Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, YURIDIS DAN SOSIOLOGIS

A. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa


peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, selanjutnya UUD
1945.

Landasan filosofis yang pertama yang menjadi dasar bagi Naskah Akademik Peraturan Daerah
Kota Medan adalah Pancasila, khususnya sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab,
dimana anak merupakan salah satu elemen penting bangsa yang akan melanjutkan keberadaan
bangsa Indonesia sehingga anak memperoleh jaminan akan keadilan dan keadabaan diberbagai
segi kehidupan bangsa, seperti misalnya keadilan dan keadabab akan perlakuan yang bebeda
antara anak dan orang dewasa, keadilan dan keadabab akan pendidikan, keadilan dan
keadaban, serta keadilan dan keadaban dari kemungkina perlakuan diskriminatif.

Landasan filosofis yang kedua adalah sila kelima dari Pancasila, khususnya keadilan sosial bari
seluruh rakyat Indonesia. Landasan filosofis ini menekankan pada bagaimana dasar tumbuh dan
perkembangan anak dijamin oleh negara, sehingga diharapkan anak dapat berkembang secara
positif di lingkungan terkecil keluarga dan kemudian dapat berkembang secara positif pula di
lingkungan masyarakat.

Landasan filosofis ketiga yang secara substansi berkorelasi erat dengan keberadaan naskah
akademik pemerintah Kota Medan adalah tentang Pemerintah Daerah yang diatur dalam Pasal
18, UUD 1945. Pasal 18, UUD 1945 memberi kewenangan kepada Pemerintah Daerah
(Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota) untuk menjalankan otonomi daerah, dalam
hal ini otonomi dalam hal kebijakan tentang anak.

Landasan filosofis keempat, berkorelasi erat dengan Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Pasal
28A sampai dengan Pasal 28 J, Bab XA, UUD 1945. Hak untuk hidup, hak atas perlindungan dari
dikriminasi dan kekerasan, hak untuk memperoleh pemenuhan dasar, hak memajukan dirinya
dan secara kolektif memajukan bangsa dan negara, hak atas pengakuan, dan hak atas keadilan
merupakan sebagian dari hal- hal prinsip yang diatur dalam Pasal 28 J, Bab XA, UUD 1945, tidak
hanya untuk masyarakat Indonesia pada umumnya tetapi juga khususnya untuk anak.

Landasan filosofis kelima, diatur dalam Pasal 31, Bab XIII, UUD 1945, tentang Pendidikan dan
Kebudayaan, dimana sebagai warga negara, anak berhak memperoleh pendidikan yang layak
dan negara menjamin pembiayaan dan pengembangan anak sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang hidup di dalam masyarakat.

Landasan filosofis keenam, diatur dalam Pasal 34, Bab XIV, UUD 1945 tentang Perekonomian
Nasional dan Kesejahteraan Sosial, dimana secara tegas dinyatakan bahwa anak- anak terlantar
dipelihara oleh negara, dan negara mengembangkan sistem jaminan sosial, fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas umum. Pengembangan sistem jaminan sosial, fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas umum di sini tentu juga ditujukan untuk anak
B. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan
yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut
persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk Peraturan PerUndang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain,
peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis
peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum
ada.

Dari uraian yang dimaksud dengan substansi landasan yuridis di atas, maka uraian selanjutnya
adalah akan dipaparkan dasar dan landasan Yuridis dari naskah akademik pemerintah Kota
Medan yang berkorelasi erat dengan kebutuhan, permasalahan akibat dari keberlakuan
Peraturan Daerah Kota Medan Landasan yuridis pertama, bahwa yang menjadi dasar atau
landasan dari pembentukan Peraturan Daerah kota Medan tentang penyelenggaraan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dimana Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 telah mengalami perubahan pada tahun 2014 menjadi Undang- Undang Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002.

Landasan yuridis berikutnya, provinsi Sumatera Utara telah membentuk peraturan daerah
nomor 3 tahun 2014 tentang perlindungan anak, yang mengatur terkait kewenangan pemerintah
provinsi dalam penyelenggaraan perlindungan anak dan juga kewenangan pemerintah
kabupaten/kota meliputi pasal 5 ayat 1, 2 dan 3, pasal 7 ayat 2, 3 dan 5, pasal 8, pasal 9 ayat 1
dan pasal 10 ayat 2. Namun peraturan Perundang-undangan, peraturan pemerintah sampai pada
peraturan daerah provinsi Sumatera Utara tentang penyelenggaraan perlindungan anak tidak
ada pengaturannya lebih lanjut dalam peraturan daerah kota Medan sebagai ujung tombak
pelayanan pada public khususnya anak.

C. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa


peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah
dan kebutuhan masyarakat dan negara.

Anda mungkin juga menyukai