Anda di halaman 1dari 30

ISLAM DAN IPTEK KELAUTAN – KEDIRGANTARAAN - PENGINDRAAN

JAUH - KHUSUS SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP – BIOTEKNOLOGI –


KLONING, INDUSTRIALISASI SEBAGAI TANTANGAN UMAT, TEKNOLOGI
HISAB DAN RU’YAH, HIKMAH ISYRA’MI’RAJ DAN IPTEK

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan 6B)
Dosen Pengampu : Drs Ali Hamzah & Firdausi S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Denia Liza Halimi (11190170000071)
Andita Mayangsari (11190170000075)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan
dan rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Serta shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika dengan judul “Islam
Dan Iptek Kelautan – Kedirgantaraan - Pengindraan Jauh - Khusus Sda Dan Lingkungan
Hidup – Bioteknologi – Kloning, Industrialisasi Sebagai Tantangan Umat, Teknologi
Hisab Dan Ru’yah, Hikmah Isyra’mi’raj Dan Iptek ”

Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun berkat
masukan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs Ali Hamzah & Firdausi S.Si.,
M.Pd, selaku dosen pengampu dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan, khususnya penulis sendiri dan umumnya pada para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan baik pada teknis
penulisan dan materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu di harapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Depok, 15 Maret 2022.

Penulis
ABSTRAK

Islam And Marine Science & Technology – Airport - Remote Sensing - Specially
Sda And Environment – Biotechnology – Cloneing, Industrialization As A Challenge To
The People, Hisab And Ru'yah Technology, obviously this developments in science and
technology influence many methods of 'Raj' And Its science and technology. Marine,
Aerospace, Remote Sensing, Especially Natural Resources and Environment,
Biotechnology, and Cloning. Even the development of science and technology affects
industrialization in this country. Industrialization usually occurs in the early part of
economic development. In less developed countries, primary sectors such as agriculture
and mining contribute significantly to output and employment in the economy. Many
people take advantage of this for personal gain or other negative things. Even though all
our deeds and deeds in this world will clearly be held accountable and will be judged on
the Day of Judgment. There are many positive things we can do to increase our good deeds
on the day of reckoning, such as being grateful. Fasting will help us to restrain our
desires, so that it can help us in goodness. But behind the development of science and
technology that we feel today, it turns out that there are things that affect it. Isra'' mi''raj
done by the Prophet supported the development of science and technology. It brings
science to us people at this time. There are many lessons that we can take from the
Prophet, which of course brings wisdom to us as his people.

Kata kunci : Islam marine, aerospace, remote sensing, Islam and the environment,
biotechnology, cloning, industrialization, reckoning technology, rukyah technology,
science and technology, wisdom
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPTEK pada abad ini adalah ilmu yang sangat sering kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Bahkan perkembangan IPTEK mewujudkan perkembangan industrialisasi.
Perkembangan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai umat muslim. Tak
jarang kita harus menahan hawa nafsu demi menjadi umat yang taat. Kelak akan datang
hari dimana semua amal perbuatan kita di dunia ini akan ditimbang.
Namun, perkembangan IPTEK juga terpengaruh dari hal-hal yang dilakukan nabi
pada zaman dahulu. Isra' mi'raj adalah salah hatu hal yang mendukung perkembangan
IPTEK pada zaman ini.

B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Apa Itu hubungan Islam dan IPTEK?
2. Apa Itu industrialisasi?
3. Apa Itu hisab dan ru'yah?
4. Apa Itu Isra' mi'raj?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa itu hubungan Islam dan IPTEK.
2. Mengetahui apa itu industrialisasi.
3. Mengetahui apa itu hisab dan ru'yah.
4. Mengetahui apa itu hikmah isra' mi'raj dan IPTEK.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam dan IPTEK Kelautan-Kedirgantaraan-Pengindraan Jauh-Khusus Sumber


Daya Alam dan Lingkungan Hidup-Bioteknologi-Kloning
1. Islam dan Iptek kelautan
Lautan merupakan badan perairan terbesar yang menutupi permukaan bumi. Bahkan
lautan menempati 70% permukaan bumi. Badan perairan tersebut menyimpan sebagian
besar kebutuhan makhluk hidup terutama manusia. Mulai dari kebutuhan pangan yang
merupakan kebutuhan dasar manusia dan makhluk hidup lainnya, kebutuhan energi
seperti minyak dan gelombang, perhiasan dan berbagai macam bahan dasar lainnya.
Oleh karenanya laut menjadi bagian penting dalam menunjang kelangsungan hidup
manusia. Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup manusia telah memberikan pesannya
untuk memanfaatkan laut demi kebutuhan hidup manusia. Ada 5 pesan yang
disampaikan dalam ayat tersebut di atas (QS 16:14). Pertama ialah agar kamu dapat
memakan dari padanya daging yang segar (ikan). Ikan menjadi salah satu hewan yang
dijamin kehalalannya, sehingga memudahkan kita dalam mengkonsumsi. Pesan kedua
pada ayat tersebut ialah dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang
kamu pakai. Ketika kita membaca petikan ayat tersebut kita akan mengajukan sebuah
pertanyaan perhiasan yang mana? Bukankah perhiasan yang kita gunakan ialah emas
dan perak? Di sinilah letak persoalannya. Salah satu perhiasan dari laut yang memiliki
nilai cukup tinggi ialah mutiara. Mutiara sendiri dihasilkan dari kerang akibat proses
pertahanan antibodi kerang dalam merespon benda asing masuk kedalam tubuh. Pesan
ketiga ialah dan kamu melihat bahtera berlayar padanya. Pesan ini jelas merujuk pada
penggunaan alat transportasi. Di kala teknologi belum semaju sekarang ini, salah satu
alat transportasi yang digunakan ialah kapal. Kapal digunakan untuk transportasi antar
pulau dengan berbagai macam tujuan dari berdagang, berpindah ke pulau lain atau
sekedar rekreasi. Bahkan pada saat teknologi sudah cukup maju seperti sekarang ini, tak
tanggung-tanggung besi sudah dapat dirangkai dan diterbangkan, kapal masih tersedia
sebagai transportasi. Selain itu, dalam petikan ayat ini juga merujuk pada pemanfaatan
permukaan laut yang mana bahtera berlayar. Sehingga permukaan laut tidak sebatas
dimanfaatkan hanya untuk transportasi namun dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lainnya. Pesan keempat ialah dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-
Nya. Mencari harta merupakan fitroh bagi manusia. Bahkan menjadi syahwat yang tak
terelakkan. Sudah barang tentu setiap insan selalu ingin mengumpulkan harta, selain
untuk tabungan esok hari juga dapat menjadi warisan bagi generasi berikutnya atau
menggambarkan kemewahan dan kecukupan seseorang. Pesan kelima ialah dan supaya
kamu bersyukur. Maka ayat ini ditutup dengan sebuah pesan agar kita sebagai insan
senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh sang pencipta. Karena
nikmat yang cukup melimpah ruah hingga kita tidak dapat menghitungnya. Padahal
baru dari satu sektor saja yaitu lautan. Sehingga perlu kita sadari bahwa dari laut banyak
manfaat yang dapat kita ambil terutama demi kesejahteraan umat manusia. Laut
menyimpan kurang lebih 27.000 spesies yang mana sampai sekarang baru sekitar
6.000 spesies yang teridentifikasi. Menyimpan jutaan ikan yang dapat bereproduksi
sesuai waktu yang dibutuhkan tanpa kita susah payah terlibat langsung dalam proses
reproduksinya, sehingga dapat dioptimalkan untuk kedaulatan pangan. Menyimpan
perhiasan-perhiasan yang dapat dimanfaatkan dan bernilai untuk perdagangan, sehingga
dari permukaan air laut, kolom badan laut dan dasar lautan menyimpan segenap
keuntungan bagi manusia yang bersedia memanfaatkannya. Namun setelah kecukupan
hidup atau kesejahteraan itu kita dapatkan kewajiban selanjutnya ialah bersyukur.
Karena seluruh nikmat tersebut telah Allah berikan kepada makhluknya.

a. Potensi laut
Indonesia merupakan negara kelutan, dengan luas lautan lebih dari 70,8%,
sering disebut Benua Maritim, menyimpan kekayaan laut yang tidak terbatasi, dan
sampai saat ini masih banyak yang belum di manfaatkan dengan baik. Allah juga
telah memperingati umat manusia bahwa laut harus dipelajari, bagaimana supaya
tidak tenggelam, sebagai contoh nabu Nuh as. Diselamatkan dengan kapal sebagai
hasil dari IPTEK

b. Kelautan dan IPTEK


Dengan teknologi tinggi maka air laut sebenarnya merupakan sumber air tawar
yang sangat diperlukan untuk proses kehidupan manusia seperti yang telah
digunakan di Kuwait dan arab Saudi. Kelautan dengan segala kekayaan yang ada di
dalamnya termasuk migas seperti yang dilakukan oleh penambang migas di bawah
dasar laut. Semua ini sbenarnya telah ada di dalam Al-Qur’an.
c. Islam dan Iptek Kedirgantaraan
Dirgantara adalah ruang beserta isinya diatas permukaan bumi sampai tak
terhingga, yang terdiri dari ruang udara dan ruang antariksa. Ruang udara adalah
ruang di atas permukaan bumi sampai beberapa puluh kilo meter dan diatasnya
adalah ruang antariksa yang merupakan ruang yang berada di aras ruang udara
sampai tak terhingga. Sebagai salah satu contoh kemjuan iptek kedirgantaraan
tersebut adalah iptek satelit.

B. Islam dan pengindraan jauh (khusus untuk SDA dan lingkungan)


1. Pengindraan jauh
Adapun pengindraan jauh (Indraja) secara umum didefinisikan sebagai suatu
cara untuk memperoleh informasi suatu obyek tanpa kontak langsung dengan obyek
tersebut, dan secara khusus didefinisikan sebagai suatu cara untuk mendeteksi radiasi
gelombang elektromagnit baik yang di pantulkan, dipancarkan dan atau dihamburkan
oleh suatu obyek tanpa kontak langsung dengan obyek tersebut.
Iptek pengindraan jauh dapat mendeteksi dan merekam SDA dan lingkungan
hidup secara sistematis dan mencakup daerah yang luas. Dalam spektrum pengindraan,
pada daerah inframerah termal dapat mengindra malam maupun siang hari dan
gelombang mikro yang dapat menembus awan akan mampu memberikan data atau
informasi tentang SDA dan lingkungsn hidup secara tepat, lengkap, dan baru.
Ada beberapa satelit indraja yang sekarang ini masih atau sedang beroperasi,
baik satelit sumber alam maupun satelit lingkungan dan cuaca. Satelit alam misalnya
antara lain:
a. Satelit landsat
b. Satelit SPOT
c. Satelit ERS
d. Satelit MOS
e. Satelit JERS
f. Satelit NOAA
g. Satelit GMS

C. Islam dan lingkungan hidup


1. Lingkungan hidup
Al-Qur’an memberikan petunjuk, pada manusia, adan dan hawa, diciptakan setelah
makhluk lainnya tersedia lebih dulu, seperti bumi dengan laut, hutan, hewan dengan
manusia. Dari zaman ke zaman, manusia dan alam hidup saling memerlukan. Namun,
karena keperluan manusia yang tambah beragam bumi di rusak tanpa ada upaya
memperbakinya Kembali.
2. Kesatuan alam semesta
Matahari, bulan dan planet-planet di tata surya sangat erat kaitannya antara satu dengan
lainnya. Tanpa matahari dengan sinarnya kehidupan di bumi tidak aka nada.
3. Manusia dan alam
Pada hakikatnya manusia dan alam itu satu, dan berada dalam hukum atau aturan yang
satu yakni hukum alam.

4. Batas alam semesta


Batas alam semesta dan tuhan ditandai dengan perubahan
5. Manusia dan tugas
Tujuan manusia hidup di bumi ada pada firman allah dalam surat adz-dzariyat ayat 56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku”

6. Manusia dan kemandirian


Sesudah adam (bapak manusia) dan hawa (ibu manusia) teruji di surga, maka keduanya
diperintahkan turun ke bumi sebagai khalifah (wakil) Allah.
7. Allah maha kaya
Allah maka kaya dan kuasa, bijak dan alim, bagi-Nya serba tidak terbatas
8. Allah pemelihara
Kesadaran lingkungan
a. Memperbaiki kerusakan
Terjadinya kerusakan lingkungan dapat disebabkan ada yang karena alamiah ada pula
yang karena ulah manusia. Oleh karena itu, apabila kita tidak dapat memperbaiki
kerusakan yang ada di bumi, janganlah merusak apa yang sudah ada di bumi dengan
kepentingan kita sendiri sebagai manusia.
b. Bumi telah tua renta
Keserakahan manusia mengeksploitasi kulit dan isi bumi secara semena-mena telah
menyebabkan bumi nyaris “bangkrut”, miskin dan kering tak mempunyai apa-apa lagi.
c. Kekayaan bumi
Betapa banyaknya kekayaan bumi menyangkut keragamaan hidup (biodiversitasi).
Sedihnya, biodiversitasi yang demikian banyak, kini berangsur lenyap.

D. Islam, Bioteknologi dan cloning


1. Islam dan bioteknologi
Ketika beberapa media massa mengangkat cloning sebagai tanda “kemajuan” ilmu
pengetahuan di bidang rekayasa genetic, berbagai respon kemudian bermunculan antara
pro dan kontra. Menurut KBBI yang dimaksud dengan bioteknologi adalah teknologi yang
menyangkut jasad hidup. Sedang biotek adalah manfaatkan system biologi untuk
menghasilkan barang dan jasa bagi kepentingan manusia. Aplikasi teknologi serta
industrial dari biologi molekuler inilah yang dikenal sebagai bioteknologi modern,
kegiatan ilmiah dari bioteknologi modern ini meliputi: ekperimen, rekayasa genetic,
eksperimen transgeni, analisis genetic, sintesis protein dan lainnya.

2. Islam dan cloning


Cloning dan permasalahannya. Klon berasal dari kata ynani artinya tangkai. Klon adalah
suatu populasi sela tau organisme yang terbentuk dari pembelahan yang berulang
(aseksual) daru satu sela tau organisme. Cloning adalah proses reproduksi makhluk yang
sama genolipik. Cloning dalam pandangan islam terhadap manusia adalah suatu proses
“penciptaan” manusia melalui jalur aseksual.

E. Industrialisasi Sebagai Tantangan Umat

1. Industrialisasi
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah
sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga
bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang
meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang
semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan
sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia mengubah
pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan
atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi,
kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi
industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang
menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam
yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah
biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

2. Masalah Sosial Ekonomi


Tjokroamidjoyo (1983:1), yakni sebagai suatu perubahan sosial budaya, maka
industrialisasi sebagai suatu aspek dalam pembangunan akan merubah struktur dan fungsi
sosial masyarakat. Dikatakan demikian, oleh sebab mereka yang merupakan pendatang dan
berfungsi sebagai karyawan pabrik tidak diberikan fasilitas perumahan oleh perusahaan di
mana mereka bekerja. Namun karena pembangunannya tidak ditata dengan baik maka pada
akhirnya menyebabkan terjadinya lingkungan yang kumuh.
Skenarionya bermula dari adanya pembangunan pabrik-pabrik yang tidak sedikit
memerlukan lahan untuk pembangunan- nya. Untuk itu maka sebagian besar usahawan
membelinya dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan karena
tanah tersebut sangat diperlukan, maka tidak jarang mereka membelinya dengan harga
yang cukup tinggi. Situasi tersebut. Namun dalam makalah ini penulis tidak memasukkan
dampak krisis ekonomi yang terjadi saat ini. Walaupun demikian, kiranya beberapa
masalah tersebut dapat dianggap sebagai masalah-masalah yang penting ditinjau dari
kondisi sosial ekonomi

3. Pendekatan Umat Dalam Memecahkan Masalah

Secara internal adalah daya gerak yang berupa pendapatan-pendapatan baru di


lapangan teknik, perjuangan- perjuangan perseorangan untuk memperoleh tanah dan
kekuasaan, perumusan baru dari faham-faham orang-orang kritis yang dianugerahi bakat-
bakat istimewa, tekanan jumlah penduduk atas mata pencaharian, dan barangkali
perubahan-perubahan iklim. Perubahan secara ekternal, untuk sebagian terdapat dalam
lingkungan pergaulan itu sendiri dan untuk sebagian lagi terletak dalam kekuatan ekspansi
peradaban. David C McClelland menyatakan bahwa impulse (dorongan) yang
menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan modernisasi adalah virus mental, yaitu
suatu cara berfikir tertentu yang lebih jarang dijumpai tetapi apabila terjadi pada diri
seseorang, cenderung untuk menyebabkan orang itu bertingkah laku secara giat. Deskripsi
dari Margono Slamet walaupun membicarakan kekuatan pendorong, tetapi haruslah
dipandang sebagai suatu stimulus yang mendorong terjadi perubahan, oleh karena keempat
faktor tersebut memang sebagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan.

4. Ubah Tantangan Menjadi Peluang


Mengacuhkan tantangan dan menjadi keras kepala tentu bukan solusi yang bijak di
situasi sekarang ini. Mengingat pelanggan bisa mengganti preferensi mereka dengan
mudah (bahkan jauh lebih mudah dibandingkan 1 dekade lalu). Jika bukan Anda yang
melakukannya, maka kompetitor lah yang akan melakukan. Karena itu, penting bagi anda
untuk jeli melihat tantangan yang ada lalu mengubahnya menjadi peluang baru yang bisa
menumbuhkan perusahaan anda lebih jauh. Sasana digital memberikan solusi untuk Anda
yang tengah berjuang dalam membangun bisnis di era revolusi industri.

F. Teknologi Hisab dan Ru'yah


1. Pengertian Hisab dan Ru'yah
Hisab berasal dari bahasa Arab hisban, hisaaban atau hisaabatan yang bermakna
menghitung. Kata ini cukup populer dalam bahasa Arab dan memiliki beragam bentuk dan
makna. Jika diartikan menghitung, kata ini berakar dari fi’il madihasaba yahsubu. Berbeda
jika dari bentuk hasiba yahsabu, bentukan kata ini diartikan sebagai menduga, menyangka
atau mengira.

Secara etimologi hisab berasal dari kata hasiba-yahsabu- husbanan/hisaban yang


artinya perhitungan dan dalam bahasa Inggris berbentuk arithmatic. Secara istilah ilmu
hisab adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk perhitungan atau lebih
sederhana adalah ilmu hitung.

Lebih jelasnya, hisab berarti hitungan, perhitungan, arithmetic (ilmu hitung), calculus
(hitung), computation (perhitungan), calculation (perhitungan), estimation (penilaian,
perhitungan), appraisal (penaksiran). Semua makna tersebut terkait dengan kegiatan
menghitung seperti tersurat dalam al-Qur‟an surat Yunus ayat 5, Al-Isra ayat 12 dan Ar-
Rahman ayat 5. Oleh sebab itu, ilmu hisab bermakna ilmu hitung atau arithmetic, yaitu
suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk pehitungan.

Selanjutnya dengan berfokus pada makna diatas, hisab sering disinonimkan dengan
kata falak, miqat, rasdu, haiah hingga astronomi. Adapun secara istilah, kata hisab sendiri
memiliki beragam definisi pula, diantaranya menurut Muhyidin Khazin yang memaknai
hisab atau falak sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit
khususnya Bumi, Bulan, dan Matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk
diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu
di permukaanbumi.
Sementara itu, istilah hisab adalah perhitungan benda-benda langit untuk mengetahui
kedudukannya pada suatu saat yang diinginkan. Apabila hisab ini dalam penggunaannya
dikhususkan pada hisab waktu atau hisab awal bulan maka yang dimaksudkan adalah
menentukan kedudukan matahari atau bulan sehingga diketahui kedudukan matahari dan
bulan tersebut pada bola langit pada saat-saat tertentu.

Adapun pokok bahasan dalam ilmu ini adalah menentukan waktu dan posisi benda
langit yang secara langsung ataupun tidak memiliki implikasi terhadap pelaksanaan ibadah
yang terikat dengan waktu. Hingga obyek kajian ilmu ini adalah berkisar pada penentuan
arah kiblat, awal waktu shalat, awal bulan (yakni bulan-bulan hijriyah khususnya
ramadhan, syawwal dan dzulhijjah) serta penentuan gerhana matahari dan bulan.

Sedangkan perangkat keilmuan, pendekatan, tata cara dan metode yang digunakan
tentu saja tidak stagnan dan selalu berkembang dari masa ke masa sesuai perkembangan
keilmuan dan teknologi manusia. Maka wajar jika hisab yang kita pahami dan praktekkan
pada saat ini berbeda dengan karya ulama terdahulu dalam kitab klasik, terlebih dengan
masa awal kelahiran Islam di kurun abad ke-7 hingga 8 Masehi.

Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud ilmu hisab dalam pembahasan ini adalah
ilmu hisab sebagai ilmu falak yang digunakan umat Islam dalam menjalani kegiatan
ibadah. Ia hanya memberikan hasil perhitungan terkait persoalan waktu dan posisi saja, dan
tidak dapat mengatakan secara rinci bahwa hilal (bulan) pada posisi tertentu pasti atau
mustahil dapat terlihat.
Rukyat menurut bahasa berasal dari kata ra’a, yara, ra’yan, wa ru’yatan yang
bermakna melihat, mengerti, menyangka, menduga dan mengira, to see, to behold
(melihat), perceive (merasa), notice, observe, (memperhatikan/melihat) dan discern
(melihat). Dalam khazanah fiqh, kata rukyah lazim disertai dengan kata hilal sehingga
menjadi rukyatul hilal yang berarti melihat hilal (bulan baru). Rukyatul hilal ini berkaitan
erat dengan masalah ibadah terutama ibadah puasa. Hal ini sesuai dengan hadits nabi yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim:

ْ ُ‫صْ ُو ْموالُِرْ ؤيَتِهَوَأفِْطُرْ والُِرْ ؤيَتِهَفِْإنُ َّغ َمع ْلَيُ ْكمفََْأ ِكمل‬
ُ‫واال َِّعدَةثَالَث‬
“Apabila kamu melihat hilal, maka berpuasalah dan bila kamu melihat hilal maka
berbukalah, jika berawan (tidak bisa melihatnya) maka sempurnakanlah hitungan bulan
Sya’ban menjaga tiga puluh (30).”

ُ‫ص ُوموالُِرْ ؤيَتِهَوَأفِْطُروالُِرْ ؤيَتِهَفِْإنُغيَِّبَع ْلَيُ ْك َمفَْأ ِكملُواِ َّع َدةَ ْشعبَاَنثَالثَِي‬
“Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berharirayalah karena melihatnya, jika
hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh
hari. (HR. Bukhari No.1909).”

Rukyah menurut istilah adalah melihat hilal pada saat matahari terbenam tannggal 29
bulan Qamariyyah. Kalau hilal berhasil dirukyah maka sejak matahari terbenam tersebut
sudah dihitung bulan baru, kalau tidak terlihat maka malam itu dan keesokan harinya
masih merupakan bulan yang berjalan dengan digenapkan (istikmal) menjadi 30hari.

Rukyah dimaksudkan untuk menentukan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan


Dzulhijjah. Dua bulan yang pertama berkaitan dengan ibadah puasa dan ketiga bekaitan
dengan ibadah haji. Keberhasilan rukyatul hilal sangat bergantung pada kondisi ufuk
disebelah barat tempat peninjau, posisi hilal dan kejelian mata.
Rukyah disini adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan
sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan
mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Namun, tidak selamanya
hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya matahari terlalu
pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya Bulan
masih terlalu suram dibandingkan dengan "cahaya langit" sekitarnya. Kriteria bahwa hilal
dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut (arc of light) antara bulan-matahari
sebesar 7derajat.

2. Ruang Lingkup Hisab dan Ru'yah


Kajian hisab dan rukyah yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini sebagaimana
dibeberapa literatur setidaknya ada 5 hal yang dikaji, yaitu:
a. Waktu shalat
b. Arah kiblat
c. Awal bulan kamariyah
d. Terjadinya gerhana, dan
e. Penanggalan (kalender).

5. Hisab Ru'yah dalam Lintasan Sejarah


Secara historis, rukyah lebih dulu ada dan berkembang dibandingkan dengan hisab.
Rukyah adalah satu-satunya cara dalam menentukan awal bulan Qamariyyah sejak masa
sebelum Islam. Merujuk pada penemu pertama ilmu hisab atau astronomi (nabi
Idris),12sebagaimana disebutkan dalam setiap mukadimah kitab-kitab falak tampak bahwa
wacana (persoalan) hisab rukyah sudah ada sejak zaman itu atau bahkan lebih awal.
Karena suatu temuan baru biasanya merupakan suatu respon atau tanggapan dari suatu
persoalan yang muncul dalam suatu masyarakat. Sehingga kemunculan hisab rukyah dalam
telusuran sejarah dapat diyakini muncul sebelum temuan ilmu falak itu sendiri.

Sedangkan pengetahuan tentang nama-nama hari dalam seminggu sudah ada sejak
5.000 tahun sebelum masehi yang masing-masing diberi nama dengan nama-nama benda
langit, Matahari untuk hari ahad, Bulan untuk hari senin, Mars untuk hari selasa,
Merkurius untuk hari rabu, Jupiter untuk hari kamis, Venus untuk hari jum‟at, dan
Saturnus untuk hari sabtu.14Kemudian pada abad 20 SMjuga telah ditemukan alat untuk
mengetahui gerak matahari dan benda-benda langit lainnya di negri Tionghoa 15dan
berlanjut pada asumsi Phytagoras 580-500 SM (bumi berbentuk bola bulat), Heraklitus dari
Pontus 388-315 SM (bumi berputar pada sumbunya, Mercurius dan Venus mengelilingi
matahari dan matahari mengelilingi bumi),16kemudian Aristarchus dari Samos 310-230
SM (Pengukuran jarak bumi dan matahari, dan menyatakan bumi beredar mengelilingi
matahari), dan Eratosthenes dari Mesir 276-196 SM (sudah dapat menghitung keliling
bumi).17Dari situ dapat disimpulkan bahwa sejak sebelum masehi ternyata sudah tampak
adanya persoalan hisab rukyah walaupun dalam kemasan yang berbeda.

Kemajuan peradaban suatu bangsa atau wilayah pada dasarnya memang sangat
dipengaruhi oleh kemajuan pengetahuan yang dicapai di zamannya. Begitu pula dalam
ranah kajian ilmu hisab atau falak yang pernah menjadi bagian dari golden age kebudayaan
dan peradaban Islam. Namun tidak bisa dipungkiri kalau perkembangan keilmuan selalu
bersifat melengkapi dan bahkan menjadi antithesis dari penemuan dari manusia di zaman
atau peradaban sebelumnya yang banyak menggunakan petunjuk gerakan benda langit
sebagai pedoman atau ramalan kehidupan mereka. Meski demikian, bangsa ini sudah
mampu mengetahui kapan terjadinya gerhana dengan petunjuk rasi bintang. Dalam bentuk
sederhana, mereka pun sudah menciptakan tabel-tabel kalender khusus untuk pergantian
musim, waktu, bulan, gerhana dan pemetaan langit. Masyarakat Babilonia juga yang
merumuskan penetapan waktu dalam satu hari sebanyak 24 jam. Dimana satu jam adalah
60 Menit dan satu menit adalah 60 detik, mereka menyebutnya dengan sebutan hukum
Sittiny yaitu hukum per-enam puluh. Karena mereka menganggap bahwa keadaan bumi
adalah bulat dan berbentuk lingkaran 360 derajat dan pembagiannya habis dengan 60.
Selain itu, mereka juga telah menetapkan peredaran bulan mengelilingi bumi
membutuhkan waktu 29. 530594hari.

Setelah Babilonia, terdapat bangsa Mesir Kuno yang mampu menangkap fenomena
alam berupa pasang surutnya sungai Nil yang ditandai dengan munculnya bintang Sirius di
sebelah selatan setiap tanggal 19 tamuz atau juli. Selain itu terdapat pula bangsa
Mesopotamia, Cina, India, Perancis serta Yunani yang memunculkan teori dan warna baru
dalam perkembangan astronomi manusia.

Dari fase ini, agaknya Yunani yang banyak berpengaruh dalam perkembangan
astronomi dan keilmuan falak (hisab) Arab. Saat Masa kejayaan Yunani berakhir, pusat
peradaban dan perkembangan ilmu dunia memang berpusat pada dunia Timur yang
notabene di bawah kekuasaan Islam. Masa ini tergolong cukup lama dibanding peradaban
lain yakni selama kurang lebih 14 abad. Fakta sejarah menyatakan, masa Golden age dunia
Islam memang berbanding terbalik dengan dunia Barat yang berada dalam masa kegelapan
(dalam keilmuan Filsafat biasa dikatakan sebagai fase skolastik) dan berada di bawah
kontrol gereja. Berfokus pada perkembangan falak di dunia Islam, Donald Routledge
sebagaimana dikutip Anton Ramdan membaginya dalam 4 periode secara spesifik,
yakni20:
 Periode 700 M – 825M
Yakni masa penerjemahan buku-buku astronomi dari India dan Yunani seperti Zij al-
Sindhind, Almagest karya Ptolemy dan penulisan buku astronomi Zij ala Sinin al-Arab
oleh Muhammad al-Fazari pada 790 M.

 Periode 825 M – 1025M


Yakni di masa pemerintahan Abbasiyyah dengan adanya Baitul Hikmah yang menjadi
wadah lahir dan berkembangnya pengetahuan dan peradaban Islam. Dari masa ini
muncullah nama al-Khawarizmi, al-Farghani, Muhammad Ibnu Musa hingga
matematikawan dan astronom Abu Wafa Muhammad ibnu Muhammad al-Buzjani.

 Periode 1025 M – 1450M


Di masa ini Islam memiliki Ibnu al-Haitham yang mempelopori ilmu astronomi 21berdasar
penelitian dengan teleskop, al-Biruni dengan magnum opusnya kitab al-Qanun al-Mas’udi,
Ulugh Beg dan sebagainya.

 Periode 1450 M – 1900M


Masa ini adalah masa kemunduran keilmuan falak dan astronomi Islam yang ironisnya
bersamaan dengan menggeliatnya dunia keilmuan di Barat pasca masa Renaisense. Di
masa ini tidak banyak penemuan astronomi yang berarti dan penting selain pendirian
observatorium astronomi di Istambul oleh Taqi al-Din bin Ma‟ruf.

Menariknya, dari pembagian fase periode ini, tidak banyak ditemukan literatur
dan referensi yang menjelaskan detail terkait perkembangan keilmuan ini di kurun
abad awal hijriah. Padahal fase ini adalah masa kehidupan nabi Muhammad dan
sahabat atau tabi‟in yangotomatis adalah masa ayat-ayat al-Quran dan hadis masih
berproses turun dan berdialektika. Artinya, saat itu umat Islam mengalami fase
perpindahan yang cukup signifikan, dari keyakinan nenek moyang menuju agama
samawi terakhir, dari aktifitas sosial dan keagamaan warisan turun temurun menuju pola
interaksi yang digariskan dalam al-Quran, khususnya taklif terkait ibadah tertentu
yang sangat terikat dengan waktu dan otomatis terkait dengan keilmuan falak danhisab.

 Hisab Rukyah pada Masa Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad saw. diutus pada masyarakat Makkah pada saat itu sudah
berkembang menjadi sentral perdagangan dan transaksi keuangan yang cukup ramai
dengan pola kesukuan dan stratifikasi sosial yang demikian kental. Hal tersebut membuat
jalan dakwah nabi menjadi sulit, yang puncaknya adalah pemboikotan terhadap nabi dan
pengikutnya yang mengakibatkan wafatnya orang-orang yang sangat dicintai dan
diseganiya. Maka tantangan dakwah semakin hebat menimpa nabi dan pengikutnya, pada
akhirnya menghantarkan nabi untuk berhijrah ke Madinah.

Kehadiran nabi di Madinah diterima dengan tangan terbuka oleh saudaranya


sesama muslim, tetapi tidak demikian dengan mereka yang belum memeluk Islam. Mereka
merasa terusik dengan kehadirannya itu. Untuk terciptanya kebersamaan, saling
menghormati dan rasa memiliki Madinah maka nabi menggagas dibuatnya perjanjian yang
dikenal dengan “Piagam Madinah”.Madinah pada waktu itu dikenal sebagai daerah transit
perdagangan dari Syam dan sekitarnya menuju Makkah. Maka, penanggalan sudah dikenal
oleh penduduk Madinah jauh sebelum nabi datang. Ada dua sistem penanggalan yang
mereka kenal yaitu penanggalan Yahudi dan sistem penanggalan Syamsiyah yang
menekankan pada keajegan perubahan musim tanpa memperhatikan perubahan harinya
dan penanggalan warisan nenek moyang dengan sistem penanggalan Qomariyah.

Berdasarkan catatan sejarah, shalat baru diwajibkan pada 16 bulan sebelum nabi
hijrah ke Madinah pada peristiwa Isra‟Mi‟raj.27Sedangkan puasa Ramadhan sebagai
ibadah wajib bagi umat Islam diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. Adapun aturan dan
syariah lain yang terikat waktu sebagaimana hukum ‘iddah juga baru diturunkan di periode
Madinah. Ini menegaskan bahwa ibadah dan kewajiban keagamaan yang menuntut
penguasaan dan kemahiran “membaca” langit baru-baru hadir sekitar di paruh akhir masa
kenabian.
Saat itu, bangsa Arabkhususnya umat Islam disatu sisi memang terkenal dengan
kelebihan kecerdasan dalam menghafal, namun di sisi lain tergolong kurang dalam
kecakapan membaca, menulis dan berhitung.Ibnu Hajar menyatakan bahwa tidak
bisa menulis dan berhitung dalam teks hadis ini dimaknai sebagai secara umum, artinya
masih terdapat sahabat yang mengenal baca tulis meski jarang. Selanjutnya hisab disini
dimaknai pula sebagai hisab bintang-bintang dan peredarannya. Hingga nabi mengaitkan
hukum puasa dan lainnya dengan rukyah untuk menghindarkan umat dari kesulitan dalam
melakukan hisab peredaran bintang-bintang tersebut.28Hal yang layak diamati dari teks ini
adalah bahwa nabi Muhammad sendiri sudah menyadari bahwa perhitungan akan
peredaran bintang dan benda angkasa lainnya adalah bukan hal yang mustahil, meski
secara pengetahuan umat Islam belum mencapai fase tersebut.

Pada masa Rasulullah saw, proses melihat (rukyat) hilal sangat sederhana, yaitu
cukup dengan menanti matahari terbenam di hari ke 29 kemudian mencari bulan sabit, jika
ada dua orang yang melihatnya, sudah bisa dipastikan malam ini adalah tanggal satu
(pergantian hari di kalender hijriah terjadi ketika maghrib). jika hilal tidak terlihat,
bilangan bulan akan digenapkan menjadi 30 hari sehingga, esok hari masih tanggal 30
bulan yang sama. Tanggal satuakan jatuh besok sore, cara ini sangat sederhana dan sangat
cocok dengan keadaan umat islam pada masa itu yang sebagian besar buta
huruf(ummiy).29 bulan Sya’ban. Kami tidak tahu, surat itu Sya’ban tahun ini ataukah
tahun kemarin.”

Dari sini, Khalifah „Umar akhirnya mengumpulkan sahabat dan bermusyawarah


tentang urgennya keberadaan kalender. Terdapat empat usulan tentang awal waktu
perhitungan kalender ini, yakni berdasar tahun kelahiran nabi Muhammad saw, tahun
diutusnya nabi sebagai Rasul, tahun hijrahnya nabi Muhammad ke Madinah dan tahun
wafat beliau. Dari perdebatan dan diskusi panjang pada akhirnya „Umar menyetujui usul
dan argumentasi „Ali bin Abi Thalib agar berdasar tahun hijrahnya nabi Muhammad.

Adapun terkait penentuan bulan pertama dalam kalender ini diputuskan pada bulan
Muharram, berdasar usul Utsman bin „Affan hal ini didasarkan pada beberapa argument,
yakni:
 Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender masyarakatArab dimasasilam.
 Pada bulan ini, kaum muslimin baru saja menyelesaikan ibadah yang besar yaitu haji
kebaitullah.
 Pertama kali munculnya tekad untuk hijrah adalah terjadi di bulan Muharam. Karena pada
bulan sebelumnya, Dzulhijah, beberapamasyarakat Madinah melakukan Baiat Aqabah
yang kedua.

Dari sini dapat dipahami bahwa di masa sahabat, perlahan keilmuan hisab mulia tertata
dengan baik yang aplikasi positifnya tidak hanya dalam penentuan waktu ibadah, namun
juga bermanfaat bagi kepentingan ekonomi, politik, dan pranata sosial dalam skup lebih
luas. Di masa ini, umat Islam yang mampu membaca dan menulis juga lebih banyak. Hal
ini terindikasikan dari finalnya pembukuan al-Quran dan disalin dalam beberapa mushaf.
Serta mulai diidekannya kodifikasi hadis sebagai antisipasi dari bermunculannya hadis-
hadis palsu.

G. Hikmah Isra' Mi'raj dan IPTEK


1. Pengertian Hikmah
Hikmah seharusnya menjadi tujuan utama dalam menuntut ilmu, yaitu berada pada
hati yang menuntut ilmu. Kutipan ayat berikut menjelaskan bahwa hikmah adalah sebuah
anugerah yang diberikan dari Allah SWT kepada hambaNya. “Allah memberikan hikmah
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh
telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran
melainkan orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Hikmah memiliki banyak pengertian. Prof. Abdullah Shahab dalam ceramahnya
yang mempunyai judul “Menggapai Hikmah” (sumber: youtube.com) sebuah buku yang
saya baca membuat kesimpulan sebagai berikut, bahwa hikmah adalah upaya:
a. Mencari petunjuk arah di dalam kesesatan
b. Menangkap cahaya di dalam kegelapan
c. Menjadikan kesalahan sebagai ‘stepping stone’ menuju ketakwaan
d. Mencari penyelesaian dalam persoalan
e. Memilih jalan yang benar ketika jalan mulai berpencar
f. Melihat di balik fenomena menjangkau hakikat

2. Pengertian Isra' Mi'raj


Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW di waktu malam hari dari
Masjid Al-Haram (Mekkah) ke masjid Al-Aqsha (Palestina) yang telah difirmankan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 1. Sedangkan Mi’raj adalah naiknya Nabi
Muhammad SAW dari masjidil Aqsha ke langit sampai ke sidratul muntaha terus sampai
ke tempat yang paling tinggi untuk menghadap Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam
surat An-Najm ayat 13-18 dan diriwayatkan dalam banyak hadiits shahih.

Dahulu Nabi Muhammad SAW sangat sulit untuk berdakwah, dalam keadaan penuh
rintangan yang sangat berat dalam mengemban amanah risalah illahi. Lalu allah
memperjalankan Nabi sampai kepada langit ketujuh dan menemui Allah. Inilah sampai
saat ini peristiwa tersebut seringkali diperingati oleh sebagian besar orang muslim sebagai
peringatan Isra’ Mi’raj.

Pendapat para ulama mengenai Isra’ Mi’raj diantaranya ada pendapat Ibnu Sa’ad dan
yang lainnya dan dirajihkan (dikuatkan) oleh An-Nawawi dan Ibnu Hajar mengenai
perbedaan waktu Isra’ Mi’raj, Ibnu hajar berkata “Sesungguhnya Isra’ Mi’raj terjadi dalam
waktu satu malam dengan jasad dan fisik rasulallah SAW dalam keadaan beliau tersadar,
terjadi setelah diangkat menjadi nabi” pendapat inilah yang dipegangi mayoritas ulama ahli
hadits, ahli fiqih dan ilmu kalam. Masalah perbedaan ini ada beberapa pendapat yang
berbeda di kalangan ulama. Seperti dikatakan oleh Al-Qadhi Iyadh, bahwa para ulama
berbeda pendapat tentang Isra’ Mi’raj Rasulallah. Di antaranya:
a. Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj dilakukan dengan ruh saja.
b. Isra’ Mi’raj dilakukan dengan ruh dan jasad.
c. Isra’ Mi’raj dilakukan ruh dan jasad dan Mi’raj ruh saja.
d. Ada juga yang mengatakan bahwa semua itu hanya mimpi saja.
e. Ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj berupa kasyaf (diperlihatkan dengan membuka hijab)
f. Yang terakhir ada yang mengatakan Isra’ Mi’raj dilakukan dengan cara penguraian
molekul-molekul sebagaimana zat kimia.

3. Hikmah Isra' Mi'raj


Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi setelah Rasulallah SAW menimpa ujian yang bertubu-
tubi, hikmah dari peristiwa ini adalah untuk memperteguh semangat Rasulallah SAW. Juga
sebagai isyarat bahwa semua penderitaan yang Rasulallah alami bukan karena Allah SWT
meninggalkannya, akan tetapi sunatullah bagi orang-orang yang dicintai-Nya. Kita sebagai
umat Rasulallah harus percaya bahwa Allah SWT bukan meninggalkan kita akan tetapi
menguji keimanan, kesabaran kita, Allah SWT ingin menaikkan derajat kita jika mampu
melewatinya.

Ketika dibawakan kepada rasulallah SAW khamr dan susu, Rasul memilih susu.
Menunjukan bahwa memang islamau dinn atau agama yang sesuai fitrah. Diwajibkan juga
shalat fardhu pada malam Mi’raj merupakan bukti betapa penting rukun islam sebagai
tuntunan bagi umat muslim. Maka dari itu, shalat dikatakan bisa menjauhi kita bahkan bisa
membebaskan kita dari godaan, nafsu syahwat dan cinta dunia. Itulah hikmah atau
pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Semoga dengan adanya peristiwa
ini bisa menambah iman kita kepada Allah SWT, kitab-Nya, nabi-nabi-Nya, para malaikat-
Nya, hari akhir, serta qadha dan qadharnya.

Inilah uraian singkat dari pada perjalanan isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Adapun hikmah terpenting dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini adalah:
a. Hikmah pertama yaitu manusia tidak boleh berputus asa dari Rahmat Allah SWT. Seberat
apapun masalah yang dihadapinya, seterpuruk apapun kehidupannya maka orang tidak
boleh mati sebelum kematian itu benar-benar datang, dan jiwa tak boleh runtuh sebelum
ruh lepas dari jasadnya.
b. Himah kedua yaitu Peristiwa Isra’ Mi’raj menginagtkan kita kembali tentang ibadah yaitu
Shalat dalam islam, bahwa sebelum melakukan ibadah tersebut harus suci hati dan fisiknya
secara sempurna untuk mendapatkan rasa spiritual yang harmonis dengan Allah SWT.
c. Hikmah ketiga yaitu semangat memenuhi majid untuk beribadah dan tidak hanya shalat
ibadah lainnya juga bisa kita lakukan seperti membaca al-qur’an karna jauh daripada itu
Isra’ Mi’raj mencoba untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana difungsikan oleh
Rasulalllah pada masa awalnya.

4. Pengertian IPTEK
IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi seiring dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih dan mendukung
terciptanya teknologi baru. Kemjuan teknologi telah mempengaruhi kehidupan ini dan
tidak bisa dihindari, karena IPTEK memberikan manfaat dan memudahkan pekerjaan. Rasa
ingin tahu manusia makin hari makin meningkat tentang apapun yang ada di dunia, lalu
seiring dengan kemajuan berfikir manusia dewasa ini, ilmu pengetahuan berkembang
sangat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan telah memasuki hampir seluruh bidang
kehidupan masyarakat modern. Di sisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri
memang telah membantu cara kerja manusia dan mempercepat informasi, akan tetapi
IPTEK juga mengancam keberlangsungan hidup manusia, dampak yang paling nyata
adalah umat manusia jatuh pada kemiskinan, kelaparan dan lain hal ditengah banyak orang
yang mendewa-dewakan kecaggihan IPTEK untuk menghapus penderitaan manusia.

Di tengah maraknya kemajuan IPTEK serta dampak positif dan negatifnya, islam
hadir dengan tuntunan menurut ajaran Al-Quran dengan melakukan proses berfikir dan
berdzikir serta memanfaatkan anugerah Allah SWT yang dilimpahkan kepada manusia.
Karena itu, kita tidak mampu membendung laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus mengalami kemajuan, kita hanya mampu mengendalian nafsu kita mengikuti
petunjuk Ilahi dan fitrah kemanusiaan. Karena pengetahuan dan kapasitas otak manusia
untuk menampung ilmu-ilmu Allah, serta semua kemampuan manusia sangat terbatas.

Ilmu pengetahuan dalam perspektif Al-Quran cara memperolehnya dengan cara


mempergunakan akal untuk berfikir, mengkaji, mengamati, hati untuk beriman dan
berdzikir dan fisik sarana untuk menerapkan ilmu. Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam perspektif Al-Quran adalah untuk mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan untuk dapat digunakan dalam menjalankan tugas
manusia berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits . serta terhindar dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak tepat guna yang mengakibatkan kerusakan di
berbagai aspek kehidupan.

5. Hikmah IPTEK
Pada akhirnya, sains mempersembahkan sikap yang ‘merendahkan diri’ kepada Sang
Khaliq melalui rancangan megah-Nya alam semesta. Sains yang mengantarkan kita kepada
hikmah melalui produk dan prosesnya. Hikmah seharusnya menjadi tujuan puncak atau
tujuan utama dalam menuntut ilmu, yaitu berada pada tingkatan hati. Mengutip dari Alfred
North Whitehead, seorang matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris-AS, bahwa
manusia akan jadi lebih bijaksana jika ia berilmu pengetahuan. Tetapi berilmu pengetahuan
saja tidak cukup untuk menjadikan ia orang yang bijaksana. Albert Einstein menambahkan,
bahwa kebijaksanaan bukanlah hasil dari pembelajaran yang singkat, akan tetapi didapat
dengan upaya terus-menerus sepanjang hidup.

Sains dan alam semesta mengajarkan pokok-pokok hikmah dari berbagai sudut
pandang berikut ini:
1. Sains dan Pandangan Ajaib
Dari alam semesta kita belajar menghayati kecanggihan dan keluarbiasaan rancangan Sang
Pencipta. Kita contohkan dari yang sekecil atom hingga alam semesta yang luas, dari
ukuran-ukuran angka yang tak termaknai, semua itu menjadi sarana untuk merenungi
ciptaan-Nya.yang rapi dan teliti.

2. Figur-Figur di Balik Sains


Dari pengalaman dan pemikiran para ilmuwan, kita belajar pandangan mereka tentang
kebijaksanaan. Kita juga belajar bagaimana jejak-jejak kehidupan mereka yang penuh
inspirasi.

3. Sains dan Model Kehidupan


Alam semesta juga menyajikan model yang dapat kita teladani dalam kehidupan. Nasihat-
nasihat bijak alam semesta dapat disarikan dari perumpamaan tentang alam, beragam
aktivitas makhluk hidup, dan hukum-hukum dalam sains.

4. Sains dari Hulu ke Hilir


Sebuah ilmu pengetahuan tidak dapat kita nikmati dengan sekejap, ia memerlukan ilmu
dari cabang-cabang lain yang berproses seiring waktu. Seorang pencari ilmu tidak boleh
berputus asa dalam belajar, karena setiap orang dapat memiliki ‘saham pahala’ atas
perkembangan ilmu pengetahuan. Siapapun yang mempelajari sains dengan penuh
keikhlasan akan memperoleh manfaat dan pahalanya.

5. Sains dan Takdir


Kehidupan sebagaimana alam semesta, ia berjalan berdasarkan ukuran dan takdir yang
digariskan. Sains adalah pintu gerbang untuk mempelajari takdir Allah. Dengan mengenali
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada alam semesta, seseorang akan terbiasa menyikapi
takdir-takdir dalam kehidupan. Harapannya, seseorang yang memahami takdir akan akan
selalu menemukan hikmah dari segala hal yang menimpa dirinya.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Perkembangan IPTEK saat ini jelas mempengaruhi banyak hal, pada makalah ini
perkembangan IPTEK mempengaruhi Kelautan, Kedirgantaraan, Pengindraan Jauh,
Khusus Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bioteknologi, dan Kloning. Bahkan
perkembangan IPTEK mempengaruhi bidang industrialisasi pada negri ini. Industrialisasi
biasanya terjadi pada bagian awal pembangunan ekonomi.

Di negara yang kurang berkembang, sektor primer seperti pertanian dan


pertambangan berkontribusi signifikan terhadap output dan lapan kerja di dalam
perekonomian. Banyak orang yang memanfaatkan hal tersebut untuk mendapat keuntungan
pribadi atau hal negatif lainnya. Padahal semua amal dan perbuatan kita di dunia ini jelas
akan diminta pertanggungjawaban dan kelak akan dihisab pada hari akhir. Banyak hal
positif yang bisa kita lakukan untuk memperbanyak amal baik kita pada hari hisab kelak,
seperti berpuasa. Berpuasa akan membantu kita menahan hawa nafsu, sehingga dapat
membantu kita dalam berbuat kebaikan.

Namun, dibalik perkembangan IPTEK yang kita rasakan saat ini, ternyata ada hal-
hal yang mempengaruhinya. Isra' mi'raj yang dilakukan Rasulullah mendukung
perkembangan IPTEK. Hal tersebut membawa ilmu pengetahuan bagi kita umatnya pada
saat ini. Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari perjalanan Rasulullah tersebut, yang
tentunya membawa kebaikan untuk kita sebagai umatnya.

B. Saran
Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan
dalam penulisan makalah. Kami melihat bahwa perkembangan IPTEK dalam sejarah islam
dari segi manapun sangatlah luas dan berkembang. Kami menyarankan kepada pembaca
agar mencari sumber bacaan lain dari makalah ini, baik dari buku ataupun refrensi lainnya
yang dapat ditemukan di internet. Agar pembaca mampu memahami tema makalah yang
kami angkat pada kesempatan kali ini. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bryant, Coralie, 2000, Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang, Jakarta:


LP3ES.

Korten, David, 1999, Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

Taneko, Soleman, 1990, Struktur dan Proses Sosial, Jakarta: Rajawali Press.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 1989, Teori Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta: Gunung


Agung.

Afwan, B., Suryani, N., & Ardianto, D. T. (2020, May). Analisis Kebutuhan Pembelajaran
Sejarah Di Era Digital. In PROCEEDING.

ARIFIN, S., & Muslim, M. O. H. (2020). Tantangan Implementasi Kebijakan “Merdeka


Belajar, Kampus Merdeka” pada Perguruan Tinggi Islam Swasta di Indonesia. Jurnal
Pendidikan Islam Al-Ilmi, 3(1).

Effendi, H. Dkk. (2020). Buku Model Pembelajaran Sejarah Islam Berbasis Kebhinnekaan
(PSI-BK) Sebagai Daya Tangkal Radikalisme di Perguruan Tinggi. Pekalongan PT
Nasya Expanding Management. NEM. Pekalongan.

Dekker, I. N. (1975). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Malang: Almamater.

Kusworo, Budi. The Implementation of Islam as Rahmah Li Al-'Alamin in Indonesia:


Contributions, Challenges and Opportunitie.AJIS : Academic Journal of Islamic
Studies vol. 2, no. 2, 2017 Postgraduate of STAIN Curup – Bengkulu | p-ISSN 2580-
3174, e-ISSN 2580-3190 Available online:
http://journal.staincurup.ac.id/index.php/AJIS.
Laksana, S. D. (2016). Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) Dan Tiga Pilar
Pendidikan Islam. AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM, 6(1).

McCullagh, C. (2004). Logic of History, Perspektif Posmodernisme. Yogyakarta: Lilin


Persada Press.

Mu’amalah, K. (2020). Merdeka Belajar sebagai Metode Pendidikan Islam dan Pokok
Perubahan (Analisis Pemikiran KH Hamim Tohari Djazuli). Jurnal Tawadhu, 4(1),
977-994.

Mustaghfiroh, S. (2020). Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme John


Dewey. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(1), 141-147.

Sesfao, M. (2020, March). Perbandingan Pemikiran Pendidikan Paulo Freire Dengan


Ajaran Tamansiswa Dalam Implementasi Merdeka Belajar. In Seminar Nasional
Pendidikan (Vol. 1, No. 1).

Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar di Era
Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141-157.

Sugiyono.(2016). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatifKualitatifdanr&d.
edisi ke-24.Alfabeta, Bandung

Tohir, M. (2020). Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.

Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Jakarta : Pustaka Jaya,
1981.

Depag, Himpunan Keputusan Menteri Agama tentang Penetapan Tanggal 1 Ramadan dan
1 Syawal tahun 1381 –1418 h / 1962-1997 M.

Diponingrat, K. Wardan, Hisab Hakiki, Jogyakarta: Toko Pandu, 1955.


Direktorat Jendral Bimas Islam dan Penyelengara Haji Direktorat Pembinaan Peradian
Agama, Selayang Pandang Hisab Rukyah, Jakarta: 2004.

Fatah, Rohadi Abdul, Almanak Hisab rukyat, Jakarta: Badan Hisab rukyat Depag RI, 2010.
Hambali, Slamet, Pengantar Ilmu Falak, Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta, Yogyakarta : Bismillah Publisher. Cet. Ke I. 2012.

Hambali, Slamet, Almanak Sepanjang Masa, Semarang : Fakultas Syari‟ah IAIN


Walisongo, 1978.

Hamid, Abu Hamdan Abdul jalil bin Abdul, Fathu rauful manan, Kudus, Menara Kudus,
t.th.

Hollander, H. G Den, Beknopt Leerboekje der Cosmografie, terj. I Made Sugita, Jakarta,
J.B. Wolters Groningen, 1951.

Wardiwarsito, Kamus Jawa Kuno (Kawi) – Indonesia, Jakarta : Nusa Indah, 1978.
Ma‟shum, Badiatul Mitsal, Jombang : t.th.

Manshur, KH Mas, Sullamun Nayyirain, Jakarta: Al-Manshuriyah, 1988.

Mark R.Woodward, Jalan Baru Islam Memetakan Paradigma Mutakhir Islam Indonesia,
terj. Ihsan Ali Fauzi, Bandung: Mizan, cet. Ke-1, 1998.

Marsito, Enciclopedia Britanicca, London, Chicago, 1768. Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta :
Gaung Persada, 2009.

MUI Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalender Islam Sultan Agung adalah Kalender
Nasional, Yogyakarta : Offset, 1987.

Nur, Muhammad, Pedoman Perhitungan awal Bulan Kamariyah, Jakarta : depag RI, 1983.
Shidiqi, Naurrozaman, Fiqh Indonesia, Penggagas, dan Gagasannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1995.
Sudharta, Tjokorda rai, I Gusti Oka Hermawan, W. Winda Winaban, Kalender 301 Tahun,
Jakarta : Balai Pustaka,1984.

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/1432

http://digilib.uinkhas.ac.id/1686/

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj5yq-
bs6_2AhVkgdgFHd HBE8QFnoECB0QAQ&url=https%3A%2F%2Fojs.unsiq.ac.id
%2Findex.php%2Fmq%2Farticle%2Fdownload
%2F899%2F473&usg=AOvVaw2HzmXZS5UF67pi6c8TpAAY

http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/alt/article/view/428

http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2192

https://www.google.co.id/books/edition/Kejadian_Isra_Mi_raj/UWbdDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=hikmah+isra+mi%27raj&pg=PA52&printsec=frontcover

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/1432

http://digilib.uinkhas.ac.id/1686/

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj5yq-
bs6_2AhVkgdgFHd HBE8QFnoECB0QAQ&url=https%3A%2F%2Fojs.unsiq.ac.id
%2Findex.php%2Fmq%2Farticle%2Fdownload
%2F899%2F473&usg=AOvVaw2HzmXZS5UF67pi6c8TpAAY

http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/alt/article/view/428

http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2192
https://www.google.co.id/books/edition/Kejadian_Isra_Mi_raj/UWbdDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=hikmah+isra+mi%27raj&pg=PA52&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai