Disusun Oleh :
Tim Pengembang Kurikulum SMK
PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ACEH
SMK-PP NEGERI SAREE ACEH
1
JOBSHEET 1.
II. Tujuan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi Alat dan Bahan beresiko
tinggi dalam kegiatan pengolahan hasil tanaman nilam.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis dan fungsi APD
dalam kegiatan pengolahan hasil tanaman nilam.
2
3. Peserta didik Mampu mengelolah limbah minyak atsiri dengan
konsep 8 R, dalam kegiatan pengolahan hasil tanaman nilam.
Alat :
Ketel penyulingan
Mesin potong/ Parang
Piring press
Stirrer Hot plate
Bahan
3
7. Penyusunan laporan akhir berdasarkan out line yang
disediakan.
4
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN
Penilai dan Hasil (Persiapan)
Nama Siswa :………………………….
Skor
Hasil Indikator Penilaian Kategori
Nilai
Menyiapkan alat dan Kriteria unjuk kerja:
bahan kegiatan K3LH Menyiapkan alat untuk K3LH
Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD)
Menyiapkan alat dan bahan Pengolah
Limbah
Menyiapkan ATK
1. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja 86-100 Sangat Kompeten
dengan sempurna
2. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja 71 - 85 Kompeten
3. Tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja 61 - 70 Cukup Kompeten
4. Tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja < 61 Belum Kompeten
5
Penilai dan Hasil (Pelaksanaan)
Nama Siswa :………………………….
6
Hasil Indikator Penilaian Skor Kategori
Nilai
Kriteria unjuk kerja:
Pengetahuan dan kemampuan untuk mengikuti prosedur yang
berhubungan dengan kecelakaan, api dan kondisi darurat termasuk
komunikasi di lokasi dan petunjuk untuk bahaya pribadi dipelihara
sesuai ketentuan di dunia usaha
Prosedur penanganan darurat diikuti sesuai standar perusahaan di
tempat kerja Kegiatan-kegiatan dikerjakan dengan meminimalkan
kerusakan tanaman
Peralatan darurat digunakan sesuai spesifikasi pabrik dan persyaratan di
tempat kerja
2. Melaksanakan Otoritas yang sesuai diberitahukan sesuai kebijakan perusahaan
prosedur penanganan 1. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja dengan sempurna 86-100 Sangat
kondisi darurat yang Kompeten
sesuai
2. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja 71 - 85 Kompeten
3. Tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja 61 - 70 Cukup
Kompeten
4. Tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja < 61 Belum
Kompeten
7
Hasil Indikator Penilaian Skor Nilai Kategori
8
Penilai dan Hasil (Hasil)
Nama Siswa :………………………….
1. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja dengan sempurna 86-100 Sangat Kompeten
2. Menampilkan seluruh kriteria unjuk kerja 71 - 85 Kompeten
3. Tidak menampilkan 1 kriteria unjuk kerja 61 - 70 Cukup Kompeten
4. Tidak menampilkan >1 kriteria unjuk kerja < 61 Belum Kompeten
Catatan Waktu
9
Start Finish Jumlah Jam Keterangan
Penilaian :
a. Skor Akhir Rubrik (SAR) = Perolehan Skor/ Skor Maksimal x 100
= ……………./………x 100
b. Penilaian waktu
Telambat 1 jam kurang 2 poin
Cepat 1 jam tambah 2 poin
Syarat Nilai SAR harus mencapai KKM
Penilaian waktu = Waktu (telat/ Cepat ) x 2 poin
c. Final Poin = SAR lebih kurang penilaian waktu
= ……- poin kelebihan waktu =………
10
LEMBARAN KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
2. Kesimpulan
-
11
3. Daftar Pustaka
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
- Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
III. Soal :
1. Tiori
a. Lengkapilah kolom 3, 4, 5, dan 6, berdasarkan jenis alat dan
bahan di kolom 2 pada Tabel 1.
2. Keterampilan.
a. Indentifikasikan alat dan bahan yang beresiko tinggi dalam
kegiatan pengolahan hasil tanaman nilam!
b. Lakukan pengamatan dan catat contoh wujud pencemaran
atau kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
pengolahan hasil tanaman nilam!
c. Lakukan pengamatan dan catat contoh wujud pencemaran
atau kerusakan lingkungan yang terjadi pada kegiatan
pengolahan hasil tanaman nilam!
12
d. Lakukan pengolahan dari pengolahan hasil tanaman nilam,
sehingga menjadi produk yang bermanfaat dan rah
lingkungan!
13
Tabel 1. Nama Alat dan Bahan yang Berpotensi Resiko Bahaya kecelakaan dan kesehatan serta APD yang sesuai digunakan dalam
Budidaya, Panen dan Penangganan Pasca Panen Tanaman Minyak Atsiri (Nilam)
URAIAN ALAT DAN POTENSI /
NO NAMA APD FUNGSI APD SIKAP KERJA
BAHAN RESIKO BAHAYA
1 2 3 4 5 6
1 Rotari Trantor
4 Piring press
5 Ketel penyulingan
13
IV. Uraian Materi K3LH.
Lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan satu hal yang
saling berkaitan dalam mewujudkan kenyamanan hidup bersama di antara makhluk hidup
dan lingkungannya. Permasalahan lingkungan hidup dan K3 sering terjadi di masyarakat
dan menimbulkan kerugian sangat besar, baik secara material maupun non material.
Melalui pembahasan lingkungan hidup dan K3 diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan kesadaran untuk menerapkan ketentuan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH), se hingga dapat mengurangi resiko-resiko yang tidak
diharapkan.
Berkaitan dengan K3LH tersebut akan dibahas :
Lingkungan hidup
Deskripsi K3
Penerapan K3 di tempat kerja
Penerapan pekerjaan sesuai SOP
Penerapan kondisi darurat (pertolongan pertama pada kecelakaan)
14
penyebab utama terjadi kerusakan di alam ini adalah perilaku/ perbuatan manusia yang
tidak bertanggung jawab.
Fenomena bencana alam tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini tidak memahami atau tidak memiliki kesadaran untuk
menerapkan konsep lingkungan hidup lestari.
Pada prinsipnya konsep lingkungan hidup lestari adalah terwujudnya kondisi
keseimbangan alam di antara unsur-unsur lingkungan, baik unsur biotik dan abiotik.
Peran serta manu sia yang baik adalah mampu me wujudkan keseimbangan dalam se
gala aspek kegiatannya. Sebaliknya, manakala manusia melakukan ke giatan hidup dan
kehidupan yang menimbulkan kondisi alam tidak seimbang maka akan terjadilah gang
guan atau bencana. Contoh bentuk ketidak seimbangan alam yang disebabkan oleh
aktivitas manusia yaitu penebangan hutan secara liar, alih fungsi rawa menjadi areal
perkebunan, perburuan liar, penambangan liar, penggunaan pesti sida kimia anorganik
secara ber lebihan dan sebagainya.
15
a. Tanaman pangan (contohnya jagung, padi, kedele, ubi-ubian, dan sebagainya),
b. Tanaman buah-buahan (contoh nya semangka, melon, durian, rambutan, alpokat,
jeruk, apel, dan sebagainya).
c. Tanaman bunga (contohnya anggrek, mawar, melati, krisan, ger bera, bougenvil, dan
sebagainya),
d. Tanaman serat-seratan (contoh nya rosella, kapas, kapok, agave, dan sebagainya.
e. Tanaman industri (contohnya ke lapa, kelapa sawit, karet, teh, kopi, kakao, tebu,
tembakau, lada, dan sebagainya.
Kemudian contoh biotik dari kelompok hewan meliputi ayam, domba, sapi,
kerbau, gajah, kuda, harimau, ular, buaya, burung, serangga, dan sebagainya.
Sedangkan kelompok abiotik yaitu tanah, air, dan iklim.
Kedua kelompok biotik dan abiotik tersebut saling berinteraksi, berhu bungan
erat tak terpisahkan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain yang merupakan
suatu sistem. Di dalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu arus energi
(aliran energi) dan daur materi (siklus bahan). Aliran energi dapat diamati pada struktur
makan an, keragaman biotik dan siklus bahan (yakni pertukaran bahan-bahan antara
bagian yang hidup dan tidak hidup. Sistem ini disebut eko sistem (Zoer’aini, 2007).
Kemudian istilah ekosistem dijelas kan dalam Undang-Undang Lingkung an
Hidup Tahun 1982 yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Sedangkan yang dimaksud lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan ma nusia serta makhluk hidup lainnya.
16
akibatnya dapat terjadi kerusakan lingkungan. Bentuk kerusakan lingkungan dapat
berupa hilangnya sumber plasma nutfah, pu nahnya satwa dan fauna, terjadi kabut asap,
perubahan kondisi cuaca ekstrim atau terjadi kekeringan pada musim kemarau dan
banjir pada musim penghujan.
Kegiatan penanaman yang tidak memperhatikan prinsip pelestarian lingkungan
dapat juga menimbulkan kerusakan alam yakni erosi atau tanah longsor. Contoh,
penanaman pada daerah pegunungan yang tidak dibuatkan teras iring atau tidak
mengikuti kontur (sabuk gunung). Demikian juga pada daerah datar, penanaman secara
monokultur (satu jenis tanaman pada satu hamparan) dapat menimbulkan kerentanan
terhadap serangan hama dan penyakit.
Pada kegiatan pemeliharaan tanam an yaitu penggunaan pupuk kimia
anorganik secara terus menerus da pat menimbulkan kerusakan sifat fisik tanah
sehingga menurunkan kesubur an tanah. Demikian pula penggunaan pestisida buatan
dalam kegiatan pe ngendalian hama dan penyakit se cara berlebihan dapat berakibat
antara lain pencemaran lingkungan yaitu matinya organisme pengendali alami (predator,
parasitoid), terjadi nya kekebalan terhadap serangga hama tertentu, serta dapat
menimbul kan keracunan bagi masyarakat umum atau pelaku usahatani/ petani.
Demikian pula kegiatan panen dan pengolahan hasil pertanian yakni dapat
menghasilkan limbah. Apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik maka pada
masa yang akan datang dapat menimbulkan pence maran.
Dari uraian di atas menunjukkan bah wa untuk mengelola kegiatan pertani an
haruslah berorientasi pada peles tarian lingkungan hidup yakni ber upaya
menyeimbangkan unsur biotik dan abiotik. Manakala di alam terjadi kondisi
ketidakseimbangan maka akan terjadi gangguan dalam bentuk bencana yakni banjir,
erosi, ekplosif hama (hama dalam jumlah tak terhingga), kemarau panjang, dan
sebagainya.
Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Sedang kan manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3 bagi industri atau
perusahaan yakni:
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
17
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
d. Meningkatkan image pasar ter hadap perusahaan.
e. Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat
umur alat semakin lama.
C. Deskripsi K3
Dalam rangka memasuki era pasar/ perdagangan bebas tingkat negara negara
Asean yang dikenal dengan istilah Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan
perdagangan bebas ting kat asia pasifik (APEC) serta per dagangan bebas tingkat
dunia World Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan
18
dalam perdagangan bebas tersebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi ba gi industri di Indonesia.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dideskripsikan sebagai
persyaratan untuk meningkatkan pro duktivitas kerja para pekerja atau karyawan
perusahaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dijelaskan bahwa ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yaitu
untuk:
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadi an lain yang berbahaya;
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotor an, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi,
suara dan getaran;
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, pe racunan, infeksi dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10) Menyelenggarakan suhu dan ke lembaban udara yang baik;
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12) Memelihara kebersihan, kese hatan dan ketertiban;
13) Memperoleh keserasian antara te naga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerja nya;
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, bina tang, tanaman atau
barang;
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18) Menyesuaikan dan menyempur nakan pengamanan pada peker jaan yang bahaya
19
kecelakaan nya menjadi bertambah tinggi.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
dijelaskan bahwa kewajiban dan atau hak tenaga kerja adalah untuk:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
keselamatan kerja;
b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat ke selamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan
keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan oleh
nya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai peng awas dalam batas-
batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
20