Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN menempati daerah Gorontalo.

Daerah
Komunikasi antarbudaya merupakan gorontalo sendiri sejatinya tidak hanya
komunikasi yang terjadi pada masyarakat ditempati oleh suku gorontalo sendiri
pendatang dengan masyarakat setempat. melainkan campuran dari beberapa suku
Hal ini menandakan bahwa komunikasi bangsa dan budaya.
yang terjadi melibatkan dua unsur budaya Hal serupa dilakukan oleh masyarakat
yang berbeda. Komunikasi antarbudaya pendatang dan masyarakat lokal di Desa
adalah komunikasi yang terjadi diantara Makmur Abadi, Kecamatan Tolangohula,
orang-orang yang memiliki kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Masyarakat
yang berbeda, bisa berbeda ras, etnik, atau pendatang (transmigran) yang menempati
sosial ekonomi, atau gabungan dari semua wilayah tersebut sudah melakukan
perbedaan ini. Komunikasi antarbudaya interaksi dan juga kontak budaya dengan
dapat terjadi apabila masyarakat yang penduduk lokal yang mengarah pada
menempati satu wilayah atau daerah yang akulturasi. Bahkan sebagian masyarakat
sama dengan kebudayaan yang berbeda lokal sendiri pun sudah melakukan
saling berinteraksi demi mencapai suatu akulturasi dengan kebudayaan masyarakat
tujuan komunikasi yang sama serta terjalin pendatang.
interaksi yang lancar pada hakekatnya. Berdasarkan fenomena interaksi
Interaksi komunikasi yang melibatkan budaya yang melahirkan akulturasi antara
dua unsur kebudayaan yang berbeda akan masyarakat pendatang dan masyarakat
terjadi kontak budaya antar dua lokal di Desa Makmur Abadi, Kecamatan
kebudayaan yang berdampak pada Tolangohula, Kabupaten Gorontalo
akulturasi budaya. Akulturasi merupakan tersebut terdapat ketertarikan peneliti
proses yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengetahui lebih mendalam
pendatang untuk menyesuaikan diri mengenai komunikasi antarbudaya dalam
dengan memperoleh kebudayaan proses akulturasi dan bentuk akulturasi
masyarakat setempat. Akulturasi terjadi budaya yang terjadi. Dengan demikian,
ketika kelompok-kelompok individu yang penelitian ini dirumuskan dengan judul
berbeda berhubungan langsung sehingga “Komunikasi Dalam Proses Akulturasi
kemudian menyebabkan perubahan pola Antara Suku Jawa Dan Suku Gorontalo di
kebudayaan pada salah satu atau kedua Desa Makmur Abadi, Kecamatan
kebudayaan tersebut. Berdasarkan definisi Tolangohula, Kabupaten Gorontalo”
ini tampak jelas dituntut adanya saling
pengertian antar keSdua kebudayaan METODE PENELITIAN
tersebut sehingga akan terjadi proses Penelitian ini termasuk dalam
komunikasi antarbudaya yang kemudian penelitian lapangan atau Field Research
akan berdampak pada akulturasi budaya. yaitu penelitian yang dilakukan dalam
Salah satu fenomena dari adanya kondisi sebenarnya. Penelitian jenis ini
interaksi budaya yang berdampak pada mengharuskan peneliti untuk turun
akulturasi antara masyarakat pendatang langsung ke lokasi penelitian dan sekaligus
dengan masyarakat setempat bisa dilihat terlibat langsung dengan objek yang akan
dalam penelitian “Akulturasi Budaya diteliti. Jenis yang digunakan dalam
Masyarakat Buton Dengan Masyarakat penelitian ini deskriptif dengan pendekatan
Ternate di Kota Ternate” (2017). Dalam kualitatif, yaitu penelitian yang
penelitian ini menjelaskan tentang adanya dimaksudkan untuk memahami fenomena
perubahan kebudayaan yang terjadi pada atau perisitiwa mengenai akulturasi budaya
masyarakat pendatang dan berdampak yang terjadi pada kelompok masyarakat
positif. Fenomena lainnya yang dapat yang kemudian menghasilkan informasi
dilihat yaitu adanya beragam suku bangsa yang akan disajikan(Rachmat Kriyantono,
dengan kebudayaan berbeda-beda yang 2016). Lokasi Penelitian di Desa Makmur
Abadi, Kecamatan Tolangohula, Dalam kasus gegar budaya
Kabupaten Gorontalo. Masyarakat Transmigran (Jawa)
mengalami 4 fase yang digambarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN seperti kurva U. Fase pertama yang
1. Komunikasi Antarbudaya Dalam dialami oleh Masyarakat Transmigran
Proses Akulturasi di Desa Makmur (Jawa) adalah Fase optimistik. Fase ini
Abadi berisi kegembiraan, rasa penuh harapan,
Desa Makmur Abadi merupakan dan euphoria sebagai antisipasi individu
salah satu desa yang berada di Kecamatan sebelum memasuki budaya baru.
Tolangohula, Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya, Masyarakat Transmigran
Sebagai salah satu desa di Kecamatan (Jawa) mengalami Fase kultural, fase
Tolangohula, Desa Makmur Abadi sudah kedua dimana masalah baru dengan
menjadi salah satu daerah transmigrasi lingkungan mulai berkembang, misalnya
yang dihuni oleh penduduk lokal gorontalo karena kesulitan bahasa, sistem
dan juga penduduk transmigran jawa. pengetahuan,alat transportasi, dan lain-
Sama halnya dengan komunikasi lain. Fase ini biasanya ditandai dengan
antarbudaya yang terjadi pada masyarakat rasa kecewa dan ketidakpuasan. Orang
Desa Makmur Abadi. Desa Makmur Abadi menjadi bingung dan tercengang dengan
sejatinya merupakan wilayah yang sekitarnya, dapat menjadi frustasi, mudah
ditempati oleh masyarakat suku gorontalo tersinggung, bersikap permusuhan, mudah
dan juga masyarakat transmigran suku marah, tidak sabaran, dan bahkan menjadi
jawa. Interaksi dan juga kontak budaya tidak kompeten.
yang dilakukan oleh masyarakat lokal dan Banyak budaya Gorontalo yang
juga masyarakat transmigran kemudian berkembang di kabupaten Desa Makmur
berujung pada komunikasi antarbudaya. Abadi yang jarang mereka temui di daerah
Komunikasi yang dilakukan antara asal mereka. Bukti nyata adalah bagaimana
masyarakat lokal dengan masyarakat cara besosialisasi dengan Masyarakat
pendatang sudah sangat jelas Lokal. Bahasa menjadi kendala utama bagi
memperlihatkan bahwa komunikasi yang para Masyarakat Transmigran dimana
terjadi melibatkan dua unsur kebudayaan banyak masyarakat lokal yang hanya bisa
yang berbeda. berbahasa daerah (Gorontalo). Masyarakat
Para masyarakat transmigran transmigran mulai kebingungan jika diajak
dalamproses komunikasi dapat berperan berbicara menggunakan bahasa Gorontalo.
sebagai receiver dan sekaligus berperan Bahkan tak jarang masyarakat lokal juga
sebagaisender. Hal ini dikarenakan dalam melontarkan guyonan dengan
model komunikasi William B. menggunakan bahasa daerah. Hal ini
Gudykuntsmenunjukkan bahwa masing sedikit membuat masyarakat transmigran
masing dari para masyarakat transmigran menjadi frustasi. Dalam hal makanan
danmasyarakat lokal memiliki posisi yang masyarakat transmigran (Jawa) juga
sama. mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
Masyarakat Transmigran (Jawa) Masyarakat transmigra terbiasa dengan
ketika pertama kali datang ke Desa rasa manis, ketika merasakan masakan
Makmur Abadi mengalami gegar budaya. masyarakat lokal para masyarakat
Gegar budaya ini dialami karena transmigran merasa makanan terasa sangat
masuknya budaya baru dalam kehidupan pedas. Bahkan mereka mengalami diare
mereka dan menimbulkan suatu karena tidak cocok dengan sajian makanan
kecemasan. Kecemasan ini dialami hingga yang ada di Desa Makmur Abadi.
menimbulkan beberapa efek seperti sulit Selanjutnya masyarakat
makan bahkan keinginan untuk pulang ke transmigran (Jawa) mengalami Fase
kampung halaman. recovery, fase ketiga dimana orang mulai
mengerti mengenai budaya barunya. Pada dilaksanakan untuk mengobati rasa rindu
tahap ini, orang secara bertahap membuat mereka akan kampung halaman,
penyesuaian dan perubahan dalam disamping itu kegiatan ini juga
menanggulangi budaya baru. Masyarakat dimaksudkan untuk mengenalkan kuliner
transmigran (Jawa) berusaha mengatasi asli Jawa kepada masyarakat sekitar.
gegar budaya yang mereka alami dengan Selanjutnya untuk bertahan di
banyak bertanya kepada Kepala Desa dalam budaya yang dominan sedang
Makmur Abadi dan masyarakat lokal yang budaya yang di bawa Masyarakat
bisa berbahasa indonesia. Lambat laun Transmigran (Jawa) adalah budaya
mereka mulai bisa menikmati dan hidup minoritas, Masyarakat transmigran
dengan dua budaya yang berdampingan. biasanya mengadakan peringatan malam
Masyarakat Transmigran (Jawa) juga satu syu’ro agar budaya mereka tetap
biasanya ikut dalam kegiatan-kegiatan lestari dan bahkan untuk mengenalkan
sosial yang di adakan di Desa Makmur budaya mereka kepada orang Desa
Abadi. Hal ini dimaksudkan agar mereka Makmur Abadi. Selain kegiatan-kegiatan
bisa cepat beradaptasi dan mengatasi gegar yang dilakukan Masyarakat Transmigran
budaya yang dialami. Dalam hal makanan, (Jawa) dalam mempertahankan identitas di
masyarakat transmigran mulai memasak tengah budaya dominan adalah dengan
untuk menanggulangi diare yang mereka tetap menjaga kultur budaya asli tanpa
alami. Lambatlaun mereka mulai setahap harus menyinggung budaya dominan yang
demi tahap untuk mencoba menyesuaikan berkembang di Desa Makmur Abadi.
lidah mereka dengan makanan dan selera Sedangkan jika ada budaya dominan yang
orang Desa Makmur Abadi. baik maka akan mereka tiru.
Terakhir, Masyarakat transmigran Dari hasil pengamatan peneliti di
(Jawa) masuk pada Fase penyesuaian, fase lapangan dan juga wawancara dengan
terakhir pada puncak kanan U. orang mulai beberapa masyarakat di Desa Makmur
mengerti elemen budaya barunya (nila- Abadi, peneliti dapat menemukan bahwa
inilai, adaptasi khusus, pola komunikasi, adanya proses komunikasi antarbudaya
keyakinan,dll). Kemampuan untuk hidup dalam proses akulturasi yang terjadi pada
dalam dua budaya yang berbeda biasanya masyarakat transmigran di Desa Makmur
juga disertai dengan rasa puas dan Abadi yaitu adalah komunikasi
menikmati. Pada fase ini Masyarakat intrapersonal, komunikasi sosial, dan
Transmigran (Jawa) sudah mulai bisa lingkungan komunikasi.
menggunakan beberapa istilah yang sering 1.1 Komunikasi Intrapersonal
digunakan dalam bahasa Gorontalo, seperti Komunikasi intrapersonal mengacu
merka mulai sering menggunakan kata kepada proses-proses mental yang
“nou” dan “uti” untuk memanggil. Namun dilakukan orang untuk mengatur dirinya
jika terhadap sesama Masyarakat sendiri dalam dan lingkungan
Transmigran (Jawa), mereka tetap sosiobudayanya, mengemban cara-cara
menggunakan bahasa Jawa untuk tetap melihat, mendengar, memahami, dan
menjaga kelestarian budaya asli mereka. merespon lingkungan. Seperti yang
Mengenai kuliner, Masyarakat dikatakan Ruben, “komunikasi
Transmigran (Jawa) mulai menjajaki intrapersonal dapat dianggap sebagai
segala macam kuliner daerah yang ada di merasakan, memahami, dan berperilaku
Desa Makmur Abadi. Ada beberapa yang terhadap objek-objek dan orang-orang
mulai digemari oleh mereka namun dalam suatu lingkungan. Ia adalah proses
mereka tetap memasak. Makanan yang yang dilakukan individu untuk
dimasak adalah makanan khas Jawa. menyesuaikan diri dengan lingkungan.”
Bahkan ada yang membuka warung makan Hal tersebut tentu berlaku bagi
khusus masakan Jawa. Kegiatan itu masyarakat transmigran yang ada di Desa
Makmur Abadi yaitu mereka mencoba Berdasarkan data di atas, dapat
untuk mengatur diri mereka agar tetap dijelaskan bahwa narasumber J.K yang
nyaman terhadap orang-orang dan juga merupakan masyarakat transmigran (Jawa)
objek-objek yang ada di lingkungan harus memebuat dirinya merasa nyaman
sekitar. terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar
“hal pertama yang harus saya lakukan sebelum dia beradaptasi. Salah satu cara
ketika pindah kesini yaitu beradaptasi yang membuat dia nyaman dengan
dengan lingkungan sekitar. Baik dari lingkungan sekitar yaitu dengan cara
masyarakatnya sampai dengan berkomunikasi.
kebudayaannya. Pastinya awal mula bagi Adanya akulturasi komunikasi
saya untuk memulai beradaptasi itu intrapersonal yang dilihat sebgai cara
sangatlah sulit karena saya harus untuk memudahkan masyarakat Desa
menyesuaikan diri dengan lingkungan Makmur Abadi untuk merespon dan
dan budaya baru. Tapi lama kelamaan mengidentifikasi secara konsisten budaya
saya sudah mulai dan wajib untuk Gorontalo agar dapat memudahkan aspek-
terbiasa dengan lingkungan sekitar. Toh aspek akulturasi lainnya. Ada tiga hal
juga masyarakat yang tinggal disini tidak lainnya yang dapat diidentifikasi dalam
hanya suku Gorontalo saja jadi saya tidak konteks akulturasi komunikasi
merasa sendirian dalam hal beradaptasi.” interpersonal. Tiga variabel komunikasi
(Narasumber S.F, Perempuan, 24 tahun) intrapersonal dalam akulturasi tersebut
Berdasarkan data hasil wawancara di yaitu Kompleksitas Struktur Kognitif
atas, dapat dijelaskan bahwa narasumber Imigran, Citra Diri (self image), dan
S.F merupakan seorang masyarakat Motivasi Akulturasi.
transmigran yang tinggal di Desa Makmur a.) Kompleksitas Struktur Kognitif
Abadi. Menurut S.F, pertama yang harus Transmigran
dia lakukan ketika tinggal di Gorontalo Kompleksitas struktur kognitif
yaitu harus mampu untuk beradaptasi seorang imigran merupakan hal yang
dengan lingkungan sekitar baik dari paling terpenting dari akulturasi. Faktor
masyarakat baru dan juga kebudayaan ini merupakan pengetahuan transmigran
yang baru. Dia mengakui awalnya sangat tentang pola-pola dan aturan-aturan
sulit untuk mulai beradaptasi dengan sistem komunikasi pribumi agar dapat
kehidupan yang baru, ttapi lama kelamaan mengetahui budaya pribumi lebih jauh.
beliau mulai terbiasa. Ditambah lagi Proses awal akulturasi seorang
masyarakat Desa Makmur Abadi tidak transmigran biasanya mempersepsikan
semuanya merupakan masyarakat lingkungan pribumi secara sederhana
Gorontalo, jadi S.F tidak merasa sendirian serta lingkungan yang asing dapat
dalam hal beradaptasi. menimbulkan berbagai persepsiyang
“saya harus bisa untuk mengatur diri saya dikarenakan seorang transmigran belum
sendiri agar bisa meras nyaman dengan dapat beradaptasi secara langsung.
masyarakat dan lingkungan sekitar. Salah Dari hasil wawancara peneliti dengan
satu cara agar saya bisa merasa nyaman masyarakat transmigran Desa Makmur
dengan masyarakat sekitar yaitu dalam hal Abadi, mereka tentunya
berkomunikasi. Karena di sini saya mempersepsikan lingkungan
hanyalah masyarakat pendatang, makanya masyarakat Gorontalo.
saya yang harus mampu dalam beradaptasi “Gorontalo merupakan daerah yang ramah.
dengan Bahasa masyarakat setempat. Dan Masyarakat di desa ini sangat membantu
Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa saya dalam hal beradaptasi dan bisa
mengerti dan memahami bahkan sudah menerima saya dengan baik. Mereka
bisa dalam berbahasa Gorontalo.” semua punya toleransi yang tinggi.
(Narasumber J.K, Laki-laki, 35 tahun) Berbeda suku dan budaya dengan mereka
tidak membuat saya diasingkan. Malahan Gorontalo tidak. Tapi saya tidak merasa
saya diajarkan tentang kebudayaan aneh dengan itu.”
mereka, seperti Bahasa dan juga makanan (Narasumber D.T, Perempuan, 25 tahun)
khas Gorontalo.” Data hasil wawancara di atas diperoleh
(Narasumber S.W, Perempuan, 43 tahun) dari narasumber D.T (perempuan, 25
Berdasarkan data hasil wawancara di tahun). Narasumber mengakui bahwa
atas, dapat dijelaskan bahwa narasumber kebudayaan Jawad an Gorontalo tidak
S.W merupakan masyarakat transmigran jauh berbeda. Terdapat beberapa
(Jawa) dan berusia 43 tahun. Narasumber persamaan kebudayaan antara dua suku
mengakui bahwa Gorontalo merupakan yang berbeda ini dan membuat
daerah yang ramah dan juga punya narasumber merasa tidak asing dengan
toleransi yang tinggi, dan dapat itu.
menerimanya dengan baik. c.) Motivasi Akulturasi
Ketertarikan masyarakat Jawa dengan Motivasi akulturasi seorang transmigran
budaya Gorontalo juga disampaikan berfungsi dalam mempermudah proses
langsung oleh narasumber S.P ketika dia akulturasi. Hal ini dapat dilihat dari
sedang nongkrong bersama dengan kemauan seorang transmigran untuk
masyarakat Gorontalo. Dia mengatakan belajar, mau ikut berpartisipasi dan mau
bahwa nongkrong bersama dengan untuk diarahkan menuju sistem sosio-
masyarakat Gorontalo itu sangat asik. budaya pribumi.
Mereka bisa berbagi kebudayaan seperti Dari hasil wawancara semua masyarakat
mereka mengajari S.P bagaimana caranya transmigran mengatakan bahwa motivasi
untuk mengendarai bentor. utama mereka adalah untuk merubah
“saya sangat senang kalau lagi sistem perekonomian di Gorontalo.
nongkrong bareng dengan masyarakat Berikut adalah kutipan hasil wawancara
Gorontalo. Mereka mengajari saya dengan narasumber S.P
bagaimana caranya mengendarai bentor. “ya, pindah ke Gorontalo merupakan
Dan akhirnya sekarang saya sudah lancar sebuah motivasi bagi saya untuk
bawa bentor.” merubah sistem perekonomian karena
b.) Citra Diri kepadatan penduduk di Jawa membuat
Citra diri (self image) masyarakat ekonomi saya jadi agak susah. Kalau di
transmigran yang berkaitan dengan citra- Gorontalo saya lahan gratis dari
citra transmigran tentang lingkungannya pemerintah untuk saya bangun rumah
yaitu tentang lingkungan masyarakat dan juga untuk berkebun. Alhamdulillah
pribumi dan budaya aslinya. Bagi mereka perekonomian saya di Gorontalo jadi
masyarakat transmigran cukup banyak lebih mendingan.”
kemiripan dengan budaya Gorontalo Selain dalam hal ekonomi, ada juga
seperti melakukan acara syukuran setiap masyarakat transmigran yang sudah
ingin membangun rumah atau gedung. menikah dengan masyarakat pribumi.
“ternyata kebudayaan di Gorontalo tidak Berikut adalah kutipan hasil wawancara
jauh berbeda dengan kebudayaan di dengan narasumber S.W
Jawa. Contohnya kalau ingin “saya asli Jawa, saya tinggal di Gorontalo
membangun rumah atau gedung kita sudah lebih dari 6 tahun dan bahkan saya
akan melakukan acara slametan sebagai sudah menikah disini dengan orang
bentuk rasa syukur kepada Allah dan Gorontalo dan sudah mempunyai dua
itupun sama dilakukan oleh masyarakat anak. Awalnya saya hanya ikut orang tua
Gorontalo. Bedanya kalau di Jawa kita pindah kesini tapi alhamdulillah saya
menyediakan tumpeng sebagai makanan dapat jodoh orang sini.”
utama untuk acara slametan sedangkan di
Dapat dikatakan hampir semua “kalau untuk masalah Bahasa, saya sendiri
masyarakat transmigran memiliki satu pun sudah cukup mahir dalam
motivasi yang sama yaitu untuk merubah menggunakan Bahasa Gorontalo. Toh
sistem perekonomian dan juga ikut orang juga kita sebagai suku Jawa hanya
tua, sehingga mereka dapat mempermudah sebagai penduduk transmigran di desa
proses akukturasi. Selain itu, pastinya ini, jadi otomatis Bahasa utama yang
mereka dapat ikut berpartisipasi dan mau digunakan di desa ini yaitu Bahasa
untuk diarahkan menuju sistem sosio- Gorontalo. Karena untuk melakukan
budaya masyarakat setempat. komunikasi dengan orang banyak tetap
Masyarakat transmigran juga dapat pakai Bahasa masyarakat lokal, kecuali
meningkatkan partisipasinya dalam kalau sesame suku Jawa baru pakai
berkomunikasi dengan masyarakat pribumi Bahasa Jawa. Saya di Gorontalo baru
apabila adanya orientasipositif dari diri sekitar 8 tahun, dan kebetulan karyawan
seorang pendatang terhadap lingkungan lain ditempat saya kerja dominan dengan
barunya. Seperti adanya keinginan dari penduduk lokal dan itu sangat membantu
mereka untuk berkomunikasi dengan saya untuk bisa belajar dan menggunakan
masyarakat lokal. Bahasa Gorontalo.”
1.2 Komunikasi Sosial Hal tersebut juga disampaikan oleh
Komunikasi sosial di sini juga biasa masyarakat lokal yaitu N.Y, narasumber
disebut dengan komunikasi antarpersonal mengatakan bahwa hampir semua dari
atau komunikasi massa. Komunikasi masyarakat transmigran itu cukup ramah
antarpersonal (interpersonal dengan masyarakat lokal. Meskipun
communication) adalah komunikasi antara kadang mereka masih belum paham
anda dengan orang-orang lainnya secara dengan Bahasa dari masing-masing
tatap muka dan memungkinkan setiap daerah, tapi itu tidak membuat mereka
peserta komunikasi menangkap reaksi atau merasa aneh. Berikut adalah kutipan hasil
memberikan timbal balik dari orang lain wawancara dengan narasumber N.Y :
secara langsung, baik secara verbal “saya orang Gorontalo. Untuk keseharian
maupun non-verbal. Sedangkan dirumah tetap menggunakan Bahasa
komunikasi massa adalah suatu proses Gorontalo. Tapi karena disekitar sini
komunikasi sosial yang lebih umum, yang banyak ditempati oleh suku Jawa maka
dilakukan individu-individu untuk sedikit-sedikit saya bisa berbahasa Jawa
berinteraksi dengan lingkungan sosio- walaupun masih banyak kata yang belum
budayanya, tanpa terlihat dalam hubungan- bisa saya kuasai dan hal itu tidak
hubungan antarpersonal dengan individu membuat kami merasa aneh antara suku
lainnya. Jawa dan suku Gorontalo.”
Konteks akulturasi komunikasi Menurut peneliti baik bertanya baik
antarpersonal yaitu berkaitan dengan bertanya dengan masyarakat lokal atau
komunikasi antara masyarakat transmigran menggunakan media, masyarakat
(Jawa) dengan masyarakat lokal transmigran sudah dapat melaksanakan
masyarakat yang harus bersosialisasi akulturasi komunikasi antarpersonal dan
dengan masyarakat lainnya, sehingga akulturasi komunikasi massa dengan baik
masyarakat transmigran (Jawa) diharapkan karena kedua hal tersebut cukup penting
dapat dengan mudah berinteraksi dengan bagi masyarakat transmigran untuk mereka
masyarakat lokal (Gorontalo). Menurut melewati fase-fase sulit mereka selama
narasumber I.S, dia tidak merasakan tinggal di Gorontalo terutama mengenai
kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan Bahasa.
masyarakat lokal dikarenakan narasumber 1.3 Lingkungan Komunikasi
yang sudah bisa untuk berkomunikasi Suatu kondisi lingkungan yang sangat
menggunakan Bahasa Gorontalo. berpengaruh pada komunikasi dan
akulturasi pendatang adalah adanya “saya tidak terlalu menyukai sistem
komunitas etniknya di daerah setempat. pertemanan di lingkungan sekolah.
Seperti yang dikutip dari Taylor bahwa Mereka membuat kelompok pertemanan
derajat pengaruh komunitas etnik atas yang berkubu-kubu, ya walaupun tidak
perilaku masyarakat transmigrasi sangat semuanya seperti itu. Saya ingin
bergantung pada derajat “kelengkapan membaur dengan semua orang, baik
kelembagaan” komunitas tersebut dan masyarakat Jawa ataupun masyarakat
kekuatannya untuk memelihara budayanya Gorontalo.”
yang khas bagi anggota-anggotanya. Dari 2. Bentuk Akulturasi di Desa Makmur
hasil wawancara dengan masyarakat Abadi
transmigran, dapat dikatakan adanya Menurut Koentjaraningrat (2016),
komunitas etnik masyarakat transmigran di setidaknya ada tujuh komponen
Desa Makmur Abadi. Seperti yang kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai
dikatakan narasumber N.Y: objek akulturasi dan kemudian menjadi
“setiap ada acara hajatannya orang Jawa fokus penelitian seperti (1) bahasa; (2)
pasti digabungkan juga dengan beberapa sistem pengetahuan; (3) organisasi sosial;
tarian khas Jawa salah satunya seperti (4) sistem peralatan; (5) sistem mata
jaranan dan itu pasti diiringi dengan pencaharian hidup; (6) sistem religi; dan
musik gamelan yang sangat (7) kesenian.
mencerminkan kebudayaan Jawa. Salah a. Akulturasi budaya faktor bahasa
satu cara agar tetap bisa melestarikan Akulturasi budaya faktor bahasa
kebudayaan Jawa di Gorontalo yaitu sebagaimana yang dihasilkan dari
kami membuat satu sanggar seni khusus proses observasi dan juga wawancara
adat dan kebudayaan Jawa. Disitu yang dilakukan bahwasanya masyarakat
terdapat berbagai macam kebudayaan asli (Gorontalo) yang telah mampu
Jawa yang sampai saat ini masih terjaga. menuturkan bahasa jawa dan bahkan
Dan tidak hanya itu, kami pun menerima sudah fasih. Begitu pula sebaliknya,
mereka masyarakat lokal yang ingin para masyarakat transmigran (Jawa)
belajar dang mengetahui tentang telah mampu dan bahkan fasih dalam
kebudayaan Jawa.” menuturkan bahasa masyarakat asli
Berdasarkan hasil wawancara di atas, (Gorontalo).
dapat dijelaskan bahwa dalam “saya orang Gorontalo. Untuk
melestarikan kebudayaan Jawa di keseharian dirumah tetap menggunakan
Gorontalo narasumber N.Y membuka Bahasa Gorontalo. Tapi karena disekitar
sanggar seni khusus untuk kebudayaan sini banyak ditempati oleh suku Jawa
Jawa, dan itu tidak hanya diikuti oleh maka sedikit-sedikit saya bisa
masyarakat transmigran saja. Mereka juga berbahasa Jawa walaupun masih
menerima masyarakat lokal yang ingin banyak kata yang belum bisa kuasai
belajar dan mengetahui tentang tapi saya sudah bisa memahami. Karena
kebudayaan Jawa. hampir setiap hari saya selalu ikutan
Berbeda halnya dengan yang nimbrung dengan orang jawa kalau
diungkapkan oleh narasumber M.K, dia mereka lagi duduk santai”
mengatakan bahwa seringkali merasa tidak (Narasumber F.P, Perempuan, 45 Tahun,
nyaman dengan lingkungan sekolahnya 15 April 2022)
dikarenakan kelompok pertemanan yang Data hasil wawancara di atas diperoleh
berkubu-kubu. Walaupun dia berasal dari dari narasumber F.P (Perempuan, 45
suku Jawa, tapi dia ingin berbaur dengan tahun). Narasumber merupakan
kelompok pertemanan masyarakat masyarakat asli Gorontalo. Narasumber
Gorontalo. mengakui bahwa dirinya sendiri telah
mampu memakai bahasa Jawa walaupun
masih ada beberapa kata dan kalimat yang sangat membantu saya untuk bisa belajar
belum dikuasai tetapi narasumber sudah dan menggunakan bahasa Gorontalo.”
bisa untuk memahami. Dengan demikian, (Narasumber S.P, Laki-Laki, 36 tahun, 15
melalui interaksi budaya yang dilakukan April 2022)
dapat dikatakan bahwa narasumber F.P Data hasil wawancara di atas diperoleh
telah mengalami akulturasi budaya dalam dari narasumber S.P (laki-laki, 36 tahun).
aspek bahasa. Akulturasi yang dimaksud Narasumber merupakan masyarakat
yaitu berbaurnya antara bahasa Gorontalo transmigran dan menegaskan bahwa
dan Jawa. dirinya bisa berbahasa Gorontalo.
“saya asli Jawa, saya tinggal di Narasumber mengakui bahwa dirinya telah
Gorontalo sudah lebih dari 8 tahun dan mampu memakai bahasa masyarakat lokal
bahkan saya sudah menikah disini yaitu Gorontalo meskipun baru sekitar
dengan orang Gorontalo dan sudah enam tahun dirinya berbaur dengan
mempunyai 2 anak. Karena suami saya masyarakat dan juga kebudayaan
dari suku Gorontalo jadi kamipun sudah Gorontalo. Dengan demikian, narasumber
bisa berbicara fasih dalam bahasa S.P telah mengalami akulturasi budaya
Gorontalo. Tapi untuk anak-anak, saya dalam aspek bahasa.
dan suami mengajarkan mereka dua Hasil dari wawancara yang dilakukan
bahasa yaitu bahasa Jawa dan Gorontalo” menjelaskan bahwa akulturasi budaya
(Narasumber S.W, Perempuan, 43 tahun, yang terjadi di Desa Makmur Abadi tidak
15 April 2022) terjadi begitu saja atau dalam waktu yang
Data hasil wawancara di atas diperoleh singkat. Di antara masyarakat setempat
dari narasumber Ibu S.W (Perempuan, 43 harus melakukan interaksi dan juga kontak
tahun). Narasumber merupakan budaya yang cukup lama untuk bisa saling
masyarakat transmigran yang sudah lama mengenal, memahami, dan saling
tinggal di Desa Makmur Abadi dan bahkan menghargai dalam menggunakan
sudah menikah dengan masyarakat lokal. kebudayaan dari masyarakat lainnya.
Narasumber mengakui bahwa dirinya telah Berdasarkan data yang diperoleh melalui
mampu memakai bahasa penduduk lokal kegiatan wawancara, diketahui bahwa
dan juga sudah menjadi satu kebiasaan masyarakat lokal (Gorontalo) memberikan
untuk berbicara menggunakan bahasa Jawa dominasi kebudayaan yang dominan bagi
dan juga Gorontalo dikarenakan sang masyarakat transmigran (Jawa). Artinya,
suami merupakan penduduk lokal. Dengan masyarakat transmigran lebih banyak
demikian, dapat dikatakan bahwa menerapkan kebudayaan masyarakat lokal.
narasumber S.W telah mengalami Bagi masyarakat transmigran, sudah
akulturasi budaya untuk aspek bahasa. sewajarnya bagi mereka untuk bisa
“kalau untuk masalah bahasa, saya sendiri memahami dengan baik kebudayaan
pun sudah cukup mahir dalam masyarakat lokal sebagai kunci awal untuk
menggunakan bahasa Gorontalo. Toh bisa diterima dengan baik oleh masyarakat
juga kita sebagai suku Jawa hanya lokal.
penduduk transmigran di desa ini, jadi b. Akulturasi budaya faktor sistem
otomatis bahasa utama yang digunakan pengetahuan
di desa ini ya bahasa Gorontalo. Karena Salah satu faktor yang menandai
untuk melakukan komunikasi dengan adanya perbedaan kebudayaan antara
orang banyak tetap pakai bahasa masyarakat lokal dan juga masyarakat
Gorontalo, kecuali kalau sesama suku transmigran di Desa Makmur Abadi yaitu
Jawa baru pakai bahasa Jawa. Saya di dalam faktor sistem pengetahuan. Setiap
Gorontalo baru sekitar 6 tahun, dan daerah tentunya memiliki sitem
kebetulan karyawan ditempat saya kerja pengetahuan masing-masing yang bahkan
dominan dengan penduduk lokal dan itu belum diketahui oleh daerah lain.
Contohnya seperti sistem pengetahuan sekarang sudah saya ikuti. Dan itu saya
dalam bidang kuliner. Masyarakat rasa sangat menguntungkan bagi saya
transmigran (jawa) yang mempunyai cita karena disamping persediaan pakan ternak
rasa masakan yang dominan manis, saya yang tercukupi, kebun saya pun bisa
berbeda dengan cita rasa masyarakat lokal bersih dari rumput liar.”
(Gorontalo) yang dominan pedas. (Narasumber J.K, Laki-laki, 35 tahun, 15
Karena adanya kontak dan interaksi April 2022)
budaya khususnya dalam aspek sistem Berdasarkan data di atas, dapat
pengetahuan, masyarakat transmigran dan dijelaskan bahwa narasumber J.K yang
penduduk lokal di Desa Makmur Abadi merupakan masyarakat lokal (Gorontalo)
telah membentuk suatu akulturasi budaya. sangat merasa terbantu dengan adanya
Bukti bahwa telah terjadi akulturasi pengetahuan baru yang dia dapatkan dari
budaya untuk aspek sistem pengetahuan kebiasaan masyarakat Jawa. Narasumber
ini salah satunya yang sering kita jumpai mengaku bahwa hal yang dia ikuti itu
dalam bidang kuliner yaitu masyarakat membuat dia untuk tidak bekerja dua kali.
Gorontalo yang sudah bisa membuat Sekarang beliau bisa mengambil pakan
masakan khas Jawa seperti soto dan ternak sekaligus dengan membersihkan
masyarakat Jawa yang sudah bisa kebun dan sawah. Ini bertanda bahwa J.K
membuat masakan khas Gorontalo yaitu telah mempelajari sistem pengetahuan
Binthe Biluhuta. Untuk lebih jelasnya, masyarakat Jawa dalam bidang pertanian
perhatikan data hasil wawancara berikut; sehingga terjadi fenomena akulturasi
“awalnya saya makan binthe biluhuta itu budaya.
karena sering dikasih oleh tetangga. c. Akulturasi budaya faktor organisasi sosial
Kebetulan juga tetangga sebelah saya Akulturasi budaya juga bisa ditandai
orang gorontalo. Terus karena rasanya dari faktor organisasi soisal. Sebagaimana
enak dan sudah cocok dengan lidah saya masyarakat lokal (Gorontalo) dan juga
akhirnya saya nanya untuk resep dan cara masyarakat transmigran (Jawa) yang telah
pembuatannya. Sekarang Alhamdulillah mampu dalam membangun sebuah
saya sudah bisa untuk buat sendiri dan itu organisasi sosial yang kemudian akhirnya
pengetahuan yang baru buat saya” mengarah pada akulturasi budaya. Hasil
(Narasumber S.F, Perempuan, 24 tahun, 15 wawancara dengan beberapa masyarakat
April 2022) lokal (Gorontalo) dan masyarakat
Berdasarkan data hasil wawancara di transmigran (Jawa) mengenai salah satu
atas, dapat dijelaskan bahwa narasumber bentuk organisasi sosial yang ada di Desa
S.F merupakan perempuan Jawa berusia Makmur Abadi, dapat kita lihat pada data
24 tahun. Meskipun orang Jawa, tidak hasil wawancara berikut ini;
menutup kemungkinan buat narasumber “salah satu bentuk organisasi sosial
S.F untuk mempelajari pengetahuan dalam dalam bidang kemasyarakatan yang ada
membuat masakan tradisional Gorontalo. di desa ini yaitu kegiatan Majelis
Ini berarti narasumber telah berakulturasi Ta’lim yang sering dilakukan oleh
budaya pada faktor sistem pengetahuan kalangan ibu-ibu tiap akhir pekan.
dalam bidang masakan. Kegiatan ini awalnya dilakukan oleh
“awalnya kebiasaan orang Jawa dengan kaum ibu-ibu masyarakat lokal yang
orang Gorontalo itu kalau pelang dari kemudian akhirnya menyebar menjadi
sawah atau kebun itu beda. Biasanya kalau gabungan antara kaum ibu-ibu
orang Gorontalo itu selesai dari kebun masyarakat lokal dan transmigran.
langsung pulang ke rumah. Tapi kalo Mereka tidak hanya melakukan
orang Jawa tidak. Selesai dari kebun kegiatan Majelis Ta’lim semata, ada
mereka lanjut dengan mencari rumput buat juga kegiatan sosial yang sering
pakan ternak, dan kebiasaan orang jawa itu
dilakukan seperti kegiatan arisan dan d. Akulturasi budaya faktor sistem peralatan
juga bakti sosial.” Sistem peralatan adalah salah satu unsur
(Narasumber M.K, selaku Kepala Desa kebudayaan yang bisa untuk di
Makmur Abadi, 14 April 2022) akulturasikan. Dalam kebudayaan aspek
Data hasil wawancara di atas diperoleh sistem peralatan unsur teknologi, hal yang
dari narasumber M.K (laki-laki). paling menonjol adalah kebudayaan fisik.
Narasumber merupakan masyarakat lokal Berupa alat-alat produksi, senjata, wadah,
(Gorontalo) dan juga menjabat sebagai makanan dan minuman, pakaian dan
Kepala Desa Makmur Abadi. Narasumber perhiasan, tempat tinggal atau rumah serta
mengakui bahwa terdapat beberapa alat transportasi. Teknologi yang dimaksud
organisasi sosial dan juga kegiatan sosial disini adalah jumlah dari keseluruhan
yang dibentuk dan dilakukan oleh kaum teknik yang dimiliki oleh para anggota dari
ibu-ibu Desa Makmur Abadi. Hal ini suatu masyarakat. Didalamnya termasuk
sangat membantu para masyarakat antar keseluruhan cara bertindak dan berbuat
suku agar bisa lebih berbaur dengan dalam hubungannya dengan bahan-bahan
kebudayaan masyarakat lain. Dengan mentah.
demikian, dapat dikatakan bahwa Hal ini terbukti sebagaimana kondisi
masyarakat Desa Makmur Abadi telah yang terjadi di Desa Makmur Abadi, yaitu
mengalami akulturasi budaya dalam aspek masyarakat transmigran (Jawa) yang sudah
organisasi sosial. bisa menguasai cara mengendarai
“awalnya saya tidak termasuk dalam kendaraan khas Gorontalo yaitu bentor.
kegiatan ibu-ibu Majelis Ta’lim itu Dalam hal ini dapat kita lihat dari data
karena yang saya lihat itu hampir hasil wawancara dengan salah satu
semuanya diisi oleh masyarakat lokal. masyarakat transmigran (Jawa).
Tapi akhirnya saya pun diajak oleh “pertama kali melihat bentor itu saya
ma’tatu selaku ketua dari kegiatan kaget. Motor yang dibuat sedemikian
tersebut. Pertama masuk itu rasanya rupa sehingga bentuknya seperti becak
sangat canggung karena belum terbiasa, tapi yang ini lebih besar dari becak.
dan lama kelamaan saya menjadi tertarik Kemudian saya mencoba untuk naik
dengan kegiatan ini karena banyak hal bentor dan rasanya lebih enak daripada
positif yang dilakukan.” naik motor dan becak. Kalau di
(Narasumber S.W, Perempuan, 43 tahun, Gorontalo mereka tidak punya becak,
15 april 2022) tapi mereka punya bentor. Dan akhirnya
Berdasarkan data hasil wawancara di saya memutuskan untuk belajar cara
atas, dapat dijelaskan bahwa narasumber mengendarai bentor dan Alhamdulillah
S.W merupakan masyarakat transmigran saya sekarang sudah menjadi tukang
(Jawa) dan berusia 43 tahun. Narasumber bentor. Toh hitung-hitung juga buat
mengatakan bahwa awalnya dirinya belum nambah pemasukan biaya sehari-hari.”
tertarik untuk bergabung dalam kegiatan (Narasumber S.P, laki-laki, 36 tahun, 15
Majelis Ta’lim yang dilakukan oleh ibu- April 2022)
ibu Desa Makmur Abadi. Namun Data hasil wawancara di atas diperoleh
kemudian dirinya bergabung karena sesuai dari narasumber S.P (laki-laki, 36 tahun).
dengan ajakan dari ibu ketua kegiatan Narasumber merupakan masyarakat
tersebut. Narasumber mengakui kalau dia transmigran (Jawa). Narasumber mengakui
menjadi tertarik dengan kegiatan ini bahwa dirinya sangat terbantu dengan
karena banyak melakukan hal positif. Ini mempelajari cara mengendarai kendaraan
berarti narasumber S.W telah berakulturasi khas Gorontalo karena bisa menambah
budaya dengan kebudayaan masyarakat penghasilan harian. Ini bertnada bahwa
lokal (Gorontalo) dalam aspek organisasi narasumber S.P telah mempelajari
sosial. kebudayaan masyarakat lokal (Gorontalo),
sehingga terjadi fenomena akulturasi petani, peternak, pedagang, dll.
budaya. Masyarakat lokal ataupun transmigaran
Berdasarkan hasil observasi dan hampir semua profesi pekerjaannya sama
wawancara yang dilakukan peneliti terkait dan juga tidak ada sesuatu hal yang baru.
dengan akulturasi budaya untuk faktor Ditambah lagi kondisi wilayah Desa
sistem peralatan ditemukan bahwa Makmur Abadi yang umumnya
masyarakat transmigran (Jawa) telah merupakan wilayah perbukitan jadi
mengalami akulturasi budaya. Hal ini sangat cocok untuk menjadi lahan
dibuktikan dengan fenomena yang pertanian.”
dijabarkan sesuai dengan data hasil (Narasumber D.T, Perempuan, 33 tahun,
wawancar yang telah dilakukan 15 April 2022)
bahwasanya masyarakat transmigran dapat
mempelajari dan bahkan sudah terbiasa f. Akulturasi budaya faktor religi
dengan salah satu bentuk kebudayaan Dalam memahami unsur religi sebagai
teknologi yang ada di Gorontalo dan kebudayaan manusia tidak dapat
kemudian berujung pada keadaan dipisahkan dari religious emotion atau
akulturasi budaya di Desa Makmur Abadi, emosi keagamaan.Emosi keagamaan
Kecamatan Tolangohula Kabupaten adalah perasaan dalam diri manusia yang
Gorontalo. mendorongnya melakukan tindakan-
e. Akulturasi budaya faktor sistem mata tindakan yang bersifat religius. Emosi
pencaharian hidup keagamaan ini pula yang memunculkan
Sistem mata pencaharian hidup konsepsi benda-benda yang dianggap
merupakan salah satu unsur kebudayaan sakral dan profan dalam kehidupan
yang bisa dijadikan sebagai bagian dari manusia.
akulturasi budaya. Sistem mata Dalam sistem religi terdapat tiga unsur
pencaharian hidup adalah segala usaha yang harus dipahami selain emosi
manusia untuk mendapatkan barang dan keagamaan, yakni sistem keyakinan,
jasa yang menjadi kebutuhannya. Bisa juga sistem upacara keagamaan, dan umat yang
disebut dengan sistem ekonomi karena menganut religi itu. Salah satu upacara
memiliki kaitan erat dengan mencukupi keagamaan bagi masyarakat local
kebutuhan hidup. Setiap daerah memiliki (Gorontalo) yaitu peringatan maulid nabi
cirri sistem mata pencaharian hidup yang (Walima) dan bagi masyarakat transmigran
berbeda. Semisal orang yang tinggal di (Jawa) yaitu peringatan malam 1 Suro.
daerah perkebunan akan mencukupkan Dalam faktor religi belum teralkulturasi
kebutuhan hidupnya dengan berkebun di dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
ladangnya. masyarakat transmigran yang hanya
Berdasarkan data hasil penelitian yang sekedar memperingati maulid nabi saja
telah dilakukan di Desa Makmur Abadi, tanpa ikut serta dalam kegiatan Walima,
terdapat beberapa pernyataan dari begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat kita
masyarakat transmigran (Jawa) mengenai lihat dari data hasil wawancara dengan
aspek mata pencaharian hidup yang salah satu masyarakat transmigran (Jawa).
hampir semuanya sama dengan yang “Sampai saat ini saya belum mengerti
dilakukan oleh masyarakat lokal bagaimana tahap-tahap dari kegiatan
(Gorontalo) begitupun sebaliknya. Hampir Walima. Saya hanya memperingati
rata-rata mata pencaharian yang dilakukan maulid nabi sebagai orang islam pada
oleh masyarakat di Desa Makmur Abadi umumnya. Tidak ada sesuatu yang
yaitu bertani jadi tidak banyak perbedaan khusus.”
yang ditemukan dalam aspek ini. (Narasumber I.S, laki-laki, 30 tahun, 15
“kalau untuk mata pencaharian hidup, April 2022)
hampir semuanya sama. Mulai dari
Data hasil wawancara di atas diperoleh Sedangkan seni modern adalah film, lagu,
dari narasumber I.S (laki-laki, 30 tahun). dan koreografi.
Narasumber merupakan masyarakat Hasil wawancara dengan beberapa
transmigran (Jawa). Narasumber mengakui masyarakat lokal (Gorontalo) dan
bahwa dirinya belum mengerti dengan masyarakat transmigran (Jawa) mengenai
kegiatan Walima. Dia hanya memperingati salah satu bentuk akulturasi budaya dalam
maulid nabi seperti orang beragama islam faktor kesenian yang ada di Desa Makmur
pada umumnya, tidak adasesuatu yang Abadi, dapat kita lihat pada data hasil
khusus.sehinggatidak terjadi akulturasi wawancara berikut ini;
budaya. “Saya masyarakat asli Gorontalo, tapi
“Saya melihat mereka (masyarakat jawa) saya biasanya menari tarian jawa.
saat malam tahun baru islam Bahkan saya sudah tergabung dalam
mengadakan acara. Pada sore hari sanggar tari yang khusus untuk
mereka mulai memasak dan acaranya di mempelajari tarian jawa salah satunya
mulai setelah magrib di perempatan seperti tari jaranan. Berbeda dengan
jalan. Mereka duduk mendengarkan tarian jawa yang identik dengan gerakan
ceramah. Katanya itu tradisi malam 1 yang angun, tari jaranan merupakan salah
suro yang bermanfaat untuk rasa syukur satu tarian yang menurut saya lumaya
sekaligus penolak bahaya.” ekstrim karena terdapat beberapa gerakan
(Narasumber D.T, Perempuan , 33 tahun, yang cukup berbahaya dan itu membuat
15 April 2022) saya sangat merasa tertantang”
Data hasil wawancara di atas diperoleh (Narasumber N.Y, Laki-Laki, 28 Tahun,
dari narasumber D.T (perempuan, 33 15 April 2022)
tahun). Narasumber merupakan Data hasil wawancara di atas diperoleh
masyarakat lokal (Gorontalo). Narasumber dari narasumber N.Y (laki-laki).
mengakui bahwa dirinya sering melihat Narasumber merupakan masyarakat lokal
masyarakat transmigrant (Jawa) (Gorontalo). Narasumber mengakui sangat
mengadakan acara pada malam tahun baru menyukai tarian jawa karena dia berpikir
islam di perempatan jalan sambal bahwa tarian jawa tidak hanya identik
mendengarkan ceramah. Berawal dari dengan gerakan yang anggun saja. Dengan
memasak bersama di sore hari, dan demikian, dapat dikatakan bahwa
mendengarkan ceramah dari bada magrib. masyarakat Desa Makmur Abadi telah
Tradisi tersebut dikenal sebagai tradisi mengalami akulturasi budaya dalam aspek
malam 1 suro yang bermakna untuk rasa kesenian.
syukur dan menolak bahaya, lebih dari itu “walaupun saya orang Jawa tapi saya
narasumber tidak mengetahuinya. Itu tahu dan bahkan sudah hapal dengan
menunjukan jika akulturasi budaya belum beberapa lagu daerah Gorontalo, karena
terjadi. tetangga saya kebanyakan dengan
g. Akulturasi budaya faktor kesenian Gorontalo. Mereka selalu memutar
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri musik daerah Gorontalo setiap pagi dan
atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni sore dan itu membuat saya menjadi
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas hafal dengan lagu mereka. Dan saya
seni vokal dan instrumental, sedangkan rasabukan hanya saya saja, ada kok
seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. masyarakat Gorontalo yang sudah hafal
Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, dengan lagu Jawa.”
yakni seni yang dapat ditangkap melalui (Narasumber S.F, Perempuan, 24 tahun, 15
indera pendengaran maupun penglihatan. april 2022)
Jenis seni tradisional adalah wayang, Berdasarkan data hasil wawancara di
ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. atas, dapat dijelaskan bahwa narasumber
S.F merupakan masyarakat transmigran
(Jawa) dan berusia 24 tahun. Narasumber danpersatuan di atas rona perbedaan
mengatakan bahwa dirinya sudah tahu dan berbangsa sebagaimana yang menjadi
hafal dengan lagu daerah Gorontalo. Dan semboyanbangsa ini “Bhineka Tunggal
tidak hanya itu, menurut narasumber tidak Ika” yang artinya berbeda namun tetap
sedikit juga masyarakat Gorontalo yang satu.
tahu dan hafal dengan lagu Jawa. Ini Dibalik kebhinekaan tersebut, hal
berarti narasumber S.F telah berakulturasi yang tidak dapat dipungkiri untuk terjadi
budaya dengan kebudayaan masyarakat adalah interaksi dari aspek yang berbeda
lokal (Gorontalo) dalam aspek kesenian. tersebut.Interaksi tersebutlah
“setiap ada acara hajatannya orang Jawa yangkemudian menciptakan sebuah
pasti digabungkan juga dengan beberapa fenomena pencampuran budaya yang
tarian khas Jawa salah satunya seperti kemudian dikenal dengan akulturasi
jaranan dan itu pasti diiringi dengan budaya.Suyono dalam Rumondor (2015)
musik gamelan yang sangat menjelaskan bahwa akulturasi merupakan
mencerminkan kebudayaan Jawa. Saya pertemuan dua atau lebih budaya yang
sendiri pun sebagai masyarakat lokal saling bertinteraksi kemudian menciptakan
(Gorontalo) penasaran dengan alat musik suatu kondisi menerima atau menolak
gamelan hingga akhirnya saya bergabung budaya yang berbeda.Nardy (2012)
dengan kelompok seniman Jawa dan hal menjelaskan bahwa akulturasi merupakan
itu membuat saya menambah satu gejala sosial yang menarik untuk dipahami
pengetahuan baru lagi tentang alat musik (diteliti) sebab memberikan pengajaran
Jawa.” sosial mengenai arti penting eksistensi
(Narasumber J.K, laki-laki, 28 tahun, 15 setiap individu dan kelompok
April 2022) sosialnya.Hal inilah yang menjadi dasar
Berdasarkan data hasil wawancara di atas, bagi peneliti untuk melakukan studi
dapat dijelaskan bahwa narasumber G.A ataupenelitian terkait komunikasi dalam
merupakan masyarakat lokal (Gorontalo) proses akuturasi budaya khusunya yang
dan berusia 258 tahun. Narasumber terjadi di Desa Makmur Abadi, Kec.
mengatakan bahwa dirinya mendapatkan Tolangohula, Kab. Gorontalo.
satu pengetahuan baru tentang cara Menariknya, Desa Makmur Abadi
memainkan alat musik gamelan dan dipilih oleh peneliti sebagai lokasi
kemudian akhirnya bergabung dengan penelitian disebabkan kondisi masyarakat
kelompok seniman Jawa yang ada di Desa yang majemuk. Berbagai realitas atas
Makmur Abadi. Ini berarti narasumber kemajemukan tersebut juga menjadi daya
G.A telah berakulturasi budaya dengan dukung tersendiri bagi peneliti untuk
kebudayaan masyarakat lokal (Gorontalo) melakukan penelitian di sana. Tujuan dari
dalam aspek kesenian. penelitian ini adalah menemukan
Pembahasan bagaimana komunikasi antarbudaya dalam
Bagi bangsa Indonesia persatuan bentuk akulturasi di Desa Makmur Abadi,
dan kesatuan adalah harga mati yangharus Kecamatan Tolangohula, Kabupaten
senantiasa dipertahankan dan Gorontalo yang bisa juga diukur dari tujuh
diperjuangkan.Sebab, ujian terberat bangsa komponen kebudayaan yang dapat
iniadalah kebinekaan yang kuat meliputi dijadikan sebagai objek akulturasi menurut
seluruh sendi kehidupan berbangsa Koentjaraningrat (2016),yaitu:
sepertibahasa, suku, agama, ras, budaya, a. Bahasa
dan adat istidata. Namun, ujian terberat Bahasa adalah kemampuan yang
itusendiri menjadi berkah yang luar biasa dimiliki manusia untuk berkomunikasi
bagi kelangsungan kejayaan dengan manusia lainnya menggunakan
bangsaIndonesia itu sendiri di mata dunia tanda, misalnya kata dan gerakan. Arti
jika mampu menjaga keutuhan, kesatuan, bahasa di KBBI adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh Berdasarkan penjabaran diatas yang
anggota suatu masyarakat untuk bekerja kemudian dikaitkan dengan teori ilmu
sama, berinteraksi, dan pengetahuan menurut M. Izuddin Taufik
mengidentifikasikan diri. yaitu ilmu merupakan penelusuran
Berdasarkan data hasil penelitian yang informasi atau data lewat pengamatan,
telah dilakukan, terdapat beberapa eksperimen dan pengkajian, dengan tujuan
pernyataan dari masyarakat mengenai landasan dasar, menetapkan hakikat,
kebudayaan dalam aspek bahasa yang ada ataupun asal-usulnya.
di Desa Makmur Abadi. Seperti
pernyataan dari salah satu narasumber c. Organisasi Sosial
yang merupakan masyarakat transmigran Unsur budaya berupa sistem
yang sudah lama tinggal di Desa Makmur kekerabatan dan organisasi sosial
Abadi dan bahkan sudah menikah dengan merupakan usaha untuk memahami
masyarakat lokal. Narasumber mengakui bagaimana manusia membentuk
bahwa dirinya telah mampu memakai masyarakat melalui berbagai kelompok
bahasa penduduk lokal dan juga sudah sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap
menjadi satu kebiasaan untuk berbicara kelompok masyarakat kehidupannya diatur
menggunakan bahasa Jawa dan juga oleh adat istiadat dan aturan-aturan
Gorontalo dikarenakan sang suami mengenai berbagai macam kesatuan di
merupakan penduduk lokal. Dengan dalam lingkungan dimana dia hidup dan
demikian, dapat dikatakan bahwa bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial
narasumber telah mengalami akulturasi yang paling dekat dan dasar adalah
budaya untuk aspek bahasa. kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat
Bila dikaitkan dengan konsep teori dan kerabat yang lain. Selanjutnya,
sesuai dengan penjabaran diatas manusia akan digolongkan ke dalam
sebagaimana yang dikemukakan oleh tingkatan-tingkatan lokalitas geografis
Syamsuddin (1986), bahwa beliau member untuk membentuk organisasi sosial dalam
dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa kehidupannya.
adalah alat yang dipakai untuk membentuk Berdasarkan dari data hasil penelian
pikiran dan perasaan, keinginan dan yang telah dilakukan, terdapat beberapa
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai pernyataan masyarakat mengenai unsur
untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. kebudayaan dalam aspek organisasi sosial
Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari seperti yang dinyatakan oleh Kepala Desa
kepribadian yang baik maupun yang Makmur Abadi dan merupakan masyarakat
buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan lokal (Gorontalo). Narasumber mengakui
bangsa, tanda yang jelas dari budi bahwa terdapat beberapa organisasi sosial
kemanusiaan. dan juga kegiatan sosial yang dibentuk dan
dilakukan oleh kaum ibu-ibu Desa
b. Sistem Pengetahuan Makmur Abadi salah satunya seperti
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kegiatan Majelis Ta’lim yang dilakukan
diketahui manusia tentang benda, sifat, tiap akhir pecan. Kegitana ini diikuti oleh
keadaan, dan harapan-harapan. Sistem masyarakat Desa Makmur Abadi baik
pengetahuan meliputi ruang pengetahuan transmigran maupun lokal. Hal ini sangat
tentang alam sekitar, flora dan fauna, membantu para masyarakat antar suku
waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan agar bisa lebih berbaur dengan kebudayaan
tingkah laku sesame manusia, hingga masyarakat lain. Dengan demikian, dapat
tubuh manusia. Sistem pengetahuan adalah dikatakan bahwa masyarakat Desa
seperangkat unsur yang diketahui atau Makmur Abadi telah mengalami akulturasi
sebuah kepandaian yang dimiliki dari budaya dalam aspek organisasi sosial.
pengalaman maupun melalui belajar.
Sesuai dengan hasil penjabaran diatas Ini bertanada bahwa narasumber telah
dan kemudian dikaitkan dengan teori mempelajari kebudayaan masyarakat lokal
tentang organisasi sosial menurut JBAF (Gorontalo), sehingga terjadi fenomena
Major Polak dalam Hari Budianto (2008) akulturasi budaya.
bahwa organisasi sosial dalam arti sebagai
sebuah asosiasi adalah sekelompok e. Sistem Mata Pencaharian Hidup
manusia yang mempunyai tujuan tertentu, Pekerjaan atau matapencaharian adalah
kepentingan tertentu, menyelenggarakan hal yang sangat memiliki pengaruhatau
kegemaran tertentu atau minat-minat berperan penting bagi kehidupan manusia,
tertentu. Sedangkan menurut Soerjono karena tanpa memilikipekerjaanmanusia
Soekanto, organisasi sosial adalah akan mengalami banyak masalah dalam
kesatuan-kesatuan hidup atas dasar hidupnya. Manusia diberikanakal dan
kepentingan yang sama dengan organisasi kebijaksanaan, dengan kedua hal tersebut
yang tetap sebagai sebuah asosiasi. manusia dapatmengembangkan
kemampuannya, membuat, memperbaiki,
d. Sistem Peralatan atau memilih sebuahpekerjaan yang
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari mereka inginkan. Memilih suatu pekerjaan
prosedur-prosedur yang saling adalah hal yang sangatpenting,
berhubungan, berkumpul bersama-sama dikarenakan jika kita salah memilih
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang tidak cocok, makamanusia
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. akan selalu tidak puas dan menderita..
Menurut Jugiyanto (2000) mendefinisikan Dalam aspek ini manusia memenuhi
sistem secara umum sebagai kumpulan kebutuhan mulai dari produksi, distribusi
dari elemen-elemen yang berinteraksi dan konsumsi. Mata pencaharian adalah
untuk mencapai suatu tujuan tertentu suatu usaha yang dilakukan seseorang atau
sebagai satu kesatuan. Manusia selalu segolongan besar anggota masyarakat
berusaha untuk mempertahankan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
sehingga mereka akan selalu membuat Mata pencaharian suatu masyarakat belum
peralatan atau benda-benda tersebut. tentu sama dengan mata pencaharian
Perhatian awal dalam memahami masyarakat lainnya. Contoh sistem mata
kebudayaan manusia berdasarkan unsur pencaharian masyarakat lainnya yaitu
teknologi yang dipakai suatu masyarakat bertani dan beternak.
berupa benda-benda yang dijadikan Bercocok tanam atau bertani adalah
sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan sebuah ciri khas dari sistem
teknologi yang masih sederhana. Dengan matapencaharian masyarakat Indonesia
demikian, bahasan tentang unsur terutama bagi masyarakat di Desa Makmur
kebudayaan yang termasuk dalam Abadi. Hal ini dikarenakan dengan tanah
peralatan hidup dan teknologi merupakan Desa Makmur Abadi yang ketinggiannya
bahasan kebudayaan fisik. sekitar 112 dpl dengan keadaan lahan yang
Berdasarkan data hasil penelitian yang cocok untuk dijadikan sebagai lahan
telah dilakukan bersama masyarakat Desa bertani sehingga membuat hampir semua
Makmur Abadi, terdapat beberapa masyarakat Desa Makmur Abadi
pernyataan mengenai bentuk kebudayaan melakukan mata pencaharian hidup dengan
dalam aspek sistem pengetahuan seperti bertani.
yang dinyatakan oleh salah seorang Yang dimaksud dari ciri khas di sini
masyarakat transmigran (Jawa). adalah, Indonesia sejak dahulu
Narasumber mengakui bahwa dirinya selalumengutamakan pertanian sebagai
sangat terbantu dengan mempelajari cara pusat produktifitas, mata pencaharian
mengendarai kendaraan khas Gorontalo pokok,dan sifat kerja.Sistem
karena bisa menambah penghasilan harian. perekonomian yang melekat pada
masyarakat Indonesia, terutama kebudayaan mereka masih primitif. Religi
dipedesaan adalah pertanian. Sistem ini dibutuhkan manusia terutama untuk
memiliki pola kerja atau produksi menjawab ketidakberdayaan menusia
sendiridengan berbagai kemampuan dan dalam menghadapi berbagai masalah
pengetahuan yang dimiliki. Pada kehidupan yang sulit diterima akal. Religi
mulanyasistem pertanian sistem pertanian juga berfumgsi untuk mengatur kehidupan
mulanya banyak menghasilkan pangan manusia dalam hubungannya dengan
denganteknologi yang sederhana dan penciptanya.
dengan kesatuan- kesatuan produksi yang Berdasarkan data hasil penelitian yang
tidakterspesialisasi (Pudjiwati Sadjogyo, telah dilakukan dengan masyarakat Desa
2002). Makmur Abadi, terdapat beberapa
Selain itu, masyarakat Desa Makmur kepercayaan yang sampai saat ini masih
Abadi juga banyak yang melakukan mata melekat dan bahkan sudah menjadi
pencaharian hidup dengan beternak. kebudayaan bagi tiap suku. Setiap suku
Peternakan biasanya merupakan usaha pasti memiliki kepercayaan supranatural
sampingan dari penduduk yang yang berbeda-beda. Seperti yang
menjalankan usaha pertanian dikarenakan dinyatakan oleh salah seorang narasumber
juga lokasi desa yang sangat memadai yang merupakan masyarakat transmigran
untuk beternak. (Jawa). Narasumber mengakui bahwa
Berdasarkan data hasil penelitian yang dirinya belum mengerti dengan kegiatan
telah dilakukan di Desa Makmur Abadi, Walima yang dilakukan pada setiap
terdapat beberapa pernyataan dari perayaan Maulid Nabi. Dia hanya
masyarakat transmigran (Jawa) mengenai memperingati Maulid Nabi seperti orang
aspek mata pencaharian hidup yang beragama islam pada umumnya, tidak ada
hampir semuanya sama dengan yang sesuatu yang khusus seperti yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dilakukan oleh masyarakat lokal
(Gorontalo) begitupun sebaliknya. Hampir (Gorontalo).
rata-rata mata pencaharian yang dilakukan Berbeda halnya dengan kepercayaan
oleh masyarakat di Desa Makmur Abadi yang sampai saat ini dianut oleh
yaitu bertani jadi tidak banyak perbedaan masyarakat lokal (Gorontalo). Narasumber
yang ditemukan dalam aspek ini. mengakui bahwa dirinya sering melihat
masyarakat transmigrant (Jawa)
f. Religi mengadakan acara pada malam tahun baru
Asal mula permasalahan fungsi religi islam di perempatan jalan sambal
dalam masyarakat adalah adanya mendengarkan ceramah. Berawal dari
pertanyaan mengapa manusia percaya memasak bersama di sore hari, dan
kepada adanya suatu kekuataan gaib atau mendengarkan ceramah dari ba’da magrib.
supranatural yang dianggap lebih tinggi Tradisi tersebut dikenal sebagai tradisi
daripada manusia dan mengapa manusia malam satu suro yang bermakna untuk rasa
itu melakukan berbagai cara untuk syukur dan menolak bahaya, dan
berkomunikasi dan mencari hubungan- narasumber mengakui telah terbiasa
hubungan dengan kekuatan-kekuatan dengan tradisi tersebut. Itu menunjukan
supranatural tersebut. Dalam usaha untuk bahwa telah terjadi akulturasi dalam tradisi
memecahkan pertanyaan mendasar yang malam satu suro.
menjadi penyebab lahirnya asal mula religi Sulit dipisahkan antara masyarakat
tersebut, para ilmuwan sosial berasusmsi dengan agama, sebab agamamenurut
bahwa religi suku-suku bangsa di luar Liliweri adalah sistem keyakinan yang
Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi dianut dan tindakan-tindakanyang
kuno yang dianut oleh seluruh umat diwujudkan oleh suatu kelompok atau
manusia pada zaman dahulu ketika masyarakat yang menginterpretasidan
memberi respons terhadap apa yang tertentu lewat simbolisme dan bentuk
dirasakan dan diyakini sebagai yangghaib (seperti bakung yang bermakna kematian
dan suci. Sebagai suatu sistem keyakinan dan mawar merah yang berarti cinta).
yang membentuk perilakukeseharian Berdasarkan beberapa data hasil
penganut agamanya, maka sangat erat penelitian yang telah dilakukan terdapat
kaitannya antara agamadengan budaya beberapa pengakuan dari masyarakat
yang merupakan hasil cipta, rasa, dan tentang berbagai kesenian dari dua daerah
karsa dari manusia. Halini juga dipertegas yang ada di Desa Makmur Abadi.
Lamb dalam samovar mengatakan kaitan Informan mengakui bahwa sangat merasa
antara agama danbudaya adalah sangat terhibur dan bahkan sampai mempelajari
jelas. Guruge juga mengatakan agama dan kesenian dari suku yang berbeda.
peradabansaling bergandengan tangan Bila dikaitkan dengan konsep teori yang
dalam evolusi manusia sampai tahap yang dikemukakan oleh Sumardjo (2000)
tidakdapat disimpulkan seseorang dimana mengatakan bahwa seni merupakan
keduanya setara dan berdampingan.Pada ungkapan perasaan yang dituangkan dalam
akhirnya, agama dan budaya saling mediayang dapat dilihat, didengar, maupun
mengisi dan melengkapi dimanaagama dilihat dan didengar. Dengan kata lain,
mempengaruhi dan membentuk budaya seni adalahisi jiwa seniman (pelaku seni)
sedangkan budaya dibatasidengan nilai- yang terdiri dari perasaan dan intuisinya,
nilai agama, sehingga sulit memisahkan pikiran dangagasannya. Selanjutnya
hubungan keduanya menurut Banoe (2003), kesenian adalah
karya indah yangmerupakan hasil budi
g. Kesenian daya manusia dalam memenuhi kebutuhan
Kesenian adalah bagian dari budaya dan jiwanya.
merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari
dalam jiwa manusia. Selain Menyikapi perbedaan budaya bukanlah
mengekspresikan rasa keindahan dari perkara muda, banyak hambatan yang
dalam jiwa manusia, kesenian juga perlu untuk dilalui.Namun, tidak sedikit
mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos pula daya dukung ketika terjadi perbedaan
berfungsi menentukan norma untuk budaya.Berdasarkan data yang dihimpun,
perilaku yang teratur serta meneruskan yang menjadi daya dukung terjadinya
adat dan nilai-nilai kebudayaan.Seni pada akulturasi budaya di Desa Makmur Abadi
mulanya adalah proses dari manusia, dan adalah sikap terbuka, toleransi, dan
oleh karena itu merupakan sinonim dari menghargai.Terbuka dalam hal ini adalah
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam sikap untuk mampu berpikir secara logis
intisari ekspresi dari kreativitas manusia. dan menelaah baik buruk yang dapat
Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu diterima dari suatu interaksi atas budaya
yang diciptakan manusia yang yang berbeda.Terbuka bukan berarti
mengandung unsur keindahan. menerima segala hal yang masuk pada
Suatu set nilai-nilai yang menentukan suatu entitas tertentu tetapi lebih kepada
apa yang pantas dikirimkan dengan pola pikir lebih maju untuk melihat segala
ekspresi lewat medium itu, untuk kondisi secara logis sebelum mengambil
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, suatu keputusan.Toleransi dan meghargai
sensasi, atau perasaan dengan cara sejatinya karakter bangsa Indonesia yang
seefektif mungkin untuk medium itu. telah mendarah daging di dalam hati dan
Sekalipun demikian, banyak seniman sanubari setiap masyarakat
mendapat pengaruh dari orang lain masa Indonesia.Segala bentuk perbedaan harus
lalu, dan juga beberapa garis pedoman mampu dihargai dan ditoleris berdasarkan
sudah muncul untuk mengungkap gagasan batas-batas nilai dan moral yang berlaku.
Adapun yang dapat menjadi Dalam konteks komunikasi
penghambat akulturasi budaya di Desa antarpersonal pada masyarakat
Makmur Abadi berdasarkan data yang transmigran, sangatlah sulit untuk
diperoleh adalah sikap negatif dari pada dilepaskan di kehidupan keseharian
generasi milenial yang cenderung apatis mereka karena melihat status mereka
terhadap eksistensi budaya asli itu sendiri. sebagai masyarakat yang diharuskan
Jika kondisi terus terjadi, maka akulturasi untuk sosialisasi dengan masyarakat
bisa saja terjadi namun keaslian atau lainnya.
keberadaan budaya asli masyarakat akan 3. Lingkungan komunikasi juga sangat
terancam punah. berpengaruh dalam proses akulturasi
masyarakat transmigran. Dari hasil
KESIMPULAN penelitian didapatkan bahwa
1. Komunikasi intrapersonal, akulturasi masyarakat transmigran memiliki satu
yang terjadi pada masyarakat komunitas sanggar seni yang digunakan
transmigran yaitu dapat dilihat ketika untuk melestarikan kebudayaan Jawa
mereka mulai terbiasa untuk yang ada di Gorontalo.
beradaptasi dengan lingkungan dan
juga kebudayaan masyarakat sekitar. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu, ada tiga variabel yaitu Alo liliweri. (2013). Dasar-dasar
Kompleksitas Struktur Kognitif komunikasi antar budaya.
Transmigran, Citra Diri (self image), Yogyakarta: pustaka pelajar
dan Motivasi Akulturasi. Apriadi tamburaka. (2013). Agenda setting
a.) Kompleksitas struktur kognitif dari media massa. Jakarta: raja grafindo
masyarakat transmigran yaitu pada persada
awalnya mereka mempersepsikan Banoe.P (2003) Kamus Musik, Yogyakarta
bahwa Gorontalo merupakan Berry. J.w, poortinga. H. Y, dkk. (2005).
daerah yang ramah dan mempunyai Psikologi lintas budaya. Jakarta: pt.
toleransi yang tinggi terhadap Gramedia pustaka utama
masyarakat pendatang atau Bungin, b. (2012). Metode penelitian
transmigran. kualitatif. Jakarta: kencana.
b.) Citra diri (self image) yaitu ketika Desa Suka Makmur,2022. Profil Desa
para masyarakat transmigran Suka Makmur
melihat lingkungan mereka dan Dood, c. H. (2016). Komunikasi antar
juga lingkungan Gorontalo. Bagi budaya. Bandung: cv pustaka setia.
mereka, cukup banyak budaya Hari Budiyanto, dkk. 2008. Organisasi
Jawa dan budaya Gorontalo yang Sosial. Seminar FKIP UMS
hampir sama seperti melakukan Surakarta
acara slametan sebagai bentuk rasa Hasyim, Umar. 2011. Sosok Akulturasi
syukur kepada Tuhan. Kebudayaan Asli Hindu-Budha dan
c.) Motivasi Akulturasi pada Islam.Bandung: Remaja Rosdakarya
masyarakattransmigran pada Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan
dasarnya mereka memiliki motivasi Analisis Investasi. Edisi Kedua,
yang sama yaitu untuk BPFE UGM,Yogyakarta
memperbaiki sistem perekonomian Karleta, k. L. (2017). Akulturasi budaya
dan juga merupak aturan dari masyarakat buton dengan
pemerintah. masyarakat ternate di kota ternate.
2. Komunikasi sosial akulturasi yang Akulturasi budaya ,
terjadi pada masyarakat Transmigran Koentjaraningrat. (2011). Pengantar
bisa berbentuk komunikasi antropologi i. Jakarta: pt. Rineka
antarpersonal dan komunikasi massa. cipta
_______________(2016). Manusia dan Sumardjo,Jakob (2000), Filsafat
Kebudayaan Indonesia (Edisi Revisi Seni,Bandung, Penerbit ITB
Cetakan ke 22). Jakarta: Penerbit Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa
Djambatan. Indonesia. Jakarta: Universitas
Ksusumastuti, s. S. (2003). Cross-cultural Terbuka Jakarta
and intercultural communication. Trager, h. D. (2016). Konfigurasi dasar
Komunikasi antar budaya , . teori-teori komunikasi antarbudaya.
Martin. (2016). Komunikasi antar budaya. Bandung: nusa media.
Bandung: cv pustaka setia. Wahyuni. (2013). Perilaku beragama studi
Morissan. (2013). Teori komunikasi sosiologi terhadap asimilasi agama
(individu hingga massa). Jakarta: dan budaya di sulawesi selatan.
kencana. Makasar: grasindo
Mulyana, deddy. (2005). Ilmu komunikasi: Wardana, b. R. (2017). Akulturasi budaya
suaru pengantar. Bandung: remaja masyarakat tionghoa dengan
rosdakarya masyarakat pribumi di desa
Nardy, Hasyim. 2012. Persatuan Dua karangturi, kecamatan lasem,
Budaya. Jakarta: Permana Ofsett kabupaten rembang.Akulturasi
Nurudin. (2013). Pengantar komunikasi budaya ,
massa. Jakarta: raja grafindo persada Warsito. (2012). Antropogi budaya.
Priandono edy tito. (2016). Komunikasi Yogyakarta: ombak
keberagaman. Bandung: pt. Rajawali Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu
rosdakarya. komunikasi. Jakarta: grasindo
Purwasito a. (200). Komunikasi
multikultural. Yogyakarta: pustaka
pelajar
Rachmat kriyantono, p. (2016). Teknik
praktis riset komunikasi. Jakarta:
kencana.
Rafael raga maran. (2007). Manusia dan
kebudayaan dalam perspektif ilmu
budaya dasar. Jakarta: rineka cipta
Rahmawati. (2020). Akulturasi budaya
masyarakat kota (studi fenomenologi
penduduk urban di kelurahan antang
makassar). Akulturasi budaya ,
Riadi, m. (2020, april 27). Akulturasi
(pengertian, jenis, strategi, faktor
pendukung dan penghambat).Kajian
pustaka.com , p. 1.
Rumondor, Alex H. 2015. Komunikasi
Antar Budaya. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Saebani. H.b. (2012). Pengantar
antropologi. Palangkaraya: pustaka
setia
Sajogyo P, 2002, sosiologi pedesaan
Yogyakarta Gadjah Mada University
Press
Sugiyono. (2016). Metode penelitian
kualitatif. Bandung: alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai