Anda di halaman 1dari 18

MODEL AKSI SOSIAL DAN MODEL MODIFIKASI SOSIAL

MAKALAH KELOMPOK 11

Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Pendidikan Karakter dan Moral


Pancasila

Dosen Pengampu : Drs. Margono, M.Pd, M.Si

Oleh :

Irfan Maulana (220711601510)

Linggar Fibriansyah (220711601674)

Mirna Fajar Rahmawati (220711601207)

(OFFERING B)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

November 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip yang mendasari model aksi sosial?
2. Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model aksi sosial?
3. Apakah prinsip yang mendasari model modifikasi perilaku?
4. Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model modifikasi
perilaku?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Model Akai Sosial

Oleh : Mirna Fajar Rahmawati

Aksi sosial adalah suatu kegiatan yang terkoordinasikan untuk mencapai tujuan
perubahan kelembagaan dalam rangka memenuhi kebutuhan, memecahkan
masalah, mengoreksi ketidakadilan atau meningkatkan kualitas hidup manusia.
Terjadi atas inisiatif dari tenaga profesional di bidang kesejahteraan sosial,
ekonomi, politik, agama, militer, orang-orang yang secara langsung terkena
masalah.

Menurut J.P. Chaplin (1981) aksi adalah kegiatan, tindakan, perilaku,


perbuatan yang mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Sedangkan sosial adalah
segala sesuatu mengenai masyarakat yang peduli terhadap kepentingan umum
berkenaan dengan perilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aksi sosial adalah sebuah tindakan yang memiliki
tujuan tertentu terhadap kepentingan umum yang berkaitan dengan proses sosial.

Selain itu, Abu Ahmad (1990) juga berpandangan bahwa aksi sosial
(social action) adalah aksi yang dilakukan oleh pribadi dalam situasi sosial dan
tertuju pada suatu kelompok sebagai tindakan yang terorganisasi dengan tujuan
untuk megadakan reformasi dengan aspek prilaku manusia yang dapat
diperhitungkan dari sudut kebudayaan.

Disisi lain, menurut Max Weber (1962) dalam Sosiologi: Ilmu


Pengetahuan Berparadigma Ganda, aksi sosial adalah tindakan seorang individu
yang dapat mempengaruhi individu–individu lainnya dalam masyarakat. Hal ini
mengindikasikan bahwa Max Weber mendalami tentang tindakan sosial akan
memiliki akibat tertentu serta memberikan corak pada setiap individu atau
masyarakat.
Max Weber membagi tindakan/aksi sosial menjadi 4 tipe ideal, yakni
sebagai berikut:

1. Tindakan rasional-tujuan atau Zweckra-tional yaitu tingkah laku manusia


yang mempunyai cita-cita rasional, dimana kerangka berfikir logis, ilmiah,
dan ekonomis untuk tujuan-tujuan yang ia pilih.
2. Tindakan nilai atau Wertrational yaitu seorang terlibat dalam nilai penting
yang mutlak atau nilai kegiatan yang mutlak. Dia lebih mengejar nilai-
nilai daripada memperitungkan sarana-sarana dengan cara evaluatif netral.
Manusia yang mengadakan kebenaran apa adanya jelas bertindak secara
rasional nilai.
3. Tindakan efektif atau emosional yaitu tingkah laku yang berada di bawah
dominasi perasaan secara langsung. Tindakan tersebut sama sekali
emosional dan karena itu tidak rasional.
4. Tindakan tradisional yaitu tingkah laku yang berdasarkan kebiasaan yang
muncul dari praktek-praktek yang mapan dan menghormati otoritas yang
ada.

Di dalam aksi sosial didasarkan oleh prinsip-prinsip sebagai berikut ini:

a. Partisipatif, ialah peran serta atau keterlibatan aktif masyarakat (active


citizen). Masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan
program dan pengawasannya.
b. Pemberdayaan, ialah upaya penguatan kapasitas sosial yang ada di suatu
kelompok atau masyarakat.
c. Kemandirian, ialah upaya pemberdayaan masyarakat untuk membentuk
individu yang mandiri yang meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan.
d. Keberlanjutan, aksi sosial diharapkan berdampak pada 17 Sustainable
Development Goals (SDGs) untuk berkelanjutan sosial budaya, ekologi,
ekonomi, dan kelembagaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal aksi sosial adalah
sebuah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seorang atau banyak individu
yang bertujuan untuk mengadakan perubahan pada aspek perilaku manusia dari
sudut kebudayaan yang dapat memberikan corak pada setiap individu atau
masyarakat. Adapun prinsip yang mendasari modal aksi sosial ini ialah partisipasi
aktif dari masyarakat pada pemberdayaan masyarakat untuk membentuk individu
yang mandiri dalam berpikir dan bertindak sehingga dapat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat seperti yang termuat dalam 17 Sustainable
Develompment Goals (SDGs).

B. Sintaks dan Efek Pembelajaran pada Model Aksi Sosial


Oleh : Linggar Fibriansyah

C. Prinsip Dasar Model Modifikasi Perilaku


Oleh : Irfan Maulana

Menurut pendapat Garry dan Joseph (2012 : 7), yang dikutip dari Harjan,
R. (2020:126) , Modifikasi Perilaku yaitu sebagai metode yang merubah perilaku
buruk atau sifat-sifat buruk anak dalam belajar bagi yang nampak/terlihat (overt)
maupun tidak nampak/tidak terlihat (covert) pada setiap individu.

Martin & Pear (1999) yang dikutip dari Mutiah, D. (2016 : 371)
menyampaikan bahwa modifikasi perilaku itu memiliki prinsip yang menganggap
bahwa semua perilaku yang normal maupun abnormal menggunakan prinsip
dasar belajar yang sama untuk diperoleh dan dipertahankan. Sehingga dengan
adanya modifikasi perilaku, perilaku abnormal menggunakan aplikasi prinsip
belajar melalui suatu intervensi dalam belajar untuk meninggalkan perilaku yang
buruk menjadi perilaku yang baik.

Purwanta, E. ,dkk (2014 : 199) Modifikasi perilaku merupakan penerapan


teori belajar operant conditioning untuk mengubah perilaku. Dimana operant
condituioning yaitu berkaitan dengan hubungan antara lingkungan dan seseorang
yang menghasilkan perubahan perilaku bersifat Spesifik.

Asumsi yang berkaitan dengan modifikasi perilaku antara lain seperti berikut:

(1) Perilaku merupakan sesuatu yang dapat dipelajari.

(2) Perilaku tidak permanen atau dapat dilatih, diajarkan dan dirubah atau
dimodifikasi sehingga menjadi lebih baik.

(3) Perilaku sebagian besar merupakan hasil dari rangsangan tertentu, misalnya
saat ada nyamuk menggigit maka orang akan tergerak untuk memukulnya.

(4) Program pengelolaan perilaku seharusnya spesifik untuk setiap perilaku yang
akan dimodifikasi.

(5) Program pengelolaan perilaku harus difokuskan pada lingkungan anak, bukan
pada hanya anak.

Jadi dapat disimpulkan Prinsip Dasar Model Modifikasi Perilaku adalah


Berubahnya perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dalam
pembelajaran menjadi sesuai dengan harapan seperti perilaku tidak bertanggung
jawab disekolah. Dan dalam modifikasi perilaku merubah perilaku yang
nampak/terlihat (Overt) maupun yang tidak nampak (Covert) pada setiap individu.

D. Sintaks dan Efek Pembelajaran pada Model Modifikasi Perilaku


Oleh : Irfan,Linggar,Mirna

Menurut Joyce & Weil (1992) model pembelajaran adalah suatu strategi
yang digunakan untuk merumuskan kurikulum, merancang materi pembelajaran
serta memberikan bimbingan pembelajaran di kelas.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) menyatakan bahwa Model
pembelajaran ialah sebuah acuan konseptual yang sistematis dalam mengelola
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai petunjuk
bagi pengajar dalam menyusun kegiatan belajar mengajar.
Disisi lain, Joyce & Weil (1992) Model mengungkapkan bahwa
pembelajaran ialah sebuah konsep atau gambaran yang digunakan dalam membuat
sebuah kurikulum, materi pembelajaran serta pengajaran di kelas atau yang lain.

BAB III

ANALISIS KASUS

a. Deskripsi Kasus

Nasib Pelajar SMP di Sidoarjo yang Marah-marah ke polisi saat


di tegur tak pakai Helm
Kasus ini menimpa seorang pelajar yang berinisial F dan masih
duduk di bangku salah satu SMP di Sidoarjo, Jawa Timur yang melakukan
perbuatan tidak menncerminkan seorang pelajar di masyarakat. Ia marah-
marah terhadap polisi saat ditilang di pinggir jalan karena tidak memakai
Helm.
Peristiwa ini terjadi pada hari senin tanggal 21 November 2022,
bermula ketika F diberhentikan oleh seorang polisi Lalu Lintas di lampu
merah Jalan Raya Jati, dekat dengan pintu Tol Sidoarjo karena ia
berkendara tanpa menggunakan Helm. Kemudian polisi mencoba
memberikan penjelasan terkait kesalahan yang dilakukannya akan tetapi si
F membantahnya dengan perkatan kotor yang sering digunakan di
wilayahnya karena ia tidak terima untuk di ambil vidionya. Seorang
pelajar ini bersikeras melawan polisi dan sambil mengatakan perkataan
kotornya berkali-kali.
Seorang pelajar yang berinisial F ini ternyata bukan hanya tidak
memakai Helm melainkan juga tidak memiliki SIM sehingga polisi
membawanya ke Polresta Sidoarjo untuk ditindak lanjuti. Akhirnya pihak
polres memanggil guru dari sekolah terkait beserta orang tuanya untuk di
serahkan kembali Si F tadi. Pihak polresta mengaku tidak menyangkut kan
seorang pelajar ini dengan pasal yang berlaku karena masih di bawah umur
sehingga diserahkan kembali ke orang tua untuk diberi pembinaan terkait
lalu lintas.
Setelah kejadian ini seorang pelajar yang berinisial F langsung
meminta maaf terkait apa yang dilakukannya di depan polisi tadi,guru
serta orang tuanya di polresta Sidoarjo. Gurunya mengaku bahwa akan
memberikan pembinaan terkait lalu lintas kepada siswanya ini dan juga
pembinaan perilaku supaya tidak terjadi lagi perilaku-perilaku yang seperti
ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Nasib Pelajar SMP
di Sidoarjo yang Marah-marah ke polisi saat di tegur tak pakai Helm",
Klik untuk baca :
https://amp.kompas.com/surabaya/read/2022/11/22/060000178/nasib-pelajar-
smp-di-sidoarjo-yang-marah-marah-ke-polisi-saat-ditegur-tak

Kreator : Riska Farasonalia

b. Tanggapan Terhadap Kasus


Menurut kelompok kami, kasus ini berkaitan dengan over perilaku
atau perilaku yang berlebihan karena pelajar tersebut tidak memiliki sopan
santun saat berbicara kepada seseorang yang lebih tua seperti polisi.
Dewasa ini sopan santun seakan-akan melemah pada setiap individu
terutama seperti kasus ini yang merupakan seorang pelajar. Tentunya
dalam kurikulum pasti terdapat pendidikan yang mengajarkan sopan
santun dan cara berperilaku yang baik. Dalam model aksi sosial dan
modifikasi perilaku kali ini sangat sesuai untuk mengurangi kejadian kasus
seperti diatas. Model aksi sosial dapat mambuat anak menjadi aktif, disisi
lain dengan modifikasi perilaku dapat mencegah anak untuk melakukan
over perilaku atau berperilaku yang sopan. Dengan model modifikasi
perilaku ini dapat membuat anak mengembangkan atau merubah ilmunya,
yang awalnya buruk atau negatif menjadi baik atau positif.
Dalam hal ini tentunya guru yang harus berperan untuk membuat
para siswanya mempunyai perilaku yang baik dengan memberi pembinaan
di dalam maupun di luar kelas. Pembelajaran moral di sekolah pastinya
tidak mengajarkan untuk berperilaku baik di sekolah saja, akan tetapi pasti
mengajarkan untuk berpelaku baik dalam masyarakat maupun keluarga
juga. Dengan begitu, kasus seperti di atas ini tidak bisa terjadi lagi.

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas prinsip yang mendasari model
pertimbangan moral adalah nilai pemikiran, pengawasan dan
penilaian dari moral selain itu model dari tahapan tahapan
perkembangan pemikiran moral seorang. Tahapan-tahapan kognitif
dari pembahasan moral akan memperlihatkan apakah penalaran
moral seseorang masih bersifat heteronom ataukah sudah sampai
pada tahapan otonomi menurut alur tahapan Piaget serta efek dari
pembelajaran pada pendekatan moral adalah meningkatkan
moralitas yang dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan
pertimbangan moral mereka. Dalam paradigma perkembangan
kognitif, karakteristik moralitas yang paling utama dapat dilihat dari
kapasitas seseorang dalam memberikan penalaran. Sedangkan
pada model analisis nilai lebih menekankan pada cara berfikir
rasional dan logis sesuai fakta yang relefan.pembelajaran pada
pendekatan moral adalah meningkatkan moralitas yang dapat
dilihat dari tingkat pemahaman dan pertimbangan moral mereka.
Dalam paradigma perkembangan kognitif, karakteristik moralitas
yang paling utama dapat dilihat dari kapasitas seseorang dalam
memberikan penalaran. Efek dari pembelajaran dengan
pendakatan analisis terbukti efektif dalam meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir logis dan
memilih nilai.
b. Saran
Model pertimbangan moral dan analisis nilai sangat bisa
diterapkan karena peserta didik dalam meningkatkan dan
mengembangkan cara berfikir logis sesuai fakta yang ada serta
meningkatkan moralitas yang dapat dilihat dari tingkat pemahaman
dan pertimbangan moral peserta didik.

Daftar Rujukan

Asilha. 2019. “Teori Aksi Sosial (Social Action) dan Relevansinya dalam Studi
Hadis” https://www.asilha.com/2019/12/10/teori-aksi-sosial-social-action-dan-
relevansinya-dalam-studi-hadis/ diakses pada 24 November 2022 pukul 13.48.

Putro, Mufqi Hutomo. 2014. “Kampanye Melalui Pantomim Pada Aksi Kamisan
Bandung” https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=254109 diakses pada 23
November 2022 pukul 19.27.
LAMPIRAN

Nama : Mirna Fajar Rahmawati

NIM : 220711601207

Rumusan J.P. Chaplin (1981) Abu Ahmad (1990) Max Weber (1962) Kesimpulan
Masalah
Kutipan Kutipan tidak Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan
langsung langsung langsung tidak langsung tidak
langsung langsung

Apakah Aksi adalah Aksi sosial Aksi sosial Aksi sosial Aksi Aksi Dengan
prinsip kegiatan, adalah (social ialah sosial sosial demikian
yang tindakan, sebuah action) tindakan adalah merupaka dapat
mendasar perilaku, tindakan adalah aksi yang tindakan n suatu disimpulkan
i model perbuatan yang yang dilakukan seorang tindakan bahwa
aksi yang memiliki dilakukan oleh individu oleh modal aksi
sosial? mempunyai tujuan oleh pribadi seseorang yang seseorang sosial adalah
tujuan atau tertentu dalam dalam situasi dapat yang sebuah
maksud terhadap situasi sosial, mempeng dapat tindakan
tertentu. kepentingan sosial dan ditujukan aruhi mempeng atau perilaku
Sedangkan umum yang tertuju pada pada sebuah individu– aruhi yang
sosial berkaitan suatu kelompok individu orang lain dilakukan
adalah dengan kelompok sebagai lainnya dalam oleh seorang
segala proses sosial. sebagai tindakan dalam masyaraka atau banyak
sesuatu tindakan terorganisir masyarak t serta individu
mengenai yang yang at. Hal ini memiliki yang
masyarakat terorganisas bertujuan mengindi konsekuen bertujuan
yang peduli i dengan untuk kasikan si tertentu untuk
terhadap tujuan untuk melakukan bahwa dan mengadakan
kepentingan megadakan sebuah Max memberi perubahan
umum reformasi perubahan Weber gaya pada pada aspek
berkenaan dengan tingkah laku mendalam setiap perilaku
dengan aspek manusia dari i tentang individu manusia dari
perilaku prilaku sudut tindakan atau sudut
interpersona manusia pandang sosial masuaraka kebudayaan
l atau yang yang dapat kebudayaan. akan t. yang dapat
berkaitan diperhitung memiliki memberikan
dengan kan dari akibat corak pada
proses sosial sudut tertentu setiap
kebudayaan. serta individu atau
memberik masyarakat.
an corak
pada
setiap
individu
atau
masyarak
at.

Nama : Linggar Fibriansyah

NIM : 220711601674

Rumusan Sarbaini (2012:19) Budimansyah, 2002; Menurut Kohlberg Kesimpulan


Masalah Osler & Starkey, 2003 (1975)

Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan


langsung tidak tidak langsun tidak
langsung langsung langsun g langsun
g g

Bagaimana . l Pendidikan Pendidik Perkemb Perkem Pertimbang


sintaks dan Kewarganegar an angan bangan an moral
efek aan sangat kewarga moral moral adalah
pembelajar berkompeten negaraa berkaita terkait suatu
an pada dengan pola n sangat n langsun tindakan
model Aksi belajar berkaita langsun g yang
Sosial? “learning to n g dengan dilakukan
live together” dengan dengan kognitif terhadap
(belajar hidup pola kognitif hal ini situasi yang
bersama belajar " karena terjadi memancing
orang lain) learning ia dapat karena pola pikir
yang sejalan to live merangs perkem dan
dengan together angkan bangan tanggung
prinsip: ‘to " (belajar pemikira moral jawab
love and tobe hidup n aktif dapat dalam
loved”, bersama pelajar merang pembuatan
sehingga ada orang terhadap sang keputusan
perubahan lain) isu-isu pemikir yang
pola pikir, pola dan an aktif berkaitan
mendorong belajar membua bagi dengan
adanya ini juga t pelajar moral.
kompetensi, berkaita keputus terhada
tanggung n an yang p isu
jawab, dengan berkaita isu dan
berpartisipasi prinsip " n pembu
aktif, serta to love dengan atan
dapat and tobe moral. keputus
meningkatkan loved" Ini an
ketrampilan sehingg merupak yang
dan a terjadi an satu berkait
internalisasi pola perkemb an
nilai siswa pikir angan dengan
melalui model yang karena moral.
pendidikan mendoro matlama Hal ini
moral dengan ng t merupa
membuat timbulny Pendidik kan
pertimbangan a an Moral suatu
moral. kompete ialah perkem
nsi , satu bangan
tanggun pergerak karena
g an sasara
jawab , melalui n
ikut peringka pendidi
berpartis t kan
ipasi perkemb moral
serta angan adalah
meningk moral. suatu
atkan pergera
ketrampi kan
lan dan melalui
internali peringk
sasi nilai at
siswa perkem
yang bangan
diharapk mora
an
melalui
model
pendidik
an moral
ini dapat
menjadi
bahan
pertimba
ngan
moral.

Nama : Irfan Maulana

NIM : 220711601510

Rumusan Garry dan Joseph (2012 : Martin & Pear (1999) yang Purwanta, E. ,dkk Kesimpulan
Masalah 7), yang dikutip dari dikutip dari Mutiah, D. (2014 : 199)
Harjan, R. (2020:126) (2016 : 371)

Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan


langsung tidak langsung tidak langsung tidak
langsung langsung langsung

Apakah Merujuk Menurut Martin & Martin & Modifikas Purwanta, Jadi dapat
prinsip pendapat pendapat Pear ( 1999) Pear (1999) i perilaku E. ,dkk disimpulkan
yang dari Garry Garry dan menjelaskan yang dikutip merupaka (2014 : Prinsip
mendasari dan Joseph ( Joseph bahwa dari Mutiah, n 199) Dasar Model
model 2012: 7), (2012 : 7), modifikasi D. (2016 : penerapan Modifikas Modifikasi
modifikasi yang yang dikutip perilaku 371) teori i perilaku Perilaku
perilaku? menyatakan dari Harjan, yang menyampaik belajar merupaka adalah
R. memiliki an bahwa operant n Berubahnya
bahwa
(2020:126) , prinsip modifikasi conditioni penerapan perilaku
modifikasi
Modifikasi bahwa perilaku itu ng untuk teori yang tidak
perilaku
sebagai Perilaku semua memiliki mengubah belajar sesuai
metode yaitu perilaku, prinsip yang perilaku. operant dengan
yang sebagai baik menganggap Operan conditioni prinsip-
berusaha metode yang perilaku bahwa conditioni ng untuk prinsip
merubah merubah normal dan semua ng mengubah dalam
perilaku perilaku abnormal perilaku ditemuka perilaku. pembelajara
yang buruk atau diperoleh yang normal n oleh Dimana n menjadi
sifat-sifat dan maupun B.F operant sesuai
menggunak
buruk anak dipertahank abnormal Skinner condituion dengan
an cara
dalam an dengan menggunaka mengacu ing yaitu harapan
sistematis
belajar bagi menggunak n prinsip pada berkaitan seperti
berdasarkan
yang an prinsip dasar belajar hubungan dengan perilaku
prinsip-
nampak/terli dasar yang sama antara hubungan tidak
prinsip
hat (overt) belajar untuk lingkunga antara bertanggung
belajar,
maupun yang sama. diperoleh n yang lingkunga jawab
teknik
tidak Dengan dan menghasil n dan disekolah.
pengukuran nampak/tida modifikasi dipertahanka kan seseorang Dan dalam
untuk k terlihat perilaku n. Sehingga perubahan yang modifikasi
mengukur (covert) maka dengan perilaku menghasil perilaku
perilaku pada setiap perilaku adanya yang kan merubah
yang individu. abnormal modifikasi spesifik. perubahan perilaku
tersembunyi akan perilaku, perilaku yang
dan yang menggunak perilaku bersifat nampak/terli
Nampak an aplikasi abnormal Spesifik. hat (Overt)
pada prinsip menggunaka maupun
belajar n aplikasi yang tidak
individu.
melalui prinsip nampak
suatu belajar (Covert)
intervensi melalui pada setiap
dalam suatu individu.
belajar intervensi
untuk dalam
meninggalk belajar untuk
an perilaku meninggalka
maladaptif n perilaku
dan yang buruk
mempelajari menjadi
perilaku perilaku
baru yang yang baik.
lebih
adaptif.

Nama : Irfan,Linggar,Mirna

Rumusan Joyce & Weil (1992) Soekamto, dkk (dalam Joyce & Weil (1992) Kesimpulan
Masalah Nurulwati, 2000)

Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan


langsung tidak langsung tidak langsung tidak
langsung langsung langsung

Bagaima Joyce & Menurut Soekamto, Soekamto, Joyce & Disisi lain, Sintaks
na Weil (1992) Joyce & dkk (dalam dkk (dalam Weil yang Joyce & yang di
sintaks berpendapat Weil (1992) Nurulwati, Nurulwati, dikutip Weil dalam
dan efek bahwa model model 2000) juga 2000) oleh (1992) model
pembelaj pembelajaran pembelajara mengemuk menyatakan Rusman Model analisis
aran pada adalah suatu n adalah akan bahwa menjelask mengungka nilai lebih
model rencana atau suatu maksud Model an bahwa pkan menekanka
Modifika pola yang strategi yang dari model pembelajara model bahwa n pada cara
si dapat digunakan pembelajar n ialah pembelaja pembelajar berfikir
Perilaku? digunakan untuk an yaitu sebuah ran adalah an ialah rasional
untuk merumuska sebuah acuan suatu sebuah dan logis
mernbentuk n kerangka konseptual rencana konsep sesuai
kurikulum kurikulum, konseptual yang atau pola atau fakta yang
(rencana merancang yang sistematis yang gambaran relefan.pem
pembelajaran materi melukiskan dalam dapat yang belajaran
jangka pembelajara prosedur mengelola digunakan digunakan pada
panjang), n serta yang pengalaman untuk dalam pendekatan
merancang memberikan sistematis belajar membentu membuat moral
bahan-bahan bimbingan dalam untuk k sebuah adalah
pembelajaran pembelajara mengorgan mencapai kurikulum kurikulum, meningkatk
, dan n di kelas. isasikan tujuan (rencana materi an
membimbing pengalama belajar dan jangka pembelajar moralitas
pembelajaran n belajar berfungsi panjang), an serta yang dapat
di kelas atau untuk sebagai merancan pengajaran dilihat dari
yang lain. mencapai petunjuk g bahan- di kelas tingkat
tujuan bagi bahan atau yang pemahama
belajar pengajar pembelaja lain. n dan
tertentu, dalam ran, dan pertimbang
dan menyusun membimbi an moral
berfungsi kegiatan ng mereka.
sebagai belajar pembelaja
pedoman mengajar. ran di
kelas atau
yang lain.

Anda mungkin juga menyukai