Anda di halaman 1dari 5

ِ ‫ان ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ

ِم ْن ُشر ُْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيّئَا‬


‫ت‬ ّ
ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
ٍ ‫س ٰـ َن بِ ٰ َولِ َدی ِه َح َملَتهُ أُ ُّمهُۥ َوهنًا َعلَ ٰى َو‬
‫هن‬ َ ‫ٱإلن‬ ِ ‫صینَاـ‬ َّ ‫ َو َو‬: ‫قال هللا تعالي‬
‫صی ُر‬ ِ ‫ین أَ ِن ٱش ُكر لِی َولِ ٰ َولِدَیكَ إِلَ َّی ٱل َم‬ ِ ‫ص ٰـلُهُۥ فِی َعا َم‬ َ ِ‫َوف‬
ُ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ هللاُ َوأَ ْشهَ ُد أَ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
‫ار َعلَى نَه ِْج ِه القَ ِوي ِْم َو َد َعا إِلَى‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن َس‬ َ
‫ْن َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‬Dِ ‫اط ال ُم ْستَقِي ِْم إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي‬
ِ ‫الصِّ َر‬
‫ق تقاته فقد فاز المتقون‬ ّ ‫أما بع ُد فيا عباد هللا أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى هللا ح‬

Amma ba’du …
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insyaAllah selalu berada dalam naungan rahmat Allah SWT
Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
karunia iman dan Islam; nikmat yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga
kita selalu mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat
kita.
Sebuah pujian yang hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdu lillah; segala puji hanya milik Allah. Tidak
pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa berjasa,
karena sejatinya segala pujian hanya milik-Nya semata.
Dan khotib mengajak dirinya sendiri serta jamaah sekalian untuk terus menguatkan ketaqwaan kepada
Allah SWT.

َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali
Imran, ayat 102)
Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya dan para sahabatnya.
Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Dalam khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak sejauh mana kita telah berbakti
kepada orang tua kita, khususnya ibu kita.
Kehadiran kita di dunia ini, tidak dapat kita pungkiri, adalah dengan sebuah pengorbanan yang sangat
besar dari ibu kita. Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan dalam surat Luqman ayat 14:

َ ‫ان ِب َوالِدَ ْي ۚ ِه َح َم َل ْت ُه اُم ُّٗه َوهْ ًنا َع ٰلى َوهْ ٍن وَّ ف‬


ِ ‫ِصالُ ٗه ِفيْ َعا َمي‬
‫ْن اَ ِن‬ َ ‫ص ْي َنا ااْل ِ ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬
‫ْك ِا َليَّ ْالمَصِ ْي ُر‬ َ ]ۗ ‫ا ْش ُكرْ لِيْ َول َِوالِدَ ي‬
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Dalam kesempatan khutbah Jumat ini, kita akan melihat tiga peristiwa dari sekian banyak peristiwa, yang
menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap ibu.

Yang pertama; adalah peristiwa saat Nabi Isa A.S. berbicara saat masih bayi.
Sungguh adalah sebuah peristiwa yang sangat besar saat Allah menciptakan Nabi Isa A.S. tanpa
seorang ayah, untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Namun kelahiran Nabi Isa A.S. sempat mendatangkan tuduhan keji kepada Maryam. Digambarkan dalam
surat Maryam ayat 27-28, yang artinya:
Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka
(kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu
bukan seorang perempuan pezina.”
Lalu apa yang dilakukan oleh siti Maryam? Ia menunjuk Nabi Isa A.S. yang kala itu masih bayi. Lalu Nabi
Isa A.S. berkata, yang terekam dalam surat Maryam ayat 30-32
‫هّٰللا‬
‫]ًيا‬gًّ ‫ب َو َج َع َل ِنيْ َن ِب‬ َ ‫ۙ َقا َل ِا ِّنيْ َع ْب ُد ِ ٰۗا ٰتن َِي ْالك ِٰت‬
َّ ‫ص ِنيْ ِبالص َّٰلو ِة َو‬
ُ ْ‫الز ٰكو ِة َما ُدم‬
‫]ًيا‬gًّ ‫ت َح‬ ٰ ‫ت َواَ ْو‬ ُ ۖ ‫ۖ وَّ َج َع َل ِنيْ م ُٰب َر ًكا اَي َْن َما ُك ْن‬
‫]ًيا‬gًّ ‫]ًًّر ۢا ِب َوالِدَ ِتيْ َو َل ْم َيجْ َع ْل ِنيْ َجبَّارً ا َش ِق‬g ‫وَّ َب‬
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang Nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
dan  berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Mari kita garis bawahi bahwa dalam peristiwa yang luar biasa tersebut, Allah menggerakkan lisan Nabi
Isa A.S. untuk mendeskripsikan dirinya sebagai orang yang berbakti kepada ibuku. Dan penjelasan ini
datang setelah penjelasan bahwa beliau adalah orang yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat.
Dari peristiwa tersebut, jelas bahwa berbakti kepada ibu adalah bukti dari kemuliaan seseorang dan
keimanannya kepada Allah SWT.

Peristiwa yang kedua; saat Nabi Ismail A.S. ditinggal bersama ibunya di
padang tandus.
Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim A.S. harus meninggalkan Nabi Ismail A.S. yang masih bayi
bersama ibunya, siti Hajar di Mekkah yang saat itu begitu tandus.
Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah Allah?” Ketika Nabi Ibrahim A.S.
mengiyakan, maka siti Hajar menerima perintah tersebut dengan pasrah.
Dalam suasana haus dan terik, siti Hajar lalu berusaha mencari air dari Shafa ke Marwa, hingga 7 kali
ulang-alik. Dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, akhirnya air Zamzam muncul di tanah dekat
kaki Nabi Ismail.
Yang luar biasa adalah, peristiwa seorang ibu ini, yang berusaha untuk mencari air untuk putranya,
diabadikan oleh Allah SWT sebagai salah satu ritual dalam ibadah Haji yang disebut sa’i.
Maka siapapun yang telah menunaikan ibadah umrah dan haji selayaknya selalu ingat kebesaran Allah
dan kasih sayangnya pada Ibu dan anaknya, serta menghayati betapa besar perjuangan seorang ibu.

Peristiwa yang ketiga adalah: saat Ibu Nabi Musa A.S. mendapat Ilham dari
Allah SWT
Saat Fir’aun sedang mencanangkan untuk menghabisi seluruh anak laki-laki di negerinya, ibu Nabi Musa
A.S. teramat sedih dan khawatir bahwa putranya akan turut dihabisi.
Namun dengan kekuasaan Allah, Allah memberikan ilham kepada Ibu nabi Musa A.S.

ِ ‫َواَ ْو َح ْي َنآ ا ٰ ِٓلى ا ُ ِّم م ُْو ٰ ٓسى اَنْ اَرْ ضِ ِع ْي ۚ ِه َفا َِذا ِخ ْف‬
ْ‫ت َع َل ْي ِه َفا َ ْل ِق ْي ِه فِى ْال َي ِّم َواَل َت َخا ِفي‬
‫َواَل َتحْ َز ِنيْ ۚ ِا َّنا َر ۤا ُّد ْوهُ ِا َل ْيكِ َو َجاعِ لُ ْوهُ م َِن ْالمُرْ َسلِي َْن‬
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir
terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula)
bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah
seorang rasul.” (Al-Quran, Surat Al-Qasas ayat 7)

Akhirnya Nabi Musa A.S. dihanyutkan ke sungai Nil, lalu ia ditemukan oleh istri Fira’un. Dan karena bayi
tersebut tidak mau menyusui kepada siapapun, akhirnya Allah mengembalikan bayi tersebut ke
pangkuan ibunya untuk disusui oleh ibunya.
Kita lihat betapa sentral peranan Ibu dari Nabi Musa A.S. dalam peristiwa di atas. Bahkan hingga Allah
memberikan ilham padanya.
Semua peristiwa di atas sangat jelas menunjukkan betapa besar perhatian Islam kepada seorang Ibu.
Ibu, begitu mulia kedudukannya, lebih berharga dari berlian. Dan dalam tingginya derajatnya itu, cinta Ibu
pada kita, sungguh tak bertepi.
Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah selalu memberi kita taufiq dan hidayah-Nya.

َ ‫هللا لِي َو َل ُك ْم َول َِسائ ِِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِ َّن ُه ه َُو‬


‫الس ِم ْي ُع‬ ْ ‫أَقُ ْول ُ َق ْولِي ه ََذا َو‬
َ ‫اس َت ْغفِ ُر‬
‫العلِ ْي ُم‬
َ
Khutbah Kedua
‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
‫وأشهد] أنَّ محمّداً عبده‬ ،‫وأشهد] أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬ ،‫وااله‬
‫ورسول ُه‬
‫اَمَّا َبعْ ُد‬
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam khutbah pertama tadi, dari tiga peristiwa tadi, sangat jelaslah betapa kedudukan Ibu sangatlah
tinggi dan menghormatinya adalah bukti keimanan kita dan tanda akan kemuliaan seseorang. Tentunya
masih banyak lagi peristiwa agung lainnya dalam sejarah Islam yang menunjukkan keutamaan seorang
ibu.
Dan mari kita ingat Hadits Rasulullah SAW

  “ ‫ َقا َل َقا َل َر ُج ٌل َيا َرسُو َل هَّللا ِ َمنْ أَ َح ُّق ِبحُسْ ِن الصُّحْ َب ِة َقا َل‬،‫َعنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة‬
َ ‫اك أَ ْد َن‬
.” ‫اك‬ َ ‫ُوك ُث َّم أَ ْد َن‬ َ ‫ُّك ُث َّم أُم‬
َ ‫ُّك ُث َّم أَب‬ َ ‫ُّك ُث َّم أُم‬
َ ‫أُم‬
Dalam Kitab Sahih Muslim, diriwayatkan oleh Abu Hurairah, seorang sahabat bertanya kepada
Rasulullah SAW, siapa yang paling berhak untuk aku berbakti? Rasulullah SAW berkata; Ibumu, lalu
ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang-orang yang terdekat denganmu.”
Maka, luangkanlah waktu untuk berbakti kepada ibumu. Bahkan, jadikanlah itu menjadi prioritas
waktumu. Jadikanlah berbakti kepada ibu sebagai kesempatan untuk meraih ridho-Nya dan mendapatkan
keutamaan pahalanya.

َ ‫ َف َيااَ ُّي َهاال َّناسُ !! ِا َّتقُوا‬.


َ ‫هللا َت َع‬
‫الى‬

‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا‬


َ ‫لى ال َّن ِبىْ َيا َ ُّي َها الَّ ِذي َ]ْن آ َم ُن ْوا‬
َ ‫ُصلُّ ْو َ]ن َع‬
َ ‫هللا َو َمالَ ِئ َك َت ُه ي‬
َ َّ‫اِن‬
‫َتسْ لِ ْيمًا‬

‫آل‬ َ ‫صلَّي‬
ِ ‫ْت َع َلى إِب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬ ِ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ت‬َ ‫ار ْك‬ ِ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب‬ َ ‫ إِ َّن‬،‫إِب َْرا ِه ْي َم‬
ِ ‫ َو َب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
ِ ‫َع َلى إِب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬
َ ‫ إِ َّن‬،‫آل إِب َْرا ِه ْي َم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ت األَحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم‬


ِ ‫المؤ ِم َنا‬
ْ ‫المؤ ِم ِني َْن َو‬
ْ ‫ت َو‬ ِ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َ]ْن َوالمسْ لِ َما‬
ْ ‫الل ُه َّم‬
‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدعْ َو ِة‬ َ ‫ت إِ َّن‬ َ َ‫َواأل‬
ِ ‫مْوا‬
َ ‫ك أَ ْن‬
ُ‫ت ْال َوهَّاب‬ َ ‫َر َّب َنا اَل ُت ِز ْغ قُلُو َب َنا َبعْ دَ إِ ْذ َهدَ ْي َت َنا َو َهبْ َل َنا ِمنْ َل ُد ْن‬
َ ‫ك َرحْ َم ًة إِ َّن‬

‫اف َوال ِغ َنى‬


َ ‫الع َف‬ َ ُ‫اللَّ ُه َّم إِ َّنا َنسْ أَل‬
َ ‫ك الهُدَ ى َوال ُّت َقى َو‬

َ ‫َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمنْ أَ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة أَعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق‬
‫ِين إِ َمامًا‬
‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬

‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعي َْن‬


‫صلَّى هللاُ َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬
‫َو َ‬

‫ِّك َربِّ ْالع َِّز ِة َعمَّا يَصِ فُ ْو َن‪َ .‬و َسالَ ٌم َع َلى ْالمُرْ َسلِي َْن‪َ .‬و ْال َحمْ ُد هّلِل ِ‪.‬‬
‫ان َرب َ‬
‫ُسب َْح َ‬
‫َربِّ ْال َعا َل ِميْن‬

‫ان َوإِ ْيتا َ ِء ذِي ا ْلقُ ْر َبى َو َي ْن َهى َعنْ‬ ‫هللا َيأْ ُم ُر ِبا ْل َعدْ ِل َواإْل ِ ْحسِ ِ‬ ‫عِ َبا ِد هللاِ‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫هللا ا ْل َعظِ ْي ْم َي ْذ ُك ُر ُك ْم‬
‫اء َوا ْل ُم ْن َك ِر َوا ْل َب ْغيِ‪َ 3‬ي ِع ُظ ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َذ َّك ُر ْونْ ‪َ .‬ف ْاذ ُك ُر ْوا َ‬
‫ش ِ‬‫ا ْل َف ْخ َ‬
‫هللا أَ ْك َب ْر‬
‫ش ُك ُر ْوهُ َع َلى ن َِع ِم ِه َي ِزدْ ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬ ‫‪َ .‬وا ْ‬

Anda mungkin juga menyukai