Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

INTEGRITAS KULIT DAN LUKA

Dosen Pengampu :
Dwi Kartika R., Sp.Kep.Mb

Aqiqa Widya Putri


222201113

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Untuk memenuhi tugas individu Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
dan juga dapat sebagai pengingat juga untuk mengidentifikasi gejala dan cara
mencegah penyakit kulit.

B. Pengertian
Luka adalah suatu kondisi dari gangguan dari kondisi normal pada Kulit
(Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan
tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995).
Jenis-Jenis Luka :
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka
itu dan menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi
a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinary tidak terjadi. Luka bersih biasanya
menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup
(misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan
timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh,
luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik
aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk
insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.
2. Berdasarkan waktu penyembuhan luka.
a. Luka akut yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai konsep penyembuhan
yang telah disepakati
b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena factor eksogen dan endogen.
BAB II
ISI

A. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi terkena luka knalpot Ketika saya masih bersekolah
di Sekolah Dasar. Saat itu kaki saya tidak sengaja terkena knalpot motor
yang masih panas. Hal itu meninggalkan luka bakar yang cukup lebar dan
sakit. Selama lebih dari 2 minggu saya kesusahan dalam menjalani aktifitas
sehari-hari. Ketika duduk saya tidak bisa melipat kaki saya karena lukanya
berada dibagian belakang lutut.
Ketika sudah sekitar 1 minggu, lukanya mongering sangat tebal. Kondisi
ini sangat susah karena lukanya menjadi sangat gatal, dan apabila digaruk
akan menyebabkan infeksi sehingga memperlambat masa penyembuhan.
Namun lama kelamaan luka kering akan lepas dengan sendirinya tanpa harus
dikelupas dengan tangan. Bahkan setelah luka lepas, bekasnya masih tetap
ada sampai bertahun tahun.

B. Proses Penyembuhan menurut medis


2.1 Fase inflamasi
Pada fase inflamasi terjadi dari awal terjadinya luka hingga hari ke 4, pada
fase awal, terdapat paparan matriks ekstrasel terhadap platelet yang
menyebabkan agregasi, degranulasi, dan aktivasi faktor-faktor koagulasi
terutama platelet.
2.2 Fase proliferasi/fibroplasia
Fase proliferasi berlangsung mulai hari ke-3 hingga 14 pasca trauma,
ditandai dengan pergantian matriks provisional yang didominasi oleh platelet
dan makrofag secara bertahap digantikan oleh migrasi sel fibroblast dan
deposisi sintesis matriks ekstraselular (Velnar et al., 2009).
2.3 Fase maturasi/remodelling
Fase ini berlangsung mulai hari ke-21 hingga sekitar 1 tahun yang bertujuan
untuk memaksimalkan kekuatan dan integritas struktural jaringan baru
pengisi luka, pertumbuhan epitel dan pembentukan jaringan parut (Velnar et
al., 2009). Fase remodelling adalah fase ketiga penyembuhan dimana
pematangan graft atau bekas luka. fase terakhir penyembuhan luka ini
awalnya ada peletakan protein struktural berserat yaitu, kolagen dan elastin
di sekitar epitel, otot endotel dan otot halus sebagai matriks ekstraseluler.
Kemudian pada fase resolusi, matriks ekstraseluler ini berubah menjadi
jaringan parut dan fibroblast menjadi fenotip myofibroblast yang
bertanggung jawab atas kontraksi parut (Tiwari, 2012).
C. Penyembuhan berdasarkan pengalaman pribadi
Dalam penyembuhannya, tahap pertama tentunyaa luka masih bsah dan
terlihat melepuh serta menggelembung. Saat berada di fase ini, saya tidak
membiarkan luka tersentuh atau tertekan berlebihan. Saya juga menghindari
menggunakan celana Panjang agar luka tidak tersentuh.
Setelah itu luka akan mulai mengeras seperti lapisan yang lumayan tebal.
Dalam fase ini, luka rawan sekali tergaruk dan berdarah hingga infeksi, jadi
saya menahan diri untuk tidak menggaruk luka tersebut hingga luka tersebut
lepas dengan sendirinya.
BAB III
KESIMPULAN

Kerusakan jaringan kulit terdiri dari berbagai jenis dan juga mnemiliki cara
serta fase penyembuhan sendiri sendiri. Berdasarkan pengalaman pribadi
saya, luka bakar memiliki 3 fase penyembuhan secara medis yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturase.
DAFTAR PUSTAKA

https://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf

https://eprints.umm.ac.id/67834/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai