ANALISIS KASUS
Oleh
MAWAR
C1C017118
Jakarta - Para auditor pemeriksa keuangan negara hendaknya tidak seperti orang yang
berlomba-lomba menemukan adanya banyak penyimpangan tanpa mendalami apa yang
menjadi penyebab dan bagaimana cara mengatasinya. Kecenderungan auditor seperti itu
dinilai tidak akan membawa perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara. Demikian
disampaikan Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao kepada Kompas,
Senin (17/11) di Jakarta.
Selama ini, yang saya lihat, baik Inspektorat Jenderal (itjen), departemen, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terlihat hanya seperti orang yang berlomba-lomba mengungkapkan adanya temuan
penyimpangan, tetapi belum mendalami mengapa penyimpangan itu terjadi dan bagaimana
cara mengatasinya, ujar Hekinus.
Menurut Hekinus, dengan cara seperti itu, perbaikan pengelolaan keuangan negara
tidak akan pernah bisa diperbaiki.
Untuk itu, dengan adanya Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), kita
harapkan tidak terjadi cara audit seperti itu Khususnya, di itjen dan BPKP, tutur Hekinus
Hekinus menyatakan, Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP, selain
untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan efektif, juga bertujuan meningkatkan
kinerja, transparansi, dan akuntabiltas pengelolan keuangan negara, serta meminimalisasi
penyimpangan anggaran dan korupsi di departemen.
Dikatakan oleh Hekinus, mulai tahun depan, SPIP mulai diterapkan di seluruh
departemen. Harapan kita, dengan adanya SPIP, pengelolaan keuangan negara menjadi lebih
baik lagi. Namun, memang karena ini baru awal, kita masih melihat seperti apa
pelaksanaannya, kata Hekinus.
JAKARTA – Ketua Tim Investigasi Jakarta Pansus Angket Bank Century, Idrus Marham
mengungkapkan, hasil temuan timnya dalam investigasi lapangan di Bank Mutiara (eks Bank
Century) cabang Senayan, Senin (15/12/2010), menguatkan dugaan terjadinya penyimpangan
perbankan seperti dalam kesimpulan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Di antara empat orang, ada tiga orang yang perlu penjelasan lebih jauh. Saya kira
yang perlu diwaspadai tentang bagaimana ketika masuk uang ke Bank Century lalu kemudian
proses peralihan kepada nasabah yang ada,” kata Idrus seusai investigasi lapangan di Bank
Mutiara, Senayan, Jakarta Selatan.
“Besok kami akan menentukan kesimpulan yang terkait dengan itu.kalau ada
penipuan, kosnpirasi jadi rekomendasi kami nanti. Tapi,ini mmperkuat dugaan BPK ada
penyimpangan,” kata Idrus yang juga menjabat Ketua Pansus Angket Kasus Bank Century.
(IDW).
2. Nama dipinjam atasan dan mendapat transfer uang sebesar Rp2 Miliar (alasan
deposan Bank Century dihadapan pansus). Bagaimana tanggapan Anda? Diskusikan.
Jawab : Menurut tanggapan saya mengenai hal ini dapat diketahui dari jawaban
Kasena yang mana mengenai siapa nama atasan yang menitipkan dana
sebesar itu kepada bawahannya. Tetapi dengan dalih khawatir melanggar
aturan kerahasiaan bank, Kasena pun menolak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh Maruarar Sirait, anggota Pansus Century dari F-PDIP. Namun
pada awalnya, Kasena Pandi, nasabah Bank Century mengakui kepada Tim
Investigasi Lapangan Pansus Angket Kasus Bank Century bahwa ia mengaku
tertarik menjadi deposan Bank Century karena bunga yang besar. Hanya satu
bulan saja sudah menjadi deposan. Dana itu didapat dengan cara transfer dari
nasabah lain ke rekeningnya. Dan Ia enggan menyebut siapa nasabah lain
yang dimaksudnya. Setelah terus dicecar Maruarar Sirait anggota Pansus,
Kasena baru mengaku bahwa namanya hanya dipinjam. Ia pun mengoreksi
ucapannya bahwa alasan bunga sebagai ketertarikannya menjadi deposan
Century. Dan pada akhirnya mengakui dan menyebutkan nama atasannya
tersebut. Seharusnya Kasena dari awal lebih baik berterus terang kepada Tim
Investigasi Lapangan Pansus Angket Kasus Bank Century untuk
mempermudah penyelidikan. Bukan malah berbohong dan menutupi yang
sebenarnya terjadi, dan akhirnya juga ketahuan.
3. Apa yang perlu diwaspadai oleh pansus terhadap masalah Century di atas?
Jawab : Menurut pendapat saya hal yang perlu diwaspadai adalah adanya
keterlibatan orang – orang yang memiliki kepentingan politik. Dalam hal
ini waspada sangat penting karena kasus Bank Century sangat didominasi
politik dan orang-orang yang menjadi anggota panitia hak angket tentunya
mempunyai tujuan tertentu untyk kepentingan kelompok politiknya. Jika
panitia hak angket itu didominasi oleh orang – orang yang seperti ini,
maka kerja panitia hak angket akan sia-sia dan apa yang menjadi harapan
rakyat tidak bisa terpenuhi. Artinya, siapapun yang bertugas dalam proses
pencairan dan pemanfaatan dana ini harus bertanggungjawab di depan
hukum, tanpa memandang jabatan seseorang.