Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

“PRAKTIK AKUTANSI PERBANKAN SYARIAH“


KELAS B

SELVIA EKA PRAMESTI


200803102053
1. Sebagai seorang Account Officer (petugas pencatat transaksi keuangan) di Bank
Syariah, apa yang harus saudara pahami dan lakukan, beri penjelasan dan
argumentasi.
Jawab :
Posisi Account Officer merupakan sebuah jabatan yang mempunyai tugas serta
tanggung jawab dalam pencatatan dan pengklasifikasian berbagai transaksi dalam sebuah
perusahaan. Pencatatan dan pengklasifikasian tersebut adalah untuk menghasilkan
laporan keuangan pada sebuah perusahaan dengan tepat dan akurat.
Yang harus dilakukan oleh Account Officer adalah Membuat Pembukuan Keuangan
Kantor, Melakukan Posting Jurnal Operasional, Membuat Pembukuan dari Transaksi
Keuangan Perusahaan, Melakukan Verifikasi Kelengkapan Dokumen Keuangan
Perusahaan, Melakukan Rekonsiliasi dan Penyesuaian Data, dll.

Contoh kasus :
Semua berawal dari hasil laporan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018.
Dalam laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih
sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).
Angka ini melonjak tajam dibanding 2017 yang menderita rugi USD216,5 juta. Namun
laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik, lantaran dua komisaris Garuda
Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria (saat ini sudah tidak menjabat),
menganggap laporan keuangan 2018 Garuda Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pasalnya, Garuda Indonesia memasukan
keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai
berpelat merah tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait
pemasangan wifi yang belum dibayarkan.

2. Mengapa tidak semua skema transaksi ada di setiap Bank Syariah, beri penjelasan
dan contoh transaksi di Bank Syariah tertentu.
Jawab :
Karena sampai saat ini masih minimnya nasabah yang tertarik menggunakan produk
atau jasa Bank Syariah. Sehingga membuat skema transaksi yang ada di Bank Syariah
lebih sedikit daripada Bank Konvensional. Ada berbagai alasan yang membuat seseorang
lebih memilih Bank Konvensional daripada Bank Syariah, antara lain masyarakat belum
percaya sepenuhnya dengan kesyariahan bank syariah; adanya kewajiban dari tempat
bekerja untuk menggunakan bank konvensional; fasilitas terkait kepentingan bisnis yang
tidak dapat dipenuhi oleh bank syariah; dan belum adanya pengetahuan yang memadai
tentang pentingnya transaksi syariah dari sisi agama.

Salah satu contoh transaksi di Bank Syariah Mandiri :


a) Tabungan
BSM memiliki beberapa tabungan simpanan diantaranya adalah:
• Tabungan Mudharabah
• Tabungan Wadiah
Tabungan umum yang biasa dimiliki nasabah BSM adalah tabungan mudharabah.
Tabungan mudharabah adalah tabungan syariah yang menerapkan akad mudharabah
muthlaqah, dengan bagi hasil yang kompetitif, serta dilengkapi dengan fasilitas e-
Banking, yaitu Mandiri Syariah Mobile & Net Banking.

b) Pembiayaan
Ada beberapa jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh bank Mandiri Syariah. Berikut
ini di antaranya:
• Pembiayaan kepada pensiun (Akad Mudharabah)

Jenis pembiayaan yang satu ini ditujukan khusus buat para pensiunan. Proses
pembayarannya dilakukan melalui potongan uang pensiun yang diterima oleh
bank setiap bulan (pensiun bulanan).Pembiayaan Kepada Pensiunan juga
menggunakan akad murabahah.

• Pembiayaan Griya BSM (Akad Murabahah)

Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau


panjang yang ditujukan khusus buat nasabah yang pengin membeli rumah tinggal
baik baru maupun bekas. Pembiayaan ini juga menggunakan sistem murabahah
yaitu akad jual beli antara bank dan nasabah. Di sini bank membeli barang yang
dibutuhkan oleh nasabah, setelah itu menjualnya kembali sebesar harga pokok
yang udah ditambah dengan keuntungan margin yang telah disepakati.
• BSM OTO (Akad Murabahah)

BSM OTO atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor merupakan jenis pembiayaan


yang ditujukan khusus buat pembelian kendaraan bermotor dengan
sistem murabahah. Jenis pembiayaan yang satu ini khusus buat mobil dengan
kondisi kendaraan baru dan jangka waktu pembiayaan hingga lima tahun.

Contoh kasus transaksi bank Syariah :

Anggap saja nama nasabahnya yaitu A. A adalah seorang pengusaha yang sedang
membutuhkan mobil khusus seharga Rp. 200 juta untuk kegiatan operasionalnya.
Maka dari itu si A mendatangi pihak bank untuk mengajukan akad murabahah.
Setelah dilakukan cross-check, akhirnya pihak bank mulai melakukan ijab qabul
akad murabahah. Pihak A telah menentukan mobil apa dan spesifikasinya dalam
perjanjian tersebut, begitu pula pihak bank kemudian akan merinci biaya yang
perlu si A bayar yaitu sebesar Rp. 280 juta. Setelah deal, pihak bank akan
menghubungi dealer mobil dan membeli mobil yang diminta si A. Setelah si A
menerima mobilnya, maka A akan mulai membayar cicilan kepada pihak bank.

3. Bagaimana cara kita mengetahui dan atau menilai kinerja keuangan Bank Syariah?
Apa saja yang menjadi kriteria Bank Syariah dinyatakan SEHAT.

Jawab :

Kita bisa melihat penilaian Tingkat Kesehatan Bank untuk Bank Umum Syariah dengan :

a. Profil risiko

Penilaian profil resiko atau risk merupakan penilaian terhadap kualitas penerapan
manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Penilaian terhadap risiko (risk
profile) meliputi penilaian terhadap Risiko Kredit, yaitu risiko akibat kegagalan
debitur dan/atau pihak lain (counterparty) dalam memenuhi kewajiban kepada bank.

b. Good Corporate Governance


Good Corporate Governance (GCG) sebagai suatu mekanisme tata kelola organisasi
dalam melakukan pengelolaan sumberdaya organisasi secara efisien, efektif,
ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip terbuka,akuntabilitas,
pertanggung jawaban, independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

c. Rentabilitas (earnings)

Penilaian faktor rentabilitas berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia


No.13/24/DPNP meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber
rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas.

d. Permodalan (capital)

Penilaian atas faktor Permodalan berdasarkan rentabilitas berdasarkan Surat Edaran


Bank Indonesia No.13/24/DPNP meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan
dan kecukupan pengelolaan permodalan. Faktor permodalan dapat diukur dengan
menggunakan rumus Capital Adequacy Ratio (CAR).

Contoh kasus :

Tabel 5 Hasil Akhir RGEC

Bank umum syariah Nilai Kriteria


Bank Mandiri Syariah 76,6 Sehat
Bank Mega Syariah 80 Sehat
Bank BNI Syariah 80 Sehat
Bank BRI Syariah 66,6 Cukup Sehat
Bank BCA Syariah 76,6 Sehat

Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti, 2020

Bank Mega Syariah dan Bank BNI Syariah memiliki nilai sebesar 80 dengan predikat
SEHAT, selanjutnya Bank Mandiri Syariah dan Bank BCA Syariah memperoleh nilai
komposit 76,6 dengan predikar SEHAT dan yang terakhir Bank BRI Syariah memperoleh
nilai komposit sebesar 66,6 dengan predikat CUKUP SEHAT.

Anda mungkin juga menyukai