Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN

Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial


pada Stroke
Indra Gunawan Affandi, Reggy Panggabean
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Hasan Sadikin
Bandung, Indonesia

ABSTR
PENDAHULUAN AK
Tekananintrakranial
Tekanan intrakranial adalah
adalah tekanan
tekanandi di
dalam ruang tengkorak yang dinamis dan fluktuatif yang dipengaruhi oleh cairan serebrospinal,
jaringan
dalam ruangotak dan darah
tengkorak (doktrin
yang Monro-Kelly). Peningkatan tekanan intrakranial bisa terjadi pada stroke infark ataupun stroke
dilindungi
dariperdarahan. Artikel
tekanan luar. ini membahas
Tekanan ini dinamikmengenai
dan gejala dan tanda peningkatan tekanan intrakranial, kondisi pada stroke infark dan stroke
perdarahan, serta tatalaksana farmakologis
berfluktuatif secara ritmis mengikuti siklus dan non-farmakologis.
jantung, respirasi, dan perubahan proses
Kata Kunci:
fisiologis tubuh; Doktrin
secara Monro-Kelly, stroke, tekanan intrakranial
klinis bisa diukur
dari tekanan intraventrikuler,
intraparenkimal, ruang subdural, dan
ABSTR
epidural. Pengukuran kontinu pada satu ACT
kompartemen intrakranial akan
Intracranial pressure is the pressure
memperlihatkan perubahan fisiologis dan in the skull that is dynamic and volatile influenced by cerebrospinal fluid, brain tissue and blood (the
doctrine Monro - Kelly). Increased
patologis ruang dalam tengkorak dari waktu intracranial pressure can occur in stroke infarction or stroke hemorrhage. This article discusses the
symptoms and signs, the conditions
ke waktu, yang diperlukan untuk dasar on the stroke infarction and hemorrhage stroke and administration of pharmacological and non-
pharmacological. Indra Gunawan
pengelolaan pasien dengan peningkatan and Reggy Panggabean. Management of HIgh Intracranial Pressure in Stroke.
tekanan intrakranial. 1,2
Gambar 1 Doktrin
Keywords: Doctrine Monro – Kelly, intracranial pressure, strokeMonro-Kelly

Alexander Monro dan George Kellie TTIK (Tekanan Tinggi Intrakranial) dapat PRINSIP-PRINSIP TEKANAN
menyebutkan bahwa otak, darah, dan cairan mengakibatkan kerusakan otak melalui INTRAKRANIAL
serebrospinal (CSS) merupakan komponen beberapa mekanisme. Yang utama adalah efek
yang tidak dapat terkompresi, peningkatan TTIK terhadap aliran darah otak. Mekanisme Kranium terdiri dari beberapa artikulasi
salah satu komponen ataupun ekspansi massa kedua adalah akibat pergeseran garis tengah tulang-tulang multipel yang didasari sutura
di dalam tengkorak dapat mengakibatkan otak yang menyebabkan distorsi dan herniasi kartilaginosa dalam membentuk kalvaria.
peningkatan tekanan intrakranial, teori ini jaringan otak. 1,4 Ruang kranial dan spinal dihubungkan melalui
lebih lanjut disebut doktrin Monro-Kellie.1,3,4 foramen magnum. Kavitas tengkorak
dibagi

Alamat Korespondensi email: dr.indra1711@gmail.com

CDK-238/ vol.43 no.3, th. 1


TINJAUAN PUSTAKA

dua kompartemen oleh tentorium serebeli,


yaitu kompartemen supratentorial dan
infratentorial. Kedua ruang ini berhubungan
melalui insisura tentorial atau tentorial
notch. Daerah supratentorial terdiri dari fosa
anterior dan fosa media. Daerah
infratentorial terdiri dari fosa posterior.
Falks serebri yang merupakan struktur
sagital membagi kompartemen
supratentorial menjadi dua bagian.5

Tekanan intrakranial adalah tekanan yang


terdapat pada otak dan cairan serebrospinal.
Tubuh memiliki berbagai mekanisme
Gambar 2. Kompensasi tekanan intrakranial (TIK). Kondisi normal ruang intrakranial meliputi parenkim
melalui pergeseran dalam produksi dan
otak, darah arteri dan vena, CCS. Jika terdapat massa, terjadi pendorongan keluar darah vena dan CCS
penyerapan CSS yang membuat tekanan untuk mencapai kompensasi TIK. Jika massa cukup besar terjadi peningkatan TIK.8
intrakranial stabil, bervariasi sekitar 1
mmHg
pada orang dewasa normal. Tekanan CSS Nilai normal CPP adalah 80 mmHg. peningkatan natrium dan air dalam substansia
telah terbukti dipengaruhi oleh perubahan Cerebral Blood Flow (CBF) adalah aliran alba periventrikuler dengan perpindahan cairan
mendadak tekanan intratoraks selama batuk suplai darah ke otak. Pada dewasa, normal serebrospinal
(tekanan intraabdominal), manuver Valsava, CBF berkisar 15% dari curah jantung. Nilai
dan komunikasi dengan pembuluh darah CBF dapat dihitung dengan CPP dibagi
(sistem vena dan arteri). ICP diukur pada dengan Cerebrovascular Resistance (CVR).
saat istirahat, biasanya 7-15 mmHg untuk CPP dapat disederhanakan sebagai tekanan
dewasa terlentang. masuk yang kira-kira sama dengan tekanan
rata-rata arteri/ Mean arterial pressure
Perubahan ICP dikaitkan dengan perubahan (MAP) dikurangi tekanan keluar yang kira-
volume dalam satu atau lebih konstituen di kira sama dengan tekanan intrakranial/
dalam tempurung kepala.5 Tengkorak dan intracranial pressure (ICP), sehingga: CPP
kanal tulang belakang, bersama dengan dura = MAP – ICP,1,2,6,7 berhubungan langsung
relatif inelastis, membentuk sebuah wadah dengan tekanan perfusi otak dan
yang kaku, sehingga peningkatan apapun berhubungan tidak langsung dengan
dari otak, darah, atau CSS akan cenderung resistensi serebrovaskuler (CVR =
meningkatkan tekanan intrakranial (TIK). Cerebrovascular Resistence).
Selain itu, setiap peningkatan salah satu
komponen harus dengan mengorbankan dua CBF = MAP –
lainnya (doktrin Monro – Kellie). ICP
Peningkatan kecil volume otak tidak CVR
menyebabkan peningkatan TIK langsung,
karena CSS akan dipindahkan ke kanal
Patofisiologi Peningkatan Tekanan
tulang belakang, serta sedikit meregangkan
Intrakranial pada Stroke
falks cerebri. Namun, setelah TIK sudah
mencapai sekitar 25 mmHg, peningkatan Patofisiologi utama TTIK antara lain adalah
kecil volume otak sudah dapat edema serebri, obstruksi aliran CSS,
menyebabkan peningkatan TIK.1,3,4,6 peningkatan volume darah otak (CBV),
dan perluasan massa otak. Edema serebri
merupakan salah satu komplikasi semua tipe
Sirkulasi serebro-vaskuler merupakan stroke. Waktunya bervariasi mulai dari 24
jaringan kompleks yang terdiri dari arteri jam pertama sampai sekitar 72 jam setelah
dan vena. Perbedaan tekanan yang onset. 9 Edema serebri dapat dibagi menjadi
mendorong darah memasuki sistem ini edema interstisial, sitotoksik, dan vasogenik.
disebut dengan tekanan perfusi serebri 10

(CPP=Cerebral Perfusion Pressure).

CPP = tekanan masuk arteri – tekanan 1. Edema Interstisial


keluar vena Edema ini terjadi pada hidrosefalus obstruksi
yang meningkatkan aliran cairan
serebrospinal transependimal. Terjadi

2 CDK-238/ vol.43 no.3, th.


TINJAUAN
melewati epitelium ventrikuler.

2. Edema Sitotoksik
Merupakan pembengkakan elemen sel
otak (neuron, glia, dan sel endotel)
akibat kegagalan metabolisme energi
seluler. Terjadi akumulasi cairan
intraseluler substansia grisea. Edema
sitotoksik merupakan bentuk edema
yang pertama kali muncul pada stroke
iskemik akut dan mendahului edema
vasogenik.

3. Edema Vasogenik
Merupakan hasil peningkatan
permeabilitas sawar darah otak
terhadap unsur-unsur dalam serum.
Perkembangan edema vasogenik
merefleksikan kerusakan sel endotel
yang membentuk sawar darah otak.
Edema tipe ini terjadi jika ada
kerusakan sawar darah otak.

TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL


pada
STROKE

Stroke Infark
Daerah iskemi terbentuk akibat
penurunan CBF regional daerah otak
yang terisolasi dari aliran darah. Di
wilayah itu didapati: (1) tekanan
perfusi rendah, (2) PO2 turun, (3)
CO2 dan asam laktat tertimbun.
Autoregulasi dan vasomotor di daerah
tersebut bekerja sama untuk
menanggulangi keadaan iskemik
dengan mengadakan vasodilatasi
maksimal. Vasodilatasi kolateral
tersebut umumnya pada perbatasan
daerah iskemik, sehingga dapat
diselamatkan. Pusat daerah iskemik
yang tidak dapat teratasi oleh
mekanisme autoregulasi dan kelola
vasomotor, akan berkembang

CDK-238/ vol.43 no.3, th. 3


TINJAUAN PUSTAKA

proses degenerasi yang ireversibel. Semua


onset.11 aktif dan merusak integritas sawar darah
pembuluh darah di bagian pusat daerah
otak, mengakibatkan cairan intravaskuler
iskemik kehilangan tonus, sehingga berada
masuk ke ruang ekstraseluler. Fase ketiga
dalam keadaan vasoparalisis. Gambarannya Volume sel normal bergantung pada
muncul saat sel-sel darah merah hematom
sesuai dengan keadaan iskemik. Keadaan keseimbangan elektrolit dan pertukaran cairan
mulai lisis. Hemoglobin dan produk-produk
ini masih bisa diperbaiki karena sel-sel otot ekstraseluler dan intraseluler. Keseimbangan
degradasinya disimpan dalam parenkim otak,
polos pembuluh darah bisa bertahan cukup ini tergantung pada permeabilitas membran
menyebabkan reaksi inflamasi poten dan
lama dalam keadaan anoksik. Namun, sel-sel yang rendah terhadap natrium, pompa
pembentukan edema. Darah di subaraknoid
otak daerah iskemik itu tidak bisa bertahan membran yang tergantung energi dan suplai
menyebabkan vasospasme yang akan
lama. Pembengkakan-pembengkakan energi dalam bentuk ATP. Saat proses
meningkatkan resistensi serebrovaskuler,
serabut saraf dan selubung mielinnya (edema iskemik menjadi infark, fungsi homeostatik
menurunkan aliran darah serebri meskipun
serebri) merupakan reaksi degeneratif dini, yang mengontrol volume sel dan
tekanan perfusi serebri normal.13
disusul dengan diapedesis eritrosit dan permeabilitas sawar darah otak terganggu
leukosit. Akhirnya sel-sel saraf akan karena pompa ATP-dependent Na+/K+
musnah, menghasilkan gambaran infark.9,10 ATPase tidak bisa berfungsi tanpa ATP. Hal Tekanan intrakranial akan terus meningkat,
ini berakibat masuknya Na+ ke dalam sel, sehingga membahayakan tekanan perfusi
diikuti oleh masuknya Cl- dan air, serebri. Tekanan perfusi serebri akan nol jika
Di daerah edema, autoregulasi serebral mengakibatkan edema. Kaskade inilah yang tekanan intrakranium sama dengan rata-rata
terganggu. Vasodilator melebarkan lumen merusak mekanisme kontrol volume sel dan arteri. Otak menjadi iskemik disertai
pembuluh darah serebral yang sehat; tetapi mengembangkan edema sitotoksik.10 kerusakan neurologis ireversibel. Kematian
pembuluh darah di wilayah yang sembab
otak terjadi saat tekanan intrakranial sama
tidak dapat berbuat serupa. Darah akan
dengan tekanan arteri.1,2
dialirkan melalui arteri serebral sehat yang Seperti pada edema sitotoksik yang
berdilatasi, sehingga hanya jaringan otak mendahuluinya, edema vasogenik juga
yang sehat saja yang menerimanya. Daerah berkembang sebagai konsekuensi kegagalan GEJALA DAN TANDA
edema tidak kebagian, bahkan ikut tersedot. energi, pelepasan glutamat, dan peningkatan Gejala klinis TTIK antara lain:1,3,7,14-
Fenomena ini dikenal sebagai cerebral steal konsentrasi kalsium intraseluler. Radikal ■ Nyeri Kepala
syndrome. Sebaliknya, vasokonstriksi akibat bebas juga berperan dalam pembentukan Nyeri kepala terjadi karena dilatasi vena,
hipokapnia atau agen anestesi tertentu, edema vasogenik iskemik.10 Proses edema sehingga terjadi traksi dan regangan
seperti thiopentone, akan mengurangi ini akan meningkatkan tekanan intrakranial, struktur-sensitif-nyeri, dan regangan
aliran darah ke jaringan otak yang sehat yang terjadi pada stroke infark yang luas. arteri basalis otak. Nyeri kepala
menghasilkan redistribusi darah ke daerah
dirasakan berdenyut terutama pagi hari
iskemik. Fenomena ini dinamai “inverse Stroke Perdarahan saat bangun tidur. Kadangkala penderita
steal syndrome”.11
Edema perihematom muncul pada beberapa merasa ada rasa penuh di kepala. Nyeri
hari pertama setelah onset perdarahan kepala bertambah jika penderita bersin,
Edema serebri memperbesar resistensi, intraserebral (PIS). Penelitian eksperimental mengejan, dan batuk.
sehingga menurunkan aliran darah ke menyatakan bahwa mekanisme edema ■ Muntah
otak.10 Usaha memperbaiki keadaan iskemia perihematom multifaktorial dapat Muntah terjadi karena adanya distorsi
serebri regional akan sia-sia jika edema membentuk edema sitotoksik dan/atau batang otak saat tidur, sehingga biasanya
serebri regional tidak diberantas secepatnya. edema vasogenik.12 muncul pada pagi hari saat bangun tidur.
Berkurangnya CBF total akan mengurangi
Biasanya tidak disertai mual dan sering
CBF regional. Tindakan pertama pada tahap
Pada perdarahan intraserebral, sebagian proyektil.
akut stroke iskemik harus ditujukan kepada
besar terjadi edema sitotoksik. Hal ini ■ Kejang
pemeliharaan tekanan perfusi yang optimal.
berhubungan dengan ukuran hematom,
Agar tekanan darah sistemik yang tinggi Kecurigaan tumor otak disertai TTIK
bukan karena beratnya hipoperfusi. Edema
secara optimal efektif memperbesar CBF adalah jika penderita mengalami kejang
sitotoksik perihematom mungkin
total, resistensi intrakranial akibat edema fokal menjadi kejang umum dan pertama
berhubungan dengan akumulasi faktor
serebri harus diatasi.10 kali muncul pada usia lebih dari 25
sitotoksik seperti trombin atau zat besi.12
tahun.
Edema sitotoksik terjadi pada jam-jam ■ Perubahan Status Mental dan Penurunan
Formasi edema pada perdarahan intraserebri Kesadaran
pertama setelah onset iskemia stroke dan
melalui tiga fase; pada beberapa jam pertama
dapat dideteksi sebagai penurunan Apparent Penderita sulit memusatkan pikiran,
setelah PIS terjadi pembentukan clot. Sel
Diffusion Coefficient (ADC) air. Penurunan tampak lebih banyak mengantuk serta
darah merah yang intak dalam area hematom
ADC juga ditunjukkan pada stroke apatis.
tidak menyebabkan edema. Setelah
hemoragik akut, tapi berbeda dengan stroke
kaskade koagulasi menjadi aktif
iskemik. ADC tetap menurun sampai 100
dalam
hari setelah
24 - 48 jam berikutnya, trombin
menjadi

4 CDK-238/ vol.43 no.3, th.


TINJAUAN

sawar darah otak rusak sehingga dengan dosis 10 mg intravena atau 4


Tanda TTIK peningkatan MAP dapat menambah mg per oral 4 kali sehari. Prednison dan
Tanda-tanda fisik yang dapat ditemukan edema vasogenik karena meningkatkan metilprednisolon bisa diberikan dengan
adalah papil edema, bradikardi, peningkatan tekanan hidrostatik intravaskuler. dosis 20-80 mg/hari.
progresif tekanan darah, perubahan tipe ■ Pengaturan cairan dan elektrolit
pernapasan, timbulnya kelainan neurologis, ■ Monitor tanda vital Hiperventilasi
gangguan endokrin, dan gangguan tingkat Merupakan salah satu cara efektif untuk
■ Monitor TTIK
kesadaran. Pada anak-anak, dapat terjadi mengontrol peninggian tekanan intrakranial
pembesaran lingkar kepala dengan pelebaran ■ Pemeriksaan pencitraan menggunakan
dalam 24 jam pertama. Target PaCO 2 harus
sutura tengkorak. Kelainan neurologis yang Computerized Tomography untuk
diturunkan menjadi 26-30 mmHg untuk
mendapatkan gambaran lesi dan pilihan
sering adalah kelumpuhan nervus VI dan menghasilkan dilatasi serebral maksimal. Hal
pengobatan. Pada proses intrakranial
nervus III serta tanda Babinski positif di ini bermanfaat karena daerah-daerah iskemi
luas (tumor, trauma) yang menyebabkan
kedua sisi.1,3,4,7,16 akan berperfusi baik. Bila PaCO2 kurang
TTIK, dilakukan pembedahan untuk
dari 20 mmHg, aliran darah akan makin
mengurangi volume patogen yang
turun sehingga oksigen di otak tidak cukup
TATALAKSANA menekan. Proses intrakranial ekspansif
yang menyumbat sirkulasi CSS berakibat tersedia. Iskemi serebral akibat TTIK bisa
Ditujukan untuk meningkatkan aliran darah pulih, namun diganti oleh iskemi serebral
serebral dan memulihkan herniasi yang hidrosefalus obstruktif yang pertama
membutuhkan drainase kemudian karena vasokontriksi pembuluh darah
terjadi. Dapat berupa tindakan umum, terapi serebri.1,17,18,20
farmakologis, dan tindakan bedah. 1-4,16-18 tindakan pembedahan sesuai
karakteristik lesi. Jika terjadi
penyumbatan darah pada sistem Terapi Hipotermi
Tindakan Umum1,16-19 ventrikel akibat perdarahan, diperlukan Penurunan suhu tubuh sampai 30-340C akan
Berupa tindakan darurat, sambil berusaha drainase ventrikel kemudian eksplorasi menurunkan tekanan darah dan metabolisme
mencari penyebab dan tatalaksana sesuai dan tatalaksana perdarahan. otak, mencegah dan mengurangi edema otak,
dengan penyebab. serta menurunkan tekanan intrakranial sampai
Terapi Farmakologi hampir 50%. Hipotermi berisiko aritmia dan
■ Perbaiki jalan napas, pertahankan ■ Cairan Hipertonis1,3,17,18 fibrilasi ventrikel (bila suhu di bawah 30 0C),
ventilasi hiperviskositas, stress ulcer, dan daya tahan
Cairan hipertonis biasa diberikan jika
■ Tenangkan pasien tubuh terhadap infeksi menurun.1,17,18
terjadi peninggian tekanan intrakranial
■ Naikkan kepala 300 akut tanpa kerusakan sawar darah otak.
Manitol 20% per infus dengan dosis 1- Tindakan Bedah
■ Hal ini memperbaiki drainase vena,
perfusi serebral, dan menurunkan 1,5 g/kgBB pada dewasa atau 1-3 Tergantung penyebabnya, perlu
tekanan intrakranial. Elevasi kepala g/kgBB pada anak-anak diberikan dalam dipertimbangkan tindakan dekompresi
dapat menurunkan tekanan intrakranial 30-60 menit. berupa kraniotomi atau shunting.1,17,18,20
melalui beberapa cara, yaitu menurunkan ■ Diuretika1,17,18,19
tekanan darah, perubahan komplians SIMPULAN
Digunakan asetazolamid atau furosemid
dada, perubahan ventilasi, meningkatkan Peninggian tekanan intrakranial pada stroke
yang akan menekan produksi CSS.
aliran vena melalui vena jugular yang tak sangat penting dan menentukan fungsi otak
Asetazolamid merupakan inhibitor
berkatup, sehingga menurunkan volume selanjutnya. Peninggian tekanan intrakranial
karbonik anhidrase yang diketahui
darah vena sentral yang menurunkan dapat menurunkan aliran darah serebral dan/
dapat mengurangi pembentukan cairan
tekanan intrakranial. Perpindahan CCS atau herniasi otak mengakibatkan kompresi
serebrospinal di dalam ventrikel sampai
dari kompartemen intrakranial ke rongga dan iskemi batang otak. Gejala umum TTIK
50%. Hasil lebih baik dengan
subaraknoid spinal mungkin dapat adalah nyeri kepala, muntah proyektil,
asetazolamid 125-500 mg/hari
menurunkan tekanan intrakranial. kejang, dan perubahan status mental. Tanda
dikombinasikan dengan furosemid 0,5-
■ Atasi syok 1mg/kgBB/hari atau 20-40 mg intravena fisik yang terpercaya adalah papil edema.
■ Mengontrol tekanan rerata arterial setiap 4-6 jam Penanganan TTIK bertujuan untuk
menurunkan tekanan intrakranial dan untuk
■ Harus ada keseimbangan antara ■ Steroid1,3,17,18
meningkatkan aliran darah serebral, serta
pengurangan tekanan perfusi otak
Mekanismenya masih belum jelas. memulihkan herniasi.
dengan kebutuhan mempertahankan
Steroid dikatakan mengurangi produksi
aliran darah otak. Pada keadaan
CSS dan mempunyai efek langsung
iskemi,
pada sel endotel. Deksametason dapat
diberikan
DAfTAR PUSTAKA
1. Lee KR, Hooff JT. Intracranial pressure. In: Youmans JR, editor. Neurological surgery. 4th ed. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996 (vol.1). p. 491-514
2. Ward JD, Mopulton RJ, Muizelaar JP, Marmaraou A. Cerebral homeostasis and protection. In: Wirth FP, Ratcheson RA, editors. Neurological critical care. 7thed. Baltimore:
Williams and Wilkins; 1991 (vol.1). p. 187-206

CDK-238/ vol.43 no.3, th. 5


TINJAUAN PUSTAKA

3. Lindsay KW, Bone I, Callander R. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rded. New York: Churchill Livingstone; 1997: 72-80
4. Victor M, Ropper AH. Adam and Victor’s principles of neurology. 7thed. New York: Mc Graw –Hill Medical Publisihing Division; 2001. p. 655-74
5. Snell RS. Cliniucal neuroanatomy for medical student. 3rded. Boston: Little Brown and Co.; 1982. p. 1-9
6. Walter FJM. Intracranial pressure and cerebral blood flow. Physiology, update in anasthesia, Issue 8, Article 4. Frenchay Hospital: Bristol; 1998. p. 1-4
7. Rockoff MA, Ropper AH. Physiology and clinical aspect of raised intracranial pressure. In: Ropper AH, editor. Neurological and neurosurgical intensive care. 3rded. New York:
Raven Press; 1993. p. 11-66
8. Frontera J. Decision making in neurocritical care. London: Thieme; 2009.
9. Rosand J, Schwamm L.H. Management of brain edema complicating stroke. J Intensive Care Med. 2001;16: 128-41
10. Ahmad Ruslan, Bhardwaj A. Medical management of cerebral edema. Neurosurg Focus. 2007; 22(5):12
11. Mishra LD. Cerebral blood flow and anaesthesia: A review. Indian J. Anaesth. 2002; 46 (2) : 87-95
12. Olivot JM, Mlynash M, Kleinman JT, Straka M, Venkatasubramanian C, Bammer R, et al. MRI Profile of the perihematomal region in acute intracerebral hemorraghe. Stroke. 2010;
41(11): 2681-3. doi: 10.1161/STROKEAHA.110.590638.
13. Tiex R, Tsirka SE. Brain edema after intracerebral hemorraghe: Mechanisme, treatment options, management strategies and operative indication. Neurosurg Focus 2007;22(5): 6
14. Miller JD, Piper IR, Statham PFX. ICP monitoring: Indications and techniques. In: Narayan RK, Wreberger JE, Poulishock Jt, editors. Neurotrauma. New York: Mc Graw Hill; 2002.
p. 429-44
15. Fishman RA. Brain edema and disorder of intracranial pressure, In: Rowland LP, Merrit’s, editors. Neurology. 10 thed. Phiadelphia: Lippincott William dan Wilkins; 2000. p. 284-93
16. Posner JB, Plum F. The diagnosis of stupor and coma. 3rd ed. Philadelphia: FA Davis Company; 1983. p. 87-114, 156, 164-66
17. Hanson S, Degraba TJ, Cordova CV, Yatsu FM. Medical complication of stroke. In: Barnett HJM, Mohr JP, Stein BM, Yatsu FM, editors. Stroke pathophysiology, diagnosis and
management. 3rded. New York: Churchill Livingstone; 1998. p. 1121-29
18. Krieger D, Hacke W. The intensive care of stroke patient. In: Barnett HJM, Mohr JP, Stein BM, Yatsu FM, editors. Stroke pathophysiology, diagnosis and management. 3rded. New
York: Churchill Livingstone; 1998. p. 1133-49
19. Iencean SM, Incean AS, Poeata I. Emergency treatment principles in intracranial hypertension. Romanian Neurosurgery. 2013; 20(1): 29 – 33.
20. Chesnut RM. Treating raised intracranial pressure in head injury. In: Narayan RK, Wreberger JE, Poulishock Jt, editors. Neurotrauma. New York: Mc Graw Hill; 2002. p. 445-65.

6 CDK-238/ vol.43 no.3, th.

Anda mungkin juga menyukai