Ditujukan untuk meningkatkan aliran darah serebral dan memulihkan herniasi yang terjadi.
Dapat berupa tindakan umum, terapi farmakologis, dan tindakan bedah.
Tindakan Umum
Berupa tindakan darurat, sambil berusaha mencari penyebab dan tatalaksana sesuai dengan
penyebab.
Terapi Farmakologi
■ Cairan Hipertonis
Cairan hipertonis biasa diberikan jika terjadi peninggian tekanan intrakranial akut tanpa
kerusakan sawar darah otak. Manitol 20% per infus dengan dosis 1-1,5 g/kgBB pada
dewasa atau 1-3 g/kgBB pada anak-anak diberikan dalam 30-60 menit.
■ Diuretika
Digunakan asetazolamid atau furosemid yang akan menekan produksi CSS. Asetazolamid
merupakan inhibitor karbonik anhidrase yang diketahui dapat mengurangi pembentukan
cairan serebrospinal di dalam ventrikel sampai 50%. Hasil lebih baik dengan asetazolamid
125-500 mg/hari dikombinasikan dengan furosemid 0,5-1mg/kgBB/hari atau 20-40 mg
intravena setiap 4-6 jam
■ Steroid
Mekanismenya masih belum jelas. Steroid dikatakan mengurangi produksi CSS dan
mempunyai efek langsung pada sel endotel. Deksametason dapat diberikan dengan
dosis 10 mg intravena atau 4 mg per oral 4 kali sehari. Prednison dan
metilprednisolon bisa diberikan dengan dosis 20-80 mg/hari.
Hiperventilasi
Merupakan salah satu cara efektif untuk mengontrol peninggian tekanan intrakranial dalam 24
jam pertama. Target PaCO2 harus diturunkan menjadi 26-30 mmHg untuk menghasilkan
dilatasi serebral maksimal. Hal ini bermanfaat karena daerah-daerah iskemi akan berperfusi
baik. Bila PaCO2 kurang dari 20 mmHg, aliran darah akan makin turun sehingga oksigen di
otak tidak cukup tersedia. Iskemi serebral akibat TTIK bisa pulih, namun diganti oleh iskemi
serebral karena vasokontriksi pembuluh darah serebri.
Terapi Hipotermi
Penurunan suhu tubuh sampai 30-340C akan menurunkan tekanan darah dan metabolisme
otak, mencegah dan mengurangi edema otak, serta menurunkan tekanan intrakranial sampai
hampir 50%. Hipotermi berisiko aritmia dan fibrilasi ventrikel (bila suhu di bawah 300C),
hiperviskositas, stress ulcer, dan daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun.1,17,18
Tindakan Bedah
Tergantung penyebabnya, perlu dipertimbangkan tindakan dekompresi berupa kraniotomi
atau shunting.1