PEMERINTAH KABUPATEN
SIDOARJO
DINAS KESEHATAN dr. B IRAWATYRATNA. K, MM
UPT PUSKESMAS NIP. 19741019 200701 2008
TROSOBO
KECAMATAN TAMAN
1. Pengertian Adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien rawat jalan kusta
yang baru ditemukan dengan tanda kusta dan belum pernah mendapat
pengobatan MDT sebelumnya.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pemeriksaan pasien baru kusta
dengan benar.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
4. Referensi
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan utama (rasa baal adanya bercak
Langkah- putih, bercak merah tebal), keluhan tambahan (parestesia, demam, nyeri
langkah sendi, dll), riwayat perjalanan penyakit (berapa lama pengobatan yang di
dapat, reaksi bentol-bentol merah, dll), riwayat kontak dengan penderita
kusta (keluarga), penyakit lain yang diderita pada saat kini, riwayat
penyakit dahulu yang berat.
2. Petugas memeriksa pasien secara klinis :
Diperiksa pada seluruh permukaan kulit (seluruh tubuh diperiksa)
Setelah ditemukan adanya kelainan kulit, maka kelainan kulit dites ada
tidaknya arestesia (tes raba menggunakan kapas yang diruncingkan)
Pemeriksaan kelainan syaraf tepi raba dengan teliti syaraf tepi berikut :
n.auricularis magnus, n.ulnaris, n.radialis, n.medianus, n.peruneus,
dan n.tibialisposterior.petugas harus mencatat apakah syaraf tersebut
nyeri tekan atau tidak dan menebal atau tidak sambil memperhatikan
raut muka penderita apakah ia kesakitan atau tidak pada waktu syaraf
diraba
Menjelaskan tatara cara minum obat MDT, reaksi yang ditimbulkan, serta tanggal
kembali mengambil obat
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait BP, Poli kusta
9. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Historis diberlakukan
1. Pengertian Adalah suatu episode dalam pejalanan kronis penyakit kusta yang
merupakan suat reksi kekebalan (seluler respons) atau reksi antigen
antibodi (humoral respon) dengan akibat merugikan penderita yang dapat
terjadi sebelum pengobatan, pada saat pengobatan maupun sesudah
pengobatan, namun sering terjadi pada 6 bulan sampai setahun sesudah
mulai pengobatan.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan penanganan reaksi kusta
dengan benar.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Trosobo Nomor : 440/ /
412.43.16/SK. /2015 tentang :
PAKAI SK TIM PERENCANAAN TI NGKAT PUSKESMAS
4. Referensi
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan
Langkah- 2. Petugas menyiapakan ruangan yang cukup terang
langkah 3. Petugas melakukan pemeriksaan klinis
Lesi kulit (melihat atau tidak adanya reliaktif, penebalan lesi, nyeri
tekan pada lesi, lesi kulit baru, pembengkakan tangan dan kaki, neri
sendi)
Syaraf tepi (melihat ada atau tidaknya nyeri tekan syarah dan
gangguan fungsi atau kelemahan otot)
Keadaan umum (ada atau tidaknya demam ringan atau berat)
Organ tubuh (ada atau tidaknya gangguan organ tubuh pada mata,
testis, ginjal, sendi, kelenjar limfa, tulang, hidung dan tenggorokkan)
4. Petugas menentukan tipe reaksi (reaksi tipe I ringan/ berat, reaksi tipe II
ringan/berat)
Jenis reaksi Reaksi ringan Reaksi berat
Reaksi tipe I Lesi aktif, menebal, Lesi membengkak
merah, terasa panas sampai pecah, dan
dan Neni tekan ada lesi kulit baru
Tidak adanya nyeri Nyeri tekan syaraf
tekan syaraf dan dan kelemahan otot
gangguan fungsi
Reaksi tipe II Nodul yang nyeri Nodul nyeri tekan
tekan jumlah sedikit dan pecah, jumlah
hilang dalam 2-3 hari banyak
Tidak ada demam Demam ringan
atau ringan sampai berat
Tidak ada nyeri tekan Ada nyeri tekan
syarah lagi syaraf tepi dan
Tidak ada gangguan gangguan funsi
organ-organ tubuh Terjadi gangguan
pada organ-organ
tubuh
Menganjurkan pasien untuk kontrol rutin tiap 3 hari pada 2 minggu pertama
Mencuci tangan
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Poli kusta
9. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Historis diberlakukan
PEMERIKSAAN POD
SOP No. Dokumen 440/ /412.43.16/SOP.IV/2015
No. revisi
Tanggal Terbit
Halaman
PEMERINTAH KABUPATEN
SIDOARJO
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
TROSOBO dr. B IRAWATYRATNA. K, MM
KECAMATAN TAMAN
NIP. 19741019 200701 2008
1. Pengertian Merupakan prosedur rutin pada pasien kusta dalam memeriksa gangguan
fungsi syaraf tepi sensorik, motorik dan otonom agar dapat mencegah
terjadinya kecatatan permanen pada penderita kusta yang dilakukan setiap
kali penderita berkunjung ke Puskesmas atau saat petugas berkunjung ke
rumah penderita minimal 1 bulan sekali.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan pemeriksaan POD pada
pasien kusta dengan benar.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Trosobo Nomor : 440/ /
412.43.16/SK. /2015 tentang :
PAKAI SK TIM PERENCANAAN TI NGKAT PUSKESMAS
4. Referensi
5. Prosedur/ 1. Petugas mencuci tangan
Langkah- 2. Petugas menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
langkah 3. Petugas menyiapkan formulir POD dan bolpoin yang ringan untuk test
raba
4. Petugas mengatur posisi pasien duduk berhadapan dengan petugas
agar mata, tangan dan kaki mudah diperiksa
5. Petugas meminta pasien untuk memejamkan mata\
6. Petugas memperhatikan pasien dari depan/samping apakah mata
menutup dengan sempurna/tidak
7. Petugas mencatat hasil pada formulir POD
8. Petugas memegang lengan kanan bawah penderita dengan siku sedikit
ditekuk kemudian jari telunjuk dan jari tengnah kiri petugas mencari
nervus ulnaris di sulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan
tulang siku dan tonjolan kecil di bagian medial dengan memberi tekanan
ringan n. Ulnaris digulirkan dengan halus sambil melihat mimik/reaksi
penderita tamapak kesakitan atau tidak, lakukan bergantian pada kedua
siku
9. Petugas meminta pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan di
atas paha pasien denngan posisi telapak tangan menghadap ke atas
dan dalam posisi ekstensi
10. Petugas dengan tangan kiri membawa ujung ibu jari penderita untuk
ditegakkan ke atas sehingga tegak lurus terhadap telapak tangan
penderita kemudian menekan pangkal ibu jari penderita dari bagian
batas antara punggung dan telapak tangan ke arah menjauhi hidung.
Bila tegak ke atas dan tehanan positif berarti kuat tahanan, bila tegak ke
atas dan tahanan negatif berarti lemah tahanan, bila tegak ke atas
negatif dan gerak terbatas berarti lemah gerak, bila gerak ke atas
negatif dan bergerak horizontal sejajar telapak tangan berarti lumpuh,
lakukan bergantian pada kedua sisi dan mencatat hasil pada formulir
POD
11. Petugas memegang ujung-ujung jari 2, 3, dan 4 tangan kanan penderita
dengan telapak tangan penderita menghadap ke atas dan posisi
ekstensi (jari kelingking bebas bergerak tidak terhalang oleh tangan
petugas)
12. Petugas meminta pasien menggerakkan jari kelingking ke lateral-medial
(buka ke samping-menutup ke arah jari manis). Bila pasien dapat
membuka dan menutup jari dengan sempurna pasien diminta menjepit
sehelai kertas yang diletakkan diantara jari manis dan jari kelingking
tersebut lalu petugas menarik kertas tersebut sambil menilai ada atau
tidaknya tahanan/jepitan terhadap kertas tersebut. Bila tahanan positif:
kuat, menutup positif tahanan negatif: lemah tahanan, menutup negatif
gerak lateral medial terbatas: lemah gerak, gerakan buka tutup negatif
hanya bisa bergerak ke atas bawah: lumpuh
13. Petugas memeriksa kekuatan pergelangan tangan dengan cara
memegang punggung lengan bawah tangan kanan pasien kemudian
pasien diminta untuk menggerakkan pergelangan tangan kanan ke atas
dan ke bawah/ekstensi fleksi, pertahankan pada posisi ekstensi (ke
atas) lalu dengan tangan kanan petugas menekan tangan penderita ke
bawah ke arah fleksi. Bila tahanan positif: kuat, bila tahanan negatif:
lemah tahanan, bila gerakan fleksi ekstensi positif terbatas: lemah
gerak, bila gerakan ekstensi negatif: lumpuh
14. Petugas melakukan pemeriksaan rasa raba pada kedua telapak tangan
dengan cara meminta pasien meletakkan kedua tangan di atas paha
penderita, dengan menutup mata atau menoleh menjauh dari tangan
yang diperiksa, petugas menyentuh tangan pasien pada titik-titik yang
sesuai dengan gambar pada formulir POD dengan menggunakan
bolpoin, pasien diminta menunjuk tempat yang terasa disentuh, catat
hasil pada form POD bila rasa positif (), bila rasa negatif (×)
15. Petugas melakukan pemeriksaan n.Peroneius communis dengan
meminta pasien duduk dengan kaki dalam keadaan relax, petugas
meraba caput fibula dengan jari telunjuk dan tengah dengan tekanan
yang ringan syaraf tersebut digulirkan bergantian kiri dan kanan sambil
melihat mimik/reaksi pasien apakah kesakitan
16. Petugas melakukan pemeriksaan n.tibialis posterior dengan meraba
n.tibialis posterior pada bagian belakang dan bawah maleolus medialis
dengan jari telunjuk dan tengah lalu digulirkan sambil melihat
mimik/reaksi pada pasien
17. Petugas melakukan pemeriksaan kekuatan kaki dengan meminta
pasien mengangkat ujung kaki dengan tumit tetap terletak di lantai atau
ekstensi maksimal (seperti berjalan dengan tumit) dan pertahankan
pada posisi tersebut lalu petugas dengan kedua tangan menekan
punggung kaki penderita ke bawah/ke lantai. Bila tekanan positif: kuat,
bila ekstensi positif tahanan negatif: lemah tahanan, bila gerakan
ekstensi terbatas positif: lemah gerak, bila gerakan ekstensi negatif:
lumpuh
18. Petugas melakukan pemeriksaan rasa raba kaki dengan kaki kanan
penderita diletakkan pada paha kiri dan menghadap ke atas, tangan kiri
petugas menyanggah ujung jari kaki pasien, petugas menyentuh
telapak kaki pada titik-titik yang ada pada formulir POD. Bila rasa positif
dan bila rasa negatif ×
19. Petugas mencatat kecacatan fisik lain pada formulir POD
20. Petugas mengambil kesimpulan dan mengajarkan cara merawat diri
21. Petugas mencuci tangan
6. Bagan Alir
Mencuci tangan
Menjelaskan prosedur
Melakukan
Melakukan pemeriksaan
pemeriksaan syaraf ulnaris
kekuatan ibu jari
Melakukan pemeriksaan kekuatan jari kelingking
Mengambil kesimpulan
Mencuci tangan
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait P2 kusta
PEMERINTAH KABUPATEN
SIDOARJO
DINAS KESEHATAN dr. B IRAWATYRATNA. K, MM
NIP. 19741019 200701 2008
UPT PUSKESMAS
TROSOBO
KECAMATAN TAMAN
1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan pendokumentasian pasien kusta yang terdiri dari
kartu penemuan penderita, kartu untuk memonitor pengobatan dan formulir
pelaporan yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program serta
pertimbangan dalam pengambilan Keputusan, dan perencanaan untuk
tahun berikutnya.
2. Tujuan Sebagai pedoman untuk petugas dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan pasien kusta dengan akurat dan benar.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Trosobo Nomor : 440/ /
412.43.16/SK. /2015 tentang :
PAKAI SK TIM PERENCANAAN TI NGKAT PUSKESMAS
4. Referensi
5. Prosedur/ 1. Petugas mengisi identitas pasien dan riwayat penyakit sekarang dan
Langkah- dahulu
langkah 2. Petugas mengisi kolom gambar dan menggambar secara jelas tanda-
tanda klinis pasien sesuai dengan simbol/tanda gambar yang telah
ditetapkan dan menulis tanggal pemeriksaan dan nama petugas
3. Petugas mengisi kolom keadaan cacat dengan menulis tanggal
pemeriksaan baik pada waktu pertama kali pemeriksaan dan dalam
tahap RFT, menulis tingkat cacat menurut WHO (0,1,2) dan nilai cacat
tertinggi dari semua cacat yang ada
4. Petugas mengisi kollom laboratorium, pada kolom pemeriksaan
bakteriologi ditullis tanggal, bulan dan lokasi pengambilan preparat,
pengambilan dan pemeriksaan sediaan dilakukan bila diagnosa
diragukan
5. Petugas mengisi kolom pengobatan dan mengisi jenis obat dan dosis
sesuai dengan umur pasien serta menuliskan tanggal pengambilan obat
pada kolom bulan
6. Petugas mengisi kolom pemeriksaan kontak serumah
7. Petugas mengisi kolom riwayat reaksi kusta dengan menuliskan jenis
reaksi kapan berlangsungnya, berapa lama, pengobatan oleh siapa,
jenis obat, pernah dirawat di Rumah Sakit atau tidak, kalau ya berapa
lama. Bila terjadi reaksi kusta yang berulang-ulang berikan penjelasan
pada kertas tambahan
8. Petugas mengisi formulir POD tiap bulan
6. Bagan Alir
Mengisi identitas pasien, RPS dan RPD
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait P2 kusta
dr. B IRAWATYRATNA. K, MM
PEMERINTAH KABUPATEN NIP. 19741019 200701 2008
SIDOARJO
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
TROSOBO
KECAMATAN TAMAN
1. Pengertian Adalah pemeriksaan sediaan yang diperoleh lewat irisan dan kerokan kecil
pada kulit yang kemudian diberi pewarnaan tahan asam untuk melihat
mycobacterium lepra, sediaan diambil dari cuping telinga kanan/kiri dan
kelainan kulit (lesi) yang aktif.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan pemeriksaan skin smear
dengan benar.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.
6. Bagan Alir
Mencuci tangan
Mengambil kaca objek sediaan yang baru, bersih dan tidak tergores
Membuat irisan pada kulit dengan panjang sekitar 5mm dan dalam 2mm
Memutar pisau skalpel 90 dan pertahankan pada sudut yang tepat
pada irisan kemudian kerok satu kali atau dua kalli
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait P2 kusta