PENUTUP
Diare adalah suatu kondisi dimana seorang anak buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, dan frekuensinya lebih dari 3 kali sehari. Menurut WHO
(2009), penyakit diare adalah gejala yang umum, dimana penderita buang air besar
(defekasi) lebih sering dari biasanya, dan konsistensi tinjanya encer, berat tinjanya
lebih dari 200 gram atau berat tinjanya kurang dari 200 gram tapi buang air besar
feses dan frekuensi buang air besar. Seseorang mengalami diare bila feses lebih cair
dari biasanya, diare juga berarti bahwa frekuensi buang air besar tiga kali atau lebih
sering dari biasanya dan buang air besar lebih encer/cair dalam waktu 24 jam
(Depkes, 2009).
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018, insiden diare pada balita di
Indonesia tahun 2018 adalah 6,8% dengan period prevalence 7,0%. Menurut
karakteristik umur, kejadian diare tertinggi di Indonesia terjadi pada balita (7,0%).
Balita dengan insiden diare tertinggi berada pada kelompok umur 12 sampai 23 bulan
2018, di Pulau Jawa, kasus diare di Provinsi Jawa Timur menduduki urutan kedua
terbanyak setelah Provinsi Jawa Barat. Diare termasuk dalam 10 kejadian yang sering
menyebabkan KLB. Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia 2018, Jawa
47
Timur mempunyai 479.355 kasus perkiraan diare pada balita dan sekitar 59,41%
kasus yang ditangani tenaga kesehatan (Dinkes Jawa Timur, 2019). Berdasarkan
profil Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2018, Penemuan kasus diare di Kota
Malang pada tahun 2018 sebanyak 11.233 kasus atau 48,03% dari kasus yang telah
diperkirakan. Hal ini menandakan bahwa prevalensi diare masih tetap tinggi di Kota
Juffrie dan Mulyani (2011), Faktor risiko yang dapat meningkatan penularan
1. Orang tua tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama
kehidupan bayi mempengaruhi kadar Secretory IgA (SIgA) pada anak, hal ini
sistem pertahan saluran pencernaan terhadap infeksi kuman pathogen selain dari
Penyakit saluran cerna dan saluran nafas dapat dicegah dengan ASI eksklusif,
karena berbagai faktor aktif imunologis khususnya antibodi (Omar Sazaly Aldy,
2009).
menunjukkan kejadian diare pada anak dari rumah tangga yang menggunakan
sumur terbuka untuk air minum tercatat 34% lebih tinggi dibandingkan dengan
anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan air ledeng. Selain itu, angka
diare lebih tinggi sebesar 66% pada anak-anak dari keluarga yang melakukan
buang air
48
besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan
definisi pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
pencemaran air dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja dari kegiatan
makanan, merupakan langkah mutlak dan penting dalam mencegah diare. Dengan
berkurang secara bermakna. Mencuci tangan secara ideal adalah mencuci dengan
air mengalir, misalnya dari air keran. Mencuci tangan yang paling ideal adalah
mencuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun. Dalam hal ini sabun
kemungkinan terjadinya diare juga menjadi kecil. Mencuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan sabun adalah salah satu langkah sederhana tapi
dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera
2. Berikan obat zinc, zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting
dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide
kejadian diare.
memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh
serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus
lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih
sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan
diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
badan.
50
secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh
bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah