Fixssss Nian Fisika Padat
Fixssss Nian Fisika Padat
Diajukan Kepada Ibu Wahyu Arini, M.Pd, Si Selaku Dosen Pengampuh Mata
Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat
OLEH:
KELOMPOK IV
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Energi dalam Satu Dimensi........................................3
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac ................5
C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi................................7
D. Kapasitas Panas Elektron Gas .................................................12
E. Eksperimental Kapasitas Panas Suatu Logam .......................16
F. Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's ..............................18
G. Tahanan listrik eksperimental logam ......................................20
H. Hamburan Umklapp .................................................................21
I. Gerak Bidang Magnetik............................................................22
J. Efek Hall .....................................................................................24
K. Konduktivitas Termal Logam ..................................................26
L. Rasio Thermal untuk Konduktivitas Listrik ..........................27
M. Fungsi Bloch ...............................................................................28
N. Model Kronig Penney................................................................29
O. Persamaan Gelombang Elektron Pada Potensial Periodik ...32
P. Penyajian kembali Teorema Bloch ..........................................33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah diketahui banyak sifat fisik yang dimiliki dari logam tidak hanya
logam sederhana, namun juga berkaitan dengan model elektron bebas. Menurut
model ini, elektron valensi dari suatu unsur atom menjadi elektron konduksi
dan bergerak bebas pada keseluruhan volume logam. Bahkan ketika logam
memiliki model elektron bebas, distribusi pengisian elektron konduksi
menggambarkan kekuatan potensial elektrostatik dari inti ion. Kegunaan dari
model elektron bebas pada dasarnya merupakan sifat yang bergantung pada
sifat kinetik dari elektron konduksi. Interaksi dari elektron konduksi dengan
kisi ion akan dibahas pada bab selanjutnya.
Logam yang paling seberhana adalah logam alkali, misalnya litium,
sodium, potassium, cesium dan rubidium. Pada atom bebas elektron valensi
dari sodium adalah 3s. Pada logam, elektron ini menjadi elektron konduksi
dalam pita konduksi 3s.
Kristal tunggal yang terdiri dari N atom akan memiliki N elektron
konduksi dan N inti ion positif. Inti ion Na+ teridiri dari 10 elektron yang
menempati kulit 1s, 2s dan 2p pada ion bebas dengan distribusi ruang yang
pada dasarnya sama ketika logam dalam ion bebas. Inti ion menempati hanya
15% volume kristal sodium, seperti pada gambar dibawah. Jari-jari ion bebas
1
Selanjutnya adalah kesulitan dengan model klasik. Dari banyak jenis
percobaan mengenai elektron konduksi dari logam yang dapat bergerak secara
bebas pada banyak lintasan lurus atom, tubrukan elektron konduksi terjadi satu
sama lain atau bahkan tubrukan dengan inti atom. Pada temperatur rendah,
lintasan bebas antar atom akan sepanjang 108 (lebih dari 1cm).
Mengapa zat yang terkondensasi secara transparan akan menjadi
elektron konduksi? Jawaban pertanyaan tersebut terdiri dari dua: (a) Elektron
konduksi tidak membelokkan inti ion yang menyusun kisi periodik karena
gelombang zat tersebut dapat menyebar bebas pada susunan periodik.
(b) Elektron konduksi tersebar hanya pada frekuensi tertentu antara elektron
konduksi laiinya. Sifat inilah yang dibahas pada Asas Pauli. Gas Fermi
elektron bebas akan menjelaskan bagaimana elektron bebas pada gas dengan
menggunakan Asas Pauli.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
dimana 𝜖𝑛 adalah energi elektron dalam orbital. Istilah orbital digunakan untuk
menunjukkan solusi dari persamaan gelombang untuk sistem satu elektron. Istilah ini
memungkinkan untuk membedakan antara keadaan kuantum yang sesuai dengan
persamaan gelombang sistem 𝑁 interaksi elektron dan keadaan kuantum kurang lebih
yang dibangun dengan menempatkanelektron 𝑁 ke 𝑁 orbital yang berbeda, di mana
masing-masing orbital adalah solusidari persamaan gelombang untuk satu elektron.
Model orbital yang tepat hanya jikatidak ada inter-aksi antara elektron.
Syarat batas 𝜓𝑛(0) = 0; 𝜓𝑛(𝐿) = 0 seperti yang digunakan pada lapisan
energy potensial yang tak terbatas. Hal ini terpenuhi jika fungsi gelombang sinus
tersebut sesuai dengan jumlah 𝑛 integral dari setengah panjang gelombang antara
0− 𝐿:
2𝜋 1
𝜓𝑛 = 𝐴 sin ( 𝑥); 𝑛𝜆𝑛 = 𝐿
𝜆𝑛 2
3
Akomodasikan 𝑵 elektron di dalam garis . Menurut prinsip larangan
Pauli , tidak ada dua elektron yang dapat memiliki semua bilangan kuantum mereka
identik. Artinya , masing-masing orbital dapat ditempati oleh paling banyak satu
elektron . Hal iniberlaku untuk elektron dalam atom , molekul , atau padat .
4
nomor kuantum 𝑛 dapat menampung dua elektron , satu dengan spin up dansatu
dengan spin down. Jika ada enam elektron , maka dalam keadaan dasar dari sistem
orbitaldipenuhi yang diperlihatkan dalam tabel :
n ms Electron N ms Electron
occupancy occupancy
1 ↑ 1 3 ↑ 1
1 ↓ 1 3 ↓ 1
2 ↑ 1 4 ↑ 0
2 ↓ 1 4 ↓ 0
Lebih dari satu orbital dapat memiliki energi yang sama . Jumlah orbital dengan
energi yang sama disebut degenerasi .
Biarkan 𝑛𝑓 menunjukkan tingkat energi paling atas diisi , di mana kitamulai
mengisi tingkat dari bawah (𝑛 = 1) dan terus mengisi tingkat yang lebih tinggi
dengan elektron sampai semua elektron N ditampung . Hal ini mudah untuk
menganggap bahwa 𝑁 adalah bilangan genap . Kondisi 2𝑛𝑓 = 𝑁 menentukan 𝑛𝑓,
nilai n untuk tingkat teratas diisi.
Energi Fermi 𝜖𝐹 didefinisikan sebagai energi yang terisi dari tingkat paling atas
pada keadaan dasar dari sistem elektron N.. Persamaan (3) dengan 𝑛 = 𝑛𝑓kita miliki
dalam satu dimensi :
ℏ2 𝑛𝑓𝜋 2 ℏ2 𝑁𝜋 2
𝜖𝑓 = ( ) = ( )
2𝑚 𝐿 2𝑚 2𝐿
5
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi - Dirac
Keadaan dasar adalah keadaan sistem elektron 𝑁 pada nol mutlak . Apa
yang terjadi ketika temperatuere meningkat? Ini adalah masalah standar dalam
mekanika statistik dasar , dan solusinya diberikan oleh distribusi Fermi - Dirac
memberikan probabilitas bahwa orbital di energy 𝜀 akan ditempati dalam gas
elektron yang ideal dalam kesetimbangan termal :
1
𝑓(𝜖) = 𝗌−𝜇
exp[ 𝑘 𝑇]+1
𝐵
Kuantitas 𝜇 adalah fungsi dari suhu, 𝜇 harus dipilih untuk masalah tertentu
sedemikian rupa bahwa jumlah total partikel dalam sistem keluar yangtepat yaitu,
sama dengan 𝑁. Di nol mutlak 𝜇 − 𝜖𝐹 , karena dalam batas 𝑇 → 0 fungsi
𝑓(𝜀)Perubahan terputus-putus dari nilai 1 ( diisi ) dengan nilai 0 ( kosong ) di 𝜖 −
𝜖𝐹 = 𝜇. Pada semua suhu 𝑓(𝜖)adalah sama dengan ½ ketika
= 𝜇 , untuk kemudian penyebut memiliki nilai 2 .
6
berlaku untuk gas dalam tiga dimensi. Total jumlah
partikel konstan , tergantung pada suhu. Kimia potensi 𝜇
pada setiap temperatur dapat dibaca dari grafik sebagai
energy dengan 𝑓 = 0.5.
Kuantitas 𝜇 adalah potensial kimia, dan pada nol mutlak potensial kimia
sama dengan energi Fermi, yang didefinisikan sebagai energi paling atasdiisi orbital
pada nol mutlak.
Ekor energi tinggi dari distribusi adalah bagian yang 𝜖 − 𝜇 ≽ 𝑘𝑏𝑇 di sini
istilah eksponensial dominan dalam penyebut persamaan (5.5), sehingga
𝑓(𝜖) ≅ exp[(𝜇 − 𝜖)/𝑘𝐵𝑇 Batas ini disebut distribusi Boltzmann atau Maxwell.
Dimana 𝑛𝑥, 𝑛𝑦, 𝑛𝑧 adalah bilangan bulat positif. Asal adalah di salah satu sudutkubus.
Hal ini mudah untuk memperkenalkan fungsi gelombang yang memenuhi
kondisi batas periodik. Fungsi gelombang untuk menjadi periodik dalam 𝑥, 𝑦, 𝑧,
dengan periode 𝐿 yaitu,
𝜓(𝑥 + 𝐿, 𝑦, 𝑧) = 𝜓(𝑥, 𝑦, 𝑧)
untuk 𝑦 dan 𝑧 koordinat. Fungsi gelombang memenuhi persamaan Schrodinger
partikel bebas dan kondisi periodisitas adalah dari bentuk gelombang pesawat
bepergian:
𝜓𝑘(𝒓) = exp (𝑖𝒌. 𝒓)
Dengan ketentuan bahwa komponen vektor gelombang 𝒌 memenuhi
2𝜋 4𝜋
𝑘 = 0 ; ± ; ± ; … . .,
𝑥 𝐿 𝐿
Setiap komponen 𝒌 dari bentuk 2𝑛𝜋/𝐿 akan memenuhi kondisi periodisitas lebih
7
panjang 𝐿, di mana 𝑛 adalah bilangan bulat positif atau negatif. Komponen 𝑘 adalah
bilangan kuantum masalah tersebut, bersamaan dengan bilangan kuantum m, untuk
berputar arah. Kami pastikan bahwa nilai-nilai 𝑘𝑥 memenuhi persamaan (8), untuk
exp[ik (x + L) = expi2n (x + L)
x L
i2n (x + L)
= exp exp (i2n ) = exp (ik x)
x
L
mempunyai energy 𝜖𝑘 dariorbital dengan gelombang vektor 𝒌:
ℏ2 ℏ2
𝜖 = 𝑘2 = (𝑘2 + 𝑘2 + 𝑘2)
𝑘 2𝑚 2𝑚 𝑥 𝑦 𝑧
8
Besarnya 𝑘 dari vektor gelombang berhubungan dengan panjang gelombang 𝜆
dengan 𝑘 = 2𝜋
Momentum linear p dapat dinyatakan dalam mekanika kuantum oleh
operator 𝒑 =−𝑖ℏ∇, dari mana untuk orbital 𝒑𝜓𝒌(𝑟) = −𝑖ℏ𝛁𝜓𝒌(𝑟) = ℏ𝒌𝜓𝒌(𝒓)
Gambar 5.4 Dalam keadaan dasar dari sistem N elektron bebas orbital diduduki
sistem mengisi bidang radius 𝑘𝐹, di mana ε𝜖𝐹 = ℏ2𝑘𝐹2/2𝑚 adalah
energi dari sebuah elektron memiliki gelombang vektor 𝑘𝐹.
Sehingga 𝜓𝑘gelombang bidang adalah fungsi eigen dari momentum linear
dengan nilai eigen ℏk Kecepatan partikel dalam k orbital diberikan oleh 𝑣 = ℏ𝑘/𝑚.
Dalam keadaan dasar dari sistem 𝑁 elektron bebas, orbital yang ditempati
dapat digambarkan sebagai titik di dalam bola di ruang 𝒌. Energi pada permukaan
bola adalah energi Fermi, vektor gelombang di permukaan Fermi memiliki besaran
𝑘𝐹 sehingga:
ℏ2
𝜖 = 𝑘2
𝐹 2𝑚 𝐹
4 𝜋𝑘𝐹3/3 𝑉
2. 2𝜋 = 3𝜋2 𝑘3 = 𝑁
( )3
𝐿
𝐹
Dimana faktor 2 di sebelah kiri berasal dari dua nilai yang diizinkan bilangan
kuantum berputar untuk setiap nilai yang diizinkan 𝑘. kemudian memberikan
3𝜋2𝑁 1/3
9
𝑘𝐹 = ( )
𝑉
Tabel 5.1 Hitungan electron bebas permukaan fermi untuk logam pada suhu ruang
Gambar 5.5 Kepadatan partikel tunggal sebagai fungsi dari energi , untuk sebuah
elektron gas bebas didalam tiga dimensi .dimana garis putus-putus pada kurva
mewakili kepadatan sumber𝑓( ,T) D(∈) orbital penuh didalam suhu yang terbatas,
sehingga 𝑘𝐵𝑇 lebih kecil dibandingkan ∈𝐹.Yang terbayang kepadatan mewakili
orbital penuh di nol mutlak . energi rata-rata yang justru meningkat saat suhu
meningkat dari 0 ke T, untuk elektron thermal daripadatan 1 ke padatan 2. `
2
ℏ2 3𝜋2𝑁 3
∈𝐹 = 2𝑚 ( )
𝑉
hal ini berhubungan dengan konsentrasi energi electron fermi N/V. kecepatan
elektron 𝑣𝐹 untuk permukaan Fermi adalah :
10
1
ℏ𝑘 ℏ 3𝜋2𝑁 3
𝐹
𝑣𝐹 = ( 𝑚 ) = ( ) ( 𝑉 )
𝑚
Setelah kisaran jumlah dari orbital per unit energy ditemukan. D(∈) yang disebut
kepadatan suatu keadaan. untukmemperoleh jumlah total dari orbital energi. ≤∈
11
D. Kapasitas Panas dari Elektron Gas
12
hanya karena ketidaktepatan dalamenergi rata-rata dari urutan kBT pada bagian atas
distribusi energi.
Masing-masing NT/TF elektron memiliki energi panas dari ordo KBT.Total
energi kinetik thermal elektronik U merupakan urutan dari :
𝑈𝑑 ≈ (𝑁𝑇/𝑇𝐹) 𝑘𝐵𝑇
Kapasitas panas elektronik tersebut diberikan oleh :
𝐶𝑒𝑙 = 𝜕𝑈/𝜕𝑇 ≈ 𝑁𝑘𝐵(𝑇/𝑇𝐹)
Dan berbanding lurus dengan T, dalam kesepakatan dengan hasil
percobaan yang dibahas dalam bagian berikutnya. Dalam ruangan suhu 𝐶𝑒𝑙
lebih kecil dari nilai sederhana 3𝑁𝐾𝐵2 dengan kelipatan dari urutan 0,01 atau
kurang, untuk TF ~5𝑋104𝐾.
Sekarang diperoleh ungkapan kuantitatif untuk elektronik kapasitas
panas yang berlaku di suhu rendah KBT≪∈𝐹. Peningkatan tersebut ∆𝑈 =
𝑈(𝑇) − 𝑈(0) di dalam energi total (gambar 5) dari sebuah sistem elektron N
dimana dipanaskan dari 0 ke T adalah :
∞ 𝑒𝑝
∆𝑈 = ∫0 𝑑∈ ∈D(∈)𝑓(∈) − ∫ 𝑑 ∈D( )
0 ∈
Dan D( ) adalah kisaran jumlah dari orbital per-unit energi. Kalikan identitas
∞ 𝑒𝑝
𝑁 = ∫0 𝑑∈ D(∈)𝑓(∈) = ∫0 𝑑∈D( )
Dari ∈𝑓 didapatkan
𝑒𝑝
(∫ 𝑒𝑝 + ∫ ∞) 𝑑 ∈ 𝑓(∈) D(∈) = ∫ 𝑑 ∈ D( )
0 𝑒𝑝 ∈ 𝐹 0 ∈ 𝐹
Integral pertama pada sisi kanan memberikan energi yang dibutuhkan untuk
mengambil elektron dari EF ke orbital energi E> Ep, dan integral kedua memberikan
energi yang dibutuhkan untuk membawa elektron ke Ep dari orbital bawah EF ·jadi
kedua kontribusi tersebut merupakan energi positif.
Dari hasil 𝑓(∈) D(∈)𝑑∈(∈ −∈𝐹) di dalam integral pertama dari
13
persamaan (27) adalah jumlah rentang energi tinggi electron dari tiap orbital
𝑑∈ sebagai energi . Factor dari [1 − 𝑓(∈)] dalam integral kedua kemungkinan
electron telah dihapus dari orbital . Fungsi dari ∆𝑈 adalah mengelompokkan di
dalam gambar 6.
Kapasitas panas gas electron dapat dibedakan sebagai ∆𝑈 sehubungan
dengan T. hanya suhu yang bergantung pada persamaan sebagai 𝑓(∈).maka dapat
dikelompokan untuk memperoleh :
𝜕𝑈 ∞ 𝜕𝑓
𝐶 = = ∫ 𝑑 (∈ −∈ ) D(∈)
𝑒𝑙 𝜕𝑇 0 ∈ 𝐹 𝜕𝑇
14
Di dalam suhu terdapat ketertarikan pada logam 𝑟/∈𝐹< 0.01.
Gambar 5.6 ketergantungan suhu dari interaksi energi fermion gas dalam tiga
dimensi. Energi yang dinormalisasikan digambarkan sebagai
∆𝑈/𝑁∈𝐹 dimana N adalah jumlah dari electron.Suhu dituliskan
sebagai KBT/∈𝐹
15
Uji kembali grafik pada gambar 7 dan gambar 8 untuk mendapatkan variasi
potensial kimia 𝜇 dengan T menyatakan bahwa 𝑘𝐵𝑇 ≪∈𝐹 Dengan mengabaikan
suhu ,
Gambar 5.8 Variasikan dengan suhu dari potensial kimia 𝜇, untuk electron
bebas gas Fermi dalam satu dan tiga dimensi. Dalam kesamaan
logam 𝑟/∈𝐹≅ 0.01 temperatur ruang. Ini adalah kurva yang
menghitung integral dari seri expansions untuk menunjukkan
partikel di dalam sistem.
16
kontribusi electron dan phonon. : 𝐶 = 𝛾𝑇 + 𝐴𝑇3, dimana 𝛾 dan 𝐴 adalah karakteristik
yang konstan dari sutau logam. Itu menunjukkan nilai eksperimental dari C sebagai
penggabungan dari C/T berbanding 𝑇2.
𝐶/𝑇 = 𝛾 + 𝐴𝑇2,
Observasi koefisien nilai 𝛾 sebagai besaran yang diharapkan. Tapi sering
kali tidak sepakat dalam menetapkan nilai dari massa electron bebas dari logam
Dimana 𝑚𝑡ℎ didefinisikan sebagai :
𝑚𝑡ℎ 𝛾(𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖)
=
𝑚 𝛾(𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠)
Bentuk ini muncul secara alami karena ∈𝐹 berbanding terbalik dengan massa dari
electron. Dimana 𝛾 𝖺 𝑚. Nilai dari perbandingan yang diberikan pada Tabel 2.
Pemisahannya melibatkan 3 efek pemisahan.
• Interaksi konduksi elektron dengan periodik potensi kisi kristal yang sangat
kaku. .Efektivitas massa elektron dalam hal ini disebut sangat efektif secara
• Interaksi elektron konduksi dengan fonon. sebuah electron cenderung
berpolarisasi atau mengubah kisi di sekitarnya, sehingga elektron yang
bergerak mencoba untuk menyeret ion terdekat bersamanya, dengan
demikian meningkatkan massa efektif elektron.
• Interaksi elektron konduksi dengan diri mereka sendiri. Sebuah elektron
bergerak menyebabkan reaksi inersia dalam gas elektron di sekitarnya,
sehingga meningkatkan massa efektif elektron.
18
Ini adalah hukum Ohm.
Gambar 5.10 (a) lingkup Fermi mengitari tempat orbital elektron yang berada
di k ruang pada keadaan dasar dari gas elektron. Momentum bersih
adalah nol, karena untuk setiap k orbital ada yang diduduki orbital k.
(b) Di bawah pengaruh gaya F berperan konstan selama interval
waktu t setiap orbital memiliki vektor k meningkat sebesar δk = Ft/ħ.
Ini sama dengan perpindahan dari seluruh lingkup Fermi oleh δk.
Total momentum Nħδk, jika terdapat N elektron. Penerapan gaya
meningkatkan energi sistem dengan N (ħδk)2 / 2m.
19
Yang kita harapkan muatan yang diangkut sebanding dengan kerapatanmuatan ne;
faktor e/m masuk (43) karena percepatan dalam medan listrik yang diberikan
sebanding dengan e dan berbanding terbalik dengan massa m. Waktu τ
menggambarkan waktu luang selama medan bertindak pada operator. Hasil yang
sama erat untuk konduktivitas listrik diperoleh untuk tipikal (Maxwell) gas elektron,
seperti yang diwujudkan pada konsentrasi pengangkut yangrendah dalam banyak
masalah semikonduktor.
𝜌 = 𝜌𝐿 + 𝜌𝑖
di mana ρL adalah resistivitas yang disebabkan oleh fonon termal, dan ρi adalah
resistivitas yang disebabkan oleh hamburan gelombang elektron oleh kerusakan
statis yang mengganggu periodisitas kisi. Seringkali ρL tidak tergantung pada
jumlah kerusakan ketika konsentrasi mereka kecil, dan sering ρi tidak tergantung
pada suhu. Pengamatan empiris ini mengungkapkan aturan Matthiessen, yang
20
mudah dalam menganalisis data eksperimen (Gambar 12).
𝑃 = 𝑣𝑓𝑟
Dimana 𝑣𝑓 adalah kecepatan di permukaan Fermi, karena semua tumbukan
hanya melibatkan elektron di dekat permukaan Fermi. Dari tabel 1 bisa ditemukan
𝑣𝑓 = 1,57 × 108𝑐𝑚 𝑠−1 untuk cu, sehingga lintasan bebas rata-rataadalah (4 K) =
0,3 cm. berarti jalur bebas sejauh 10 cm telah diamati dalam logam yang sangat
murni dalam kisaran suhu helium cair.
H. Hamburan Umklapp
21
besar resistivitas listrik dari logam pada suhu rendah. Ini adalah proses hamburan
elektron-fonon di mana melibatkan timbal balik vektor kisi G, sehingga perubahan
momentum elektron dalam prosesnya mungkin jauh lebihbesar
22
I. Gerak Bidang Magnetik
(CGS) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 1 𝑣 × 𝑩)
𝑐
(SI) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 𝑣 × 𝑩)
Jika 𝑚𝒗 = ℏ𝛿𝒌, maka persamaan gerak adalah
1
(CGS) 𝑚 ( 𝑑 + ) 𝑣 = −𝑒 (𝐸 + 1 𝑣 × 𝐵)
𝑑𝑡 𝑐 𝑐
23
Kondisi yang penting adalah sebagai berikut. Posisikan suatu medan magnet statis
B terletak sepanjang sumbu z. Kemudian persamaan komponen gerak berada.
(CGS) 𝑑 1 𝐵
𝑚 ( + ) 𝑣𝑥 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑣𝑦)
𝑑𝑡 𝑐 𝑐
𝑚(𝑑 1 𝐵
𝑑𝑡
+ 𝑐
) 𝑣𝑦 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑣𝑥)
𝑐
𝑚(𝑑 1
𝑑𝑡
+ 𝑐) 𝑣𝑧 = −𝑒𝐸𝑧
Hasil di SI diperoleh dengan mengganti c dengan l.
Dalam keadaan stabil dalam medan listrik statis derivatif waktu adalahnol,
sehingga kecepatan drift
𝑒𝑐 𝑒𝑐 𝑒𝑐
𝑣 = − 𝐸 − 𝜔 𝑟𝑣 ; 𝑣 = − 𝐸 − 𝜔 𝑟𝑣 ; 𝑣 = − 𝐸
𝑥 𝑚 𝑥 𝑐 𝑦 𝑦 𝑚 𝑦 𝑐 𝑥 𝑧 𝑚 𝑧
J. Efek Hall
(SI) 𝐸 = −𝜔 𝑟𝐸 =−
𝑒𝐵𝑐
𝐸𝑥
𝑦 𝑐 𝑥 𝑚𝑐
𝐸𝑦
𝑅𝐻 =
𝑗𝑥𝐵
Ini adalah berlawanan untuk elektron bebas, untuk e positif dengan definisi.
24
Gambar 14 Standar geometri untuk efek hall.
25
[Nilai-nilai eksperimental Rh yang diperoleh nelalui metode konvensional
dirangkum dari data pada suhu kamar yang disajikan dalam tabel Landolt-
Bornstein. Nilai-nilai yang diperoleh dengan metode gelombang semacam alat
26
K. Konduktivitas Termal Logam
konduktivitas termal gas Fermi berikut dari (36) untuk kapasitas panas, dan
1
dengan ∈ = 𝐹𝑚𝑣2: 𝐹
2
𝜋2 𝑛𝑘2 𝑇 𝜋2𝑛𝑘2 𝑇𝑐
𝐾𝑒𝑙 = 𝐵 . 𝑣𝐹. 𝑙 = 𝐵
3 𝑚𝑣𝐹2 3𝑚
27
= 2,45 × 10−8𝑤𝑎𝑡𝑡 − 𝑜ℎ𝑚/𝑑𝑒𝑔2
M. Fungsi Bloch
28
N. Model Kronig Penney
Gambar 15. Sumur kuadrat potensial periodik yang dikenalkan oleh Kronig dan
Fenney.
Kita membutuhkan solusi yang lengkap untuk mendapatkan bentuk Bloch. Dengan
demikian, solusi pada daerah a < x < a + b harus dihubungkan dalam daerah –b < x
< 0 dengan teorema Bloch:
𝜓(a < x < a + b) = 𝜓(-b < x < 0) eik(a + b)
Konstanta A, B, C, D dipilih sehingga 𝜓 dan d𝜓/dx kontinu pada x = 0 dan x = a.
Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam masalah yang
melibatkan sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,
29
A+B+C+D;
iK(A – B) = Q(C – D)
Pada x = a, untuk 𝜓(a) ke bawah sawar sampai 𝜓(-b),
AeiKa + Be-iKa = (Ce-Qb + DeQb) eik(a + b);
iK(AeiKa – Be-iKa) = Q(Ce-Qb – DeQb) eik(a+b)
jika determinan koefisien A, B, C, D hilang, atau jika
[(Q2 – K2)/2QK] sinh Qb sin Ka + cosh Qb cos Ka = cos k(a + b)
Hasilnya menjadi sederhana jika kita melambangkan potensial dengan
fungsi delta periodik yang didapatkan ketika kita melalui limit b = 0 dan U0 =
∞, sedemikian sehingga Q2ba/2 = P, besaran terbatas. Pada limit Q << K dan Qb
<< 1. Sehingga berkurang menjadi
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka
Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk kasus
P = 3π/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang k dari
fungsi Bloch merupakan indeks yang penting,
Gambar 16. Grafik fungsi (P/Ka) sin Ka + cos Ka, untuk P = 3π/2. Nilai energi
inidiberikan oleh rentangan Ka = (2mє/ћ2)1/2a agar fungsi terletak antara
± 1. Untuk nilai energilainnya tidak termasuk pada gelombang berjalan atau
solusi Bloch-like untuk persamaangelombang, sehingga celah yang terlarang
pada spektrum energi terbentuk.
30
Gambar 17. Grafik hubungan antara energi dengan bilangan gelombang untuk
potensial Kronig-Penney, dengan P = 3π/2. Catatan: celah energi pada
ka = π, 2π, 3π .
O. Persamaan Gelombang Elektron Pada Potensial Periodik
31
Fungsi gelombang 𝜓(x) dinyatakan sebagai penjumlahan deret Fourier
semua nilai vektor gelombang yang dilegalkan oleh adanya kondisi batas,
sehingga
𝜓 = ∑𝑘 𝐶(𝑘) 𝑒𝑖𝑘𝑥,
Dimana k real. (Kita menuliskan indeks k sebagai subskrip G dengan sama
baiknya,seperti Gk).
Kumpulan nilai k memiliki bentuk 2πn/L, karena nilai-nilai ini memenuhi
kondisi batas periodik selama panjang L. Sifat translasi 𝜓(x) dideterminasikan
oleh teorema Bloch
Tidak semua set gelombang vektor 2𝜋𝑛 termasuk Fourier yang
𝐿
merupakan perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang
k termasuk dalam ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier
merupakan perluasan ψ. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ,
maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ hal ini
akan memiliki bentuk 𝑘 + 𝐺, dimana G adalah vektor kisi resiprokal.
Kita mendapatkan bahwa ψ sebagai fungsi gelombang yang berisi
sebuah komponen k sebagai 𝜓𝑘 atau sama dengan 𝜓𝑘+𝐺. Vektor gelombang
berjalan 𝑘 + 𝐺 di atas G yang dibatasi subset dari set 2𝜋𝑛/𝐿,
Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa
k yang terletak dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan
masalah phonon. Permasalahan elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x
karena medan elektromagnetik ada dimana-mana dalam kristal dan tidak hanya
pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombanguntuk mendapatkan satu set
persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier. Persamaan energi kinetik
1 1 𝑑 2 ℏ 2 𝑑 2𝜓 ℏ2
𝑝2𝜓(𝑥) = (−𝑖ℏ ) 𝜓(𝑥) = − = 2𝑚 ∑ 𝑘2𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥
2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥 2𝑚 𝑑𝑥2 𝑘
32
Persamaan gelombang diperoleh sebagai jumlah
ℏ2
∑ 𝑘2𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥 + ∑ ∑ 𝑈 𝐶(𝑘)𝑒𝑖(𝑘+𝐺)𝑥 = 𝜖 ∑ 𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥
𝑘 2𝑚 𝐺 𝑘 𝐺 𝑘
Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama padakedua sisi
persamaan. Sehingga
Gambar 7. titik rendah mewakili nilai dari vektor gelombang 𝑘 = 2𝜋𝑛/𝐿 yang
diperoleh dari kondisi batas periodik fungsi gelombang ke cincin lingkar L yang
terdiri dari 20 sel primitif. Nilai-nilai memungkinkan terus sampai ± ∞. Titik-
titik atas mewakili saat baru beberapa vektor gelombang yang dapat masuk ke
dalam ekspansi Fourier dari fungsi gelombang ψ (x), mulai dari vektor
gelombang tertentu 2𝜋 .Vektor kisi resiprokal terpendek adalah
𝑘 = 𝑘0 = −8( 𝐿 )
2𝜋 2𝜋
= 20( 𝐿 ).
𝑎
33
Karena 𝑢𝑘(𝑥) adalah seri Fourier dari vektor kisi resiprokal, hal ini adalah
invarian dalam sebuah translasi kisi kristal T, sehingga 𝑢𝑘(𝑥) = 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇). Kita
mencek langsung dengan memasukkan 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇): 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇) = ∑ 𝐶(𝑘 −
𝐺)𝑒−𝑖𝐺(𝑥+𝑇) = 𝑒−𝑖𝐺𝑇[∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒−𝑖𝐺𝑥] = 𝑒−𝑖𝐺𝑇𝑢𝑘(𝑥). Karena exp
(−𝑖𝐺𝑇) = 1 maka 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇) = 𝑢𝑘(𝑥), sehingga membentuk
periodisitas 𝑢𝑘.
34
Daftar Pustaka
1. Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley &
Sons, Inc., New York, 1986.
2. R. K. Puri dan V. K. Babbar, Solid State Physics, S. Chand & Company Ltd.,
Ram Nagar, New Delhi, 1997.
3. M. A. Omar, Elementary Solid State Physics, Addison-Wesley Publ.
Company, London, 1975.
4. Ashcroft/Mermin, Solid State Physics, Saunders College, Philadelphia, 1976.
5. Kittel, Charles. 2005. Introduction to Solid State Physisc, Eighth Edition. University
Of California ; Berkeley
35