Anda di halaman 1dari 1

Japanese Encephalitis atau JE adalah penyebab paling umum yang dapat dicegah dari penyakit

ensefalitis yang ditularkan oleh nyamuk di Asia, Australia, dan Pasifik barat. Nyamuk jenis Culex
menularkan dapat virus melalui gigitannya. Persentase penularan paling sering terjadi di daerah
pertanian seperti pertanian dan sawah.Akan tetapi dapat terjadi juga di daerah perkotaan dalam
kondisi tertentu. Sebagian besar infeksi tidak menunjukkan gejala, mereka yang menunjukkan gejala
ensefalitis menderita morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Pasien yang bergejala mengalami
demam tinggi, sakit kepala, disorientasi, koma, tremor, dan perubahan status mental akibat peradangan
otak. Gangguan gerakan, defisit neurologis, dan kejang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Sekitar
satu dari empat kasus yang bergejala berakibat fatal. Anak-anak adalah subjek yang paling sering
terkena, dan kebanyakan orang yang tinggal di daerah endemik akan memiliki kekebalan pada usia
dewasa. Tidak ada terapi khusus selain perawatan suportif, tetapi tersedia vaksin yang efektif untuk
mencegah infeksi. Vaksin ini direkomendasikan untuk pelancong berisiko tinggi ke daerah endemik.
Banyak daerah endemik telah menerapkan program vaksinasi anak. Perlindungan terbaik adalah
pencegahan gigitan nyamuk1.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, factor resiko yang dapat menyebabkan penularan virus ini semakin
meningkat adalah mereka yang tinggal didaerah pertanian atau peternakan. Sebuah studi dilakukan
untuk meneliti factor transmisi JE2. Faktor risiko potensial disurvei di rumah sakit penerimaan. Analisis
univariat mengungkapkan faktor-faktor berikut yang terkait dengan JE: usia yang lebih tua,rujukan dari
puskesmas kecamatan atau rumah sakit swasta, bermain di luar rumah setelah makan malam,
penggunaan obat nyamuk atau penyemprot, kedekatan tempat tinggal dengan persawahan, dan
kepemilikan babi oleh keluarga atau tetangga sebelah 3.

1. SV L, SS D, G A, K B. Japanese Encephalitis. PUBMED. 2021;


2. Morita K, Nabeshima T, Buerano CC. Japanese encephalitis Aetiological. Rev Sci Tech Off Int Epiz.
2015;34(2):441–52.
3. Liu W, Gibbons R V., Kari K, Clemens JD, Nisalak A, Marks F, et al. Risk factors for Japanese
encephalitis: A case-control study. Epidemiol Infect. 2010;138(9):1292–7.

Anda mungkin juga menyukai