Bab 2 7jump Blok 12
Bab 2 7jump Blok 12
BAB II
PEMBAHASAN
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar di alami
oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu, masalah pada sikap
saluran dan kandung kemih dan beberapa kategori diagnosa medis tertentu
dirinya.
sederhana
6
pembalutan
a. Tahap Perkembangan
berisiko cedera yang disebabkan oleh orang asing. Maka dari itu
7
3) Remaja
4) Orang dewasa
5) Lansia
kemungkinan jatuh itu lebih besar, yang paling sering terjadi saat
b. Gaya Hidup
c. Mobilisasi
d. Kerusakan Sensorik
e. Kesadaran Kognitif
reaksi tubuh serta untuk berespon secara tepat lewat proses pikir dan
individu yang kurang tidur, individu yang tidak tahu di mana mereka
berada atau apa yang harus mereka lakukan untuk menolong diri
f. Status Emosi
biasanya.
g. Kemampuan Komunikasi
hambatan bahasa, dan mereka yang tidak dapat membaca juga beresiko
i. Faktor Lingkungan
Keamanan area luar rumah, seperti kolam renang, harus terjaga dan
a. Resiko Keracunan
obatan atau zat berbahaya lain dalam dosis yang cukup untuk
menyebabkan keracunan.
b. Resiko Sufokasi
serta kematian.
c. Resiko Trauma
atau fraktur).
f. Resiko Aspirasi
a. Instrumen STRATIFY
Answer Score
Unable 0
Independent 3
Answer Score
Immobile 0
Independent 4
Answer Score
Yes 1
No 0
Answer Score
Yes 1
No 0
13
function is affected?
Answer Score
Yes 1
No 0
Answer Score
Yes 1
No 0
toileting?
Answer Score
Yes 1
No 0
Jatuh merupakan suatu yang umum terjadi pada lansia, orang sakit,
atau orang cedera yang sedang lemah. Untuk mencegah dan mengurangi
14
resiko jatuh dan cedera di rumah sakit, maka perawat bisa memaksimalkan
Sisi pembatas tempat tidur juga mencegah klien yang tidak sadar
jatuh dari tempat tidur atau dari brankar. Biarkan pagar tetap naik bila
tempat tidur diatur pada posisi yang serendah mungkin dan rodanya
dengan pagar yang dinaikkan. (Capezuti et al, 1999 dalam Berman, A.,
b. Restrain
kimia.
tubuh seseorang. Alat restrain ini tidak dapat dilepaskan dengan mudah
2) Usahakan agar restrain tersebut tidak terlihat oleh orang lain. Klien
tersebut.
terutama jika telah kotor. Pilih restrain yang dapat diganti dengan
adalah:
Kaki)
5) Restrain Siku
6) Restrain Mumi
bahu kanan dan dada, dan sudut kain dimasuk ke bawah tubuh
bagian kiri. Tangan kiri diluruskan pada samping kiri tubuh, dan
menggunakan jepitan.
sebagai restrain.
a. Pengkajian
cedera meliputi:
pemeriksaan fisik
a) Riwayat Keperawatan
b) Pengkajian Fisik
(4) Genitauria
secara khusus
disorientasi,
atau hambatan
pembuatan
keputusan)
keseimbangan
susur tangan
menggunakan tidur
dan terjadwal
terapi
a) Eksterior rumah
tangganya?
b) Interior rumah
c) Dapur
oleh anak?
26
d) Kamar tidur
mudah?
(2) Apakah cahaya untuk siang hari dan malam hari sudah
adekuat?
(2) Apakah alat-alat listrik berada jauh dari tempat cuci, bak
atau pancuran?
dengan tepat?
b. Diagnosa Keperawatan
1) Diagnosa 1:
2) Diagnosa 2:
c. Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa 1:
2) Diagnosa 2:
mengendarai sepeda
3) Remaja
28
mengemudi mobil
obatan
aman
4) Orang dewasa
5) Lansia
e. Evaluasi
1) Diagnosa 1:
bahaya lingkungan
2) Diagnosa 2:
Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di
bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit di pahami.
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu (Potter
& Perry,2002).
nyeri adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pengalaman sensori dan
yang mengalami nyeri pada saat sakit gigi, memilih untuk menghindari
2. Jenis Nyeri
dan kronik.
a. Nyeri Akut
kerusakan atau cedera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi
dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan
b. Nyeri Kronik
progresif lain yang disebut nyeri yang membandel atau nyeri maligna.
tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari. Gejala
menjadi:
dan presisi yang lebih luas di bandingkan di bagian tubuh lain. Daerah
tajam, mengiris, atau seperti terbakar. Akan tetapi bila pembuluh darah
Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,
memiliki lebih sedikit reseptor sehingga lokasi nyeri sering tidak jelas.
berbeda.
1) Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi memiliki lokasi yang
berdenyut.
bergerak.
4) Nyeri otot rangka juga memiliki lokasi yang kurang jelas dan
c. Nyeri Visera
pankreas, dan jantung. Nyeri visera sering kali diikuti referred pain
dan sensasi otonom (mual, muntah). Reseptor nyeri visera lebih jarang
dan peradangan. Usus adalah sumber dari nyeri kram atau intermiten
yang dikenal sebagai kolik saat mengalami iritasi oleh zat-zat kimia
d. Nyeri Alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu
Saat ini penjelasan yang paling luas diterima tentang nyeri alih
ini, dua tipe aferen yang masuk ke segmen spinal (satu dari kulit dan
(dermatom).
35
e. Nyeri Neuropati
Nyeri Neuropati adalah nyeri yang timbul akibat iritasi atau trauma
Sakit kepala dan saraf terjepit dapat merupakan contoh dari nyeri
Serat saraf yang rusak ini mengirim sinyal yang salah ke pusat-pusat
rasa sakit. Dampak dari cedera serabut saraf meliputi perubahan dalam
3. Sifat Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
1502), empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu nyeri bersifat
pada kakinya untuk mencegah cedera lebih lanjut (Potter dan Perry, 2005,
suatu gejala yang umum terjadi pada orang yang mengidap suatu penyakit
(Clacy dan McVicar, 1992 dalam Potter dan Perry, 2005, p. 1503).
1503).
38
4. Neurofisiologi Nyeri
aferen primer.
Woolf dan Salter (2000) dalam Price dan Wilson (2005, p. 1065)
c. Resepsi
ruangan lesi
apendiks, ulkus di
duodenum)
menyebabkan peningkatan
subkutis, otot rangka, dan sendi (Price dan Wilson, 2005, p. 1065).
yaitu:
terutama panas.
Saraf perifer terdiri dari akson tiga tipe neuron yang berlainan,
yaitu neuron aferen atau sensorik primer, neuron motorik, dan neuron
dan A-beta (A-β) berukuran paling besar dan bermielin serta memiliki
(A-δ) yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin dan serat aferen
1) Jalur Asendens
1067).
1067), yaitu:
2) Jalur Desendens
dan lapisan lain kornu dorsalis (Price dan Wilson, 2005, p. 1068).
a) Neurotransmitter
(1) Substansi P
(2) Serotonin
(3) Prostaglandin
sel
b) Neuromodulator
seperti morfin
saluran pencernaan
(2) Bradikinin
stimulus nyeri
ada satu teori yang dapat menjelaskan secara lengkap bagaimana nyeri
1965. Walaupun sebagian dari asumsi awalnya telah ditinggalkan, teori ini
sampai saat ini belum ada teori tunggal yang mengintergrasikan semuanya.
menjadi fokus penelitian internsif selama lebih dari 30 tahun, dan model
mengenai rasa raba dan proprio sepsi dari perifer (serat A-a dan A-β)
serat aferen primer berdiameter besar (L) dan berdiameter kecil (S).
49
sehingga terjadi peningkatan trans misi dari aferen primer ke sel T dan
nyeri. Apabila pengaktifan ini terjadi, input sensorik akan disaring dan
dan sistem aksi, atau otak dapat menyetel gerbang kembali sewaktu
diterimanya.
50
kecil dan diserat yang turun dari pusat-pusat yang lebih tinggi.
menghilangkan nyeri adalah salah satu contoh aplikasi klinis teori ini.
51
ginekologik (Hamza et al., 1999), dan saat persalinan (van der Spank
et al., 2000).
6. Persepsi Nyeri
frontalis dan sistem limbik (Paice,1991 dalam Potter & Perry, 2005).
berakhir didalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan
Bagaimana pun tidak ada satu teoripun yang menjelaskan secara sempurna
Pada saat individu sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang
nyeri itu sehingga individu dapat bereaksi (Potter & Perry, 2005).
a. Sensori-Diskriminatif
nyeri
nyeri
b. Motivasi-Avektif
nyeri
53
koping nyeri.
c. Kognitif-E valuatif
nyeri
tindakan.
7. Reaksi Nyeri
a. Respon Fisiologis
Pada saat impuls naik ke medulla spinalis menuju batang otak dan
respon stres. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri
infark miokard, kolik akibat kandung empedu atau batu ginjal), sistem
Respon Penyebab/Efek
pernapasan.
otak
darah.
selama stres
lebih baik
cepat.
terlalu lama
cerna
b. Respon perilaku
Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus
secara bermakna. Mahon (1994) dalam Potter & Perry, 2005 mencatat
56
1) Fase Antisipasi
bukan fase yang paling tepat/ penting, karena fase tersebut dapat
2) Fase Sensasi
a. Usia
menyakitkan.
penurunan.
Apabila klien lansia ini memiliki sumber nyeri lebih dari satu, maka
populasi lansia secara umum lebih tinggi akibat kondisi penyakit yang
akut dan kronik. Ambang batas nyeri tampak tidak berubah dengan
b. Jenis Kelamin
sama). Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi subjek penelitian yang
c. Kebudayaan
cara yang mereka lakukan dan yang mereka yakini adalah sama
d. Makna Nyeri
ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu
klien yang menghubungkan rasa nyeri dengan hasil akhir yang positif
yang melahirkan anak atau seorang atlit yang menjalani bedah lutut
lebih baik karena manfaat yang dikaitkan dengan nyeri tersebut. Klien
sehari-hari.
Dalam situasi ini nyeri mungkin dilihat sebagai sebuah ancaman bagi
citra tubuh atau gaya hidup dan sebagai sebuah tanda kemungkinan
menjelang kematian.
e. Perhatian
63
f. Ansietas
sama dalam nyeri dan ansietas. Sulit untuk memisahkan dua sensasi.
ganggguan kepribadian.
g. Keletihan
65
kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap
keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri akan terasa lebih
mengalami suatu periode tidur yang lelap dibanding pada akhir hari
yang melelahkan.
h. Pengalaman Sebelumnya
menerima nyeri dengan lebih baik pada masa yang akan datang.
pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat, maka ansietas bahkan
menghilangkan nyeri.
Misalnya, setelah bedah abdomen adalah hal umum bagi klien untuk
66
mengalami nyeri insisi yang berat selama beberap hari. Apabila klien
tiur dan bernapas dengan dangkal karena ia merasa takut akan terjadi
secara jelas tentang nyeri yang akan di alami dan metode yang
telah mencoba beberapa tindakan pereda nyeri namun tidak puas ini
mereka.
i. Gaya Koping
tidak berdaya dengan rasa kesepian itu. Hal yang sering terjdi adalah
67
dapat menambah rasa nyeri. Selain itu, kesepian yang tidak memiliki
a. Pengkajian
yang dirasakan.
dan Wong,1992)
bukan saja gejala yang klien alami, tetapi juga jenis terapi yang
miokard. Klien ini dapat merasa cemas atau takut atau mereka
3) Karakteristik Nyeri
b) Lokasi
tubuh.
72
c) Keparahan
d) Kualitas
e) Pola nyeri
yang menimbulkan.
g) Gejala Penyerta
73
b) Efek perilaku
(1) Vokalisasi
(a) Mengaduh
(b) Menangis
(d) Mendengkur
(a) Meringis
(a) Gelisah
(b) Imobilisasi
berjalan
berhubungan seksual.
5) Status Neurologis
keperawatan preventif.
b. Diagnosa Keperawatan
normal
kronik
76
muskuluskeletal
bagian bawah
c. Intervensi Keperawatan
diresepkan
d. Implementasi Keperawatan
lebih dibandingkan dengan masalah klien yang lain. Klien dan perawat
obatan.
(NSAID)
defekasi.
atau injeksi, bekerja pada pusat otak yang lebih tinggi dan
perilaku.
a) Sentuhan Terapeutik
yang umum.
b) Akupresur
kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut
Klien juga harus mengetahui sejak awal bahwa latihan ini dapat
mandiri.
d) Bimbingan Antisipasi
penyuluhan praoperasi.
memperburuk nyeri.
e) Distraksi
sedang.
89
f) Biofeedback
g) Hipnosis Diri
rasa tidak nyaman yang klien alami dan sedikit waktu ekstra
i) Stimulasi Kutaneus
(Usman, 2005).