Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AGENDA 3 Latsar CPNS 2022

Mata Pelatihan: Manajemen ASN

Nama : 07. ATAN, A.Md.,Ak


(199902192022031007)

09. DODI SURYADINATA,


A.Md.,Ak (199708212022031003)

11. SITI HARDIANTI, A.Md


(199601162022032005)

20. AULIYA MUNAWWARAH,


A.Md.,Farm
(199510132022032014)

21. WAHYU ROMADIAH,


A.Md.,Keb
(199701192022032016)

Kelompok : 1 (Satu)
Judul Kasus :

Dua ASN dikabupaten Bandung Terbukti Langgar Kode Etik, Ada


Yang Terang-Terangan Galang Dukungan

Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) kembali memberi putusan


terkait pelanggaran kode etik ASN di Pemkab Bandung, karena terlibat
dalam kegiatan politik terkait Pilkada Serentak 2020. Dengan demikian,
dari empat rekomendasi dari Bawaslu Kabupaten Bandung, dua di
antaranya telah terbukti.

Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung Januar Solehuddin mengatakan,


pelanggaran kode etik terbaru yang diputus oleh KASN ialah terkait
aktivitas politik ASN Pemkab Bandung berinisial BB. Bermula dari temuan
Bawaslu Kabupaten Bandung dalam mengawasi media sosial, Bawaslu
Kabupaten Bandung lalu melakukan klarifikasi dan kajian.
"Saudara BB diduga melanggar kode etik ASN lantaran menghadiri
kegiatan Hari Ulang Tahun Partai Golkar di Dome Rancaekek pada masa
pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan
pemilihan bupati dan wakil bupati tahun 2020," kata Januar, melalui pesan
singkat, Senin 6 Juli 2020.

Setelah melakukan kajian, lanjut dia, Bawaslu Kabupaten Bandung


kemudian menyampaikan rekomendasi kepada KASN. KASN pun
menyatakan bahwa yang bersangkutan terbukti melanggar ketentuan
Pasal 11 huruf c Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

Hal tersebut disampaikan oleh KASN untuk kemudian ditindaklanjuti


Bupati Bandung. Jadi, dari empat rekomendasi yang disampaikan oleh
Bawaslu Kabupaten Bandung kepada KASN, dua di antaranya telah
mendapatkan putusan. Kedua putusan itu menyebutkan
bahwa ASN tersebut terbukti telah melanggar kode etik ASN," katanya.

Januar menjelaskan, sebelumnya KASN pun telah memutus


bahwa ASN berinisial AR terbukti melakukan pelanggaran kode etik.
Pasalnya, AR yang merupakan ASN aktif melakukan pendekatan ke Partai
Gerindra, kemudian mendaftarkan diri sebagai bakal calon di partai
tersebut. Bahkan, AR mendeklarasikan pencalonannya di media daring.

"Atas dugaan pelanggaran tersebut, keduanya diputus terbukti


melanggar KASN, dan akan diberikan sanksi oleh Bupati Bandung selaku
Pejabat Pembina Kepegawaian. Keduanya akan dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan PP Nomor 42 Tahun 2004 dan PP Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin PNS," tukasnya.***

Link :
Dua ASN di Kabupaten Bandung Terbukti Langgar Kode Etik, Ada yang
Terang-terangan Galang Dukungan - Pikiran-Rakyat.com

1. Sebutkan siapa saja yang melanggar kode etik dalam kasus tersebut ?
Yang melanggar kode etik di kasus tersebut adalah ASN Pemerintah
Kabupaten Bandung yang berinisial BB dan AR
2. Apa dampak dari kasus tersebut terhadap diri ASN tersebut dan
organisasinya ?
1) Terhadap diri ASN
a. Tercemarnya nama baik ASN
b. Tidak Netral dan tidak professional dalam dunia partai politik
c. Mendapatkan sanksi tindakan disiplin Ringan, Sedang hingga
berat
d. Tidak ada rasa tanggung jawab dan loyal dalam instansi
2) Terhadap Organisasi
a. Pencemaran nama baik instansi pemerintah kabupaten bandung
b. Organisasi merasa dirugikan karena memiliki ASN yang tidak
netral dan professional

3. Apa gagasan untuk mengatasi pelanggaran tersebut ?


Keduanya akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan PP Nomor 42
Tahun 2004 dan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS
1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a. hukuman disiplin ringan;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
2) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri dari:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
3) Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Anda mungkin juga menyukai