Anda di halaman 1dari 38

Makalah

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT


‘’ Kontribusi Elektron Dari Gerakan Bebas Gas Fermi Dan Potensial
Periodik Dalam Kristal ‘’

Diajukan Kepada Ibu Wahyu Arini, M.Pd, Si Selaku Dosen Pengampuh Mata
Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat

OLEH:
KELOMPOK IV

DESFIRDA HARTANTI 4120002


RIKA ANDRIYANI 4120008
DEKA YANIZA 4120013

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI (UNPARI)
LUBUKLINGGAU
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontribusi Elektron Dari Gerakan
Bebas Gas Fermi Dan Potensial Periodik Dalam Kristal” ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang


penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
memuat tentang “Kontribusi Elektron Dari Gerakan Bebas Gas Fermi Dan
Potensial Periodik Dalam Kristal”. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas PGRI Silampari Bpk. Dr. H. Rudi Erwandi, M.Pd.
2. Ibu Wahyu arini, M.Pd.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Fisika zat padat
3. Teman-teman seperjuangan khususnya mahasiswa progam studi
pendidikan fisika Universitas PGRI Silampari yang telah memberikan
dukungan kepada penyusun..
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang
lebih luas kepada pembaca.Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
memerlukan perbaikan. Untuk itu mohon saran dan kritiknya. Terimakasih.

Lubuklinggau 4 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Energi dalam Satu Dimensi........................................3
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac ................5
C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi................................7
D. Kapasitas Panas Elektron Gas .................................................12
E. Eksperimental Kapasitas Panas Suatu Logam .......................16
F. Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's ..............................18
G. Tahanan listrik eksperimental logam ......................................20
H. Hamburan Umklapp .................................................................21
I. Gerak Bidang Magnetik............................................................22
J. Efek Hall .....................................................................................24
K. Konduktivitas Termal Logam ..................................................26
L. Rasio Thermal untuk Konduktivitas Listrik ..........................27
M. Fungsi Bloch ...............................................................................28
N. Model Kronig Penney................................................................29
O. Persamaan Gelombang Elektron Pada Potensial Periodik ...32
P. Penyajian kembali Teorema Bloch ..........................................33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui banyak sifat fisik yang dimiliki dari logam tidak hanya
logam sederhana, namun juga berkaitan dengan model elektron bebas. Menurut
model ini, elektron valensi dari suatu unsur atom menjadi elektron konduksi
dan bergerak bebas pada keseluruhan volume logam. Bahkan ketika logam
memiliki model elektron bebas, distribusi pengisian elektron konduksi
menggambarkan kekuatan potensial elektrostatik dari inti ion. Kegunaan dari
model elektron bebas pada dasarnya merupakan sifat yang bergantung pada
sifat kinetik dari elektron konduksi. Interaksi dari elektron konduksi dengan
kisi ion akan dibahas pada bab selanjutnya.
Logam yang paling seberhana adalah logam alkali, misalnya litium,
sodium, potassium, cesium dan rubidium. Pada atom bebas elektron valensi
dari sodium adalah 3s. Pada logam, elektron ini menjadi elektron konduksi
dalam pita konduksi 3s.
Kristal tunggal yang terdiri dari N atom akan memiliki N elektron

konduksi dan N inti ion positif. Inti ion Na+ teridiri dari 10 elektron yang
menempati kulit 1s, 2s dan 2p pada ion bebas dengan distribusi ruang yang
pada dasarnya sama ketika logam dalam ion bebas. Inti ion menempati hanya
15% volume kristal sodium, seperti pada gambar dibawah. Jari-jari ion bebas

Na+ adalah 0.98 Å, sedangkan jarak tetangga terdekat logam adalah


1.83 Å.
Penjelasan mengenai sifat logam dalam hal ini gerak elektron bebas
telah lama dikembangkan sebelum ditemukannya mekanika kuantum. Teori
klasik memiliki beberapa keberhasilan, terutama penurunan dari Hukum Ohm
dan hubungan antara daya hantar listrik dan panas. Teori klasik tidak dapat
menjelaskan kapasitas panas dan kelemahan sifat kemagnetan yang dimiliki
elektron konduksi. (Hal ini bukan merupakan kegagalan dari model elektron
bebas, tetapi kegagalan pada fungsi distribusi kalsik Maxwell).

1
Selanjutnya adalah kesulitan dengan model klasik. Dari banyak jenis
percobaan mengenai elektron konduksi dari logam yang dapat bergerak secara
bebas pada banyak lintasan lurus atom, tubrukan elektron konduksi terjadi satu
sama lain atau bahkan tubrukan dengan inti atom. Pada temperatur rendah,

lintasan bebas antar atom akan sepanjang 108 (lebih dari 1cm).
Mengapa zat yang terkondensasi secara transparan akan menjadi
elektron konduksi? Jawaban pertanyaan tersebut terdiri dari dua: (a) Elektron
konduksi tidak membelokkan inti ion yang menyusun kisi periodik karena
gelombang zat tersebut dapat menyebar bebas pada susunan periodik.
(b) Elektron konduksi tersebar hanya pada frekuensi tertentu antara elektron
konduksi laiinya. Sifat inilah yang dibahas pada Asas Pauli. Gas Fermi
elektron bebas akan menjelaskan bagaimana elektron bebas pada gas dengan
menggunakan Asas Pauli.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu;


1. Bagaimana Tingkat Energi dalam Satu Dimensi ?
2. Bagaimana Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac ?
3. Bagaimana Konduktivitas Termal Logam ?
4. Bagaimana Kapasitas Panas Elektron Gas ?
5. Bagaimana Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's ?
6. Bagaimana Gerak Bidang Magnetik ?
7. Bagaimana Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi ?

C. Tujuan

Tujuan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman terhadap


rumusan masalah. dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika guna
menambah wawasan pengetahuan, pada materi Gas Fermi Elektron Bebas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tingkat Energi dalam Satu Dimensi

Mengingat gas elektron bebas dalam satu dimensi, dengan memperhatikan


teori kuantum dan prinsip Pauli. Sebuah elektron bermassa m dibatasi dengan
panjang 𝐿 oleh lapisan yang tak terbatas yang ditunjukkan padaGambar 2. Fungsi
gelombang 𝜓𝑛(𝑥) elektron adalah solusi dari persamaan Schrödinger ℋ𝜓 = 𝜖𝜓,
dengan mengabaikan energi potensial yang dimilikiℋ = 𝜌2/2𝑚, di mana 𝜌 adalah
momentum. Dalam teori kuantum p dapat ditunjukkan oleh persamaan −𝑖ℏ 𝑑/𝑑𝑥,
sehingga:
ℏ2 𝑑 2𝜓𝑛
ℋ𝜓 = − =𝜖 𝜓
𝑛 2𝑚 𝑑𝑥2 𝑛 𝑛

dimana 𝜖𝑛 adalah energi elektron dalam orbital. Istilah orbital digunakan untuk
menunjukkan solusi dari persamaan gelombang untuk sistem satu elektron. Istilah ini
memungkinkan untuk membedakan antara keadaan kuantum yang sesuai dengan
persamaan gelombang sistem 𝑁 interaksi elektron dan keadaan kuantum kurang lebih
yang dibangun dengan menempatkanelektron 𝑁 ke 𝑁 orbital yang berbeda, di mana
masing-masing orbital adalah solusidari persamaan gelombang untuk satu elektron.
Model orbital yang tepat hanya jikatidak ada inter-aksi antara elektron.
Syarat batas 𝜓𝑛(0) = 0; 𝜓𝑛(𝐿) = 0 seperti yang digunakan pada lapisan
energy potensial yang tak terbatas. Hal ini terpenuhi jika fungsi gelombang sinus
tersebut sesuai dengan jumlah 𝑛 integral dari setengah panjang gelombang antara
0− 𝐿:
2𝜋 1
𝜓𝑛 = 𝐴 sin ( 𝑥); 𝑛𝜆𝑛 = 𝐿
𝜆𝑛 2

Dimana A adalah konstan.

3
Akomodasikan 𝑵 elektron di dalam garis . Menurut prinsip larangan
Pauli , tidak ada dua elektron yang dapat memiliki semua bilangan kuantum mereka
identik. Artinya , masing-masing orbital dapat ditempati oleh paling banyak satu
elektron . Hal iniberlaku untuk elektron dalam atom , molekul , atau padat .

Gambar 2 Tiga tingkat energi dan fungsi gelombang elektron bebas


dari massa m dibatasi pada garis panjang 𝐿. Tingkat energi lengkung
dinyatakan dengan bilangan kuantum n yang memberikan jumlah
setengah panjang gelombang dalam fungsi gelombang. Panjang
gelombang ditunjukkan pada fungsi gelombang. Energi 𝜖𝑛 dari
ℏ2 𝑛
tingkat bilangan kuantum 𝑛 adalah sama dengan ( ) ( ) 2.
2𝑚 2𝐿

Dalam padatan bilangan kuantum linear elektron konduksi orbital 𝑛


dan ms ,di mana 𝑛 adalah bilangan bulat positif dan nomor magnetik kuantum
1
𝑚𝑠 = ± , sesuai dengan orientasi spin. Sepasang orbital dinyatakan dengan
2

4
nomor kuantum 𝑛 dapat menampung dua elektron , satu dengan spin up dansatu
dengan spin down. Jika ada enam elektron , maka dalam keadaan dasar dari sistem
orbitaldipenuhi yang diperlihatkan dalam tabel :
n ms Electron N ms Electron
occupancy occupancy
1 ↑ 1 3 ↑ 1
1 ↓ 1 3 ↓ 1
2 ↑ 1 4 ↑ 0
2 ↓ 1 4 ↓ 0

Lebih dari satu orbital dapat memiliki energi yang sama . Jumlah orbital dengan
energi yang sama disebut degenerasi .
Biarkan 𝑛𝑓 menunjukkan tingkat energi paling atas diisi , di mana kitamulai
mengisi tingkat dari bawah (𝑛 = 1) dan terus mengisi tingkat yang lebih tinggi
dengan elektron sampai semua elektron N ditampung . Hal ini mudah untuk
menganggap bahwa 𝑁 adalah bilangan genap . Kondisi 2𝑛𝑓 = 𝑁 menentukan 𝑛𝑓,
nilai n untuk tingkat teratas diisi.
Energi Fermi 𝜖𝐹 didefinisikan sebagai energi yang terisi dari tingkat paling atas
pada keadaan dasar dari sistem elektron N.. Persamaan (3) dengan 𝑛 = 𝑛𝑓kita miliki
dalam satu dimensi :
ℏ2 𝑛𝑓𝜋 2 ℏ2 𝑁𝜋 2
𝜖𝑓 = ( ) = ( )
2𝑚 𝐿 2𝑚 2𝐿

5
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi - Dirac

Keadaan dasar adalah keadaan sistem elektron 𝑁 pada nol mutlak . Apa
yang terjadi ketika temperatuere meningkat? Ini adalah masalah standar dalam
mekanika statistik dasar , dan solusinya diberikan oleh distribusi Fermi - Dirac
memberikan probabilitas bahwa orbital di energy 𝜀 akan ditempati dalam gas
elektron yang ideal dalam kesetimbangan termal :
1
𝑓(𝜖) = 𝗌−𝜇
exp[ 𝑘 𝑇]+1
𝐵

Kuantitas 𝜇 adalah fungsi dari suhu, 𝜇 harus dipilih untuk masalah tertentu
sedemikian rupa bahwa jumlah total partikel dalam sistem keluar yangtepat yaitu,
sama dengan 𝑁. Di nol mutlak 𝜇 − 𝜖𝐹 , karena dalam batas 𝑇 → 0 fungsi
𝑓(𝜀)Perubahan terputus-putus dari nilai 1 ( diisi ) dengan nilai 0 ( kosong ) di 𝜖 −
𝜖𝐹 = 𝜇. Pada semua suhu 𝑓(𝜖)adalah sama dengan ½ ketika
= 𝜇 , untuk kemudian penyebut memiliki nilai 2 .

Gambar 3 Fungsi Fermi - Dirac distribusi persamaan (5.5) pada


𝗌𝑓
berbagai suhu berlabel , untuk 𝑇𝑓 = 𝑘 = 50000 𝐾. Hasil
𝑏

6
berlaku untuk gas dalam tiga dimensi. Total jumlah
partikel konstan , tergantung pada suhu. Kimia potensi 𝜇
pada setiap temperatur dapat dibaca dari grafik sebagai
energy dengan 𝑓 = 0.5.

Kuantitas 𝜇 adalah potensial kimia, dan pada nol mutlak potensial kimia
sama dengan energi Fermi, yang didefinisikan sebagai energi paling atasdiisi orbital
pada nol mutlak.
Ekor energi tinggi dari distribusi adalah bagian yang 𝜖 − 𝜇 ≽ 𝑘𝑏𝑇 di sini
istilah eksponensial dominan dalam penyebut persamaan (5.5), sehingga
𝑓(𝜖) ≅ exp[(𝜇 − 𝜖)/𝑘𝐵𝑇 Batas ini disebut distribusi Boltzmann atau Maxwell.

C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi

Partikel bebas persamaan persamaan Schrodinger dalam tiga dimensi


adalah

Dimana 𝑛𝑥, 𝑛𝑦, 𝑛𝑧 adalah bilangan bulat positif. Asal adalah di salah satu sudutkubus.
Hal ini mudah untuk memperkenalkan fungsi gelombang yang memenuhi
kondisi batas periodik. Fungsi gelombang untuk menjadi periodik dalam 𝑥, 𝑦, 𝑧,
dengan periode 𝐿 yaitu,
𝜓(𝑥 + 𝐿, 𝑦, 𝑧) = 𝜓(𝑥, 𝑦, 𝑧)
untuk 𝑦 dan 𝑧 koordinat. Fungsi gelombang memenuhi persamaan Schrodinger
partikel bebas dan kondisi periodisitas adalah dari bentuk gelombang pesawat
bepergian:
𝜓𝑘(𝒓) = exp (𝑖𝒌. 𝒓)
Dengan ketentuan bahwa komponen vektor gelombang 𝒌 memenuhi
2𝜋 4𝜋
𝑘 = 0 ; ± ; ± ; … . .,
𝑥 𝐿 𝐿

dan juga untuk 𝑘𝑦 dan 𝑘𝑧.

Setiap komponen 𝒌 dari bentuk 2𝑛𝜋/𝐿 akan memenuhi kondisi periodisitas lebih

7
panjang 𝐿, di mana 𝑛 adalah bilangan bulat positif atau negatif. Komponen 𝑘 adalah
bilangan kuantum masalah tersebut, bersamaan dengan bilangan kuantum m, untuk
berputar arah. Kami pastikan bahwa nilai-nilai 𝑘𝑥 memenuhi persamaan (8), untuk
exp[ik (x + L) = expi2n (x + L) 
x  L 
i2n (x + L) 
= exp exp (i2n ) = exp (ik x)
  x
L 
mempunyai energy 𝜖𝑘 dariorbital dengan gelombang vektor 𝒌:
ℏ2 ℏ2
𝜖 = 𝑘2 = (𝑘2 + 𝑘2 + 𝑘2)
𝑘 2𝑚 2𝑚 𝑥 𝑦 𝑧

8
Besarnya 𝑘 dari vektor gelombang berhubungan dengan panjang gelombang 𝜆
dengan 𝑘 = 2𝜋
Momentum linear p dapat dinyatakan dalam mekanika kuantum oleh
operator 𝒑 =−𝑖ℏ∇, dari mana untuk orbital 𝒑𝜓𝒌(𝑟) = −𝑖ℏ𝛁𝜓𝒌(𝑟) = ℏ𝒌𝜓𝒌(𝒓)

Gambar 5.4 Dalam keadaan dasar dari sistem N elektron bebas orbital diduduki
sistem mengisi bidang radius 𝑘𝐹, di mana ε𝜖𝐹 = ℏ2𝑘𝐹2/2𝑚 adalah
energi dari sebuah elektron memiliki gelombang vektor 𝑘𝐹.
Sehingga 𝜓𝑘gelombang bidang adalah fungsi eigen dari momentum linear
dengan nilai eigen ℏk Kecepatan partikel dalam k orbital diberikan oleh 𝑣 = ℏ𝑘/𝑚.

Dalam keadaan dasar dari sistem 𝑁 elektron bebas, orbital yang ditempati
dapat digambarkan sebagai titik di dalam bola di ruang 𝒌. Energi pada permukaan
bola adalah energi Fermi, vektor gelombang di permukaan Fermi memiliki besaran
𝑘𝐹 sehingga:
ℏ2
𝜖 = 𝑘2
𝐹 2𝑚 𝐹

Ada satu gelombang vektordiperbolehkan yaitu, salah satu triplet berbeda


dengan bilangan kuantum
2𝜋
𝑘𝑥, 𝑘𝑦, 𝑘𝑧, untuk elemen volume ( )3 ruang 𝒌. Dengan demikian dalam
𝐿

lingkup volume 4𝜋𝑘3 /3 jumlah orbital adalah


𝐹

4 𝜋𝑘𝐹3/3 𝑉
2. 2𝜋 = 3𝜋2 𝑘3 = 𝑁
( )3
𝐿
𝐹

Dimana faktor 2 di sebelah kiri berasal dari dua nilai yang diizinkan bilangan
kuantum berputar untuk setiap nilai yang diizinkan 𝑘. kemudian memberikan
3𝜋2𝑁 1/3

9
𝑘𝐹 = ( )
𝑉

Tabel 5.1 Hitungan electron bebas permukaan fermi untuk logam pada suhu ruang

Gambar 5.5 Kepadatan partikel tunggal sebagai fungsi dari energi , untuk sebuah
elektron gas bebas didalam tiga dimensi .dimana garis putus-putus pada kurva
mewakili kepadatan sumber𝑓( ,T) D(∈) orbital penuh didalam suhu yang terbatas,
sehingga 𝑘𝐵𝑇 lebih kecil dibandingkan ∈𝐹.Yang terbayang kepadatan mewakili
orbital penuh di nol mutlak . energi rata-rata yang justru meningkat saat suhu
meningkat dari 0 ke T, untuk elektron thermal daripadatan 1 ke padatan 2. `
2
ℏ2 3𝜋2𝑁 3
∈𝐹 = 2𝑚 ( )
𝑉

hal ini berhubungan dengan konsentrasi energi electron fermi N/V. kecepatan
elektron 𝑣𝐹 untuk permukaan Fermi adalah :

10
1
ℏ𝑘 ℏ 3𝜋2𝑁 3
𝐹
𝑣𝐹 = ( 𝑚 ) = ( ) ( 𝑉 )
𝑚

Setelah kisaran jumlah dari orbital per unit energy ditemukan. D(∈) yang disebut
kepadatan suatu keadaan. untukmemperoleh jumlah total dari orbital energi. ≤∈

11
D. Kapasitas Panas dari Elektron Gas

Pertanyaan yang menyebabkan kesulitan terbesar dalam pengembangan


awal dari teori elektron pada logam menyangkut kapasitas panas dari electron
konduksi. mekanika statistik klasik memprediksi bahwa partikel bebas harus
memiliki kapasitas panas dari 3/2 kB, di mana kB adalah konstanta Boltzmann. Jika
N, atom masing-masing memberikan satu elektron valensi ke gas elektron, dan
elektron bebas bergerak, maka kontribusi elektronik untuk kapasitas panas harus
menjadi 3/2 NkB, seperti untuk atom gas monatornic. Tapi ketika diamati elektron
konstribusi pada suhu kamar biasanya kurang dari 0,01 dari nilai ini.
Perbedaan ini membuat para ahli bingung(terganggu), seperti Lorentz:
Bagaimana elektron dapat berpartisipasi dalam proses konduksi listrik seolah-olah
elektron tersebut begerak, sementara tidak berkontribusi terhadap kapasitas panas?
Pertanyaan itu dijawab hanya pada penemuan prinsip eksklusi Pauli dan fungsi
distribusi Fermi. Fermi menemukan hasil yang benar dan ia menulis, “ satu
pernyataan bahwa panas spesifik hilang di nol mutlak dan pada suhu rendah itu
sebanding dengan suhu mutlak."
Ketika kita memanaskan bahan percobaan dari nol mutlak, tidak semua
elektron memperoleh sebuah energy ~𝑘𝐵𝑇 seperti yang diharapkan secara
sederhana, tetapi hanya elektron didalam orbital dalam sebuah kisaran energi 𝑘𝐵𝑇
pada tingkat Fermi adalah termal meningkat, Jika N adalah jumlah total elektron,
hanya sebagian kecil dari urutan T/TF bisa panas pada suhu T, hal itu disebabkan

12
hanya karena ketidaktepatan dalamenergi rata-rata dari urutan kBT pada bagian atas
distribusi energi.
Masing-masing NT/TF elektron memiliki energi panas dari ordo KBT.Total
energi kinetik thermal elektronik U merupakan urutan dari :
𝑈𝑑 ≈ (𝑁𝑇/𝑇𝐹) 𝑘𝐵𝑇
Kapasitas panas elektronik tersebut diberikan oleh :
𝐶𝑒𝑙 = 𝜕𝑈/𝜕𝑇 ≈ 𝑁𝑘𝐵(𝑇/𝑇𝐹)
Dan berbanding lurus dengan T, dalam kesepakatan dengan hasil
percobaan yang dibahas dalam bagian berikutnya. Dalam ruangan suhu 𝐶𝑒𝑙

lebih kecil dari nilai sederhana 3𝑁𝐾𝐵2 dengan kelipatan dari urutan 0,01 atau
kurang, untuk TF ~5𝑋104𝐾.
Sekarang diperoleh ungkapan kuantitatif untuk elektronik kapasitas
panas yang berlaku di suhu rendah KBT≪∈𝐹. Peningkatan tersebut ∆𝑈 =
𝑈(𝑇) − 𝑈(0) di dalam energi total (gambar 5) dari sebuah sistem elektron N
dimana dipanaskan dari 0 ke T adalah :
∞ 𝑒𝑝
∆𝑈 = ∫0 𝑑∈ ∈D(∈)𝑓(∈) − ∫ 𝑑 ∈D( )
0 ∈

Disini 𝑓(∈) adalah fumgsi dari diract Fermi (5):


1
𝑓(∈, 𝑇, 𝜇) =
𝑒𝑥𝑝[(∈−𝜇)/KBT +1]

Dan D( ) adalah kisaran jumlah dari orbital per-unit energi. Kalikan identitas
∞ 𝑒𝑝
𝑁 = ∫0 𝑑∈ D(∈)𝑓(∈) = ∫0 𝑑∈D( )
Dari ∈𝑓 didapatkan

𝑒𝑝
(∫ 𝑒𝑝 + ∫ ∞) 𝑑 ∈ 𝑓(∈) D(∈) = ∫ 𝑑 ∈ D( )

0 𝑒𝑝 ∈ 𝐹 0 ∈ 𝐹

Dengan menggunakan sebagai :


∞ 𝑒𝑝
∆𝑈 = ∫𝑒𝑝 𝑑∈ (∈ −∈𝐹 )𝑓(∈) D(∈) + ∫ 𝑑 (∈𝐹 −∈)[1 − 𝑓(∈)]D( )
0 ∈

Integral pertama pada sisi kanan memberikan energi yang dibutuhkan untuk
mengambil elektron dari EF ke orbital energi E> Ep, dan integral kedua memberikan
energi yang dibutuhkan untuk membawa elektron ke Ep dari orbital bawah EF ·jadi
kedua kontribusi tersebut merupakan energi positif.
Dari hasil 𝑓(∈) D(∈)𝑑∈(∈ −∈𝐹) di dalam integral pertama dari
13
persamaan (27) adalah jumlah rentang energi tinggi electron dari tiap orbital
𝑑∈ sebagai energi . Factor dari [1 − 𝑓(∈)] dalam integral kedua kemungkinan
electron telah dihapus dari orbital . Fungsi dari ∆𝑈 adalah mengelompokkan di
dalam gambar 6.
Kapasitas panas gas electron dapat dibedakan sebagai ∆𝑈 sehubungan
dengan T. hanya suhu yang bergantung pada persamaan sebagai 𝑓(∈).maka dapat
dikelompokan untuk memperoleh :
𝜕𝑈 ∞ 𝜕𝑓
𝐶 = = ∫ 𝑑 (∈ −∈ ) D(∈)
𝑒𝑙 𝜕𝑇 0 ∈ 𝐹 𝜕𝑇

14
Di dalam suhu terdapat ketertarikan pada logam 𝑟/∈𝐹< 0.01.

Gambar 5.6 ketergantungan suhu dari interaksi energi fermion gas dalam tiga
dimensi. Energi yang dinormalisasikan digambarkan sebagai
∆𝑈/𝑁∈𝐹 dimana N adalah jumlah dari electron.Suhu dituliskan
sebagai KBT/∈𝐹

Gambar 5.7 Penggambaran potensial kimia 𝜇 berbanding suhusebagai 𝑘𝐵𝑇 untuk


interaksi gas fermion dalam tiga dimensi. Untuk memudahkan dalam
menggambarkan. Satuan dari 𝜇 dan 𝑘𝐵𝑇 adalah0.763 ∈𝐹

Pendekatan yang baik dalam mengevaluasi padatan D(∈) sebagai ∈𝐹 dan


keluarkan integralnya :
∞ 𝑑𝑓
𝐶𝑒𝑙 ≅ (𝐷∈𝐹 ) ∫0 𝑑∈ (∈ −∈𝐹 ) 𝑑𝑇

15
Uji kembali grafik pada gambar 7 dan gambar 8 untuk mendapatkan variasi
potensial kimia 𝜇 dengan T menyatakan bahwa 𝑘𝐵𝑇 ≪∈𝐹 Dengan mengabaikan
suhu ,

Gambar 5.8 Variasikan dengan suhu dari potensial kimia 𝜇, untuk electron
bebas gas Fermi dalam satu dan tiga dimensi. Dalam kesamaan
logam 𝑟/∈𝐹≅ 0.01 temperatur ruang. Ini adalah kurva yang
menghitung integral dari seri expansions untuk menunjukkan
partikel di dalam sistem.

E. Eksperimental Kapasitas Panas Suatu Logam

Kapasitas panas suatu logam dapat dituliskan sebagai jumlah dari

16
kontribusi electron dan phonon. : 𝐶 = 𝛾𝑇 + 𝐴𝑇3, dimana 𝛾 dan 𝐴 adalah karakteristik
yang konstan dari sutau logam. Itu menunjukkan nilai eksperimental dari C sebagai
penggabungan dari C/T berbanding 𝑇2.
𝐶/𝑇 = 𝛾 + 𝐴𝑇2,
Observasi koefisien nilai 𝛾 sebagai besaran yang diharapkan. Tapi sering
kali tidak sepakat dalam menetapkan nilai dari massa electron bebas dari logam
Dimana 𝑚𝑡ℎ didefinisikan sebagai :
𝑚𝑡ℎ 𝛾(𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖)
=
𝑚 𝛾(𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠)

Bentuk ini muncul secara alami karena ∈𝐹 berbanding terbalik dengan massa dari
electron. Dimana 𝛾 𝖺 𝑚. Nilai dari perbandingan yang diberikan pada Tabel 2.
Pemisahannya melibatkan 3 efek pemisahan.

• Interaksi konduksi elektron dengan periodik potensi kisi kristal yang sangat
kaku. .Efektivitas massa elektron dalam hal ini disebut sangat efektif secara
• Interaksi elektron konduksi dengan fonon. sebuah electron cenderung
berpolarisasi atau mengubah kisi di sekitarnya, sehingga elektron yang
bergerak mencoba untuk menyeret ion terdekat bersamanya, dengan
demikian meningkatkan massa efektif elektron.
• Interaksi elektron konduksi dengan diri mereka sendiri. Sebuah elektron
bergerak menyebabkan reaksi inersia dalam gas elektron di sekitarnya,
sehingga meningkatkan massa efektif elektron.

Fermion berat. Beberapa senyawa logam yang memiliki nilai-nilai yang


sangat besar telah ditemukan, dari konstanta kapasitas panas elektronik 𝛾.dua atau
17
tiga kali lipat lebih tinggi dari biasanya Senyawa fermion berat termasuk UBe13,
CeAI3, dan CeCu2Si2. Telah diduga bahwa elektron f dalam senyawa ini mungkin
memiliki massa inersia setinggi 1.000 m, karena saling tumpang tindih yang lemah
fungsi gelombang elektron f pada ion berdekatan.

F. Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's


Momentum elektron bebas berhubungan dengan gelombang vektoroleh
mv = ħk. Dalam medan E listrik dan medan magnet B gaya F pada sebuahmuatan
electron –e adalah -e [E + (1/c)v x B], sehingga hukum kedua Newton mengenai
gerakan akan menjadi
𝑑𝒗 𝑑𝒌 1
𝑭=𝑚 =ℏ = −𝑒 (𝑬 + 𝑣 × 𝑩)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝒸

Karena ketiadaan tumbukan bola Fermi (Gambar 5.10) bergerak di ruang


k dengan laju seragam dengan medan listrik yang diterapkan tetap. Kita
mengintegrasikan (5.39) dengan B = 0 untuk mendapatkan

𝒌(𝑡) − 𝒌(0) = −𝑒𝑬𝑡/ℏ


Jika gaya F = -eE diterapkan pada waktu t = 0 ke gas elektron yang mengisi
bola Fermi berpusat asal pada k ruang, maka pada waktu kemudian t bola akan
mengungsi ke pusat baru di
𝛿𝒌 = −𝑒𝑬𝑡/ℏ
Perhatikan bahwa bola Fermi dipindahkan secara keseluruhan karenasetiap
elektron tergeser oleh δk yang sama.
Karena tumbukan elektron dengan ketidakmurnian, ketidaksempurnaan
kisi, dan fonon, lingkup yang dipindahkan dapat dipertahankan dalam keadaan
stabil dalam medan listrik. Jika waktu tumbukan adalah τ, perpindahan bola Fermi
dalam keadaan stabil diberikan oleh (5.41) dengan t = τ. Kecepatan tambahan adalah
v = ħδk/m = -eEτ/m. Jika dalam tetap medan listrik E terdapat n elektron muatan q
= -e per satuanvolume, densitas listrik saat ini adalah
𝑗 = 𝑛𝑞𝒗 = 𝑛𝑒2𝑟𝑬/𝑚

18
Ini adalah hukum Ohm.

Gambar 5.10 (a) lingkup Fermi mengitari tempat orbital elektron yang berada
di k ruang pada keadaan dasar dari gas elektron. Momentum bersih
adalah nol, karena untuk setiap k orbital ada yang diduduki orbital k.
(b) Di bawah pengaruh gaya F berperan konstan selama interval
waktu t setiap orbital memiliki vektor k meningkat sebesar δk = Ft/ħ.
Ini sama dengan perpindahan dari seluruh lingkup Fermi oleh δk.
Total momentum Nħδk, jika terdapat N elektron. Penerapan gaya
meningkatkan energi sistem dengan N (ħδk)2 / 2m.

Konduktivitas listrik σ didefinisikan oleh j = σE, sehingga dengan


𝑛𝑒2𝑐
𝜎=
𝑚

Resistivitas listrik ρ didefinisikan sebagai kebalikan dari konduktivitas,sehingga


𝜌 = 𝑚/𝑛𝑒2𝑟
Nilai konduktivitas listrik dan resistivitas dari unsur-unsur yang diberikan
pada Tabel 3. Pada unit Gaussian σ memiliki dimensi frekuensi.
Sangat mudah untuk memahami hasil (43) untuk konduktivitas gas Fermi.

19
Yang kita harapkan muatan yang diangkut sebanding dengan kerapatanmuatan ne;
faktor e/m masuk (43) karena percepatan dalam medan listrik yang diberikan
sebanding dengan e dan berbanding terbalik dengan massa m. Waktu τ
menggambarkan waktu luang selama medan bertindak pada operator. Hasil yang
sama erat untuk konduktivitas listrik diperoleh untuk tipikal (Maxwell) gas elektron,
seperti yang diwujudkan pada konsentrasi pengangkut yangrendah dalam banyak
masalah semikonduktor.

G. Tahanan listrik eksperimental logam


Tahanan listrik dari logam yang paling didominasi pada suhu kamar
(300K) oleh tumbukan elektron konduksi dengan fonon kisi dan pada suhu cair
helium (4 K) oleh tumbukan dengan atom ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan
mekanik dalam kisi (Gbr. 11). Tingkat tumbukan ini sering independen untuk
perkiraan yang bagus, sehingga jika medan listrik dimatikandistribusi momentum
akan rileks kembali ke keadaan dasar dengan tingkat relaksasi bersih.

Gambar 11 Resistivitas listrik di sebagian besar logam muncul dari tumbukan


elektron dengan penyimpangan dalam kisi, seperti pada (a) oleh
fonon dan (b) dengan ketidakmurniandan situs kisi kosong.
1 1 1
= +
𝑐 𝑐𝐿 𝑐𝑖

di mana τL dan τi masing-masing adalah waktu tumbukan untuk hamburan olehfonon


dengan ketidaksempurnaan. Resistivitas bersih ditentukan oleh

𝜌 = 𝜌𝐿 + 𝜌𝑖
di mana ρL adalah resistivitas yang disebabkan oleh fonon termal, dan ρi adalah
resistivitas yang disebabkan oleh hamburan gelombang elektron oleh kerusakan
statis yang mengganggu periodisitas kisi. Seringkali ρL tidak tergantung pada
jumlah kerusakan ketika konsentrasi mereka kecil, dan sering ρi tidak tergantung
pada suhu. Pengamatan empiris ini mengungkapkan aturan Matthiessen, yang

20
mudah dalam menganalisis data eksperimen (Gambar 12).

Gambar 12 Hambatan potasium di bawah 20 K, yang diukur pada dua


spesimen oleh D. MacDonald dan K. Mendelssohn. Penyadapan
yang berbeda pada 0 K adalah atribut konsentrasi yang berbeda dari
campuran dan ketidaksempurnaan statis dalam dua bahan
percobaan.

Konsentrasi ketidak murnian sekitar 20 ppm. Dalam spesimen sangat murni


rasio resistivitas sekitar 106, sedangkan di beberapa alloye. (e.e., Manganin) itu
serendah 1,1. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan kristal tembaga murni
sehingga konduktivitasnya pada suhu helium cair (4 K) hampir 105 kali pada suhu
ruangan, untuk kondisi ini 𝑟 ≈ 2 × 10−9𝑠 di 4 K. lintasan bebas rerata 𝑃 dari
konduksi elektron didefinisikan sebagai:

𝑃 = 𝑣𝑓𝑟
Dimana 𝑣𝑓 adalah kecepatan di permukaan Fermi, karena semua tumbukan
hanya melibatkan elektron di dekat permukaan Fermi. Dari tabel 1 bisa ditemukan
𝑣𝑓 = 1,57 × 108𝑐𝑚 𝑠−1 untuk cu, sehingga lintasan bebas rata-rataadalah (4 K) =
0,3 cm. berarti jalur bebas sejauh 10 cm telah diamati dalam logam yang sangat
murni dalam kisaran suhu helium cair.

Dengan bergantung pada suhu bagian dari tahanan listrik sebanding


dengan tingkat di mana elektron bertumbukan dengan fonon termal dan elektron
termal. Tingkat tumbukan dengan fonon sebanding dengan konsentrasi fonon
termal. Salah satu batas sederhana adalah pada suhu di atassuhu Debye 0, disini
konsentrasi foton sebanding dengan suhu T, sehingga 𝜌 𝖺
𝑇 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑇 > 𝜃. Sebuah dasar dari teori yang diberikan pada lampiran J.

H. Hamburan Umklapp

Hamburan Umklapp elektron oleh fonon menyumbangkan sebagian

21
besar resistivitas listrik dari logam pada suhu rendah. Ini adalah proses hamburan
elektron-fonon di mana melibatkan timbal balik vektor kisi G, sehingga perubahan
momentum elektron dalam prosesnya mungkin jauh lebihbesar

Gambar 13 Dua bola Fermi di daerah yang berdekatan, konstruksi untuk


memperlambat peranproses umklapp phonon di tahanan listrik.

Dalam proses hamburan elektron-fonon normal pada suhu rendah atau


dalam proses umklapp yang wavevector dari satu partikel dapat "terbalik",
menganggap bagian tegak lurus (100) melalui dua daerah Brillouin berdekatandi bcc
kalium, dengan bola Fermi setara termuat dalam Gambar 5.13. Separuh bagian
bawah dari gambar tersebut menunjukkan tumbukan elektron-fonon normal k '= k
+ q, sedangkan bagian atas menunjukkan proses kemungkinan hamburan k' = k + q
+ G melibatkan phonon yang sama dan mengakhiri daerahluar Brillouin pertama, di
titik A. Titik ini persis sama dengan titik A' dalam daerah asli, di mana AA' adalah
vektor kisi resiprokal G. hamburan ini adalahproses umklapp, dalam analogi dengan
fonon. Tumbukan tersebut menghasikan hamburan kuat karena sudut hamburan
dapat dekat dengan 𝜋. Ketika permukaan Fermi tidak memotong batas daerah, ada
issome minimum 𝑞0 phonon wavevector untuk hamburan umklapp. Pada suhu
cukup rendah jumlah fonon tersedia untuk hamburan umklapp jatuh saat 𝑒𝑥𝑝 (−𝜃𝑢/
𝑇), di mana 𝜃𝑢 adalah temperature yang dihitung dari permukaan dengan satu
elektron orbital per atom dalam daerah Brillouin bcc, dengan menunjukan satu
geometri seperti 𝑞0 = 0,267 𝑘𝑓. Data eksperimental pada Gambar 12 untuk kalium
memiliki bentuk eksponensial yang diharapkan dengan 𝜃𝑢 = 23 𝐾 dibandingkan
dengan Debye 𝜃 = 91K. pada suhu yang sangat rendah di bawah kisaran 2 K kalium,
jumlah proses umklapp di diabaikan dan resistivitas kisi kemudian hanya
disebabkan sudut hamburannya kecil, yang dalam posisi penghamburan normal atau
tidak umklapp.

22
I. Gerak Bidang Magnetik

Dengan persamaan (5.39) dan (5.41) kita menyebabkan persamaan gerakan


untuk perpindahan 𝛿𝑘 dari partikel bola Fermi yang bertindak dengangaya F dan oleh
gesekan yang diwakili oleh tumbukan di tingkat 1/𝑟:
𝑑 1
ℏ ( + ) 𝛿𝒌 = 𝑭
𝑑𝑡 𝑐

Partikel masa bebas percepatan dalam


ℏ𝑑
(𝑑𝑡)𝛿𝒌

dan efek tumbukan diwakili oleh


ℏ𝛿𝒌/𝑟, di mana 𝑟 adalah waktu tumbukan.
Pertimbangkan saat gerak sistem dalam seragam magnetik diajukan
B. gaya Lorentz pada elektron.

(CGS) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 1 𝑣 × 𝑩)
𝑐

(SI) 𝐹 = −𝑒 (𝑬 + 𝑣 × 𝑩)
Jika 𝑚𝒗 = ℏ𝛿𝒌, maka persamaan gerak adalah
1
(CGS) 𝑚 ( 𝑑 + ) 𝑣 = −𝑒 (𝐸 + 1 𝑣 × 𝐵)
𝑑𝑡 𝑐 𝑐

23
Kondisi yang penting adalah sebagai berikut. Posisikan suatu medan magnet statis
B terletak sepanjang sumbu z. Kemudian persamaan komponen gerak berada.
(CGS) 𝑑 1 𝐵
𝑚 ( + ) 𝑣𝑥 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑣𝑦)
𝑑𝑡 𝑐 𝑐
𝑚(𝑑 1 𝐵

𝑑𝑡
+ 𝑐
) 𝑣𝑦 = −𝑒 (𝐸𝑥 + 𝑣𝑥)
𝑐
𝑚(𝑑 1
𝑑𝑡
+ 𝑐) 𝑣𝑧 = −𝑒𝐸𝑧
Hasil di SI diperoleh dengan mengganti c dengan l.
Dalam keadaan stabil dalam medan listrik statis derivatif waktu adalahnol,
sehingga kecepatan drift
𝑒𝑐 𝑒𝑐 𝑒𝑐
𝑣 = − 𝐸 − 𝜔 𝑟𝑣 ; 𝑣 = − 𝐸 − 𝜔 𝑟𝑣 ; 𝑣 = − 𝐸
𝑥 𝑚 𝑥 𝑐 𝑦 𝑦 𝑚 𝑦 𝑐 𝑥 𝑧 𝑚 𝑧

Dimana 𝜔𝑐=eB/mc adalah frekuensi cyclotron.

J. Efek Hall

Efek hall adalah medan listrik yang dikembangkan di dua wajah


konduktor, dalam arah 𝒋 × 𝑩, ketika j arus mengalir melintasi medan magnet B.
Perhatikan spesimen berbentuk batang dalam medan listrik memanjang Ex dan
medan magnet melintang, seperti pada Gambar 5.14. Jika pada kondisi initidak
dapat mengalir keluar dari batang ke arah y maka harus memiliki 𝛿𝑣𝑦 =
0. Dari persamaan (5.52) ini hanya mungkin jika ada medan listrik melintang
(CGS) 𝐸 = −𝜔 𝑟𝐸 =−
𝑒𝐵𝑐
𝐸 (53)
𝑦 𝑐 𝑥 𝑚𝑐 𝑥

(SI) 𝐸 = −𝜔 𝑟𝐸 =−
𝑒𝐵𝑐
𝐸𝑥
𝑦 𝑐 𝑥 𝑚𝑐

Jumlahnya didefinisikan dengan

𝐸𝑦
𝑅𝐻 =
𝑗𝑥𝐵

Disebut koefisien Hall. Untuk mengevaluasi pada model sederhana dengan


menggunakan 𝑗𝑥 = 𝑛𝑒2𝑟𝐸𝑥/𝑚 dan diperoleh :
(CGS) 𝑅 = 𝑒𝐵𝑐𝐸𝑥/mc
=−
1
𝐻 𝑗𝑥=𝑛𝑒2𝑐𝐸𝑥/𝑚 𝑛𝑒𝑐
1
(SI) 𝑅𝐻 = − 𝑛𝑒

Ini adalah berlawanan untuk elektron bebas, untuk e positif dengan definisi.

24
Gambar 14 Standar geometri untuk efek hall.

Penampang spesimen berbentuk batang persegi panjang ditempatkan dalam


medan magnet Bz, seperti pada (a). medan listrik Ex dialirkan di seluruh akhir
elektroda menyebabkan kerapatan jx arus listrik mengalir ke bawah batang.
Kecepatan gerak elektron bermuatan negatif segera setelah medan listrik
diterapkan seperti pada (b). Defleksi arah -y disebabkan oleh medan magnet.
Elektron menumpuk di satu sisi batang dan kelebihan ion positif yang didirikan
pada sisi yang berlawanan seperti dalam (c). Medan listrik melintang hanya
membatalkan gaya lorents karena medanmagnet.

Tabel 4 Perbandingan lorong diamati koefisien dengan teori elektron


bebas

25
[Nilai-nilai eksperimental Rh yang diperoleh nelalui metode konvensional
dirangkum dari data pada suhu kamar yang disajikan dalam tabel Landolt-
Bornstein. Nilai-nilai yang diperoleh dengan metode gelombang semacam alat

di 4 K adalah dengan JM Goodman. Nilai-nilai dari n konsentrasi pembawa


berasal dari tabel 1.4 kecuali Na, K, Al, In, di mana valnes Goodman digunakan.
Untuk mengkonversi nilai Rh dalam satuan CGS dengan nilai di volt-cm / amp-
gauss, kalikan dengan 9 x 1011; mengkonversi Rh di CGS untuk m3 / coulomb,
kalikan dengan 9 x 1013.]
Semakin rendah konsentrasi pembawa muatan, maka akan
menyebabkan semakin besar Koefisien Hall. Mengukur Rh adalah cara pentin untuk
mengukur konsentrasi pembawanya. Simbol Mu Rh menunjukkankoefisien Hall
sesuai persamaan (54), tetapi simbol yang sama kadang-kadangdigunakan dengan
arti yang berbeda, yang resistensi Hall masalah dua dimensi.
Hasil sederhana persamaan (55) sesuai dengan asumsi bahwa setiap saat
relaksasi adalah sama, tergantung pada kecepatan electron. Faktor secara numerik
adalah kesatuan yang masuk jika waktu relaksasi adalah fungsi dari kecepatan.
Dengan penyampaian menjadi agak lebih rumit jika kedua elektron berkontribusi
pada lubang konduktivitas.
Pada Tabel 4 teramati nilai-nilai koefisien ruang dibandingkan dengan nilai-
nilai dihitung dari konsentrasi pembawa muatan. Pengukuran yang paling akurat
yang dibuat dengan metode semacam alat resonansi. Nilai-nilai yangakurat dari
natrium dan kalium dalam perjanjian baik dengan nilai-nilaidihitung untuk satu
elektron konduksi per atom, dengan menggunakan (5.55). Perhatikan,
bagaimanapun, nilai eksperimental untuk elemen trivalen aluminium dan iodium
ini sesuai dengan nilai yang dihitung untuk satupembawa muatan positif per atom
dan dengan demikian tidak sepakat besarny dan menandatangani dengan nilai yang
dihitung untuk diharapkan tiga
pembawa muatan negatif.
Anomali tanda dijelaskan oleh Peierls (1928). Gerak pembawa tanda positif
jelas, yang Heisenberg kemudian disebut "lubang," tidak dapat dijelaskan oleh gas
elektron bebas, tetapi ia menemukan penjelasan alami dalam hal teori pita energi
dikembangkannya. Teori Band juga menyumbangkan terjadinya nilai-nilai yang
sangat besar koefisien hall, sepertiuntuk As, Sb, dan Bi.

26
K. Konduktivitas Termal Logam

Konduktivitas termal untuk partikel dengan kecepatan v adalah 𝐾 =


1 𝐶𝑣𝑙, panas kapasitas C per satuan volume, dan berarti lintasan bebas l.
3

konduktivitas termal gas Fermi berikut dari (36) untuk kapasitas panas, dan
1
dengan ∈ = 𝐹𝑚𝑣2: 𝐹
2
𝜋2 𝑛𝑘2 𝑇 𝜋2𝑛𝑘2 𝑇𝑐

𝐾𝑒𝑙 = 𝐵 . 𝑣𝐹. 𝑙 = 𝐵
3 𝑚𝑣𝐹2 3𝑚

Dengan 𝑃 = 𝑣𝐹𝑟, konsentrasi elektron dalam n, dan 𝑟 adalah tumbukan. Dalamlogam


murni kontribusi elektronik dominan pada semua suhu. Dalam logam murni atau
paduan teratur, elektron berarti jalan bebas dikurangi dengan tumbukan dengan
kotoran, dan kontribusi phonon mungkin sebanding dengankontribusi elektronik.

L. Rasio Thermal untuk Konduktivitas Listrik

Hukum Wiedemann-Franz menyatakan bahwa untuk logam pada suhutidak


terlalu rendah dengan rasio konduktivitas termal terhadap konduktivitas listrik
untuk konduktivitas listrik berbanding lurus dengan suhu, Dengan nilai konstanta
proporsionalitas independen dari logam tertentu, didukung gambaran tentang gas
elektron sebagai pembawa muatan dan energi.

Tabel 5. Nomor Lorentz eksperimental


Nomor Lorenz L didefinisikan sebagai 𝐿 ≈ 𝐾/𝜎𝑇
Dan menurut (57) harus memiliki nilai
𝜋2 𝑘𝐵 2 𝑒𝑟𝑔 2
𝐿= ( ) = 2,72 × 10 −13 ( − deg)
3 𝑒 𝑒𝑠𝑢

27
= 2,45 × 10−8𝑤𝑎𝑡𝑡 − 𝑜ℎ𝑚/𝑑𝑒𝑔2
M. Fungsi Bloch

Fungsi Bloch membuktikan bahwa solusi untuk persamaan Schrodingerpada


potensial periodik harus berbentuk:
𝜓𝑘 (𝑟) = 𝑈𝑘(𝑟) exp(𝑖𝑘. 𝑟)Dimana Uk(r) mempunyai periode kristal lattice
dengan Uk(r) = Uk (r +T) dengan T adalah vektor sisi translasi. Persamaan diatas
mengungkapkan teorema bloch :
Fungsi Eigen dari persamaan gelombang untuk potensial periodik
mempunyai hasil dari bidang gelombang eksp. (ik . r) fungsi waktu Uk (r) dengan
periodisitas kisi kristal
Fungsi gelombang one-elektron pada persamaan (7) disebut fungsi blochdan
dapat didekomposisikan dalam jumlah gelombang berjalan. Fungsi Bloch dapat
dikumpulkan dalam bentuk gelombang paket-paket mewakili elektron – elektron
yang menyebar secara bebas melalui medan potensial dari inti ion.
Teorema Bloch valid jika 𝜓𝑘 nondegenerasi yaitu ketika tidak ada fungsi
gelombang dengan energi yang sama dan vektor gelombangnya 𝜓𝑘. Energi potensial
piriodik di a dengan U(x) =U(x + sa) dimana s adalah bilangan bulat.
Untuk mencari solusi persamaan gelombang dapat dibantu oleh garis simetri
cincin sehingga:
𝜓(𝑥 + 𝑎) = 𝐶𝜓(𝑥)
dimana C konstan, sehingga disekitar cincin adalah
𝜓(𝑥 + 𝑁𝑎) = 𝜓(𝑥) = 𝐶𝑁𝜓(𝑥)
Karena 𝜓(𝑥) harus bernilai tunggal. C adalah satu dari akar dari kesatuan atau
𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝐶 = exp ( ) ; 𝑠 = 0, 1, 2, … , 𝑁 − 1
𝑁𝑎
Kita gunakan persamaan diatas
𝑖2𝜋𝑠𝑥
𝜓(𝑥) = 𝑈𝑘(𝑥) exp ( )
𝑁𝑎

28
N. Model Kronig Penney

Potensial periodik dari persamaan gelombang dapat dipecahkan dalam


fungsi dasar square-well array seperti gambar dibawah. Persamaan gelombangnya
adalah :
ℏ 2 𝑑 2𝜓
− + 𝑈(𝑥)𝜓 = 𝜖𝜓
2𝑚 𝑑𝑥2
Dimana U(x) adalah energi potensial dan ε adalah nilai energi eigen.
Pada daerah 0 < x < a dimana U=0, fungsi eigen adalah kombinasi linier
𝜓 = 𝐴𝑒𝑖𝐾𝑥 + 𝐵𝑒−𝑖𝑘𝑥
Pada bidang gelombang berjalan kekiri dan kanan dengan energi
𝐾2
∈ = ℏ2
2𝑚
Pada daerah –b < x<0 dengan solusi pembatasnya dalam bentuk
𝜓 = 𝐶𝑒𝑄𝑥 + 𝐷𝑒−𝑄𝑥
Dengan
𝑄2
𝑈0−∈ = ℏ2
2𝑚

Gambar 15. Sumur kuadrat potensial periodik yang dikenalkan oleh Kronig dan
Fenney.
Kita membutuhkan solusi yang lengkap untuk mendapatkan bentuk Bloch. Dengan
demikian, solusi pada daerah a < x < a + b harus dihubungkan dalam daerah –b < x
< 0 dengan teorema Bloch:
𝜓(a < x < a + b) = 𝜓(-b < x < 0) eik(a + b)
Konstanta A, B, C, D dipilih sehingga 𝜓 dan d𝜓/dx kontinu pada x = 0 dan x = a.
Terdapat kondisi batasan mekanika kuantum yang luar biasa dalam masalah yang
melibatkan sumur potensial kuadrat. Pada x = 0,

29
A+B+C+D;
iK(A – B) = Q(C – D)
Pada x = a, untuk 𝜓(a) ke bawah sawar sampai 𝜓(-b),
AeiKa + Be-iKa = (Ce-Qb + DeQb) eik(a + b);
iK(AeiKa – Be-iKa) = Q(Ce-Qb – DeQb) eik(a+b)
jika determinan koefisien A, B, C, D hilang, atau jika
[(Q2 – K2)/2QK] sinh Qb sin Ka + cosh Qb cos Ka = cos k(a + b)
Hasilnya menjadi sederhana jika kita melambangkan potensial dengan
fungsi delta periodik yang didapatkan ketika kita melalui limit b = 0 dan U0 =
∞, sedemikian sehingga Q2ba/2 = P, besaran terbatas. Pada limit Q << K dan Qb
<< 1. Sehingga berkurang menjadi
(P/Ka) sin Ka + cos Ka = cos ka
Rentangan K agar persamaan ini memiliki solusi pada Gambar 5, untuk kasus
P = 3π/2. Nilai energi yang sama di plot pada Gambar 6. Vektor gelombang k dari
fungsi Bloch merupakan indeks yang penting,

Gambar 16. Grafik fungsi (P/Ka) sin Ka + cos Ka, untuk P = 3π/2. Nilai energi
inidiberikan oleh rentangan Ka = (2mє/ћ2)1/2a agar fungsi terletak antara
± 1. Untuk nilai energilainnya tidak termasuk pada gelombang berjalan atau
solusi Bloch-like untuk persamaangelombang, sehingga celah yang terlarang
pada spektrum energi terbentuk.

30
Gambar 17. Grafik hubungan antara energi dengan bilangan gelombang untuk
potensial Kronig-Penney, dengan P = 3π/2. Catatan: celah energi pada
ka = π, 2π, 3π .
O. Persamaan Gelombang Elektron Pada Potensial Periodik

Rata-rata bentuk yang diharapkan sebagai solusi persamaan Schrödinger


terjadi jika vektor gelombang terletak pada batas daerah, yaitu k = π/a. Misalkan
U(x) merupakan energi potensial elektron kisi linier dari konstanta kisi a. Kita
ketahui bahwa energi potensial invarian pada translasi kisi kristal: U(x) = U(x +
a). Fungsi invarian pada translasi kisi kristal diperluas menggunakan deret
Fourier dalam vektor kisi resiprok G. Deret Fourier untuk energi potensial
sebagai berikut:
𝑈(𝑥) = ∑𝐺 𝑈𝐺𝑒𝑖𝐺𝑥
Nilai koefisien UG untuk potensial kristal sebenarnya bergantung
pada pengurangansecara cepat dengan peningkatan besaranya G. Untuk potensial
coulomb lugas UG berkurang menjadi 1/G2. Kita inginkan energi potensial U(x)
untuk menjadi fungsi real:

𝑈(𝑥) = ∑𝐺>0 𝑈𝐺(𝑒𝑖𝐺𝑥 + 𝑒−𝑖𝐺𝑥) = 2 ∑𝐺>0 𝑈𝐺 cos 𝐺𝑥


Untuk meyakinkan, diasumsikan bahwa kristal simetris sekitar x = 0 dan U0 = 0.
Persamaan gelombang sebuah elektron dalam kristal adalah ℋ𝜓 = є𝜓,
dimana ℋ merupakan Hamiltonian dan є merupakan nilai egen. Solusi 𝜓 disebut
fungsi eigen atau fungsi orbital atau Bloch. Secara eksplisit, persamaan
gelombangnya adalah
1 1
( 𝑝2 + 𝑈(𝑥)) ( ) 𝑝2 + ∑ 𝑈 𝑒𝑖𝐺𝑥) 𝜓(𝑥) = 𝜖𝜓(𝑥)
𝜓 𝑥 = (
2𝑚 2𝑚 𝐺 𝐺

31
Fungsi gelombang 𝜓(x) dinyatakan sebagai penjumlahan deret Fourier
semua nilai vektor gelombang yang dilegalkan oleh adanya kondisi batas,
sehingga
𝜓 = ∑𝑘 𝐶(𝑘) 𝑒𝑖𝑘𝑥,
Dimana k real. (Kita menuliskan indeks k sebagai subskrip G dengan sama
baiknya,seperti Gk).
Kumpulan nilai k memiliki bentuk 2πn/L, karena nilai-nilai ini memenuhi
kondisi batas periodik selama panjang L. Sifat translasi 𝜓(x) dideterminasikan
oleh teorema Bloch
Tidak semua set gelombang vektor 2𝜋𝑛 termasuk Fourier yang
𝐿

merupakan perluasan salah satu fungsi Bloch. Jika salah satu vektor gelombang
k termasuk dalam ψ, maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier
merupakan perluasan ψ. Jika salah satu vektor gelombang k termasuk dalam ψ,
maka semua vektor gelombang lainnya di Fourier merupakan perluasan ψ hal ini
akan memiliki bentuk 𝑘 + 𝐺, dimana G adalah vektor kisi resiprokal.
Kita mendapatkan bahwa ψ sebagai fungsi gelombang yang berisi
sebuah komponen k sebagai 𝜓𝑘 atau sama dengan 𝜓𝑘+𝐺. Vektor gelombang
berjalan 𝑘 + 𝐺 di atas G yang dibatasi subset dari set 2𝜋𝑛/𝐿,
Kita biasanya harus memilih sebuah label untuk fungsi Bloch bahwa
k yang terletak dalam zona Brillouin pertama. Situasi ini berbeda dengan
masalah phonon. Permasalahan elektron seperti permasalahan difraksi sinar-x
karena medan elektromagnetik ada dimana-mana dalam kristal dan tidak hanya
pada ion.
Untuk menyelesaikan persamaan gelombanguntuk mendapatkan satu set
persamaan aljabar linear untuk koefisien Fourier. Persamaan energi kinetik
1 1 𝑑 2 ℏ 2 𝑑 2𝜓 ℏ2
𝑝2𝜓(𝑥) = (−𝑖ℏ ) 𝜓(𝑥) = − = 2𝑚 ∑ 𝑘2𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥
2𝑚 2𝑚 𝑑𝑥 2𝑚 𝑑𝑥2 𝑘

Dan persamaan energi potensial

(∑ 𝑈𝐺𝑒𝑖𝐺𝑥) 𝜓(𝑥) = ∑ ∑ 𝑈𝐺𝑒𝑖𝐺𝑥𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥


𝐺 𝐺 𝑘

32
Persamaan gelombang diperoleh sebagai jumlah
ℏ2
∑ 𝑘2𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥 + ∑ ∑ 𝑈 𝐶(𝑘)𝑒𝑖(𝑘+𝐺)𝑥 = 𝜖 ∑ 𝐶(𝑘)𝑒𝑖𝑘𝑥
𝑘 2𝑚 𝐺 𝑘 𝐺 𝑘

Setiap komponen Fourier harus memiliki koefisien yang sama padakedua sisi
persamaan. Sehingga

(𝜆𝑘 − 𝜖)𝐶(𝑘) + ∑ 𝑈𝐺𝐶(𝑘 − 𝐺) = 0


𝐺

Dengan notasi 𝜆𝑘 = ℏ2𝑘2/2𝑚

Gambar 7. titik rendah mewakili nilai dari vektor gelombang 𝑘 = 2𝜋𝑛/𝐿 yang
diperoleh dari kondisi batas periodik fungsi gelombang ke cincin lingkar L yang
terdiri dari 20 sel primitif. Nilai-nilai memungkinkan terus sampai ± ∞. Titik-
titik atas mewakili saat baru beberapa vektor gelombang yang dapat masuk ke
dalam ekspansi Fourier dari fungsi gelombang ψ (x), mulai dari vektor
gelombang tertentu 2𝜋 .Vektor kisi resiprokal terpendek adalah
𝑘 = 𝑘0 = −8( 𝐿 )
2𝜋 2𝜋
= 20( 𝐿 ).
𝑎

P. Penyajian kembali Teorema Bloch


Setelah kita menentukan bentuk C (27), fungsi gelombang diberikan
sebagai
𝜓𝑘(𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒𝑖(𝑘−𝐺)𝑥
Yang dapat diatur kembali sebagai

𝜓𝑘(𝑥) = (∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒−𝑖𝐺𝑥) 𝑒𝑖𝑘𝑥 = 𝑒𝑖𝑘𝑥𝑢𝑘(𝑥),


𝐺

Dengan definisi 𝑢𝑘(𝑥) = ∑𝐺 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒−𝑖𝐺𝑥

33
Karena 𝑢𝑘(𝑥) adalah seri Fourier dari vektor kisi resiprokal, hal ini adalah
invarian dalam sebuah translasi kisi kristal T, sehingga 𝑢𝑘(𝑥) = 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇). Kita
mencek langsung dengan memasukkan 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇): 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇) = ∑ 𝐶(𝑘 −
𝐺)𝑒−𝑖𝐺(𝑥+𝑇) = 𝑒−𝑖𝐺𝑇[∑ 𝐶(𝑘 − 𝐺)𝑒−𝑖𝐺𝑥] = 𝑒−𝑖𝐺𝑇𝑢𝑘(𝑥). Karena exp
(−𝑖𝐺𝑇) = 1 maka 𝑢𝑘(𝑥 + 𝑇) = 𝑢𝑘(𝑥), sehingga membentuk
periodisitas 𝑢𝑘.

34
Daftar Pustaka

1. Charle Kittel, Introduction to Solid State Physics, sixth ed., John Wiley &
Sons, Inc., New York, 1986.
2. R. K. Puri dan V. K. Babbar, Solid State Physics, S. Chand & Company Ltd.,
Ram Nagar, New Delhi, 1997.
3. M. A. Omar, Elementary Solid State Physics, Addison-Wesley Publ.
Company, London, 1975.
4. Ashcroft/Mermin, Solid State Physics, Saunders College, Philadelphia, 1976.
5. Kittel, Charles. 2005. Introduction to Solid State Physisc, Eighth Edition. University
Of California ; Berkeley

35

Anda mungkin juga menyukai