Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sequoia Mohammad Satrio Romadhon

NIM : 1910421041
Mata Kuliah : Audit Sektor Publik
Dosen Pengampu : Elok Fitriya, S.E., M.SA.
Kelas : Akuntansi B

TUGAS UAS
AUDIT SEKTOR PUBLIK
Kasus :
SURYA.co.id | JEMBER - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI membuat opini 'Tidak
Menyatakan Pendapat' (disclaimer of opinion) terhadap laporan hasil keuangan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Jember tahun 2019.
Opini tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) keuangan atas laporan
keuangan Pemkab Jember tahun 2019 yang diserahkan oleh BPK Perwakilan Jawa Timur kepada
Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi, Selasa (30/6/2020).
Penyerahan LHP keuangan tersebut diserahkan melalui pertemuan virtual. Dari resume hasil
pemeriksaan itu, BPK menyatakan BPK membuat opini 'Tidak Menyatakan Pendapat' atas
laporan keuangan Pemkab Jember tahun 2019.
Di resume itu juga tertulis BPK menemukan adanya ketidakpatuhan dalam pengujian
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pada Pemerintah Kabupaten
Jember.
Pokok-pokok temuan itu antara lain penganggaran dan realisasi belanja pada 13 OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) sebesar Rp 70,7 miliar, tidak tepat. Juga ada kelebihan
pembayaran atas insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah sebesar Rp 1,2 miliar. Serta
kekurangan volume atas 23 paket pekerjaan Belanja Modal pada lima OPD sebesar Rp 4,5
miliar.
Ketua DPRD Jember, M Itqon Syauqi membenarkan telah keluarnya LHP keuangan
Pemkab Jember dari BPK RI.
"Hari ini diserahkan secara virtual kepada kami DPRD Jember melalui Ketua DPRD Jember.
BPK ternyata memberikan opini 'tidak menyatakan pendapat' atau disclaimer. Tentunya ini
sangat mengejutkan saya. Karena baru sekarang ini, dan kali ini Kabupaten Jember mendapatkan
disclaimer ini," tegas Itqon kepada Surya, Selasa (30/6/2020).
Menurutnya, pada LHP keuangan Kabupaten Jember tahun 2018, BPK memberikan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).
"Saya kira WDP tahun 2018 itu menjadi peletup semangat untuk meningkatkan kinerja
bagi Pemkab Jember, untuk memperbaiki kinerja tata kelola keuangan. Tetapi ternyata sungguh
di luar dugaan saya saat mengetahui paparan tadi," imbuhnya.
Ketika penyerahan secara virtual tersebut, belum ada penjelasan detil kepada DPRD
Jember kenapa BPK tidak memberikan pendapatnya. Itqon hanya mendapatkan penjelasan
singkat dari kepala BPK perwakilan Jawa Timur, jika auditor tidak mendapatkan bukti cukup
dalam pemeriksaan. Bukti cukup tersebut berdasarkan pemeriksaan standar keuangan negara.
"Menurut auditor dalam beberapa hal, seperti penyajian bukti kurang komprehensif," imbuh
Itqon.
Itqon menambahkan, hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Pemkab Jember
itu linier atau sesuai dengan pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Jember.
"Jadi LHP ini linier atau sinkron dengan pengawasan DPRD Jember. Setiap proses hearing (rapat
dengar pendapat) yang mengundang OPD, banyak kepala OPD yang tidak datang memenuhi
undangan RDP dewan. Sementara itu sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan
dewan," tegas politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jember Mirfano mengakui jika Pemkab
Jember mendapatkan disclaimer dari BPK. "Kami akan segera menindaklanjuti seluruh temuan
BPK sesegera mungkin," ujar Mirfano melalui pesan singkat kepada wartawan.
Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer of opinion) merupakan tingkatan paling akhir dalam
jenis opini yang diberikan BPK terhadap laporan keuangan negara. Opini BPK berupa, pertama
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar, serta
terakhir Tidak Menyatakan Pendapat (TMP).
Soal :
Deskripsikan pendapat anda terkait kasus diatas dan bagaimanakah prosedur yang harus anda
lakukan jika anda posisi menjadi auditor pemerintahan.
Pendapat :
Menurut pendapat saya, pada kasus diatas, OPD kemungkinan melakukan tindakan korupsi. Hal
itu ditunjukkan dengan tidak samanya anggaran dan realisasi belanja OPD, bahkan 5 OPD
kedapatan kekurangan volume atas 23 paket pekerjaan Belanja Modal. Dugaan ini didukung
dengan sering absennya beberapa kepala OPD saat Rapat Dengar Pendapat.
Jika saya diposisi auditor pemerintah, ketika saya mendapatkan dugaan di atas, yang saya
lakukan adalah :
1. Saya akan menanyakan kepada pihak terkait dengan cara dimana mereka terlibat dalam
perbuatan melanggar hukum tersebut.
2. Saya akan berkonsultasi dengan ahli hukum tentang perbuatan melanggar hukum yang
mungkin saja terjadi.
3. Saya akan mengumpulkan bukti tambahan untuk menentukan apakah perbuatan tersebut
benar – benar melanggar hukum.
4. Setelah mendapatkan bukti tambahan dan ternyata pelanggaran hukum tersebut
berdampak terhadap laporan keuangan, saya akan menyatakan opini saya terkait hasil
audit.
Saya akan berpendapat sama dengan kasus diatas (Disclaimer of Opinion) karena bukti yang
didapatkan kurang dan kemungkinan Pemkab Jember kurang berintegritas.

Anda mungkin juga menyukai