ISSN 2303-212X
e. ISSN 2503-5398
Abstrak: Asam Sulfat merupakan merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Asam Sulfat sering digunakan
dalam mencetak hasil perkebunan karet. Dengan maraknya penggunaan Asam Sulfat untuk pengolahan karet, besar
kemungkinan ketika proses pengangkutan, Asam Sulfat tertumpah atau menetes ke atas permukaan jalan. Kondisi inilah
yang selanjutnya mendorong untuk melakukan penelitian kondisi stabilitas suatu perkerasan jalan akibat pengaruh
Asam Sulfat. Ada dua perlakuan yaitu pembuatan benda uji campuran normal, dan benda uji yang direndam Asam
Sulfat. Untuk perlakuan benda uji yang direndam Asam Sulfat dilakukan perendaman dengan variasi konsentrasi Asam
Sulfat 100 %, Asam Sulfat 75% + Air 25%, Asam Sulfat 50% + Air 50%, dan Asam Sulfat 25% + Air 75% serta variasi
watu perendaman 1, 3 dan 5 menit diangkat, dicuci dan didiamkan untuk pengeringan air selama 24 jam sebelum diuji
Marshall. Dari hasil pengujian campuran normal didapatkan nilai KAO 5,80 % dan nilai stabilitas 1610 kg. Secara
keseluruhan nilai stabilitas menurun akibat perendaman Asam Sulfat. Penurunan terbesar terjadi ketika direndam
dengan Asam Sulfat 100% dengan waktu 5 menit sebesar 555,31 kg. Penurunan stabilitas terkecil terjadi pada kondisi
benda uji dicelupkan ke dalam larutan 25 % Asam Sulfat + 75 % air dengan waktu 1 menit sebesar 1504,48 kg.
Semakin besar konsentrasi Asam Sulfat terhadap air dan semakin lama waktu pencelupan maka kondisi benda uji
semakin jelek dan hancur nilai stabilitasnya.
Kata kunci: campuran aspal, asam sulfat, marshall
Abstract: Sulfuric acid is a is a mineral acid (inorganic) are strong. Sulfuric acid is often used in forming the rubber
plantation crops. With the widespread use of sulfuric acid for rubber processing, most likely when the transport
process, sulfuric acid spilled or dripped onto the road surface. This condition is further pushed to do research
conditions of stability of a pavement due to the influence of sulfuric acid. There are two treatments, namely the
manufacture of a mixture of normal specimen, and the specimen is immersed Sulphuric Acid. For the treatment of
specimens immersed sulfuric acid soaking with varying concentrations Sulfuric Acid 100%, sulfuric acid 75% + water
25%, sulfuric acid 50% + water 50%, and Sulfuric Acid 25% + Water 75% and variations in immersion time 1 , 3 and
5 minutes removed, washed and allowed to stand for drying of water for 24 hours before being tested Marshall. Mixture
of normal test results obtained KAO value 5.80% and stability value is 1610 kg. Overall value decreased due to the
stability of Sulphuric Acid immersion. The largest decline occurred when soaked with sulfuric acid to 100% with 5
minutes of 555.31 kg. The smallest decrease in stability occurred in the conditions of the test specimen is dipped into a
solution of 25% sulfuric acid + 75% water with a time of 1 minute at 1504.48 kg. The greater the concentration of
sulfuric acid to water and the longer time of dipping the test specimen conditions got worse and destroyed the value of
stability.
Keywords: asphalt mixture, sulfuric acid, marshall
16,17
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.
,18
Alumni Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang.
65
Pengaruh Asam Sulfat Terhadap Stabilitas Campuran Aspal
Laston Wearing Course (AC-WC) dengan Alat Marshall
Perumusan Masalah
66
Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi, Harry Ananda
menimbulkan perbedaan lendutan atau berat atau 10-15% dari volume, namun
penurunan yang dapat merusak perkerasan merupakan komponen yang relatif mahal. Sifat
sendiri. aspal akan berubah akibat panas dan umur
Bentuk dan susunan perkerasan kaku sehingga menjadi kaku dan rapuh, akibatnya
dapat dilihat pada gambar 2. daya adhesinya terhadap partikel agregat akan
berkurang. Hal ini dapat diatasi jika sifatnya
dikuasai dan dilakukan pengambilan langkah
yang lebih baik dalam proses pelaksanaan.
67
Pengaruh Asam Sulfat Terhadap Stabilitas Campuran Aspal
Laston Wearing Course (AC-WC) dengan Alat Marshall
68
Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi, Harry Ananda
permukaan dan gradasi agregat yaitu pada dinyatakan dalam prosen terhadap volume
gesekan antar butiran agregat (internal campuran agregat aspal. VMA dinyatakan
friction) dan saling kunci antar butiran sebagai ruang yang tersedia untuk
agregat (interlocking), daya lekat dan kadar menampang volume aspal dan volume
aspal dalam campuran. rongga udara yang diperlukan dalam
2. Flow (kelelahan), yang dinyatakan dengan campuran. Faktor-faktor yang
mm atau 0,01 inch. mempengaruhi VMA antara lain adalah
Kelelehan adalah besarnya deformasi struktur/distribusi target gradasi (jumlah
vertikal yang terjadi mulai awal fraksi agregat dalam campuran), ukuran
pembebanan sampai kondisi stabilitas diameter butir terbesar, energi pemadat,
menurun, kelelehan dipengaruhi oleh kadar kadar aspal, tekstur permukaan, bentuk
aspal, viscositas aspal, gradasi agregat dan butiran dan serapan air oleh agregat.
temperatur pemadatan. 7. Marshall Quotient (MQ)
3. Kerapatan (density), dinyatakan dalam Marshall Quotient adalah perbandingan
(gram/cc) antara nilai stabilitas dengan nilai kelelehan
Density merupakan tingkat kerapatan (flow) dan digunakan sebagai pendekatan
campuran setelah campuran dipadatkan, terhadap tingkat kekakuan campuran, bila
nilai density biasanya digunakan untuk campuran aspal agregat mempunyai angka
membandingkan nilai kepadatan rata-rata kelelehan rendah dan stabilitas tinggi maka
lapisan yang telah selesai dilapangan dengan campuran menunjukkan sifat kaku dan getas
kepadatan dilaboratorium, kerapatan ini (brittle), dan sebaiknya jika nilai kelelehan
dipengaruhi oleh temperatur pemadatan, tinggi dan nilai stabilitas rendah maka
kadar dan jumlah aspal, kualitas dan jenis campuran cenderung plastis.
agregat bahan susun campuran.
4. VFA (Voids Filled with Asphalt), yang Asam Sulfat
dinyatakan dalam persen (%) Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam
VFA adalah prosentase rongga yang terisi mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
aspal pada campuran setelah proses dalam air pada semua perbandingan. Asam
pemadatan. Faktor-faktor yang sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
mempengaruhi VFA adalah kadar aspal, merupakan salah satu produk utama industri
gradasi agregat, energi pemadatan (jumlah kimia. Kegunaan utamanya termasuk
tumbukan) temperature pemadatan. pemrosesan biji mineral, sintesis kimia,
5. VIM (Voids In the Mix), yang dinyatakan pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
dalam persen (%) Sebagian besar dari efek asam sulfat
VIM adalah prosentase rongga udara dalam menghasilkan keasaman yang kuat. Korosi
campuran yang telah dipadatkan, nilai VIM logam oleh asam sulfat disebabkan oleh
yang semakin tinggi menunjukkan semakin keasaman. Efek dari asam sulfat pada bahan
besarnya rongga udara dalam campuran, organik, termasuk jaringan manusia, sebagian
sehingga campuran bersifat porous. Hal ini besar hasil dari menghidrasi sifat-sifatnya.
dapat menyebabkan air dan udara mudah Efek dari asam sulfat pada logam khas
memasuki campuran dan mengakibatkan dari asam kuat: ia akan bereaksi dengan logam
mudah terjadi oksidasi dan akan mengurangi tersebut yang lebih reaktif daripada hidrogen
keawetan campuran tersebut. Sebaiknya untuk membentuk garam logam sulfat dan
VIM yang terlalu rendah akan muncul melepaskan gas hidrogen. Ini akan bereaksi
deformasi plastis, sehingga nilai VIM perlu dengan cara ini dengan banyak logam biasa,
ditetapkan dalam rentang tertentu. termasuk zat besi, seng dan aluminium. Reaksi
6. VMA (Voids in Mineral Aggregate) yang ini lebih kuat dengan asam encer dibandingkan
dinyatakan dalam persen (%). dengan asam pekat. Ini membatasi bahan yang
VMA adalah rongga udara yang ada dapat digunakan untuk menyimpan asam,
diantara butiran agregat dalam campuran meskipun dalam bentuk terkonsentrasi dapat
agregat aspal yang sudah dipadatkan disimpan dalam tangki stainless steel. Pelepasan
termasuk ruang yang terisi aspal dan gas hidrogen menimbulkan risiko ledakan
69
Pengaruh Asam Sulfat Terhadap Stabilitas Campuran Aspal
Laston Wearing Course (AC-WC) dengan Alat Marshall
70
Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi, Harry Ananda
Marshall Test
Pengujian Marshall dilakukan
berdasarkan kadar aspalnya yang terdiri dari 5
variasi kadar aspal. Dimana berat agregat untuk
setiap sample dibuat 1100 gram. Pengujian
Marshall ini dilakukan untuk mengetahui Kadar
Aspal Optimum (KAO). Setelah benda uji
dibuat, maka dilakukan pengujian persiapan
Marshall sebelum dilakukan pengujian
Marshall terhadap benda uji tersebut. Pengujian
persiapan Marshall yaitu benda uji ditimbang
Perkiraan awal kadar aspal optimum dapat kering udara, timbang dalam air dan timbang
direncanakan sebagai berikut : dalam keadaa SSD.
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 Pengujian Marshall dilakukan dengan
(%FF) + K merendam benda uji selama 30 menit dengan
Keterangan : suhu 60 oC. Setelah itu benda uji di letakkan
Pb = Perkiraan kadar aspal optimum pada alat Marshall test untuk ditekan sehingga
CA = Nilai persentase agregat kasar mendapatkan nilai stabilitas dan kelelehan.
71
Pengaruh Asam Sulfat Terhadap Stabilitas Campuran Aspal
Laston Wearing Course (AC-WC) dengan Alat Marshall
VIM
VMA
VFA
Stabilitas
Kelelehan
Dari data hasil pengujian Marshall
Marshall Quotient
diatas selanjutnya masing-masing parameter
4,5 5,0 5,5 6,0 6,5
tersebut digambarkan dalam bentuk grafik yang
menghubungkan variabel kadar aspal dan Gambar 4 Penentuan Kadar Aspal Optimum
parameter-parameter tersebut. Grafik hasil pada Campuran Normal
pengujian Marshall disajikan pada gambar 3 (Sumber : Perhitungan)
sebagai berikut:
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa kadar aspal
10.00 20.00
9.00
8.00
19.00
dengan rentang 5,1 hingga 6,5 % yang
7.00
18.00 memenuhi semua parameter Marshall, lalu
V I M (%)
V M A (%)
6.00
5.00
4.00
3.00
17.00
16.00
rentang tersebut diambil nilai tengahnya dan
2.00
1.00
15.00 didapatlah kadar aspal optimumnya sebesar 5,80
0.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
14.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
%, maka dapat dianalisa nilai optimum tiap-tiap
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
parameter Marshall yang ditampilkan pada
95.00
90.00
1800 gambar 5.
85.00 1700
Stabilitas (kg)
80.00
V F A (%)
1600
75.00
70.00 1500
65.00
1400
60.00
55.00 1300
50.00
1200
45.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
4.00 500
480
3.75
Kelelehan (mm)
460
M Q (kg/mm)
3.50
440
3.25 420
400
3.00
380
2.75 360
2.50 340
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
Grafik Pengujian
Spesifikasi Bina Marga 2010 rev.2
Kadar Aspal Optimum
17,00 %
72
Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi, Harry Ananda
10.00 20.00
Hasil Pengujian Marshall Perendaman
9.00
8.00
19.00 Benda Uji Campuran Laston Wearing Course
7.00
18.00
(AC-WC) ke dalam Asam Sulfat
V I M (%)
V M A (%)
6.00 17,00 %
5.00 17.00
4.00
3.00 4,00 % 16.00
2.00
1.00 K.A.O = 5,80 %
15.00 Benda uji direndam dengan Asam Sulfat,
K.A.O = 5,80 %
0.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
14.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
dicuci, dikeringkan lalu dilakukan pengujian
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
Marshall.
95.00
90.00 1800
85.00
80.00 76,00 %
Stabilitas (kg)
1700 1610 kg Tabel 9 Hasil Pengujian Marshall Pengaruh
V F A (%)
1600
75.00
70.00 1500
Asam Sulfat
65.00
1400
60.00
55.00 1300
50.00 K.A.O = 5,80 % K.A.O = 5,80 %
1200
45.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
4.00 500
480
3.75 3,60 mm
Kelelehan (mm)
3.50
440
3.25 420
400
3.00
380
2.75
360
K.A.O = 5,80 % K.A.O = 5,80 %
2.50 340
4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00
Kadar aspal (%) Kadar aspal (%)
Grafik Pengujian
Spesifikasi Bina Marga 2010 rev.2
Kadar Aspal Optimum
73
Pengaruh Asam Sulfat Terhadap Stabilitas Campuran Aspal
Laston Wearing Course (AC-WC) dengan Alat Marshall
74
Indra Syahrul Fuad, Bazar Asmawi, Harry Ananda
75