Anda di halaman 1dari 8

AUDIT SEKTOR PUBLIK

ANALISIS KASUS

DOSEN PENGAMPU : Drs. ISKANDAR SAM, SE. Ak.,CA.,M.Si.

Oleh

MAWAR

C1C017118

KELAS : R-010 / AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KASUS BAB 1

Irjen Depkeu : Auditor Jangan Seperti Orang Berlomba

Rabu, 19 November 2008

Jakarta - Para auditor pemeriksa keuangan negara hendaknya tidak seperti orang yang
berlomba-lomba menemukan adanya banyak penyimpangan tanpa mendalami apa yang
menjadi penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. Kecenderungan auditor seperti itu
dinilai tidak akan membawa perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara. Demikian
disampaikan Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao kepada Kompas,
Senin (17/11) di Jakarta.

Selama ini, yang saya lihat, baik Inspektorat Jenderal (itjen), departemen, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terlihat hanya seperti orang yang berlomba-lomba mengungkapkan adanya temuan
penyimpangan, tetapi belum mendalami mengapa penyimpangan itu terjadi dan bagaimana
cara mengatasinya, ujar Hekinus.

Menurut Hekinus, dengan cara seperti itu, perbaikan pengelolaan keuangan negara
tidak akan pernah bisa diperbaiki.

Untuk itu, dengan adanya Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), kita
harapkan tidak terjadi cara audit seperti itu Khususnya, di itjen dan BPKP, tutur Hekinus
Hekinus menyatakan, Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP, selain
untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan efektif, juga bertujuan meningkatkan
kinerja, transparansi, dan akuntabiltas pengelolan keuangan negara, serta meminimalisasi
penyimpangan anggaran dan korupsi di departemen.

Dikatakan oleh Hekinus, mulai tahun depan, SPIP mulai diterapkan di seluruh
departemen. Harapan kita, dengan adanya SPIP, pengelolaan keuangan negara menjadi lebih
baik lagi. Namun, memang karena ini baru awal, kita masih melihat seperti apa
pelaksanaannya, kata Hekinus.

Sementara anggota BPK, Baharuddin Artonang, menyatakan, sebagai auditor


eksternal, tugas BPK memang mengungkapkan temuan penyimpangan dan memvonisnya,
apakah suatu penyimpangan atau bukan.
Tugas auditor internal pemerintah justru harus membantu departemen menyusun
laporan keuangan yang baik dan benar sesuai prinsip standar akuntansi. Jika tidak, ya seperti
sekarang ini, disciaimer atau tidak dapat dinyatakan apa-apa opini laporan keuangannya, ujar
Baharuddin.

Baharuddin menarmbahkan, apabila BPK sudah mengungkapkan temuannya,


sebaiknya departemen berloba lomba untuk memperbaiki pengelolaan keuangannya. Jangan
sampai disciaimer terus menerus, tuturnya (har)

Sumber: Danny Darussalam Tax Center Online


ANALISIS KASUS

1. Bagaimana tanggapan anda mengenai masalah di atas?

Jawab : Tanggapan yang dapat saya berikan adalah bahwa Tujuan


pemeriksaan BPK adalah memberikan pendapat (opini) atas laporan
keuangan organisasi sektor publik sesuai dengan hasil auditnya. Dalam
tulisan ini terdapat dua pandangan yakni: pertama, pandangan pengelola
keuangan yang berharap penyimpangan yang ditemukan BPK harus
dicermati lebih mendalam lagi dan mempunyai solusi atas penyimpangan
ini. Kedua, pandangan dari BPK sendiri yang menyatakan bahwa memang
sudah tugas BPK dalam mencari penyimpangan, memvonis dan
mempublikasikannya. Setiap PKN (Pengelola Keuangan
Negara)seharusnya juga berlomba-lomba dalam melakukan perbaikan
Laporan Keuangan dibantu penyelenggara SPIP, sehingga penyimpangan
yang terjadi dapat diketahui lebih awal dan diatasi secepatnya. Pada
akhirnya, temuan penyimpangan oleh BPK dapat minimal atau bahkan
tidak ada sama sekali yang nantinya berdampak kepada perbaikan
pengelolaan keuangan negara.
2. Berlomba-lomba mencari penyimpangan, bukankan itu baik dengan auditor
berlomba-lomba, bukankah penyimpangan akan lebih cepat di temukan. Bagaimana
menurut anda? Jelaskan!
Jawab : Menurut saya tentang auditor yang berlomba-lomba dalam mencari
penyimpangan adalah Tugas BPK memang mencari kesalahan, tetapi bukan
mencari-cari kesalahan. Karena pada hakikatnya BPK mencari perbaikan
demi terciptanya pemerintahan yang baik. Berlomba-lomba dalam mencari
penyimpangan akan berdampak pada jumlah angka kredit auditor, karena
jabatan auditor BPK adalah jabatan fungsional layaknya dosen dan guru.
Akan tetapi, apabila BPK dapat menemukan penyimpangan-penyimpangan
dan kemudian memberikan pendapat tentang cara-cara memperbaikinya
maka BPK dapat mewujudkan visi dan melaksanakan misinya dengan baik,
dan pada akhirnya diharapkan pihak yang diaudit akan dapat memperbaiki
kesalahannya di masa datang. Hal ini seharusnya berdampak positif bagi
BPK itu sendiri dan bagi auditee tentunya.
3. Apakah menurut anda SPIP itu efektif dalam meminimalkan penyimpangan? Jelaskan
Jawab : BPK dalam semester 1 tahun 2013 menemukan temuan-temuan yang
berulang, seperti kasus-kasus kelemahan sistem pengendalian intern (SPI)
dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan, sehingga berpotensi
merugikan keuangan negara sebesar Rp 56,98 triliun (akuntanonline.com/
01 oktober 2013). Dari penggalan berita ini, jelas terlihat bahwa dengan
penerapan SPIP yang efektif akan mencegah berbagai bentuk
penyimpangan atau kegagalan dalam upaya Pemerintah mencapai tujuan
nasional maupun tingkat instansi pemerintah. Untuk mencapai hal ini,
penyelenggara SPIP yaitu BPKP dan Inspektorat Daerah maupun Kab/Kota
(PP 60/2008) harus melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan
SPIP pada setiap organisasi sektor publik baik di tingkat Kementerian dan
Pemerintah Daerah. Hal ini juga yang disampaikan pada aline ke lima dari
kasus di atas yang menyatakan “SPIP, selain untuk mencapai tujuan
organisasi yang efisien dan efektif, juga bertujuan meningkatkan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, serta
meminimalisasi penyimpangan anggaran dan korupsi di departemen.”
KASUS BAB 10

PANSUS: TEMUAN LAPANGAN KUATKAN AUDIT BPK

Senin, 15 Februari 2010

JAKARTA – Ketua Tim Investigasi Jakarta Pansus Angket Bank Century, Idrus Marham
mengungkapkan, hasil temuan timnya dalam investigasi lapangan di Bank Mutiara (eks Bank
Century) cabang Senayan, Senin (15/12/2010), menguatkan dugaan terjadinya penyimpangan
perbankan seperti dalam kesimpulan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Kesaksian empat nasabah yang dicurigai Pansus, menurutnya, menunjukkan ada


berbagai pola yang digunakan untuk memanfaatkan rekening nasabah. Namun, Pansus masih
membutuhkan sejumlah data untuk mendukung membuat kesimpulan akhir. Idrus
mencontohkan, pengakuan nasabah Kasena Pandi yang mengatakan bahwa namanya hanya
dipinjam oleh atasannya, perlu penelaahan lebih jauh.

“Di antara empat orang, ada tiga orang yang perlu penjelasan lebih jauh. Saya kira
yang perlu diwaspadai tentang bagaimana ketika masuk uang ke Bank Century lalu kemudian
proses peralihan kepada nasabah yang ada,” kata Idrus seusai investigasi lapangan di Bank
Mutiara, Senayan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan pengakuan nasabah, dia melihat beberapa kemungkinan pola yang


digunakan. Pertama, menggunakan nama orang lain dan kedua, memanfaatkan rekening
nasabah tanpa sepengetahuan di empunya.

“Besok kami akan menentukan kesimpulan yang terkait dengan itu.kalau ada
penipuan, kosnpirasi jadi rekomendasi kami nanti. Tapi,ini mmperkuat dugaan BPK ada
penyimpangan,” kata Idrus yang juga menjabat Ketua Pansus Angket Kasus Bank Century.
(IDW).

Sumber: Kompas Online.


ANALISIS KASUS

1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap masalah di atas?


Jawab : Menurut tanggapan saya tentang masalah tersebut adalah bahwa sejak
kemunculan Bank Century sudah menimbulkan masalah karena telah
menggelapkan valuta asing, memberi kredit sembarangan, dan
menempatkan dana investasi milik masyarakat secara tidak bertanggung
jawab. Reksadana yang dikeluarkan Bank Century, yang diberi nama
Antaboga Deltasekuritas, ternyata tidak dikelola dengan baik sehingga
banyak nasabah merasa tertipu dan mengadu kepada pihak berwenang.
Selain itu, Bank Century juga mewarisi aset tidak produktif yang besar dari
periode sebelum merger, yang menurut berbagai laporan mencapai Rp 477
miliar.
Dari banyaknya kasus yang terjadi pada Bank Century ini, cukup
menjelaskan bahwa pihak Bank Century tidak menjalakan tugas perbankan
dengan baik. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan Bank tersebut merupakan
penipuan yang dilakukannya terhadap para nasabah, shingga banyak sekali
nasabah yang merasa dirugikan. Bank sentral, menurut BPK, dianggap
tidak memberikan informasi yang akurat mengenai status keuangan Bank
Century di hari-hari genting bulan November tahun 2008 ketika keputusan
penyelamatan diambil. Bank Indonesia yang saat itu dipimpin oleh
Boediono yang sekarang menjadi wakil presiden- juga dituduh oleh BPK
gagal mengawasi Bank Century dengan baik sejak awal terbentuknya tahun
2004. Dalam hasil auditnya, BPK menambahkan dana sebesar US$ 18 juta,
yang berasal dari talangan pemerintah itu, ditransfer ke beberapa rekening
nasabah Bank Century berinisial "BS" yang belakangan diyakini sebagai
Boedi Sampoerna, anggota keluarga konglomerat terkenal di Indonesia.

2. Nama dipinjam atasan dan mendapat transfer uang sebesar Rp2 Miliar (alasan
deposan Bank Century dihadapan pansus). Bagaimana tanggapan Anda? Diskusikan.
Jawab : Menurut tanggapan saya mengenai hal ini dapat diketahui dari jawaban
Kasena yang mana mengenai siapa nama atasan yang menitipkan dana
sebesar itu kepada bawahannya. Tetapi dengan dalih khawatir melanggar
aturan kerahasiaan bank, Kasena pun menolak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Maruarar Sirait, anggota Pansus Century dari F-PDIP. Namun
pada awalnya, Kasena Pandi, nasabah Bank Century mengakui kepada Tim
Investigasi Lapangan Pansus Angket Kasus Bank Century bahwa ia mengaku
tertarik menjadi deposan Bank Century karena bunga yang besar. Hanya satu
bulan saja sudah menjadi deposan. Dana itu didapat dengan cara transfer dari
nasabah lain ke rekeningnya. Dan Ia enggan menyebut siapa nasabah lain
yang dimaksudnya. Setelah terus dicecar Maruarar Sirait anggota Pansus,
Kasena baru mengaku bahwa namanya hanya dipinjam. Ia pun mengoreksi
ucapannya bahwa alasan bunga sebagai ketertarikannya menjadi deposan
Century. Dan pada akhirnya mengakui dan menyebutkan nama atasannya
tersebut. Seharusnya Kasena dari awal lebih baik berterus terang kepada Tim
Investigasi Lapangan Pansus Angket Kasus Bank Century untuk
mempermudah penyelidikan. Bukan malah berbohong dan menutupi yang
sebenarnya terjadi, dan akhirnya juga ketahuan.
3. Apa yang perlu diwaspadai oleh pansus terhadap masalah Century di atas?
Jawab : Menurut pendapat saya hal yang perlu diwaspadai adalah adanya
keterlibatan orang – orang yang memiliki kepentingan politik. Dalam hal
ini waspada sangat penting karena kasus Bank Century sangat didominasi
politik dan orang-orang yang menjadi anggota panitia hak angket tentunya
mempunyai tujuan tertentu untyk kepentingan kelompok politiknya. Jika
panitia hak angket itu didominasi oleh orang – orang yang seperti ini,
maka kerja panitia hak angket akan sia-sia dan apa yang menjadi harapan
rakyat tidak bisa terpenuhi. Artinya, siapapun yang bertugas dalam proses
pencairan dan pemanfaatan dana ini harus bertanggungjawab di depan
hukum, tanpa memandang jabatan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai