Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syifa Zalfa Salsabila

Kelas : XI MIPA 3
Absen : 32
Teks Ceramah

Hikmah Peristiwa Isra’ Mi’raj

Bismillah;
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh…
Aduh, aduh, aduh…
Apalah artinya daun salam
Kalau tidak dipakai bikin rendang
Apalah artinya jawab salam
Kalau kurang ikhlas dan tidak lantang
Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh…
Alhamdulillah, akhirnya keluar juga suara lantang jamaah sekalian dalam menjawab rendang.
Memang, ya. Kadang-kadang sebagian dari kita harus dipancing dengan rendang dulu agar
semangat.
Alhamdulillah, alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wa diinil haq. Asyhadu alla ilaha
illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma shalli ala sayyidina
muhammad, wa ala alihi wasohbihi rasulillahi aj’main.
Jamaah kaum muslimin wal muslimat yang insyaAllah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla;
Pertama untuk memulai kisah, marilah kita bersyukur atas segala nikmat iman, nikmat islam,
nikmat sehat, hingga nikmat sempat yang senantiasa Allah berikan kepada kita.
Sungguh nikmat Allah itu sangatlah banyak hingga kita sebagai hamba yang lemah tidak mampu
menghitungnya.
Namun kita beruntung karena masih bisa makan rendang, kita masih beruntung karena masih
bisa mengunyah kerupuk, dan kita juga masih beruntung karena masih bisa bertatap muka demi
memeriahkan peringatan Isra’ wal Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah tahun 2022 ini.
Shalawat berbingkaikan salam mari kita hadiahkan kepada Nabiyullah, Nabi Akhir Zaman, al-
Mustofa Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapat
pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin.
Hadirin yang berbahagia;
Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat yang berjudul
“Hikmah Isra’ Mi’raj di Tengah Pandemi”.
Allah berkalam dalam Surah Al-Isra’ ayat 1:
Bismillahirrohmaanirrohiim

ۡ ۡۡ ۡ
َ ۡ َ‫إل ٱل ۡ َم ۡس ِج ِد ۡٱلق‬
‫صا ٱ ذلَِّي بَ ََٰر ۡكنَا‬ ََِ ‫هۦ َل ٗۡل ِمنَ ٱل ۡ َم ۡس ِج ِد ٱلَ َر ِام‬Eِ ‫س ُۡب َح ََٰن ٱ لَِّ ٓي أ ََۡس ٰ َى ب َِع ۡب ِد‬
‫ا‬ ‫ذ‬

ۡ
َِ ‫َح ۡو ََُلۥ لنُُِِيَ ۥهُ ِم ۡن َءايَ ٰتَنَِ ۚآٓ إ ِن ذ ۥهُ هُ َو ٱل ذس ِمي ُع ۡٱل‬
ۡ ]. ‫صي ُر‬
[1:‫اإلساء‬
Bacaan Latin:
Subhanalladziiiii asroo bi’abdihii lailam-minal masjidil haraam ilal masjidil aqsholladzii
baaroknaa haulahuu, linuriyahuu, min aa-yaatinaa, innahuu huwas-samii’ul bashiir.
Artinya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Pada bulan-bulan sebelum hijrah ke Madinah (Yatsrib), Rasulullah Muhammad SAW mengalami
peristiwa dahsyat nan luar biasa yang tak mampu dicerna oleh akal manusia.
Tidak hanya bagi anak SD, bahkan orang tua dengan IQ jenius pun masih tidak mampu
mencerna perjalanan satu malam Nabi yang penuh dengan mukjizat itu.
Beliau diperjalankan (isra’) oleh Allah SWT dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjdil
Aqsa Baitul Maqdis di Jerusalem.
Hadirin sekalian, kira-kira berapa jarak dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa? Apakah 5
langkah? Atau hanya dari rumah kita ke Warung Buk Siti?
Kalau kita tanya dengan Mbah Google, ternyata jarak dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis
ialah 1.500 KM.
Iya sih. Bisa ditempuh dengan pesawat jet selama satu malam saja. Tapi dulu sebelum hijrah,
kendaraan yang ada cumalah unta, kan? Nyatanya, unta butuh waktu 40 hari untuk melakukan
perjalanan sejauh 1.500 KM. MasyaAllah.
Belum selesai sampai di sana, Rasul SAW kemudian naik (mi’raj) ke Sidratul Muntaha (akhir
penggapaian), bahkan melampauinya, serta kembali lagi ke Makkah dalam waktu yang amat
singkat.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah;
Kalau kita berkaca dari segi iman, maka peristiwa luar biasa yang dilakukan Nabi merupakan
bukti bahwa 'ilm (ilmu) dan qudrat (kekuasaan) Allah sangat luas dan tidak terbatas oleh ruang
waktu.
Ruang dan waktu adalah hitung-hitungan manusia, hitung-hitungan guru matematika dan guru
fisika.
Hayoo, yang kemarin ulangan hariannya remedial sudah diperbaiki belum? Hiya-hiya, sekarang
mah enak. Mentang-mentang pandemi, semua jadi serba online. Eh, semoga shalatnya tetap
offline ya. Awas kalo ketahuan online!
Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di tengah pandemi dan era digital tahun 2022 ini,
setidaknya ada sederet hikmah yang bisa kita petik dan renungkan.
Apa saja hikmah Isra’ Mi’raj yang jamaah sekalian ketahui?
1. Isra’ Mi’raj adalah Cara Allah Menjawab Kesedihan Nabi SAW
Hadirin Rahimakumullah;
Pada tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah ditimpa kesedihan dan kedukaan yang amat
mendalam.
Dalam perjuangan dakwah di Mekkah yang penuh dengan tantangan tersebut, Rasul kehilangan
istrinya, Khadijah RA, lalu disusul oleh paman beliau, Abu Thalib.
Karena Paman Abu Thalib adalah tokoh yang masyhur dan disegani oleh kaum Quraisy wafat,
orang-orang kafir semakin masif dalam melakukan intimidasi hingga tahun kesedihan tersebut
dijuluki sebagai amul huzn yang artinya tahun duka cita. Namun, Allah SWT Maha Kasih, Allah
SWT Maha Sayang, dan Allah SWT selalu punya cerita yang indah untuk diperankan oleh
hamba-Nya.
Demi menjawab kesedihan Rasul SAW, terjadilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang merupakan
tasliyah (hiburan) bagi Rasul di mana beliau dipanggil menghadap Allah SWT untuk menjemput
perintah Shalat.
Hadirin yang berbahagia, lalu, apa hubungannya dengan pandemi yang masih marak terjadi
jelang Ramadan tahun 2022 ini?
Pelajaran alias hikmah yang bisa kita cermati ialah jangan terlampau berduka, jangan terlalu
sedih, dan jangan pula mengeluh atas ujian yang Allah berikan di akhir zaman
ini.
2. Shalat adalah Ibadah yang Spesial dan Utama
Apa bedanya perintah puasa, zakat, hingga sedekah bila kita bandingkan dengan shalat?
Hadirin yang dirahmati Allah SWT; dari peristiwa Isra’ Mi’raj kita bisa memetik makna bahwa
shalat adalah ibadah yang spesial sekaligus ibadah yang utama. Buktinya? Rasul SAW sampai
dipanggil Allah menuju Sidratul Muntaha untuk menjemput perintah shalat.
Beda dengan zakat atau pun puasa yang perintahnya turun berupa wahyu yang disampaikan oleh
malaikat Jibril.
Nah, memetik momentum Isra’ Mi’raj di masa pandemi bulan Rajab 1443 Hijriah ini, mari kita
kembali mengingat kualitas shalat kita. Sudah khusyuk atau belum, sudah sempurna gerakan dan
bacaannya atau belum, serta sudah ikhlas menjalankannya atau belum.
Allah berfirman dalam QS Huud ayat 114:

ۡ ٰ َ َ ۡۡ ‫ذ َ ذ‬
‫ى‬ َِ َ‫ت َذ ٰل‬
َ ٰ ‫ك ذ ۡ ِك َر‬ ِ ِۚ َ‫س ٔ ا‬ َِ ۡۡ ‫ت ي ُذه‬
ِ ‫ب ٱل ذ‬ َِ ‫َار َو ُزل افَا ِمنَ ٱ ل ِِۚۡل إ ِن ٱل َسن‬ ََِ ‫َوأقَ ِم ٱلذ صلَ ٰ َوةَ طَ َر‬
ِ ‫ف ٱلنذه‬

[114:‫كريِنَ ]هود‬ ٰ‫ذ‬


ِ َِ‫ل ل‬
Bacaan Latin:
Wa aqimis-sholaata torofayin-nahaari wa julafam-minal-laiil, innal hasanaati yudzhibnas-
sayyi’aati, dzaalika dzikraa lidzzaakiriin.
Artinya:
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orangorang yang ingat.
3. Setiap Perbuatan Baik atau Buruk Pasti Ada Balasannya
Hadirin Rahimakumullah;
Pada masa-masa sulit di era pandemi ini kita seringkali dibikin sedih oleh pemberitaan di
berbagai media. Dulu di awal-awal pandemi ada orang yang memendam masker, baru-baru ini
ketika harga minyak naik, ada pula orang menimbun minyak goreng.
Padahal kita sedang sudah, eh, malah ada orang memanfaatkan kesusahan tersebut.
Bercermin dari peristiwa Isra’ Mi’raj, dalam hadis shahih riwayat Abu Daud, Rasulullah dalam
Mi’raj-nya sempat melewati melewati suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga.
Mereka mencakari wajah-wajah dan dada-dada mereka. Setelah Rasul bertanya kepada Jibril, itu
adalah perumpamaan balasan bagi orangorang yang semasa hidup di dunia suka berghibah dan
menumpuk-numpuk harta.
Nauzubillahi min dzalik! Semoga kita semua dijauhkan dari siksa api neraka ya.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat Rahimakumullah;
Selain daripada 3 hikmah tadi, sesungguhnya ada banyak hikmah lain yang bisa kita petik dari
peristiwa Isra’ Mi’raj.
Tapi yang terpenting ialah; bagaimana sikap dan ikhtiar kita yang tanpa putus untuk menggapai
takwa serta menjadikan peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai momentum untuk lebih semangat ikhlas
dalam beribadah.
Jamaah yang dirahmati oleh Allah;
Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan. Saya akhiri dengan pantun:
Mak Siti pergi ke pasar beli ikan
Karena sudah bosan memasak rendang
Mari kita persiapkan amal kebaikan
Karena kita tak tahu kapan ajal datang Akhirul
kalam;
Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai