Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT

BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA


Pembimbing:
dr. Hasroni Fathurrahman, Sp. U

Disusun Oleh :
Ghina Salsabilla 20360188
Hifta Faradilla Seftiani 20360190

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU UROLOGI RUMAH SAKIT


UMUM MEDAN FAKUHAJI LTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG 2022
LATAR BELAKANG

Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal


sebagai BPH sering ditemukan pada pria yang
memasuki usia lanjut. Istilah BPH atau Benign
Prostatic Hyperplasia sebenarnya merupakan istilah
histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel
stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi


Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang bergejala
pada pria berusia 40–49 tahun mencapai hampir 15%.
Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia,
sehingga pada usia 50–59 tahun prevalensinya
mencapai hampir 5% dan pada usia 60 tahun
mencapai angka sekitar 43%.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien
Nama : Kusni
Usia : 72 tahun 11 bulan
Alamat : Dusun xv/Semar Saetis Deli Serdang
Percut Sei Tuan Sumatera Utara
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan Terakhir : SLTP
Agama : Islam
Ruangan : Jabal Rahmah B3
No.RM : 379332
Masuk RS : 26/06/2022
ANAMNESA PASIEN

A. Keluhan Utama D. Riwayat Penyakit Terdahulu


Sulit BAK -/+ 1 bulan BPH

B. Keluhan Tambahan E. Riwayat Penyakit Keluarga


Nyeri perut bagian bawah sejak 1 minggu ini -

C. Riwayat Penyakit Sekarang F. Riwayat Penggunaan Obat


Pasien lupa nama obat

Pasien datang ke IGD RS Haji Medan dengan keluhan sulit BAK sejak
G. Riwayat Kebiasaan
+/- 1 bulan ini. BAK tersedat sedat, pacaran urin melemah, disertai rasa
-
tidak puas dan nyeri saat BAK. BAK berdarah dan BAK berpasir

disangkal. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah.


PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Umum B. Leher

Keadaan umum :Tampak sakit sedang Bentuk : simetris, normal


Kesadaran : Compos Mentis KGB : tidak teraba membesar 
Tekanan darah : 116/68 mmHg C. Thorax dan pulmo
Nadi : 88x/ menit
Dinding Dada : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Pernapasan : 22x/ menit
Inspeksi : normal
Suhu : 37,0℃
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri simetris, massa (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
krepitasi (-/-)
kelopak mata oedem (-/-),
Perkusi : sonor kedua lapang paru
sklera ikterik (-/-)
Auskultasi : vesicular kanan dan kiri
Hidung : Pernapasan cuping
hidung (-), secret (-), septum
deviasi (-)
Mulut : Tidak terdapat kelainan
 
PEMERIKSAAN FISIK

D. Jantung F. Ekstremitas
Ektremitas Superior Inferior
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Edema - -
Palpasi : ictus cordis teraba di sela iga V
Akral dingin - -
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Refleks Fisiologis ++ ++
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 normal, murmur (-),
Refleks Patologis - -
gallop (-)
E. Abdomen
G. Status Lokalis
Inspeksi : tanda peradangan (-), bekas operasi (-) Regio suprapubic : Dalam Batas Normal
Auskultasi : bising usus (+) Regio flank :Tidak teraba ginjal, nyeri ketok ginjal (-)
Palpasi : nyeri tekan suprapubik Regio genetalia
Perkusi : timpani • Ekterna : pada inspeksi pus (-), edem (-)
• Scrotum : pada inspeksi edem (-)
Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium Patoligi Klinik
Hematologi (24/06/2022) Hemostasis
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan 1. Masa Perdarahan (BT) 2 1-3 menit
Darah Lengkap
2. Masa Pembekuan (CT) 4 2-6 menit
1. Hemoglobin 12.5 11.7 -15.5 gr/dl Fungsi Ginjal
2. Hematokrit 36.8 37 -45 % 2. Ureum 17.1 10 - 38 mg/dL
3. Leukosit 6.60 4-11 ribu/3
mm 3. Kreatinin 0.8 0.7 – 1,2 mEg/L
4. Eritrosit 4.06 4.00 – 5.00 juta/uL Imunoserologi
1. Swab Antigen Rapid
Covid-19 Negatif Negatif  
5. Trombosit 277 150 – 440 Ribu/
mm3
2. HIV Non- Non-  
Index Eritrosit Reaktif Reaktif
1. MCV 91 80 -100 fl 3. HbsAg Negatif Negatif  
2. MCH 31 26 – 34 pg Elektrolit (27/06/2022)
1. Natrium (Na) 141 135-155 mEg/L
3. MCHC 34 32 -36 g/dL
Hitung Jenis Leukosit 2. Kalium (K) 4.20 3.3-4.9 mEg/L
1. Basofil 0 0-1 % 3. Klorida (Cl) 99.0 96-113 mEg/L
2. Eosinofil 2 1-3 %
3. Neutrofil Segmen 66 50-70 %
4. Limfosit 26 20-45 %
5. Monosit 7 4-8 %
USG
Hidronefrosis grade I-II kiri, tak tampak batu
maupun massa + distersi buli buli, mukosa
tak menebal tak tampak batu maupun
massa + Prostatomegaly dengan ukuran
3,79 cm x 4,62 cm x 5,63 cm
Ginjal kanan baik, Pyelochalises tak dilatasi,
tak tampak batu maupun massa

Foto thorax tanpa kontrs PA

• Sinus Costophrenicus normal.

• Diafragma normal.

• Jantung Besar dan bentuk normal

• Paru Corakan broncho vascular normal, tidak

tampak kelainan aktif spesifik dan pathologic

Kesan : Cor/Pulmo dalam batas normal


DIAGNOSIS BANDING

Benign Prostat Hyperplasia

Karsinoma Prostat

Prostatitis
DIAGNOSIS
KERJA

Retensi urin e.c


Benign Prostat
Hyperplasia
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Operatif

Trans Urethral Resection of the Prostat (TURP)

2. Terapi Post Operatif

a. VFD RL 20 gtt/i
b. IVFD B fluid 150 ml/8jam
c. Ceftriaxon 1 gram/premed/12 jam
d. Asam Tranexsamat 1amp/ 8jam
e. Ranitidin 1 amp/12jam
f. Ketorolac 1 amp/ 8jam
g. Farlosin 0-0-1
h. Avodat 1-0-0
i. Irigasi kateter dengan NaCl 0.9% 100 gtt/I
Ad Vitam : Dubia At Bonam

Ad Sanationam : Dubia At Bonam


PROGNOSIS

Bila dilakukan tindakan


debridment dan perawatan luka
yang baik prognosisnya adalah: Ad Fungsionam : Dubia At Bonam
LAPORANPUSTAKA
TINJAUAN KASUS
ANATOMI PROSTAT

Kelenjar prostat adalah salah satu organ


genitalia pria yang terletak di sebelah inferior
buli-buli dan membungkus uretra posterior.
Prostat berbentuk seperti pyramid terbalik dan
merupakan organ kelenjar fibromuskuler yang
mengelilingi uretra pars prostatica. Prostat
merupakan kelenjar aksesori terbesar pada
pria; tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm
dengan lebarnya ± 4 cm, dan berat 20 gram.
Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :
– Lobus medius
– Lobus lateralis (2 lobus)
– Lobus anterior
– Lobus posterior

Kelenjar prostat terbagi 5 zona :


1. Zona Anterior atau Ventral
2. Zona Perifer
3. Zona Sentralis
4. Zona Transisional
5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
FISIOLOGI

Sekret kelenjar prostat adalah cairan Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga pH nya
seperti susu yang bersama-sama sekret agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim
dari vesikula seminalis merupakan yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat,
komponen utama dari cairan semen. fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid.

Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos. kelenjar prostat
juga menghasilkan cairan dan plasma seminalis, dengan perbandingan cairan prostat 13-
32% dan cairan vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat
dibawah pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian Stilbestrol
DEFINISI

Hiperplasia Prostat Benigna sebenarnya adalah suatu


keadaan dimana kelenjar periuretral prostat
mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan
prostat yang asli ke perifer. Selain itu, BPH merupakan
pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang
hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia
pertengahan atau lanjut.
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab
terjadinya hiperplasia prostat; tetapi beberapa hipotesis
menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
ETIOLOGI timbulnya hiperplasia prostat jinak adalah :
(1) Teori Dihidrotestosteron,
(2) Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-testosterone
(3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
(4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
(5) Teori Stem sel.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Obstruksi Iritasi
 Hesistansi  Frekuensi
 Pancaran miksi lemah  Nokturi
 Intermitensi  Urgensi
 Miksi tidak puas  Disuria
 Distensi abdomen Urgensi dan disuria
jarang terjadi, jika ada
 Terminal dribbling
(menetes) disebabkan oleh
ketidakstabilan
 Volume urine menurun detrusor sehingga
 Mengejan saat berkemih terjadi kontraksi
involunter.
INTERNATIONAL PROSTATE
SYMPTOM SCORE (IPSS)

Untuk menentukan derajat beratnya


penyakit yang berhubungan dengan
penentuan jenis pengobatan BPH
dan untuk menilai keberhasilan
pengobatan BPH, dibuatlah suatu
skoring yang valid dan reliable
Gejala pada saluran kemih Gejala di luar saluran kemih
bagian atas
Gejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk
keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa
tidak nyaman pada epigastric
Merupakan penyulit dari
hiperplasi prostat, berupa Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan prostatismus,
gejala obstruksi antara lain pada DRE (colok dubur) ditemukan penonjolan
nyeri pinggang, benjolan di prostat dan sisa urine kurang dari 50 ml.
pinggang (hidronefrosis),
Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada
demam (infeksi/ urosepsis). derajat 1, prostat lebih menonjol, batas atas masih
teraba dan sisa urine lebih dari 50 ml tetapi kurang
dari 100 ml.

Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat


tidak teraba lagi dan sisa urin lebih dari 100 ml.

Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi total.


PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan colok dubur / digital rectal
examination ( DRE )
• Derajat berat obstruksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
• Sedimen urin
• Kultur urin
• Faal ginjal
• Gula darah
• Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)
2. Pemeriksaan Patologi Anatomi
3. Pencitraan pada Benigna Prostat Hiperplasia
• Foto polos
• Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)
• Sistoskopi
• Ultrasonografi trans abdominal
• Sistografi buli
KOMPLIKASI

• Retensi urine akut – ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin, distensi kandung
kemih, nyeri suprapubik
• Retensi urine kronik –residu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak
nyeri
• Infeksi traktus urinaria
• Batu buli
• Hematuri
• Inkontinensia-urgensi
• Hidroureter
• Hidronefrosis - gangguan pada fungsi ginjal
PENATALAKSAAN

• Tujuan terapi hyperplasia prostat adalah memperbaiki keluhan miksi,


meningkatkan kualitas hidup, mengurangi obstruksi intravesika,
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume
residu urine setelah miksi dan mencegah progrefitas penyakit. Hal ini
dapat dicegah dengan medikamentosa, pembedahan atau tindakan
endourologi yang kurang invasif.
Penatalaksanaan Nilai indeks gejala BPH Efek samping
Wactfull waiting Gejala hilang/timbul Risiko kecil , dapat terjadi retensi urinaria

Penatalaksanaan medis
Alpha-blockers Sedang 6-8 Gaster/usus halus-11%
Hidung berair-11%
Sakit kepala-12%
Menggigil-15%
5 alpha-reductase inhibitors Ringan 3-4 Masalah ereksi-8%
Kehilangan hasrat sex-5%
Berkurangnya semen-4%
Terapi kombinasi Sedang 6-7 Kombinasi
Terapi invasi minimal
Transuretral microwave heat Sedang-berat 9-11 Urgensi/frekuensi-28-74%
Infeksi-9%
Prosedur kedua dibutuhkan-10-16%

TUNA Sedang 9 Urgensi/frekuensi-31%


Infeksi-17%
Prosedur kedua dibutuhkan-23%
Operasi
TURP, laser & operasi sejenis Berat 14-20 Retensi urinaria-1-21%
Urgensi&frekuensi-6-99%
Gangguan ereksi-3-13%
Operasi terbuka Berat Inkontinensia 6%
TERIMAKASIH…
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

STASE UROLOGI
PEMBIMBING : dr. Hasroni Fathurrahman, Sp. U

DISUSUN OLEH
Ghina Salsabilla
Hifta Faradilla Seftiani

RSU HAJI MEDAN


Universitas Malahayati

Anda mungkin juga menyukai