Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Mengenali Penyakit Asma

Hari / Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2016

Tempat : Rumah Nenek S

Waktu : 45 menit

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan

Nenek S dapat mengerti tentang Asma.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan

Nenek S mampu :

a. Menyebutkan pengertian asma.

b. Menyebutkan penyebab asma.

c. Menyebutkan tanda dan gejala asma.

d. Menyebutkan komplikasi asma.

e. Menyebutkan penanganan asma.

B. Topik bahasan

Materi pembahasan meliputi :

1. Pengertian asma.
2. Penyebab asma.

3. Tanda dan gejala asma.

4. Komplikasi asma.

5. Penanganan asma.

C. Materi

Terlampir

D. Media

 Leaflet dan booklet

E. Metode

Ceramah dan tanya jawab (diskusi)

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Media


1. 5 menit Pembukaan: Menjawab salam --------
a. Memberi salam. mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
c. Menyebutkan materi/
pokok bahasan yang
akan disampaikan
d. Kontrak waktu dengan
pasien

2. 20 menit Pelaksanaan Menyimak dan Leafleat


Menjelaskan materi memperhatikan dan
penyuluhan secara booklet
berurutan dan teratur,
meliputi :
a. Pengertian asma.
b. Penyebab asma.
c. Tanda dan gejala asma.
d. Komplikasi asma.
e. Penanganan asma.

3. 10 menit Evaluasi Menyimak dan --------


a. Menyimpulkan inti menjelaskan
penyuluhan. kembali
b. Meminta Nenek S untuk
dapat menjelaskan
kembali tentang materi
yang diperoleh.
c. Memberi kesempatan
pada Nenek S untuk
bertanya.

4. 10 menit Penutup Menyimak dan


a. Menyampaikan hasil Menjawab salam
evaluasi
b. Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
c. Menutup pertemuan
d. Mengucapkan salam

G. Metode Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan cara menggali tingkat pengetahuan Nenek S

setelah penyuluhan diberikan.

H. Kriteria Evaluasi

 Evaluasi Struktur

 Tersedianya leaflet dan nursing kit

 Telah membuat kontrak sebelumnya


 Tersedianya tempat pertemuan

 Evaluasi Proses

 Nenek S dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

 Nenek S dapat mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan

 Tidak ada gangguan selama interaksi

3. Evaluasi hasil

 Nenek S dapat menyebutkan pengertian asma.

 Nenek S dapat menyebutkan penyebab asma.

 Nenek S dapat menyebutkan tanda dan gejala asma.

 Nenek S dapat menyebutkan komplikasi asma.

 Nenek S dapat menyebutkan penanganan asma.


MATERI PENYULUHAN

ASMA

A. PENGERTIAN ASMA

Asma adalah penyakit paru yang didalamnya terdapat obstruksi jalan

nafas, inflamasi jalan nafas, dan jalan nafas yang  hiperresponsif atau spasme

otot polos bronchial (Betz, 2002). Asma bronkial adalah penyakit pernafasan

obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkiolus dan

menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus (Sylvia,

2004).

Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu

penyakit obstruksi pada jalan nafas secara reversibel yang ditandai denga

nbronchospasme, inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap

berbagai stimulan (Suriadi, 2001).

Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea

dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya

penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik

secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan. (Soeparman, 1994).

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli

tertentu ( Smeltzer, 2002 : 611).

Istilah asma  berasal dari kata Yunani yang berati terengah-engah  dan

berarti serangan nafas pendek. Atau asma merupakam suatu penyakit yang
ditandai oleh hipersensitivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai

rangsangan dan keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan jalan nafas

secara periodik dan reversibel akibat bronkospasme (Sylvia, Price. 2006:784).

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan

berbagai sel inflamasi.Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam

berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan(mengi dan

sesak)  (Mansjoer, 2002: 476).

Asma sering dirincikan sebagai alergik, ideopatik, nonalergi atau

gabungan, yaitu :

1. Asma alergik: Disebabkan oleh alergen atau alergen-alergen yang dikenal

( misal : serbuk sari, binatang, amarah dan jamur) kebanyakan alergen

terdapat diudaran dan musiman. Pasien dengan asma alergik biasanya

mempunyai riwayat keluarga yang alergik dan riwayat masalalu ekzema

atau rhinitis alergik, pejanan terhadap alergen mencetus asma.

2. Asma Idiopatik atau Nonalergi : Asma ideopatik atau nonalergik tidak ada

hubungan dengan alergen spesifek faktor-faktor, seperti comman cold,

infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan yang

dapat mencetuskan ransangan. Agens farmakologi seperti aspirin dan agen

anti inflamasi non steroid lainnya, pewarna rambut, antagonis beta-

andrenergik dan agen sulfit (pengawet makanan juga menjadi faktor.

Serangan asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkitis

kronis dan empizema.


3. Asma Gabungan : Adalah asama yang paling umum. Asma ini mempunyai

karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau

nonalergik (Brunner & Suddarth. 2002: 611)

B. PENYEBAB ASMA

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui hanya terdapat presipitasi yang

dapat dijelaskan disini, diantaranya :

1. Alergen utama, misalnya debu rumah, jamur, spora dan tepung sari.

2. Iritasi seperti asap, debu, bau-bauan, polusi.

3. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus.

4. Perubahan cuaca ekstrime.

5. Kegiatan jasmani berlebihan.

6. Obat-obatan (C. Smeltzer, 2000)

C. TANDA DAN GEJALA ASMA

Menurut Betz (2002) tanda dan gejala asma sebagai berikut :

1. Sesak napas/sukar bernapas yang diikuti dengan suara “mengi” (bunyi yang

meniup sewaktu mengeluarkan udara/napas).

2. Rasa berat dan kejang pada dada sehingga napas jadi terengah-engah.

3. Biasanya disertai batuk dengan dahak yang kental dan lengket.

4. Perasaan menjadi gelisah dan cemas.

5. Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot asesori pernafasan, cuping

hidung, retraksi dada, dan stridor.


6. Batuk kering (tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafas

sempit.

7. Takikardia, pernafasan sulit : Disebabkan karena peningkatan kerja

pernafasan, keletihan dan peningkatan konsumsi oksigen.

8. Sputum kental dan lengket warna hijau dan kuning, karena adanya

peningkatan produksi sputum, dehidrasi  dan demam yang dihubungkan

dengan infeksi.

9. Spasme bronkus.

10. Karena adanya inflamasi.

11. Tachypnea, orthopnea.

12. Gelisah.

13. Diaphorosis.

14. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.

15. Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan bahkan bicara.

16. Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.

17. Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior ( barrel chest ).

18. Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur

Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi. dan

sesak napas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat

didada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun

pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan

selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-

kadang purulent (Suyono, Slamet. 2002: 23).


Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad

hiperaktifitas bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara spontan

maupun dengan pengobatan. Gejala asma antara lain :

1. Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop

2. Batuk produktif, sering pada malam hari

3. Sesak nafas (Arif Mansjoer. 2001:477).

D. KOMPLIKASI ASMA

Menurut Betz (2002) komplikasi asma sebagai berikut :

1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas.

2. Chronic persistent bronchitis

Bronkitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang

berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut.

3. Pneumonia

Proses inflamatori parenkin paru yang umumnya disebabkan oleh agens

infeksius.

4. Emfisema : Emfisema paru didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal

ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli.

5. Hipoksia : kekurangan oksigen dalam jaringan.

6. Penyakit asma yang berat dan tidak terkendali akan menyebabkan hipoksia

kronis / intermitten yang menimbulkan pengaruh pada penderita.

7. Retensi karbondioksida.
8. Pada serangan asma yang berat akan terjadi retensi karbondioksida dan kerja

pernapasan menjadi begitu meningkat sehingga timbul penumpukan asam

laktat .

9. Serangan asma yang akut

E. PENANGANAN ASMA

1. Menghindari dari faktor pencetus:

a. Tidak mengibaskan laken, selimut

b. Bila menyapu lantai disiranm dulu dengan air

c. Hindari makanan yang menyebabkan asma kambuh

2. Bila sesak kambuh

a. Minum air hangat dan istirahat dengan posisi semi fowler

b. Nafas dalam

c. Berobat secara teratur (Doengoes, 2000)

d. Melonggarkan pakaian

e. Jika memakai baju kancingnya dibuka

f. Usahakan agar udara ruangan cukup mengandung O2, bila perlu jendela

dibuka (Ngastiyah, 1997)


DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L. (2002). Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Brunner dan Sudarth . (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol-2 . Jakarta :

EGC.

Carpenito, Lynda Jual. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn. ( 2002). Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC.

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Suriadi. (2001).  Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Sylvia, Price. (2002). Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai