Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KARYA TULIS ILMIAH “ MODEL KOMUNIKASI KYAI DI

PERGURUAN TINGGI “SESUAI EYD EDISI V


Putri Akmalia
STKIP PGRI
Sumenep
putriaqmalia2002@gmail.com

Rayanun Rizkiyyah
STKIP PGRI
Sumenep
rayyanunrzkyh20@gmail.com

Abstract
The discussion in this paper is about analyzing a scientific paper from Dr. Iwan
Kuswandi, M.Pd.I entitled "Kiai Communication Model in Higher Education". The paper
will be analyzed and adapted to the EYD V and also the KBBI. A scientific paper that will be
read by many people must have very good writing ethics and in accordance with the rules or
regulations that have been listed in EYD V, a scientific paper writing is very influential for
readers who will not only read the contents later. only, but also examines the structure of the
writing of the Scientific Paper. The purpose of this Scientific Writing analysis is to find out
and adjust the suitability and errors of Scientific Writing according to EYD edition V, both in
terms of the use of spelling, both in the use of letters, writing words, using punctuation
marks, writing absorption elements and many more. The analytical strategy used by the
author is to pay attention to one object at a time, analyzing the suitability and incompatibility
of objects with EYD edition 5. It would be better when making or writing a scientific paper
must be guided by the existing rules, so that the scientific paper that has been made is
assessed with perfect.
Keywords: analysis, suitability, EYD V, Scientific Writing

Abstrak

Pembahasan yang ada dalam tulisan ini tentang mengalasis sebuah Karya Tulis ilmiah
dari Dr. Iwan Kuswandi, M.Pd.I yang Berjudul “Model Komunikasi Kiai Di Perguruan
Tinggi”. Karya tulis tersebut akan dianalisis dan disesuaikan dengan EYD V dan juga KBBI.
Sebuah karya Tulisa Ilmiah yang nantinya akan dibaca oleh banyak orang harus mmeiliki
etika penulisan yang sangat baik dan sesuai dengan kaidah atau aturan-aturan yang sudah
tercantum di EYD V, sebuah penulisan Karya Tulis Ilmiah sangatlah berpengaruh bagi para
pembaca yang nantinya bukan hanya akan membaca isinya saja, tetapi juga meneliti
bagaiamana struktur kepenulisan Karya Tulis Ilmiah Tersebut. Tujuan dari analisis karya
Tulis Ilmiah ini yaitu untuk mengetahui dan menyesuaikan kesesuaian dan kesalahan Karya
Tulis Ilmiah menurut EYD edisi V, baik dari segi penggunaan ejaan, baik dalam penggunaan
huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, penulisan unsur serapan dan masih banyak
lagi. Strategi analisis yang digunakan penulis yaitu dengan memperhatikan satu persatu
objek, menganalisis keseuaian dan ketidak sesuaian objek dengan EYD edisi 5. Alangkah
lebih bainya ketika membuat atau menulis sebuah Karya Tulis Ilmiah harus berpedoman pada
aturan yang ada, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang sudah dibuat dinilai dengan sempurna.
Kata Kunci: Analisis, Kesesuaian, EYD V, Karya Tulis Ilmiah.
Pendahuluan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah salah satu hasil berfikir dan meneliti sebuah studi
kasus yang pada akhirnya akan menghasilkan upaya solusi dalam memecahkan masalah.
Dalam penyusunan KTI ada beberapa aturan tulisan yang harus diperhatikan. Salah satunya
yaitu penggunaan bahasa yang tepat dan benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang baku. Penggunaan bahasa yang tepat dan benar sangat memengaruhi kata yang akan
tersusun menjadi sebuah kalimat yang sempurna. Pemilihan kata yang tepat dapat membuat
sebuah karya tulis yang mudah dipahami dan menjadikan tulisan tersebut memiliki nilai
tersendiri. Namun pada dasarnya banyak sekali masyarakat atau bahkan pelajar yang
kebingungan dengan bagaimana struktur ejaan kepenulisan yang baik dan benar.
Bukan hanya itu, masyarakat dan pelajar seringkali kurang memperhatikan kebenaran
dari sebuah tulisan sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) edisi V. Dengan
latar belakang tersebut, penulis mencoba mengamati kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia
khususnya pada beberapa kesalahan ejaan yang sering penulis temukan dengan rujukan
beberapa buku dan sumber dari internet. Pada penelitian ini, penulis memberi judul analisis
ini dengan judul “Kesesuaian dan Ketidak Sesuaian Karya Tulis Ilmiah dengan EYD Edisi
V”.
Pembahasan
A. Penggunaan huruf
1. Gabungan Huruf Vokal
 Monoftong
Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu
yang dilafalkan [ɘ].
 Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au,
ei, dan oi.
2. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.
3. Huruf Kapital
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
 Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
 Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai awal nama atau
huruf pertama kata tugas dari.
 Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang berkaitan
dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan
serta singkatan nama Tuhan.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang dan
gelar akademik yang mengikuti nama orang.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan
sebagai sapaan.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku,
bahasa, dan aksara.
 Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara yang
berupa bentuk dasar kata turunan.
 Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
 Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis dengan
huruf noncapital.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
 Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf
nonkapital.
 Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan
huruf noncapital.
 Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata tugas.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur bentuk
ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media
massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama
pangkat.
 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau ungkapan lain (termasuk unsur
bentuk ulang utuh) yang digunakan sebagai sapaan.
4. Huruf Miring
 Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu,
judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
 Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
 Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
dan bahasa asing.
5. Huruf Tebal
 Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
 Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.

B. Penulisan kata
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis secara mandiri.
2. Kata Turunan
 Kata Berimbuhan :
a) Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya.
b) Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu pada konsep
keilmuan tertentu.
c) Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
d) Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
e) Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama
atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
 Bentuk Ulang
a) Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antaraunsur-unsurnya.
b) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
 Gabungan Kata
a) Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
c) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
d) Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.
e) Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
3. Pemenggalan Kata
 Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu, Monoftong eu tidak dipenggal, Diftong ai,
au, ei, dan oi tidak dipenggal, Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan
(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya
dilakukan sebelum huruf konsonan itu, Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf
konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan
itu, Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
 Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut :
Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya, pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar, pemenggalan kata yang
mendapat sisipan dilakukan seperti pada kata dasar, pemenggalan kata yang
menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
 Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
 Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
kata tersebut.
 Singkatan tidak dipenggal.
4. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
5. Partikel
 Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung ditulis serangkai.
 Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
6. Singkatan
 Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap
unsur singkatan itu.
 Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
 Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.
 Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen
atau surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
 Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
 Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau gabungan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital.
7. Angka dan Bilangan
 Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan atau
nomor.
 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.
 Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas,
isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.
 Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata
didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan
kalimatnya.
 Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya
lebih mudah dibaca.
 Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar.
 Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci
 Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundangundangan, akta,
dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
 Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundangundangan, akta,
dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
 Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan awalan ke-
dan angka Arab, atau huruf.
 Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
 Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau
kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
 Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf secara
serangkai.
8. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
 Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -
ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
 Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata yang lain.
9. Kata Sandang si dan sang
 Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
 Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama Tuhan.

C. Penggunaan tanda baca


1. Tanda Titik (.)
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan; untuk mengakhiri pernyataan
lengkap yang diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul baru;
Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar, perincian, tabel,
atau bagan; Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret nomor
dalam perincian; Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam perincian; Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu
digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar; Tanda titik digunakan
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu; Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah; Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah; Tanda titik tidak digunakan pada
akhir judul dan subjudul; Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat
serta tanggal surat.
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau
bilangan; Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,
dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan; Tanda koma digunakan untuk
memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat; Tanda koma tidak digunakan
jika induk kalimat mendahului anak kalimat; Tanda koma digunakan di belakang kata
atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian; Tanda koma digunakan sebelum
dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak; Tanda koma digunakan untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat; Tanda koma tidak digunakan untuk
memisahkan petikan langsung yang diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian
kalimat yang mengikutinya; Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b)
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang
ditulis berurutan; Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat
atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat kami), dan nama
jabatan penanda tangan surat; Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan
gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
nama keluarga, atau nama marga; Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka; Tanda koma digunakan untuk
mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi; Tanda koma dapat digunakan di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah
pengertian.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk; Tanda titik koma digunakan pada
bagian perincian yang berupa frasa verbal; Tanda titik koma digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda
koma; Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber kutipan.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti
perincian atau penjelasan; Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan
itu merupakan bagian dari kalimat lengkap; Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau
frasa yang memerlukan pemerian; Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan; Tanda titik dua digunakan di
antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c)
judul dan anak judul suatu karangan; Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu; Tanda titik dua
digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang menyatakan perbandingan dalam
bentuk angka.
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian
baris; Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang; Tanda hubung
digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan
angka, (b) menyambung huruf dalam kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan
skor pertandingan; Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan; Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda, yaitu
di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan angka; Tanda hubung
tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah
huruf; Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah, bahasa asing; Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau
bentuk terikat yang menjadi objek bahasan; Tanda hubung digunakan untuk menandai
dua unsur yang merupakan satu kesatuan.
6. Tanda Pisah (—)
Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat; Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling menggantikan dengan
bagian yang dijelaskan; Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari,
bulan, tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
7. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya; Tanda tanya digunakan di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
8. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan kekaguman,
kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.
9. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan
ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan; Tanda elipsis digunakan untuk
menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog; Tanda elipsis digunakan untuk menandai
jeda dalam tuturan yang dituliskan; Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda
baca akhir kalimat berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
10. Tanda Petik ("…")
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain; Tanda petik digunakan untuk mengapit
judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah,
atau tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat; Tanda petik digunakan untuk
mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
11. Tanda Petik Tunggal ('…')
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain; Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau penjelasan
kata atau ungkapan.
12. Tanda Kurung ((…))
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau
padanan kata asing; Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian utama kalimat; Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang
keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan; Tanda kurung
digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai penanda perincian yang ditulis ke
samping atau ke bawah di dalam kalimat.
13. Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain; Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
14. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan
masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim; Tanda garis miring digunakan sebagai
pengganti kata dan, atau, serta setiap; Tanda garis miring dapat digunakan untuk
mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
15. Tanda Apostrof (’)
Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Hasil analisis

No Kata yang salah Alasan Pembenaran Kata


1. Kyai (hal Menurut EYD V pembahasan poin Kiai
3,4,6,7,8,9,10,11,12,1 8 dan 9.penulisan kata kyai yang
3 dan 14) baku yaitu “Kiai” dan
menggunakan huruf depan kapital.
2. pesantren ( hal 9,10,11 Menurut EYD V pembahasan poin Pesantren
dan 13 ) 20 penulisan kata pesantren
menggunakan huruf depan kapital
karna termasuk ke dalam lembaga.
3. ustad ( hal 11 dan 12 ) Menurut EYD V poin 9 untuk Ustadz
penulisan nama gelar kehormatan,
keagamaan,itu ditulis dengan huruf
depan kapital.
4. ta’aruf (Perkenalan) Menurut EYD V kata tersebut Ta’aruf (Perkenalan)
hal 12 kurang tepat dalam penulisan kata
dalam tanda petik seharusnya
menggunakan huruf awal kapital
“Ta’aruf”
5. Pada pembahasan Poin ke 2 “ model komunikasi “Model komunikasi
kesimpulan model interaktif “ itu menggunakan tanda interaktif “ setelah itu
komunikasi yang titik, dan itu kurang tepat dalam menggunakan tanda
digunakan oleh Kiai EYD V . tanda koma dapat koma,
IDIA digunakan dibelakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat
untuk menghindari salah
pengertian.
6. Penulisan artikel Menurut EYD V Huruf kapital Sudah tepat dan sesuai
Model Komunikasi digunakan sebagai huruf pertama EYD V yang dijelaskan
Kiai di Perguruan unsur nama orang termasuk julukan di pembahasan huruf
Tinggi (hal 9 dan 10) kapital pada poin ke 2
7. Kata anda dalam Menurut EYD V huruf kapital Sudah tepat dan sesuai
artikel (hal 10) digunakan sebagai huruf pertama EYD V yang dijelaskan
kata petunjuk hubungan di pembahasan huruf
kekerabatan. kapital pada poin ke 23
8. Penulisan artikel nama MenurutEYD V Huruf kapital Sudah tepat dan sesuai
“ Pondok Pesantren Al digunakan sebagai huruf pertama EYD V yang dijelaskan
– Amien Prenduan “ ( semua kata seperti nama di pembahasan huruf
hal 12 ) negara,lembaga, badan organisasi kapital pada poin ke 20
dll.
9 Disetiap awal paragraf Menurut EYD V huruf kapital Sudah tepat dan sesuai
dalam artikel Model digunakan sebagai huruf pertama EYD V pada poin 1
Komunikasi Kiai di awal kalimat
Perguruan Tinggi
menggunakan huruf
kapital

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang penulis lakukan terdapat beberapa kesalah penulisan ejaan
yang ditemukan, seperti penggunaan huruf kapital yang kurang tepat, kekeliruan
penggunaan huruf yang benar, serta beberapa kata yang masih belum baku namun
digunakan, namun ada pula yang memang sudah tepat dan sesuai dengan EYD V yang
penulis temukan.
Daftar Pustaka
Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa. 2022. EJAAN BAHASA
YANGDISEMPURNAKAN Nomor 0424/1/BS.00.01 /2022. Kementrian Pendidikan,
budaya, riset, dan teknologi, Jakarta. 75 hal.
JS. Badudu, Js. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
JS. Badudu, Js. 1996. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Cet.2. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 

Anda mungkin juga menyukai