Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNOLOGI
( Cocok Tanam, Kelautan, Darat, Arsitektur, Pengolahan Pangan,
Pengawetan,)
Disusun Untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Islam dan Budaya Borneo

Dosen pengampu : Abdul Aziz

Disusun Oleh :

David ( 12108022 )

Gladis Pertiwi ( 12108032 )

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, yang
mana berkat limpahan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan
salam kami hadiahkan kepada Nabi Muhammas saw. Karena, berkah beliau kita
bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mana yang benar dan
mana yang salah.

Tidak lupa pula yang kami hormati dan kami ucapkan terima kasih kepada
bapak Abdul Aziz selaku dosen pengampu Islam dan Budaya Borneo yang telah
memberikan kesempatan kami dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dalam
makalah ini berisi tentang Teknologi.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang
kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penyusun

Pontianak, 1 Oktober 2022

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah
Memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial.
Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan Pekerjaan
merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan
teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya
Manusia (SDM).

Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan


Teknologi yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut
Selanjutnya. Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang
wajib untuk dilakukan melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi
penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan
pendidikan mampu berkembang bersama seiring dengan adanya generasi Baru
sebagai penerus generasi lama. Beberapa cara adaptasi tersebut dapat diwujudkan
dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknologi Cocok Tanam

Pada masa bercocok tanam, teknologi pembuatan alat mengalami


kemajuan pesat, apalagi disaat ditemukannya teknik peleburan, percampuran,
penempaan, serta pencetakan logam. Semula jenis-jenis logam semisal besi,
tembaga, timah, serta emas dibuat dengan teknik peleburan sederhana, lantas
ditemukan juga teknik percampuran menghasilkan perunggu yang lebih kuat.
Pembuatan alat-alat dari logam semula mempergunakan cara dipanaskan.

Teknik  yang mempergunakan model cetakan dari tanah liat, Pembuatan


alat serta benda-benda pusaka dan gelang dari bahan besi agaknya dibatasi pada
daerah-daerah tertentu di Pulau Jawa. Jenis-jenis benda besi itu berupa mata
kapak, mata pisau, mata sabit, mata alat untuk menyiangi rumput, mata pedang,
mata tombak, serta gelang besi.

Teknologi pengairan yang sederhana pada masa bercocok tanam juga telah
dikuasai. Sedangkan teknologi pembuatan perahu muncul kemudian ketika
manusia dapat menguasai api dan mengembangkan kapak batu bertangkai. Dalam
membuat perahu dilakukan secara bersama-sama, yaitu dengan cara pohon yang
sudah ditebang itu kemudian dibakar sedikit lalu membuat lubang cekung dengan
menggerakan kapak, kemudian dibakar lagi lalu dilubangi lagi. Demikian
berulang-ulang sampai terbentuk lubang besar di tengah-tengah kayu. Di masa itu
juga sudah ditemukan teknologi yang berkaitan dengan pertanian.

Masa bercocok tanam ini ditandai dengan adanya perkembangan


manusianya pada masa itu telah mahir mengasah alat-alat batu serta pembuatan
gerabah. Alat yang diasah merupakan kapak batu serta beliung dan mata panah
serta mata tombak. Alat-alat batu yang berupa beliung persegi adalah alat yang
paling umum dipakai pada masa itu. Hal itu terlihat dari temuan-temuan alat batu
yang juga tersebar di beberapa tempat lebih-lebih di tempat bagian barat wilayah
Indonesia. Pada masa bercocok tanam sudah ada kemampuan membuat barang-
barang dari gerabah, barang anyaman, serta barang-barang tenun. Barang-barang
gerabah pada mulanya dibuat yang dengan cara yang sederhana.

B. Teknologi Kelautan

Teknologi dan Ilmu kelautan adalah suatu sarana yang dapat membatu dan
menjaga laut Indonesia. Oleh karena itu, teknologi dan ilmu kelautan sangat
dibutuhkan agar tercipta keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestariannya.
Dampak yang diakibatkan oleh pemanfaatan Teknologi dan Ilmu Kelautan harus
diperhitungkan juga supaya hewan laut dapat berkembang dengan baik dan laut
dapat terjaga. Salah satu pemanfaatan teknologi kelautan yang banyak diminati
oleh kaum milenial ialah sebagai berikut ini.

1. Ilmu Kenautikaan.

Ilmu kenautikaan atau lebih dikenal dengan ilmu pelayaran. Ilmu


kenautikaan adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan arah angin,
cuaca, dan ilmu arah mata angin atau compas. Pemanfaatan ilmu kenautikaan
banyak dimanfaatkan oleh nahkoda kapal untuk mencari arah yang benar saat
kapal berlayar di laut. Ilmu kenautikaan ini sangat berguna karena dapat
mendeteksi adanya badai dan ombak-ombak tinggi yang berada disekitar kapal
sehingga kemungkinan kapal tenggelam atau kecelakaan lainnya dapat terhindari.
Teknologi ini diperkenalkan dengan sistem sonar.

2. Biotalaut Pendeteksi Tsunami.

Teknologi dan Ilmu Kelautan sangat berpengaruh dengan kelangsungan


hidup manusia. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan ilmu kelautan yang
mudah dideteksi yaitu makhluk hidup. Makhluk hidup memiliki rasa atau
rangsangan untuk mendeteksi bahaya yang akan terjadi, karena sebelum
datangnya tsunami biasanya ikan – ikan dan burung – burung memiliki tingkah
laku yang aneh tanpa banyak disadari masyarakat sekitar pantai. Burung akan
pergi menjauhi laut dan ikan akan berperilaku aneh seperti meloncat loncat
kedalam permukaan. Pemanfaatan ilmu kelautan pendeteksi bencana tersebut kini
dicontoh oleh teknologi pendeteksi tsunami. Pendeteksi tsunami dapat di deteksi
dengan cara memasang pelampung pelampung pendeteksi tsunami di bibir pantai.
Alat ini terinspirasi dari perilaku makhluk hidup dilaut, alat ini berguna untuk
mendeteksi bencana yang akan terjadi dilaut khususnya tsunami yang sangat
membahayakan masyarakat luas. Bahkan tsunami adalah bencana yang dianggap
memakan banyak korban dan kerusakan yang sangat parah. Untuk itu
pengembangan ilmu pengetahuan untuk mendeteksi adanya tsunami terus
dilakukan.

3. Pemanfaatan Laut Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Pemanfaatan ilmu kelautan lainnya adalah pemanfaatan air laut untuk


diubah menjadi teknologi uap. Banyaknya wilayah laut di indonesia menjadikan
laut sebagai bahan eksploitasi secara besar besaran. Salah satu contohnya adalah
pemanfaatan ilmu kelautan yang satu ini. Cara mengubah air laut ini menjadi uap
adalah dengan mencampurkan batu bara sebagai bahan untuk mendidihkan air
laut. Karena kandungan elektrolit garam dan panas uap air laut kemudian hal
tersebut menghasilkan arus listrik. Sehingga munculah teknologi pemanfaatan
ilmu kelautan untuk diubah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang paling terkenal di Indonesia adalah PLTU
Paiton yang terletak di wilayah Jawa Timur. PLTU ini sangatlah ramah
lingkungan karena tidak menggangu ekosistem yang berada di sekitar PLTU
tersebut. Dan PLTU ini menjadi solusi lain untuk membangkitkan listrik selain
PLTA yang sedang dikembangkan oleh Perusahaan negara atau PT. PLN.

Pemanfaatan Teknologi Ilmu Kelautan harus dilakukan dengan benar. Hal


yang menyangkut kehidupan makhluk hidup dilaut harus selalu diperhatikan
karena laut merupakan salah satu sumber makanan bagi masyarakat khususnya
masyarakat Indonesia yang tinggal di pesisir pantai. Untuk itu jagalah kebersihan
dan ekosistem laut dengan tidak membuang sampah dan tidak menggunakan
bahan peledak untuk menangkap ikan, sehingga ada keseimbangan diantaranya.
Ekosistem laut Indonesia telah terkenal di dunia sebagai surga dunia. Untuk itu
jagalah laut Indonesia agar tetap menjadi wisata

C. Teknologi Darat

Bagi sebuah negara, trasportasi menjadi salah satu elemen yang


memegang peranan penting dalam rangka mensejahterakan rakyatnya.
Sebelumnya perlu kita pahami terlebih dahulu pengertian transportasi secara
umum adalah kegiatan mengangkut maupun memindahkan sesuatu dari tempat
yang satu ke tempat lain. Sistem transportasi baik itu darat, laut maupun udara
yang menjadi urat nadi pembangunan suatu wilayah selalu berhubungan erat
dengan kemajuan teknologi. Seperti negara-negara pada umumnya, perkembangan
transportasi darat di Indonesia tidak bisa lepas dari sejarah transportasi itu sendiri.
Mengenai topik ini, kita bisa menemukannya melalui artikel, makalah maupun
dokumentasi lainnya yang telah banyak diterbitkan.

Jika melihat sejarah perkembangan teknologi transportasi darat di tanah


air, berbagai sumber menyebutkan bahwa hal ini berkaitan langsung dengan
situasi politik yang sedanga berjalan di masa itu. Bila sebelumnya masyarakat kita
akrab sekali dengan kendaraan tradisional seperti kuda, pedati, gerobak, andong
serta becak sebagai angkutan pribadi, angkutan barang maupun massal, lambat
laun kendaraan seperti ini mulai tergantikan. Pergerakan zaman dengan laju
teknologi dan tentunya tak lepas dari campur tangan rezim penguasa menjadi
kekuatan yang tak terbendung.

Pelan tapi pasti kendaraan-kendaraan seperti sepeda kayuh, sepeda motor,


mobil serta kereta api hadir memenuhi jalan-jalan diseluruh tanah air. Perlu
diketahui bahwa kedatangan bangsa Belanda yang telah menjajah rakyat
Indonesia sedikit banyak turut memelopori perkembangan teknologi transportasi
darat kita. Sebutlah jalur Daendels yang membentang di pulau Jawa serta hadirnya
kereta api sebagai angkutan massal modern berikut infrastruktur pendukung
lainnya. Tentu kita tidak boleh melupakan fakta-fakta miris yang menyertai proses
pembuatannya seperti kekejaman penjajah dengan sikap tangan besi seenaknya
menghabisi nyawa pekerja yang saat itu 99 persen adalah warga pribumi.

Pada era Orde Baru, perkembangan teknologi transportasi darat di


Indonesia telah mencapai suatu titik dimana kualitas serta kuantitasnya boleh
disamakan dengan negara berkembang lainnya. Dengan kata lain kemajuan yang
cukup berarti telah diraih. Hal ini bisa kita lihat dengan beragamnya kendaraan
yang telah beroperasi di jalan raya baik itu di kota-kota besar ataupun terpencil
sekalipun. Berbagai ukuran bus dari yang kecil, sedang hingga besar sebagai
sarana angkutan umum massal telah beroperasi dengan lancar, yang melayani
berbagai rute seperti dalam kota atau antar kota dalam propinsi, lintas propinsi
maupun pulau.

Kemajuan juga dapat kita temui pada jenis angkutan umum massal yang
lain yakni dengan semakin banyaknya jalur kereta api yang dibuka. Di sepanjang
pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan serta yang lainnya kini telah terakses
oleh lintasan kereta api. Nuansa perkembangan teknologi transportasi darat begitu
terasa dengan penambahan jalur serta penataan PJKA sebagai kepanjangan tangan
pemerintah yang menangani urusan kereta api. Modernisasi dalam hal teknologi
juga terus diupayakan, hal ini ditandai dengan mulai dioperasikannya kereta listrik
serta berbagai kerja sama dengan negara maju untuk mengembangkan sistem
perkeretaapian yang mutakhir.

Meski begitu masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita rampungkan
terkait perkembangan teknologi transportasi darat ini. Didalamnya mengandung
beberapa aspek penting dan harus kita beri porsi perhatian yang lebih, diantaranya
adalah faktor keamanan. Sering datang kepada kita berita yang menyedihkan
terkait sebuah kecelakaan maut baik itu menimpa kendaraan pribadi maupun
angkutan umum. Baik itu disebabkan oleh kelemahan sistem, kesalahan
pengemudi maupun tingkah laku para pengguna jalan lainnya. Berbagai kejadian
yang bila ditarik garis tengahnya bisa ditemukan sebuah kesimpulan akan
lemahnya ilmu maupun sikap kesadaran yang kita miliki saat berurusan dengan
sistem atau berkendara di jalan raya. Terlepas dari itu semua kita patut
mengapresiasi berbagai pencapaian tersebut dengan harapan kedepan berbagai
perbaikan serta penyempurnaan di setiap lini akan terus dilakukan.

D. Teknologi Aksitektur

Teknologi arsitektural, atau teknologi bangunan, adalah penerapan


teknologi pada desain bangunan. Ini adalah komponen arsitektur dan teknik
bangunan dan kadang-kadang dipandang sebagai disiplin atau sub kategori yang
berbeda. Material dan teknologi baru menghasilkan tantangan desain dan metode
konstruksi baru selama evolusi bangunan, terutama sejak munculnya
industrialisasi di abad ke-19.

Teknologi arsitektur berkaitan dengan berbagai elemen bangunan dan


interaksinya; itu sangat selaras dengan kemajuan dalam ilmu bangunan. Teknologi
arsitektur dapat diringkas sebagai desain teknis dan keahlian yang digunakan
dalam penerapan dan integrasi teknologi konstruksi dalam proses desain
bangunan atau sebagai kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi faktor-faktor desain bangunan untuk menghasilkan solusi desain
teknis yang efisien dan efektif yang memenuhi kriteria kinerja, produksi dan
pengadaan. Selama proses desain arsitektur, pengetahuan ilmu bangunan
digunakan untuk menginformasikan keputusan desain guna mengoptimalkan
kinerja bangunan.

Keputusan desain dapat dibuat berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-


prinsip ilmu bangunan dan pedoman yang ditetapkan, seperti Panduan Desain
Seluruh Bangunan NIBS (WBDG) dan kumpulan Standar ASHRAE yang terkait
dengan ilmu bangunan. Alat komputasi dapat digunakan selama perancangan
untuk mensimulasikan kinerja gedung berdasarkan informasi masukan tentang
selubung bangunan yang dirancang, sistem pencahayaan, dan sistem mekanis.
Model dapat digunakan untuk memprediksi penggunaan energi selama umur
bangunan, distribusi panas matahari dan radiasi, aliran udara, dan fenomena fisik
lainnya di dalam bangunan. Alat-alat ini sangat berharga untuk mengevaluasi
desain dan memastikannya akan bekerja dalam kisaran yang dapat diterima
sebelum konstruksi dimulai. Banyak alat komputasi yang tersedia memiliki
kemampuan untuk menganalisis sasaran kinerja bangunan dan melakukan
pengoptimalan desain. Akurasi model dipengaruhi oleh pengetahuan pemodel
tentang prinsip-prinsip sains bangunan dan oleh jumlah validasi yang dilakukan
untuk program tertentu.

E. Teknologi Pengolahan Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman untuk dikonsumsi manusia. Sangatlah penting untuk menghasilkan
bahan pangan dengan kualitas tinggi sampai di tangan konsumen agar aman
dikonsumsi. Keamanan pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam
perdagangan produk pangan. Karakteristik bahan pangan hasil pertanian tidak
bertahan lama (perishable). Hal itu disebabkan oleh masih hidupnya bahan
tersebut dapat melakukan fungsi metabolisme atau akibat adanya mikro organisme
yang merusak.

Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk


mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Setiap jenis bahan pangan yang diambil dan dimanfaatkan berbeda-beda
kandungan gizi dan termasuk umur simpannya. Umur simpan menjadi hal yang
sangat penting di dalam industri makanan, sebab berkaitan dengan ketersedian
pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia agar terus dapat bertahan hidup.
Demi menjaga keamanan pangan, meningkatkan nilai ekonomis dan nilai gizi
yang jauh lebih banyak dari nutrisi alamiahnya.

Bahan pangan hasil pertanian, peternakan, dan perikanan dapat diolah


menjadi produk makanan atau minuman melalui pengolahan dengan cara atau
metode tertentu, seperti pengawetan, pengeringan, pengasapan, pemberian suhu
tinggi atau rendah, dan fermentasi agar tahan lama dan jauh lebih enak dimakan.
Buku ini memberikan pemahaman kepada pembaca tentang prinsip-prinsip dasar
dalam pengolahan, pengawetan, pengemasan, dan penyimpanan pangan yang
harus dilakukan sesuai dengan komoditas tertentu. Selain itu, buku ini membahas
secara detail kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada bahan pangan
setelah dipanen. Bukan hanya prinsip pengolahan bahan pangan saja yang dikupas
dalam buku ini, tetapi dibahas pula kajian teknologi dan inovasi yang diterapkan
dalam penanganan pangan agar diperoleh produk makanan yang layak
dikonsumsi, punya nilai kebaruan, dan memiliki kualitas.

F. Teknologi Pengawetan

Teknik pengawetan makanan telah digunakan sejak berabad-abad untuk


meningkatkan daya simpan dan kualitas. Bahan makanan alami seperti sayuran,
buah, daging, ikan, susu, dan masih banyak lagi, bahan-bahan ini tak dapat
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Teknik pengawetan makanan berguna
untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan
makanan. Teknik pengawetan makanan digunakan dengan cara menghambat atau
mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan
makanan. Teknik pengawetan makanan sudah diterapkan sejak lama dalam
kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling tua di antaranya
adalah pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern termasuk
pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia.
Teknik pengawetan makanan bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ada juga
teknik pengawetan makanan yang memerlukan teknologi seperti pemanasan pada
suhu tertentu
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa bercocok tanam, teknologi pembuatan alat mengalami


kemajuan pesat, apalagi disaat ditemukannya teknik peleburan, percampuran,
penempaan, serta pencetakan logam. Semula jenis-jenis logam semisal besi,
tembaga, timah, serta emas dibuat dengan teknik peleburan sederhana, lantas
ditemukan juga teknik percampuran menghasilkan perunggu yang lebih kuat.
Pembuatan alat-alat dari logam semula mempergunakan cara dipanaskan.

Teknik  yang mempergunakan model cetakan dari tanah liat, Pembuatan


alat serta benda-benda pusaka dan gelang dari bahan besi agaknya dibatasi pada
daerah-daerah tertentu di Pulau Jawa. Jenis-jenis benda besi itu berupa mata
kapak, mata pisau, mata sabit, mata alat untuk menyiangi rumput, mata pedang,
mata tombak, serta gelang besi.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah Islam dan Budaya Borneo tentang Teknologi,
penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui Teknologi, untuk mengetahui
lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan Teknologi,
pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang,
karena penulisanya membahas garis besarnya saja tentang Islam dan Budaya
Borneo dan hanya membahas lebih dalam tentang Teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarma, Momon. 2008. “Sosiologi untuk Kesehatan”. Jagakarsa: Salemba

Tarigan, Sarjani. 2008. “Dinamika Orang Karo, Budaya dan Modernisme”.


Jakarta: Kencana

Damsar. 2009. “Pengantar Sosiologi Ekonomi”. Jakarta: Kencana Prenada

Ritzer, George dan Goodman, J.D. 2008. “Teori Sosiologi Modern”. Jakarta:
Kencana

Bungin, Burhan. 2007. “Penelitaian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya”. Jakarta: Kencana Prenada
Media

Anda mungkin juga menyukai