Anda di halaman 1dari 5

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari

pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara


lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan
prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk
kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Penghapusan sebagai salah satu
fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus mempertimbangkan
alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai
pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan persekolahan.
Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana
Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau
rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007


mengemukakan bahwa, penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk hal-
hal berikut:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau
rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi;
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris;
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi;
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.
Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan
penyampaian materi pelajaran. Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan.
C. Persyaratan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan
Pendidikan di sekolahnya. Namun, perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi syarat-
syarat penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Menurut Imron dalam Nurabadi, (2014) menyatakan bahwa, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi agar barang-barang di sekolah dapat dihapus, yaitu sebagai
berikut:
1. Barang-barang tersebut diklasifikasikan mengalami kerusakan berat sehingga dipandang
tidak dapat dimanfaatkan lagi;
2. Barang-barang yang akan dihapus tersebut sudah dipandang tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan;
3. Barang-barang di sekolah tersebut sudah dipandang kuno sehingga kalau digunakan
sudah tidak efektif dan efisien lagi;
4. Barang-barang tersebut, menurut aturan tertentu, terkena larangan;
5. Barang-barang tersebut mengalami penyusutan yang berada di luar kekuasaan pengurus
barang;
6. Barang-barang tersebut jumlahnya melebihi kapasitas sehingga tidak dipergunakan lagi;
7. Barang-barang yang dari segi utilitasnya tidak seimbang dengan kerumitan
pemeliharaannya;
8. Barang-barang yang dicuri
9. Barang-barang yang diselewengkan
10. Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam.

D. Prosedur Penghapusan Saran dan Prasarana Pendidikan


Apabila di sekolah terdapat barang-barang perlengkapan yang mmenuhi persyaratan untuk
dihapus, maka Kepala Sekolah dapat melakukan penghapusan terhadap barang-barang tersebut.
Menurut Minarti (2011) mengemukakan bahwa, ada beberapa cara dalam penghapusan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah salah satunya adalah penglelangan dan pemusnahan.
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dengan cara lelang adalah menghapus
dengan menjual barang-barang sekolah melalui Kantor Lelang Negara. Sedangkan, cara lain
adalah dengan pemusnahan.
Penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu, penghapusan dibuat dengan perencanaan
yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang
apa yang hendak dihapuskan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
langkah-langkah penghapusan perlengkapan Pendidikan di sekolah, adalah sebagai berikut.
1. Kepala sekolah (bisa dengan menunjuk seseorang) mengelompokkan perlengkapan yang
akan dihapus dan meletakkannya di tempat yang aman namun tetap didalam sekolah.
2. Menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus tersebut dengan cara mencatat jenis,
jumlah dan tahun pembuatan perlengkapan tersebut.
3. Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan pembentukan panitia
penghapusan, yang dilampiri dengan data barang yang rusak (yang akan dihapusnya) ke
Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
4. Setelah SK penghapusan dari Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten terbit,
selanjutnya panitia penghapusan segera bertugas, yaitu memeriksa kembali barang yang
rusak berat, biasanya dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan.
5. Begitu selesai melakukan pemeriksaan, panitia mengusulkan penghapusan barang
biasanya perlu adanya pengantar dari kepala sekolahnya. Usulan itu lalu diteruskan ke
kantor pusat di Jakarta.
6. Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Jakarta datang, bisa segera dilakukan
penghapusan terhadap barang-barang tersebut.
Manakala manajer Pendidikan di sekolah bermaksud untuk melakukan penghapusan terhadap
berbagai barang yang ada di sekolah, menurut Imron (2004) yang dikutip oleh Nurabadi (2014)
hendaknya menempuh beberapa prosedur sebagai berikut:
1. Manajer Pendidikan membentuk tim penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan;
2. Tim penghapusan sarana Pendidikan diberikan mandat untuk mengidentifikasi jenis-jenis
barang yang akan dihapuskan;
3. Berdasarkan hasil identifikasi atas sarana dan prasarana Pendidikan tersebut, tim
kemudian mengumpulkan sarana dan prasarana penddikan yang akan dihapus pada suatu
tempat;
4. Sarana dan prasarana yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian diinvestarisasi dengan
cara mencatat jenisnya, jumlahnya, tahun pembuatannya, tahun anggarannya dan sumber
dananya;
5. Manajer Pendidikan mengajukan usulan penghapusan ke instansi yang berada di atasnya,
yang dilampiri dengan barang yang akan dihapus. Setelah usulan disetujui, yang ditandai
dengan keluarnya Surat Keputusan Penghapusan, tim yang ditunjuk tersebut memeriksa
kembali barang-barang yang dihapus, dan mencatatnya dalam Berita Acara Penghapusan.
Tim yang ditunjuk melakukan penghapusan.

Ada dua kemungkinan penghapusan perlengkapan sekolah, yaitu dimusnahkan dan dilelang.
Pemusnahan dilakukan terhadap berbagai jenis barang yang sudah tidak laku lagi. Penghapusan
barang inventaris dengan cara pemusnahan menurut Barnawi dan Arifin (2012), adalah
penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu, penghapusan dibuat dengan perencanaan
yang matang dan dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan
kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang apa yang hendak disingkirkan.
Menyampaikan berita acara ke atasan/menteri sehingga dikeluarkan keputusan penghapusan;
Pelelangan ditujukan kepada barang-barang yang mungkin masih laku dilelang. Apabila melalui
lelang, yang berhak melelang adalah kantor lelang setempat. Sedangkan hasil lelangnya menjadi
milik negara. Penghapusan barang inventaris dengan cara lelang merupakan penghapusan
barang-barang sekolah melalui Kantor Lelang Negara. Menurut Barnawi dan Arifin (2012)
prosesnya sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Pendidikan membentuk panitia penjualan barang;
2. Melaksanakan sesuai dengan prosedur lelang yang telah ditetapkan;
3. Mengikuti acara pelelangan;
4. Kantor lelang membuat “Risalah Lelang” dengan mencantumkan banyaknya, nama
barang, dan keadaan barang yang dilelang;
5. Uang hasil lelang, disetorkan ke kas negara selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah hari
lelang;
6. Biaya lelang dan lain-lain menjadi beban pembeli.

Pelaksanaan penghapusanhendaknya menggunakan prinsip-prinsip kehati-hatian, keadilan,


dankebenaran faktawi. Dalam melaksanakan penghapusan dikenal ada 4 jenis,yaitu:

1. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang yang rusak, tua,dan atau barang
berlebih. Adapun langkah-langkah penghapusan barangberdasarkan barang rusak, tua, dan
berlebih adalah sebagai berikut:
a. Pengurus barang menyusun daftar barang-barang yang akandiusulkan untuk dihapuskan.
b. Barang-barang yang telah masuk dalam daftar usulan
penghapusanditempatkan/dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang telahditetapkan
oleh satuan kerja pengurus barang.
c. Pimpinan pengurus barang (UPB) menunjuk panitia penghapusan yang memiliki
kualifikasi ahli/kompeten atau mengetahui tentangkeadaan barang yang akan dihapuskan.
d. Dibuatkan berita acara hasil pemeriksaan dan penilaian, baik teknismaupun ekonomis.
e. Jika barang memiliki karakteristik tertentu panitia berkonsultasi kepejabat eksternal yang
berwewnang.
f. Jika usulan sudah lengkap pejabat UPB membuat usulan penghapusan ke satuan
organisasi yang lebih tinggi, misalnya Rektor mengusulkan ke Kementerian Riset
Teknologi dan PendidikanTinggi c.q. Biro Perlengkapan Direktorat.
g. Jika semua persyaratan sudah memperoleh persetujuan darikementerian, maka menteri
menerbitkan Surat KeputusanPenghapusan.
h. Pelaksanaan penghapusan.
2. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang mati/cacat,khususnya hewan dan
tanaman. Adapun langkah-langkah sebagaiberikut:
a. Melakukan pengecekan tentang keadaan hewan/tanaman yangdiusulkan
untuk dihapuskan.
b. Mengundang pemerintah setempat (Pamong Projo) untuk ikutmenyaksikan
teknis pemusnahannya.
c. Membuat berita acara pelaksanaan penghapusan.
3. Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang hilang, dicuri,dirampok, terbakar.
Tata cara penghapusan barang-barang yang hilang,dicuri dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pimpinan unit membuat laporan dilengkapi berita acara pemeriksaandengan
dilampiri pemeriksaan pendahuluan.
b. Pimpinan unit melaporkan kejadian tersebut ke pimpinan unit utama(pimpinan tertinggi)
dalam organisasi kepala dinas/rektor, yangselanjutnya dilaporkan ke satuan organisasi di
atasnya menteri c.q.biro perlengkapan.
c. Pimpinan unit wajib melaporkan ke kepolisian negara.
d. Kepolisian negara membuat berita acara peristiwa.
e. Selambat-lambatnya 3 bulan setelah berita acara pelaporankepolisian negara telah
melakukan penyelidikan.

4. Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan hal-halkhusus dilakukan dengan


4 cara, yaitu:
a. Dihadiahkan atau dihibahkan. Penghapusan dengan cara ini seringdilakukan oleh
pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang-barang tersebut secara teknis dan
ekonomis malih sangat layakdigunakan.
b. Barang rusak/hilang dihapuskan karena terjadinya bencana alamseperti; gempa bumi,
banjir, dan angin topan yang mengakibatkansemua barang rusak berat dan kehilangan
fungsinya.
c. Barang rusak/hilang dihapuskan karena terjadinya huru-hara atau demonstrasi

Anda mungkin juga menyukai