(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan 6B)
Dosen Pengampu : Drs Ali Hamzah & Firdausi S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Denia Liza Halimi (11190170000071)
Andita Mayangsari (11190170000075)
Salsa Shofia Rahmi (11200170000071)
Muhammad Irfan Riswandi (11210170000011)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan
dan rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Serta shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika dengan judul “Islam
Dan Iptek Kelautan – Kedirgantaraan - Pengindraan Jauh - Khusus Sda Dan Lingkungan
Hidup – Bioteknologi – Kloning, Industrialisasi Sebagai Tantangan Umat, Teknologi
Hisab Dan Ru’yah, Hikmah Isyra’mi’raj Dan Iptek ”
Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat
masukan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs Ali Hamzah & Firdausi S.Si.,
M.Pd, selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan, khususnya penulis sendiri dan umumnya pada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan baik pada teknis
penulisan dan materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu di harapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ABSTRAK
Islam adalah agama yang berhubungan dengan banyak hal. Segala hal di dunia ini
sudah tertulis dalam kitab Al-Qur'an jauh sebelum dunia menjadi seperti saat ini. IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) merupakan salah satu hal yang saling mendukung
dalam Islam, bahkan peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan IPTEK. Beriringan dengan perkembangan
IPTEK, industrialisasi pun ikut berkembang sehingga tak jarang perkembangan tersebut
menjadi tantangan bagi kita sebagai umat muslim. Apa yang kita lakukan di dunia ini jelas
akan kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak, maka hadirlah hari dimana kita akan
dihisab setelah kita wafat nanti. Hal ini pun jelas tertulis dalam Al-Qur'an. Nabi
Muhammad sebagai nabi bagi umat muslim pun meninggalkan sejarah yang saat ini
berhubungan dengan perkembangan IPTEK . Isra' Mi'raj adalah hal yang dilakukan
Rasulullah saw yang mendukung perkembangan IPTEK di dunia ini.
A. Latar Belakang
IPTEK pada abad ini adalah ilmu yang sangat sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan perkembangan IPTEK mewujudkan perkembangan
industrialisasi. Perkembangan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai
umat muslim. Tak jarang kita harus menahan hawa nafsu demi menjadi umat yang
taat. Kelak akan datang hari dimana semua amal perbuatan kita di dunia ini akan
ditimbang.
Namun, perkembangan IPTEK juga terpengaruh dari hal-hal yang dilakukan
nabi pada zaman dahulu. Isra' mi'raj adalah salah hatu hal yang mendukung
perkembangan IPTEK pada zaman ini.
B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Apa Itu hubungan Islam dan IPTEK?
2. Apa Itu industrialisasi?
3. Apa Itu hisab dan ru'yah?
4. Apa Itu Isra' mi'raj?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa itu hubungan Islam dan IPTEK.
2. Mengetahui apa itu industrialisasi.
3. Mengetahui apa itu hisab dan ru'yah.
4. Mengetahui apa itu hikmah isra' mi'raj dan IPTEK.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Industrialisasi
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah
bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia
mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas
(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi
mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada
faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan.
Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia
industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan
melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki
kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Adapun pokok bahasan dalam ilmu ini adalah menentukan waktu dan posisi
benda langit yang secara langsung ataupun tidak memiliki implikasi terhadap
pelaksanaan ibadah yang terikat dengan waktu. Hingga obyek kajian ilmu ini
adalah berkisar pada penentuan arah kiblat, awal waktu shalat, awal bulan (yakni
bulan-bulan hijriyah khususnya ramadhan, syawwal dan dzulhijjah) serta penentuan
gerhana matahari dan bulan.
Rukyat menurut bahasa berasal dari kata ra’a, yara, ra’yan, wa ru’yatan yang
bermakna melihat, mengerti, menyangka, menduga dan mengira, to see, to behold
(melihat), perceive (merasa), notice, observe, (memperhatikan/melihat) dan discern
(melihat). Dalam khazanah fiqh, kata rukyah lazim disertai dengan kata hilal
sehingga menjadi rukyatul hilal yang berarti melihat hilal (bulan baru). Rukyatul
hilal ini berkaitan erat dengan masalah ibadah terutama ibadah puasa. Hal ini sesuai
dengan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
ث َي
ِ نث َ ال َّ ِي ِ بَع َل ْ ي ْك َمفأ َ ْ كِملوا
َ َ عدَة َ ْشعبَا َّ ت ِ َه ِفإْنغ ْ َ ت ِ هَوأ
ِ َف ِ طروا ِل ْرؤي ِ َصوموا ِل ْرؤي
“Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berharirayalah karena
melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan
Sya’ban sampai tiga puluh hari. (HR. Bukhari No.1909).”
Rukyah menurut istilah adalah melihat hilal pada saat matahari terbenam
tannggal 29 bulan Qamariyyah. Kalau hilal berhasil dirukyah maka sejak matahari
terbenam tersebut sudah dihitung bulan baru, kalau tidak terlihat maka malam itu
dan keesokan harinya masih merupakan bulan yang berjalan dengan digenapkan
(istikmal) menjadi 30hari.
Dari fase ini, agaknya Yunani yang banyak berpengaruh dalam perkembangan
astronomi dan keilmuan falak (hisab) Arab. Saat Masa kejayaan Yunani berakhir,
pusat peradaban dan perkembangan ilmu dunia memang berpusat pada dunia Timur
yang notabene di bawah kekuasaan Islam. Masa ini tergolong cukup lama
dibanding peradaban lain yakni selama kurang lebih 14 abad. Fakta sejarah
menyatakan, masa Golden age dunia Islam memang berbanding terbalik dengan
dunia Barat yang berada dalam masa kegelapan (dalam keilmuan Filsafat biasa
dikatakan sebagai fase skolastik) dan berada di bawah kontrol gereja. Berfokus
pada perkembangan falak di dunia Islam, Donald Routledge sebagaimana dikutip
Anton Ramdan membaginya dalam 4 periode secara spesifik, yakni20:
• Periode 700 M – 825M
Yakni masa penerjemahan buku-buku astronomi dari India dan Yunani
seperti Zij al-Sindhind, Almagest karya Ptolemy dan penulisan buku
astronomi Zij ala Sinin al-Arab oleh Muhammad al-Fazari pada 790 M.
Nabi Muhammad saw. diutus pada masyarakat Makkah pada saat itu
sudah berkembang menjadi sentral perdagangan dan transaksi keuangan
yang cukup ramai dengan pola kesukuan dan stratifikasi sosial yang
demikian kental. Hal tersebut membuat jalan dakwah nabi menjadi sulit,
yang puncaknya adalah pemboikotan terhadap nabi dan pengikutnya yang
mengakibatkan wafatnya orang-orang yang sangat dicintai dan diseganiya.
Maka tantangan dakwah semakin hebat menimpa nabi dan pengikutnya,
pada akhirnya menghantarkan nabi untuk berhijrah ke Madinah.
Dahulu Nabi Muhammad SAW sangat sulit untuk berdakwah, dalam keadaan
penuh rintangan yang sangat berat dalam mengemban amanah risalah illahi. Lalu
allah memperjalankan Nabi sampai kepada langit ketujuh dan menemui Allah.
Inilah sampai saat ini peristiwa tersebut seringkali diperingati oleh sebagian besar
orang muslim sebagai peringatan Isra’ Mi’raj.
Pendapat para ulama mengenai Isra’ Mi’raj diantaranya ada pendapat Ibnu
Sa’ad dan yang lainnya dan dirajihkan (dikuatkan) oleh An-Nawawi dan Ibnu Hajar
mengenai perbedaan waktu Isra’ Mi’raj, Ibnu hajar berkata “Sesungguhnya Isra’
Mi’raj terjadi dalam waktu satu malam dengan jasad dan fisik rasulallah SAW
dalam keadaan beliau tersadar, terjadi setelah diangkat menjadi nabi” pendapat
inilah yang dipegangi mayoritas ulama ahli hadits, ahli fiqih dan ilmu kalam.
Masalah perbedaan ini ada beberapa pendapat yang berbeda di kalangan ulama.
Seperti dikatakan oleh Al-Qadhi Iyadh, bahwa para ulama berbeda pendapat
tentang Isra’ Mi’raj Rasulallah. Di antaranya:
a. Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj dilakukan dengan ruh saja.
b. Isra’ Mi’raj dilakukan dengan ruh dan jasad.
c. Isra’ Mi’raj dilakukan ruh dan jasad dan Mi’raj ruh saja.
d. Ada juga yang mengatakan bahwa semua itu hanya mimpi saja.
e. Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj berupa kasyaf (diperlihatkan dengan
membuka hijab)
f. Yang terakhir ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj dilakukan dengan cara
penguraian molekul-molekul sebagaimana zat kimia.
Ketika dibawakan kepada rasulallah SAW khamr dan susu, Rasul memilih
susu. Menunjukan bahwa memang islamau dinn atau agama yang sesuai fitrah.
Diwajibkan juga shalat fardhu pada malam Mi’raj merupakan bukti betapa penting
rukun islam sebagai tuntunan bagi umat muslim. Maka dari itu, shalat dikatakan
bisa menjauhi kita bahkan bisa membebaskan kita dari godaan, nafsu syahwat dan
cinta dunia. Itulah hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra’
Mi’raj. Semoga dengan adanya peristiwa ini bisa menambah iman kita kepada
Allah SWT, kitab-Nya, nabi-nabi-Nya, para malaikat-Nya, hari akhir, serta qadha
dan qadharnya.
Inilah uraian singkat dari pada perjalanan isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Adapun hikmah terpenting dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini adalah:
a. Hikmah pertama yaitu manusia tidak boleh berputus asa dari Rahmat Allah
SWT. Seberat apapun masalah yang dihadapinya, seterpuruk apapun
kehidupannya maka orang tidak boleh mati sebelum kematian itu benar-benar
datang, dan jiwa tak boleh runtuh sebelum ruh lepas dari jasadnya.
b. Himah kedua yaitu Peristiwa Isra’ Mi’raj menginagtkan kita kembali tentang
ibadah yaitu Shalat dalam islam, bahwa sebelum melakukan ibadah tersebut
harus suci hati dan fisiknya secara sempurna untuk mendapatkan rasa spiritual
yang harmonis dengan Allah SWT.
c. Hikmah ketiga yaitu semangat memenuhi majid untuk beribadah dan tidak
hanya shalat ibadah lainnya juga bisa kita lakukan seperti membaca al-qur’an
karna jauh daripada itu Isra’ Mi’raj mencoba untuk mengembalikan fungsi
masjid sebagaimana difungsikan oleh Rasulalllah pada masa awalnya.
4. Pengertian IPTEK
IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi seiring dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih dan
mendukung terciptanya teknologi baru. Kemjuan teknologi telah mempengaruhi
kehidupan ini dan tidak bisa dihindari, karena IPTEK memberikan manfaat dan
memudahkan pekerjaan. Rasa ingin tahu manusia makin hari makin meningkat
tentang apapun yang ada di dunia, lalu seiring dengan kemajuan berfikir manusia
dewasa ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat. Perkembangan ilmu
pengetahuan telah memasuki hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat
modern. Di sisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri memang telah
membantu cara kerja manusia dan mempercepat informasi, akan tetapi IPTEK juga
mengancam keberlangsungan hidup manusia, dampak yang paling nyata adalah
umat manusia jatuh pada kemiskinan, kelaparan dan lain hal ditengah banyak orang
yang mendewa-dewakan kecaggihan IPTEK untuk menghapus penderitaan
manusia.
5. Hikmah IPTEK
Pada akhirnya, sains mempersembahkan sikap yang ‘merendahkan diri’
kepada Sang Khaliq melalui rancangan megah-Nya alam semesta. Sains yang
mengantarkan kita kepada hikmah melalui produk dan prosesnya. Hikmah
seharusnya menjadi tujuan puncak atau tujuan utama dalam menuntut ilmu, yaitu
berada pada tingkatan hati. Mengutip dari Alfred North Whitehead, seorang
matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris-AS, bahwa manusia akan jadi lebih
bijaksana jika ia berilmu pengetahuan. Tetapi berilmu pengetahuan saja tidak
cukup untuk menjadikan ia orang yang bijaksana. Albert Einstein menambahkan,
bahwa kebijaksanaan bukanlah hasil dari pembelajaran yang singkat, akan tetapi
didapat dengan upaya terus-menerus sepanjang hidup.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Perkembangan IPTEK saat ini jelas mempengaruhi banyak hal, pada makalah
ini perkembangan IPTEK mempengaruhi Kelautan, Kedirgantaraan, Pengindraan
Jauh, Khusus Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bioteknologi, dan
Kloning. Bahkan perkembangan IPTEK mempengaruhi bidang industrialisasi pada
negri ini. Industrialisasi biasanya terjadi pada bagian awal pembangunan ekonomi.
Namun, dibalik perkembangan IPTEK yang kita rasakan saat ini, ternyata ada
hal-hal yang mempengaruhinya. Isra' mi'raj yang dilakukan Rasulullah mendukung
perkembangan IPTEK. Hal tersebut membawa ilmu pengetahuan bagi kita umatnya
pada saat ini. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari perjalanan Rasulullah
tersebut, yang tentunya membawa kebaikan untuk kita sebagai umatnya.
B. Saran
Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan dalam penulisan makalah. Kami melihat bahwa perkembangan IPTEK
dalam sejarah islam dari segi manapun sangatlah luas dan berkembang. Kami
menyarankan kepada pembaca agar mencari sumber bacaan lain dari makalah ini,
baik dari buku ataupun refrensi lainnya yang dapat ditemukan di internet. Agar
pembaca mampu memahami tema makalah yang kami angkat pada kesempatan kali
ini. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Taneko, Soleman, 1990, Struktur dan Proses Sosial, Jakarta: Rajawali Press.
Afwan, B., Suryani, N., & Ardianto, D. T. (2020, May). Analisis Kebutuhan Pembelajaran
Sejarah Di Era Digital. In PROCEEDING.
Effendi, H. Dkk. (2020). Buku Model Pembelajaran Sejarah Islam Berbasis Kebhinnekaan
(PSI-BK) Sebagai Daya Tangkal Radikalisme di Perguruan Tinggi. Pekalongan PT
Nasya Expanding Management. NEM. Pekalongan.
Mu’amalah, K. (2020). Merdeka Belajar sebagai Metode Pendidikan Islam dan Pokok
Perubahan (Analisis Pemikiran KH Hamim Tohari Djazuli). Jurnal Tawadhu, 4(1),
977-994.
Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era
Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.
Sugiyono.(2016). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatifKualitatifdanr&d.
edisi ke-24.Alfabeta, Bandung
Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Jakarta : Pustaka Jaya,
1981.
Depag, Himpunan Keputusan Menteri Agama tentang Penetapan Tanggal 1 Ramadan dan
1 Syawal tahun 1381 –1418 h / 1962-1997 M.
Fatah, Rohadi Abdul, Almanak Hisab rukyat, Jakarta: Badan Hisab rukyat Depag RI, 2010.
Hambali, Slamet, Pengantar Ilmu Falak, Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta, Yogyakarta : Bismillah Publisher. Cet. Ke I. 2012.
Hamid, Abu Hamdan Abdul jalil bin Abdul, Fathu rauful manan, Kudus, Menara Kudus,
t.th.
Hollander, H. G Den, Beknopt Leerboekje der Cosmografie, terj. I Made Sugita, Jakarta,
J.B. Wolters Groningen, 1951.
Wardiwarsito, Kamus Jawa Kuno (Kawi) – Indonesia, Jakarta : Nusa Indah, 1978.
Ma‟shum, Badiatul Mitsal, Jombang : t.th.
Mark R.Woodward, Jalan Baru Islam Memetakan Paradigma Mutakhir Islam Indonesia,
terj. Ihsan Ali Fauzi, Bandung: Mizan, cet. Ke-1, 1998.
Marsito, Enciclopedia Britanicca, London, Chicago, 1768. Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta :
Gaung Persada, 2009.
MUI Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalender Islam Sultan Agung adalah Kalender
Nasional, Yogyakarta : Offset, 1987.
Nur, Muhammad, Pedoman Perhitungan awal Bulan Kamariyah, Jakarta : depag RI, 1983.
Shidiqi, Naurrozaman, Fiqh Indonesia, Penggagas, dan Gagasannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995.
Sudharta, Tjokorda rai, I Gusti Oka Hermawan, W. Winda Winaban, Kalender 301 Tahun,
Jakarta : Balai Pustaka,1984.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/1432
http://digilib.uinkhas.ac.id/1686/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwj5yq-bs6_2AhVkgdgFHd
HBE8QFnoECB0QAQ&url=https%3A%2F%2Fojs.unsiq.ac.id%2Findex.php%2Fm
q%2Farticle%2Fdownload%2F899%2F473&usg=AOvVaw2HzmXZS5UF67pi6c8T
pAAY
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/alt/article/view/428
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2192
https://www.google.co.id/books/edition/Kejadian_Isra_Mi_raj/UWbdDwAAQBAJ?h
l=id&gbpv=1&dq=hikmah+isra+mi%27raj&pg=PA52&printsec=frontcover
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/1432
http://digilib.uinkhas.ac.id/1686/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwj5yq-bs6_2AhVkgdgFHd
HBE8QFnoECB0QAQ&url=https%3A%2F%2Fojs.unsiq.ac.id%2Findex.php%2Fm
q%2Farticle%2Fdownload%2F899%2F473&usg=AOvVaw2HzmXZS5UF67pi6c8T
pAAY
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/alt/article/view/428
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2192
https://www.google.co.id/books/edition/Kejadian_Isra_Mi_raj/UWbdDwAAQBAJ?hl=id
&gbpv=1&dq=hikmah+isra+mi%27raj&pg=PA52&printsec=frontcover