Anda di halaman 1dari 3

Trauma benda tumpul pada bagian dada / thorax baik dalam bentuk kompresi maupun

ruda-paksa (deselerasi / akselerasi), biasanya menyebabkan memar / jejas trauma pada bagian
yang terkena. Jika mengenai sternum, trauma tumpul dapat menyebabkan kontusio miocard
jantung atau kontusio paru. Keadaan ini biasanya ditandai dengan perubahan tamponade pada
jantung, atau tampak kesukaran bernapas jika kontusio terjadi pada paru-paru.
Trauma benda tumpul yang mengenai bagian dada atau dinding thorax juga seringkali
menyebabkan fraktur baik yang berbentuk tertutup maupun terbuka. Kondisi fraktur tulang
iga juga dapat menyebabkan Flail Chest, yaitu suatu kondisi dimana segmen dada tidak lagi
mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi karena
fraktur iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis fraktur.
Adanya semen fail chest (segmen mengambang) menyebabkan gangguan pada pergerakan
dinding dada. Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya terjadi sesuai dengan kerusakan
pada tulang maka akan menyebabakan hipoksia yang serius.
Sedangkan trauma dada / thorax dengan benda tajam seringkali berdampak lenih buruk
daripada yang diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Benda tajam dapat langsung menusuk
dan menembus dinding dada dengan merobek pembuluh darah intercosta, dan menembus
organ yang berada pada posisi tusukannya. Kondisi ini menyebabkan perdaharan pada
rongga dada (Hemothorax), dan jika berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan
tekanan didalam rongga baik rongga thorax maupun rongga pleura jika tertembus. Kemudian
dampak negatif akan terus meningkat secara progresif dalam waktu yang relatif singkat
seperti Pneumothorax,penurunan ekspansi paru, gangguan difusi, kolaps alveoli, hingga
gagal nafas dan jantung.

Kerusakan anatomi yang terjadi akibat trauma dapat ringan sampai berat tergantung
besar kecilnya gaya penyebab terjadinya trauma. Kerusakan anatomi yang ringan berupa
jejas pada dinding toraks, fraktur kosta simpel. Sedangkan kerusakan anatomi yang lebih
berat berupa fraktur kosta multiple dengan komplikasi, pneumotoraks, hematotoraks dan
kontusio paru. Trauma yang lebih berat menyebabkan perobekan pembuluh darah besar dan
trauma langsung pada jantung.1
Akibat kerusakan anatomi dinding toraks dan organ didalamnya dapat menganggu
fungsi fisiologi dari sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Gangguan sistem
pernafasan dan kardiovaskuler dapat ringan sampai berat tergantung kerusakan anatominya.
Gangguan faal pernafasan dapat berupa gangguan fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi dan
gangguan mekanik/alat pernafasan. Salah satu penyebab kematian pada trauma toraks
adalah gangguan faal jantung dan pembuluh darah.2

Daftar pustaka

1. Hudak. ASKEP TRAUMA THORAKS ( HEMATHORAKS ) ASUHAN


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN TRAUMA THORAKS
( HEMATHORAKS ) Dosen : Ns . Harsismanto J S . Kep ., M . Kep. 2019;(January):0–
38.
2. Labora JR, Kristanto EG, Siwu JF. POLA CEDERA TORAKS PADA KECELAKAAN
LALU LINTAS YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DI BAGIAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL RSUP PROF. Dr. R.D. KANDOU PERIODE JANUARI 2013-
JANUARI 2014. J Biomedik. 2015;7(1):42–7.

Anda mungkin juga menyukai