MAKALAH KELOMPOK 11
Oleh :
(OFFERING B)
November 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip yang mendasari model aksi sosial?
2. Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model aksi sosial?
3. Apakah prinsip yang mendasari model modifikasi perilaku?
4. Bagaimana sintaks dan efek pembelajaran pada model modifikasi
perilaku?
BAB II
PEMBAHASAN
Aksi sosial adalah suatu kegiatan yang terkoordinasikan untuk mencapai tujuan
perubahan kelembagaan dalam rangka memenuhi kebutuhan, memecahkan
masalah, mengoreksi ketidakadilan atau meningkatkan kualitas hidup manusia.
Terjadi atas inisiatif dari tenaga profesional di bidang kesejahteraan sosial,
ekonomi, politik, agama, militer, orang-orang yang secara langsung terkena
masalah.
Selain itu, Abu Ahmad (1990) juga berpandangan bahwa aksi sosial
(social action) adalah aksi yang dilakukan oleh pribadi dalam situasi sosial dan
tertuju pada suatu kelompok sebagai tindakan yang terorganisasi dengan tujuan
untuk megadakan reformasi dengan aspek prilaku manusia yang dapat
diperhitungkan dari sudut kebudayaan.
Menurut pendapat Garry dan Joseph (2012 : 7), yang dikutip dari Harjan,
R. (2020:126) , Modifikasi Perilaku yaitu sebagai metode yang merubah perilaku
buruk atau sifat-sifat buruk anak dalam belajar bagi yang nampak/terlihat (overt)
maupun tidak nampak/tidak terlihat (covert) pada setiap individu.
Martin & Pear (1999) yang dikutip dari Mutiah, D. (2016 : 371)
menyampaikan bahwa modifikasi perilaku itu memiliki prinsip yang menganggap
bahwa semua perilaku yang normal maupun abnormal menggunakan prinsip
dasar belajar yang sama untuk diperoleh dan dipertahankan. Sehingga dengan
adanya modifikasi perilaku, perilaku abnormal menggunakan aplikasi prinsip
belajar melalui suatu intervensi dalam belajar untuk meninggalkan perilaku yang
buruk menjadi perilaku yang baik.
Asumsi yang berkaitan dengan modifikasi perilaku antara lain seperti berikut:
(2) Perilaku tidak permanen atau dapat dilatih, diajarkan dan dirubah atau
dimodifikasi sehingga menjadi lebih baik.
(3) Perilaku sebagian besar merupakan hasil dari rangsangan tertentu, misalnya
saat ada nyamuk menggigit maka orang akan tergerak untuk memukulnya.
(4) Program pengelolaan perilaku seharusnya spesifik untuk setiap perilaku yang
akan dimodifikasi.
(5) Program pengelolaan perilaku harus difokuskan pada lingkungan anak, bukan
pada hanya anak.
Menurut Joyce & Weil (1992) model pembelajaran adalah suatu strategi
yang digunakan untuk merumuskan kurikulum, merancang materi pembelajaran
serta memberikan bimbingan pembelajaran di kelas.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) menyatakan bahwa Model
pembelajaran ialah sebuah acuan konseptual yang sistematis dalam mengelola
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai petunjuk
bagi pengajar dalam menyusun kegiatan belajar mengajar.
Disisi lain, Joyce & Weil (1992) Model mengungkapkan bahwa
pembelajaran ialah sebuah konsep atau gambaran yang digunakan dalam membuat
sebuah kurikulum, materi pembelajaran serta pengajaran di kelas atau yang lain.
BAB III
ANALISIS KASUS
a. Deskripsi Kasus
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas prinsip yang mendasari model
pertimbangan moral adalah nilai pemikiran, pengawasan dan
penilaian dari moral selain itu model dari tahapan tahapan
perkembangan pemikiran moral seorang. Tahapan-tahapan kognitif
dari pembahasan moral akan memperlihatkan apakah penalaran
moral seseorang masih bersifat heteronom ataukah sudah sampai
pada tahapan otonomi menurut alur tahapan Piaget serta efek dari
pembelajaran pada pendekatan moral adalah meningkatkan
moralitas yang dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan
pertimbangan moral mereka. Dalam paradigma perkembangan
kognitif, karakteristik moralitas yang paling utama dapat dilihat dari
kapasitas seseorang dalam memberikan penalaran. Sedangkan
pada model analisis nilai lebih menekankan pada cara berfikir
rasional dan logis sesuai fakta yang relefan.pembelajaran pada
pendekatan moral adalah meningkatkan moralitas yang dapat
dilihat dari tingkat pemahaman dan pertimbangan moral mereka.
Dalam paradigma perkembangan kognitif, karakteristik moralitas
yang paling utama dapat dilihat dari kapasitas seseorang dalam
memberikan penalaran. Efek dari pembelajaran dengan
pendakatan analisis terbukti efektif dalam meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir logis dan
memilih nilai.
b. Saran
Model pertimbangan moral dan analisis nilai sangat bisa
diterapkan karena peserta didik dalam meningkatkan dan
mengembangkan cara berfikir logis sesuai fakta yang ada serta
meningkatkan moralitas yang dapat dilihat dari tingkat pemahaman
dan pertimbangan moral peserta didik.
Daftar Rujukan
Asilha. 2019. “Teori Aksi Sosial (Social Action) dan Relevansinya dalam Studi
Hadis” https://www.asilha.com/2019/12/10/teori-aksi-sosial-social-action-dan-
relevansinya-dalam-studi-hadis/ diakses pada 24 November 2022 pukul 13.48.
Putro, Mufqi Hutomo. 2014. “Kampanye Melalui Pantomim Pada Aksi Kamisan
Bandung” https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=254109 diakses pada 23
November 2022 pukul 19.27.
LAMPIRAN
NIM : 220711601207
Rumusan J.P. Chaplin (1981) Abu Ahmad (1990) Max Weber (1962) Kesimpulan
Masalah
Kutipan Kutipan tidak Kutipan Kutipan Kutipan Kutipan
langsung langsung langsung tidak langsung tidak
langsung langsung
Apakah Aksi adalah Aksi sosial Aksi sosial Aksi sosial Aksi Aksi Dengan
prinsip kegiatan, adalah (social ialah sosial sosial demikian
yang tindakan, sebuah action) tindakan adalah merupaka dapat
mendasar perilaku, tindakan adalah aksi yang tindakan n suatu disimpulkan
i model perbuatan yang yang dilakukan seorang tindakan bahwa
aksi yang memiliki dilakukan oleh individu oleh modal aksi
sosial? mempunyai tujuan oleh pribadi seseorang yang seseorang sosial adalah
tujuan atau tertentu dalam dalam situasi dapat yang sebuah
maksud terhadap situasi sosial, mempeng dapat tindakan
tertentu. kepentingan sosial dan ditujukan aruhi mempeng atau perilaku
Sedangkan umum yang tertuju pada pada sebuah individu– aruhi yang
sosial berkaitan suatu kelompok individu orang lain dilakukan
adalah dengan kelompok sebagai lainnya dalam oleh seorang
segala proses sosial. sebagai tindakan dalam masyaraka atau banyak
sesuatu tindakan terorganisir masyarak t serta individu
mengenai yang yang at. Hal ini memiliki yang
masyarakat terorganisas bertujuan mengindi konsekuen bertujuan
yang peduli i dengan untuk kasikan si tertentu untuk
terhadap tujuan untuk melakukan bahwa dan mengadakan
kepentingan megadakan sebuah Max memberi perubahan
umum reformasi perubahan Weber gaya pada pada aspek
berkenaan dengan tingkah laku mendalam setiap perilaku
dengan aspek manusia dari i tentang individu manusia dari
perilaku prilaku sudut tindakan atau sudut
interpersona manusia pandang sosial masuaraka kebudayaan
l atau yang yang dapat kebudayaan. akan t. yang dapat
berkaitan diperhitung memiliki memberikan
dengan kan dari akibat corak pada
proses sosial sudut tertentu setiap
kebudayaan. serta individu atau
memberik masyarakat.
an corak
pada
setiap
individu
atau
masyarak
at.
NIM : 220711601674
NIM : 220711601510
Rumusan Garry dan Joseph (2012 : Martin & Pear (1999) yang Purwanta, E. ,dkk Kesimpulan
Masalah 7), yang dikutip dari dikutip dari Mutiah, D. (2014 : 199)
Harjan, R. (2020:126) (2016 : 371)
Apakah Merujuk Menurut Martin & Martin & Modifikas Purwanta, Jadi dapat
prinsip pendapat pendapat Pear ( 1999) Pear (1999) i perilaku E. ,dkk disimpulkan
yang dari Garry Garry dan menjelaskan yang dikutip merupaka (2014 : Prinsip
mendasari dan Joseph ( Joseph bahwa dari Mutiah, n 199) Dasar Model
model 2012: 7), (2012 : 7), modifikasi D. (2016 : penerapan Modifikas Modifikasi
modifikasi yang yang dikutip perilaku 371) teori i perilaku Perilaku
perilaku? menyatakan dari Harjan, yang menyampaik belajar merupaka adalah
R. memiliki an bahwa operant n Berubahnya
bahwa
(2020:126) , prinsip modifikasi conditioni penerapan perilaku
modifikasi
Modifikasi bahwa perilaku itu ng untuk teori yang tidak
perilaku
sebagai Perilaku semua memiliki mengubah belajar sesuai
metode yaitu perilaku, prinsip yang perilaku. operant dengan
yang sebagai baik menganggap Operan conditioni prinsip-
berusaha metode yang perilaku bahwa conditioni ng untuk prinsip
merubah merubah normal dan semua ng mengubah dalam
perilaku perilaku abnormal perilaku ditemuka perilaku. pembelajara
yang buruk atau diperoleh yang normal n oleh Dimana n menjadi
sifat-sifat dan maupun B.F operant sesuai
menggunak
buruk anak dipertahank abnormal Skinner condituion dengan
an cara
dalam an dengan menggunaka mengacu ing yaitu harapan
sistematis
belajar bagi menggunak n prinsip pada berkaitan seperti
berdasarkan
yang an prinsip dasar belajar hubungan dengan perilaku
prinsip-
nampak/terli dasar yang sama antara hubungan tidak
prinsip
hat (overt) belajar untuk lingkunga antara bertanggung
belajar,
maupun yang sama. diperoleh n yang lingkunga jawab
teknik
tidak Dengan dan menghasil n dan disekolah.
pengukuran nampak/tida modifikasi dipertahanka kan seseorang Dan dalam
untuk k terlihat perilaku n. Sehingga perubahan yang modifikasi
mengukur (covert) maka dengan perilaku menghasil perilaku
perilaku pada setiap perilaku adanya yang kan merubah
yang individu. abnormal modifikasi spesifik. perubahan perilaku
tersembunyi akan perilaku, perilaku yang
dan yang menggunak perilaku bersifat nampak/terli
Nampak an aplikasi abnormal Spesifik. hat (Overt)
pada prinsip menggunaka maupun
belajar n aplikasi yang tidak
individu.
melalui prinsip nampak
suatu belajar (Covert)
intervensi melalui pada setiap
dalam suatu individu.
belajar intervensi
untuk dalam
meninggalk belajar untuk
an perilaku meninggalka
maladaptif n perilaku
dan yang buruk
mempelajari menjadi
perilaku perilaku
baru yang yang baik.
lebih
adaptif.
Nama : Irfan,Linggar,Mirna
Rumusan Joyce & Weil (1992) Soekamto, dkk (dalam Joyce & Weil (1992) Kesimpulan
Masalah Nurulwati, 2000)
Bagaima Joyce & Menurut Soekamto, Soekamto, Joyce & Disisi lain, Sintaks
na Weil (1992) Joyce & dkk (dalam dkk (dalam Weil yang Joyce & yang di
sintaks berpendapat Weil (1992) Nurulwati, Nurulwati, dikutip Weil dalam
dan efek bahwa model model 2000) juga 2000) oleh (1992) model
pembelaj pembelajaran pembelajara mengemuk menyatakan Rusman Model analisis
aran pada adalah suatu n adalah akan bahwa menjelask mengungka nilai lebih
model rencana atau suatu maksud Model an bahwa pkan menekanka
Modifika pola yang strategi yang dari model pembelajara model bahwa n pada cara
si dapat digunakan pembelajar n ialah pembelaja pembelajar berfikir
Perilaku? digunakan untuk an yaitu sebuah ran adalah an ialah rasional
untuk merumuska sebuah acuan suatu sebuah dan logis
mernbentuk n kerangka konseptual rencana konsep sesuai
kurikulum kurikulum, konseptual yang atau pola atau fakta yang
(rencana merancang yang sistematis yang gambaran relefan.pem
pembelajaran materi melukiskan dalam dapat yang belajaran
jangka pembelajara prosedur mengelola digunakan digunakan pada
panjang), n serta yang pengalaman untuk dalam pendekatan
merancang memberikan sistematis belajar membentu membuat moral
bahan-bahan bimbingan dalam untuk k sebuah adalah
pembelajaran pembelajara mengorgan mencapai kurikulum kurikulum, meningkatk
, dan n di kelas. isasikan tujuan (rencana materi an
membimbing pengalama belajar dan jangka pembelajar moralitas
pembelajaran n belajar berfungsi panjang), an serta yang dapat
di kelas atau untuk sebagai merancan pengajaran dilihat dari
yang lain. mencapai petunjuk g bahan- di kelas tingkat
tujuan bagi bahan atau yang pemahama
belajar pengajar pembelaja lain. n dan
tertentu, dalam ran, dan pertimbang
dan menyusun membimbi an moral
berfungsi kegiatan ng mereka.
sebagai belajar pembelaja
pedoman mengajar. ran di
kelas atau
yang lain.