Ada dua kemungkinan penghapusan perlengkapan sekolah, yaitu dimusnahkan dan dilelang.
Pemusnahan dilakukan terhadap berbagai jenis barang yang sudah tidak laku lagi. Penghapusan
barang inventaris dengan cara pemusnahan menurut Barnawi dan Arifin (2012), adalah
penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu, penghapusan dibuat dengan perencanaan
yang matang dan dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan
kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang apa yang hendak disingkirkan.
Menyampaikan berita acara ke atasan/menteri sehingga dikeluarkan keputusan penghapusan;
Pelelangan ditujukan kepada barang-barang yang mungkin masih laku dilelang. Apabila melalui
lelang, yang berhak melelang adalah kantor lelang setempat. Sedangkan hasil lelangnya menjadi
milik negara. Penghapusan barang inventaris dengan cara lelang merupakan penghapusan
barang-barang sekolah melalui Kantor Lelang Negara. Menurut Barnawi dan Arifin (2012)
prosesnya sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Pendidikan membentuk panitia penjualan barang;
2. Melaksanakan sesuai dengan prosedur lelang yang telah ditetapkan;
3. Mengikuti acara pelelangan;
4. Kantor lelang membuat “Risalah Lelang” dengan mencantumkan banyaknya, nama
barang, dan keadaan barang yang dilelang;
5. Uang hasil lelang, disetorkan ke kas negara selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah hari
lelang;
6. Biaya lelang dan lain-lain menjadi beban pembeli.
1. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang yang rusak, tua,dan atau barang
berlebih. Adapun langkah-langkah penghapusan barangberdasarkan barang rusak, tua, dan
berlebih adalah sebagai berikut:
a. Pengurus barang menyusun daftar barang-barang yang akandiusulkan untuk dihapuskan.
b. Barang-barang yang telah masuk dalam daftar usulan
penghapusanditempatkan/dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang telahditetapkan
oleh satuan kerja pengurus barang.
c. Pimpinan pengurus barang (UPB) menunjuk panitia penghapusan yang memiliki
kualifikasi ahli/kompeten atau mengetahui tentangkeadaan barang yang akan dihapuskan.
d. Dibuatkan berita acara hasil pemeriksaan dan penilaian, baik teknismaupun ekonomis.
e. Jika barang memiliki karakteristik tertentu panitia berkonsultasi kepejabat eksternal yang
berwewnang.
f. Jika usulan sudah lengkap pejabat UPB membuat usulan penghapusan ke satuan
organisasi yang lebih tinggi, misalnya Rektor mengusulkan ke Kementerian Riset
Teknologi dan PendidikanTinggi c.q. Biro Perlengkapan Direktorat.
g. Jika semua persyaratan sudah memperoleh persetujuan darikementerian, maka menteri
menerbitkan Surat KeputusanPenghapusan.
h. Pelaksanaan penghapusan.
2. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang mati/cacat,khususnya hewan dan
tanaman. Adapun langkah-langkah sebagaiberikut:
a. Melakukan pengecekan tentang keadaan hewan/tanaman yangdiusulkan
untuk dihapuskan.
b. Mengundang pemerintah setempat (Pamong Projo) untuk ikutmenyaksikan
teknis pemusnahannya.
c. Membuat berita acara pelaksanaan penghapusan.
3. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang hilang, dicuri,dirampok, terbakar.
Tata cara penghapusan barang-barang yang hilang,dicuri dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pimpinan unit membuat laporan dilengkapi berita acara pemeriksaandengan
dilampiri pemeriksaan pendahuluan.
b. Pimpinan unit melaporkan kejadian tersebut ke pimpinan unit utama(pimpinan tertinggi)
dalam organisasi kepala dinas/rektor, yangselanjutnya dilaporkan ke satuan organisasi di
atasnya menteri c.q.biro perlengkapan.
c. Pimpinan unit wajib melaporkan ke kepolisian negara.
d. Kepolisian negara membuat berita acara peristiwa.
e. Selambat-lambatnya 3 bulan setelah berita acara pelaporankepolisian negara telah
melakukan penyelidikan.