI, 2009), hlm. 52.
11
Bergant, Dianne., Robert J. Karris,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 655-
656.
Yesus tidak hanya miskin ekonomi juga menghadapi kemiskinan secara sosial, politik dan
juga religius12 yang biasanya disebut sebagai anawim.13
Yesus dalam konteks itu, juga memberikan perhatian kepada orang miskin. Perhatian
Yesus terlihat dalam proses pelayanannya.14 Dalam proses inilah biasanya kita sebut sebagai
Kerajaan Allah bagi orang miskin dan melalui Yesus, pekerjaan pemberitaan Kerajaan Allah
itu dilakukan.
Perhatian kepada orang miskin; orang tidak berdaya tanpa pertolongan adalah wujud
dari cinta kepada sesama manusia. Dalam Lukas 10:25-37 Yesus mendefenisikan sesama itu
sebagai orang yang tidak berdaya; yang telah dipukul dan telah dtitinggalkan setengah mati.
Menurut Banawiratma, dalam orientasi tiu dapat dikatakan bahawa, jika seorang itu tidak
peduli dengan sesame yang miskin maka ia juga tidak peduli dengan Allah dan dia sama
dengan Atheisme Praksis.
Dalam beberapa proses pemberitaan Yesus seringkali ia menghubungkannya dengan
orang yang miskin. Misalnya tentang Zakheus yang diperintahkan untuk mengembalikan
harta orang yang telah dia peras itu. Hal tersebut merupakan salah-satu tanda kepedulian
Yesus dengan orang miskin.
Persitiwa kematian Yesus juga adalah salah-satu alternatif baru yang dipakai oleh
Yesus untuk mengatasi persoalan kemiskinan. Yesus mati di kayu salip adakah sebuah tanda
bahwa Dia termiskin dari antara kaum miskin15. Namun Allah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati. Hal ini juga harus menjadi tanda agar orang-orang miskin juga harus
dibebaskan dari kemiskinannya mereka.

Matius 5:3 adalah sebuah teks yang biasanya yang digunakan untuk mengatakan
bahwa Yesus turut memperdulikan sesama-Nya yang miskin. Matius 5:3 “Berbahagialah
orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Allah”.

Tidak mengeherankan jika untuk berbicara dengan kebahagiaanmulai dengan


mengatakan “Berbahagialah” sedangkan untuk kata miskin perlu untuk didalami lebih jauh
dan pendalam ini akan dilakukan dua cara.

Kata miskin dalam ungkapan Yesus ini menggunakan kata pthokos. Dalam bahasa
Yunani terdapat dua ungkapan untuk menggambarkan kata miskin. Kata yang ke-satu adalah
penes yang menunjuk kepada orang yang harus bekerja untuk memperoleh nafkah hidup dan
kata penes ini biasanya digunakan oleh masyarakat Yunani utnuk menyebut orang yang
autodiakonos, yaitu orang-orang yang mencari keperluannya melalui tangan dan tenaganya

12
J, B, Banawiratma., J, Muller, Berteologi Sosial Lintas Ilmu, (Yogayakarta: Kanisius, 1993), hlm. 132.
13
Josef, Widiatmadja,Yesus dan Wong Cilik, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), hlm. 20.
14
Josef, Widiatmadja,Yesus dan Wong Cilik, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), hlm. 26.
15
J, B, Banawiratma., J, Muller, Berteologi Sosial Lintas Ilmu, (Yogayakarta: Kanisius, 1993), hlm. 133.
sendiri.16 Namun dalam teks kita bukanlah memakai kata penes melainkan memakai kata
pthokos. Pthokos adalah ungkapan yang menerangkan bahwa kemiskinan mutlak dan yang
mengharukan dan kata ini memiliki hubungan erat dengan kata ptossein yang berarti
membungkuk atau berjongkok. Oleh sebab itu, kata ini ingin menakankan bahwa miskin yang
dimaksud adalah miskin yang tidak punya apa-apa dan hal ini berbeda dengan arti dari kata
penes tersebut. Namun, yang harus diingat adalah bahwa kata ungkapan miskin yang
disampaikan di bukit itu bukanlah memakai bahasa Yunani melainkan memakai bahasa
Aram.

Dalam bahasa Ibrani kata yang merujuk pada kata miskin adalah ani dan ebion yang
menerangkan bahwa keadaan hidup yang tidak memiliki apa-apa atau harta benda di dunia
dan menaruh kepercayaannya penuh hanya kepada Allah.Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa orang-orang miskin adalah orang-orang yang mengetahui bahwa harta benda tidak
memiliki makna apa-apa namun hanya Allah yang mempunyai segala sesuatu.

Ucapan tentang orang miskin ini juga bertujuan untuk memberi kekuatan kepada
mereka agar supaya mereka tabah menanggung penderitaan mereka, sebab kedatangan Tuhan
Yesus ke dunia menjadi tanda bahwa Tuhan berada dipihak mereka dan sedang bekerja untuk
membebaskan mereka dari penderitaan. Orang-orang miskin juga adalah orang-orang yang
berbahagia karena di dalam kemiskinannya mereka bergantung hanya kepada Tuhan. Oleh
karena itu, Tuhan sendirilah yang sedang bekerja melepaskan mereka dari beban kemiskinan
yang mereka pikul.Inilah makna dari kerajaan surga, yaitu suasana di mana semua orang
termasuk para miskin merasakan pemerintahan Tuhan yang berkeadilan.17

III. TRANSFORMASI TEOLOGI


Ungkapan Yesus dalam Matius 5:3 bukanlah ungkapan yang menghendaki kita untuk
tetap hidup dalam kemiskinan dan juga bukanlah berarti bahwa orang kaya sukar masuk
kerajaan Allah. Pemahaman tentang gereja yang mendahulukan orang miskin bukan berarti,
bahwa gereja dan Yesus selaku kepada gereja menolak orang kaya. Yesus juga turut
menerima kekayaan itu sebagaimana perumpamaan talenta namun yesus juga inginkan agar
dengan kekayaan itu kita mampu menyeimbangkan hidup kita dengan sesama.
Salah-satu model yang dikembangkan oleh Yesus juga adalah manusia baru, yakni
manusia yang penuh dengan persaudaraan. Orang kaya juga dapat menemukan dan
menyalurkan kerajaan Allah itu. Kerajaan Allah itu dapat terwujud bagi mereka jika mereka
ikut menjembatani jurang yang memisahkan antara yang kaya dan yang miskin itu.

16
William, Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Pasal 1-10, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003), hlm. 149.
17
Ajaran Gereja GPM
Dalam Injil, kita menemukan Lukas 19:1-10 tentang Zakheus yang kaya yang
berjumpa dengan Yesus dan mengubah hidupnya. Pada teks itu dikatakan bahwa Yesus ingin
menumpang di rumahnya Zakheus. Menurut hemat kelompok, ini salah-satu cara yang
dipakai Yesus untuk memberantas kemiskinan. Yaitu dengan cara, membimbing orang kaya
untuk bertobat dan dapat kembali ke jalan yang baik. Sikap Yesus ini adalah sebuah kritikan
untuk mendorbrak konteks yang penuh penganiyaan dan juga kepemimpinan yang menindas
kaum yang lemah atau dengan kalimat lain sturktur yang menindas itu. Oleh sebab itu, Yesus
hadir sebagai transformator untuk mengubah struktur masyarakat saat itu. Yesus hadir dan
menumpang di rumah Zakheus adalah sebuah upaya pembimbingan yang dipakai Yesus agar
dapat membimbing Zakheus untuk bertobat dari jalan yang salah itu yaitu jalan yang terus
meindas hak para janda dan juga anak yatim piatu. Akhirnya, Zakheus bertobat dan
mengembalikan harta orang kepada pemilik mereka yang pernah dirugikan seperti janda dan
anak yatim piatu.
Bagi Conrad, Allah tidak akan berpihak bagi orang-orang kaya jika dengan
kekayaannya itu orang lain menjadi miskin. Bahkan bagi Julio hal tersebut melanggar otoritas
Yesus. Bagi Julio, Yesus menginginkan agar kita tidak mengabdi bagi dua tuan. Kekayaan
yang telah kita dewakan itu akan menjadi perusak hubungan kita dengan sesama. Uang juga
melambangkan suatu nafsuh manusia yang memperbudak dan memerintah. Sebagai suatu
symbol, uang menunjukan kekuatan yang salah bertentangan dengan otoritas Yesus.
Keberpihakan Allah/Kerajaan Allah itu akan dirasakan oleh orang kaya apabila
kekayaan yang dia punya digunakan sebagai alat untuk memuliakan Tuhan. Karena itu,
kekayaan haruslah diperoleh dengan tidak membuat sesama kita menjadi sengsara namun
kekayaan yang kita dapat itu harus digunakan untuk melayani sesama, sebab kesitulah
Kerajaan Allah itu nyata.
Hal ini terlihat berbeda dengan pandangan jemaat tentang apakah orang kaya dapat
masuk kerajaan surga?. Para narasumber beranggapan bahwa mereka sukar masuk kerajaan
Surga hal ini karena alasan-alasan yang telah dikemukakan yaitu: Orang Kaya adalah orang
yang kikir dan juga terdapat dalam teks Alkitab. Oleh sebab itu, pandangan ini haruslah
diubah dengan alasan bahwa orang kaya akan dapat merasakan Kerajaan Allah/Surga itu dan
milik orang seama. jika apa yang dimiliki olehnya itu digunakan demi kemuliaan nama
Tuhan dan juga kekayaan yang dia punya itu untuk melayani sesama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ajaran Gereja (Hasil Keputusan Sidang Sinode ke-38 GPM, 2016)


2. Banawiratma, J.B dan Muller. J.,Berteologi Sosial Lintas Ilmu, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1993).
3. Bergant, Dianne., Robert J. Karris,Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. (Yogyakarta: Kanisius,
2006).
4. de Santa Ana, Julio., Good News tothe Poor, (Maryknoll/New York:
OrbisBooks,___).
5. https://maluku.bps.go.id
6. Illon H.S dan Hermanto, Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah Krusial Global,
(Jakarta: LP3ES, 1993).
7. Ludji, Barnabas,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2 (Bandung: BMI, 2009)
8. Parsudi Suparlan,Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993).
9. Robert B. Coote, Amos Among The Prophets:CompositionandTheology
(Philadelphia: FortressPress,1981).
10. Soedjatmoko, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, (Jakarta: LP3ES, 1995).
11. Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 Maret 2019, Pukul 16.45 WIT.
12. Widyatmadja. J. P, Yesus dan Wong Cilik, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010).
13. William, Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Pasal 1-10, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003), hlm. 149.

TUGAS TEOLOGI KONTEKSTUAL ALKITABIAH II

“ Kerajaan Allah dan Kemiskinan “

Di Susun Oleh Kelompok IV:


THERESA KAIMAREHE

FRISKILIA MATTINAHORUW

JIMI MAWETARZ

BERNHARD MARANTIKA

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS TEOLOGI

2020

Anda mungkin juga menyukai