Anda di halaman 1dari 89

MATERI

KEGIATAN PELATIHAN
APARATUR PEMERINTAH DESA
DALAM BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN


DINAS PEMBERDAYAAAN MASYARAKAT DAN DESA
MATERI DARI KEPOLISIAN

DASAR HUKUM
UU 6/2014
Tentang Desa

PP 43/2014 tentang peraturan PP 47/2015 tentang perubahan


Pelaksanaan UU 6/2014 Atas PP 43/2015

PERMENDAGRI
1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman teknis peraturan di desa
2. Permendagri No. 112/2014 tentang pemilihan kepala desa
3. Permendagri No. 113/2014 tentang pengelolaan keuangan desa
4. Permendagri No. 114/2014 tentang pedoman pembangunan desa

PERMENDES
1. Permendesa No. 1/2015 tentang pedoman kewenangan lokal berkala desa
2. Permendesa No. 2/2015 tentang musyawarah desa
3. Permendesa No. 3/2015 tentang pendampingan desa
4. Permendesa No. 4/2015 tentang pendirian, pengurusan, pengelolaan dan
pembubaran BUMDes
5. Peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi no.
166 tahun 2018 ttg prioritas penggunaan dana desa tahun 2019
LATAR BELAKANG

1. Adanya kesepahaman bahwa mengawal Dana Desa tidak mungkin dilakukan


sendiri-sendiri, namun berupa collective action
2. Akan semakin besarnya potensi korupsi di tingkat desa apabila dana desa tidak
dikelola sesuai dengan regulasi dan tidak adanya pengawasan dari berbagai elemen
3. Penggunaan dana desa dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, maka dana
desa perlu dikawal dimulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban
4. Mendukung / meningkatkan peran serta masyarakat dalam ikut mengamankan
serta mengawasi dana pernbangunan desa
5. Menjadikan masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengawasan dana Hesa dan sebagai mitra dalam pengawalan pengelolaan dana desa

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA

Pasal 24 UU Rl No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


berdasarkan
asas :
a. Kepastian hukum;
b. Tertib penyelenggara pemerintahan;
c. Tertib kepentingan umum;
d. Keterbukaan;
e. Proporsionlitas;
f. Profesionalitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektivitas dan efisiensi;
i. Kearifan lokal;
j. Keberagaman; dan
k. partisipatif

PERANGKAT DESA

Pasal 48 UU RI No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa


Perangkat Desa terdiri atas :
a. Sekretariat Desa
b. Pelaksana kewilayahan, dan
c. Pelaksana teknis

KEUANGAN DESA

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20 Tahun 2018


menyatakan Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Keseluruhan kegiatan pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan Desa.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat
PKPKD adalah kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengetolaan keuangan Desa
KEUANGAN DESA

Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, Pasal 3 Permendagri No.20 Tahun


2018 sebagai berikut:
(2) Kepala Desa selaku PKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa;
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelotaan barang milik
Desa;
c. Melaksanakan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
atas beban APB Desa;
d. Menetapkan PPKD;
e. Menyetujut DPA, DPPA, dan DPAL;
f. Menyetujui RAK Desa; dan
g. Menyetujut SPP.
(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kepaia Desa menguasakan sebagian kekuasaannya
kepada perangkat Desa selaku PPKD. PPKD terdiri atas Sekretaris Desa, Kaur dan
Kasi, dan Kaur Keuangan

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

Pasal 4 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi No : 16 Tahun 2018 Ttg Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 :

Ayat 1 ; Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan


program dan kegiatan di bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat desa
Ayat 2 ; Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan proritas yang
bersifat lintas bidang

Ayat 3 : Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar- besarnya bagi masyarakat
Desa berupa peningkatan kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan dan
penanggulangan kemiskinan serta peningkatan pelayanan pubiik di tingkat Desa

PERAN POLRI
DALAM PENGAWASAN DANA DESA

1. Nota Kesepahaman / Memorandum Of Understanding (Mou) Mendagri, Kapolri


Dan Mendes PDTT Tentang Pencegahan, Pengawasan Dan Penanganan
Permasalahan Dana Desa
2. Pedoman Kerja antara Kemendes PDTT Kemendagri dan Polri

PERAN POLRI
DALAM PENGAWASAN DANA DESA

Berdasarkan Bab II Tentang Pelaksanaan pada Pedoman Kerja antara Kemendes


PDTT, Kemendagri dan Polri Peran Polri yaitu :
1. Pencegahan
a. Pembinaan dan penguatan kapasitas Aparatur Pemerintah daerah,
Aparatur Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa
b. Pemantapan pelaksanaan regulasi terkait pengelolaan dana desa
c. Fasmtasi bantuan pengamanan dalam pengelolaan Dana Desa
PERAN POLRI
DALAM PENGAWASAN DANA DESA

2. Peranganan permasalahan Dana Desa\


Fasilitasi penanganan masalah dan penegakan hukum ternadap pengelolaan Dana
Desa.
a. Menerima laporan masyarakat terkait dugaan terjadinya
penyalahgunaan Dana Desa, selanjutnya berkoordinasi dengan APIP (Aparat
Pengawas Intern Pemerintah) guna mengambil langkah selanjutnya
b. Jika ditemukan terdapat indikasi dan bukti permulaan
terjadinya tindak pidana, maka ditindak lanjuti melalui penegakan hukum
berdaoarkan rekomendasi dari APIP Kabupaten/kota kecuali dalam hal
tertangkap tangan.

PASAL - PASAL TINDAK PIDANA


KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
PENYELEWENGAN ANGGARAN
KEUANGAN Dl DESA
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KORUPSI ?

1. Di dunia Internasional Pengertian Korupsi Berdasarkan Black Law Dictionary


"Suatu perbuatan yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan
beberapa keuntungan yang bertantangan dengan tugas resmi dan kebenaran-
kebenaran lainnya
2. Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan
dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001.
Berdasarksn pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh
bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara
terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi

Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat


dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kerugian Keuangan Negara 3. Penggelapan dalam Jabatan


 Pasal 2;  Pasal 8;
 Pasal 3.  Pasal 9;
2. Suap-Menyuap  Pasal 10 huruf a;
 Pasal 5 ayal (1) huruf a;  Pasal 10 huruf b;
 Pasal 5 ayat (1) huruf b;  Pasal 10 huruf c.
 Pasal 5 ayat (2); 4. Perbuatan Pemerasan
 Pasal 6 ayat (1} huruf a;  Pasal 12 huruf e;
 Pasal 6 ayat (1) huruf b;  Pasal 12 huruf g;
 Pasal 6 ayat (2);  Pasal 12 hurufh.
 Pasal 11; 5. Perbuatan Curang
 Pasal 12 huruf a;  Pasal 7 ayat (1) huruf a;
 Pasal 12 huruf b;  Pasal 7 ayat (1) huruf b;
 Pasal 12 huruf c;  Pasal 7 ayat (1) huruf c;
 Pasal 12 huruf d.  Pasal 7 ayat (1) huruf d;
 Pasal 13;  Pasal 7 ayat (2);
 Pasal 12 huruf h.
6. Benturan Kepentingan dalam
Pengadaan
 Pasal 12 huruf i;
7. Gratifikasi
 Pasal 12B jo. Pasal 12 C

MELAWAN HUKUM UNTUK MEMPERKAYA DIRl DAN DAPAT


MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ADALAH KORUPSI

Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999


1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 4 (ernpat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda poling 6ediKit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta mpiah} cfi-
paling banyaK Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2. Dalam ha! tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

NO. Unsur Tindak Pidana


1. Setiap orang
2. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi
3. Dengan cara melawan hukum
4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
KES1MPULAN:
 Contoh : Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara ( Kuwu /
Ferangkat Desa yang kepentingan memanfaatkan Dana DESA untuk
kepentingan pribadt dan tidak digunakan untuk Desa

MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRl


DAN DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ADALAH KORUPSI

Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:


Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

NO. Unsur Tindak Pidana


1. Setiap orang
2. Dengan lujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi
3. Menyalarigunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
KESIMPULAN:
 Contoh : Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara ( Kuwu dan Perangkat
Desa) yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
melakukan Penyelewengan Dana Desa karena kesempatan atau
kewenangannya selaku pejabat/penyelenggara Negara bisa dikenakan Pasal
3 ini.

PEGAWAI NEGERI MENGGELAPKAN UANG


ATAU HEMBIARKAN PENGGELAPAN
ADALAH KORUPSI

Pasal 8 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001:


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima
puluhjuta rupian) dan paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujutl ralus lima puluh juta
rupiati), pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang dltugaskan manjalankan
suatu Jabatan utnum s«cara terus menerus atau utituk sementara waktu, dengan sengaja
manggslapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena Jabatannya, atau
mambiarkan uang atau surat berharga tereebut dtacnbil atau digelapkan oleh Ofang lain,
atau membantu daiam melakukan perbuatan tereebut.

NO. Unsur Tindak Pidana


1. Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu Jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu
2. Dengan sengaja
3. Menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau membiarkan
orang menggelapkan atau membantu dalam melakukan perbuatan ini
4. Uang atau surat berharga
5. Yang disimpan karena jabatannya
KESIMPULAN:
 Contoh : Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara (Kuwu dan Perangkat
Desa ) yang karena jabatannyan inenggelapkan Dana Desadapat dikenakan
Pasal ini
MODUS OPERANDI BANTUAN INFRASTRUKTUR

1. MARKUP HARGA
2. PENGURANGAN VOLUME
3. PENGURANGAN BAHAN MATRIAL
4. DUPLIKASI ANGGARAN
5. SPJ FIKTIF

CONTOH KASUS PENYALAHGUNAAN BANTUAN INFRASTriUKTUR

1. DESA X MENERIMA DANA DESA UNTUl PEMBANGUNAN /


INFRASTRUKTUR SEBESAR RP. 100.000.000,- DALAM
PELAKSANAANNYA YG DIGUNAKAN UNTUK PEMBANGUNAN
HANYASEBESAR RP.50.000.000,- TETAPI DALAM PEMBUATAN SPJ
SEBESAR RP.100.000.000,-
2. DESA X DALAM TAHUN ANGGARAN YG SAMA MENERIMA DANA
DESA YANG DIGUNAKAN UTK I.NFRASTKUKTUR SELAIN ITU ADA
DARI
Hasil BANGUB
Pemeriksaan, SatgasDAN DARIyg terdiri
Dana Desa, DANAdariADD, NAMUN Kepolisian
unsur Kejaksaan, DALAM
PELAKSANAANNYA YANG DILAKSANAKAN HANYA DARI BANGUB
dan Inspektorat, banyak ditemukan, penyalahgunaan, yg tentu melanggar Prosedur
SEMENTARA
tentang DANA
Dana Desa seperti : DESA MAUPUN DANA ADD TIDAK
1. DILAKSANAKAN
Mengambil uang dari BankDALAM
TETAPI SPJ
seenaknya DANA
tidak sesuaiDESA DANatau
kebutuan DANSPPDANA
(Surat
ADD
Permintaan SEOLAH-OLAH
Pembayaran) DILAKSANAKAN DENGAN LOKASl
2. PEMBANGUNAN
Uang DD dipegang YG oleh
SAMA.
Kepala Desa bendahara tdk difungsikan.
3. Sekdes tdk diberikan kewenangan, Vehfikasi pun tdk berjalan.
4. TPK (Tim Pengelola Kegiatan) tidak difungsikan, difungsikan pun hanya
dibatasi.
5. Ada Kepala Desa yang belanja sendiri, bendahara tdk mengetahuinya.
6. Kepala Desa seenaknya menggunakan uang.
7. Bendahara dan Pelakaana Kegiatan Pmbangunan, dari unsur keluarganya,
agar bisa kolusi.
8. Dana Oesa untuk pembangunan dan kegiatan lain tidak
dialokasikan seluruhnya hanya 50 s.d 60 persen saja.
9. Kepala Desa tambat bayar Pajak PPh Psl 21 22 23 dan PPN J O.Biaya
Pembuatan SPJ tdk sesuai, sehingga SPJ lambat dibuat
1. KUWU DAN PERANGKAT DESA SERTA SEMUA PIHAK BERSAMA-
SAMA MENGAWASI, MEWASPADAI SEGALA BENTUK PENYA
LAHGUNAAN DANA DESA AGAR DANA DESA TERSEBUT TEPAT
SASARAN

2. AGAR KUWU DAN PERANGKAT DESA DALAM PELAKSANAAN


DANA DESA MEMPEDOMAN JUKNIS DAN JUKLAK YANG ADA

3. PIHAK POLRI SIAP MENERIMA LAPORAN DAN PENGADUAN


SEGALA BENTUK PENYALAHGUNAAN DANA DESA DAN AKAN
MEMPROSESNYA SESUAI DENGAN ATURAN YANG BERLAKU
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
TEPAT SASARAN UNTUK KEPENTINGAN
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DANMENCEGAH
POTENSI TIPIKOR KEUANGAN DESA

TIM PENERANGAN HUKUM


SEKSI INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI

1. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Desa (RPJMN 2015-


2019)
2. Pengelolaan Keuangan Desa,
 Pengertian Umum
 Dasar Hukum
 Asas-Asas Pengelolaan Keuangan Desa
 APBDesa
 Lingkup Pengelolaan Keuangan Desa
3. Permasalahan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa
4. Keterlibatan Kejaksaan Dalam Proses Pembangunan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA
(RPJMN 2015-2019)

Pemenuhan Standar Pengelolaan Sumber DayaAlam dan


Pelayanan Minimum Desa sesuai Lingkungan Hidup berkelanjutan,
dengan kondisi serta penataan ruang kawasan
geografisnya perdesaan

Penanggulangan kemiskinan Pengembangan ekonomi kawasan


dan pengembangan usaha perdesaan untuk mendorong
okonomi masyarakat keterkaitan desa-kota
Desa

Pembangunan sumber dayamanusia, Penguatan Pemerintahan Desa


peningkatan keberdayaan, dan pern
ben tukan modal sosial
budaya masyarakat Desa PENGERTIAN UMUM

KEUANGAN DESA
(Pasal71 UU 6/2014)

 Adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban.

 Hak dan Kewajiban dapat rrenimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan dan


pengelolaan keuangan desa.
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1.
19.
13.
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 20i4Tentang Desa
20.
14.
8.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 TentangPeraturan ilaksana
Undang- Undang No.6Tahun 2014 tentang Desa,serta PP r Tahun 2015 tentang
Perubahan PP 43 Tahun 2014;
21. PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN
15.
9.
3.
serta PP Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP ho. 60 Tahun2014;
22. Permendigra Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
16.
10.
4.
23. Permendigra Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa
17.
11.
5.
24. Permendigra Nomor 16 Tahun 2018 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
18.
12.
6.
DD Tahun 2019

ASAS-ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

ASAS 1.
PENGELOLAAN TRANSPARAN
KEUANGAN
DESA

2.
AKUNTABEL
4.
TERTIB DAN DISIPLIN
3.
ANGGARAN
PARTISIPASIF
1. TRANSPARAN :
 Menginformasikan secara terbuka Laporan realrsasi/pelaksanaan APBOesa
 Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban dalam forum Musyawaran

2. AKUNTABEL :
 Laporan Semester I dan Li-poran akhir sesuai Form yang telah ditetapkan
 Isi/rnateri Lapaoran sesuai Dokumen Laporan Pertanggungjawaban sesuai ketentuan
 Laporan Pertanggungjawaban disusun melalui proses pembahasan dengan BPD
 Laporan disampaikan kepada Gupati/Watikote sesuai ketentuan
 Laporan diinformasikan kppsrls mn'.yarakat spcara terbuka
 Warga yang memiliki pengethuan terkait laporan pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Desa
 Warga yang peduli dan menaruh perhatian terhadap taporon pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Desa

3. PART1SIPATIF :
 Membuka ruang bag! -nasyarakat untuk mencermati laporan pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Desa
 Mengagendakan penyampaian Laporan pertanggungjawabar dalam Musyawarah Desa\
 Pengelolaan secara efektif media/sarana penyampaian informasi
 Aspirasi masyarakat agar LPj diagendakan dalam Musyawarah Desa

4. TERTIBDAN DISIPLIN ANGGARAN :


 Laporan dilakukan tepat waktu
 Data dalam laporan konsisten/sesuai
 Data keuangan dalam laporan tepat jumlah
 Audit proses dan keuangan

APB DESA

1. PENDAPATAN DESA
2. BELANJA DESA
3. PEMBIAYAAN DESA
PENDAPATAN DESA

1. PENDAPATAN ASLI DESA(PADes)


a. Hasil usaha (antara lain hasil BUMDes, Tanah Desa)
b. Hasil aset (antara lain Tambatan perahu, pasar desa, Tempa
pemandian umum, jaringan irigasi)
c. Swadaya, partisipasi dan Gotong royong (membangun dengan
kekuatan sendiri yang melihatkan peran serta masyarakat berupa tenaga,
barang yang dinilai dengan uang.
d. Lain-lain pendastan asli desa (Hasil Punguian Desa)

2. TRANSFER
a. Dana Desa;
b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;
c. Alokasi Dana Desa (ADD);
d. Bantuan Keuangan dari AP8D Provinsi; dan
e. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
Bantuan sebagaimana dikasud pada d) Dan e) dapat bersifat umurn dan khusus.

3. PENDAPATAN LAIN-LAIN
a. Hibah dun Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat (adalah
pemberian berupa uang dari pihak ke tiga
b. Lain-lain pendapatan Desa yang sah (antara lain pendapatan sebagai hasil
kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di
desa)
Permasalahan Dalam
Pengelolaan Keuangan Desa

Penggunaan Keuangan Desa di luar bidang prioritas


Masyarakat kurang dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengawasan
keuangan desa
Penggunaan keuangan desa tidak transparan dan tidak didukung bukti
Belanja diluar yang dianggarkan dalam APB Desa
Pembangunan/pengadaan barang dan jasa tidak sesuai spesifikasi
Proyek fiktif sehingga tidak ada pembangunan di desa
Adanya Mark up dalam pengadaan barang/jasa
Penyalahgunaan keuangan desa untuk kepentingan pribadi Q
Pembangunan yang menggunakan keuangan desa hanya untuk kepentingan
kroni kroni kepala desa

PENGERT1AN {KEUANGAN NEGARA, DAERAH dan DESA

Keuangan Negara pada prinsipnya adalah semua hak dan kewajiban Negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uahg maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Negara dalam melaksanakan fungsi (pemerintahan) Negara.

Sesuai konsep tepritis, tidak terdapat perbedaan antara Keuangan Negara


dengan Keuangan Daerah. Dalam konsep Keuangan Negara, Pemerintah Daerah
dianalogikan sebagai miniatur Negara. Artinya, berbagal fungsi Negara dilaksanakan
dalam suatu wilayah yang lebih sempit. Dalam kaitan ini termasuk hubungan
Eksekutif dan Leglslatif. Terkalt dengan itu, Undang-undang Keuangan Negara tidak
membedakan antara keduanya
Dengan mengacu pada konsepsi keuangan negara yang mendasarkan tentang
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat dalam sistem pemerintahan Negara, di satu sisl, dan bahwa Pemerintahan
Desa merupakan penyefenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
Desa dalam sistem pemerintahan Negara, di sisi lain, maka keuangan desa, secara
prinsip, adalah merupakan elemen dari keuangan negara, shg merupakan
KEUANGAN NEGARA
KORUPSI - KOLUSI - NEPOTISME (KKN)
Pengertiannya :

 KORUPSI : Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau


kelompok, yg dilakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum, atau
menyalah gunakan wewenang yang merugikan Keuangan Negara atau
perekonomian Negara.

 KOLUSI : Pemufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar


penyelenggara Negara atau antara penyelenggara Negara dan pihak Jain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau Negara.

 NEPOTISME : Kegiatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum yang


menguntungkan keluarganya dan atau kroninya diatas kepentingan
masyarakat, bangsa dan Negara.

TIPIKOR, terkait KEUANGAN DESA :

Pasal Utama Tipikor sbg penyelamatan Kerugian Negara


PASAL 2 DAN PASAL 3 (UU 31/ 1999 JO 20 /2001)

MENGANDUNG UNSUR:
1. Melawan hukum terhadap ketentuan perundang- undangan atau
2. Menyalahgunakan kekuasaan, kewenangan dan kesempatan
3. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi
4. Menyebabkan kerugian keuangan negara

ANCAMAN :
Pasal2
Penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 30 tahun
denda paling sedikit 200.000.000,00 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000 -
Pasal 3
Penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun
denda paling sedikit hp. 50.000.000,- dan paling banyak rp 1 000 000 (xx),-

DAN PIDANA MkMBAYAR KERUGIAN HEGARA SEBESAR KERUGIAN


NEGARA YANG DITIMBULKAN
PASAL TIPIKOR YANG JUGA DAPAT MENJERAT PRAKTEK
PENYIMPANGAN KEUANGAN DESA

 PASAL 8 (UU 31/1999 JO 20/2001)


Penggelapan Uang atau surat berharga yg disimpan krn jabatan atau membiarkan
diambil orang lain atau membantu melakukan.
(penjara min 3 thn max 15 thn, dan denda min Rp.150 jt max 750jt)

 PASAL 9 (UU 31/1999 JO 20/2001)


Ssngaja memalsu buku atau daftar yg khusus utk pemeriksaan administrasi
(min 1 thn penjara max 5 thn, dan denda min Rp. 50 jt maxRp. 250 jt)

KERUGIAN NEGARA (DARI KEUANGAN DESA) dapat disebabkan krn:

1. PENGGUNAAN ANGGARAN YG TDK SESUAt RAB / SPEK BESERTA


AODENDUMNYA DALAM APBDes
2. PENGGUNAAN / PERUNTUKAN ANGGARAN TDK SESUAI TUJUAN
DAN MANFAATNYA
3. PENERIMAAN KEUANGAN YG SEHARUSNYA MASUK KE KAS
DESA TETAPI TDK MASUK ATAU MASUK TDK SESUAI PENERIMAAN
SESUNGGUHNYA

TERHADAP SELURUH KEUANGAN DESA (anggaran pendapatan desa), yg


berasal dari:
 ADD
 DD
 BAGI HASH PAJAK/ RETRIBUSI
 BANTUAN/HIBAH
 PENDAPATAN ASLl DESA
MODUS PENYIMPANGAN (TIPIKOR) di DESA aL:

A. TEMUAN PENYIMPANGAN PADA ADDdan DD


(PENYIMPANGAN APBDes SECARA UMUM)

1. TAHAP PEHENCANAAN:
 MUSRENBANG dim RAPBDes utk
menentukan kegiatan hanya formalitas
 Pembuatan RAPBDes tidak sepenuhnya
mengacu pd PERMENDES ttg PRIORITAS
PENGGUNAAN DD
 Pembuatan RA8 tidak proporsional/ Mark up
 Pembangunan Fisik Tdk dilakukan survey
lapangan dg maksimal

2. TAHAP PENCAIRAN ANGGARAN / KEUANGAN


DESA PAR! RKUD OLEH BENDAHARA DAN KADES :
 Tdk dilengkapi dg SPP (Surat Permtntaan Pembayaran)
 Tdk dilengkapi dg bukti transaksi
 Tdk diverifikasi oleh PTPKD (Pelaksana Teknis
Pengelolaan Keuangan Desa)
 Besarnya pencairan berdasarkan Perkiraan KADES dan
BENDAHARA
 Dana yg dicairkan tdk disalurkan dan disimpan dim
jumlahnya melebihi batas yg ditentukan dim waktu ckp
lama
 Dana yg dicairkan tdk disimpan dim BRANGKAS Besi.
 Dana yg dicairkan disimpan KADES
3. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN ANGGARAN
KEUANGAN DESA

 Pelaksana kegiatan yg ditunjuk hanya utkformalitas


 Tenaga Pendamping DD tdk maksimal
 Kegiatan tidak sesuai dg APBDes tetapi tdk ada
Perubahan dim APBdes
 Kegiatan dilaksanakan tdk sesuai RAB (baik dari jenis
kegiatan maupun nilai kegiatan)
 Kegiatan dilaksanakan melewati tahun anggaran

4. TAHAP PELAPORAN/ PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN


(LPJ) ATAS PENGGUNAAN KEUANGAN DESA :

 PELAPORAN Melebihi batas waktu


 Dokumen pendukung LPJ keuangan baru dibuat saat pelaporan antara
lain SPP dan kuitansi2, shg tdk sesuai waktu realisasi/transaksinya
 Rekayasa bukti pendukung LPJ keuangan berupa transaksi/ bon dg
nilai transaksi fiktif
 Stempel palsu pd bukti transaksi fiktif/ mark -up
 Tanda tangan penerima dana / pelaksana kegiatan dipalsu
 Pelaksana kegiatan dim dokumen pertanggung jawaban keuangan
hanya tanda tangan tetapi tidak menerima dana atau menerima tetapi
jumlahnya tdk sesuai yg tertera dalam kuitansi.
 Pekerjaan yg dilaksanakan Dinas pada PEMDA diklaim dan
dilaporkan Desa
 SPJ dibuat sesuai APBDes dan RAB baik kegiatan maupun nilainya,
(MENYESUAIKAN APBDes), padahal laporan itu berbeda dg fakta di
idpangar: (manip^lasi laporan)
B. POTENSI PENYIMPANGAN TERKAIT RETRIBUSI/PAJAK
DAERAH Dl DESA DG MODUS :

 MENYALAHGUNAKAN WEWENANG DAN MELAKUKAN


KKN, SERTA MENERIMA UANG/BARANG YG DAPAT
MFMPENGARUHI TINDAKANNYA ANTARA LAIN :
1. TERKAIT PRAKTEK PENGAMBILAN GALIAN C
TANPA IJ1N YG SAH
2. TERKAIT MENARATELEKOMUNIKASi
3. TERKAIT PARKIR
4. TERKAIT REKLAME
5. DLL
 PENERIMAAN KEUANGAN YG SEHARUSNYA
MASUK KE KAS DAERAH/ KAS NEGARA TETAPI TDK MASUK
ATAU MASUK TDK SESUAI PENERIMAAN SESUNGGUHNYA, yaitu
PUNGUTAN PBB TDK DISETOR SELURUHNYA DAN PUNGUTAN
DARI PAJAK ADD DAN DD YG TDK DISETOR
UPAYA PENCEGAHAN PENYIMPANGAN (TIPIKOR) DI DESA:

 Perkuatintegritas moral aparatur pemerintah desa


 Membekali aparatur desa dg pengetahuan teknis perencanaan pembangunan,
admintstrasidan keuangan
 Sosialisi setiap pembaharuan peraturan/ ketentuan aparatur desa berpedoman
pd aturan terkait/juklak/juknis (termasuk siskeudes)
 Aparatur mematuhi ketentuan pengelolaan keuangan desa
 Aparatur pengawasan pemda (apip) melakukan pengawasan secara kontinyu
dan proporsional
 Aparat pengawas (apip) merekapitulasi tiap temuan utk program sosialisasi
dan pencegahan, serta memberi/ rekomendasi sanksi scr tegas jika ditemukan
penyimpangan scr proporsional
 Badan/ dinas yg bertanggung jawab dlm pembinaan pemdes melakukan
tupoksi pembinaan dan pelayanan kpd pemdes dg maksimal
 Jaring konsultasi dan koordinasi, antara dinsa teknis terkait , inspektorat
(apip) dan lembaga penegak hukum utk mencegah dan mendeteksi
penyimpangan

KETERLIBATAN KEJAKSAAN DALAM PROSES


PEMBANGUNAN

Penjelasan Umum UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan


Republik Indonesia alinea 7 :
" Kejaksaan juga harus mampu terlibat sepenuhnya dalam proses
pembangunan antara lain turut menciptakan kondisi yang mendukung
dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan
masyarakat adit dan makmur berdasarkan Pancasila, serta berkewajiban
untuk turut menjaga dan menegakkan kewibawaan pemerintah dan
negara serta melindungi kepentingan masyarakat"
Menciptakan Penegakan
Kondisi yang Hukum
Mendukung dan Preventif TP4
Mengamankan
Pembangunan

Kejaksaan

Menjaga dan Penegakan


Menegakkan Hukum
Kewibawaan Refresif
Pemerintah dan
Negara serta
Melindungi
Kepentingan
Masyarakat
TUJUAN
 Menghilangkan keraguan aparatur negara dalam pengambHan keputusan;
 Terwujudnya perbaikan birokrasi bag! percepatan program strategis
naslonal untuk kepentingan rakyat;
 Menciptakan iklim investasi yg mendorong pertumbuhan ekonomi &
pembangunan nasional;
 Terlaksananya Gakkum yg efektif dengan mengutamakan pencegahan.

TUGAS DAN FUNGSI


 Mengawal, mengamankan dan mendukung keberhasilan jalannya
pemerintahan dan pembangunan melalui upaya preventif/persuasif di
Pusat dan di daerah;
 Pengawalan dan pengamanan dalam setiap tahapan program Pembangunan
dari awal sampai akhir di Pusat dan di daerah;
 Koordinast dengan APIP untuk mencegah penytmpangan yg berpotensi
menghambat, menggagalkan dan menimbulkan Kerugian Negara ;
 Gakkum di Pusat & Daerah seeara represif ketika menemukan PMH yang
dapat merugikan Kerugian Negara.

BENTUK PENGAWALAN
DAN PENGAMANAN TP4P/D:
 Mengawal, mengamankan dan mendukung
pembangunan melalui upaya pencegahan.
 Pendampingan, pemberian pendapat dan pertimbangan
hukum.
 Mempercepat penyerapan anggaran dan memastikan
pembangunan terlaksana
PENGAWASAN PENGGUNAAN
KEUANGAN DESA

INSPEKTORAT KABUPATEN

DASAR

A. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2014 TENTANG DESA
B. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2019
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR
6 TENTANG DESA
C. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA.
Stakeholder yang melakukan pengawasan teerhadap
Keuangan desa

APH INSPEKTO BPD


RAT

KPK DESA MA

BPKP APIP

Ringkasan sasaran pengawasan dan dasar hukum

Sasaran pengawasan dasar hukum


PENGERTIAN-PENGERTIAN

KEUANGAN DESA
(PASAL 71 UU N0. 6/2014)
1. ADALAH SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN DESA YANG DARAT DINILAI
DENGAN UANG, SERTA SEGALA SESUATU BERUPA UANG DAN QARANG
YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN.

2. HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)


MENIMBULKAN PENQAPATAN, BELANJA, PEMBIAYAAN, DAN
PCNGELOLMN KEUANGAN DESA

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


(PASAL 1 HURUF 6 PERMENDAGRI 20/2018)

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ADALAH KESELURUHAN KEEGIATAN


YANG MELIPUTI PEERENCANAAN, PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN,
PELAPORAN, DAN PEERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA.

AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

 TRANSPARANSI → TERBUKA, TIDAK ADA YANG DITUTUPI,


MEMUNGKINKAN MASYARAKAT UNTUK MENGETAHUI DAN
MENDAPATKAN AKSES INFORMASI SELUAS-LUASNYA TENTANG
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 AKUNTABEL → DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN SESUAI
KETENUTAN PERU NDANG-UNDANGAN (ADM, MORAL. KUKUM).
 PARTISIPATIF → MENGUTAMAKAN PERAN SERTA
MASYARAKAT DAN LEMBAGA KEMASYASAKATAN
 TERTIB DAN DTSIPLIN ANGGARAN → KONSISTEN, TEPAT
WAKTU TEPAT JUMLAH DAN TAAT AZAS.

DIKELOLA DALAM 1 TAHUN ANGGARAN DIMULAI


1 JANUARI S.D 21 DESEMBER
ALUR PENYUSUNAN PERENCANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DESA APBDesa
PEMERINTAH PUSAT APBN

PEMKAB/KOTA APBD KAB/KOTA

MELALUI CAMAT
APB DESA
PERATURAN DESA
PIHAK YANG TERLIBAT :
(PERDES) TTG APB DESA
- Pemerintah desa (kades & perangkat desa)
MUSYAWARAH DESA - BPD (Badan Permusyawarata Desa)
- Perwakilan tokoh masyarakat, unsur
perempuan, ormas, unsur warga miskin
KETERANGAN :

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


KEPALA DESA (KUWU) Pasal 3 ayat (2) pemendagri 20/2018 :
- Pemegang KEWENANGAN KUWU :
- Pengelola keuangan desa a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
(PKPKD) dan mewakili perdes dalam APB Desa
kepemilikan kekaya-an milik desa b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan
yang dipisahkan barang milik desa
- c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban APB Desa
d. Menetapkan pelaksana pengelolaan,
keuangan desa (PPKD)
e. Menyetujui dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) dokumen pelaksanaan perubahan anggaran
(DPPA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
lanjutan (DPAL)
f. Menyetujui rencana anggaran kas (RAK)
desa dan
g. Menyetujui SPP
Pasal 3 ayat 3, permendagri 20/2018 :
Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa kuwu
menguasakan sebagaian kekuasaannya kepada
perangkat desa sebagai PPKD
PPKD
(PELAKSANA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA)
Kaur dan kasi  Kaur dan kasi melaksanakan tugas dapat dibantu oleh tim
Bertugas sebagai dan melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena
pelaksana kegiatan aggaran sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri
sesuai dengan tugasnya  Tim tersebut berasal dari unsur perangkat desa, lembaga
kemasyarakatan desa dan/atau masyarakat, yang terdiri atas :
a.ketua
b. sekretaris dan
c.anggota
 pembentukan tim diusulkan pada saat penyusunan RKP
desa dan titetapkan melalui keputusan kuwu

Kaur keuangan melaksana- Pasal 8 ayat 2 permendagri 20/2008 :


kan fungsi kebendaharaan Kaur keuangan mempunyai tugas :
pasal 8 ayat 1 a. Menyusun RAK desa dan
b. Melakukan penatausahaan yang yang meliputi menerima
penyimpanan penyetoran/membayar, menatausahakan dan mem-
pertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APBDesa

Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa


(APBDes)

1. Pendapatan 2. Belanja 3. Pembiayaan

 PADes Klasifikasi belanja bidang Penerimaan :


 Hasil usaha, hasil asset,
swadaya, partisipasi, a. Penyelenggaraan a. SILPA sebelumnya
dotrol dan PADesa pemerintah desa b. Pencairan dana
lainnya b. Pelaksanaan cadangan
 Transfer pembangunan desa c. Hasil penjualan
 APBN, APBD c. Pembinaan kekayaaan desa yang
 Lain-lain Pendapatan kemasyarakatan desa dipisahkan
hibah, sumbangan, d. Penanggulangan ben- Pengeluaran :
pihak ketiga, hasil cana keadaan darurat
kerjasama, bantuan dan mendesak desa a. Pembentukan dana
perusahaan, bunga cadangan
bank, dan PAD yang b. Penyertaan modal
sah desa
PENDAPATAN DESA
 Pendapatan desa yang ditetapkan dalam APBDes merupakan perkiraan yang terukur dan
rasional yang memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya rasional artinya menurut
pikiran logis atas masuk akan sesuai fakta atau data
 Pendapatan Desa, yaitu semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang
menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
 Pendapatan Desa, terdiri atas kelompok:
PADesa, terdiri atas jenis :
 HasiI usaha. a.I. hasil Bumdes,
 Hasil aset. a.I. tanah kas desa (Titisara, Bengkok, Pangonan, Tanah
kas Desa yang digunakan oleh Pemerintah Daerah, dan Fendapatan sewa Tanah kas Desa
lainnya), tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi, dan hasil
aset lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala desa.
 Swadaya, partisipasi dan gotong royong adalah penerirnaan yang
berasal dari sumbangan masyarakat Desa berupa uang.
 Pendapatan asli Desa lainnya, antara lain hasil pungutan Desa dan
ditetapkan dengan peraaturan desa

PENDAPATAN DESA
 Transfer, terdiri atas jenis :
 Dana desa
 Bagian dari hasil pajak & retribusi daerah kabupaten
 Alokasi Dana Desa (ADD);
 Bantuan keuangan dari APBD Proving; dan
 Bantuan keuanganAPBD Kabupaten
 Bantuan keuangan dari APBD Proving dan APBD Kabupaten, dapat bersifat
umum dan khusus.
 Bantuan keuangan bersrfat khusus cfikelola dalam APB Desa tetapi tidak
diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 0% (tujuh puluh per seratus) dan paling,
baryak 30% (tiga puluh (per seratus).
 Pendapatan lain-lain, terdiri atas jenis:
 Hibah & Sumbangan dari pinak ke-3 yg tidak rnengikat. pemberian berupa uang
dari pihak ke tiga, Bunga Bank, Koreksi kesalahan Belanja thn anggaran sebelumnya,
Penerimaan Hasil Keras Desa.
 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah. a. pendapatan sbg hsl kerjasama dgn
pihakke-3 & bantuan perusahaanyg berlokasi desa
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
KEPALA DESA (KUWU) Pasal 3 ayat (2) pemendagri 20/2018 :
- Pemegang Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepala PPKD
- Pengelola keuangan desa ditetapkan dengan keputusan kuwu
(PKPKD) dan mewakili perdes dalam
kepemilikan kekaya-an milik desa
yang dipisahkan
-

PPKD (Pelaksana Pengeloaan Keuangan Desa)


Sekretaris desa bertindak selaku Pasal 5 ayat (2) pemendagri 20/2018 :
Koordinator PPKD Sekretaris desa mampunyai tugas :
Pasal 5 ayat 1 permendagri 20/2018  Mengoordinasikan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan ABPDesa
 Mengoordinasikan penyusunan rancangan
APB Desa dan rancangan perubahan APB Desa
 Mengoordinasikan penyusunan rancangan
peratu-ran desa tentang APB Desa, perubahan APB
Desa dan pertanggung jawaban pelaksanaan PB
Desa
 Mengoordinasikan penyusunan rancangan
peratu-ran kuwu tentang penjabaran APB Desa dan
perubahan penjabaran APB Desa dan perubahan
penjabaran APB Desa
 Mengoordinasikan tugas perangkat desa
lain yang menjalankan tugas PPKD, dan
 Mengoordinasikan penyusunan laporan
keuangan desa dalam rangka perrtanggung jawaban
pelaksa-naan APB Desa.
PPKD (Pelaksana Pengeloaan Keuangan Desa)
Sekretaris desa bertindak selaku Pasal 5 ayat 3 pemendagri 20/2018
Koordinator PPKD Selain tugas sebagaimana pasal 5 ayat 2 sekretaris desa
mempunyai tugas

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


KEPALA DESA (KUWU) Pasal 3 ayat (2) pemendagri 20/2018 :
- Pemegang KEWENANGAN KUWU :
- Pengelola keuangan desa h. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
(PKPKD) dan mewakili perdes dalam APB Desa
kepemilikan kekaya-an milik desa i. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan
yang dipisahkan barang milik desa
- j. Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban APB Desa
k. Menetapkan pelaksana pengelolaan,
keuangan desa (PPKD)
l. Menyetujui dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) dokumen pelaksanaan perubahan anggaran
(DPPA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
lanjutan (DPAL)
m. Menyetujui rencana anggaran kas (RAK)
desa dan
n. Menyetujui SPP
Pasal 3 ayat 3, permendagri 20/2018 :
Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa kuwu
menguasakan sebagaian kekuasaannya kepada
perangkat desa sebagai PPKD
BELANJA DESA
 Balanja Desa disusun secara berimbang antara penerimaan dan
pengeluaan, dan penggunaan keuangan desa harus konsiaten sesuai dangan
rencana, tapat jumlah, dan tepat peruntukan dan saauai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Samua pangetuaran dari rekenmg desa yang merupakan kewajiban desa
dalam 1 Tahun Anggaran yang tidak akan diperolah pembayarannya kambali
oleh desa dan dipergunakan dalam rangka untuk mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa.
 Belanja Desa yang ditetapkan dalam APBDesa paling sedikit 70% untuk
mendanai Panyalcnggaraan Pemerintahan Desa termasuk balanja operasional
Pemerintahan Desa dan insentif rukun tetangga dan rukun warga, Pelaksanaan
Pembangunan Desa, Pembinaan Kernasyarakatan Desa dan Peoiberdayaan
Masyarakat Desa. Serta paling hanyak 30% digunakan untuk Siltap,
Tunjangan Kuwu dan Perangkat Desa, tunjangan dan Operasiotial BPD.
(Pasal 100 PP 11 Tahun 2019),

BELANJA DESA
Belanja Desa diklasifikaslkan atas kelompok :
1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa;
3. Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
4. Pemb«rdayaun Masyarakat Desa; dan
5. Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak Desa.

Jenis Belanja:
a) Balanja Pegawai
b) Belanja Barang / Jasa
c) Belanja Modal
d) Belanja Tak Terduga
PEMBIAYAAN DESA
 Merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau Pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada suatu anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun
anggaran berikutnya. Yang terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengatuaran Pembiayaan.
 Penerimaan pembiayaan meliputi SiLPa tahim sebalumnya, Pencairan dana cadangan dan
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan kecuali tanah dan bangunan
 SiLPA paling sedikit meliputi pelampauan panerimaan pendapatan terhadap belanja,
panghematan belanja, dan sisa dana kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.
 Pencairan dana cadangan digunakan untuk manganggarkan kebutuhan dana cadangan yang
selanjutnya dicatatkan dalam penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.
 Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan dicatat dalam penerimaan pembiayaan hasil
penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan.
 Pengeluaran pembiayaan terrdiri atas :
a. Pembentukan dana cadangan ——, untuk menandai kegiatan yang penyediaan
dananya tidak dapat sekaligus dibebankan dalam 1 (satu) tahun anggaran dan ditatapkan
dengan Perdes.
b. Penyertaan modal —— Bumdes

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MELIPUTI PASAL 29

A.PERENCANAAN
B. PELAKSANAAN
C.PENATAUSAHAAN
D, PELAPORAN DAN
E.PERTANGGUNGJAWABAN

1. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 29 dengan


basis kas
2. Basis kas sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan pencataan
transsaksi pada saat kas yang deterima atau dikeluarkan dari rekening kas desa
3. Pengelolaan keuangan desa dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
imformasi yang di kelola kementrian dalam negeri
A. Perencanaan UU No. 6/2014
 Pemerintan Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa
sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten / Kota. (Pasar 79.ayat 1);
 Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun secara berjangka meliputi: (Pasal 79 ayat 2)
a. Rencana ; Pembangunan - Jangka Menengah Desa; untuk
jangka waktu 6 (enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut
Rencana Kerja Pemerintah. Desa, merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1
(satu) tahun
 Rencana pembangunan jangka menengah desa
dan
 Rencana kerja pemerintah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan desa

A. Perencanaan lanjutan

 Perencanaan pengelolgan keuangan Desa rnerupakan


perencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerinlahar Desa pada
tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APB
 Sekretaris Desa mengoordinasikan penyjsunan rancangsn
APB Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman
penyusunan APB Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota
setiap tahun.
 Secara umum Perencanaan Keuangan adalah kegiatan
untuk mempekirakan Pendapatan dan Belanja dalam kurun waktu
tertentu dimasa yang akan datang.

RPJMDESA DAN RKPDESA APBDESA


Perubahan Anggaran

Perubahan Peraturan Desa


 Pemerintah desa dapat melakukan perubahan APBDesa apabila terjadi :
 Penambahan dan / atau mengurangi dalam pendapatan desa dalam
pendapatan desa pada tahun anggara berlajan
 Sisa menghematan belanja dan sisa lebih perhitungan pembiayaan
tahun berjalan yang akan digunakan dalam tahun berkenaan
 Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar bidang
amtar kegiatan dan antar jenis belanja, dan.
 Keadaan yang menyebabkan SILPI tahun sebelumnya harus digunakan
dalam tahun anggaran berjalan.
 Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa.
 Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan lusr biasa.
 Perubahan APB Desa ditetapkan dengan peraturan Desa mengenai perubahan
Apb Desa dan tetap mempedoman RKP Desak.

B. Pelaksanaan
 Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa rnerupakan penerimaan dan pengeluaran Desa
yang dilaksanakan melalui rekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati / Wali Kota
 Rekening kas Desa dibuat oleh Pemerintan Desa dengan spesiimen tanda tangan Kuwu dan
Kaur Keuangan.
 Kaur Keuangan dapat menyimpan uang tunai pada jumlah tertentu untuk memenuhi
kebutuhan operasional pemerintah Desa.
 Setiap pendapatan dan Pengeluaran didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
 Bukti-bukti Pengeluaran harus mendapat persetujuan Kuwu dan Kuwu bertanggung jawab
atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti tersebut. (Pasal 51 ayat 3).
 Setiap pengeluaran kas Desa yang menyebabkan beban atas anggaran Belanja Desa
dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan mengenal perpajakan yang
berlaku, (Pasal 58)
 Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pengeluaran kas Desa atas
beban belanja pegawai, barang/jasa, dan modal. (Pasal 58 ayat 3).
B. Pelaksanaan
 Kaur dan Kasi pelahsana kegiatan anggaran, antara tain :
a. Bertanggungjawab terhadap tinctaKan pengeluaran. (Pasal 61 ayat 4).
b. Menggunakan buku pembantu Kegiatan untuk mencatat semua
pengeiuaran anggaran kegiatan sesuai dengan tugasnya. (Pasal 51 ayat 5)
c. Melaksanakan kegiatan berdasarkan OPA yang telah dlsetujul Kepala
Desa. (Pasal 52 ayat 1).
d. Mengajukan SPP dalam setiap petaksanaan kegiatan anggaran
sesuai dengan periods yang tercantum dalam DPA dengan nominal Sdrna bessr
atau kurang dart yang tertera datam DPA, Dalam Pongajuan SPP wajib
menyertakan faporan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran. (Pasal
53)
e. Menyampaikan pertanggungjawaban pencairan berupa bukti transaket
pembayaran pengadaan barang/jasa kepada Sekretaris (Pasal 64 ayat 4)
f. Wajib menyampaikan laporan akliir realisasi peiaksanaan kegiatan dan
anggaran kepsda Kuwu paling lambat 7 (tu/uh) hari sejak seluruh kegiatan selesai.
{Pasal 56)

B. Pelaksanaan
 Sekretarta Desa dalam pelatoanaan anggaran, antam lain ;
a. Melakukan verifikasi terhadap rencangan RAK Desa yang
diajukan Kaur Keuangan, (Pasal 48 ayat 3).
b. Memeriksa kesesuaian bukti transaks pembayaran
dengan pertanggungjawaban pancairan anggaran yang disampaikan oleh
Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran (Pasal 64 ayat 5).
c. Dalam setiap pengajuan SPP berkewajiban untuk :
 meneliti kelengkapan permlntaan pembayaran yang
diajukan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran;
 menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB
Desa yang tercantutn datam permintaan pembayaran;
 menguji ketersediaan dana untuk kegiatan dimaksud;
dan
 menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh Kaur
dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran apabila tidak memenuhi
pensyaratan yang ditetapkan
B. Pelaksanaan
 Kaur Keuangan data pelaksanaan anggaran, antara lain :
a. Menyusun rancangari RAK Desa berdasarkan DPA yanij
telah bisetujui Kuwu
b. Melakukan pencairan anggaran sesuai dengan besaran yang
lertera dalam SPP sotelah mendapatkaa perselujuan dari kepala
desa. (Pasal 55 ayat 5).
c. Mencatat pengelualan anggaran ke dalam buku kas umum dan
buku pembantu panjar.
d. Sebagai wajib pungut pajak melakukan pemotongan pajak
terhadap pengeluaran kas Desa. (Pasal 58 ayat 2)
e. Wajib menyetorkan seluruh penerimaan pajak yang dipurtgut
sasuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Paaal 58 ayat
3}
 Setiap pengeluaran kas berupa uang panjar harus didukung dengan bukti /
kuttansi pemberian panjar kepada Tim Peiaksana Kegiatan.
 Kerugian Desa yang terjadi karerta adanya pelanggaran administrate
danJatau pelanggaran pidana disalesalkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-umlangan. (Pasal 77).

C. Penatausahaan
 Pcnatausanaan adalah Pencatatan seluruh transaksi keuangan, untuk
penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran.
 Azas akimtabilitas, tertib dan disiplin anggaran dalam keiatan
penatausahaan akan mewujud bila Pengelola kekayaan Desa dimiliki sikap
dan komitmen :
 Menjaga harkat dan martabat diri
 Anti Korupsi
 Taat kepada peraturan perundangan.
 Mancatat semua transaksi.
 Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keunngan sebagai
pelaksana fungsi kebendaharaan, dengan mencatat setlap penerimaan dan
pengeluaran dalam Buku Kas Umum. (Pasal €3 ayat )
 Pencataan pada buku kas umum ditutup setiap akhir bulan dan
dilaporkan oleh Kaur Keuangan kepada Sekretaris Desa paling lambat tanggal
10 (sepuluh) bulan berikutnya.
 Buku Kas Umum (SKU) dikerjakan selama satu tahun anggaran dari
bulan Januari s/d Desember dalam satu buku sebagai satu kesatuan.
C. Penatausahaan
 Kaur keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri
atas:
a. Buku pembantu bank; (merupakan Catalan penerimaan dan
pengeluaran melalui rekening Kas Desa)
b. Buku pembantu pajak; (merupakan Catalan penerimaan
potongan Pajak dan pengeluaran sctoran pajak)
c. Buku pembantu panjar. (merupakan catatan pemberian
dan pertanggungjawaban uang panjar)
 Buku Kas Umum harus diisi tiap transaksi (segera
setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu
minggu/bulan) dan transaksi yang die a tat didalam Buku Kas Umum juga
harus die at at cfalam buku pembantu, yaitu Suku Pembantu Kas, Buku
Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak, Formulir yang teiah diisi, dftutup
dan ditandatanganl oleh Kaur Keuangan I Bendahara dan Atasart
langsungnya.
 Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat
dalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu yang re lev an sesuai dengan
urutan tanggal kejadiannya

C. PEnatausahaan
 Sebelum penutupan BKU, At a b an tangsung utelakukan opfiame
kas dengan mengftttung Jumlah kas baih yang ada di Pemerintah Oesa (kas
Tunai) maupun kas yang ada di bank.
 Hasil dart opname kas kemudian dibandtngkan dengan saldo akhir BKU
pada bulan bersangkutan. Apabila terjadl perbedaan, maka hafua
dijelaskan penyebab perbedaannya.
 Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdararkan RAK Desa
yang teiah dlsetujul olert Kepala Desa (Kukwu).
 Pengeluaran atas beban APS Desa urituk kegiatafi yang dilakukan sccnra
swakelola dlkeluarkan oleh Kaur Keuangan kepada Kaur dan Kasi terlaksana
kegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajuKan serta teiah disetujui
oleh Kuwu
 Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegtatan yang dilakukan sccara
swakelola dikflfuarkan oleh Kaur Kauangan kepada Kaur dan Kasi
petaksana hegiatan anggaran atas dasar DPA dan SPP yang diajnkan serta
telah disetujui oleh Kuwu
C. Penatausahaan
 Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai, dilakukan
secara langsung olah Kaur Keuangan dan diketahui oleh Kuwu.
 Penerimaan dan Pengeluaran atas beban APB desa dibuktikan dengan
kuitansi pengelusran dan kuilansi penerfmsan.
 Kufiansi pengeluaran ditandatangani oleh Kaur Keuangan.
 Kuitansi penarimaan ditandatangani oleh penerima dana.
 Sekretaris Desa melakukan veritikasi, evaluasi dan analisis alas laporan
dari Kaur Keuangan dan hastlnya disampaikan kepada Kuwu untuk disetuji.
 Bukti-bukti Transaksi pengeluaran uang didukung dengan bukt yang
lengkap dan sah. Administralif dan materialitas sehingga bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya (akuntansi) sesuai ketentuan yang
bertaku.
 Bukti tranaaksi yang baik adalah di datamnya tertulis pihak yang
membuat, yang memverifikasi, yang menyetujul dan yang menerima.
 Bukti transaksi merupakan bagian darl petiatausahaan dim pengelolaan
Keuangan, tanpa bukti transaksi, tranaaksi dianggap tidak sah.

C. Penatausahaan
 Secara umum bukti pengeluaran adalah berupa kwitansl pembayaran yang
sah, nota / faktur pembetian dan dokumen pendukung lalniiya, Setiap jenis
transaksi, biasanya membutuhkan dokumen penduKung yang berbeda,
misalnya transaKsi pembellan ATK berbeda demjan transakai pembclian
makanan dan minuman.
 Bukti Pengeluaran harus tepat sasaran. tepal penggonaan, tcp.T<
penerima dan tepat waktu.
 Bukti Transaksi antara lain berupa :
1. KUITANSI
Merupakan bukti (ransaksf yg muncul akibal terjadinya penerimaan dan
pengeluaran uang sebagai alat pembayaran suatu transaksi yang dilerima
oleh si penerina uang
2. NOTA KONTAN
Menjpaken bukti pembelian atau penjualan barang yang di bayar secara
tunal.
3. FAKTUR
Merupakan bukti pembellan atau penjualan barang yang di bayar
secara kredit.
C. Penatausahaan
 Syarat - syarat kultansi :
a. Norrior urut kultansi.
b. Sudan terima dari: Bandahara..,,,.
c. Jumlah Uang.
d. Tertuiis uralan transaksi eecara jetas dan terperifici sesual dengan peruntukannya.
e. Nama Kegfatan
f. Kods Rekening
g. Mencantumkan tanggal dan ternpat Desa terjadinya transaksi.
h. Tanda tangan dan nama jelas penerima uang (apabila pembayarannya kepada
Toko maka harus ditengkapi dengan stempel/cap toko tersebut)
i. Tanda tangan dan nama jelas dan unsur Pemerintah Desa (minimal 2 orang),
j. Bernominal Rp. 250.000,- keatas s.d Rp l.000,000,- dibubuhi materal senilai
Rp3.000,-. (PP 24/2000).
k. Bernominal Rp1.000.000,- keatas, harus dibubuhi materai Rp6,000,-
l. Pembelian Barang/jasa diaias Rp1.000.000.- diKenakan pajak (PPn)
m. Pembelian barang'jasa diatas Rp. 2.000.000 keatas dlkenakan pajak PPn + PPh

C Penatausahaan
CONTOH KWITANSI
Pengeluaran
Nomer kwitansi……
Sudah diterima dari :……………………………
Banyaknya Barang :……………………………
Untuk Pembayaran :……………………………
Nama Kegiatan :…………………………….
Kode rekening Belanja : ……………………….
Potongan Pajak
Nilai : ……………………………
Pot Pajak PPN :……………………………
Pot Pajak Penghasilan :…………………………....
Total yang di keluarkan :……………………………

RP……………….

Mengetahui Di bayar Oleh


Kepala Desa Bendahara Desa

……………… …………………
Bukti pengeluaran dana beserta bukti pendukungnya
 Pembayaran Siltap Kuwu, Penjabat Kuwu, dan Perangkat Desa, Bukti
pengeluaran yang dibutuhkan antara lain :
 Kuitansi pembayaran Siltap yang sudah ditandatangani dan nama
jelas penerima uang;
 Daftar Penerimaan pemsayaran Siltap yang sudah ditandatangani
dari masing-masing penerima Siltap;
 SSP Surat Setoran Pajak) ....,.„. bila ada yang dikenakan
pajaknya.
 Pembelian barang pakai habis, Belanja Cetak,
Penggandaan. Sokti pengelgaran yang dtoutuhkan antara lain :
 Kuitansi pembayaran yang Sudan
ditandatangani dan nama jelas penerima uang dan distempel dari toko;
 Nota atau Faktur pembelian yang sudah
ditandaiangant dan nama jelas penerima uang dan distempel dari toko;
 Bukti seloran pajak yang telah disetorkan ke
kas negara melalui Bank yang lelah ditunjuK ......... bila ada pengenaan
pajaknya. (pembelian Barang dengan harga diatas senilai Rp1.000.000,-

 Pembayaran Belanja Makanan dan Minuman keperluan Rapat, pertemuan dan


sejenisnya.
Bukti pengeluaran yang dibuluhkan antara lain :
 Kuitansi pembayaran yang sudali ditanda tangani dan nama
jolas penerima uang serta distempel dari Rumah makan/Catering/Warung Nasi
/Toku Kue;
 Nota atau Faktur pembelian yang sudali ditandatangani dan nama jelas
penerima uang serta distempel Rumah Makan/Catering/Warung Nasi/Toko
Kue;
 Bukti setoran pajak atas Pajak PPh 23 yang telah disetorkan ke kas
negara melalui Bank yang telah ditunjuk (bila NPWP toko sebesar 2 % dan bila
tidak pakai NPWP toko sebesar 4% dan total harga pembelia berapapun nilainya).
 Pajak Daerah sebesar 10 % dart total harga pembelian..
 Daftar Hadir Rapat (sebanyah orang yang menerima snack atau nasi
kotak yang dibeli) yang sudah ditandatangani penerima barang tersebut;
 Notulen atau Risalah Rapat;
 Undangan Rapat;
 Dokumentasi kegialan.
 Pembayaran Belanja pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor dan
sejenisnya. (Bila di APBDes dan Daftar Rencaria Penggunaan Dana (DRPD)
dianggarkan dananya),
Bukti pengeluaran yang dtbutuhkan antara lain :
 Kuitansi pembayaran yang sudab ditandatangani dan nama jelas
penerima uang serta distempel dari toko/bengkel/tempat service;
 Nota atau Faktur pembelian yang sudah dliandatangani dan nama
jelas penerima uang serta distempel dari toko/bengkel/tempat service
 Bukti setorann pajak atas JASA yaitu Pajak PPh 23 yang telah
disetorkan ke kas negara melalui Bank yang telah ditunjuk (bila NPWP
toko /bengkel/tempat service scbesar 2 % dan bila tidak pakai NPWP
toko/bengkel/tampat service sebesar 4% dari total jasa berapapun
nilainya),

 Pembayaran belanja Pembayaran Kegiatan FISIK PEMBANGUNAN.


Bukti pengeluaran yang dibutuhkan antara lain :
a. UPAH TENAGA KERJA:
 Kuitansi pembayaran ke Tukang, Laden;
 Daftar Hadir Tukang, Laden yang sudah ditandatangani atau
paraf oleh yang bersang Kutan;
 Daftar penerimaan uang yang dibangun kepada Tukang. Laden sudah
ditandaiangani oleh yang bersangkutan;
 Foto Dokumentasi;
 Foto Copy KTP atas nama Tukang dan Laden yang melaksanakan
kegitan tersebut.

b. PENGADAAN BAHAN MATERIAL :


 Kuitansi pembayaran yang sudah ditandatangani dan nama jelas penerima uang dan
distempel dari toko/penjual bahan material
 Nota atau Faklur pembelian yang sudah ditandatangani dan nama jelas penerima uang
dan distempel dari toko/penjual bahan material; ......... Foto Dokumentasi
 Bukti setoran pajak yang telah disetorkan Ke kas negara melalui Bank yang telah
dltunjuk ........ bila ada pengenaan pajaknya
 Pembayaran Belanja Pembayaran Kegiatan NARA SUMBER :
Bukti pengeluaran yang dibuluhkan aniara lain :
 Kuitansi pembayaran kepada Narasumber yang
ditugaskan sesnai bidang keahliannya (bukan dari Instansi
sendiri/;
 Daftar Hadir nara sumber
 Surat Permohonan dan instansi penyelenggara kepada
Instansi / lembaga/kantor yang akan menjadi narasumber kegiatan;
 Surat Tugas Tugas Narasumber;
 Foto dokumeniasi Kegiatan;
 Materi yang disampaikan oleh narasumber.

Contoh format daftar hadir Nara Sumber :


Daftar hadir nara sumber
Acara / kegiatan : ……………………………..
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………..
Waktu Pelaksanaan : Pukul …… s.d ……….
Tempat : ……………………………..

N
Nama Jabatan Alamat No.Telp/Hp TandaTangan
o
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
Contoh format daftar penerimaan Honorarium Nara Sumber:
Daftar Penerimaan Honorarium Nara Sumber

Contoh format daftar hadir Nara Sumber :


Daftar hadir nara sumber
Acara / kegiatan : ……………………………..
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………..
Tempat : ……………………………..

N Besar
Nama Jabatan PWP TandaTangan
o Honor
1. Rp Rp Rp Rp 1.
2. Rp Rp Rp Rp 2.
3. Rp Rp Rp Rp 3.
4. Rp Rp Rp Rp 4.
5. Rp Rp Rp Rp 5.
6. Rp Rp Rp Rp 6.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban


 Pelaporan merupakan mekaniame untuk menyampaikan data dan informasi tentang
pelaksanaan kegiatan dan tugas dengan prinsip Valid, akurat dan terkini.
 Pertanggungjawaban merupakan penyampaian laporan kepada pihak yang berwenang
dengan bentuk pemenuhan tanggungjawab.
 Kuwu menyampalkan laporan pelaksanaan APB Dcsa semester pertama kepada Bupati/Wali
Kota melalui camat, yang terdiri dari :
a. Laporan pelaksanaan APB Desa; dan
b. Laporan realisasi kegiatan,
 Kuwu menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB
Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir tahun anggaran serta dlsampaikan paling
lambat 3 (tiga) bulan setiap akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa
dengan disertai:
a. laporan keuangan, terdiri atas: taporan realisasi APB
Desa; dan catatan atas laporan keuangan,
b. laporan realisasi kegiatan;
c. daftar program sektoral. program daerah dan program
tainiiyji yang masuk Ke Desa.
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI CIREBON
NOMOR : 902/Kep.359-BKAD/2018 TANGGAL ; 13 Agustus 2018
Tentang : Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Cirebon Tahun Anggaran
2019.
 Standar Biaya Jamoan Rapat :
1. Jamuan Makan senilai Rp. 30.000,-
2. Jamuan Ringan/Snack senitai Rp.10.000.-
Catatan :
Apabila kegiatan dilahsanakan pada bulan Ramadhan, jamuan disesuaikan dengan
kebutuhan
Biaya Jamuan Rapat:
1. Setiap kali rapat peserta mendapat jamuan ringan. apabila pelaksanaan rapat lebih
dari jam 12.00 WIB maka peserta dimungkinkan mendapat jamuan makan
2. Untuk pelaksanaan rapat diluar jam kerja dimiingkinkan peserta mendapat jamuan
ringan dan jamuan makan.

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI CIREBON


NOMOR : 9l2/Kep.3S9-BKAD/2018 TANGGAL : 13 Agustus 2018
Tentang : Standar Biaya Belartja Daerah Pemerintari Kabupaten Cirebon Tahun
Angaran 2019,
 Biaya Perjaianan Dinas Dalam Oaerah bagi PNS dan Non PNS :
 Zona I dengan biaya Rp. 50.000,-
(Kecamatan Sumber, Dukupuntang, Plumbon, Weru, Talun, Plered, Kedawung. Depok, dan
Tengah Tani)
 Zona II dengan biaya Rp. 75.000.-
(Kec. Palimanan, Klangenan, Gunung Jati, Mundu, Greged, Beber, Astanajapura, Gempol dan
Jamblang)
 Zons III dengan blaya Rp. 100.000,-
(Kec. Kaliwedi, Gegesik, Susukan. Ciwaringin, Arjawinangun, Panguragan, Kapetakan,
Sedong, Waled, Karangsembung, Ciledug, Babakan, Losari, Pabedilan, Gebang, Pangenan,
Lemahabang, Susukan lebak, Pasateman, Pabuaran, Karangwareng, Suranenggala)
Alur Laporan Realisasi / Penggunaan Dana Desa

Kepala desa Bupati/wali kota Menteri

Melaporkan Melaporkan Dalam


penyaluran & konso-
Dana desa lidasi pengguna Negeri

Catatan :
1. Kepala desa melaporkan realisasi penggunaan dana desa kepada bupati/wali kota setiap
semester
2. Laporan semester 1 paling lambat dilaporkan pada minggu ke-4 bulan Juli tahun berjalan
dan laporan semester II paling lambat dilaporkan pada minggu ke-4 bulan Januari tahun berikutnya
3. Bupati / wali kota menyampaikan laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan
dana desa kepada menteri dalam negeri dengan tembusan menteri desa, pembangunan daerah
tertinggal dan transmigrasi, menteri keuangan dan gubernur
4. Laporan semester 1 menjadi persyaratan penyaluran dana desa tahap II tahun berjalan
5. Laporan semester II menjadi persyaratan penyaluran dana desa tahap tahun berikutnya
6. Bupati/wali kota dapat menerjunkan penyaluran dana desa berikut

GAMBARAN UMUM (Lanjutan)


PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :

PERENCANAAN :
 RPJMDES dengan RKPDes belum singkron (sesuai dan selaras)
 RKPDes tidak singkron dengan APBDes, ada perubahan RKPDes namun belum
dibuat rubahannya
 RPJMDes dan RKPDes belum dibuat peraturan desanya
 Tidak ada proses musyawarah (musdes) kalaupun ada hanya sekedar formalitas
(tidak ada undangan, foto musdes, tidak ada catatan notulen hasil musyawarah, tidak
ada daftar hadir, kalaupun ada yang menandatangani daftar hadir yaitu para perangkat
desa dan lembaga kemasyarakatan desatanpa mengikutsertakan tokoh masyarakat.
 APBDesa disusun tidak transparan dan demokratis serta tidak mempertimbangkan
kepentingan masyarakat
 Peraturan desa peraturan kuwu dan keputusan kuwu yang terkait pada kegiatan
yang sesuai ketentuan masih belum dibuat
GAMBARAN UMUM (Lanjutan)
PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :
PERENCANAAN :
 Masih tertapat RAB, RPD Gambar fisik belum dibuat.
 Peta lokasi pembangunan fisik belum dibuat
 Kegiatan-kegiatan yang penggunaan dananya tercantum dalam APBDesa tumpang
tindih dengan program kegiatan lairt.
 Dalam pemhuatan RAB belum sesuai ketentuan :
 Adanya perbedaan harga dengan standar harga kabupaten dan harga
setempat.
 RAB perubahan tidak dibuat
 Pengesahan RAB tidak lengkap
 Pembuatan RAB tidak dilakukan sesuai harga

GAMBARAN UMUM (Lanjutan)


PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA YANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :

PELAKSANAAN :
 Pengalihan penggunaan dana yang tercantum dalam APBDesa digunakan untuk
kegiatan lain (tidak sesuai dengan APBDesa)
 Apabila terdapat perubahan / revisi kegiatan-kegiatan dan atau perubahan
penggunaan dana yang tidak sesuai dengan APBDesa :
 Tidak dilaksanakannya musdus
 Tidak dilaksanakannya musdes
 Tidak dibuat perdes perubahan rencana pembangunan
 Revisi kegiatan tidak dibuatkan berita acara musyawarah terkait adanya
perubahan/revisi tersebut
 Dalam pembangunan fisik jumlah material terpasang tidak
sesuai dengan perencanaan RAB yang telah dilaksanakan
 Upah tenaga kerja dalam satuan hari, orang kerja (hak) tidak
dibayarkan kas angggaran yang ditetapkan
GAMBARAN UMUM (Lanjutan)
PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAYANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :
PELAKSANAAN :
 Kegiatan Pembangunan fisik dan kegiatan lainnya yaog lercantum dalam
APBDes tidak dilakukan sesuai dengan RKPDes.
 Dalam Kegiatan Pemberdayaan belum sesuai ketentuan :
 Penyaluran tidak sesuai :
Jumlah penerimaan tidak sama dengan yang dilaporkan
(SPJ)
Mengurangi kuantitas dan kualitas
Dana/barang tidak sampai ke pemanfaat (tidak tepat
sasaran;
 Tidak ada realisasi pelakaanaannya.
 Tidak adanya pengajuan proposal kegiatan
untuk kegiatan tertentu dan tidak dilengkapi dengan SK penetapan kuwu

GAMBARAN UMUM (Lanjutan)


PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAYANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :

PESTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ;
 Masih adanya Pertanggungjawaban atas pengeluaran dana (SPJ) balum dibuat
sesuai katetuan
 Dalam transaksi pembayaran Pajak belum sepenuhnya Dipungut dan disetor
sesuai ketentuan:
 Adanya ketertambatan bayar pajak
 Salah perhitungan dalam pengonaan pajak
 Penarimaan pajak tidak dicatat dalam Buku Bantu pajak
 BKU dan Suku Kas Bantu lainnya belum dibuat sesuat ketentuan.
 Transport parjalanan dinas tidak dilengkapi dengan Surat perjalanan dinas (SPD),
surat tugas, dan laporan hasil perjalanan dinas transport biayanya disesuaikan dengan
standar biaya kabupaten cirebon berdasarkan zona
GAMBARAN UMUM (Lanjutan)
PERMASALAHAN - PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAYANG PERLU DIPERHATIKAN
OLEH PEMERINTAHAN DESA, ANTARA LAIN :

 Laporan penggunaan dana tidak diDuat.


 Laporan penggunaan dana disampaikan melewati batas waktu
yang ditentukan.
 Dalam kegiatan pembangunan Fisik, Tim Pelaksana Kegiatan
belum membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan kepada Kuwu.
 Laporan pertanggungjawaban keuangan lidak tersusun dengan tertib.

TEMUAN PAD DAN PENDAPATAN LAIN


Lelang tidak terbuka

Hasil sewa tidak dimasukkan ke


ABPDes

Hasil sewa langsung digunakan

SPJ belum selesai dibuat


TEMUAN PEMERINTAHAN

BPD kurang/ tidak difungsikan

Fungsi LPM kurang diberdayakan

Pemberhentian aparat desa

Pengangkatan aparat desa

Pengaduan masyarakat

1. Pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai


2. Mark kap anggaran yang tidak melibatkan masyarakat dan
musyawarah desa
3. Penyimpangan dan keuangan desa untuk kepentingan pribadi
4. Penggelapan honor aparat desa
5. Penggelapan pajak
SEKIAN
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
MATERI
PENGANGGARAN KEUANGAN DESA
OLEH BKD

DASAR HUKUM

 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelabsanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
sebogaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelabtanaan Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa.

 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN
DESA
ISUE STTRATEGIS KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (1)

ISUE STTRATEGIS KEBIJAKAN


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA (2)
DEFINISI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERMENDAGRI 20/2018

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban


Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa

AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERMENDAGRl 20/2018

 Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas-asas


transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disipiin anggaran.
 APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan
Desa dalam masa 1 (satu) tahun anggaran mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERMENDAGRI 20/2018

KEPALA DESA / KUWU

 Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah


Desa dalam kepemilikan kekayaan milik Desa yang
dipisahkan.
 Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan
keuangan Desa, kepala Desa menguasakan sebagian
kekuasaannya kepada perangkat Desa selaku PPKD.
Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD
ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
 PPKD terdiri atas:
 Sekretaris Desa;
 Kaurdan Kasi; dan
 KaurKeuangan.
Sekretaris Desa

Sekretaris Desa bertugas sebagai koordinator PPKD.


Sekretaris Desa mempunyai tugas:
 Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB
Desa;
 Mengkoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan
perubahan
 Mengkoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Desa
tentang APB Desa, perubahan APB Desa, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa;
 Mengkoordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala Desa
tentang Penjabaran APETDesa dan Perubahan Penjabaran APB Desa;
 Mengkoordinasikan tugas perangkat Desa lain yang menjalankan
tugas PPKD; dan
 Mangkoordinasikan penyusunan laporan keuangan Desa dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.

Sekretaris Desa juga mempunyai tugas:


 Melakukan veriflkasi terhadap DPA, DPPA, dan OPAL;
 Melakukan veriflkasi terhadap RAK Desa; dan
 Melakukan veriflkasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran APB Desa.

KAUR KEUANGAN DAN BENDAHARAWAN

 Kaur keuangan melaksanakan fungsi kebendaharaan.


 Kaur keuangan mempunyai tugas :
 Menyusun RAK Desa; dan
 Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima
menyimpan, menyetorkan / membayar, menatausahakan
dan mempertanggung jawabkan penerimaan pendapatan
Desa dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APB
Desa.
 Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi
kebendaharaan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
pemerintah Desa
PELAKSANA

Kaur dan Kasi bertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran.


Kaur dan Kasi mempunyai tugas :
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja sesuai bidang tugasnya;
 Melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya;
 Mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya;
 Menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya;
 Menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas
pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang berada dalam bidang
tugasnya; dan
 Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya
untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
Pembagian tugas Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
dilakukan bardasarkan bidang tugas masing-masing dan ditetapkan
dalam RKP Desa

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APB Desa)

Pendapatan Desa terdiri dari :


1. Pendapatan Asli Desa
2. Transfer:
 Dana Desa;
 Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Kabupaten / Kota;
 Alokasi Dana Desa (ADD); 0 Bantuan Keuangan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; dan
 Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten / Kota
3. Pendapatan laln-Ialn
PENDAPATAN ASLI DESA

PENDAPATAN LAIN-LAIN
BELANJA DESA

 Belanja Desa, yaitu semua pengeluaran yang merupakan


kewajiban Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Desa.
 Klasiftkasi Belanja Desa terdiri atas bidang:
 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
 Pelaksanaan Pembangunan Desa;
 Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
 Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
 Penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak
Desa.
Klasifikasi belanja dibagi dalam sub bidang dan kegiatan sesuai
dengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam RKP
Desa.
JENIS BELANJA DESA

BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG / JASA
BELANJA MODAL, DAN
BELANJA TAK TERDUGA
PEMBIAYAAN DESA
Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok:
Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan,
Penerimaan Pembiayaan, mencakup:
SiLPA tahun sebelumnya;
 Pencairan Dana Cadangan; dan
 Hasil penjuaian kekayaan desa yang dipisahkan.
Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari: Pembentukan
Dana Cadangan dan Penyertaan Modal

KODE KLASIFIKASI UTAMA, SUB, DAN OBJEK


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

pengelolaan Keuangan Desa meliputi:  Pengelolaan keuangan


 Perencanaan; Desa dilakukan dengan Basis
 Pelaksanaan; Kas.
 Penatausahaan;  Basis Kas merupakan
 Pelaporan; dan penca tatan transaksi pada
 Pertanggungjawaban; saat kas diterima atau
dikeluarkan dari rekening kas
Desa.
 Pengelolaan keuangan
Desa dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem
informasi yang dikeiola
Kementerian Dalam Negeri

PERENCANAAN

 Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakan perencanaan


penerimaan dan pengeluaran pemerintahan Desa pada tahun anggaran
berkenaan yang dianggarkan dalam APB Desa.
 Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa
berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan dan pedoman penyusunan
APB Desa yang diatur dengan Peraturan Bupati/Wali Kota setiap tahun.
 Materi muatan Peraturan Bupati/Wali Kota paling sedikit memuat;
1. Sikronisasi kebijakan pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
kewenangan Desa dan HKP Desa;
2. Prinsip Penyusunan APB Desa;
3. Kebijakan Penyusunan APB Desa
4. Teknis Penyusunan APB Desa; dan
5. Hal-hal khusus lainnya
 Rancangan APB Desa yang telah disusun merupakan
bahan penyusunan rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
TEKNIS PENYUSUNAN APS DESA

1. Hal-hal yang harus diperhatlban daIam penyusunan APB Desa, terkait


waktu dan tahapan penyusunan hingga penetapan APB Desa.
2. Substansi APB Desa
APB Desa memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing
masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun
yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan,
beianja, dan pembiayaan.
a. Pendapatan
Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APB Desa Tahun
Anggaran berkenaan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.
Oleh karena itu dalam pedoman penyusunan APB Desa harus
memuat hal-hal yang harus diperhatikan, yang meliputi:
1) Kepastian pendapatannya, termasuk pagu anggaran
pendapatan dari transfer; dan
2) Dasar hukum, dan sebaligus prioritas
pengalobasiannya

b. Belanja
Belanja Desa harus diarahkan digunakan untuk pelaksanaan
pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
yaitu kewenangan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala
Desa yang ditetapkan dengan betentuan peraturan perundang-
undangan.
Pedoman penyusunan APB Desa secara rinci menguraikan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penyusunan APB Desa dari sisi
belanja yang meliputi belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan
belanja modal.
Pedoman penyusunan APB Desa harus mengatur hal-hal yang
memastikan bahwa alokasi belanja dengan hasil serta output yang
akan dihasilkan dalam suatu kegiatan adalah logis dan telah
memperhitungban tingkat kemahalan serta kondisi geografis Desa.
Desa dapat mengatur standar satuan harga yang disesuaikan
dengan mengacu harga satuan babupaten sebagai patokan tertinggi.
Jika terdapat harga satuan material/jasa yang lebih tinggi dari
kabupaten, maka Desa harus menyampaikan alasan yang buat.
c. Pembiayaan Desa
Pedoman penyusunan APB Desa harus menguraikan
secara rinci hal hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan APB Desa dari sisi pembiayaan, yang
mellputl;
1) Penerimaan pembiayaan, terdiri
dari SiLPA dan pencairan kembali dana cadangan;
dan
2) Pengeluaran pembiayaan, terdiri
dari penyertaan modal dan penganggaran dana
cadangan

3. CARA MENGISI FORMAT APB DESA

a. Rencana pendapatan memuat kelompok dan jenis


pendapatan Desa, yang dipungut/dikelola/ diterima oleh Desa. Jenis dan Objek
pendapatan Desa jelanjutnya dituangkan dalam penjabaran APB Desa.

b. Rencana belanja terbagi atas klasifikasi bidang dan


klasifikasi ekonomi. Klasifikasi bidang terbagi atas sub bidang dan kegiatan, Klasifikasi
ekonomi diuraikan menurut jenis belanja, objek belanja dan rincian objek. Objek belanja
dan rincian objek belanja dituangkan dalam penjabaran APB Desa

c. Rencana pembiayaan memuat kelompok penerimaan


pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit APB Desa dan Pengeluaran
pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APB Desa yang masing-
masing diuraikan menurut kelompok, jenis, dan objek, pembiayaan. Objek pembiayaan
dan rincian objek
pembiayaan dituangkan dalam penjabaran APB Desa
e. Hal-hal Khusus Lainnya Menguraikan
tentang hal-hal lain dan khusus yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan APB Desa,
diantaranya:
1) Penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
diutamakan dilakukan melalui swakelola, dengan
memaksimalban penggunaan material/bahan dari
wilayah setempat dilaksanakan secara gotong
royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat
untuk memperluas kesempatan berja, dan
pemberdayaan masyarahat setempat.
2) Kebijakan kabupaten/kota

Perubahan Anggaran

Perubahan Peraturan Desa:


Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan APB Desa apabila
terjadi:
 Penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan
Desa pada tahun anggaran berjalan;
 Sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan
pembiayaan tahun berjalan yang akan digunakan dalam tahun
berkenaan;
 Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
antar bidang, antar sub bidang, antar kegiatan, dan antar jenis
belanja; dan
 Keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya
harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan.
 Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar
biasa.
 Perubahan APB Desa ditetapkan dengan peraturan
Desa mengenai perubahan APB Desa dan tetap
mempedomani RKP Desa
Perubahan Anggaran
 Perubahan Peraturan Kepala Desa :
 Pemerintah Desa dapat melabuban perubahan terhadap
Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB Desa
sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa
ditetapkan.
 Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB
Desa dapat dilakukan apabila terjadi:
 Penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa
pada tahun anggaran berjalan;
 Beadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan
pergeseran antar objeb belanja; :
 Kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan
menyebabkan SiLPA akan dilaksanakan dalam tahun anggaran
berjalan.
 Kepala Desa memberitahukan bepada BPD mengenai
penetapan Peraturan Kepala Desa tentang perubahan penjabaran APB
Desa dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui surat
pemberitahuan mengenai Peraturan Kepala Desa tentang perubahan
penjabaran APB Desa

DPA, Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa, Rencana Kerja Kegiatan, RAB dan
RAK Dot
 Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
sesuai tugasnya menyusun DPA paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa ditetapkan.

DPA terdiri atas :


1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa, merinci setiap kegiatan,
anggaran yang disediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yang
telah dianggarkan.
2. Rencana Kerja Kegiatan Desa, merinci lokasi, volume, biaya,
sasaran, waktu pelaksanaan kegiatan, dan pelaksana kegiatan anggaran.
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB), merinci satuan harga untuk setiap
kegiatan.

Prosedur :
1. Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkan rancangan DPA
bepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa paling lama 6 (enam) hari kerja
setelah penugasan.
2. Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan DPA paling lama 15 (lima
belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasi menyerahkan rancangan DPA,
3. Kepala Desa menyetujui rancangan DPA yang telah diverifikasi oleh
Sekretaris Desa.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PPEEMERINTAH DESA
TAHUN ANGGGARAN
TERIMA KASIH
PENGELOLAAN
ASET DESA

KEPALA SUB BAGIAN PEMERINTAHAN DESA


SETDA KABUPATEN

DASAR HUKUM
 UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
 PP nomor 43 tahun 2015 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
 Permendagri nomor 1 tahun 2016 tentang
Pengelolaan Aset Desa
 Perda nomor 7 tahun 2010 tentang Sumber
Pendapatan dan Kekayaan Desa
 Perbup nomor 100 tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengeiolaan Kekayaan Desa
JENIS ASET DESA TERDIRI ATAS:
1. Kekayaan asli desa;
2. Kekayaan milik desa yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBDesa;
3. Kekayaan desa yang diperoleh dari hibah dan
sumbangan atau yang sejenis;
4. Kekayaan desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan
dari perjanjian/kontrakdan/atau diperoleh berdasarkan
ketentuan peraturan undang-undang
5. Hasil kerja sama desa; dan
6. Kekayaan desa yang berasal dari perolehan lain yang
sah

KEKAYAAN ASLI DESA BERUPA:

1. Tanah kas desa;


2. Pasar desa;
3. Pasar hewan;
4. Tambatan perahu;
5. Bangunan desa;
6. Pelelangan ikan yang dikelola oleh desa;
7. Pelelangan hasil pertanian;
8. Hutan milik desa;
9. Mata air milik desa;
10. Pemandian umum; dan
11. Lain-lain kekayaan asli desa
PENGELOLAAN ASET DESA

Pengelolaan aset desa dilaksanakan berdasarkan


asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan
keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian
nilai

PENGELOLAAN ASET DESA


Kuwu sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan aset desa
berwenang dan bertanggungjawab atas pengelolaan aset desa.

Kuwu dapat menguasakan sebagian kekuasaan pengelolaan


aset desa kepada Perangkat Desa:
 Sekretaris Desa selaku pembantu pengelola aset desa;
dan
 Unsur Perangkat Desa sebagai petugas/pengurus aset
desa.
Pokok pengelolaan aset desa:

 Aset desa yang berupa tanah disertifikatkan atas


nama Pemerintah Desa.
 Aset desa berupa bangunan harus dilengkapi
dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan
secara tertib.
 Aset desa dapat diasuransikan sesuai kemampuan
keuangan desa dan dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pokok pengelolaan aset desa:

 Aset desa dilarang untuk diserahkan kepada


pihak lain sebagai pembayaran atas tagihan
kepada pemerintah desa.
 Aset desa dilarang digadaikan atau dijadikan
jaminan untuk mendapatkan pinjaman
Pengadaan Aset Desa:

 Pengadaan aset desa, dilaksanakan berdasarkan


prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka,
bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.
 Pengadaan aset desa berupa tanah, harus
disertifikatkan atas nama pemerintah desa.
 Pengadaan aset desa berupa kendaraan harus
dicatat dalam SINK dan BPKB atas nama pemerintah
desa, dengan warna TNKB dasar merah dan tulisan
putih (kendaraan dinas Pemerintah)

Pemanfaatan Aset Desa

 Sewa,
 Pinjam pakai;
 Kerjasama pemanfaatan; dan
 Bangun guna serah atau bangun serah
guna.
SEWA

Sewa adalah pemanfaatan aset Desa oleh


pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai

Pinjam Pakai

Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa antara


Pemerintah Desa dengan Pemerintah Desa lain serta
Lembaga Kemasyarakatan Desa di Desa setempat
dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima
imbalan.
(kecuali tanah, bangunan, dan aset bergerak berupa
kendaraan bermotor)
Kerjasama Pemanfaatan

Kerjasama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset


Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka meningkatkan pendapatan Desa

Bangun Guna Serah

Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang


Milik Desa berupa tanah oleh pihak lain dengan
cara mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh
pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati, untuk selanjutnya
diserahkan kembali tanah beserta bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah
berakhirnya jangka waktu
Bangun Serah Guna
Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan
Barang Milik Desa berupa tanah oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan kepada
Pemerintahan Desa untuk didayagunakan
dalam jangka waktu tertentu yang disepakati

Pemanfaatan Aset Desa melalui: kerjasama


pemanfaatan, bangun guna serah, atau bangun
serah guna dilaksanakan setelah mendapat ijin
tertulis dari Bupati.
Basil pemanfaatan kekayaan desa

 Hasil pemanfaatan sewa, kerjasama pemanfaatan,


Pinjam pakai, dan BGS / BSG merupakan
pendapatan desa
 Penggunaannya dituangkan dalam Berita Acara
Musyawarah Desa
 Hasil pemanfaatan kekayaan desa dipergunakan
utk menunjang pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan
 Pendapatan desa tersebut wajib disetorkan melalui
Rekening Kas Desa dan ditetapkan dalam Peraturan
Desa tentang APBDesa

Tukar Menukar TKD

 untuk kepentingan umum;


 bukan untuk kepentingan umum; dan
 selain untuk kepentingan umum dan bukan
untuk kepentingan umum
Untuk Kepentingan Umum

 Kepentingan Umum diatur dalam Undang-


Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
 Dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD,
Ijin tertulis Bupati, dan Ijin tertulis Gubernur.

Bukan Untuk Kepentingan Umum

 Hanya dapat dilakukan apabila ada kepentingan


nasionat yang lebih penting dan strategis
(pengembangan kawasan industri & perumahan)
 Dengan tetap memperhatikan dan
menyesuaikan rencana tata ruang wilayah (RT
RW).
 Dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD,
Ijin tertulis Bupati, Ijin tertulis Gubernur, dan
Persetujuan Menteri.
Selain untuk kepentingan umum dan
bukan untuk kepentingan umum

Tanah Desa dapat dilakukan tukar menukar ke


lokasi desa setempat, apabila:
 Tanah Desa yg berada di Luar Desa.
 Tanah milik desa tidak satu hamparan yang
terhimpit oleh hamparan tanah pihak lain.
 Tanah milik desa yang didalamnya terdapat
tanah pihak lain.
Tukar menukar ditetapkan seteiah mendapat ijin
dari Bupati.

Pengamanan dan Pemeliharaan

 Kuwu wajib melakukan pengamanan tanah kas desa


yang berada dalam hak penguasaan pemerintah desa,
yaitu:
 Pengamanan administrasi yang meliputi kegiatan
pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan
penyimpanan dokumen kepemilikan.
 Pengamanan fisik dapat dilakukan dengan cara
pemasangan tanda batas dan pemasangan papan
tanda kepemilikan.
 Pengamanan hukum yaitu kegiatan rnelengkapi bukti
kepemilikan.
 Biaya Pengamanan aset Desa dibebankan
pada APBDesa
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai