Sarana dan Prasarana yang sudah habis masa pakainya atau karena sudah ketinggalan
teknologi tidak akan memberi manfaat optimal bagi organisasi perlu segera dilakukan
penghapusan. Apalagi rusak berat, maka harus masuk dalam program penghapusan pengertian
Penghapusan Menurut Beberapa Ahli:
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan atau memusnahkan barang tidak layak
pakai dan sudah tidak memiliki nilai guna dan dimana biaya pemeliharaan dari sarpras kantor
lebih besar dan biaya penghapusan sarpras kantor yang dilakukan oleh tim penghapusan/ orang
yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang memiliki tujuan
umum untuk membebaskan ruang dari penumpukan barang.
1
B. Tujuan dan pungsi penghapusan sarana dan prasarana
Penghapusan pralatan kantor adalah usaha penghapusan barang-barang milik sebuah kantor
dari dalam daftar inventarisasi berdasarkan peraturan yang berlaku. Fungsi penghapusan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membatasi kerugian /pemborosan biaya untuk pemeliharaan/ perbaikan, pengamanan
barang-barang yang semakin buruk kondisinya,barang yang berlebihan dan tau barang
lainnya yang tidak dapat digunakan lagi.
b. Meringankan kerja pelaksanaan inventaris
c. Membebaskan ruangan/ pekarangan kantor dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi.
d. Membebaskan suatu organisasi dari pengurusan dan pertanggung jawaban barang.
e. Menjadi penjagaan keamanan yang tidak bermanfaat untuk barang-barang yang tidak
terpakai karena rusak.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi dari pengelolaan sarana dan prasarana mempunyai
peran yang amat penting dari siklus pengelolaan sarana dan prasarana suatu organisasi.
(Depdikbud, 1983:1) menyatakan bahwa peranan penghapusan, meliputi:
a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membataasi kerugian/ pemborosan biaya untuk
memelihara/ perbaikan keamanan barang-barang yang semakin buruk kondisinya, barang-
barang berlebih, dan atau barang-barang lainnya yang tidak dapat dipergunakan lagi .
b. Meringankan kerja pelaksana inventaris.
c. Membebaskan ruang/ pekarangan kantor dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi.
d. Membebaskan suatu organisasi dari pengurusan dan pertanggung jawab barang.
2
2. Syarat penghapusan sarana dan Prasarana
Pelaksnaan penghapusan barang inventaris di tiap instansi dari pusat sampai daerah pada tiap
pemulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia peneliti/ penghapusan barang inventaris,
dengan keputusan untuk utama masing-masing memiliki unsur keuangan, perlengkapan dan
bidang teknis.
Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas untuk meneliti, menilai barang-
barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita secara, melaksanakan penghapusan
sampai melelang atau memusnahkan barang-barang inventaris tersebut.
Dalam pelaksanaan dikenal dua jenis, yaitu penghapusan melalui lelang dan penghapusan
melalui pemusnahan.
Menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara. Prosesnya sabagai
berikut:
a. Pembentukan Panitia penjualan oleh kepala dinas pendidikan ;
b. Melaksanakan sesuai dengan prosedur lelang;
c. Mengikuti acara pelelangan;
d. Pembuatan” Risalah Lelang” oleh kantor lelang dengan menyebut banyaknya nama barang,
keadaan barang yang dilelang;
e. Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke kas negara selambat- lambatnya 3 hari;
3
f. Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli;
g. Dengan perantaraan panitia lelang melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara dan
menyetorkan hasilnya ke kas negara setempat;
Pelaksanaan penghapusaan barang inventaris disetiap inventasi dari pusat sampai daerah
pada setiap pemulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia penelitian/penghapusan barang
inventaris, dengan penghasilan unit utama maasing-masing yang terdiri sekurang-kurangnya
tiga orang yang masing-masing mewakili unsur keuangan, perlengkapan dan bidang teknis.
Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas untuk meneliti,menilai barang-
barang yang ada dan perlu dihapuskan,membuat berita acara, melaksanakan penghapusan
sampai melelang dan memusnahkan barang-barang inventaris tersebut. Pelaksanaan
penghapusan hendaknya menggunakan prinsip-prinsip kehati-hatian, keadilan dan kebenaran
faktawi.
Langkah-langkah penghapusan barang berdasarkan barang rusak, tua dan berlebiihan adalah
sebagai berikut:
4
a. Setiap pengurus daftar barang inventaris yang akan diusulkan untuk dihapuskan kepada
pejabat yang berwenang.
b. Pengurus menghimpun atau meletakkan barang yang akan diusulkan untuk dihapuskan
tersebut pada tempat tertentu yang telah ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja.
c. Pengurus mengusulkan penghapusannya kepada unit utamanya masing-masing di daerah unit
I.
d. Unit utama membentuk panitia penghapusan barang.
e. Panitia memeriksa barang yang diusulkan untuk dihapuskan oleh unit kerja dan panitia
melaporkan nya kepada pimpinan unit utama disertai dengan usul/rekomendari penyelesaian.
f. Pimpinan unit utama meneliti barang yang diusulkan untuk dihapuskan.
g. Jika barang yang akan dihapuskan seperti barang tidak bergerak, biro perlengkapan akan
meminta persetujuan/ijin tertulis dari menteri keuangan disertakan kepada biro hukum
dengan dinas Depdiknas untuk dibuatkan surat keputusan (SK), didalam SK tersebut terdapat
cara penghapusnya seperti melalui lelang atau pemusnahan.
Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang hilang, dicuri, dirampok, terbakar.
Tata cara penghapusan barang-barang yang hilang, dicuri dengan langkah-langkah berikut:
a. Pimpinann unit membuat laporan dilengkapi berita acara pemeriksaan denan dilampiri
pemeriksaan pendahuluan.
b. Pimpinan unit melaporkan kejadian tersebut kepimpinan unit utama (Pimpinan Tertinggi )
dalam organisasi kelapa dinas/rector, yang selanjutnya dilaporkan ke satuan organisasi
diatasnya meneteri c.q.biro perlengkapan.
c. Pimpinan unit wajib melaporkan ke kepolisian negara.
d. Kepolisian negara membuat berita acara peristiwa.
e. Selambat-lambatnya 3 bulan setelah berita acara pelaporan kepolisian negara telah
melakukan penyelidikan.
1) Jika kuasa barang terbukti secara sah menyalahgunakan tugas dan tanggung jawabnya
penyelesaian dilimpahkan kepengadilan.
2) Jika kuasa barang tidak terbukti secara sah menyalahgunakan tugas dan tanggung
jawabnya penyelesaian dan dinilai hati-hati dan mengikuti petunjuk yang telah
ditetapkan maka yang bersangkutan dibebaskan dari segala tuduhan.
5
4. Penghapusan Barang Karena Hal Khusus
G. Landasan Hukum
Perubahan status hukum adalah setiap tindakan hukum dari pemerintah daerah yang
mengakibatkan terjadinya perubhan status hukum pemilikan atas barang. Perubahan status
hukum barang disebabkan oleh tiga hal,yaitu:
a. Penghapusan barang
b. Penjualan barang
c. Tuker Menuker
Pelaksanaan nya dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Pada prinsipnya penjualan
barang berdasarkan atas peraturan pemerintah tukar barang pada prinsipnya dapat dilaksanakan
dengan dasar peraturan menteri.
6
BAB 8
PENYIMPANAN DOKUMEN SARANA DAN PRASARANA
7
c. Barang yang disimpan dalam ruangan yang cukup ventilasi.
d. Barang yang disimpan di tempat yang memadai.
e. Barang yang disimpan rapi dengan kode yang telah ditentukan agar mudah dicari.
f. Barang yang disimpan harus terhindar dari sengatan matahari atau siraman air.
g. Barang yang disimpan di ruangan yang dapat dikunci.
h. Barang yang disimpan harus sudah dihitung dan dicatat dalam buku persediaan.
i. Barang yang biasanya dikeluarkan lebih baik cepat sebaiknya diletakkan di bagian terdepan,
sebaiknya barang yang dikeluarkan lebih lama disimpan lebih dalam.
8
e. Menarik kesimpulan mengenai keseluruhan sarana dan prasarana sekolah, apakah sudah
memenuhi standar minimal atau belum.
f. Melaporkan hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.
9
pendamping barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokkan dengan barang yang
dikirimkan. Dokumen yang diperlukan minimal dokumen pengiriman. (DN(Delivery Note),
DO (Delivery Order), Packing List atau Surat Jalan). Akan lebih baik jika dokumen
Pemesanan (PO-Purchase Order) dilampirkan juga.
3) Cara Penanganan Barang
Persyaratan Penanganan; kondisi khusus yang harus disiapkan pada saat barang tersebut
diterima. Apakah perlu ditangani pada suhu/temperatur khusus atau perlu dilakukan
penanganan khusus dikarenakan faktor beratnya, tingkat kesulitan atau masalah lainnya.
Tangani barang sesuai dengan siklus hidupnya:
o Suhu
o Kadaluwarsa
o Maksimal tumpukan
Gunakan peralatan yang sesuai
o Pallet
o Drum
o Forklit
Pahami aturan keselamatan
o Kimia
o Racun
o Meledak
Secara umum dapat dinyatakan bahwa penerimaan barang merupakan aktivitas
operasional gudang yang sangat penting karena merupakan awal dari penanganan barang.
Logika umum mengatakan bahwa penerimaan barang yang baik saja masih
kemungkinan terjadi kerusakan/kesalahan barang dalam gudang, terlebih jika pada saat
penerimaan barang ditangani dengan cara yang tidak benar, dijamin kerusakan/kesalahan
tersebut pasti terjadi:
Tahapan Penerimaan Barang :
1) Masuk gudang,
2) Parkir dan Antri
3) Bongkar muat dan loading dock
4) Penyusunan barang bongkaran
5) Pengecekan barang vs dokumen
6) Pemasukan data ke dalam sistem (GRN)
7) Legitimasi dokumen
8) Keluar gudang
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang,
penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini
tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktivitas.
Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang:
1) Bukti pesanan barang dari gudang ( untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi
tepat )
2) Bukti tanda barang diterima (untuk penagihan)
10
3) Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang
4) Cek Expired Date dan Kondisi Barang
5) Memasukkan Barang ke Penyimpanan.
Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubung dengan penagihan uang, Bukti
Tanda Terima Barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan
barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda
yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.
b. Bukti Pembelian Barang
Jika dilihat pada ayat (2) Bukti Pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, di
gunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah)
Menurut pasal 55 Perpres RI No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden RI nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
ayat (1) Tanda Bukti perjanjian terdiri dari:
1) Bukti pembelian
2) Kuitansi
3) Surat Perintah Kerja (SPK)
4) Surat Perjanjian.
Jika dilihat pada ayat (2) Bukti Pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
di gunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah).
Bukti pembelian/Invoice/Faktur penjualan adalah dokumen yang digunakan sebagai
pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh customer/Pelanggan. Dalam bentuk sederhana
dikenal dengan nam BON. Pada transaksi yang nominalnya relatif kecil, biasanya invoice
digunakan langsung sebagai dokumen tagihan, sedangkan pada perusahaan yang nominalnya
transaksinya besar biasanya dilengkapi dengan surat tagihan/kuitansi.
c. Bukti pengeluaran barang
d. Kartu barang
e. Kartu persediaan
f. Daftar inventaris
g. Daftar rekapitulasi barang inventaris.
11
5. Cara Menyusun Laporan
a. Menyusun Laporan Triwulan
Maksudnya adalah laporan mengenai mutasi barang yang terjadi dalam jangka waktu satu
triwulan sebagai akibat dari penambahan pengadaan atau pengurangan karena penghapusan
atau pendistribusian barang ke unit yang lain.
b. Menyusun Laporan Tahunan
Laporan Tahunan berisikan tentang keterangan penerimaan, pengeluaran dan persediaan,
yang ada sampai akhir tahun. Dalam laporan tersebut dijelaskan mengenai nama dan
spesifikasi barang, penerimaan dan pengeluaran barang, persediaan awal tahun dan sisa
persediaan. Semua keterangan tersebut dimasukkan dalam Daftar Barang Inventaris, yang
yang sekaligus merupakan laporan tahunan mengenai hasil kegiatan inventaris barang milik
kantor pada saat berakhirnya tahun anggaran.
Dalam laporan tahunan ini dilengkapi dengan pembuatan Daftar Rekapitulasi Barang
Inventaris, yang merupakan daftar gabungan data dari daftar Isian Barang Inventaris, di mana
hakikatnya menunjukkan jumlah dari pada kuantitas dan harga barang inventaris yang
dikelola suatu unit kerja pada akhir setiap tahun anggaran. Barang-barang inventaris tersebut
didaftar di sini menurut jenisnya, dalam golongan seperti yang diterapkan dalam tabel
klasifikasi dan kode barang inventaris.
12