Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pembinaan Posyandu, Poskestren, Posyandu remaja, Pos UKK dan UKBM lainnya

I. PENDAHULUAN

Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga


kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
yang sangat penting karena merupakan pelayan kesehatan (health provider) yang
berada di dekat kegiatan sasaran posyandu serta frekuensi tatap muka kader lebih
sering daripada petugas kesehatan lainnya. Kader adalah seseorang tenaga
sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu
kelancaran pelayanan kesehatan. Sehingga seorang kader posyandu harus mau
bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan
posyandu, serta mau dan sanggup menggerakan masyarakat untuk melaksanakan
dan mengikuti kegiatan posyandu. Secara umum kader posyandu mempunyai tiga
peran yaitu pelaksana, pengelola dan pemakai atau pengguna. Kader juga harus
memahami tugas-tugas pokok kader posyandu.

II. LATAR BELAKANG

Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat


melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulan diare. Dalam rangka
menilai kinerja dan perkembanganya, posyandu diklasifikasikan menjadi 4
strata, yaitu posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu purnama dan
posyandu Mandiri (Kemenkes, 2014). Sesuai RPJMN 2020-2024 posyandu aktif harus
berada pada tingkat purnama dan mandiri.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tercapainya strata posyandu yang sesuai ketentuan dari pemerintah di
kecamatan Serasan yaitu berada di strata posyandu purnama dan mandiri.

B. Tujuan Khusus
1. Memantau Posyandu Aktif yang ada di wilayah kerja kecamatan Serasan
2. Memantau pencatatan dan pelaporan kader sesuai kegiatan
3. Membina kerja sama dengan lintas sektor karena memerlukan dukungan
terutama dari pihak Desa.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. KegiatanPokok :
Melakukan sosialisasi dan penjelasan mengenai Indikator Posyandu
Aktif kepada Kepala Desa, PKK, Ketua Pokja 4, seluruh kader
posyandu Balita dan Kader KB (Sub BPKPD)
2. Rincian kegiatan
 Penyampaian materi tentang Indikator Posyandu Aktif oleh
Petugas Kesehatan.
 Diskusi Masing-masing Indikator Posyandu Aktif Yang belum
dapat terpenuhi oleh posyandu di desa tersebut.
 Cara penyelesaian atau kesepakatan antara kepala Desa,
Ketua PKK, Ketua Pokja 4, dan seluruh kader serta petugas
kesehatan.
 petugas kesehatan memantau 2 bulan kemudian, apakah
komitmen sudah dilaksanakan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. SASARAN
Semua Pihak Lintas Sektor di Desa (Kepala Desa, Ketua PKK, Ketua Pokja 4,
Seluruh kader kesehatan)

B. METODE
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi penyampaian materi
tentang indikator posyandu aktif.
C. MEDIA
Media yang digunakan ada laptop dan infocus untuk pemaparan materi, lembar
materi tentang indikator posyandu aktif.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Tempat pelaksanaan pada Gedung Desa di wilayah kecamatan serasan dan
waktu pelaksanaan Juni 2022

E. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan dibebankan pada Dana BOK

F. PELAKSANA
Kegiatan dilakukan oleh petugas Promkes, Ketua UKM dan di dampingi Kepala
Puskesmas

VI. HASIL/ KELUARAN


Kesepakatan atau komitmen dengan Pihak Desa, PKK, dan seluruh kader
yang akan di selesaikan bersama dan petugas puskesmas yang melakukan
monitoring untuk dapat menaikkan strata posyandu masing-masing desa.

VII. EVALUASI
Kegiatan evaluasi akan dilakukan terhadap :
 Jumlah sasaran/ target sasaran
 Kinerja kader
 Keterlibatan lintas sektor

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung meliputi:
 Pengisian Absensi
 Pencatatan Hasil Kesepakatan

IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
meningkatkan stara posyandu pada masing-masing Desa
Mengetahui Serasan, ………………………..2022
KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pertemuan Berkala Kader Kesehatan untuk P2P (Sosialisasi Cara pengisian Formulir
PHBS Rumah Tangga kepada Kader PHBS/ Kader Dasawisma

I. PENDAHULUAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang


dilakukan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu secara mandiri
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta mampu berperan
aktif untuk mewujudkan kesehatan di masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
PHBS salah satu komponen penting dalam pembangunan kesehatan yang
diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari
setiap penduduk sehingga dapat terwujudnya derajat kesehatan secara
optimal (Aminah & Saini, 2018)

Program PHBS yang masih kurang dilakukan masyarakat


diantaranya pemenuhan gizi terkait dengan penimbangan balita setiap
bulannya, memberantas jentik nyamuk sampai perilaku keluarga yang
sering merokok didalam rumah. Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit
diare, demam berdarah, infeksi saluran pernafasan akut dan penyakit
jantung koroner. Terjadinya penyakit tersebut disebabkan karena
lingkungan yang buruk dan PHBS dalam rumah tangga yang tidak sehat.

II. LATAR BELAKANG

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan


masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,
permasalahan gizi selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya,
banyaknya penduduk yang masih merokok mencapai 80,71%, pertolongan
persalinan masih kurang dilakukan oleh petugas kesehatan dan sudah
cukup banyak sediaan air bersih. Di Indonesia, penduduk yang telah
memenuhi kriteria ber-PHBS tertinggi ada 5 provinsi tertinggi dan 5
provinsi terendah dalam ber-PHBS yaitu Sulawesi Utara (76,6%),
Kalimantan Timur (75,3%), Bali (74,2%), Jambi (72,4%), Jawa Tengah
(71,1%). Sedangkan presentase rumah tangga yang ber-PHBS terendah di
Indonesia paling banyak di Papua (37,5%), Sulawesi Tengah (31,4%),
Aceh (30,3%), Nusa Tenggara Barat (29,5%), Papua Barat (25,5%)
sedangkan DIY sendiri masuk peringkat ke 6 terendah dengan persentase (37,4%)
(Kemenkes, 2015)

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Kader memahami secara tepat dan benar cara pengisian formulir PHBS Rumah
Tangga sesuai yang dijelaskan oleh petugas kesehatan

B. Tujuan Khusus
1. Membina Kader dalam pengisian Formulir PHBS Rumah Tangga
2. Memantau pencatatan dan pelaporan kader dalam pengisian formulir
3. Monitoring kader benar turun langsung melakukan pendataan
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. KegiatanPokok :
Melakukan sosialisasi dan penjelasan mengenai cara pengisisan
formulir pendataan PHBS rumah tangga.
2. Rincian kegiatan
 Seluruh kader di kumpulkan di satu tempat untuk di jelaskan
cara pengisian formulir PHBS rumah tangga
 Kader melakukan pengisian absensi
 Petugas kesehatan membagikan formulir pendataan PHBS
kepada kader sesuai jumlah KK masing-masing kader
 Petugas menjelaskan secara benar dan jelas tentang cara
pengisian formulir dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan tidak ambigu.
 Petugas memberikan satu contoh soal dan meminta kader untuk
mengisi, setelah selesai di diskusikan bersama
 Tahap tanya jawab jika ada kader yang kurang memahami.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
C. SASARAN
Seluruh Kader PHBS atau kelompok dasawisma di masing-masing desa

D. METODE
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi penyampaian materi
tentang cara pengisian formulir pendataan rumah tangga ber-PHBS sesuai
formulir baku yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna

E. MEDIA
Media yang digunakan formulir pendataan PHBS rumah tangga

F. TEMPAT DAN WAKTU


Tempat pelaksanaan pada Gedung Desa/Rumah salah satu kader di wilayah
desa tersebut dan waktu pelaksanaan Juli 2022

G. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan dibebankan pada Dana BOK

H. PELAKSANA
Kegiatan dilakukan oleh petugas Promkes, Ketua UKM

VI. HASIL/ KELUARAN


Kader mengumpulkan formulir pendataan rumah tangga ber-PHBS yang telah
diisi dengan benar dan tepat disertakan dokumentasi pada saat melakukan
pendataan.

VII. EVALUASI
Kegiatan evaluasi akan dilakukan terhadap :
 Jumlah Rumah Tangga
 Kinerja kader

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan selama kegiatan berlangsung meliputi:
 Pengisian Absensi
 Pencatatan Hasil penjelasan cara pengisian formulir

IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
menghasilkan pengisian formulir yang benardan jelas yang dilakukan oleh
kader

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pertemuan Berkala Kader Kesehatan untuk P2P(SURVEY PHBS RUMAH TANGGA)

I. PENDAHULUAN
Pembanguna kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujuskan masyrakat yang (1) memiliki prilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, (2) mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu (3) hidup dalam lingkungan yang sehat dan
(4) memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Untuk mewujudkan itujuan tersebut, Puskesmas tidak hanya
melakukan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang bersifat kuratif
(penyembuhan penyakit), tetapi juga mengintegrasikan kegiatan UKP dengan
kegiatan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) yang berfokus pada pemeliharaan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

II. LATAR BELAKANG

Perilaku hidup bersih sehat adalah semua prilaku kesehatan yang di


lakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri dalam hal kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar mampu memahami dan
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.
Berdasarkan survey PHBS rumah tangga tahun 2018 di wilayah kerja
Puskesmas Serasan diketahui bahwa kk yang yang ber PHBS sebesar 30 %
dan yang tidak sehat sebesar % . Angka Rumah Tangga yang ber-PHBS masih
jauh dari nilai baik, maka dianggap perlu untuk dilakukan survey kembali di
tahun 2019 dengan harapan ada peningkatan angka ber-PHBS di masyarakat
terkhusus Kecamatan Serasan.
.

III. TUJUAN
a. TujuanUmum
Meningkatnya rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas Serasan
b. TujuanKhusus
1. Meningkatkan pengetahuan,kemauan dan kemampuan anggota
rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
2. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

IV. KEGIATAN

Kegiatan Pokok :
1. Perencanaan program kegiatan
2. Pelaksanaan survey PHBS Rumah tangga
3. Mengentry hasil survey dalam SIM PHBS
4. Membuat laporan hasil untuk dikirim ke DINKES Kabupaten Natuna
5. Monitoring dan evaluasi program
Rincian Kegiatan :
1. Pelaksana upaya Promkes menyusun rencana, kerangka acuan dan prosedur
survey
2. Pelaksana Promkes membuat jadwal survey PHBS, monitoring dan evaluasi
kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dan sasaran. Kegiatan-
kegiatan tersebut dikomunikasikan dengan masyarakat melalui media yang telah
ditetapkan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah:

1. Membuat rencana, kerangka acuan dan prosedur survey.


2. Membuat jadwal survey PHBS RT, perencanaan kegiatan, monitoring dan
evaluasi kegiatan masing2 upaya yang melibatkan peran serta masyarakat.
3. Melakukan komunikasi dengan masyarakat (kader kesehatan/kader PHBS)
surat atau HP( SMS, WA, Telp langsung).

4. Melakukan pertemuan dengan kader yang akan melakukan survey PHBS


Rumah tangga.
5. Kader didampingi petugas melakukan Survey PHBS Rumah Tangga.
A. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan survey PHBS RT ini adalah semua Rumah
Tangga yang ada di wilayah Kecamatan Serasan.

B. METODE
Metode kegiatan dilakukan dengan cara melakukan pertemuan dan survey
oleh kader/masyarakat.

C. MEDIA
Media yang digunakan yaitu kuesioner, ATK, laptop dan LCD proyektor.

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tempat pelaksanaan Survey PHBS Rumah tangga dilaksanakan di semua
desa dan kelurahan di wilayah Kecamatan Serasan. Waktu Pelaksanaan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sesuai kebutuhan.

E. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan didanai dari BOK

F. PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh Kader Kesehatan Desa (Kader PHBS) yang
didampingi oleh petugas kesehatan.

VI. HASIL/KELUARAN
1. Mengetahui jumlah Rumah Tangga yang ber-PHBS di wilayah Kecamatan
Serasan.
2. Semakin meningkatnya peran serta masyarakat dalam ber-PHBS

VII. EVALUASI
1. Pengisian kuesioner sudah dilakukan pada masyarakat dan sudah direkap
oleh tim survey.
2. Hasil rekapan diinput dalam SIM PHBS dan terlaporkan ke DINKES
Kabupaten Natuna

VIII. PENCATATAN DAN LAPORAN


Kuesioner dicatat dalam rekapan kuesioner secara komputerisasi
IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
mendorong peningkatan angka keluarga/Rumah Tangga yang ber-PHBS

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVEY MAWAS DIRI DAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

I. PENDAHULUAN
Pemberdayaan masyarakat meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.Survey Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan
tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan Kepala Desa/Kelurahan,
Petugas Puskesmas dan Bidan Pustu,polindes.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah musyawarah yang dihadiri
oleh perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-masalah terutama yang
erat kaitan dengan kemungkinan kejadian luar biasa (KLB), kegawatdaruratan
dan rencana yang ada di desa serta merencanakan penanggulangannya.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga
desa untuk membahas hasil survey mawas diri dan merencanakan
penangulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari survey mawas diri
(Depkes RI, 2007).

II. LATAR BELAKANG

Dalam menyususun rencana tindakan kegiatan UKM Puskesmas, sangat


perlu untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang terjadi di kelurahan dan
desa. Walaupun puskesmas memilki data hasil kegiatan UKM, namun perpekstif
antara masyarakat dan petugas sering kali tidak sejalan, maka dari itu diaanggap
perlu dilakukan Survey Mawas Diri yang melibatkan masyarakat langsung yang
menggali permasalahan yang ada di wilayah desa/kelurahan masing-masing.

III. TUJUAN
a. Tujuan SMD
1. Mengumpulkan data, masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku
2. Mengkaji dan menganalisa masalah kesehatan lingkungan dan perilaku
3. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan
4. Diperolehnya dukungan kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat

b. Tujuan MMD
1. Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan
dirasakan wilayahnya
2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
3. Masyarakat menyusun rencana-rencana kerja untuk menanggulangi
masalah kesehatan
4. Diperolehnya dukungan kelurahan/desa dan pemuka masyarakat dalam
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.

IV. KEGIATAN

Kegiatan Pokok :

1. Perencanaan program kegiatan


2. Pelaksanaan survey mawas diri
3. Pelaksanaan MMD
4. Monitoring dan evaluasi program

Rincian Kegiatan :
1. Penanggung jawab upaya puskesmas menyusun rencana, kerangka acuan dan
prosedur pemberdayaan masyarakat.
2. Penanggung jawab dan pelaksana membuat jadwal survey mawas diri, MMD
(perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat dan sasaran). Jadwal dibuat selama 1 tahun.
3. Kegiatan-kegiatan tersebut dikomunikasikan dengan masyarakat melalui media
yang telah ditetapkan.
4. Adanya kegiatan dalam pelaksanaan upaya puskesmas yang bersumber dari
swadaya masyarakat dan kontribusi swasta.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Survey Mawas Diri (SMD)
Pelaksanaan SMD
a. Petugas puskesmas pengenalan instrumen (daftar pertanyaan, penentuan
sasaran, penentuan cara memperoleh informasi).
b. Melaksanakan SMD
c. Pengolah data
Penyajian data textular, tabular, grafikal
2. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Cara melakukan MMD adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh
Kepala Desa
b. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
c. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi
teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.
d. Penyusun rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin
oleh Kepala Desa

A. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan Survey Mawas Diri dan Musyawarah
Masyarakat Desa ini adalah penanggung jawab program, tokoh/pemuka
masyarakat, lintas sektor, kader kesehatan dan kelompok masyarakat.

B. METODE
Metode kegiatan dilakukan dengan cara melakuakan pertemuan dan survey
oleh kader/masyarakat.

C. MEDIA
Media yang digunakan yaitu kuesioner, ATK, laptop dan LCD proyektor.

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Tempat pelaksanaan SMD dilaksanakan di semua desa dan kelurahan di
wilayah Kecamatan Serasan. Waktu Pelaksanaan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi sesuai kebutuhan.

E. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan didanai dari BOK

F. PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan dibatu oleh Kader Kesehatan
Desa.
VI. HASIL/KELUARAN
1. Mengetahui masalah yang ada di desa/kelurahan
2. Masyarakat bisa menyusun rencana kegiatan bersama dengan petugas
kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan di desa mereka.

VII. EVALUASI
1. Pengisian kuesioner sudah dilakukan pada masyarakat dan sudah direkap
oleh tim survey.
2. Penyajian data textular, tabular, grafikal

VIII. PENCATATAN DAN LAPORAN


Kuesioner dicatat dalam rekapan kuesioner secara manual dan elektrik.

IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
Monitoring dang Bimbingan Teknis Kader Kesehatan oleh Petugas Puskesmas
(pelatihan kader untuk pengisian Form Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang/ SDIDTK)

I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang
sesuai dengan tahapan usianya. Untuk memantau tumbuh kembang anak
dengan baik maka para orang tua, tenaga kesehatan, pendidik, kader dan
tenaga lainnya yang berminat dalam tumbuh kembang anak, perlu mengetahui
sekaligus mengenali ciri-ciri serta prinslp tumbuh kembang anak, seperti: pada
usia berapa akan muncul gerakan, kata-kata maupun perilaku tertentu pada
seorang anak dan pada usia berapa kemampuan tersebut digantikan dengan
gerakan, kata - kata dan perilaku yang lebih matang. Oleh karena proses
tumbuh kembang anak hampir sama, maka mengetahui ciri-ciri dan prinsip
tumbuh kembang anak akan memudahkan para orang tua dalam memberikan
stimulasi tumbuh kembang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan
anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
Apabila perkembangan anak sesuai dengan ciri-ciri perkembangan pada
usia tertentu berarti anak berhasil menyesuaikan diri secara normal. Melalui
deteksi dini tumbuh kembang anak, penyimpangan dimana tumbuh kembang
anak tidak sesuai dengan keadaan normal, dapat diketahui secara dini. Dengan
demikian tenaga kesehatan dapat melakukan intervensi dini, yang tentu saja
hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan
kemudian.
Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan
kesehatan fisik, mental dan psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini
mungkin sejak di dalam kandungan, dengan perhatian khusus pada bayi dan
anak balita yang merupakan "masa kritis" dan "masa emas" bagi kelangsungan
tumbuh kembang anak. Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah
upaya prioritas dalam mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi
penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, tangguh dan berbudi luhur.

II. LATAR BELAKANG


Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun - tahun
pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak
berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus
masa - masa yang rentan terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan
cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang
tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu
mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam
masyarakat.
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi
dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang
anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal
atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka
rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota
keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya) dengan tenaga profesional
(kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal.
lndikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional,
sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Semua balita umur 0 - 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 - 6 tahun
mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang agar tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi
yang dimilikinya.
2. Tujuan Khusus
1. Tersedianya acuan/pedoman Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
2. Tersedianya sumber daya pendukung pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
3. Terselenggaranya kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak baik di fasilitas kesehatan, PAUD dan
Lembaga Sosial
4. Tersedia dan terselenggaranya jejaring dan alur rujukan tumbuh
kembang anak
5. Terselenggaranya monitoring evaluasi dan pembinaan kegiatan
Stimulasi, Deteksi, danIntervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
IV. KEGIATAN
1. Kegiatan pokok :
Pelatihan kader stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
2. Rincian kegiatan :
Melatih kader untuk mengisi format SDIDTK dengan cara :
1. Pengukuran Pertumbuhan
2. Pemantauan Perkembangan
Aspek - aspek perkembangan yang dipantau.
 Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.
 Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
 Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
 Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan
mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan
sebagainya.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Salah satu kader posyandu balita masing-masing posyandu di kumpulkan
di salah satu tempat
2. Petugas puskesmas memberikan sosialisasi tentang apa itu SDIDTK
3. Petugas kesehatan yang pemegang program Anak memberikan pelatihan
tentang cara pengisian form SDIDTK dan aspek- aspek yang perlu
dilakukan dalam cara pengukuran dan perkembangan anak
4. Petugas memastikan kader melakukan pengukuran dengan benar dan
tepat
5. Petugas melakukan monitoring, dengan cara datang pada saat jadwal
posyandu dan memperhatikan kader dalam pengisian form dan cara
melakukan pengukuran SDIDTK.

A. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah salah satu kader posyandu balita pada
masing-masing posyandu di kecamatan serasan
B. METODE
Metode kegiatan dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi dan
pelatihan kepada kader tentang pengisian form SDIDTK dan cara
melakukan pengukuran untuk pengisian form SDIDTK tersebut.
C. MEDIA
Media yang digunakanyaituATK, Formulir KPSP dan Form DDTK serta
Alat Permainan Edukasi (APE)
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan dilaksanakan di Gedung Desa dan waktu
pelaksanaan disesuaikan dengan program anak
E. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini dibebankan pada anggaran Dana BOK.

F. PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh Petugas promkes dan pelaksana Program
anak bersama guru PAUD, serta kader balita yang ada di setiap desa.

VI. HASIL/KELUARAN
1. Semua kader memahami cara pengisisan form SDIDTK dimana balita
dan anak pra sekolah mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai dengan usianya.
2. Semua Posyandu dan PAUD melaksanakan SDIDTK
VII. EVALUASI
 Jumlah sasaran
 Jadwal dan kesepakatan

VIII. PENCATATAN DAN LAPORAN


Hasil kegiatan didokumentasikan serta dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
dan Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Natuna.

IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pembinaan Penerapan Prokes di Satuan Pendidikan

I. PENDAHULUAN
Sudah 1 tahun lebih masyarakat dunia harus beradaptasi dengan pandemi
Covid-19 yang sangat berdampak tidak hanya terhadap kesehatan dan ekonomi,
namun juga pada kualitas pendidikan.Pemerintah Indonesia melalui
Kemendikbudristek, dari awal pandemi sudah menyiapkan kebijakan untuk
pendidikan di masa darurat. Di antaranya dana BOS yang bisa digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan fasilitas perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah. Melalui penyiapan sarana cuci tangan pakai sabun. Ada juga fasilitas-
fasilitas lain yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan warga
sekolah.“Selain itu, pemerintah juga memberikan penyederhanaan kurikulum
sebagai kebijakan belajar dari rumah. Kurikulum khusus ini disederhanakan
untuk mendampingi peserta didik yang sedang melaksanakan belajar dari rumah
baik luring maupun during,” ujar Direktur Sekolah Dasar Dra. Sri Wahyuningsih,
M.Pd., saat memberikan sambutan pada webinar “Penerapan Protokol
Kesehatan dalam Pelaksanaan Belajar dari Rumah”, Senin, 26 Juli 2021.

II. LATAR BELAKANG


Menjaga imun dan kesehatan  untuk memerangi Covid-19. Mulai dari diri sendiri
untuk menjaga lingkungan serta menjaga anak-anak kita. Selain itu, hak belajar
anak harus tetap diberikan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu kita harus
saling berkolaborasi memperkuat implementasi protokol kesehatan sebagai poin
penting perubahan perilaku diri kita, khususnya di masa pandemi covid 19,”
pungkasnya.
Dr. Nina Dwi Putri. Sp, A(K) MSc., dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
memaparkan, berdasarkan data www.covid19.go.id per 22 Juli 2021 di Indonesia
terdapat 12,8% anak positif virus corona, 12,7%, anak dirawat atau isolasi,
13,3% anak sembuh dan 1% anak meninggal dengan jumlah kasus keseluruhan
2.983.830. Ini per 22 Juli 2021. Sementara itu data covid di Indonesia 1 dari 8
pasien Covid-19 adalah pasien anak, 1 dari 100 pasien covid-19 yang meninggal
adalah pasien anak,” tuturnya. Anak-anak tetap bisa menjadi sumber penularan
untuk orang lain di sekitarnya terutama bagi orang-orang yang beresiko tinggi
yaitu keluarga yang tinggal satu rumah, yang usianya lebih lanjut serta
mempunyai penyakit bawaan atau sakit parah.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Semua Siswa di sekolah dapat menerapkan dan mematuhi protokol
kesehatan di sekolah dalam proses pembelajaran tatap muka
2. Tujuan Khusus
1. Memastikan Sekolah menyiapkan fasilitas protokol kesehatan tersedia
dan sesuai SOP
2. Tersedianya tempat mencuci tangan dan lat pengukur suhu tubuh
3. Monitoring khusus petugas kesehatan di masing-masing sekolah
dengan membawa lembar ceklist tentang bagaimana penerepan
prokes di masing-masing sekolah dan hasil akan di diskusikan dengan
pihak sekolah yaitu kepala ukspf dan masing-masing kepala sekolah
4. Tersedianya acuan/pedoman Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
5. Tersedianya sumber daya pendukung pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
6. Terselenggaranya kegiatan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak baik di fasilitas kesehatan, PAUD dan
Lembaga Sosial
7. Tersedia dan terselenggaranya jejaring dan alur rujukan tumbuh
kembang anak
8. Terselenggaranya monitoring evaluasi dan pembinaan kegiatan
Stimulasi, Deteksi, danIntervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

IV. KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
Monitoring penerapan pada masing-masing sekolah di kecamatan
Serasan
2. Rincian Kegiatan

 Petugas puskesmas membuat lembar ceklis tentang apa yang


perlu di periksa ke sekolah, contohnya apakah siswa/i memakai
masker pada saat proses belajar mengajar, apakah di sekolah
tersebut tersedia tempat mencuci tangan dan syarat lain yang
sesuai SOP dalam proses pembelajaran tatap muka
 Petugas puskesmas melakukan monitoring penerapan prokes di
sekolah dengan cara memantau sekeliling sekolah dan membawa
lembar ceklis yang telah dibuat dan disusun.

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Petugas puskesmas membuat lembar ceklis tentang apa yang perlu di
periksa ke sekolah, contohnya apakah siswa/i memakai masker pada
saat proses belajar mengajar, apakah di sekolah tersebut tersedia tempat
mencuci tangan dan syarat lain yang sesuai SOP dalam proses
pembelajaran tatap muka
2. Petugas Puskesmas melakukan monitoring ke sekolah sesuai jadwal
yang telah disusun bersama tim tanpa adanya pemberitahuan kepada
pihak sekolah.
3. Pada saat melakukan monitoring prokes disekolah dengan terlebih dahulu
meminta ijin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah.
4. Petugas puskesmas melakukan monitoring penerapan prokes di sekolah
dengan cara memantau sekeliling sekolah dan membawa lembar ceklis
yang telah dibuat dan disusun tanpa mengganggu proses belajar
mengajar.
5. Hasil dari penilaian lembar ceklist yang dilakukan oleh petugas
puskesmas kemudian disampaikan dan diskusikan dengan kepala
sekolah

A. SASARAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah semua sekolah yang ada di
kecamatan Serasan.
B. METODE
Metode kegiatan dilakukan dengan cara melakukan pengisian lembar
ceklist yang telah dibuat sesuai SOP proses pembelajaran tatap muka
D. MEDIA
Media yang digunakan yaitu ATK, lembar ceklist penerapan protokol
kesehatan di sayuan pendidikan/ sekolah
E. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan di setiap sekolah SLTP dan SLTA di Kecamatan
Serasan dan waktu pelaksanaan september 2022
F. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini dibebankan pada anggaran Dana BOK.

G. PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh Petugas promkes dan tim
VI. HASIL/KELUARAN
Semua Sekolah diharapkan dapat menerapkan dan mematuhi protokol
kesehatan dan tersedia fasilitas prokes yang memenuhi standart dan sesuai
SOP proses belajar mengajar tatap muka di masing-masing sekolah

IX. EVALUASI
 Jumlah sasaran
 Jadwal dan kesepakatan

X. PENCATATAN DAN LAPORAN


Hasil kegiatan didokumentasikan serta dilaporkan kepada Kepala Sekolah
dan Kepala Puskesmas

XI. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
menurunkan penularan covid-19.

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos :SKM
SARIFAH ANISAH, 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
………………………
NIP.19840825 201101 2 006 S E R A S…………………………
AN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Orientasi/Pembekalan/ Peningkatan Kapasitas SDM bagi kader Kesehatan untuk


Peningkatan P2P (Pelatihan Desa Siaga)

I. PENDAHULUAN
Perjalanan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk terlibat dalam
mewujudkan masyarakat yang sehat tampaknya menjadi acuan dan inspirasi
untuk menghidupkan kembali pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat
bidang kesehatan. Pemerintah Indonesia di era 70-an sampai 80-an berhasil
memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
melalui Gerakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Program ini mengalami pasang surut ketika terjadi krisis ekonomi, kisah
sukses tersebut menjadi motivasi bagi Tim Penggerak PKK untuk tetap bertahan
dan mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan hingga saat ini
terdapat 84,3% desa dan kelurahan memiliki Posyandu (Kemenkes RI, 2013).
Kejayaan PKMD diupayakan untuk dibangkitkan kembali dengan
dikembangkannya sebuah program dengan strategi pendekatan dan
kebersamaan yang bertujuan untuk kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut
dengan desa siaga aktif (Kemenkes, RI, 2010)
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri
(Kemenkes RI, 2006). Pengembangan desa siaga mencakup upaya untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa,
mensiapsiagakan masyarakat menghadapi masalah masalah kesehatanserta
memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) (Depkes RI, 2007).

II. LATAR BELAKANG


Pengembangan Desa Siaga telah dimulai sejak tahun 2006, sampai dengan
saat ini, tercatat sudah 42.295 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (56,1%) dari
75.410 Desa dan Kelurahan yang ada di Indonesia, capaian ini baru 56,1% dari
target 80%. Namun banyak di antaranya yang belum berhasil menciptakan Desa
Siaga dan Kelurahan Siaga Aktif. Padahal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten dan Kota (Kemenkes RI, 2010b).
Tujuan dibentuknya desa siaga adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, masyarakat Sehat dan Mandiri yang
sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman
terhadap kesehatan masyarakat. Misalnya, kurang gizi, penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian
bencana, kecelakaan dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat
secara gotong royong. Desa siaga mendorong meningkatkan kesehatan warga di
pedesaan, sehingga sangat penting terus dikembangkan (Putra, 2013).
Banyaknya desa siaga yang belum aktif terjadi karena masih beragamnya
pemikiran para pelaksana dilapangan termasuk stakeholders lainnya tentang
pengertian Desa siaga. Masalah lain yang ada di kabupaten dan kota antara lain
kurangnya dukungan terutama pendanaan dalam pengembangan desa siaga
terutama dari Bupati/ Walikota dan DPRD (Kemenkes RI, 2010b)
Cakupan program desa siaga aktif nasional pada tahun 2015 adalah
69,51%. Cakupan ini sangat rendah dibandingkan dengan
target SPM yang telah ditetapkan untuk desa siaga aktif yaitu 80% dan juga jauh
dibawah cakupan desa siaga aktif provinsi ataupun nasional.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Monitoring program desa siaga aktif berjalan di Kecamatan Serasan

2. Tujuan Khusus
 Monitoring masing-masing Desa melaksanakan program desa siaga
aktif
 Monitoring dan menganalisa masing-masing kader desa siaga
memahami dan mengetahui tugas pokok sebgai kader desa siaga
 Menganalisa hasil keluaran setelah diadakan penyegaran atau
pelatihan kepada kader desa siaga
IV. KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
Pelatihan/ Penyegaran Kader Desa Siaga Aktif tentang tupoksi sebagai
Kader Desa Siaga
2. Rincian Kegiatan
 Pemaparan materi tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa
Dan Kelurahan Siaga Aktif ( Kepmenkes RI
No:1529/Menkes/SK/X/2010
 Pelatihan kader tentang tugas pokok sebagai kader desa siaga
 Monitoring setelah pelaksanaan pelatihan kader desa siaga

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


 Masing-masing Desa mengumpulkan kader sesuai tempat yang telah
disepakati
 Petugas Kesehatn menyampaikan materi tentang Desa Siaga dan tupoksi
kader sesuai pedoman umum pengmbangan desa dan kelurahan siaga
aktif
 Tanya jawab dan simulasi yang dilaksanakan oleh kader desa siaga aktif
 Monitoring

A. SASARAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah semua kader desa siaga aktif pada
masing-masing desa di Kecamatan Serasan
B. METODE
Metode kegiatan dilakukan dengan cara melakukan Pelatihan dan
simulasi kader desa siaga aktif
C. MEDIA
Media yang digunakan yaitu Leaflet, Laptop, infokus, alat tulis, dan
lain-lain
F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan masing-masing Kantor Desa Kecamatan
Serasan dan waktu pelaksanaan Agustus 2022
G. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini dibebankan pada anggaran Dana BOK.

H. PELAKSANA
Kegiatan dilaksanakan oleh Petugas promkes dan tim serta Pihak
Desa
VI. HASIL/KELUARAN

Semua kader desa siaga pada masing-masing desa memahami tugas pokok
dan fungsi sebagai kader desa siaga sesuai SOP dan melaksanakan semua
tugas dengan baik dan tepat.

VII. EVALUASI
 Jumlah sasaran
 Jadwal dan kesepakatan

VIII. PENCATATAN DAN LAPORAN


Hasil kegiatan didokumentasikan serta dilaporkan kepada Kepala Desa dan
Kepala Puskesmas

IX. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat, semoga kegiatan ini dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

Mengetahui Serasan, ………………………..2022


KepalaPuskesmasSerasan Pelaksana Program……………..

SARIFAH ANISAH, SKM ………………………


NIP.19840825 201101 2 006 …………………………

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SERASAN
JalanPantaiSisi, DesaPangkalan, Kec.Serasan
Kode Pos : 29781 Email : pkmserasan@gmail.com
SERASAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Penguatan UKS/M dan TP UKS/M

Anda mungkin juga menyukai