Anda di halaman 1dari 2

Menguak Kisah Penamaan Air Terjun “Curug Orok” Salah Satu Keindahan

Garut Selatan
Garut memang kaya dengan pesona alam. Salah satu diantaranya adalah Curug Orok,
Curug Orok merupakan sebuah objek wisata berupa air terjun yang berada di sisi selatan kota
Garut. Dibalik keindahannya, ternyata tersimpan kisah tragis yang menyentuh hati. Curug Orok
merupakan gabungan dari beberapa air terjun dengan total ketinggian 45 meter. Terdapat tiga air
terjun yang keluar dari mata air pegunungan. Dari kejauhan, akan tampak satu air terjun tertinggi
yang diibaratkan sebagai induk atau ibu, sementara dua air terjun rendah di sampingnya dianggap
menyimbolkan “orok” yang berarti bayi atau anak.

Curug Orok merupakan satu dari beberapa air terjun di Garut yang paling mudah diakses.
Dari pusat kota Garut, kita dapat melanjutkan perjalanan ke kawasan Cikajang, sekitar 25
kilometer ke arah selatan, melalui Jalan Raya Cimanuk, Jalan Raya Bayongbong, Jalan Raya
Cisurupan, lalu ketika tiba dipertigaan Papanggungan desa Mekarsari Cikajang belok ke arah
kanan hingga tiba di desa Cikandang, kecamatan Cikajang. Disepanjang perjalanan menuju
kawasan ini, akan disuguhkan pemandangan indah yang terbentang di antara gunung Papandayan
dan Gunung Cikuray. Di kanan kiri tampak lahan-lahan pertanian buah dan sayuran yang
terpelihara dengan baik. Di kejauhan menjulang Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray yang
tampak indah dengan latar langit biru. Setelah tiba di desa Cikandang, kita akan merasakan udara
sejuk, karena memasuki kawasan Perkebunan Nusantara VIII Papandayan. Sambil menikmati
keindahan hamparan perkebunan teh di sepanjang perjalanan, terlihatlah tanda masuk gerbang
Curug Orok yang berada disebelah kiri. Lokasi Curug Orok, hanya sekitar 300 meter dari jalan
utama. Untuk memasuki area wisata, setiap pengunjung dikenakan tarif 12.000 rupiah per orang.
Sedangkan kendaraan dapat diparkir di area parkir yang tersedia di beberapa lokasi dengan tarif
normal.

Curug Orok terletak di sebuah lembah. Dari jauh sudah terdengar gemuruh air yang
tercurah dari ketinggian. Setelah menuruni puluhan anak tangga yang sudah ditata dengan cukup
baik, akhirnya tibalah di lokasi. Semakin dekat, keindahan air terjun setinggi 40 meter ini semakin
jelas terlihat. Beberapa air terjun kecil disekitarnya mengalir dari sela-sela tebing yang tertutup
perdu, membuatnya tampak cantik, seperti miniatur taman air terjun. Air deras terhempas di atas
ceruk berbatu-batu dan mengalir menuju sungai. Butiran airnya tertiup angin, menyegarkan udara
disekitarnya. Dengan tebing yang rimbun dengan berbagai tanaman hijau dan sinar mentari yang
memantul di atas riak air sungai, pemandangan di sekitar air terjun ini tampak sangat menarik.
Pelangi-pelangi kecil pun samar-samar muncul di atas air.Saya menikmati suasana sambil duduk-
duduk di tepi air terjun, atau di beberapa gazebo yang tersedia di sini. Sebagian pengunjung tampak
bermain-main di genangan air, atau berfoto-foto di atas batu-batu besar dengan latar air terjun.

Keindahan air terjun ini sangat bertolak belakang dengan kisah suram tentang penamaannya.
Konon, air terjun ini bernama "Orok" atau bayi, karena disini pernah terjadi peristiwa tragis, yaitu
tentang seorang ibu yang membuang bayinya di air terjun tersebut. Tapi itu hanya cerita. Nyatanya,
kisah tersebut merupakan karangan dari pihak Belanda agar warga sekitar menjauhi air terjun yang
sudah populer sebagai tempat wisata sejak dulu ini. Hal ini karena area Curug Orok dulunya
dimanfaatkan sebagai gudang persenjataan pihak Belanda. Agar tidak terganggu, tersebarlah kisah
adanya perempuan yang membuang bayi ke sana, sebuah asal-usul nama “Orok” bagi air terjun
tersebut.

Air yang mengalir di curug merupakan aliran dari mata air pegunungan. Kondisinya yang
belum terusik tangan manusia menjadikan air di Curug Orok masih sangat jernih dan bersih.
Pengunjung boleh menikmati kesegaran air dari curug ini dengan bermain di telaga atau sungainya.
Meski begitu, pengunjung tidak diizinkan memanjat dinding bebatuan untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan. Setelah puas bermain air, pengunjung bisa beristirahat di gazebo atau saung yang
sudah disediakan secara cuma-cuma. Tempat ini cocok untuk menikmati makanan atau perbekalan
yang sudah dibawa dengan ditemani suara-suara alam. Jika masih belum puas bermain, coba
eksplorasi sungai dengan tebaran bebatuan besar. Spot ini juga tidak kalah populer sebagai spot
foto wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai