*Corresponding author:idakinasih@uinsgd.ac.id
Abstract
Cricket is commonly use as feedstuf for fishes and birds. However, most of market demand for this
insect fulfilled by natural harvest. Since they could be an alternative nonconventional protein
source for livestock industry, it is needed to develop methods for high cricket biomass production
such as find their suitable food plants. During this research, Ciriling cricket (Grillus mitratus
Burm.) was fed with various plants and mated with different sex ratio. Pakchoi (Brassica sinensis
L.), papaya (Carica papaya L.), and carrot (Daucus carota L.) was combined with common
commercial fed of cricket. Changes in food consumption, nymph mortality, body size, egg
production, and egg hatching rates were measured in order to find best fed combination and sex
ratio. The result showed that combination of standard fed with pakchoi preferred by cricket and
produced best growth, highest egg production and egg hatching rates while ratio sex of 1:3
(male:female) produced highest number of eggs and best egg hatching rates.
Keywords: Grillus mitratus, food consumption, growth, egg production, sex ratio
jantan melakukan serangkaian perilaku ini berlangsung dari bulan Mei sampai
agresif terhadap jantan lain untuk dengan Agustus 2011. Kondisi lingkungan
mendapatkan pasangan. Kondisi ini selama penelitian berkisar antara 24- Û&
menyebabkan terdapatnya operational sex dengan kelembaban antara 82-91%.
ratio (OSR), yaitu rasio dari jumlah jantan Alat yang digunakan pada penelitian
dan betina yang telah matang secara seksual ini berupa kandang pemeliharaan yang
(Emlen & Oring, 1977), yang dapat terbuat dari ember plastik (ukuran tinggi 27
memiliki tingkat kelulushidupan hewan cm dan diameter 35 cm) dengan penutup
jantan dan betina karena dipengaruhi oleh kain kasa dan sarang persembunyian. Media
proses seleksi seksual (Prohl, 2002; Head tempat bertelur berupa tutup toples
dan Brooks, 2006) serta kompetisi yang berdiameter 10 cm dengan ketinggian 2,5
terjadi pada jenis kelamin yang sama dan cm yang diisi pasir halus setebal 2 cm
berbeda (Berglund, 1994; Kvarnemo et al., dalam kondisi lembab. Peralatan lain yang
1995; Grant & Foam, 2002; Ros et al., digunakan adalah timbangan analitik,
2003). Pada sebagian besar hewan, jantan termometer ruangan, nampan plastik.
memiliki kemampuan seksual lebih tinggi Jangkrik yang digunakan yaitu
dan dibatasi dengan keberadaan betina yang jangkrik ciliring (Gryllus mitratus) yang
siap untuk kawin (Kvarnemo & Simmons, telah berusia ±2 minggu. Jangkrik tersebut
1999). Berkaitan dengan pengetahuan ini, diperoleh dengan cara menyeleksi calon
maka pada penelitian ini dilakukan indukan yang berasal dari pembibitan
pengamatan pada rasio seks dimana OSR jangkrik di daerah Cibiru, Bandung. Untuk
yang digunakan adalah female biased OSR bahan pakan yang digunakan adalah pakan
dimana jumlah betina jauh lebih besar konsentrat yang terdiri dari campuran
dibandingkan jumlah jantan. jagung giling (51%), bungkil kedelai (44%),
dedak halus (25%), dan tepung ikan (10%)
MATERIAL DAN METODE sehingga pakan tersebut mengandung 21%
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun protein. Pakan tambahan yang digunakan
Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains yaitu berupa sawi, wortel, dan pepaya.
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Adapun komposisi pakan dapat dilihat pada
Sunan Gunung Djati Bandung. Penelitian Tabel 1.
analisis kadar air menunjukan bahwa kadar 92.02% bila dibandingkan dengan kandungan
air pada sawi lebih tinggi yaitu sebesar air pada pakan lainnya (Widianingrum, 2009).
Tabel 2. Rerata mortalitas, panjang toraks, panjang abdomen dan bobot tubuh
Perlakuan Mortalitas (%) Panjang toraks (cm) Panjang abdomen (cm) Bobot tubuh (g)
A0 33,67a 1,10a 1,47a 1,77a
A1 30b 1,13a 1,83b 2,71a
A2 32ab 1,10a 1,57ab 2,34a
A3 33ab 1,10a 1,73ab 2,26a
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan nilai
yang berbeda nyata (p<0,05); A0: konsentrat, A1: konsentrat + sawi, A2: konsentrat
+ pepaya, A3: konsentrat + wortel
Walaupun sampai saat ini belum ada sejalan dengan hasil pada pengamatan
laporan yang mengungkapkan secara spesifik konsumsi pakan yang membuktikan bahwa
tentang produktivitas satwa jangkrik, tetapi sawi lebih palatable dibandingkan dengan
besarnya produksi telur dalam penelitian ini pakan buatan, ataupun kombinasi pakan
jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan buatan dengan pepaya ataupun wortel. Jumlah
yang dinyatakan Paiman et al., 1999 yakni telur yang menetas dari total produksi
selama masa produksi jangkrik ciriling didapatkan hasil bahwa pemberian pakan
mampu menghasilkan sekitar 1200 butir telur. buatan ditambah sawi menghasilkan daya
Jangkrik yang diberi pakan buatan ditambah tetas lebih tinggi dibandingkan pemberian
sawi hijau menghasilkan telur lebih tinggi pakan konsentrat saja, konsentrat ditambah
dibanding jangkrik yang diberikan kombinasi pepaya, ataupun konsentrat ditambah wortel.
pakan buatan dan sayuran lainnya. Hal ini
Gambar 2. Rerata produksi telur dan telur yang menetas pada masing-masing kombinasi perlakuan
Keterangan: A0: konsentrat, A1: konsentrat + sawi, A2: konsentrat + pepaya, A3:
konsentrat + wortel; SR1: rasio seks 1:1 ; SR2: rasio seks 1:3 ; SR3: rasio seks 1:5
Secara rata-rata rasio seks paling baik hervivorous insects. Ann Rev Entomol
untuk menghasilkan daya tetas terbaik adalah 47, 817-844.
1:3 (jantan:betina) pada semua jenis Berglund, A. (1994). The operational sex-
perlakuan (Gambar 3) tidak pada seks rasio UDWLR LQÀXHQFHV FKRRVLQHVV LQ D SLSH¿VK
1:5. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan Behav Ecol 5, 254±258.
variasi kemampuan menghasilkan telur pada Branson, D. H. (2003). Reproduction and
jangkrik betina (Kvarnemo & Simmons, survival in Melanoplus sanguinipes
1999). Hal lain yang dapat mempengaruhi ini (Orthoptera: Acrididae) in response to
adalah rendahnya motivasi dari jantan untuk resource availability and population
melakukan perkawinan karena tidak density: the role of exploitative
terdapatnya pesaing sehingga jangkrik jantan competition. Can Entomol 135, 415-426.
tidak melakukan suatu aktivitas agonistik Branson, D. H. (2006). Life history responses
yang, seperti mekanisme mengeluarkan suara of Ageneotettix deorum (Scudder)
yang merupakan stimulus seksual penting (Orthoptera: Acrididae) to host
bagi jangkrik betina (Simmons & Bailey, availability and population density. J K
1993). Ketidakadaan aktivitas ini Entom Soc 79, 146-155.
menyebabkan jangkrik betina tidak memiliki Das, M., Ganguly, A., & Haldar, P. (2012).
kesempatan untuk menguji kualitas dari Annual biomass production of two
jangkrik jantan, suatu mekanisme yang acridids (Orthoptera: Acrididae) as
berkaitan dengan aktivitas agonistik, sehingga alternative food for poultry. Span J
terdapat kemungkinan bahwa jantan yang Agric Res 10(3), 671-680.
dipilih memiliki kualitas reproduktif yang Defoliart, G. R., Finke, M. D., & Sunde, M. L.
inferiro. Selain itu terdapat kemungkinan (1982). Potencial value of the mormon
terjadi kompetisi antar betina dalam cricket (Orthoptera: Tettigonidae)
mendapatkan pasangan yang dapat harvested as a high protein feed for
mengganggu proses perkawinan (Gwynne dan poultry. J Entomol 75, 848-852.
Simmons, 1990; Simmons & Bailey, 1990; Emlen, S. T., & Oring, LW. (1977). Ecology,
Gwynne et al., 1998) terutama pada kondisi sexual selection, and evolution of
sumber daya nutrisi yang terbatas (Kvarnemo mating systems. Science 197, 215±223.
& Simmons, 1999). Akan tetapi, hipotesis ini Grant, J. W. A., & Foam, P. E. (2002). Effect
perlu dibuktikan karena penelitian ini tidak of operational sex ratio on female±
dapat menjelaskan hal ini secara baik. female versus male±male competitive
aggression. Can J Zool Rev 80, 2242±
KESIMPULAN 2246.
Keberadaan sumber air yang Gwynne, D. T, & Simmons, L. W. (1990).
merupakan salah satu komponen terpenting Experimental reversal of courtship roles
dalam budidaya jangkrik. Penggunaan in an insect. Nature 346, 172-174.
konsentrat yang umum digunakan pada Gwynne, D. T, Bailey, W. J., Annells, A.
budidaya jangkrik sebaiknya ditambahkan (1998). The sex in short supply for
dengan sumber makanan lain yang berperan matings varies over small scales in a
sebagai sumber air bagi jangkrik. Keberadaan katydid (Kawanaphila nartee,
air sendiri berkorelasi positif dengan jumlah Orthoptera: Tettigoniidae). Behav Ecol
telur dan kesuksesan telur menetas. Selain air, Sociobiol 42, 157-162.
seks rasio jantan:betina serta kualitas Head, M. L, & Brooks, R. (2006). Sexual
reproduksi dari penjantan juga menjadi faktor coercion and the opportunity for sexual
penentu terutama bila terdapat perbedaan selection in guppies. Anim Behav 71,
ekstrim pada rasio kelamin yang digunakan. 515±522.
DAFTAR PUSTAKA Joern, A., & Behmer, S. T. (1997).
Awmack, C. S., & Leather, S. R. (2002). Host Importance of dietary nitrogen and
plant quality and fecundity in carbohydrate to survival, growth and