Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HASIL WAWANCARA MASALAH SOSIAL

“KERESAHAN WARGA KASEMBON KARENA ADANYA BAU

DARI BUDIDAYA CACING”

Yang di ampu oleh Bapak M. Mujtaba Habibi S.Pd, M.Ap

Mata kuliah Wawasan Ilmu Sosial

Oleh kelompok 4 :

1. FATIMAH SITI UMAIROH (220711600698)

2. FINA YULIANINGSIH (220711604571)

3. KARINAAIS SITORESMI (220711604246)

4. LINGGAR FIBRIANSYAH (220711601674)

OFFERING B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

OKTOBER 2022
Latar belakang masalah

Adanya rasa aman dan nyaman sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
Permasalahan sering timbul pada masyarakat bukanlah hal yang langka, seperti permasalahan di
desa kasembon. Masalah bau yang menyengat akibat adanya budidaya cacing. Permasalahan ini
sudah berjalan cukup lama dan masih belum menemukan solusi yang tepat, sehingga hal inilah
yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara langsung agar mengetahui
sebab akibat masalah yang terjadi. Serta masalah ini menyangkut banyak individu. Kami sebagai
penulis ingin mengetahui secara menyeluruh dan dari berbagai sudut pandang untuk
mendapatkan data yang valid.

Rumusan masalah

1. Apa permasalahan yang terjadi di desa Kasembon ?


2. Bagaimana tanggapan dari warga dan pembudidaya cacing mengenai masalah tersebut?
3. Bagaimana penyelesaian dari masalah tersebut ?

Metode penelitian

Lokasi : Desa Kasembon kec. Bululawang

Narasumber : 1. Devi cahyono ( warga kasembon)

2. Nuri Hidayat ( pembudidaya cacing )

Tanggal : Selasa, 22 November 2022


Metode penelitian : Wawancara

Identifikasi masalah sosial di masyarakat

Di Desa Kasembon, kec. Bululawang, kab. Malang banyak warga yang membudidayakan cacing
merah yang rata-rata digunakan untuk umpan memancing. Kebanyakan orang-orang yang
membudidayakan cacing itu diletakkan di belakang rumah mereka. Budidaya cacing merah
diletakkan di tanah yang dicampur dengan kompos dari pabrik gula dan diletakkan di tempat
yang lembab. Karena menggunakan kompos dari pabrik gula, yang bisa mengeluarkan bau yang
tidak sedap dan menyengat. Apalagi pada saat musim hujan, baunya bisa masuk ke pemukiman
warga. Hal ini yang memicu munculnya masalah sosial, dimana banyak warga yang merasa
resah dan tidak nyaman karena bau dari budidaya tersebut. Dan budidaya tersebut sudah
berlangsung selama kurang lebih 9 tahunan. Tetapi pada 4 tahun pertama tidak menimbulkan bau
yang menyengat karena menggunakan sayuran sebagai makanan cacing. Tetapi bau menyengat
ini timbul karena diberinya makanan berupa pupuk kompos dari limbah gula pada awal 2017.
Pergantian makanan ini dikarenakan cacing lebih maksimal hasilnya apabila diberi makanan dari
limbah gula.

Hasil Wawancara

 Warga sekitar kasembon yang terkena dampak bau budidaya cacing


1. Mengapa banyak warga yang resah dengan adanya budidaya cacing?
Banyanyknya warga yang resah karena budidaya cacing ini adalah akibat munculnya bau
yang menyengat atau tidak sedap. Bau tersebut muncul dari pupuk kompos yang dari
pabrik gula, pupuk ini bisa disebut dengan nama “blotong”.
2. Kapan bau menyengat tersebut biasa terjadi?
Bau menyengat atau tidak sedap akan muncul pada musim hujan, hal ini dikarenakan
pupuk kompos dari pabrik gula tersebut terkena air kemudian lembab dan dapat
memunculkan bau yang menyengat. Pada saat hari-hari biasa atau musim kemarau bau
tersebut tetap ada tetapi tidak separah dibandingkan pada musim hujan.
3. Dimana wilayah perumahan yang paling terkena dampak bau menyengat?
Tempat yang paling terkena dampak bau tersebut adalah tetangga terdekat dari
pembudidaya cacing hingga tempat yang berjarak kurang lebih 300 meter. Bahkan bisa
dikatakan seluruh masyarakat warga desa kasembon terkena dampak bau tersebut, tetapi
tidak separah yang berada di sekitar lokasi.
4. Bagaimana pendapat serta tindakan yang pernah dilakukan warga terkait masalah ini?
Menurut salah satu warga yang kami wawancarai yaitu bapak Devi Cahyono
mengatakan bahwa bau tersebut memang sangat menggangu kenyamanan. Bahkan para
pengendara yang lewat di desa tersebut juga ikut merasakan dampak. Bau tersebut sudah
di rasakan sejak kurang lebih 9 tahun. Pada awalnya banyak warga yang saling berkeluh
kesah, akan tetapi karena sudah terbiasa mereka memilih untuk diam saja.
Sampai saat ini masih Tindakan berupa teguran secara halus yang bertujuan untuk
menyadarkan orang yang membudidayakan cacing tersebut. Teguran sudah dilakukan 2
kali.
5. Siapa warga yang pertama kali mengusulkan tindakan tersebut?
Orang pertama yang mengususlkan Tindakan berupa teguran secara halus adalah salah
satu anggota ibu-ibu PKK di Desa Kasembon yaitu ibu Susiati. Beliau mengatakan
bahwa ibu Susiati mengajak anggotanya untuk melapor ke RT agar disampaikannya
keluh kesahnya.
6. Apa saja perkembangan yang terjadi setelah warga melakukan tindakan tersebut?
Perkembangan yang terjadi setelah adanya Tindakan berupa teguran secara halus yang
diwakilkan oleh pak RT adalah belum membuahkan hasil. Saat di tegur secara halus
orang yang membudidayakan cacing mengatakan bahwa budidaya tersebut meruapakan
sudah menjadi mata pencahariannya. Orang yang membudidayakan cacing tersebut juga
menyanggah, kareana berkat adanya budidaya yang dilakukan akan memunculkan
lapangan pekerjaan untuk masyarakat di kasembon. Memang beberapa masyarakat di
kasembon menjadi tenaga kerja di lokasi tersebut.

 Orang yang membudidayakan cacing


1. Siapa yang melakukan budidaya cacing?
Orang yang melakukan budidaya cacing adalah bapak Nuri Hidayat dan berumur 62
tahun.
2. Kapan awal budidaya cacing ini dilakukan?
Budidaya cacing ini dilakukan pada awal tahun 2013 tetapi di tempatkan di area yang
sangat tertutup, tetapi karena tidak bisa menghasilkan cacing yang maksimal maka di
pindah pada area yang terbuka (ladang) pada tahun 2017.
3. Dimana lokasi budidaya cacing?
Budidaya cacing ini berada di Desa Kasembon, Kec. Bululawang Kab. Malang.
Budidayanya berada pada area terbuka dan dapat terpapar sinar mataharai untuk
mendapatkan hasil maksimal.
4. Mengapa memilih melakukan budidaya cacing?
Menurut bapak Nuri Hidayat, beliau memilih budidaya cacing karena hasil yang di
dapatkan saat panen sangat besar. Pada saat mengalami penurunan pendapatan pun masih
mendapatkan untung. Modal yang digunakan juga cukup murah, hanya perlu sekali saja
pembelian bibit cacing dapat berkembang dengan pesat. Pembelian pupuk untuk makan
juga tergolong masih murah. Sehingga apabila di perhitungkan maka keuntungannya
70% lebih besar daripada modal awal. Meski begitu beliau juga mengatakan bahwa
tantangannya terletak pada bau yang menyengat dan ketelatenan yang tinggi. Karena
apabila tidak telaten dan teliti maka hasilnya akan tidak maksimal atau bahkan dapat
menyebabkan gagal panen.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai bau menyengat ini?
Bau yang timbul pada musim hujan akibat pupuk kompos ini memang meresahkan
warga. Akan tetapi apabila berhenti menggunakan pupuk kompos dari limbah gula
sebagai makanan cacing maka akan menyebabkan turunnya berat dari cacing tersebut
atau tumbuh kembang cacing tidak maksimal. Meski banyaknya teguran yang ada masih
belum ada solusi yang dapat membantunya dalam meminimalisir bau tersebut. Sehingga
teguran tersebut hanya dianggap angin lalu saja.
6. Apa saja upaya untuk meminimalisir bau menyengat ini?
Menurut bapak Nuri Hidayat sudah ada beberapa cara untuk meminimalisir tetapi masih
belum maksimal. Upaya tersebut berupa menaruh cacing di temapt tertutup tetapi justru
berimbas pada perkembangan cacing. Solusi yang selanjutnya adalah dengan mengganti
makanan dengan sampah dapur, akan tetapi hal ini tidak bisa berlangsung lama karena
sampah dapur ini sulit didapatkan apalagi budidaya cacing ini sudah cukup banyak.
Solusi dari kelompok kami untuk masalah sosial ini

 Solusi dari Fatimah Siti Umairoh


Solusi yang dapat dilakukan adalah alangkah baiknya membuat tempat khusus untuk
budidaya cacing yang jauh dari pemukiman, sehingga baunya tidak menganggu warga
sekitar dan tidak mencemari lingkungan desa kesambon. Saran ini dapat diberitahukan
kepada Rt kemudian akan di sampaikan secara baik-baik kepada orang yang
membudidayakan cacing. Saat budidaya ditempatkan pada wilayah yang jauh dari
pemukiman maka tidak akan menggangu kenyamanan warga sekitar. Dan untuk
perawatannya bisa di cek secara berkali di lokasi tersebut.
 Solusi dari Fina Yulianingsih
Solusi yang bisa dilakukan yaitu apabila musim hujan tiba, lahan yang digunakan untuk
peternakan tersebut bisa diberikan peneduh agar tanahnya tidak semakin lembab. Karena
pada musim hujan ini tanahnya menjadi semakin lembab dan mengeluarkan bau yang
lebih menyengat daripada musim kemarau.
 Solusi dari Karina Ais Sitoresmi
Solusi yang sekiranya tepat dilakukan adalah dengan menyeimbangkan antara tanah
humus dan pupuk kompos. Hal ini dikarenakan cacing merah membutuhkan tanah yang
memiliki banyak nutrisi. Apabila tanah yang dimiliki kurang subur, bisa diberikan pupuk
kompos secukupnya saja. Karena jika diberikan pupuk kompos terlalu banyak, maka
akan menimbulkan bau yang tidak sedap dalam pembudidayaan cacing merah dan nutrisi
untuk cacing merah tidak terpenuhi secara sempurna.
 Solusi dari Linggar Fibriansyah
solusi yang kiranya tepat yakni warga melaporkan hal tersebut kepada tokoh masyarakat
atau perangkat desa yang nantinya akan dilakukan musyawarah antara pemilik atau
pembudidaya cacing dan perwakilan warga yang akan menyampaikan pendapatnya dari
musyawarah tersebut akan didapatkan suatu keputusan bagaimana langkah yang tepat
agar tidak sama-sama dirugikan atas permasalahan tersebut.

Kesimpulan
Permasalahan yang terjadi dimasyarakat yaitu dampak bau yang ditimbulkan dari
budidaya cacing. Karena budidaya cacing ini menggunakan pupuk kompos dari limbah
pabrik gula yang biasa disebut blotong sebagai makanan cacing. Budidaya cacing ini
berada di tempat yang terbuka dan lembab sehingga pada musim hujan tiba menimbulkan
bau yang sangat menyengat. Banyak warga sekitar yang berkeluh kesah dengan adanya
bau tersebut, sehingga dapat mengganggu kenyamanan warga. Beberapa kali teguran
halus sudah dilakukan akan tetapi belum bisa membuahkan hasil karena banyaknya
alasan yang diberikan oleh orang yang membudidayakan cacing.
Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai