PEMERIKSAAN TIROID
BLOK ENDOCRINOLOGY & BODY METABOLISM
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
Disusun Oleh:
Yudi Andre Marpaung, Joseph Partogi Sibarani, Leonardo B.Dairi
I. PENDAHULUAN
Kasus dengan keluhan jantung berdebar-debar (palpitasi), tremor, gelisah, sensitif,
lemah, berat badan menurun meskipun terus merasa lapar, dan frekuensi buang air besar
meningkat kerap dijumpai pada masyarakat Indonesia.
Keluhan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab yang salah satunya
adalah karena respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid
yang berlebihan. Pada penyakit dengan keluhan tersebut dapat ditemukan
adanya pembengkakan pada bagian leher yang salah satunya dapat disebabkan oleh
hipertiroidisme. Hipertiroidisme spontan yang sering ditemui adalah penyakit Graves dan
goiter nodular toksik. Gambaran penyakit hipertiroidisme tidak sulit diidentifikasi oleh
seorang dokter umum karena memiliki kekhasan yaitu adanya masa diffus pada bagian
leher. Masyarakat kebanyakan mengatakan bahwa penyakit ini adalah penyakit gondok.
Selain pembesaran difus, dapat juga ditemukan adanya nodul pada kelenjar tiroid.
Dengan demikian seorang dokter umum perlu di perlengkapi dengan kemampuan
pemeriksaan kelenjar tiroid. Pemeriksaan kelenjar tiroid dibagi dalam 2 tahap yaitu
dimulai dengan inspeksi, kemudian palpasi.
N LANGKAH/TUGAS Pengamatan
O
0 1 2
1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan menanyakan identitas
pasien
Melakukan anamnesis yang berhubungan dengan kelainan kelenjar
tiroid dan pemeriksaan vital sign
2. Melakukan Pemeriksaan Tiroid
1. Perubahan berat badan
2. Agitasi, gelisah, apatis, atau letargi
3. Ekspresi dan penampilan wajah
4. Tanda vital
5. Mata: eksoftalmus
6. Tangan: tremor
Inspeksi
Posisikan kepala pasien dengan posisi menengadah ke atas
Inspeksi kelenjar tiroid yang terletak di bawah kartilago
krikoid, apakah terdapat pembesaran atau tidak.
Pasien diminta untuk menelan air liur dalam posisi kepala
tetap menengadah ke atas, boleh diulang seperlunya.
Perhatikan pergerakan kelenjar tiroid ke arah atas, perhatikan
bentuk kelenjarnya dan letaknya simetris atau tidak.
Palpasi
Pemeriksa berdiri di belakang pasien, minta pasien untuk
memfleksikan lehernya sedikit ke arah depan untuk
merelakskan otot sternomastoid.
Letakkan jari telunjuk dan jari tengah pada leher pasien tepat
di bawah kartilago krikoid ( Jika diperlukan boleh menambah
jari lain sesuai ukuran pembesaran ).
Minta pasien menelan air liurnya kembali, rasakan dengan
jari-jari bagian isthmus pada saat kelenjar tiroid bergerak ke
arah atas.
Dorong trakea ke arah kanan dengan menggunakan jari-jari
tangan kiri, dengan jari-jari tangan kanan palpasi bagian
lateral dari lobus kanan. Lakukan langkah-langkah yang sama
pada bagian lobus kiri
Catat hasil temuan : ukuran, bentuk, mobilitas, konsistensi
kelenjar tiroid. Apakah terdapat pembesaran, nodul, ataupun
nyeri tekan.
Auskultasi
Jika kelenjar tiroid membesar, lakukan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop pada lobus lateralis, dengarkan bruit pada
tiroid.
Note : 0 = mahasiswa tidak melakukan.
1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna.
2 = mahasiswa melakukan sempurna.
Instruktur
( )
Posisi Kelenjar Tiroid