Analisis Karya Tulis Ilmiah "Model Komunikasi Kiai Di Perguruan Tinggi" Sesuai EYD V
Analisis Karya Tulis Ilmiah "Model Komunikasi Kiai Di Perguruan Tinggi" Sesuai EYD V
Rayanun Rizkiyyah
STKIP PGRI
Sumenep
rayyanunrzkyh20@gmail.com
Abstract
The discussion in this paper is about analyzing a scientific paper from Dr. Iwan
Kuswandi, M.Pd.I entitled "Kiai Communication Model in Higher Education". The paper
will be analyzed and adapted to the EYD V and also the KBBI. A scientific paper that will be
read by many people must have very good writing ethics and in accordance with the rules or
regulations that have been listed in EYD V, a scientific paper writing is very influential for
readers who will not only read the contents later. only, but also examines the structure of the
writing of the Scientific Paper. The purpose of this Scientific Writing analysis is to find out
and adjust the suitability and errors of Scientific Writing according to EYD edition V, both in
terms of the use of spelling, both in the use of letters, writing words, using punctuation
marks, writing absorption elements and many more. The analytical strategy used by the
author is to pay attention to one object at a time, analyzing the suitability and incompatibility
of objects with EYD edition 5. It would be better when making or writing a scientific paper
must be guided by the existing rules, so that the scientific paper that has been made is
assessed with perfect.
Keywords: analysis, suitability, EYD V, Scientific Writing
Abstrak
Pembahasan yang ada dalam tulisan ini tentang mengalasis sebuah Karya Tulis ilmiah
dari Dr. Iwan Kuswandi, M.Pd.I yang Berjudul “Model Komunikasi Kiai Di Perguruan
Tinggi”. Karya tulis tersebut akan dianalisis dan disesuaikan dengan EYD V dan juga KBBI.
Sebuah karya Tulisa Ilmiah yang nantinya akan dibaca oleh banyak orang harus mmeiliki
etika penulisan yang sangat baik dan sesuai dengan kaidah atau aturan-aturan yang sudah
tercantum di EYD V, sebuah penulisan Karya Tulis Ilmiah sangatlah berpengaruh bagi para
pembaca yang nantinya bukan hanya akan membaca isinya saja, tetapi juga meneliti
bagaiamana struktur kepenulisan Karya Tulis Ilmiah Tersebut. Tujuan dari analisis karya
Tulis Ilmiah ini yaitu untuk mengetahui dan menyesuaikan kesesuaian dan kesalahan Karya
Tulis Ilmiah menurut EYD edisi V, baik dari segi penggunaan ejaan, baik dalam penggunaan
huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, penulisan unsur serapan dan masih banyak
lagi. Strategi analisis yang digunakan penulis yaitu dengan memperhatikan satu persatu
objek, menganalisis keseuaian dan ketidak sesuaian objek dengan EYD edisi 5. Alangkah
lebih bainya ketika membuat atau menulis sebuah Karya Tulis Ilmiah harus berpedoman pada
aturan yang ada, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang sudah dibuat dinilai dengan sempurna.
Kata Kunci: Analisis, Kesesuaian, EYD V, Karya Tulis Ilmiah.
Pendahuluan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah salah satu hasil berfikir dan meneliti sebuah studi
kasus yang pada akhirnya akan menghasilkan upaya solusi dalam memecahkan masalah.
Dalam penyusunan KTI ada beberapa aturan tulisan yang harus diperhatikan. Salah satunya
yaitu penggunaan bahasa yang tepat dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang baku. Penggunaan bahasa yang tepat dan benar sangat memengaruhi kata yang akan
tersusun menjadi sebuah kalimat yang sempurna. Pemilihan kata yang tepat dapat membuat
sebuah karya tulis yang mudah dipahami dan menjadikan tulisan tersebut memiliki nilai
tersendiri. Namun pada dasarnya banyak sekali masyarakat atau bahkan pelajar yang
kebingungan dengan bagaimana struktur ejaan kepenulisan yang baik dan benar.
Bukan hanya itu, masyarakat dan pelajar seringkali kurang memperhatikan kebenaran
dari sebuah tulisan sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) edisi V. Dengan
latar belakang tersebut, penulis mencoba mengamati kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia
khususnya pada beberapa kesalahan ejaan yang sering penulis temukan dengan rujukan
beberapa buku dan sumber dari internet. Pada penelitian ini, penulis memberi judul analisis
ini dengan judul “Kesesuaian dan Ketidak Sesuaian Karya Tulis Ilmiah dengan EYD Edisi
V”.
Pembahasan
A. Penggunaan huruf
1. Gabungan Huruf Vokal
Monoftong
Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu
yang dilafalkan [ɘ].
Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au,
ei, dan oi.
2. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.
3. Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau
huruf pertama kata tugas dari.
Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan
dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan
serta singkatan nama Tuhan.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang dan
gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan
sebagai sapaan.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku,
bahasa, dan aksara.
Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang
berupa bentuk dasar kata turunan.
Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis dengan
huruf noncapital.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
nonkapital.
Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan
huruf noncapital.
Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata tugas.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media
massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama
pangkat.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
4. Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu,
judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
dan bahasa asing.
5. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.
B. Penulisan kata
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis secara mandiri.
2. Kata Turunan
Kata Berimbuhan :
a) Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
b) Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu pada konsep
keilmuan tertentu.
c) Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
d) Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
e) Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama
atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Bentuk Ulang
a) Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antaraunsur-unsurnya.
b) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Gabungan Kata
a) Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
c) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
d) Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
e) Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
3. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu, Monoftong eu tidak dipenggal, Diftong ai,
au, ei, dan oi tidak dipenggal, Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan
(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya
dilakukan sebelum huruf konsonan itu, Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf
konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan
itu, Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut :
Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya, pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar, pemenggalan kata yang
mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata dasar, pemenggalan kata yang
menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
kata tersebut.
Singkatan tidak dipenggal.
4. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
5. Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung ditulis serangkai.
Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
6. Singkatan
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap
unsur singkatan itu.
Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen
atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital.
7. Angka dan Bilangan
Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan atau
nomor.
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas,
isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.
Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata
didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan
kalimatnya.
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya
lebih mudah dibaca.
Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar.
Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci
Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundangundangan, akta,
dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundangundangan, akta,
dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan awalan ke-
dan angka Arab, atau huruf.
Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau
kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf secara
serangkai.
8. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -
ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain.
9. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan.
Kesimpulan
Dari hasil analisis yang penulis lakukan terdapat beberapa kesalah penulisan ejaan
yang ditemukan, seperti penggunaan huruf kapital yang kurang tepat, kekeliruan
penggunaan huruf yang benar, serta beberapa kata yang masih belum baku namun
digunakan, namun ada pula yang memang sudah tepat dan sesuai dengan EYD V yang
penulis temukan.
Daftar Pustaka
Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa. 2022. EJAAN BAHASA
YANGDISEMPURNAKAN Nomor 0424/1/BS.00.01 /2022. Kementrian Pendidikan,
budaya, riset, dan teknologi, Jakarta. 75 hal.
JS. Badudu, Js. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
JS. Badudu, Js. 1996. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Cet.2. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.