Anda di halaman 1dari 182

Judul Buku:

Pendidikan Karakter Budaya Alam Minang (PKBAM)

Penulis: Leni Marlina, S.S., M.A.

ISBN:
Cetakan Pertama, Juli 2022
Penyunting:
Editor:
Desain Sampul:
Desain Isi:
Diterbitkan oleh:
kata pengantar

3
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar

Modul 1:
Upacara Tradisi Khatam Al-Quran 7

Modul 2:
Alat Musik Tradisional Minangkabau (Pupuik) 24

Modul 3:
“Barani Karano Bana, Takuik Karano Salah” 47

Modul 4:
Lagu “Andam Oi” 67
Modul 5:
Mancak (Seni Permainan Silek Minangkabau)

Modul 6: 72
Kato Nan Ampek 142

Modul 7:
Sumbang Duo Baleh 188

Referensi 211
Tentang Penulis 214

5
Daftar gambar
Gambar 1. Pelepasan Khatam Quran 12
Gambar 2. Peserta Khatam Quran 18
Berpakaian Muslim dan Berpayung Seragam
Gambar 3. Arak-arakan Keliling Kampung 19
Gambar 4. Musabaqah Tilawatil Quran 22
Gambar 5. Pengumuman Pemenang Musabaqah 24
Gambar 6. Pupuik Tanduak 30
Gambar 7. Pupuik Batang Padi 32
Gambar 8. Saluang 33
Gambar 9. Sarunai 35
Gambar 10. Bansi 33
Gambar 11. Sampelong 34
Gambar 12. Sampelong 35
Gambar 13. Teknik Memainkan Pupuik Batang Padi 39
Gambar 14. Alat Musik Tradisional Minang Lainnya yang 41
Dimainkan Bersama Pupuik Batang Padi
Gambar 15. Ilustrasi Tentang Menjaga Kebersihan 54
Gambar 16.Ilustrasi Tanggung Jawab Terhadap Keluarga 55
Gambar 17. Ilustrasi Tanggung Jawab Dalam Masyarakat 56

Gambar 18. Ilustrasi Tanggung Jawab Kepada Bangsa dan Negara 57

Gambar 19. Ilustrasi Shalat Wajib 5 Waktu Sehari-Semalam 59

Gambar 20. Ilustrasi Tanggung Jawab Kepada Tuhan dan Agama 60

Gambar 21. Ilustrasi Tanggung Jawab di Sekolah 63


Gambar 22. Syahrul Tarun Yusuf Pencipta Lagu “AndamOi” 77

Gambar 23. Ratu Sikumbang 79

Gambar 24. Ratu Sikumbang (2) 80


Gambar 25. Jam Gadang Bukittinggi 82
Gambar 26. Janjang Ampek Puluah Bukittinggi 83
Gambar 27. Jalan Berbelok dari Malalak ke Bukittinggi 84
Gambar 28. Peta Sumatera Barat 85
Gambar 29. Cinta Tanah Air di Lingkungan Keluarga 87
Gambar 30. Cinta Tanah Air di Lingkungan Sekolah 88
Gambar 31. Cinta Tanah Air di Lingkungan Masyarakat 89
Gambar 32. Cinta Tanah Air dalam Berbangsa dan Bernegara 90
Gambar 33. Penampilan Mancak di Halaman Rumah Gadang 95
Gambar 34. Pemuda Minang Dalam Penampilan Mancak 101
Gambar 35. Pemuda Minang Dalam Latihan Silek 105
Gambar 36. Pemuda Minang Memperagakan Mancak 110
Gambar 37. Pemuda Minang Dalam Latihan Silek (2) 113
Gambar 38. Pemuda dan Putra Minang Berpakaian Adat 123
Gambar 39. Perempuan Minang Duduk Bersimpuh 157
Gambar 40. Perempuan Minang Sedang Berdiri 158
Gambar 41. Perempuan Minang Berjalan 159
Bersama Teman-Teman Perempuan
Gambar 42. Perempuan Minang Sedang Berbicara 161
dan Berdiri di Jendela Rumah Gadang
Gambar 43. Seorang Perempuan Minang yang 162
Melayani Orang yang Bertamu dan Duduk di rumah
Gambar 44. Beberapa Perempuan Minang 163
Sedang Makan Duduk atau Duduak Bajamba
Gambar 45. Perempuan Minang Duduk Bersimpuh 164
dan Makan Bersama Dalam Acara Baralek

7
Gambar 46. Perempuan Minang Berpakaian Adat 165
Bersama Saudara Laki- Lakinya
Gambar 47. Seorang Perempuan Minang Berpakaian Adat 166
Gambar 48. Perempuan Minang Pakai Baju Basiba 166
Gambar 49. Ilustrasi Seorang Perempuan Berjilbab 168
Berprofesi Sebagai Dokter
Gambar 50. Seorang Perempuan Berjilbab 168
Berprofesi Sebagai Guru
9
modul 1
UPACARA DAN TRADISI KHATAM AL-QUR’AN

A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui makna Upacara dan tradisi Khatam
Al-Quran
2. Mempresentasikan secara sederhana urutan tata cara
acara Khatam Al-Quran menjelaskan fungsi dan
makna Khatam Al-Quran

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Mendeskripsikan tata cara tradisi Khatam Al-Quran
2. Mengidentifikasi unsur masyarakat yang terlibat
dalam tradisi Khatam Al-Quran
3. Menyebutkan bentuk dan jenis pakaian peserta
tradisi Khatam Al-Quran
4. Menjelaskan fungsi, peran, makna dan nilai-nilai
luhur tradisi Khatam Al-Quran
5. Membuat/ menyusun gambar/ ilustrasi/ bagan
tentang tata cara tradisi Khatam Al-Quran
C. Materi Pelajaran
1. Upacara dan tradisi Khatam Al-Quran
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Mengamati tata cara tradisi Khatam Al-Quran
2. Mendiskusikan unsur masyarakat yang terlibat
dalam tradisi Khatam Al-Quran
3. Menyebutkan bentuk dan jenis pakaian peserta
tradisi Khatam Al-Quran
4. Menjelaskan fungsi, peran, makna dan nilai-nilai
luhur tradisi Khatam Al-Quran
5. Membuat/ menyusun gambar/ ilustrasi/ bagan
tentang tata cara tradisi Khatam Al-Quran

11
E. Materi

1. Tujuan dan Fungsi Khatam Al Quran

Gambar 1. Pelepasan Khatam Quran. sumber:


bukittinggikota.go.id

Negara Indonesia memiliki kekayaan


tradisi-tradisi pada berbagai suku bangsa baik suku
Jawa, Minangkabau, Bugis, Sunda dan sebagainya.
Suku Minangkabau, salah satu tradisinya yang
cukup populer yaitu tradisi Khatam Quran. Tradisi
Khatam Quran adalah salah satu tradisi yang cukup
populer pada masyarakat di Minangkabau,
Sumatera Barat termasuk di Bukit Tinggi.
Upacara Khatam Al-Quran atau yang lebih
sering disebut secara lisan dengan Khatam Quran
merupakan tradisi masyarakat Minangkabau yang
diselenggarakan sekali setahun sebagai tanda
bersyukur dan penghargaan kepada anak-anak yang
sudah lulus atau pintar mengaji secara baik dan
benar.
Tujuan upacara Khatam Quran sebagai rasa
syukur atas keberhasilan anak menamatkan bacaan
Alquran dengan baik dan benar, oleh karena diberi
pengukuhan dan pengakuan pada anak-anak
tersebut dan ini sudah menjadi tradisi bagi
masyarakat Minangkabau, jika ditinggalkan ada
suatu yang tidak lumrah dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan konsep tradisi dan kebudayaan,
tradisi Khatam Quran yang dilakukan oleh
masyarakat Minangkabau dapat dikatakan sebagai
konstruksi kebudayaan masyarakat Minangkabau
yang bersifat spiritual dan nilai-nilai yang diyakini
kebenaran oleh masyarakat Minangkabau.
Khatam Al Quran yang biasa juga disebut
Tamat Al Quran, adalah upacara yang penghargaan
dan tanda pandainya seorang anak belajar mengaji.
Dalam upacara ini pesertanya terdiri dari anak-anak
yang telah bisa membaca dengan Alquran dengan
tajwid/ makhraj (aturan membaca Al Quran
dengan benar).
Upacara ini berlangsung meriah dan
diselenggarakan dengan rangkaian acara yang

13
sifatnya tradisional. Upacara Khatam Quran
dilaksanakan atas rasa syukur kepada yang maha
kuasa dan berbangga atas kepandaian anak-anak
dalam membaca Alquran, dan suatu harapan
setelah Khatam Quran berprilaku baik anak anak
dan mengamalkan ilmunya serta menjadi contoh
buat adik-adik kelas setelah Khatam Quran
berprilaku baik.
Upacara Khatam Quran yang dilaksanakan
masyarakat Minangkabau merupakan kebudayaan
dari hasil ciptaan masyarakat Minangkabau yang
berawal dari penafsiran masyarakat setempat yang
diyakininya sejak dulu sampai sekarang.
Upacara yang dilaksanakan merupakan hasil
interpretasi atau penafsiran atas kebersamaan,
ungkapan rasa syukur, memberikan pengukuhan
secara sosial kepada anak atas prestasi yang dimiliki
anak, serta pemberitahuan kepada masyarakat
banyak bahwa anak mereka telah “tamat kaji” dan
patut diberi penghargaan sehingga perlu dilakukan
upacara Khatam Quran.
Khatam Quran dilakukan saat seorang anak
sudah menyelesaikan pendidikan baca Al Quran. Ia
sudah bisa membaca Al Quran dengan benar.
Setiap orang tua di Bukittinggi, memasukkan
anaknya ke madrasah tempat baca Al Quran.
Anak belajar baca Al Quran antara 9-12
tahun, setelah dianggap mampu membaca Al
Quran dengan baik, diadakan arak-arakan, Khatam
Quran. Semua anak yang sudah lulus, berjalan kaki,
mengenakan baju dengan warna yang sama (baju
haji), berkerudung dan baju panjang. Meriah.
Kemeriahan ini berlangsung pada saat libur sekolah
(Januari dan Juni). Setelah arak-arakan keliling kota.
mereka kembali ke lembaga pendidikan baca Al
Quran. Setiap anak membaca al quran di depan
umum, satu-satu, semua mendapat giliran.
Pada akhir acara dinilai siapa yang paling
sempurna dan bagus bacaan Al Quran dan diberi
hadiah, juara I, II, II. Dulu, setelah selesai Khatam
Quran tidak mendapat sertifikat, sekarang lembaga
baca Al Quran memberikan sertifikat pada siswa,
yang Khatam Quran Acara Khatam Al Quran
diadakan setiap tahun, dan setiap perguruan baca
Al Quran melakukan kegiatan yang sama,
mengarak siswa yang lulus keliling kota, dan
membaca ayat suci Al Quran.
Bagi warga Kurai, warga asli Bukittinggi,
Khatam Quran, menjadi peristiwa besar bagi anak.
Keluarga mengadakan pesta, seperti pesta kawin,
mengundang makan saudara, kerabat, dan kenalan
pada hari Khatam Quran itu.
Acara pesta diadakan di rumah, makan di
bawah, tidak ada kursi. Tamu duduk di atas
karpet, di depan ada makanan: gulai, rendang,
sayur, kue, dan pisang. Tamu datang dan duduk,

15
tuan rumah membawa nasi panas, tamu mengambil
dari tempat nasi, ke dalam piring masing-masing.
Pada hari Khatam Quran, dapat ditemui
beberapa rumah yang mengadakan pesta Khatam
Quran untuk anak. Belajar membaca Al Quran
pada anak usia Sekolah Dasar, sudah tradisi di
Bukittinggi, termasuk Bung Hatta, yang lahir yang
besar di Bukittinggi mendapat pelajaran baca Al
Quran di Surau Inyiak Djambek (Syekh Djamil
Djambek).
Khatam Quran memiliki tiga fungsi yaitu
untuk tujuan religius, sosial dan estetika (hiburan).
Fungsi religius maksudnya sebagai bagian dari
ucapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa
karena telah memberi kepintaran kepada anak
kemenakan mereka, rasa syukur diiringi kegiatan
berbagi dengan makan bersama-sama. Fungsi
hiburan terlihat dari proses arak-arakan.
Sedangkan fungsi sosial Khatam Quran adalah
sebagai berikut:
a. Sarana penghargaan kepada anak-anak dan
orang banyak dimana anak-anak dihargai
karena telah mampu mengaji dengan baik.
b. Sarana untuk bersilaturahmi dan
berkomunikasi dalam rangka mewujudkan
hubungan yang harmonis di tengah
masyarakat
c. Sarana penghargaan kepada tokoh
masyarakat dan tokoh pendidikan melalui
rangkaian acara ziarah kubur sambil
menyampaikan nilai-nilai yang telah
mereka ajarkan selama ini
d. Sarana memupuk rasa cinta pada Alquran
e. Sarana memupuk rasa cinta pada kampung
halaman

2. Tata Cara Tradisi Upacara Khatam Quran


a. Pembukaan Acara
Pelaksanaan upacara Khatam dilakukan
selama 2 hari.hari pertama dimulai pada jam 07.00
sampai jam 13.00. dimana dilakukan arak-arakan
sekeliling kampung dengan maksud memberitahu
tahu masyarakat banyak tentang keberhasilan anak
dalam membaca Al-Quran.
Upacara Khatam Quran diselenggarakan pada
2 tempat yaitu di lapangan perguruan/ halaman
mesjid dan di masjid. Di lapangan adalah tempat
acara pembukaan dan penutupan upacara
arak-arakan Khatam Quran. Di masjid adalah
tempat dilakukan musabaqah Tilawatil Quran
peserta Khatam Quran. Sedangkan
penyelenggaraan upacara Khatam Quran di rumah
di selenggarakan di ruang tengah, tempat biasanya
menerima tamu.
Pada tahap ini, peserta Khatam Quran
berkumpul bersama dengan teman-teman dan

17
dikelilingi oleh karib kerabat serta masyarakat
banyak. Pada saat ini anak-anak dalam keadaan
senang mendapat pesan dan petuah dari pengurus
Perguruan/ tempat mengaji dan tokoh masyarakat,
diantaranya petuah itu mengajak untuk menjadikan
Alquran sebagai pedoman hidup, Al Quran tidak
hanya dibaca tapi dimaknai sebagaimana mestinya.
Perlengkapan upacara Khatam Quran ini
adalah benda yang digunakan adalah peralatan adat
yang memiliki makna. Peralatan yang digunakan
pada saat arak-arakan yaitu baju pakaian haji atau
muslim dengan bentuk seragam dan payung
berwarna seragam.

Gambar 2. Peserta Khatam Quran


Berpakaian Muslim dan Berpayung Seragam.
sumber: scientia.id

Pakaian adat ini, memiliki simbol bahwa


antara adat dan agama saling melengkapi dan saling
beriringan, sebagaimana falsafah adat Minangkabau
“Adat Basandi Syara’ Syara Basandi Kitabullah.”
Adanya peserta Khatam dipayungi oleh karib
kerabatnya memiliki makna anak dipangku
kemenakan dibimbiang.”

b. Arak-arakan Keliling Kampung

Gambar 3. Arak-arakan Keliling Kampung

Arak-arakan keliling kampung suatu yang


menyenangkan bagi anak-anak karena mereka
berpakaian bagus dan berjalan diiringi musik.
Arak-arakan keliling kampung sepanjang jalan
bertemu dengan masyarakat banyak, ada karib
kerabat yang menunggu anak cucu kemenakan

19
yang akan lewat di depan rumah. Biasanya dari
suku tertentu, setiap anak yang ber-Khatam
Quran saat arak arakan itu mereka memberi
uang untuk keperluan makan disaat arak-arakan.
Dalam rangkaian arakan-arakan yang
diiringi musik tradisional (talempong) dan drum
band. Anak-anak peserta Khatam Quran
dipayungi oleh sanak saudaranya atau karib
kerabatnya, dulunya peserta Khatam Al Quran
dipayungi oleh orang tua, ini memiliki makna
anak dipangku kemenakan dibimbing dan sanak
saudara saling dipatenggangkan (anak dipangku
kemenakan dibimbing dan sanak saudara
dipertimbangkan).
Tradisi Khatam Quran adalah warisan
nenek moyang, pewarisan kepada generasi
muda yang merupakan anak kemenakan
dideskripsikan juga dalam petuah anak dipangku
kamanakan dibimbiang (anak dipangku,
kemenakan dibimbing). Artinya anak diberi
nafkah dan disekolahkan, serta kemenakan
dibimbing untuk menjalani kehidupan yang
nyata ini, (paman) memiliki peran dan tanggung
jawab untuk mendidik dan mengarahkan anak
dan kemenakannya ke jalan yang benar.
Di dalam tradisi Khatam Quran terdapat
tradisi lainnya seperti tradisi mandabiah jawi
(menyembelih sapi), tradisi makan bajamba,
tradisi manyumbang rang rantau, (menyumbang
orang rantau), tradisi musik talempong, tradisi
menyumbang dari rantau, tradisi musyawarah
mufakaik (musyawarah mufakat), tradisi
arak-arakan dan tradisi Mandoa (berdoa
bersama).
Pertunjukan arak-arakan dalam rangkaian
upacara tradisi Khatam Quran memiliki makna
yang signifikan dalam kehidupan sosial
budaya masyarakat. Makna simbolik dalam
upacara Khatam Quran anak-anak merupakan
tradisi masyarakat Minangkabau yang
diselenggarakan sekali setahun sebagai tanda
bersyukur dan penghargaan kepada anak-anak
yang sudah pintar mengaji secara baik dan
benar.
Fenomena arak-arakan dalam tradisi
Khatam Quran anak-anak dalam masyarakat
adalah suatu simbol interaksi sosial yang
memiliki makna yang khas dan sudah menjadi
suatu keyakinan bagi masyarakat.
Berikut ini makna simbolik yang ada
pada pertunjukan arak-arakan dalam rangkaian
upacara Khatam Quran:
1) Bagian dari dakwah Islamiyah
2) Nilai Pendidikan
3) Nilai penghargaan dan rekreatif bagi
anak

21
4) Nilai kenangan bagi alumni dan
masyarakat.
5) Promosi wisata

c. Musabaqah Tilawatil Quran

Gambar 4. Musabaqah Tilawatil Quran

Musabaqah dilakukan pada hari ke dua,


setiap anak diberi kesempatan untuk membaca
Alquran sekitar 3 - 5 ayat, surat dan ayat yang
akan dibaca di tentukan oleh panitia dan juri
musabaqah, adapun penilaian terdiri 3 hal,
pertama kemampuan membaca Alquran dengan
makhraj yang baik dan benar.
Kedua, tata tertib dalam membaca
Alquran mulai dengan langkah membawa
Alquran, membuka dan mengucapkan salam
kepada hadirin sebelum membaca Al Quran
serta tata tertib mengakhiri membaca Al Quran.
Ketiga, Irama dalam membaca Alquran
sehingga membaca Alquran terasa lebih indah.
Pelaksanaan musabaqah dimulai dari jam 08.00,
siang istirahat dan dilanjutkan sampai sore hari.
Dalam rangkaian acara ini anak-anak
ditanamkan untuk percaya diri dengan
keberanian tampil membaca Alquran di depan
orang banyak, dan belajar tertib disaat orang
lain membaca Alquran, serta diajarkan bersabar
menunggu giliran untuk membaca Alquran satu
persatu.

23
d. Pengumuman Pemenang Musabaqah

Gambar 5. Pengumuman Pemenang Musabaqah

Acara puncak dari rangkaian Khatam


Quran adalah pengumuman pemenang.
Sebelum pengumuman pemenang diawali
dengan beberapa rangkaian acara diantaranya:
1) Pembacaaan ayat Suci Alquran
2) Sambutan dari pengurus
3) Sambutan dari guru
4) Sambutan wali murid
5) Sambutan perantau
6) Tausyiah
7) Gerakan sedekah Bersama
8) Pengumuman pemenang dengan konsep
semua anak juara

3. Kesimpulan
Upacara Khatam Quran merupakan sistem
simbol atau jaringan–jaringan simbol yang memiliki
makna bagi masyarakat Minangkabau yang merupakan
bagian dari suku bangsa yang ada di Indonesia ini.
Upacara ini punya makna khusus.
Makna upacara Khatam Quran diantaranya untuk
memberi pengakuan sosial dan legalitas atas prestasi
yang dicapai oleh anak-anak mereka; mempertahankan
tradisi dari pada terdahulu; sebagai pengakuan atas
keberadaan ada. ke empat, sebagai rasa kebanggaa
norang tua atas prestasi anak-anak. Ke lima, sebagai
pemberitahuan kepada orang banyak dan mempererat
solidaritas sosial antar karib kerabat dan masyarakat.
Tradisi Khatam Quran juga memiliki makna
kepedulian dalam hubungan sosial antar sesame
khususnya dalam membangun kebersamaan dan gotong
royong diantara karib kerabat dan masyarakat. Tradisi
Khatam Quran juga memiliki makna ekonomis dan
sosial budaya bagi masyarakat dan pemerintah serta para
perantau baik perantau lokal maupun perantau
internasional.
Didalam rangkaian kegiatan Khatam Quran
terdapat berbagai tradisi, diantaranya tradisi mandabiah
jawi, makan bajamba, manyumbang rang rantau, tradisi musik
talempong, tradisi arak-arakan dan tradisi musyawarah

25
mufakat, tradisi mandoa di rumah masing masing yang
semua itu memiliki makna religius, kultural dan sosial
ekonomi serta makna estetik. Semua ini merupakan
kearifan lokal yang dapat dipertahankan menjadi
pedoman hidup masyarakat dan tradisi memiliki potensi
wisata budaya yang dapat memberikan sumbangan
pembangunan buat daerah.

F. Latihan

Silahkan jawab pertanyaan berikut berdasasarkan bacaan/ materi


di atas.
1. Apa yang dimaksud dengan upacara Khatam
Quran?
2. Apa tujuan diadakannya Khatam Quran di
Minangkabau?
3. Apa saja fungsi sosial Khatam Quran?
4. Tahap apa sajakah yang harus dilalui dalam tata
cara tradisi Khatam Quran?
5. Apa makna pakaian haji yang dipakai oleh peserta
Khatam Quran?
6. Apa makna pemakaian payung dalam acara
arak-arakan Khatam Quran?
modul 2
ALAT MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU:
PUPUIK

A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui bentuk dan fungsi alat musik tiup
tradisional Minangkabau (pupuik)
2. Mempresentasikan secara sederhana cara
memainkan pupuik

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Mengidentifikasi bentuk alat musik tiup tradisional
Minangkabau (pupuik)
2. Mengidentifikasi fungsi alat musik tradisional
Minangkabau (pupuik)
3. Menjelaskan cara memainkan alat musik tradisional
Minangkabau (pupuik)
4. Menyebutkan alat musik tradisional Minangkabau
lainnya yang sering dimainkan bersama pupuik
5. Memperagakan pemakaian/ memainkan alat musik
tradisional Minangkabau (pupuik)

C. Materi Pelajaran
1. Alat musik tradisional Minangkabau (pupuik)

27
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Menjelaskan alat musik tiup tradisional
Minangkabau (pupuik)
2. Mengidentifikasi bentuk alat musik tradisional
Minangkabau (pupuik)
3. Mengidentifikasi fungsi alat musik tradisional
Minangkabau (pupuik)
4. Menjelaskan cara memainkan alat musik tradisional
Minangkabau (pupuik)
5. Menyebutkan alat musik tradisional Minangkabau
lainnya yang sering dimainkan bersama pupuik
6. Memperagakan pemakaian/memainkan alat musik
tradisional Minangkabau (pupuik)
E. Materi

Ranah Minangkabau tidak hanya kaya akan keindahan


alam ada kelezatan kuliner tapi juga keseniannya. Salah satu
kekayaan tersebut berbentuk alat musik tradisional
minangkabau. Salah satu jenis alat musiknya yang terkenal
adalah alat musik tiup seperti pupuik.

1. Alat Musik Tiup Tradisional Minangkabau


a. Pupuik
Alat musik Pupuik berasal
dari Minangkabau, Sumatera Barat Alat musik tiup
ini memiliki suara merdu. Pupuik sering dipakai
untuk mengiringi acara adat. Biasanya, pupuik
dimainkan bersama alat musik tradisional lainnya,
sehingga menghasilkan alunan musik yang unik. Di
Minangkabau, alat musik tiup tradisional ini ada
dua jenis yaitu pupuik tanduak dan pupuik batang
Padi.
1) Pupuik Tanduak
Pupuik tanduak terbuat dari tanduk
kerbau. Cara membuatnya dengan cara
memotong ujung tanduk sehingga terbentuk
rongga sampai ke pangkalnya. Nah, kalau
sudah terbentuk, tanduk kerbau itu bisa ditiup
dan menghasilkan suara melengking. Bunyinya
seperti bunyi terompet. Pupuik tanduak sering
dipakai sebagai penanda waktu sholat.

29
Terkadang, dipakai sebagai isyarat kepada
warga kalau ada informasi yang akan
disampaikan oleh pemimpin warga.

Gambar 6. Pupuik Tanduak

Alat musik tradisional Minangkabau


yang satu ini cukup unik karena dibuat dari
bekas tanduk kerbau.. Tanduk yang biasanya
digunakan adalah tanduk kerbau. Berbeda
dengan pupuik batang padi yang digunakan
dalam ritual, pupuik ini biasa digunakan sebagai
penanda waktu sholat dan media oleh pemuka
adat dalam membuat sebuah pengumuman.
Meskipun termasuk alat musik tapi pupuik
tanduak sangat jarang dimainkan sebagai
pengiring musik, fungsinya lebih kepada alat
pemanggil atau pemberitahu jika ada
pengumuman dari pemuka adat.

Cara memainkan Pupuik Tanduak

2) Pupuik Batang Padi


Seperti namanya alat musik tiup ini
memang terbuat dari batang padi. Pada bagian
ujung tempat tiupan biasanya dipecah sedikit
sehingga menimbulkan celah, jika ditiup celah
ini akan mengeluarkan bunyi. Biasanya pupuik
batang padi ditambah dengan lilitan daun
kelapa pada ujungnya.
Pupuik batang padi dipakai untuk
memeriahkan acara panen raya. Sesuai
namanya, alat musik ini terbuat dari batang
padi. Batang padi yang digunakan adalah
batang padi yang sudah tua. Cara membuatnya
cukup sederhana. Batang padi yang sudah tua
dipecah sampai terbentuk semacam pita suara.
Nah, pita suara ini yang menjadi sumber bunyi
dari pupuik batang padi.

31
Sama seperti pupuik tanduak, suara
pupuik batang padi jika ditiup akan
mengeluarkan bunyi yang melengking. Supaya
suaranya semakin melengking, batang padi
yang sudah dipecah tadi dapat disambung
dengan lintingan daun pandan atau kelapa dan
dibentuk seperti corong. Batang padi yang
sudah tersambung dengan daun pandan atau
kelapa itu dapat menghasilkan suara hingga
jarak 2 km.

Gambar 7. Pupuik Batang Padi

Alat musik tiup ini dapat dibilang


sangat unik karena terbuat dari bahan batang
padi. Batang padi yang sudah tua akan
digunakan sebagai penghasil suara, kemudian
dibagian ujungnya dililitkan dengan daun
kelapa sebagai pengeras suaranya. Suara yang
dihasilkan oleh alat musik ini akan terdengar
melengking. Karena dibuat dari bahan batang
padi yang sudah tua, pupuik ini biasanya
dimainkan saat proses ritual panen padi.

Cara memainkan pupuik batang padi

3) Saluang

Gambar 8. Saluang

Saluang termasuk alat musik tiup. Alat


musik tradisional minangkabau ini terbuang

33
dari ‘talang’ yang merupakan sejenis bambu
tapi lebih tipis. Talang dengan ukuran yang
lebih besar juga digunakan sebagai wadah
untuk memasak makanan khas minangkabau
yaitu Lamang. Alat musik tradisional
minangkabau yang satu ini memiliki panjang
40-60 sentimeter dengan 4 buah lubang
dengan diameter masing-masing lubang 3-4
sentimeter.
Untuk memainkan Saluang tidaklah
mudah, dibutuhkan teknik khusus yang
dinamakan dengan ‘manyisiahan angok’
(menyisakan nafas). Dengan teknik ini pemain
saluang bisa meniup saluang dari awal sampai
akhir lagu tanpa nafas yang terputus.
Permainan alat musik saluang ini
membutuhkan cara khusus dimana penarikan
nafas dilakukan sembari meniupnya, teknik ini
dikenal dengan nama manyisiahkan angok
(menyisihkan napas).

Cara Memainkan Saluang


4) Sarunai

Gambar 9. Sarunai

Apabila di luar negeri terdapat alat


musik bernama klarinet, maka Sarunai adalah
klarinet khas yang terbuat. Sarunai dalam
sejarahnya berasal dari negeri India dengan
nama asli Shehnai. Sarunai seringkali
digunakan untuk mengiringi pertunjukan silat
masyarakat Minang dan juga dalam proses
bertani.
Sarunai terbuat dari dua potong
bambu yang tidak sama besar, potongan yang
kecil dapat masuk ke potongan yang lebih
besar, dengan fungsi sebagai penghasil nada.

35
Cara Memainkan Sarunai

5) Bansi

Gambar 10. Bansi

Bansi adalah salah satu alat musik tiup


tradisional minangkabau Seruling khas minang
alias Bansi ini adalah alat musik tiup lain yang
terbuat dari talang. Bansi memiliki 7 lubang,
mirip dengan rekorder, bentuknya pendek,
biasanya berukuran 33-36 sentimeter, dengan
diameter 2,5-3 cm. Pada bagian batang tubuh
bansi terdapat 7 buah lubang yang digunakan
sebagai sumber nada-nadanya. Bansi
digunakan dalam acara-acara budaya dan acara
adat minang.

Cara Memainkan Bansi

6) Sampelong

Gambar 11. Sampelong

Alat musik tiup yang satu ini tidak


memiliki tangga nada yang sama dengan alat
musik aerofon yang lain. Walaupun nada yang
muncul yaitu nada minor, namun memiliki
kesan seperti musik asal negeri China.

37
Sampelong juga dikenal dengan nama Saluang
Sirompak.

Cara Memainkan Sampelong

7) Saluang Pauh

Gambar 12. Sampelong

Saluang pauh memiliki fungsi khusus


untuk mengiringi prosesi acara yang
menggembirakan seperti tahun baru, batagak
penghulu, alek pemuda, dan lainnya. Saluang
pauh memiliki tiga bagian dalam proses
pertunjukannya yaitu, Singgalang (pembuka),
Gurindam (isi), dan penutup.
Cara Memainkan Saluang Pauh

2. Fungsi dan Kegunaan Pupuik Batang Padi

Pupuik batang padi dalam kehidupan sehari-hari


masyarakat Minangkabau di Agam dan Kurai (Bukittinggi)
digunakan untuk berbagai keperluan. Alat musik pupuik
batang padi biasanya lebih banyak dan sering digunakan dalam
berbagai upacara adat. Kelaziman yang berlaku dalam
masyarakat Kurai penggunaan pupuik batang padi terutama
pada saat proses ritual panen padi secara serentak atau
dikenal juga dengan istilah panen raya.
Masyarakat Kurai membuat pupuik batang padi sembari
melakukan pekerjaan panen padi. Di sela-sela bekerja
bergotong-royong dalam panen raya, peragaan memainkan
pupuik batang padi dilakukan dengan tujuan memberi
semangat kerja dalam suasana suka cita bersama. Meniup
pupuik batang padi dilakukan ketika masa panen berlangsung
atau setelah selesai panen padi.
Batang padi yang diambil untuk membuat pupuik
adalah batang padi yang telah dituai. Alat musik tiup ini
memiliki suara merdu. Pupuik batang padi sering dipakai untuk

39
mengiringi acara adat. Biasanya, pupuik dimainkan bersama
alat musik tradisional lainnya, sehingga menghasilkan alunan
musik.
Jadi, pupuik batang padi berfungsi sebagai:
a. sarana untuk memeriahkan upacara adat
Minangkabau
b. sarana untuk memeriahkan kegiatan panen raya
c. musik pengiring tari tradisional Minangkabau
d. media hiburan

3. Cara Memainkan Pupuik Batang Padi


Secara umum cara memainkan pupuik batang padi yaitu:
bagian lobang tiupan Pupuik Batang Padi dikulum di mulut,
kemudian tarik nafas dalam-dalam melalui hidung. Usahakan
menarik nafas dengan panjang agar suara yang dihasilkan tidak
terputus-putus. Selain itu, jangan terlalu meniup dengan kuat,
karena bisa membuat bising di telinga.
Secara spesifik ada dua teknik (cara) memainkan pupuik
batang padi yaitu (1) teknik penyisihan pernapasan dan (2)
a. Teknik Penyisihan Pernapasan
Teknik Memainkan Pupuik Batang Padi yang pertama
adalah teknik penyisihan pernapasan. Pernafasan dalam
memainkan pupuik batang padi adalah memasukkan udara
melalui hidung dan dimasukkan ke paru-paru,
membusungkan dada, setelah itu udara dikumpulkan di
rongga mulut. Dari rongga mulut atur nafas untuk meniup
pupuik batang padi.
Teknik mengumpulkan udara di rongga mulut ini
tujuannya agar udara dalam siklus untuk meniup pupuik
batang padi tidak putus, sementara hidung terus menghirup
udara sesuai kebutuhan bunyi yang dihasilkan oleh anak
pupuik yang ditiup.
Teknik memainkan pupuik batang padi pada saat
penyisihan pernapasan adalah anak pupuik digulum ke mulut,
kemudian ditiupkan udara ke pupuik batang padi.
Pada saat meniupkan udara ke Pupuik Batang Padi
terjadi kontraksi otot pipi dan otot rahang di tenggorokan
yang mendorong udara keluar hingga masuk ke corong induk
yang terbuat dari daun kelapa atau daun pandan (ruang
resonator) yang berfungsi sebagai pengeras bunyi pupuik
batang padi.
Pada saat yang bersamaan udara dihirup melalui
hidung yang nantinya akan menghasilkan pernapasan yang
tidak putus-putus saat meniup pupuik batang padi. Tiupan
harus rata, jangan terlalu kuat karena suaranya yang
melengking dapat memekakkan telinga.

41
Gambar 13. Teknik Memainkan Pupuik Batang Padi

b. Teknik Menghasilkan Nada Bervariasi

Teknik kedua yakni untuk menghasilkan nada


bervariasi. Pertama, kulum lobang yang berada di ujung
Pupuik yang berfungsi sebagai anak pupuik pupuik seperti
cara pertama, kemudian tarik nafas dalam-dalam dan hembus
secara perlahan. Untuk menghasilkan nada yang bervariasi,
lidah harus digerak-gerakkan untuk mengatur nada yang
keluar.
Ketika nada sudah keluar dari corong induk pupuik
batang padi posisi tangan kiri memegang badan corong Pupuik
Batang Padi dan tangan kanan berada di posisi corong
pupuik yang nantinya akan dibuka dan tutup untuk mengatur
nada yang keluar. Hal ini dilakukan karena pupuik batang padi
tidak memiliki lobang melodi seperti alat musik tiup
tradisional lainnya.
Sistem nada pada pupuik batang padi sangat sukar
ditentukan karena bunyi yang dihasilkan dari pupuik
tergantung dari lunak dan kerasnya tiupan yang masuk
melalui anak pupuik. Semakin keras tiupan semakin tinggi
nada yang dikeluarkan dari corong Pupuik Batang Padi dan
semakin rendah tiupan maka nada yang dihasilkan juga akan
rendah. Tapi lidah juga sangat berfungsi untuk menentukan
tingggi rendahnya nada yang dihasilkan.
Tingkat kesulitan memainkan pupuik batang padi adalah
bagaimana mengatur pernafasan agar bunyi pupuik tidak
putus-putus, pemainnya pun harus memiliki kecakapan
dalam mengenali dan menghasilkan nada-nada tertentu.
Untuk memainkan pupuik batang padi, pemain menutup dan
membuka bagian ujung pupuik yang berbentuk kerucut
dengan menggunakan jemari.
Dengan demikian memainkan alat musik pupuik batang
padi atau pupuik gadang memang perlu perhatian dan keahlian
khusus. Meski disadari memainkan alat musik ini termasuk
sulit, namun sebagai salah satu warisan budaya yang unik dan
dapat dikatakan terancam punah, maka perlu upaya
pelestarian. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan
mencari dan menjaring para pemain melalui kegiatan festival
seni dan dan pertunjukan, perlombaan dan lainnya.

43
4. Alat Musik Tradisional Minangkabau yang Sering
Dimainkan Bersama Pupuik

Gambar 14. Alat Musik Tradisional Minang Lainnya yang


Dimainkan Bersama Pupuik Batang Padi

Ada banyak alat musik tradisional Minangkabau


yang bisa dimainkan bersama pupuik diantaranya: saluang,
bansi, sarunai. Selain itu pupuik juga akan sangat bagus
dimainkan bersama alat musik pukul seperti talempong,
gandang, dan tambua basa dan alat musik gesek seperti
rabab (biola Minang).

a. Talempong
Salah satu alat musik tradisional minangkabau
adalah talempong. Alat musik pukul ini terbuat dari
kuningan, berbentuk bulat dengan bagian bawah
berlubang dan pada bagian atasnya ada sedikit
tonjolan. Talempong sering digunakan sebagai alat
musik untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional
minangkabau seperti tarian atau musik.

Cara Memainkan Talempong

b. Tambua Tasa
Tambua Tasa adalah alat musik pukul yang
sampai saat ini masih sering digunakan, terutama
pada saat acara adat. Alat musik ini terdiri dari dua
alat yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
Gandang Tambua berbentuk tabung dengan
bahan kayu dengan dua permukaan kulit. Gandang
Tambua dimainkan dengan cara disandang pada
salah satu bahu oleh pemain dalam posisi berdiri
dengan menggunakan dua buah kayu sebagai
pemukul. Sedangkan Gandang Tasa lebih mirip
setengah bola yang hanya memiliki satu sisi kulit
(single headed drum). Kayu untuk memukul Gandang
Tasa biasanya lebih ramping, lentur dan berukuran
lebih panjang.

45
Cara Memainkan Gandang

Cara Memainkan Tambua Tansa

c. Rabab
Rabab adalah alat musik tradisional
minangkabau yang mirip dengan biola. Dikatakan
mirip karena dari segi bentuk memang hampir sama
dan cara memainkannya pun sama yaitu dengan
digesek. Rabab selain menjadi alat musik juga
menjadi kesenian tersendiri. Kesenian rabab biasanya
berbentuk cerita atau dendang dengan diiringi alat
musik rabab tadi. Dua aliran rabab yang cukup
terkenal adalah Rabab Pasisia dan Rabab Pariaman.

Cara Memainkan Rabab


5. Kesimpulan

a. Ada dua jenis pupuik di Minangkabau yaitu pupuik


tanduak dan pupuik batang padi.
b. Pupuik tanduak terbuat dari tanduk kerbau. Cara
membuatnya dengan cara memotong ujung tanduk
sehingga terbentuk rongga sampai ke pangkalnya. Kalau
sudah terbentuk, tanduk kerbau itu bisa ditiup dan
menghasilkan suara melengking. Bunyinya seperti bunyi
terompet. Pupuik tanduak sering dipakai sebagai
penanda waktu sholat. Terkadang, dipakai sebagai
isyarat kepada warga kalau ada informasi yang akan
disampaikan oleh pemimpin warga.
c. Pupuik batang padi, seperti namanya alat musik tiup ini
memang terbuat dari batang padi. Pada bagian ujung
tempat tiupan biasanya dipecah sedikit sehingga
menimbulkan celah, jika ditiup celah ini akan
mengeluarkan bunyi. Biasanya pupuik batang padi
ditambah dengan lilitan daun kelapa pada ujungnya.
Pupuik batang padi dipakai untuk memeriahkan acara
panen raya. Sama seperti pupuik tanduak, suara pupuik
batang padi jika ditiup akan mengeluarkan bunyi yang
melengking.
d. Fungsi pupuik batang padi antara lain sebagai berikut:
1) sarana untuk memeriahkan upacara
adat Minangkabau
2) sarana untuk memeriahkan kegiatan
panen raya

47
3) musik pengiring tari tradisional
Minangkabau
4) media hiburan

e. Secara umum cara memainkan pupuik batang padi yaitu: bagian


lobang tiupan Pupuik Batang Padi dikulum di mulut, kemudian
tarik nafas dalam-dalam melalui hidung. Usahakan menarik nafas
dengan panjang agar suara yang dihasilkan tidak terputus-putus.
Selain itu, jangan terlalu meniup dengan kuat, karena bisa
membuat bising di telinga.

f. Secara spesifik ada 2 teknik dalam memainkan pupuik yaitu:


(1) teknik penyisihan pernapasan dan (2) teknik menghasilkan
nada bervariasi.

g. Alat musik tiup tradisional Minangkabau lainnya yang bisa dan


sering dimainkan bersama pupuik diantaranya: saluang, bansi,
sarunai.

G. Tugas

Amatilah aktivitas kehidupan sehari-hari dalam kehidupan


masyarakat Kurai di lingkungan sekitar tempat tinggalmu! Masih
adakah pupuik batang padi digunakan dalam upacara-upacara adat
di tempat tinggalmu? Jika ada, tulislah cerita singkat tentang
penggunaan pupuik batang padi di sekitar tempat tinggalmu.
H. Latihan

Soal Esai

Silahkan jawab pertanyaan berikut berdasasarkan bacaan/ materi


di atas.

1. Tulislah cara pembuatan pupuik batang padi!

2. Jelaskan fungsi dan kegunaan pupuik batang padi!

3. Dengan alat musik apa saja pupuik dapat dimainkan?

Soal Pilihan ganda

1. Dibawah ini yang termasuk alat musik tiup adalah, kecuali…

a. Sarunai c. Talempong
b. Bansi d. Pupuik

2. Pupuik tanduak digunakan sebagai…

a. Penanda waktu shalat c. Acara khatam Al-Quran


b. Upacara perkawinan d. Acara Khitanan

3. Berapa teknik yang digunakan untuk memainkan pupuik batang


padi?

49
a. 1 teknik c. 4 teknik
b. 2 teknik d. 3 teknik

4. Supaya suara yang dikeluarkan melengking, pada ujung pupuik


batang padi dililitkan…

a. Daun pisang c. Daun sirih


b. Daun singkong d. Daun Kelapa

5. Pupuik batang padi berbentuk…

a. Corong c. Lingkaran
b. Persegi panjang d. Simetris
modul 3
“BARANI KARANO BANA, TAKUIK KARANO SALAH”

A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui nilai-nilai “barani karano bana, takuik
karano salah”
2. Mempraktekkan nilai-nilai “barani karano bana, takuik
karano salah”

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Menjelaskan makna dari ungkapan “barani karano bana,
takuik karano salah”
2. Mengidentifikasi nilai-nilai dalam ungkapan “barani karano
bana, takuik karano salah”
3. Menyebutkan contoh perilaku, perbuatan, dan kejadian
yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam ungkapan “barani
karano bana, takuik karano salah”
4. Menulis dan/atau mempresentasikan satu contoh dari
karakter/ perilaku/ perbuatan/ kejadian yang
mencerminkan nilai-nilai “barani karano bana, takuik karano
salah” yang pernah dialami sendiri oleh peserta didik/
disaksikan di lingkungan tempat tinggal/ disaksikan di
media cetak/ massa/ internet.

51
C. Materi Pelajaran
1. Ungkapan “barani karano bana, takuik karano salah”

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Menjelaskan makna dari ungkapan “barani karano
bana, takuik karano salah”
2. Mengidentifikasi nilai-nilai dalam ungkapan“barani
karano bana, takuik karano salah”
2. Menyebutkan contoh prilaku, perbuatan, dan
kejadian yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam
ungkapan “barani karano bana, takuik karano salah”
3. Menulis dan/atau mempresentasikan satu contoh
dari karakter/ perilaku/ perbuatan/ kejadian yang
mencerminkan nilai-nilai “barani karano bana, takuik
karano salah” yang pernah dialami sendiri oleh
peserta didik/ disaksikan di lingkungan tempat
tinggal/ disaksikan di media cetak/ massa/ internet.
E. Materi

1. Makna Dari Ungkapan “Barani Karano Bana,


Takuik Karano Salah”

Pepatah petitih minangkabau yang


bermakna suruhan dan anjuran bertanggungjawab
diantaranya adalah: tangan mancancang bahu mamikue,
barani karano bana takuik karano salah (bertanggung
jawablah).

Selain itu “Barani Karano Bana, Takuik Karano


Salah” mengandung nilai keberanian.

a. Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI), tanggung jawab adalah keadaan
dimana wajib menanggung segala sesuatu
sehingga kewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatu yang
menjadi akibat.

Sedangkan pada pengertian lain,


tanggung jawab merupakan kesadaran manusia

53
akan tingkah laku atau perbuatan, baik yang
disengaja atau tidak disengaja. Tanggung jawab
adalah sikap atau perilaku untuk melakukan
sesuatu dengan sungguh-sungguh dan siap
menanggung segala risiko dan perbuatan.

Tanggung jawab adalah kesadaran


seseorang melakukan suatu kegiatan, dan
bersedia menjalani risiko akibat perbuatan.
Tanggung jawab termasuk tingkat laku
manusia, untuk sadar akan perbuatan dan
kewajiban yang harus dilakukan.

Sikap tanggung jawab merupakan bagian


dari kehidupan manusia yang harus dimiliki
dan menjadi bagian hidup. Bila seseorang tidak
mau bertanggung jawab atas hal yang
diperbuat, maka orang-orang yang ada
disekitarnya lah yang akan memberikan
paksaan untuk melakukan tanggung jawab.

b. Ciri-Ciri Sikap Bertanggung Jawab

Tanggung jawab ini bisa dilakukan di


mana saja dan dalam keadaan sadar. Untuk
mengetahui seseorang bersikap tanggung
jawab perlu mempelajari ciri dari sikap
tersebut.

1. Memilih jalan lurus atau benar


2. Selalu berusaha untuk memajukan diri
sendiri
3. Menjaga kehormatan diri
4. Mempunyai kewaspadaan
5. Memiliki komitmen pada tugas yang telah
diberikan
6. Melakukan dan menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya
7. Melakukan apa yang sudah diucapkan
8. Memiliki jiwa melayani dengan baik
kepada siapa saja
9. Mampu berkomunikasi dengan baik
kepada siapa saja
10. Mampu menjelaskan perbuatan yang
sudah dilakukan, sehingga menjadi pribadi
manusia yang memiliki tujuan
11. Mampu menentukan pilihan serta
mencari alternatif lain dari hal yang akan
dilakukan
12. Tidak menyalahkan orang lain secara
berlebihan atas suatu peristiwa yang sudah
terjadi; Mempunyai keberanian

55
menanggung resiko atas tindakan dan
ucapannya
13. Menjadi pendengar yang baik, serta
mampu menerima kritik dan saran dari
orang lain
14. Memiliki keberanian untuk meminta maaf
sekaligus menanggung beban atas
kesalahan yang sudah dilakukan
15. Bersedia mengakui kesalahan yang telah
diperbuat dan selalu menepati janji untuk
tidak mengulang kesalahan yang sudah
pernah dilakukan
16. Memiliki kepedulian pada kondisi
sekeliling termasuk kondisi teman dan
keluarga
17. Memiliki sikap tegas atas semua keputusan
dan sikap
18. Mampu menghormati dan menghargai
suatu aturan yang sudah ada di dalam
lingkungan masyarakat.
19. Sering memberikan apresiasi kepada siapa
saja serta selalu ingat mengucapkan terima
kasih atas berbagai hal yang diperoleh.
2. Contoh Perilaku, Perbuatan, dan Kejadian yang
Berkaitan Dengan Nilai-nilai Dalam Ungkapan
“Barani Karano Bana, Takuik Karano Salah”
(Tanggung Jawab)

a. Contoh Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri


● Menjaga kebersihan
● Menjaga diri sendiri dari sesuatu yang
membahayakan
● Memperhatikan kesehatan dan gizi seimbang
● Menjaga keamanan
● Melaksanakan apa yang telah dijanjikan
● Bertanggung jawab terhadap perkataan maupun
perbuatan
● Bertanggung jawab terhadap keputusan yang
telah menjadi pilihan

57
Gambar 15. Ilustrasi Tentang Menjaga Kebersihan

b. Contoh Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

● Menjaga nama baik keluarga


● Menjalankan peraturan yang berlaku di keluarga
● Memelihara kebersihan, kenyamanan, serta
keamanan rumah
● Mengupayakan untuk selalu menjaga
keharmonisan keluarga dengan cara saling
menyayangi, menghormati, dan menghargai
antar anggota keluarga
● Menunjukan perilaku yang baik sesuai norma
dalam keluarga
● Selalu menyediakan waktu bersama keluarga
● Meminta izin jika ingin melakukan sesuatu yang
berkaitan dengan keluarga
Gambar 16. Ilustrasi Tanggung Jawab terhadap
Keluarga

c. Contoh Tanggung Jawab dalam Masyarakat

● Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat seperti


menjaga kebersihan lingkungan sekitar atau
menjaga keamanan dan ketertiban
● Turut serta dalam ronda dan menjalankan tugas
sesuai jadwal serta aturan yang telah disepakati
bersama
● Berani melaporkan keadaan yang dirasa
merugikan masyarakat kepada pihak yang
berwenang atau RT dan RW setempat
● Menjauhi perbuatan yang tidak sesuai dengan
peraturan atau norma yang berlaku di
masyarakat
● Selalu menghargai perbedaan agama, suku dan
budaya

59
Gambar 17. Ilustrasi Tanggung Jawab Dalam
Masyarakat

d. Contoh Tanggung Jawab kepada Bangsa dan


Negara
● Menjaga kesatuan dan persatuan
● Mencintai tanah air
● Menghargai berbagai perbedaan budaya,
bahasa, dan lain sebagainya terkait
keberagaman bangsa Indonesia
● Mencintai produk dalam negeri

Gambar 18. Ilustrasi Tanggung Jawab Kepada Bangsa


dan Negara

e. Contoh Tanggung Jawab Terhadap Tuhan dan


Agama
● Shalat wajib 5 waktu sehari-semalam dengan
tepat waktu
● Menjalankan perintah Tuhan dan agama serta
menjauhi larangan-Nya
● Mensyukuri apa yang telah diberikan oleh
Tuhan, entah itu berkaitan dengan rezeki atau
hal-hal lainnya
● Memelihara lingkungan sebagai bentuk
tanggung jawab pada Tuhan
● Menjaga rumah ibadah sebaik mungkin, mulai
dari kebersihan sampai hubungan baik dengan
jamaah

Gambar 19. Ilustrasi Shalat Wajib 5 Waktu Sehari-Semalam

61
Gambar 20. Ilustrasi Tanggung Jawab kepada Tuhan
dan Agama

3. Contoh Sikap Tanggung Jawab di Sekolah

Mengapa perlu bersikap tanggung jawab di


sekolah? Tanggung jawab merupakan sikap yang
memiliki sifat kodrati. Artinya, sikap ini telah menjadi
bagian dari kehidupan manusia untuk memikul setiap
tanggung jawabnya berdasarkan status atau perannya. Di
kehidupan sekolah, seorang siswa memiliki sikap
tanggung jawab agar dapat menjaga lingkungan sekolah
tetap kondusif sebagai tempat mengemban ilmu. Selain
itu, dengan terlaksananya tanggung jawab seorang siswa,
maka siswa tersebut akan mendapatkan haknya sebagai
seorang siswa.
Gambar 21. Ilustrasi Tanggung Jawab di
Sekolah

a. Datang ke Sekolah Tepat Waktu

Rasa tanggung jawab seorang siswa bisa


ditunjukkan dengan hal-hal kecil, seperti selalu
datang tepat waktu ke sekolah. Siswa yang tidak
pernah datang terlambat sudah menunjukkan kalau
dirinya memiliki rasa tanggung jawab yang besar
pada kewajiban dan tugas untuk menuntut ilmu
demi masa depannya.

b. Mengerjakan Semua Tugas yang Diberikan


Dengan Sebaik-baiknya dan Belajar Dengan
Giat Serta Tekun

Seorang siswa yang selalu mengerjakan tugas


yang diberikan guru sesuai jadwal yang ditetapkan

63
juga menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar.
Siswa tersebut tentu memiliki kesadaran penuh
terhadap semua tugas-tugas yang diberikan sebagai
bagian dari masa depan mereka nantinya.

Mengerjakan semua tugas dengan tekun


merupakan jalan awal untuk meraih prestasi
akademis yang terbaik. Siswa yang berhasil
mendapatkan prestasi akademik yang bagus
tentunya akan lebih mudah mewujudkan
cita-citanya.

c. Patuh Terhadap Aturan Atau Tata Tertib


Sekolah dan Memakai Baju Seragam Sesuai
Peraturan

Setiap sekolah memiliki peraturan tersendiri


mengenai pakaian seragam yang dikenakan siswa
lengkap dengan atributnya. Nah, memakai baju
seragam yang sesuai ketentuan atau peraturan dan
jadwal yang ditetapkan oleh sekolah juga menjadi
bagian dari tanggung jawab siswa di sekolah.

Contohnya, jika seragam pada hari Jumat


adalah Pramuka dengan sepatu dan kaos kaki
berwarna hitam maka sebagai bentuk tanggung
jawab siswa harus mematuhinya. Begitu juga
dengan ketentuan pakaian seragam di hari-hari
yang lainnya.
d. Tidak Meninggalkan Kelas Saat Pelajaran
Berlangsung

Di berita, sering kita dengar ada tawuran


pelajar yang terjadi pada saat jam pelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pelajar-pelajar tersebut belum
memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang
siswa. Apa yang dilakukan tersebut tentunya bukan
sesuatu yang baik.

Mengikuti jam pelajaran di dalam kelas


sesuai jadwal merupakan tanggung jawab siswa
dalam meraih masa depan yang baik. Siswa yang
memiliki rasa tanggung jawab dalam menuntut
ilmu tidak akan meninggalkan kelas pada saat jam
pelajaran kecuali ada alasan yang sangat penting,
seperti sakit atau ada urusan keluarga.

e. Tidak Melakukan Kecurangan

Meski terdengar sepele dan sering dilakukan


oleh para pelajar, kecurangan seperti mencontek
saat ulangan merupakan kebiasaan yang tidak baik.
Kebiasaan mencontek ketika guru memberikan
soal ujian atau ulangan merupakan bentuk
kurangnya tanggung jawab siswa untuk belajar.

Bagaimana seorang siswa bisa meraih


prestasi terbaiknya kalau belajar saja malas dan

65
justru malah mencontek saat ulangan. Kendati
terlihat sepele dan mudah, jika sikap tanggung
jawab siswa di sekolah tersebut tidak dilatih serta
ditanamkan sejak awal, akan sulit untuk
mempraktekannya. Jika sudah menjadi kebiasaan
maka tanggung jawab tersebut bukan sesuatu yang
sulit dan

f. Melaksanakan Jadwal Piket dan Menjaga


kebersihan Sekolah Lingkungan Sekolah

Adanya piket kebersihan kelas bertujuan


untuk membentuk sikap tanggung jawab para
siswa. Hendaknya siswa yang sudah terjadwal harus
melaksanakan piket. Hal tersebut akan
menunjukkan karakter tanggung jawab siswa
dengan melakukan kewajibannya. Jadwal piket kelas
harus sesuai yang disepakati. Tidak hanya itu,
menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan
tidak membuang sampah sembarangan juga
menjadi tanggung jawab setiap siswa.

g. Menghormati guru dan staf akademik lainnya


(mempraktekkan kato nan ampek dan jalan nan
ampek: mandaki)
h. Memiliki sikap toleransi dan saling menyayangi
antar teman; hidup rukun bersama teman agar
tidak menyebabkan perkelahian (mempraktekkan
kato nana ampek dan jalan nan ampek: mandata).
3. Nilai dan Makan Keberanian yang Terkandung Dalam
“Barani Karano Bana, Takuik Karano Salah”

Selain bermakna tanggungjawab, “Barani Karano


Bana, Takuik Karano Salah” juga bermakna keberanian. Orang
yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak
bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang
sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Kemampuan
menaklukkan rasa takut merupakan awal dari
kebijaksanaan. Orang-orang yang mempunyai keberanian
akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah
kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.

Berani merupakan suatu sifat mempertahankan dan


memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan
menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan
lain-lain. Keberanian merupakan suatu sikap untuk berbuat
sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk. Jadi, keberanian adalah
sikap untuk melakukan sesuatu tanpa merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk meskipun harus
menghadapi bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain.

Ada beberapa ciri- ciri keberanian antara lain


adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme.
Faktor keberanian dalam penelitian ini meliputi: 1) adanya
tekad, 2) percaya diri, 3) konsistensi, 4) optimisme.

67
Sedangkan level keberanian terdiri atas, sangat berani,
berani, cukup berani, kurang berani.

Islam mengajarkan kita untuk mengamalkan “amar


ma’ruf, nahi munkar” yang artinya menganjurkan orang
supaya berbuat baik, dan mencegah orang berbuat
kemungkaran. Menyuruh orang berbuat baik adalah
mudah. Tapi melarang orang berbuat mungkar,
mengandung resiko sangat tinggi. Bisa-bisa nyawa menjadi
taruhan. Untuk bertindak menghadang kemungkaran
seperti ini, memerlukan keberanian.

Adat Minang dengan tegas menyatakan bahwa


orang Minang harus punya keberanian untuk menegakkan
kebenaran. Berani karena benar. Pepatahnya adalah sbb:

Kok dianjak urang pasupadan - Kok dialiah urang kato pusako

Kok dirubah urang kato daulu - Jan cameh nyao malayang

Jan takuik darah taserak - Asakan lai dalam kabanaran

Basilang tombak dalam parang - Sabalun aja bapantang mati


Baribu sabab mananti - Namun mati hanyo sakali

Aso hilang duo tabilang - Bapantang suruik di jalan

Asa lai angok-angok ikan

Asa lai jiwojiwo sipatuang

Namun nan bana disabuik juo

Sekali kato rang lalu - Anggap angin lalu sajo

Duo kali kato rang lalu - Anggap garah samo gadang

Tigo kali kato rang lalu - Jan takuik darah taserak

4. Kesimpulan

a. Pepatah “barani karano bana, takuik karano salah” berarti


bertanggung jawab dan berani. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab adalah
keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu
sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat.

69
b. Ciri-ciri dari sikap bertanggung jawab adalah
● Memilih jalan lurus atau benar
● Selalu berusaha untuk memajukan diri
sendiri
● Menjaga kehormatan diri
● Mempunyai kewaspadaan
● Memiliki komitmen pada tugas yang telah
diberikan
● Melakukan dan menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya
● Melakukan apa yang sudah diucapkan
● Memiliki jiwa melayani dengan baik kepada
siapa saja
● Mampu berkomunikasi dengan baik kepada
siapa saja
● Mampu menjelaskan perbuatan yang sudah
dilakukan, sehingga menjadi pribadi
manusia yang memiliki tujuan
F. Latihan

1. Apa makna barani karano bana takuik karano salah .


Tulislah secara singkat.
2. Apa saja ciri-ciri sikap bertanggungjawab? Sebutkan
5 ciri-ciri sikap tanggungjawab yang paling kamu
pahami.

3. Apa saja contoh tanggung jawab terhadap diri


sendiri? Tulislah 3 contoh yang sering kamu lakukan
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Apa saja contoh tanggung jawab terhadap keluarga?


Tulislah 2 contoh yang sering kamu lakukan dalam
keluarga.

5. Apa saja contoh tanggung jawab terhadap


masyarakat? Tulislah 2 contoh yang paling mungkin
kamu lakukan dalam kehidupan bermasyarakat saat
ini.

6. Apa saja contoh tanggung jawab terhadap bangsa


dan negara? Tulislah 2 contoh yang paling kamu
pahami.

7. Apa saja contoh tanggung jawab terhadap agama?


Tulislah 2 contoh yang paling kamu pahami.

71
modul 4
MAKNA DAN NILAI DARI LAGU “ANDAM OI”

A. Kompetensi Dasar
1. Memahami makna dan nilai-nilai yang terdapat pada
lirik lagu “Andam Oi”
2. Menjelaskan nilai-nilai yang terdapat pada lirik lagu
“Andam Oi”

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Menjelaskan makna dan nilai-nilai yang terdapat pada
lirik lagu “Andam Oi”
2. Mengidentifikasi lirik lagu “Andam Oi” yang
mengandung nilai-nilai kehidupan; mencerminkan
karakter semangat hidup masyarakat Minang; atau
informasi mengenai lingkungan sosial budaya dan
geografis Minangkabau.
2. Menyebutkan contoh perilaku, perbuatan, dan kejadian
yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam li-rik lagu
“Andam Oi”
3. Menulis atau menyanyikan ulang beberapa lirik lagu
“Andam Oi” yang mengandung nilai-nilai kehidupan;
mencerminkan karakter semangat hidup masyarakat
Minang; atau informasi mengenai lingkungan sosial
budaya dan geografis Minangkabau.
5. Mencocokkan/ menyusun gambar/ ilustrasi dengan
lirik lagu “Andam Oi” yang mengandung nilai-nilai
kehidupan; mencerminkan karakter semangat hidup
masyarakat Minang; atau informasi mengenai
lingkungan sosial budaya dan geografis Minangkabau.

C. Materi Pelajaran
1. Nilai nilai yang terdapat dalam lagu Andam Oi

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Menjelaskan makna dan nilai-nilai yang terdapat pada
lirik lagu “Andam Oi”
2. Mengidentifikasi lirik lagu “Andam Oi” yang
mengandung nilai-nilai kehidupan; mencerminkan
karakter semangat hidup masyarakat Minang; atau
informasi mengenai lingkungan sosial budaya dan
geografis Minangkabau.
3. Menyebutkan contoh perilaku, perbuatan, dan
kejadian yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam lirik
lagu “Andam Oi”.
5. Menulis atau menyanyikan ulang beberapa lirik lagu
“Andam Oi” yang mengandung nilai-nilai kehidupan;
mencerminkan karakter semangat hidup masyarakat
Minang; atau informasi mengenai lingkungan sosial
budaya dan geografis Minangkabau.

73
5. Mencocokkan/ menyusun gambar/ ilustrasi dengan
lirik lagu “Andam Oi” yang mengandung nilai-nilai
kehidupan; mencerminkan karakter semangat hidup
masyarakat Minang; atau informasi mengenai
lingkungan sosial budaya dan geografis
Minangkabau.

E. Materi

1. Lirik lagu “Andam Oi”

Bukiktinggi Koto Rang Agam oi Andam oi


Mandaki janjang ampek puluah
Basimpang jalan ka Malalak
Sakik sagadang bijo bayam oiAndam oi
Sakik nan raso ka mambunuah
Diubek indak amuah cegak

Rakik urang Tarok Sarumpun o Andam oi


Rakik sarato jo galamai
Ka dibaok ka pakan Baso
Sakik indak talok dek dukun o Andam oi
Sakik nan raso ka mahampai
Hati luluah badan binaso
Rajo pulang dari basagak o Andam oi
Hulu bahampang buek pisau
Antah isuak nyo tibo juo
Bilo pulang hati taragak o Andam oi
Andam pulang paubek risau
Nan basajuak di kiro-kiro – 2x

Andam Oi - Yona Irma


https://www.youtube.com/watch?v=AwiUuBarr40 

75
Andam Oi- Tika Imoet
https://www.youtube.com/watch?v=Ma9jICRcyos 
2. Pencipta Lagu “Andam Oi”

Gambar 22. Syahrul Tarun Yusuf


Pencipta Lagu “AndamOi”

Syahrul Tarun Yusuf (12 Maret 1942 – 29 Juni


2020) adalah seorang musisi Indonesia asal Sumatera
Barat yang dikenal sebagai pencipta lirik lagu-lagu pop
Minang legendaris. Syahrul Tarun Yusuf meninggal
dunia pada hari Senin, 29 Juni 2020 pukul 06:00 WIB, di
Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat, dalam usia 78 tahun.
Sudah lebih dari 300 judul lagu yang tercipta
dari imajinasi Syahrul sejak ia mulai berkarya pada tahun

77
1960-an. Banyak diantaranya yang menjadi hit dan abadi
sepanjang masa bagi penggemar musik Minang.
Karya-karya Syahrul banyak dibawakan dan
membesarkan penyanyi-penyanyi Minang, seperti Elly
Kasim, Tiar Ramon, Yan Bastian, Lily Syarif, Nurseha
dan beberapa penyanyi Minang lainnya.
Lagu-lagu ciptaan Syahrul tidak hanya dinikmati
oleh warga Sumatera Barat, tetapi juga digemari oleh
oleh publik sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia,
Singapura dan lain-lain. Sering lagu ciptaannya didaur
ulang sampai beberapa kali. Lagu karya Syahrul juga
sempat mewarnai film layar lebar yang berjudul
Merantau. Bagi warga Sumatera Barat, karya Syahrul
Tarun Yusuf adalah bentuk peninggalan budaya Minang
modern. Syair lagu-lagu Syahrul sering menjadi sumber
tesis bagi para mahasiswa karawitan.
Beberapa lagu terkenal di antara ratusan lagu
yang dicipta Syahrul Tarun Yusuf:
● Andam Oi
● Ampun Mande
● Bapisah Bukannyo Bacarai
● Batu Tagak
● Bika si Mariana
● Bugih Lamo
● Gasiang Tangkurak
● Hujan
● Minang Maimbau
● Ranah Balingka
● Tinggalah Kampuang

3. Profil Penyanyi Lagu Andam Oi


1) Ratu Sikumbang

Gambar 23. Ratu Sikumbang

Ratu Nur Prillia Menez, S.H., dikenal secara


profesional sebagai Ratu Sikumbang (lahir 2 April
1994) adalah seorang penyanyi pop minang
berkebangsaan Indonesia. Ia mengawali karirnya
pada tahun 2009 dengan merilis album perdana
yang diproduksi oleh DK Entertainment di
Sumatra Barat. Pada tahun 2020, ia mengeluarkan
single berjudul “Coba Jadi Aku” di bawah naungan
label Mans Entertainment.

79
Ratu pernah mengikuti Festival Lomba Seni
Siswa Nasional (FLS2N) semasa kelas 2 SMP. Pada
2011, ia kembali mewakili Banten dalam lomba
yang sama. Masa itu ia masih di SMA dan berhasil
menghadiahkan Emas untuk Banten. Selain itu
Ratu yang sekilas mirip Princess Syahrini ini juga
pernah memenangkan kompetisi di TV Swasta. Ia
pernah ikut acara Langsung Beken & Twist and
Shot di MNCTV dan meraih juara 2 dan 1. Pernah
juga ia bersama girlband-nya yang bernama
QUEEN ikut kompetisi Boy & Girlband di SCTV.
Ratu Sikumbang menyanyikan lagu “Andam Oi”
dalam album dengan judul yang sama pada tahun
2015.

2) Yona Irma

Gambar 24. Ratu Sikumbang


Yona Irma dikarunia bakat menyanyi secara
alami. Ia tidak datang tiba-tiba. Perempuan
kelahiran 24 April 1995 ini sebelumnya juga telah
menjuarai berbagai festival lagu minang. Di
antaranya festival lagu minang yang diadakan oleh
artis minang legendaris Elly Kasim di Tiku
Kabupaten Agam, festival lagu minang dalam
rangka HUT Kota Pariaman dan berbagai festival
lagu minang lainnya.
Lulusan SMA Nan Sabaris 2011 berparas
cantik yang memiliki teknik vokal "memukau" ini,
mengkhusukan diri menyanyikan lagu pop minang
dan berjanji tidak akan beralih ke genre lain karena
ia ingin mempopulerkan genre tersebut bagi
kalangan milenial.

3. Makna dan Nilai-nilai yang Terdapat Pada Lirik Lagu


“Andam Oi”

Secara umum lagu “Andam Oi” merupakan


lagu yang menceritakan perasaan seseorang yang tengah
menyimpan rasa cinta dan juga rindu oleh seorang yang
sudah bertunangan.
Pada lagu di atas Bukittinggi disebutkan sebagai
kotanya orang Agam. Sebagai kotamadya yang
dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Agam, masyarakat

81
Agam pun menjadikan Kota Bukittinggi sebagai pusat
kegiatan perekonomian. Pusat perdagangan,
perbelanjaan, dan pariwisata terdapat di kota tersebut.

Gambar 25. Jam Gadang Bukittinggi

Dalam lagu juga disebutkan janjang ampek


puluah yang mendaki. Jalan Ampek Puluah yang
dimaksud adalah sebuah jenjang yang memiliki anak
tangga berjumlah empat puluh. Jenjang tersebut dikenal
dengan nama Janjang Ampek Puluah yang
menghubungkan Pasar Atas dengan Pasar Bawah di
Kota Bukittinggi. Jalan mendaki yang dimaksud adalah
jenjang tersebut dari Pasar Bawah ke Pasar Atas.
Gambar 26. Janjang Ampek Puluah Bukittinggi

Berikutnya Malalak yang disebutkan jalannya


berbelok. Jalan berbelok yang dimaksud adalah jalan
menuju Malalak dari Bukittinggi. Malalak merupakan
sebuah kecamatan di Kabupaten Agam. Di Malalak ini
terdapat jalur yang menjadi jalan alternatif
Padang-Bukittinggi.

83
Gambar 27. Jalan Berbelok dari Malalak ke
Bukittinggi

Daerah terakhir yang disebut dalam lagu adalah


Lubuak Pariangan. Pariangan adalah wilayah yang
termasuk ke dalam Kabupaten Tanah Datar. Di
Pariangan ini terdapat sebuah lubuk yang menjadi
tempat mandi bagi masyarakat di sekitarnya. Hal
tersebut disebutkan dalam lagu meskipun tidak
termasuk dalam wilayah Bukittinggi
Gambar 28. Peta Sumatera Barat

Lagu “Andam Oi” selain bermakna lagu yang


seseorang yang cinta dan rindu dengan tunangannya,
lirik lagu ini juga mencerminkan tentang kecintaan
terhadap Ranah Minang yang tercermin dengan dari
daerah geografis yang terdapat dalam lirik tersebut.
Dalam hal ini karakter cinta tanah air secara tidak
langsung tersirat dalam lirik lagu ini.

Karakter cinta tanah air maksudnya suatu


perasaan yang timbul dari hati seseorang warga negara
untuk mengabdi, memelihara, melindungi tanah airnya
dari segala ancaman dan gangguan. Cinta tanah air

85
adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap
tempat kelahiran atau tanah airnya. Secara lebih konkrit
makna Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari
dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk
mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah
airnya dari segala ancaman dan gangguan.
Rasa cinta tanah air biasanya telah mendarah
daging dalam suatu individu atau sekelompok orang,
cinta tanah air bisa dikatakan sebagai cara berpikir,
bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan,kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap Bahasa, lingkungan fisik, lingkungan sosial,
budaya, ekonomi dan politik bangsa.
Ciri-ciri sikap yang mencerminkan cinta tanah
air adalah perilaku membela, menjaga, dan melindungi
tanah air. Rela berkorban demi bangsa dan negara,
mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya
dengan melestarikannya. asa cinta terhadap tanah air
bisa ditunjukkan dalam berbagai hal oleh masyarakat
Indonesia. Ada yang berjuang mengharumkan nama
bangsa di tingkat internasional. Selain itu, ada juga
yang berjuang mempertahankan harga diri bangsa
dengan menjadi tentara atau anggota militer lainnya.
4. Contoh perilaku, perbuatan, dan kejadian yang
berkaitan dengan nilai-nilai dalam lirik lagu
“Andam Oi”

a. Contoh perilaku yang mencerminkan cinta tanah air di


lingkungan keluarga
● Mementingkan kepentingan keluarga dibanding
kepentingan pribadi.
● Membantu orang tua.
● Menjaga nama baik keluarga.
● Sopan santun terhadap yang lebih tua.
● Tidak bermusuhan antar orang saudara.

Gambar 29. Cinta Tanah Air di Lingkungan


Keluarga

87
b. Contoh perilaku yang mencerminkan cinta tanah air di
lingkungan sekolah
● Mengikuti upacara bendera dengan baik dan
tertib.
● Belajar dengan sungguh-sungguh.
● Ikut berpartisipasi dalam memajukan sekolah.
● Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar ketika belajar di sekolah.
● Menciptakan kehidupan yang rukun dan
harmonis.

Gambar 30. Cinta Tanah Air di Lingkungan Sekolah


Sumber: gurupengajar.com

c. Contoh perilaku yang mencerminkan cinta tanah air


dalam hidup bermasyarakat
● Mematuhi peraturan yang ada di masyarakat.
● Rela berkorban untuk kepentingan masyarakat
umum.
● Tidak mengotori nama baik masyarakat.
● Tertib dalam menjalankan aturan di masyarakat.
● Disiplin dalam berbagai hal di lingkungan
masyarakat.

Gambar 31. Cinta Tanah Air di Lingkungan


Masyarakat

d. Contoh perilaku yang mencerminkan cinta tanah air


dalam hidup berbangsa dan bernegara
● Bertakwa dan berbuat baik kepada Tuhan.
● Bangga sebagai bangsa Indonesia.
● Berbuat baik kepada orang lain.
● Menjaga nama baik bangsa Indonesia.
● Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

89
● Menggunakan hak pilih dalam pemilu.
● Menjaga fasilitas umum.
● Memberikan aspirasi yang membangun bangsa.

Gambar 32. Cinta Tanah Air dalam Berbangsa dan


Bernegara.
Sumber: gaungplus.com

5. Kesimpulan

a. Makna dan nilai dari lagu “Andam Oi” merupakan lagu


yang menceritakan perasaan seseorang yang tengah
menyimpan rasa cinta dan juga rindu oleh seorang yang
sudah bertunangan. Lagu “Andam Oi” selain bermakna
lagu yang seseorang yang cinta dan rindu dengan
tunangannya, lirik lagu ini juga mencerminkan tentang
kecintaan terhadap Ranah Minang yang tercermin
dengan dari daerah geografis yang terdapat dalam lirik
tersebut seperti kota wisata Jam Gadang, Janjang Ampek
Puluah, dan Kelok Malalak.

b. Contoh perilaku, perbuatan, dan kejadian yang


berkaitan dengan nilai-nilai dalam lirik lagu “Andam Oi”
yaitu menumbuhkan rasa cinta tanah air. Rasa cinta
tanah air ini dapat dilakukan mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, serta bangsa dan negara.

F. Latihan

Soal Pilihan Ganda


1. Lanjutan dari lirik Bilo pulang hati taragak o andam oi
adalah…
a. Mandaki janjang ampek puluah
b. Rajo pulang dari basagak o andam oi
c. Andam pulang paubek risau
d. Nan basajuak di kiro-kiro

2. Siapa pencipta lagu Andam Oi?


a. Elly Kasim
b. Syahrul Tarun Yusuf
c. Ratu Sikumbang
d. Yona Irma

3. Apakah genre dari lagu Andam Oi?

91
a. Pop Minang
b. Dangdut
c. Rock
d. Pop

4. Nama kota apa yang terdapat pada lirik lagu Andam Oi…
a. Padang
b. Batusangkar
c. Bukittinggi
d. Pariaman

5. Siapakah penyanyi lagu Andam Oi?


a. Elly Kasim
b. Tiar Ramon
c. Yan Bastian
d. Ratu Sikumbang

Soal Esai
1. Lagu “Andam Oi” merupakan lagu yang menceritakan
tentang …….. dan …….?
2. Dalam lagu juga disebutkan Jalan Ampek Puluah yang
mendaki. Sebutkan maksud dari Jalan Ampek Puluah!
3. Pada lagu di Andam Oi Bukittinggi disebutkan sebagai
kotanya orang Agam. Apa maksud dari lirik tersebut?
modul 5
“MANCAK”
SENI PERMAINAN SILEK MINANGKABAU

A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui Mancak (seni permainan Silek
Minangkabau)
2. Memperagakan Mancak (seni permainan Silek
Minangkabau)

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Mengidentifikasi pemain Mancak (seni permainan Silek
Minangkabau)
2. Mengidentifikasi ciri khas dan ragam gerakan Mancak
(seni permainan Silek Minangkabau)
3. Mengidentifikasi pakaian pemain Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
4. Mengurutkan langkah-langkah/ gerakan dasar Mancak
(seni permainan Silek Minangkabau)
5. Menjelaskan makna filosofis gerakan dasar Mancak
(seni permainan Silek Minangkabau)
6. Menyebutkan fungsi dan peran Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
7. Mengidentifikasi karakter dan nilai yang tercermin dari
Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)

93
8. Memperagakan salah satu gerakan Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
9. Mencocokkan/ menyusun gambar/ ilustrasi dengan
keterangan yang berisi informasi tentang pemain/
pakaian pemaian/ nilai/ karakter yang tercermin dalam
Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)

C. Materi Pelajaran
1. Permainan Silek Minangkabau

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi ciri khas dan ragam gerakan
Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)
2. Mengidentifikasi pakaian pemain Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
3. Mengurutkan langkah-langkah/ gerakan dasar
Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)
4. Menjelaskan makna filosofis gerakan dasar Mancak
(seni permainan Silek Minangkabau)
5. Menyebutkan fungsi dan peran Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
6. Mengidentifikasi karakter dan nilai yang tercermin
dari Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)
7. Memperagakan salah satu gerakan Mancak (seni
permainan Silek Minangkabau)
8. Mencocokkan/ menyusun gambar/ ilustrasi dengan
keterangan yang berisi informasi tentang pemain/
pakaian pemaian/ nilai/ karakter yang tercermin
dalam Mancak (seni permainan Silek Minangkabau)

E. Materi

1. Sejarah Seni Silek Minangkabau (Mancak)

Gambar 33. Penampilan Mancak di


Halaman Rumah Gadang. Sumber:
pariwisataindonesia.id

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk


dengan beragam jenis kebudayaan lokal di
masing-masing daerah. Dengan adanya kebudayaan ini

95
maka terbentuk sebuah identitas untuk daerah tersebut.
Budaya lokal meliputi berbagai kebiasaan dan nilai
bersama yang dianut masyarakat tertentu. Salah satu
kebudayaan lokal yang menjadi identitas dari Sumatera
Barat ialah kebudayaan silat atau disebut juga oleh orang
Minang yaitu silek. Kebudayaan Silek merupakan
warisan turun temurun yang telah menjadi kebiasaan
masyarakat suku Minang yang fungsinya untuk beladiri.
Silek (juga disebut sebagai Silat
Minangkabau dalam bahasa Indonesia) adalah salah satu
seni bela diri tradisional khas etnis Minangkabau yang
berasal-usul dari wilayah Sumatera Barat di Indonesia.
Pencak silat merupakan salah satu ilmu bela diri khas
Nusantara yang terkenal di dunia. Pencak silat diyakini
dipengaruhi oleh ilmu bela diri dari Cina dan India. Ilmu
ini diperkirakan tiba di Nusantara pada abad ke-7
Masehi. Terdapat berbagai jenis pencak silat di
Indonesia, salah satunya Silek Minang.
Silek adalah nama Minangkabau buat seni beladiri
yang ditempat lain dikenal dengan Silat. Sistem
matrilineal yang dianut membuat anak laki-laki setelah
akil balik harus tinggal di surau dan silat adalah salah
satu dasar pendidikan penting yang harus dipelajari oleh
anak laki-laki disamping pendidikan agama islam. Silek
merupakan unsur penting dalam tradisi dan adat
masyarakat Minangkabau yang merupakan ekspresi etnis
Minang.
Silek Minang adalah ilmu bela diri yang
berkembang di wilayah Sumatera Barat. Bagi masyarakat
Minang, silek memiliki dua fungsi yaitu panjago
diri (pembelaan diri dari serangan musuh) dan parik paga
dalam nagari (sistem pertahanan negeri). Selain itu, silek
juga menjadi inspirasi gerakan dalam randai (drama
Minangkabau).
Menurut catatan sejarah, Silek Minang
dikembangkan sejak tahun 1129 oleh Datuak Suri
Dirajo beserta empat orang pengawal Kerajaan
Minangkabau yang bergelar Kambiang Utan (dari
Kamboja), Harimau Campo (dari Champa), Kuciang
Siam (dari Siam atau Thailand), dan Anjiang Mualim
(dari Persia). Gerakan-gerakan dalam silek ini
merupakan perpaduan seni bela diri lokal dan bangsa
luar.
Silat di Minangkabau adalah kombinasi dari ilmu
beladiri lokal, ditambah dengan beladiri yang datang dari
luar kawasan Nusantara. Jika ditelusuri lebih lanjut,
diketahui bahwa langkah silat di Minangkabau yang
khas itu adalah buah karya mereka.
Langkah silat Minangkabau sederhana saja,
namun di balik langkah sederhana itu, terkandung
kecerdasan yang tinggi dari para penggagas ratusan
tahun yang lampau. Mereka telah membuat langkah itu
sedemikian rupa sehingga silek menjadi plastis untuk
dikembangkan menjadi lebih rumit.

97
Guru-guru silek atau pandeka yang lihai adalah
orang yang benar-benar paham rahasia dari langkah silat
yang sederhana itu, sehingga mereka bisa mengolahnya
menjadi bentuk-bentuk gerakan silat sampai tak hingga
jumlahnya. Kiat yang demikian tergambar di dalam
pepatah jiko dibalun sagadang bijo labu, jiko dikambang saleba
alam (jika disimpulkan hanya sebesar biji labu, jika
diuraikan akan menjadi selebar alam).
Kebudayaan silek di masyarakat minangkabau
dahulunya memang mewajibkan untuk para pemudanya
dapat mempelajari ilmu silek itu sendiri. Para pemuda
minang dapat mempelajari ilmu silek dengan
mendatangi surau-surau (mushala). Di sana, nantiknya
mereka akan berguru dengan para guru yang pandai
dalam basilek yang ada di surau.
Dalam masyarakat Minangkabau, silek
mempunyai dua peranan. Pertama, silek sebagai seni
bela diri dan dinamakan silek. Kedua, silek sebagai
permainan yang dinamakan mancak atau pancak. Mancak
merupakan tangga atau satu tahapan awal dalam
mempelajari silek.
Para pasilek disebut dengan pandeka (pendekar),
sedangkan pemain mancak disebut dengan anak sasian
atau anak silek karena umumnya yang mempelajari
mancak adalah remaja dan anak-anak. Seorang pandeka
mempunyai etikaa: musuah indak dicari, jikok basuo pantang
diilakkan yang artinya musuh tidak dicari kalau bertemu
pantang dielakkan.
Fungsi silek mulai mengalami pengecilan makna
ketika hanya dimaknai sebagai seni bela diri atau hanya
memandang nilai estetikanya saja. Sedangkan,
hakekatnya ketika mempelajari silek juga ditanamkan
nilai-nilai karakter, yang mana akan membahas
mengenai ekonomi, sosial dan lainnya.
Selain fungsi tersebut, silek dulunya juga memiliki
fungsi untuk menjalin silaturahmi antar pemuda dan
orang tua di daerah setempat. Sehingga, seharusnya silek
tetap eksis di kalangan pemuda minang untuk
mempertahankan estetika kebudayaan minangkabau dan
fungsinya dalam kehidupan sehari-hari

2. Penyebaran Seni Silek Minangkabau (Mancak)


Setiap nagari memiliki sasaran silek, ini adalah
suatu keharusan, ibarat sebuah negara yang tidak
mungkin tidak memiliki angkatan perang. Konsep nagari
itu sama dengan konsep sebuah negara. Hubungan
antara nagari dengan nagari sama halnya dengan
hubungan antarnegara.
Alam Minangkabau adalah kesatuan pengikat
antar nagari-nagari bahwa mereka merupakan satu
konsep budaya. Secara budaya, yang dinamakan
masyarakat Minangkabau mengaku berasal dari Gunung
Marapi, tepatnya dari Nagari Pariangan, Sumatera Barat
yakni suatu tempat yang disebut sebagai sawah gadang
satampang baniah (sawah luas, setampang benih). Dari
nagari itulah benih kebudayaan yang setampang digagas,

99
disusun dan kemudian dikembangkan ke wilayah
sekitarnya (Luhak Nan Tigo).
Sifat perantau dari masyarakat Minangkabau telah
membuat silek Minangkabau sekarang tersebar ke
mana-mana di seluruh dunia. Pada masa dahulunya, para
perantau ini memiliki bekal beladiri yang cukup dan
kemanapun mereka pergi mereka juga sering membuka
sasaran silat (perguruan silat) di daerah rantau dan
mengajarkan penduduk setempat beladiri milik mereka.
Mereka biasanya lebur dengan penduduk sekitar
karena ada semacam pepatah di Minangkabau yang
mengharuskan mereka berbaur dengan masyarakat di
mana mereka tinggal. Bunyi pepatah itu adalah dima
bumi dipijak di situ langik dijunjuang, dima rantiang dipatah di
situ aia disauak (di mana bumi dipijak di situ langit
dijunjung, di mana rantiang dipatah di situ air disauk).
Pepatah ini mengharuskan perantau Minang
untuk menghargai budaya lokal dan membuka peluang
silat Minangkabau di perantauan mengalami modifikasi
akibat pengaruh dari beladiri masyarakat setempat dan
terbentuklah genre atau aliran baru yang bisa dikatakan
khas untuk daerah tersebut.
Silek Minangkabau juga menyebar karena
diajarkan kepada pendatang yang dahulunya berdiam di
Ranah Minang. Jadi dapat dikatakan bahwa silek itu
menyebar ke luar wilayah Minangkabau karena sifat
perantau dari masyarakat Minangkabau itu sendiri dan
karena diajarkan kepada pendatang.
Seperti banyak kebudayaan Suku Minang, Silek
Minang juga merupakan ilmu bela diri yang mendunia.
Selain tersebar di berbagai wilayah Indonesia, Silek juga
bisa didapati hingga mancanegara, seperti di Singapura,
Malaysia, Filipina, Austria, Spanyol, Belanda, Amerika,
hingga Afrika. Penyebaran ini dilakukan oleh dua pihak,
yaitu para perantau Minang dan para pendatang yang
mempelajari Silek. Pada tahun 2014, Silek Minang
ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Indonesia dari Provinsi Sumatera Barat.

3. Filosofi dan Tujuan Seni Silek Minangkabau


(Mancak)

Gambar 34. Pemuda Minang Dalam


Penampilan Mancak. Sumber:
aturanpermainan.blogspot.com

101
Alam takambang jadi guru adalah konsep universal
dari budaya alam Minangkabau. Kata "alam", berasal
dari bahasa Sanskerta artinya sama dengan lingkungan
kehidupan atau daerah. Konsep ini juga diterjemahkan
oleh para pendiri silat pada masa dahulunya menjadi
gerakan-gerakan silat. Antara silat dan produk budaya
lain di Minangkabau adalah satu kesatuan filosofis,
jadi untuk menerangkan silat, pepatah-pepatah yang
biasa diucapkan dalam upacara adat bisa digunakan.
Wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera
sebagaimana daerah di kawasan Nusantara lainnya
adalah daerah yang subur dan produsen rempah-rempah
penting sejak abad pertama Masehi. Oleh sebab itu,
tentu saja ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang
dari pihak pendatang ke kawasan Nusantara ini. Jadi
secara fungsinya silat dapat dibedakan menjadi dua
yakni sebagai
a) Panjago diri (pembelaan diri dari serangan
musuh), dan
b) Parik paga dalam nagari (sistem pertahanan
negeri).

Pengembangan gerakan silat menjadi seni adalah


strategi dari nenek moyang Minangkabau agar silat
selalu diulang-ulang di dalam masa damai dan sekaligus
untuk penyaluran "energi" silat yang cenderung panas
dan keras agar menjadi lembut dan tenang.
Sementara itu, jika dipandang dari sisi istilah,
kata pencak silat di dalam pengertian para tuo
silek (guru besar silat) adalah mancak dan silek.
Perbedaan dari kata itu adalah:
a) Kata mancak atau dikatakan juga sebagai bungo
silek (bunga silat) adalah berupa
gerakan-gerakan tarian silat yang dipamerkan di
dalam acara-acara adat atau acara-acara
seremoni lainnya. Gerakan-gerakan untuk
mancak diupayakan seindah dan sebagus
mungkin karena untuk pertunjukan.
b) Kata silek itu sendiri bukanlah untuk tari-tarian
itu lagi, melainkan suatu seni pertempuran yang
dipergunakan untuk mempertahankan diri dari
serangan musuh, sehingga gerakan-gerakan
diupayakan sesedikit mungkin, cepat, tepat, dan
melumpuhkan lawan.

Para tuo silek juga mengatakan jiko mamancak di


galanggang, kalau basilek di muko musuah (jika melakukan
tarian pencak di gelanggang, sedangkan jika bersilat
untuk menghadapi musuh). Oleh sebab itu para tuo
silek (guru besar) jarang ada yang mau
mempertontonkan keahlian mereka di depan umum
bagaimana langkah-langkah mereka dalam
melumpuhkan musuh. Oleh sebab itu, pada acara
festival silat tradisi Minangkabau, maka penonton akan
kecewa jika mengharapkan dua guru besar (tuo silek)

103
turun ke gelanggang memperlihatkan bagaimana mereka
saling serang dan saling mempertahankan diri dengan
gerakan yang mematikan.
Kedua tuo silek itu hanya melakukan mancak dan
berupaya untuk tidak saling menyakiti lawan main
mereka. Karena menjatuhkan tuo silek lain di dalam
acara akan memiliki dampak kurang bagus bagi tuo silek
yang "kalah". Dalam praktik sehari-hari, jika seorang
guru silat ditanya apakah mereka bisa bersilat, mereka
biasanya menjawab dengan halus dan mengatakan
bahwa mereka hanya bisa mancak (pencak), padahal
sebenarnya mereka itu mengajarkan silek (silat). Inilah
sifat rendah hati ala masyarakat Nusantara, mereka
berkata tidak meninggikan diri sendiri, biarlah kenyataan
saja yang bicara.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa silat itu
berasal dari kata silek. Kata silek pun ada yang
menganggap berasal dari silek, atau si liat, karena
demikian hebatnya berkelit dan licin seperti belut. Di
tiap Nagari memiliki tempat belajar silat atau dinamakan
juga sasaran silek, dipimpin oleh guru yang dinamakan
Tuo Silek. Tuo silek ini memiliki tangan kanan yang
bertugas membantu dia mengajari para pemula.
Orang yang mahir bermain silat
dinamakan pandeka (pendekar). Gelar Pandeka ini pada
zaman dahulunya dilewakan (dikukuhkan) secara adat
oleh ninik mamak dari nagari yang bersangkutan.
Namun pada zaman penjajahan gelar dibekukan oleh
pemerintah Belanda, tapi kemudian dilestarikan kembali
oleh masyarakat Minangkabau.
Beberapa karakter dari silek membuatnya dapat
dilaksanakan seperti tarian karena itu silek sering diiringi
oleh musik dan lagu dimana para pemain musik
mencocokkan irama musik dengan gerakan para
pendekar silek.
Sebuah karakter unik dari silek adalah barisan
melingkar (galombang) yang dipakai saat latihan pada
beberapa aliran silek. Setiap peserta latihan
melaksanakan gerakan secara simultan sehingga
memberikan kesan seperti tarian. Maka tidaklah
mengherankan bila seni beladiri silek merupakan asal
dari banyak seni tari dan seni teater di Minangkabau
seperti randai, tari rantak, tari persembahan dan tari
tanduk (tari tanduak).

4. Aliran Seni Silek Minangkabau (Mancak)

Gambar 35. Pemuda Minang Dalam


Latihan Silek. Sumber: id.wikipedia.org

105
Ada banyak aliran yang berkembang di Ranah
Minangkabau. Setidaknya terdapat sepuluh aliran utama
Silek Minangkabau, yaitu:
a) Silek Tuo (Silat Tua)

b) Silek Sitaralak (Silat Sitaralak)

c) Silek Luncua (Silat Luncur)

d) Silek Kumango (Silat Kumango)

e) Silek Harimau (Silat Harimau)


f) Silek Pauah (Silat Pauh)

g) Silek Gulo-Gulo Tareh (Silat Gulo-Gulo Tareh)


h) Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek)
i) Silek Lintau (Silat Lintau)

j) Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai)

k) Silek Baruah (Silat Baruh)

107
11 Aliran Silek Minangkabau

Jika dilihat dari beberapa gerakan silat yang


berada di Minangkabau, ada pola-pola yang dominan di
dalam permainan mereka, yakni:
a) bersilat dengan posisi berdiri tegak
b) bersilat dengan posisi rendah
c) bersilat dengan posisi merayap di tanah
d) bersilat dengan posisi duduk (silek duduak)

Posisi permainan silat ini terjadi akibat kondisi


lingkungan di mana silat itu berkembang, pada daerah
yang tidak datar dan licin, mereka lebih suka
menggunakan posisi rendah, sementara di daerah pantai
yang berpasir, mereka lebih suka bersilat dengan posisi
berdiri. Meskipun demikian, bukan berarti di daerah
pesisir tidak mengenal permainan rendah.

5. Konsep Seni Silek Minangkabau (Mancak)


1. Konsep
Hampir semua nagari di Minangkabau
memiliki sasaran silek, sehingga variasi dari
gerakan-gerakan silat tidak dapat dihindari sama
sekali.
Variasi dari gerakan silek terjadi karena:
a) Rentang waktu yang sedemikian lama dari
awal silek ini dirumuskan
b) Pancarian surang-surang (penemuan baru oleh
guru baik disengaja atau tidak)
c) Perbedaan minat
d) Hasil adu pandapek (hasil diskusi sesama
pendekar)
e) Pengaruh dari beladiri lain

Meskipun demikian ada kesamaan konsep


dari gerakan silat di Minangkabau. Oleh sebab itu
kita dapat membedakan antara silat dari
Minangkabau dan silat dari daerah lain di kawasan
Nusantara.
Beberapa konsep dari silek Minangkabau
itu diantaranya adalah: (1) Tagak jo Langkah; (2)
Garak jo Garik; (3) Raso jo Pareso; (4)Kato Bajawek,
Gayuang Basambuik; (5)Tagang Bajelo, Kandua
Badantiang; Adaik manuruik alua, alua manuruik
patuik jo mungkin.

109
Gambar 36. Pemuda Minang Memperagakan Mancak.
Sumber: kumparan.com

Meskipun terdapat banyak jenis, Silek


Minang memiliki konsep yang sama yaitu:

1. Tagak jo Langkah (Berdiri dan Langkah)


Ciri khas dari permainan silek adalah
pola berdiri dan langkah. Tagak artinya tegak
atau berdiri, di mana pesilat berdiri? Dia
berdiri di jalan yang benar (tagak di nan bana),
dia bukanlah seorang yang suka cari rusuh dan
merusak tatanan alam dan kehidupan
bermasyarakat. Di dalam permainan silat,
posisi berdiri adalah pelajaran pertama
diberikan, yang dinamakan sebagai bukak
langkah (sikap pasang) seorang pemain silat
Minangkabau adalah tagak runciang (berdiri
runcing atau berdiri serong) dengan posisinya
selalu melindungi alat vital. Kuda-kuda
pemain silat harus kokoh, untuk latihan ini
dahulunya mereka berjalan menentang arus
sungai.
Sedangkan langkah berarti cara
berjalan. Langkah dalam permainan silek
Minangkabau mirip dengan langkah berjalan,
namun posisinya pada umumnya merendah.
Adapun pola langkah yang dipergunakan ada
yang dinamakan:
a. Langkah tigo (langkah tiga, pola langkah
yang membentuk segitiga).
b. Langkah ampek (langkah empat, pola
langkah yang membentuk segiempat)
c. Langkah sambilan (langkah sembilan,
digunakan untuk mancak (pencak)

Pesilat itu adalah seniman dan seorang


seniman adalah orang yang tajam dan tilik
pandangannya, yang dapat melihat keindahan
Ilahi dalam dirinya. Silat Langkah sembilan
biasanya dibawakan sebagai “Pencak”
(Minangkabau: Mancak), artinya : Menari.
Dalam kata majemuk “Pencak-Silat”
dimaksudkan “Tari Silat”. Langkah Sembilan
memperlihatkan pengembangan gerak-gerak

111
ritmis, dengan tidak meninggalkan unsur-unsur
gerak silat. 

2. Garak jo Garik (Gerak dan Gerik)


Di dalam bersilat perlu sekali
memahami garak dan garik. Garak artinya
insting, kemampuan membaca sesuatu akan
terjadi, contoh seorang pesilat bisa merasakan
ada sesuatu yang akan membahayakan dirinya.
Garik adalah gerakan yang dihasilkan
oleh pesilat itu sebagai antisipasi dari serangan
yang datang. Jika kata ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, ia menjadi kurang
pas, karena di dalam bahasa Indonesia, gerak
itu adalah gerakan dan gerik adalah kata
pelengkap dari gerakan itu.
Sedangkan di dalam bahasa
Minangkabau Garak (gerak) itu adalah
kemampuan mencium bahaya (insting) dan
garik (gerik) adalah gerakan yang dihasilkan
(tindakan). Dengan kata lain, Garak 
merupakan insting dalam membaca sesuatu
yang akan terjadi, sedangkan
Garik merupakan respon dalam menghadapi
serangan yang datang.
Gambar 37. Pemuda Minang Dalam Latihan Silek (2)
Sumber: pariwisataindonesia.id

3. Raso jo Pareso (Rasa dan Periksa)


a. Raso (Rasa)
Raso atau rasa diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan sesuatu
gerakan yang tepat tanpa harus
dipikirkan dulu, seperti seorang yang
mahir membawakan kendaraan, dia pasti
tidak berpikir berapa centimeter harus
memijak rem supaya berhenti dengan
tepat tanpa goncangan, tetapi dengan
merasakan pijakan rem itu dia dapat
berhenti dengan mulus.

b. Pareso (Periksa)

113
Pareso adalah kemampuan analisis
dalam waktu yang singkat atau nalar. Di
dalam pertempuran ungkapan pareso ini
adalah kemampuan memanfaatkan
sesuatu di dalam berbagai situasi
pertempuran dalam upaya untuk
memperoleh kemenangan. Misalkan, jika
kita bertempur waktu sore, upayakan
posisi jangan menghadap ke barat, karena
akan silau oleh cahaya matahari.
Jadi, raso  merupakan kemampuan
untuk melakukan gerakan tanpa berpikir)
dan peraso merupakan kemampuan
analisis dan penggunaan nalar dalam
waktu yang singkat. Antara raso dan
pareso itu jalannya berpasangan, tidak
boleh jalan sendiri-sendiri. Kita tidak
boleh terlalu mengandalkan perasaan
tanpa menggunakan pikiran, namun tidak
boleh pula berpikir tanpa menggunakan
perasaan. Ada pepatah yang
mengatakan raso dibao naiak, pareso dibao
turun (Rasa di baik naik ke alam pikiran,
periksa dibawa turun ke alam rasa).
4. Kato Bajawek, Gayuang Basambuik (Kata
Berjawab, Gayung Bersambut)
Alam pikiran Minangkabau
memiliki konsep berpasangan, ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya pepatah yang
memiliki isi kalimat berpasangan,
contohnya: mancari nan baik manulak nan
buruak (mencari hal-hal yang baik dan
menolak hal-hal yang buruk), manitiak dari
ateh, mambasuik dari bumi (menitik dari atas,
membersit dari bumi), tiok kunci ado
pambukaknyo (tiap kunci ada pembukanya)
dan tiok kabek bisa diungkai (tiap ikatan bisa
dilepas).
Hal yang sama berlaku pada silek,
setiap gerakan silat ada pemusnahnya, setiap
kuncian ada teknik untuk melepaskannya, oleh
sebab itu sepasang pemain silat yang mahir
mampu bersilat terus menerus tanpa putus
dengan mengalir begitu saja. Mereka baru
berhenti kalau sudah lelah atau capek. Jadi,
kato bajawek, gayuang basambuik (kata berjawab,
gayung bersambut), yang berarti setiap jurus
ada cara mematahkannya.

5. Tagang Bajelo, Kandua


Badantiang (Tegang mengalun, Kendor
Berdenting)

115
Tagang bajelo, kandua badantiang (tegang
mengalun, kendor berdenting) bermakna
bahwa Silek Minangkabau adalah perpaduan
antara kelembutan dan kekuatan. Misalnya
dalam menghadapi serangan lawan dilakukan
dengan membelokan serangan tersebut untuk
menghindari cedera yang berisiko.
Guru silek mengatakan, jika tagang
badantiang, maka ia akan putus atau rusak, dan
jika kandua manjelo (mengalun) itu artinya
lemah. Adapun silek Minangkabau tidaklah
demikian, silat itu adalah kombinasi pas antara
kelembutan dan kekuatan, dia lembut tetapi
keras, dia keras tetapi lembut. Mungkin istilah
lentur atau plastis bisa disamakan dengan
pengertian ungkapan di atas.
Di dalam permainan silek, serangan
lawan itu tidak ditangkis atau dihadang,
namun dipapah atau dibelokkan ke arah lain.
Menangkis serangan lawan, seperti sepak atau
tinju akan membawa risiko memar atau
cedera, namun jika serangan itu dibelokkan,
risiko cedera bisa dihindari dan lawan akan
terdorong ke arah lain.
6. Adaik manuruik alua, alua manuruik
patuik jo mungkin (Alami, logis dan
efektif)
Adaik manuruik alua, alua manuruik
patuik jo mungkin (alami, logis, dan efektif)
bermakna gerakan silek harus mengikuti alur
tubuh sehingga menghasilkan gerakan yang
logis dan efektif.
Tubuh manusia memiliki alur dan pola,
gerakan silek harus mengikuti alur tubuh
manusia, jangan menentangnya. Konsep ini
adalah konsep flow (mengalir) di dalam
permainan silat. Jika konsep ini dipakai, maka
permainan silek akan terlihat indah dan
mengalir, serta aman.
Silek disusun sedemikian rupa dengan
mempertimbangan kaidah hukum alam
sehingga menghasilkan gerakan yang logis dan
efektif untuk beladiri. Bagaimana mengikuti
alur tubuh yang baik dapat dilihat pada
gerakan silat yang dimainkan. Sekali alur itu
dilanggar, maka akan terjadi apa yang disebut
sungsang (terbalik arah) yang dapat berakibat
cedera mulai dari ringan sampai patah.
Pada permainan, seorang pesilat harus
bisa melihat bagaimana konsep itu digunakan.
Pihak lawan diarahkan kepada posisi yang
melawan pola alur tubuh manusia (sungsang),

117
akibatnya, lawan akan kehilangan
keseimbangan yang dapat mengakibatkan dia
jatuh atau miring ke arah-arah tertentu yang
menguntungkan pesilat untuk menyudahi
lawan tersebut. Gerakan yang sungsang dapat
mengakibatkan cedera akibat gelek, dorongan,
kepoh, piuah (pelintir), bantingan atau patahan
dari pesilat lain.
Prinsip umumnya, gerakan memukul
yang diawali dengan ancang-ancang rileks,
santai atau tanpa tegangan akan menghasilkan
efek pukulan lebih keras daripada pukulan
yang diawali dengan ancang-ancang yang
kaku. Efek ini terjadi karena alur dari gerakan
alamiah tubuh sendiri.
6. Kesimpulan

a. Silek (juga disebut sebagai Silat Minangkabau dalam bahasa


Indonesia) adalah salah satu seni bela diri tradisional khas etnis
Minangkabau yang berasal-usul dari wilayah Sumatera
Barat di Indonesia.
b. Silek memiliki dua fungsi yaitu panjago diri (pembelaan diri dari
serangan musuh) dan parik paga dalam nagari (sistem pertahanan
negeri). Selain itu, silek juga menjadi inspirasi gerakan
dalam randai (drama Minangkabau)
c. Ada 5 konsep dari silek Minangkabau itu diantaranya adalah:
(1) Tagak jo Langkah; (2) Garak jo Garik; (3) Raso jo Pareso; (4)
Kato Bajawek, Gayuang Basambuik; (5)Tagang Bajelo, Kandua
Badantiang.
d. Ada banyak aliran yang berkembang di Ranah Minangkabau.
Setidaknya terdapat sepuluh aliran utama Silek Minangkabau,
yaitu: Silek Tuo (Silat Tua), Silek Sitaralak (Silat Sitaralak), Silek
Luncua (Silat Luncur), Silek Kumango (Silat Kumango), Silek
Harimau (Silat Harimau), Silek Pauah (Silat Pauh), Silek Gulo-Gulo
Tareh (Silat Gulo-Gulo Tareh), Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek),
Silek Lintau (Silat Lintau), Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai),
Silek Baruah (Silat Baruh).
F. Latihan

Soal Esai Singkat


Silahkan jawab pertanyaan berikut berdasarkan materi di atas.
1. Apa yang dimaksud dengan Silek Minangkabau (Mancak)?
2. Apa fungsi Mancak bagi masyarakat di Minangkabau?
3. Sebutkan jenis aliran beladiri silek di Sumatera Barat!
4. Apa saja yang termasuk dalam konsep dari silek Minangkabau?
5. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Tagak jo Langkah?
6. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Garak jo Garik?
7. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Raso jo Pareso?
8. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Kato Bajawek, Gayuang
Basambuik?
9. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Tagang Bajelo, Kandua
Badantiang?
10. Apa yang dimaksud dengan konsep silek Adaik manuruik alua,
alua manuruik patuik jo mungkin.

Soal Pilihan Ganda


1. Pencak silat dalam istilah Minangkabau dikenal dengan?
a. Mancak
b. Bela diri
c. Mepatigan
d. Taekwondo

2. Fungsi awal dari Mancak adalah, kecuali?


a. Bela diri dari musuh
b. Sistem pertahanan daerah
c. Sarana hiburan tradisional
d. Ajang untuk bertarung antar daerah
120
3. Apa saja yang termasuk kedalam pola langkah Mancak atau
Silek Minangkabau, kecuali…
a. Langkah tigo
b. Langkah limo
c. Langkah ampek
d. Langkah sambilan

4. Seni beladiri silek merupakan asal dari banyak seni tari dan seni
teater di Minangkabau, yaitu kecuali
a. Randai
b. Tari rantak
c. Tari persembahan
d. Semua benar

121
modul 6
“KATO NAN AMPEK”

A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan makna, jenis dan fungsi Kato Nan Ampek
2. Mempraktek “Kato Nan Ampek: Kato Mandaki, Kato Malereang,
Kato Mandata, dan Kato Manurun”

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Mengidentifikasi contoh-contoh penggunaan Kato Nan Ampek
dalam teks tertulis/audio/ tayangan audio visual.
2. Menyebutkan jenis-jenis Kato Nan Ampek (Kato Mandaki, Kato
Malerang, Kato Mandata, dan Kato Manurun).
3. Menjelaskan fungsi Kato Nan Ampek
4. Menjelaskan makna Kato Nan Ampek
5. Menulis dan menampilkan contoh-contoh kalimat/ucapan
yang cocok dengan jenis-jenis Kato Nan Ampek
6. Bermain peran untuk mempraktekkan salah satu contoh
kalimat/ucapan yang cocok dengan jenis-jenis Kato Nan Ampek

C. Materi Pelajaran
1. Kato Nan Ampek

D. Kegiatan Pembelajaran

122
1. Mengidentifikasi contoh-contoh penggunaan Kato Nan Ampek
dalam teks tertulis/audio/ tayangan audio visual.
2. Menyebutkan jenis-jenis Kato Nan Ampek (Kato Mandaki, Kato
Malerang, Kato Mandata, dan Kato Manurun).
3. Menjelaskan fungsi Kato Nan Ampek
4. Menjelaskan makna Kato Nan Ampek
5. Menulis dan menampilkan contoh-contoh kalimat/ucapan
yang cocok dengan jenis-jenis Kato Nan Ampek
6. Bermain peran untuk mempraktekkan salah satu contoh
kalimat/ucapan yang cocok dengan jenis-jenis Kato Nan Ampek

E. Materi

1. Pentingnya Kato Nan Ampek Bagi Masyarakat


Minangkabau

 Gambar 38. Pemuda dan Putra Minang Berpakaian Adat


Sumber: Sumbarsatu.com

123
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk hidup yang
bermasyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri, dia selalu
akan berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Untuk
berhubungan itu manusia mempunyai alat dan mempunyai
aturan- aturan. Aturan hidup dalam bermasyarakat itulah yang
disebut dengan adat.
Di Minangkabau orang yang hidup dengan
aturan-aturan itu disebut orang yang beradat yang dapat dilihat
dari sikap sopan santun masyarakat itu. Sopan santun disebut
pula tata krama atau etika bermasyarakat. Manusia menentukan
dalam bermasyarakat mempunyai tugas dan kedudukan yang
hubungannya dengan orang lain. Hubungan itu diumpamakan
melalui sebuah jalan untuk mencapai tujuan.
Di dalam pergaulan hidup, banyak orang yang kita temui.
Ada yang kecil, besar, dan yang lebih tua. Justru kita sebagai
masyarakat Minang harus mengetahui kedudukan kita. Apakah
kita termasuk kecil, remaja, besar, ataupun tua.
Kalau kita tidak tahu kedudukan kita maka kita akan
dikatakan sebagai orang yang tidak tahu diri. Orang yang tidak
tahu diri biasanya tidak bisa mengendalikan diri dalam bergaul.
Baginya tua, muda, kecil sama saja. Sehingga sering melakukan
kesalahan dalam berbicara dan berbuat. Bila hal ini terjadi maka
dia akan kehilangan budi dalam pergaulan.
Dalam segi kehidupan sehari-hari, masyarakat
Minangkabau sangat identik dengan halnya adat istiadat yang
selalu menjadi tiang dalam berinteraksi sosial baik itu secara
sosial formal maupun sosial non-formal. Keadaan ini
diperkuat dengan tata cara bergaul maupun bertingkah laku di
tengah-tengah masyarakat.

124
Penggunaan adat istiadat sangat kental layaknya
penggunaan aturan-aturan Allah dalam kitab suci Al-Qur'an
yang merupakan pondasi adat dimana “adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah, kitabullah barasal dari nan satu, nan satu
tagak sandirinyo".
Masyarakat Minangkabau seperti daerah-daerah lainnya
juga memiliki ciri khas yang menggambarkan keunikan serta
kearifan lokal kepada masyarakat luas. Salah satu budaya
Minangkabau yang mudah dikenali oleh masyarakat luas adalah
bahasa minang. Bahasa minang tersebut dalam adat istiadat
Minangkabau disebut kato nan ampek.
Bicara budaya Minangkabau tidak akan lepas dari
berbagai macam falsafah adatnya yang kaya akan makna dan
filosofi kehidupan masyarakatnya yang sangat memegang teguh
adat. berbagai macam filosofi atau ungkapan ungkapan adat
yang memberikan contoh untuk bertindak bagi masyarakat
Minangkabau. diantaranya ialah ungkapan adat "tau di kato nan
Ampek" tahu dengan kata yang Empat.
Kato Nan Ampek adalah aturan yang mengikat bagi
masyarakat Minangkabau dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan pemikirannya di kehidupannya sehari-hari.
Semakin halus penghayatan seseorang terhadap Kata Yang
Empat ini, semakin bernilai lah keberadaan orang yang
bersangkutan. Sebaliknya, bagi mereka yang tak menerapkan
Kato Nan Ampek ini dalam berkomunikasi, semakin rendahlah
keadabannya (disebut dengan celaan: “tidak tahu adat”).

2. Makna Kato Nan Ampek Bagi Masyarakat Minangkabau


Kato Nan Ampek, kebudayaan Minangkabau yang
berkaitan dengan cara bertutur kata terhadap lawan bicara
berdasarkan siapa yang diajak bicara. Seperti istilahnya, Kato

125
Nan Ampek terbagi 4, yaitu : Mandaki, Malereang, Mandata, dan
Manurun.

a. Kato Mandaki (Kata Mendaki) dan Jalan Mandaki


(Jalan Mendaki)

Kato Mandaki
Kato mandaki (KM1) maksudnya bagaimana kita
menyatakan pikiran kita baik dalam komunikasi dengan
maupun ketika kita membicarakan tentang seseorang
yang posisi tawarnya lebih tinggi dari kita, seperti
orangtua, guru, ulama, tokoh masyarakat, termasuk
pemimpin negara. Merupakan hal yang terlarang kita
menyebut mereka dengan namanya saja, atau memberi
kata sandang ‘Si’.

Jalan Mandaki

Jalan mandaki (JM1) adalah tingkah laku dari orang


yang kecil kepada orang lebih tua atau dituakan, baik
melalui perbuatan dan tingkah laku maupun melalui budi
bahasa, sesuai bunyi pantun adat, "kalau indak tau jo
Bukittinggi. indak tau pula jo malalak, kalau indak tau jalan
mandaki, indak tau angok nan ka sasak"
Jalan mandaki adalah salah satu dari aturan tahu di
nan ampek. Orang yang tidak tahu dengan hal itu sering
dikatakan urang nan indak tau jo nan ampek. Bila kita
sudah mendapat julukan ini maka kita termasuk orang
yang sangat kurang dan sangat memalukan.

126
Jalan mandaki artinya sikap atau tingkah laku
seseorang terhadap orang yang lebih tua atau dituakan.
Orang yang lebih tua harus dihormati dan dihargai
karena jasanya sangat banyak, dan dalam mendidik serta
membina, beliau sudah banyak pengalamannya. Seperti
diungkapkan Jauah bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak
diraso. Karena banyak pengalamannya itulah orang tua
bisa mendidik dan mengajari generasi mudanya menjadi
orang-orang yang lebih sempurna budi pekertinya.
Kesadaran untuk menghormati rang nan labiah tuo
seperti diungkapkan sebagai berikut.
Turuik pangaja urang tuo
Supayo badan nak salamaik
Talangkah, babaliak
Sasek, suruik
Baitu paham kito handaknyo
Pengajaran rang tuo jikok di langga
Cilako badan kasudahannyo

Sikap jalan mandaki harus sudah dibiasakan sejak


kecil, sehingga bila kita besar nanti, kita akan menjadi
orang yang pandai dalam bergaul. Seperti pepatah
mengatakan ketek tabao-bao, gadang tarubah tidak, tuo jadi
parangai.
Bila seseorang yang lebih muda berkata dengan
orang yang lebih tua, digunakan jalan mandaki. Tanda
seseorang menggunakan jalan mandaki atau hormat
kepada yang lebih tua akan terlihat dalam perkataan dan
perbuatan serta tingkah lakunya, misalnya: waktu
menegur, menyampaikan pesan, menerima informasi,
dan lain-lain.

127
Kato mandaki merupakan sebuah ungkapan
pendidikan bagaimana cara berbicara dan bersikap
kepada orang yang lebih tua dari kita. kato mandaki
merupakan sikap sikap yang kita tunjukan kepada orang
yang lebih tua seperti kalau berbicara tidak membentak/
kasar, mendengarkan nasihatnya, tidak membantah
pembicaraan atau pengajarannya.
Ungkapan kata mendaki ini adalah cara pergaulan
kepada orang yang lebih tua seperti anak kepada orang
tuanya, kemanakan kepada mamak, murid kepada guru
dan adik kepada kak. Intinya, kato mandaki adalah kata
yang digunakan kepada orang yang lebih tua dari
pembicara. Contoh: Ayah, Ibu, mamak, sumando, inyiak.
Jadi, kato mandaki adalah bagaimana cara kita
bertutur kata terhadap orang-orang yang lebih tua
ataupun orang tua. Kepada yang lebih tua sebaiknya kita
bertutur kata dengan sopan, lemah lembut, dan hormat.
Orang menempuh jalan mandaki bila
berhubungan dengan orang yang lebih besar, atau lebih
tua, dan orang yang lebih tinggi derajatnya. Bila
seseorang dapat menyesuaikan kata-kata dengan lawan
bicaranya maka orang itu mempunyai hubungan baik
dengan orang lain dan pasti dia akan disenangi orang.
Contoh jalan mandaki dapat kita tampilkan dalam
perkataan dan perbuatan. Dalam perkataan misalnya:
1) Kepada orang tua laki-laki, kita menyapa dengan
panggilan: abak, bapak, ayah, papa, buya, dan
sebagainya.
2) Kepada orang tua perempuan, kita menyapa
dengan panggilan: umi, amak, mama, bundo,
amai, mande, dan lain-lain.
128
3) Kepada kakak perempuan, kita menyapa dengan
panggilan: uni, kakak, onang, cayang, caani, dan
lain-lain.
4) Kepada kakak laki-laki, kita menyapa dengan
panggilan: ajo, uda, kanda, tuan, akak, dan
lain-lain.
5) Kepada orang tua dari ayah dan ibu biasanya
dengan panggilan: kakek, nenek, inyiak,
anduang, uwo, angku, dan datuak.
6) Kepada adik perempuan ayah dan ibu, biasa
dipanggil: etek, ande, dan lain-lain.

Pada umumnya di Minangkabau untuk saudara


laki-laki ibu di panggil mamak (mak adang, mak angah,
mak uncu, mak etek, mak ajo). Sedangkan untuk saudara
laki-laki ayah dipanggil apak (pak etek, pak adang).
Orang yang menyandang gelar penghulu atau datuak
tidak boleh disapa dengan nama kecilnya. la harus disapa
dengan gelar kebesarannya.
Contoh menghormati dengan perbuatan,
misalnya:
1) Waktu berjalan, kita ingin mendahului orang
yang lebih tua, kita permisi lebih dahulu.
2) Dalam melaksanakan pekerjaan. Sebelum kita
laksanakan, kita minta izin kepada yang lebih
tua.

Jadi, jalan mandaki dapat kita laksanakan dalam


kehidupan sehari-hari, baik perkataan maupun
perbuatan. Dikatakan dalam adat Minangkabau mandi di
ilie-ilie, bakato di bawah-bawah, artinya dalam perkataan kita

129
selalu bicara dengan lemah lembut dan dalam pekerjaan
kita harus minta izin terlebih dahulu.
Kato mandaki seperti yang dikehendaki oleh
adat, hendaknya dapat pula dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti: antara murid dan guru,
antara bawahan dan atasan, dan antara rakyat dengan
pemimpinnya, sehingga tercipta masyarakat yang
beradat.

b. Kato Manurun (Kata Menurun) dan Jalan Manurun


(Jalan Menurun)

Kato Manurun
Kato manurun (KM2) adalah cara
berkomunikasi dengan atau membicarakan tentang
seseorang yang posisi tawarnya di bawah kita, terutama
yang umurnya lebih muda atau memang kepada remaja
dan bocah.
Kato manurun merupakan ungkapan yang
menggambarkan bagaimana cara bersikap, berbicara
seseorang dengan yang lebih muda dengannya.
diartikan juga dengan tindakan mengayomi,
menyayangi yang lebih kecil dari kita. ungkapan ini
digunakan oleh orang tua kepada anak, guru kepada
murid, mamak kepada kemenakan, dll. Intinya, kato
manurun adalah kata yang digunakan kepada orang yang
lebih kecil dari pembicara. Contoh: Adik kandung.
Menjadi orang yang berbudi merupakan
keinginan semua orang. Berbudi luhur dan sopan
santun. Adat mengatakan budi di jua indak dimakan bali.

130
Budi tidak bisa dinilai dengan harta. Budi diukur
dengan raso yang dalam. Segan-menyegani dan
hormat-menghormati antar sesama.
Ajaran Minangkabau mengajarkan pada kita,
yang tua dihormati, yang kecil disayangi, samo gadang
lawan baiyo. Orang yang muda menghormati
orang-orang yang lebih tua. Begitu juga orang-orang
yang tua menyayangi orang muda, samo gadang
baiyo-iyo, atau turuik mampaturuikkan.

Jalan Manurun

Jalan manurun (JM2) adalah tingkah laku dan


sopan santun dari orang tua atau yang dituakan kepada
orang yang lebih muda baik melalui sikap dan tingkah
laku maupun melalui santun budi bahasa, sesuai bunyi
pantun adat, "kok nak tau di ujung gurun, cubo bajalan di
tapi banda, kok indak tan jalan manurun, alamaik badan
masuak lurah"
Jalan manurun adalah sikap sopan santun dari
yang tua terhadap yang lebih muda. Petitih
mengatakan jalan manurun tarantak- antak ingek-ingek
nan di bawah kok tasingguang, jago kato kok manganai.
Perlu diperhatikan, hindarkan menghardik,
menghantam tanah mangareh bakato surang.
Perhatikan juga petitih berikut, ingek-ingek nan di ateh,
nan di bawah kok maimpok, tirih kok datang dari lantai,
galodo kok tibo dari muaro.
Pedoman penting bagi atasan atau yang dituakan
bahwa jangan terlalu cepat emosi, jangan mencaci
maki, jangan menghardik anak buah, atau murid yang

131
bersifat pribadi di tempat ramai. Sifat utama bagi yang tua
adalah bapandang lapang, baalam laweh, bahati lapang paham
salasa perhatikan juga pituah berikut ini, nak tinggi naikkan
budi, nak mulie tapeki janji, nak taguah paham dikunci.
Ada beberapa alasan kenapa yang tua harus
santun kepada yang muda, antara lain:

⮚ Orang muda cepat kaki ringan tangan.


Tenaganya masih kuat larinya kencang.
⮚ Orang muda meringankan beban yang berat.

⮚ Orang muda menolong mendekatkan yang jauh.

⮚ Orang muda penerima waris dari yang tua (waris


harta pusaka atau gelar pusaka).

Adat mengatakan elok nagari dek nan tuo, rancak


tapian dek nan mudo. Jadi, merupakan tugas bagi yang
tua untuk membimbing yang muda, jangan sampai yang
muda terdorong karena mudanya, sehingga terjadi
tindakan yang buruk.
Ada sebuah pantun berbunyi:
Kok nak tau di ujuang gurun
Cubo bajalan di tapi sawah
Kalau indak tau jalan manurun
Alamaik badan masuak lurah

Penggunaan Jalan Manurun

Jalan manurun adalah bahasa yang dipakai


pembicara kepada lawan bicaranya yang lebih rendah
132
umur atau kedudukannya dalam masyarakat. Kata-kata
dalam jalan manurun dipilih yang sesuai dan tidak kasar.
Kata-katanya singkat tapi tepat. Berkata dengan lemah
lembut, tidak boleh menyinggung perasaan, dan tidak
boleh menyakiti hati yang lebih muda.
Jalan manurun dipergunakan dari yang tua kepada
yang muda seperti: mamak ke kamanakannya, orang tua
pada anaknya, kakak pada adiknya, kakek dan nenek
pada cucunya, guru pada muridnya, pemimpin pada
anggotanya, dan lain sebagainya. Dengan menyayangi
yang lebih muda maka kita akan semakin dihormati,
caranya bertutur kata dengan sopan yang diiringi dengan
kasih sayang.

Contoh Jalan Manurun

Jalan manurun biasanya berupa nasihat dan


teguran. Nasihat yaitu kata yang mengandung ajaran
kepada kebaikan, sedangkan teguran yaitu kata yang
mengandung peringatan akan bahaya akibat suatu
perbuatan dan perkataan.
Contoh jalan manurun berupa nasihat:
Seorang mamak yang sedang menasihati beberapa
orang pemuda dan pemudi agar menuntut ilmu dengan
sungguh-sungguh.
Manolah urang mudo matah, danga pituah mamak
sampaikan. Jiko manuntuik ilmu usah patah di tangah jalan.
Karano kamambuek iduik kamari tangguang.

Bak bunyi pantun di bawah ini:

133
Baburu ka padang data
Dapek ruso si balang kaki
Baguru kapalang aja
Bagai bungo kambang tak jadi

Yang maksudnya: menuntut ilmu jangan


setengah-setengah. Karena belum dapat dimanfaatkan.
Ilmu itu mash tanggung. Baiklah anak-anak, dari
serangkaian uraian di atas kamu tentu sudah lebih
memahami dan dapat memiliki kata-kata yang terbaik
dalam pergaulan.
Jadi, kato manurun adalah bagaimana cara kita
bertutur kata dengan seseorang yang lebih muda dari
kita. Baiknya tidak semena-mena, tidak merasa paling
tahu, dan tetap saling menghargai.

c. Kato Mandata (Kata Mendatar) dan Jalan Mandata


(Jalan Mendatar)

Kato Mandata
Kato mandata (KM3) merupakan cara berbahasa
dengan teman sebaya dalam pergaulan. Kato mandata
merupakan ungkapan sikap perbuatan atau tindakan,
cara berbicara kepada yang sama besar dengan kita.
ungkapan ini digunakan oleh teman sepermainan.
saling menghormati dan menghargai sebaya dengan
kita. Intinya, kato mandata adalah kata yang digunakan
kepada orang yang sederajat atau seusia dengan
pembicara. Contoh: orang sebaya.

134
Jalan Mandata

Jalan mandata (JM3) adalah tingkah laku dan


sopan santun bagi orang yang sebaya dan se-status
sosial baik melalui sikap dan tingkah laku maupun
melalui santun budi bahasa, sesuai bunyi pantun adat,
"kok pai kito ka sawah, jan lupo mambaok pinggan, kok lupo
bajalan di nan data, indak tau arah tujuan"

Jalan Mandata dan Kegunaannya

Dalam pergaulan sama besar perlu diingat


petitih berikut. Dipakai kato marandah, dijauhi kata yang
kasar, muluik manih kucindan murah, budi baiak baso
katuju, lamak bak santan jo tangguli, pandai bagaul samo
gadang, ingek rundiang kok manganai, jago jago sandiang kok
malukoi. Dalam pergaulan sama besar dan sesama
teman sering timbul perselisihan karena
masing-masing merasa lebih kuat. Oleh sebab itu,
pergaulan memerlukan perhatian lebih di dalam
kelompok ini. Apalagi dalam usia remaja atau usia
rawan.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ada sopan
santun bergaul sama besar, dalam berkata atau
bersikap. Kata-kata jangan menyakiti hati lawan.
Jangan menyinggung perasaannya. Jangan pula suka
berkata meninggi atau sombong dan jangan
merendahkan orang lain.
Saat berbicara sungguh-sungguh dengan sama
besar, hendaklah sungguh-sungguh. Jikok bagarah jan

135
kalampauan. Jangan sampai terjadi seperti istilah garah
kudo.
Bila perkataan atau ucapan dapat dipelihara
maka perselisihan sesama besar dapat dihindari.
Ada Minangkabau mengatakan:
Kato sapatah dipikiri
Jalan salangkah indak suruik Ingek sabalun kanai
Diagak mangko diagiah
Mangurangi sio-sio
Manangah bak tulang pungguang

Jadi, berhati-hatilah dalam pergaulan sama besar


sangat perlu diperhatikan. Bersikaplah sedang-sedang
saja atau bersikap manangah bak tulang pungguang.
Jangan bersikap malabiahi ancak-ancak atau
berlebih-lebihan, dan jangan bersikap mengurangi
sio-sio atau mengurangi pergaulan.

Contoh Jalan Mandata

Dalam pergaulan sehari-hari kamu dapat melihat


contoh-contoh jalan mandata. Misalnya, kamu
menegur temanmu yang sedang lewat di jalan maka
kamu akan berkata "oi, Man dari ma waang tadi?" 'Aden
dari surau," jawabnya.
Sebutan wang, ang, itu biasa dipakai untuk kata,
ganti orang kedua laki-laki dalam bergaul sama besar.
Begitu juga sebutan wak kau, kau untuk kata ganti
wanita. Sedangkan awak, aden, den dipakai sebagai
kata ganti orang pertama laki-laki maupun perempuan
yang artinya saya atau aku.
136
Nah, anak-anakku sekalian, dengan selesainya
pelajaran ini berarti kamu telah mendapatkan
pengetahuan adat sopan santun dalam pergaulan
secara adat Minangkabau. Sebab mengamalkan yang
empat di atas, yaitu jalan mandaki, jalan malereang,
jalan manurun, dan jalan mandata akan bermuara pada
tingkah laku dan perbuatan yang sopan dalam
pergaulan yaitu elok dek awak katuju dek urang. Jelas
dalam hal ini orang berbudi itu pasti berakal, tetapi
orang yang berakal itu belum tentu berbudi.
Jadi, kato mandata adalah bagaimana cara kita
bertutur kata dengan teman sebaya atau sejawat.
Mungkin tidak seperti halnya bertutur kata kepada
orang yang lebih tua tetapi, sebaiknya kita tetap harus
saling menghargai, menjaga perasaan, dan tidak
menyinggung.

d. Kato Malereang (Kata Melereng) dan Jalan


Malereang (Jalan Melereng)

Kato Malereang

Kato malereang (KM4) adalah bagaimana cara


berkomunikasi dengan pihak yang rasanya janggal
apabila mengungkapkan perasaan/ pikiran kepadanya
secara gamblang dan terus terang. Kato malereang
merupakan ungkapan sikap tindakan dan cara berbicara
dengan orang yang kita senangi, hormati. ungkapan ini
ditujukan dalam pergaulan sehari hari antara mando jo
sumando, ipa jo bisan.

137
Dalam kata melereng ini digunakan kata-kata
berkias banding. Umpama komunikasi antara mertua
dng menantu dan sebaliknya. Intinya, kato malereang
adalah kata yang digunakan kepada orang yang disegani
dari pembicara. Contoh: Mertua, guru, tetangga sekitar
yang lebih tua. 

Jalan Malereng

Jalan Malereng (M4) adalah tingkah laku dan sopan


santun yang paling tinggi dalam situasi dan kondisi
tertentu melalui kata kias, pepatah petitih, mamang,
bidal, dan pantun atau menyampaikan sesuatu kepada
seseorang melalui pihak lain, sesuai bunyi pantun adat,
"pai manggaleh ka kampuang teleng mambao udang jo pansi
sawah, kok indak pandai jalan malereng, raso ilang budi tajua"
Jalan Melereang termasuk sikap bergaul yang paling
tinggi. Alur jalan malereang banyak menggunakan
kata-kata kias. apa yang dimaksudkan disampaikan secara
kias. Kata kias disampaikan dalam bentuk pepatah, bidal,
atau pantun.
Jadi, maksud disampaikan secara tidak langsung,
bahasanya indah penuh dengan perumpamaan. Kadang-
kadang dalam bentuk pantun-pantun, belum sampai
ucapannya kita sudah tahu maksudnya. Seperti adat
mengungkapkan takilek ikan dalam aia tahu jantan
batinonyo. Jadi, setiap orang Minangkabau harus tahu arif
dengan apa yang dimaksud kato bakieh dalam rundiangan.
Pepatah mengatakan manusia tahan kias, binatang tahan
palu.

138
Cara berkata kias dalam adat disebut tau jo kilek
kato bayang, tau jo kieh kato sampai, alun bakilek lah
bakalam, bulan disangko tigo puluah, alun diliek alah dimakan,
rasolah tibo dalam tubuah. Dalam pergaulan, jalan
malereang ini, digunakan terhada urang sumando, mamak
rumah, minantu, mintuo, ipa, bisan, dan sebaginya.
Terhadap orang-orang itu tida dibiasakan
berbicara secara langsung tetapi digunakan jalan
melereang yang berupa kasan. Dengan kata kiasan itulah
mereka slaing memahami apa maksud pembiacaraan itu,
sehingga mereka dapat berhubungan. Orang yang tidak
tahu dengan jalan melereang disebut orang yang tidak
tahu dengan ereang jo gendeang. Di Minangkabau orang
yang tidak tahu ereang jo gendenag dikatakan indak tau jo nan
ampek. Pantun Minang berbunyi:

Urang manggaleh jo manjamua dendeang


Untuak di jua di hari pasa
Kok indak jaleh jalan malereang
Raso ilang budi tajua

Dalam masyarakat terdapat bermacam-mcam


golongan, begitupula kedudukan dan tugas, ada
golongan yang disebutorang biasa, orang berpangkat,
ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, atau guru. Jadi,
bila berhubungan dengan orang lain ibarat menempuh
suatu jalan.
Bila berhubungan dengan orang yang lebih tua
atau orang yang lebih tinggi kedudukannya, ditempuh
jalan mendaki. Bila berhubungan dengan yang lebih
muda digunakan jalan menurun. Bila sesama besar,

139
digunakan jalan mendata. Begitu juga bila berhubungan
dengan yang segan-menyegani digunakan jalan
malereang.
Jalan malereang juga dipakai dalam upacara-upacara
adat. Kalimat-kalimatnya berbentuk pepatah petitih yang
pada umumnya memakai kata-kata kiasan. Jadi, si
pembicara tidak langsung berbicara dalam ungkapan
biasa, ia mengenakan jalan malereang.
Kata kiasan selain menunjukan perasaan yang
halus dan budi pekerti yang tinggi, juga menggambarkan
sopan santun dan keindahan. Jadi kita harus pandai
menyesuaikan jalan yang ditempuh dengan kata yang
dipakai. Bila jalan yang ditempuh sesuai dengan kata
yang dipakai, kita akan terhindar dari tingkah laku yang
tidak sopan.

Contoh Jalan Malereang

Penggunaan jalan malereang sangat bervariasi,


apakah itu berupa sikap atau tutur kata. Sebab biasanya
jalan melereang diiringi dengan sikap. Di bawah ini ada
beberapa contoh penggunaan jalan melereang.
1) Umua alun satahun jaguang, darah alun satumpuak
pinang. Kata kiasan ini diumpamakan untuk anak
yang masih kecil dan belum punya pengalaman
2) Seorang mamak melihat atap rumah kemenakannya
sudah bocor. Ia ingin menyampaikan hal ini kepada
urang sumandonya yang kebetulan sedang ada
dirumah. Lalu si mamak akan berkata Bilolah mamak
kamari mamelokan atok rumah kalian yo? Barisuaklan
nan karancak. Urang sumando yang mengerti
140
dengan jalan malereang langsung memperbaiki atap
rumah itu. Tapi urang sumando yang pemalas
tenang-tenang saja, sambil menanti mamanya
datang.
3) Ada seorang menantu laki-laki yang tidak mau
berusaha. Tiap hari hanya dirumah saja. Mertuanya
akan berkata kuciangko balega-lega dirumah sajo, pai
bagailah mancari mancik. Bagi menantu yang mengerti
dengan jalan melereang, akan segera meninggalkan
rumah untuk berusaha. Tapi menantu yang tidak
mengerti jalan malereang mungkin akan menjawab
kuciangko indak pandai manacari mancik doh., sang
menantu masih duduk malas di rumah, tidak
bekerja.
4) Seorang tamu yang datang dari jauh, meminum air
yang disuguhkan oleh tuan rumah, karena sangat
haus, air tadi tidak cukup olehnya maka tamu itu
akan berkata ondeh tirih kironyo galaih ko. Tuan
rumah yang arif dengan kata kiasan tamunya akan
segera menambah air tamunya. Tapi, tuan rumah
yang tidak mengerti akan berkata ma pulo galaih ko
tirih.

Jadi, kato malereang adalah bagaimana cara kita


bertutur kata terhadap orang-orang yang dituakan secara
adat ataupun disegani. Baiknya kita bertutur dengan
santun dan hormat.

141
4. Contoh Penggunaan Kato Nan Ampek  

Ungkapan kato nan ampek atau biasa juga disebut


dengan jalan nan Ampek sudah menjadi ciri khas pergaulan
masyarakat Minangkabau dari nenek moyang sampai pada saat
sekarang ini. orang minang yang salah berperilaku atau
menempatkan posisinya disebut dengan indak tau jo nan
ampek atau urang indak baradaik.
Penggunaan kato nan ampek dalam berkomunikasi di
tengah-tengah masyarakat minang sangat diperlukan. Kentalnya
budaya minang yang saat ini sedang bersaing dengan arus
globalisasi tidak mengikis kecintaan beberapa masyarakat atau
daerah dalam mempertahankan kato nan ampek. Dalam
penerapannya, kato nan ampek dapat dilihat dari empat
pengucapan di bawah ini: 
Den indak dapek pai jo ang 
Uni indak dapek pai jo adiak 
Ambo indak dapek pai jo angku 
Awak indak dapek pai jo uda? 

Pada kalimat pertama, den indak dapek pai jo ang, jika


diperhatikan baik baik, pada kalimat tersebut terdapat kata den
yang berarti aku atau saya dan kata ang yang berarti kamu. Kata
tersebut merupakan kato mandata. 
Pada kalimat kedua, uni indak dapek pai jo adiak, jika
diperhatikan baik baik, terdapat kata uni yang berarti kakak
perempuan dan kata adiak yang berarti adek. Kata tersebut
merupakan kato manurun, 
Pada kalimat ketiga, ambo indak dapek pai jo angku , kata
angku dalam bahasa Minangkabau merupakan kata sapaan

142
kepada orang yang disegani. Kata tersebut merupakan kato
malereang. 
Pada kalimat keempat, awak indak dapek pai jo uda, kata
tersebut merupakan kato mandaki. Kata ini biasanya digunakan
oleh istri kepada suami', adik kepada kakak laki-laki dan
pembicara yang lebih muda kepada lawan bicara yang lebih
tua. 

Video ke-1
Link: https://www.youtube.com/watch?v=l94mLltSw0c

Video ke-2
Link https://www.youtube.com/watch?v=hpbSsigRoEw

Video ke-3
Link https://www.youtube.com/watch?v=G2AYY_qYLMY

143
Video ke-4
Link https://www.youtube.com/watch?v=ExOCMSasb2U

Video ke-5
Link https://www.youtube.com/watch?v=qsZrx_5IRos

5. Kesimpulan
a. Kato Nan Ampek adalah aturan yang mengikat bagi
masyarakat Minangkabau dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan pemikirannya di kehidupannya sehari-hari.
Semakin halus penghayatan seseorang terhadap Kata Yang
Empat ini, semakin bernilai lah keberadaan orang yang
bersangkutan. Sebaliknya, bagi mereka yang tak menerapkan
Kato Nan Ampek ini dalam berkomunikasi, semakin rendahlah
keadabannya (disebut dengan celaan : Tidak tahu adat).
b. Kato Nan Ampek, kebudayaan Minangkabau yang berkaitan
dengan cara bertutur kata terhadap lawan bicara berdasarkan
siapa yang diajak bicara. Seperti istilahnya, Kato Nan Ampek
terbagi 4, yaitu : Mandaki, Malereang, Mandata, dan Manurun.
c. Kato mandaki maksudnya bagaimana kita menyatakan pikiran
kita baik dalam komunikasi dengan maupun ketika kita
membicarakan tentang seseorang yang posisi tawarnya lebih

144
tinggi dari kita, seperti orangtua, guru, ulama, tokoh
masyarakat, termasuk pemimpin negara.
d. Kato manurun adalah cara berkomunikasi dengan atau
membicarakan tentang seseorang yang posisi tawarnya di
bawah kita, terutama yang umurnya lebih muda atau memang
kepada remaja dan bocah.
e. Kato mandata merupakan cara berbahasa dengan teman sebaya
dalam pergaulan. Kato mandata merupakan ungkapan sikap
perbuatan atau tindakan, cara berbicara kepada yang sama
besar dengan kita. ungkapan ini digunakan oleh teman
sepermainan. saling menghormati dan menghargai sebaya
dengan kita. Intinya, kato mandata adalah kata yang digunakan
kepada orang yang sederajat atau seusia dengan pembicara.
Contoh: orang sebaya.
f. Kato malereang adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan
pihak yang rasanya janggal apabila mengungkapkan perasaan/
pikiran kepadanya secara gamblang dan terus terang. Kato
malereang merupakan ungkapan sikap tindakan dan cara
berbicara dengan orang yang kita senangi, hormati. ungkapan
ini ditujukan dalam pergaulan sehari hari antara mando jo
sumando, ipa jo bisan. Dalam kata melereng ini digunakan
kata-kata berkias banding. Umpama komunikasi antara mertua
dng menantu dan sebaliknya. Intinya, kato malereang adalah kata
yang digunakan kepada orang yang disegani dari pembicara.
Contoh: Mertua, guru, tetangga sekitar yang lebih tua. 

145
F. Latihan

Soal Esai
1. Apakah yang dimaksud dengan istilah Kato nan ampek dalam
adat Minangkabau?
2. Jelaskan jenis-jenis Kato Nan Ampek beserta contohnya!
3. Apa fungsi dari Kato Nan Ampek di Minangkabau?
4. Sebutkan contoh-contoh penggunaan Kato Nan Ampek dalam
kehidupan sehari hari!

Latihan Kelompok
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memakai jalan
mandaki?
2. Apa isyarat yang terkandung dalam jalan mandaki?
3. Bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua?
4. Jalan manurun merupakan sikap sopan santun dari …..?
5. Jalan manurun merupakan ….?
6. Berbicara dalam jalan manurun tidak boleh menggunakan
bahasa yang …..?
7. Sebutkan contoh jalan manurun!
8. Jalan mendata adalah sikap sopan santun yang dipakai dalam..?
9. Jalan mandata merupakan ……?
10. Contoh jalan mandata dipakai pada teman ……?
11. Pergaulan sesama besar hendaklah …..?
12. Saling menghormati dan menghargai dapat terlihat pada …?
13. Bergaul sama besar haruslah …….?. Jangan …….? dan jangan
pula terlalu kurang.
14. Jalan malereang biasanya berupa kata kiasan yang
menunjukkan.?
15. Menurut adat Minangkabau jalan malereang digunakan bila
berkata-kata dengan …..?
146
16. Jalan malereang ditampilkan dalam bentuk …..?
17. Apa yang dimaksud dengan jalan malereang?
18. Penggunaan kata kiasan menunjukan …….?

Soal Pilihan Ganda


1. Jalan mandaki adalah cara berkata yang digunakan seseorang
kepada orang lain yang…
a. Lebih tinggi kedudukannya
b. Lebih kecil umurnya
c. Sama besar
d. Kita manjakan

2. Jalan manurun adalah sikap yang dilakukan oleh yang tua pada
yang…
a. Kecil
b. Muda
c. Belia
d. Semua benar

3. Jalan mandata adalah sikap berbicara yang ditujukan kepada?


a. Orang yang lebih tua
b. Orang yang lebih muda
c. Teman sebaya
d. Orang yang memiliki kedudukan di Adat

4. Seorang mamak yang sedang menasihati beberapa orang


pemuda dan pemudi agar menuntut ilmu dengan
sungguh-sungguh, adalah contoh dari kato…
a. Malereng
b. Manurun
c. Mandaki

147
d. Mandata
5. Jika ingin berbicara dengan urang sumando, minantu, mintuo,
ipa, bisan, dan lain-lain, maka kato yang digunakan adalah
a. Malereng
b. Manurun
c. Mandaki
d. Mandata

148
modul 7
“SUMBANG DUO BALEH”

A. Kompetensi Dasar
1. Mengetahui makna dan bentuk “Sumbang Duo Baleh”
2. Mengindentifikasi bentuk “Sumbang Duo Baleh” dan melatih diri
untuk menghindari perbuatan yang “sumbang”

B. Indikator Pencapaian kompetensi


1. Mengidentifikasi bentuk perilaku/ kejadian yang menunjukkan
“Sumbang Duo Baleh” yang terdapat di dalam teks tertulis/
audio/audio visual
2. Menyebutkan jenis-jenis “Sumbang Duo Baleh”
3. Menjelaskan pentingnya mengetahui “Sumbang Duo Baleh”
4. Menulis contoh-contoh perilaku yang dikategorikan “Sumbang
Duo Baleh” dan solusi penyelesainnya
5. Melaporkan contoh kasus “Sumbang Duo Baleh” yang pernah
dialami atau disaksikan oleh peserta didik dan menuliskan
solusinya.

C. Materi Pelajaran
1. Sumbang Duo Baleh

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi bentuk perilaku/ kejadian yang menunjukkan
“Sumbang Duo Baleh” yang terdapat di dalam teks tertulis/
audio/audio visual
2. Menyebutkan jenis-jenis “Sumbang Duo Baleh”

149
3. Menjelaskan pentingnya mengetahui “Sumbang Duo Baleh”
4. Menulis contoh-contoh perilaku yang dikategorikan “Sumbang
Duo Baleh” dan solusi penyelesainnya
5. Melaporkan contoh kasus “Sumbang Duo Baleh” yang pernah
dialami atau disaksikan oleh peserta didik dan menuliskan
solusinya
6. Sumbang jalan, sumbang tagak, sumbang jawek, sumbang
caliak,sumbang duduk, sumbang karajo, sumbang makan,
sumbang kurenah, sumbang pakai, sumbang bagaua, sumbang
tanyo, sumbang kato

150
E . Materi

1. Arti Sumbang Duo Baleh

Suku bangsa Minangkabau memiliki sistem nilai,


norma, atau kearifan lokal (local wisdom) dalam menjaga
kehormatan seorang perempuan. Sistem nilai tersebut
dikenal juga dengan istilah “Sumbang Duobaleh”
(Sumbang Dua belas).
Dalam adat Minangkabau, perempuan menjadi
sosok yang sangat dihormati, serta memiliki tempat dan
hak suara di dalam kaum, pendapatnya didengar, dan
pertimbangannya diperlukan. Dengan segala
keistimewaan yang dimilikinya, perempuan di
Minangkabau juga harus menjaga agar dirinya tetaplah
istimewa.
Salah satu usaha untuk menjaga keistimewaan
perempuan-perempuan Minangkabau, niniak mamak
pendahulu kita mengajarkan sesuatu yang disebut sebagai
“Sumbang Nan Duo Baleh”. Suatu hal yang tabu atau
sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Sumbang Duo Baleh adalah peraturan tidak
tertulis dalam adat minang yang berisi tentang tata krama
dan nilai sopan santun. Didalamnya termuat dua belas
ketentuan dan larangan yang mesti ditaati oleh setiap
orang khususnya perempuan Minang.

Sumbang Duo Baleh secara umum mengatur


wanita dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Jika perilaku sumbang ini dapat dihindari, maka seorang
perempuan dapat dipandang baik dan dihormati di dalam

151
suku dan kaumnya. Seperti yang dikatakan dalam pepatah
adat
“Budi baiak baso katuju, muluik manih kucindan
murah. Dibagak urang ndak takuik, dikayo urang ndak arok,
dicadiak urang ndak ajan, dirancak urang ndak ingin, di budi
urang takanai.”
“Sasuai bak bunyi pantun, Babelok babilin-bilin, dicapo
tumbuahlah padi, dek elok urang tak ingin, dek baso luluahlah
hati. Nan kuriak Lundi , nan merah sago, nan baiak budi, nan
indah baso.”

Maksudnya:
Budi dan bahasa yang baik akan disukai orang.
Walau seorang perempuan merupakan seorang yang
pemberani orang lain tidak takut, walau kaya orang tak
meminta, walau pintar orang tak hormat, walau cantik
orang tak suka. Akan tetapi dengan budi dan bahasa baik
orang akan tertarik.

Melanggar aturan ini akan berakibat hukuman


malu tidak hanya kepada dirinya sendiri, tapi juga mamak
dan keluarganya. Jadi secara keseluruhan sumbang nan
duo baleh dapat diartikan sebagai dua belas hal dan
tindakan yang tidak etis jika dilakukan oleh perempuan
Minangkabau.

Meskipun sifatnya tertulis, tapi kontrol dari


masyarakat sangat efektif. Karena hukumannya adalah
malu, tak hanya bagi dirinya, juga pada keluarganya.

152
2. Mengapa Sumbang Duo Baleh Diperuntukkan untuk
Perempuan di Minangkabau

Berdasarkan falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak


Basandi Kitabullah” (ABS SBK), maka bagi orang
Minangkabau, menghormati perempuan sama halnya
dengan menjalankan perintah agama Islam. Dalam Islam,
perempuan sangat dihormati, perempuan adalah ibu yang
melahirkan kita, generasi di masa lalu, sekarang dan yang
akan datang.
Jika dikaitkan dengan ajaran Islam, penghormatan
terhadap perempuan di Minangkabau sejalan dengan apa
yang diajarkan Rasulullah SAW. Bagi orang Minang,
wanita adalah simbol yang terhormat dan harus dijaga.
Malu seorang perempuan idealnya adalah malu suku atau
kaumnya itu sendiri.
“Hino mulia suatu kaum tagantuang dek nan padusi.
Tuak parang bisa badamai, tikam bunuah dibari maaf, rabuik
rampeh dilimaui. Tapi, kok padusi diagiah malu, jando diguguang
urang tabang, gadih tapakiak dalam samak, mako tatutuiklah
sagalo pintu damai, tasintak sagalo kaum, jago suku, bangun
dubalang, disiko nan cadiak kabapakaro, nan bagak
kamalalahan, nan kayo tajun jo harato. Pendeknyo, malu masti
tabangkik. Kama hanyuik kama dipinteh, walau ka dalam lauik
basah. Dima hilang dima dicari, bia ka suduik-suduik bumi. Tak
lalu dandang di aia, di gurun kaditajakan, jiko ndak mungkin di
nan lahia, di batin dilaluan.

153
Maksudnya:

Hina mulianya suatu kaum tergantung oleh


wanita. Kalau berperang bisa berdamai, kasus
pembunuhan bisa diberi maaf dan seterusnya. Akan tetapi
kalau wanita yang sudah diberi malu, akan membuat malu
kaum dan suku. Maka semua unsur akan ikut terlibat
menyelesaikannya.
Bagi perempuan yang sering melakukan Sumbang
Duo Baleh dianggap sebagai perempuan yang tidak sopan
atau dalam istilah Minang indak bataratik. Seringnya
perempuan melakukan perilaku sumbang akan membuat
dia terjatuh kedalam perilaku salah yang akan
menjatuhkan harkat dan martabatnya sebagai perempuan
terhormat. Jika perilaku sumbang ini dapat dihindari,
maka seorang perempuan dapat dipandang baik dan
dihormati di dalam suku dan kaumnya. Seperti yang
dikatakan dalam pepatah adat:

“Budi baiak baso katuju, muluik manih kucindan


murah. Dibagak urang ndak takuik, dikayo urang ndak arok,
dicadiak urang ndak ajan, dirancak urang ndak ingin, di budi
urang takanai.”
“Sasuai bak bunyi pantun, Babelok babilin-bilin, dicapo
tumbuahlah padi, dek elok urang tak ingin, dek baso luluahlah
hati. Nan kuriak Lundi, nan merah sago, nan baiak budi, nan
indah baso.”

154
Maksudnya:

Budi dan bahasa yang baik akan disukai orang.


Walau pemberani orang tidak takut, walau kaya orang tak
meminta, walau pintar orang tak hormat, walau cantik
orang tak suka. Akan tetapi dengan budi dan bahasa baik
orang akan tertarik.
Walaupun Sumbang Duo Baleh diperuntukkan
khusus untuk perempuan Minang, kaum laki-laki
Minangkabau bukan berarti bebas berperilaku, tapi
mereka juga harus bersikap sopan santun, tahu di nan
ampek.
Kaum laki-laki Minang juga harus tahu dan
paham Sumbang Duo Baleh karena mereka akan menjadi
laki-laki dewasa yang akan berperan sebagai ayah untuk
anak laki-laki dan anak perempuan mereka; sebagai
mamak dari kemenakan laki-laki dan kemenakan
perempuan mereka; sebagai datuak atau penghulu yang
akan memimpin kaum laki-laki dan kaum perempuan
dalam suku mereka.

3. Isi Sumbang Duo Baleh

Dua belas perilaku sumbang yang harus dihindari


oleh perempuan Minangkabau tersebut adalah (1) sumbang
duduak, (2) sumbang tagak, (3) sumbang bajalan, (4) sumbang
kato, (5) sumbang caliak, (6) sumbang makan, (7) sumbang
pakai, (8) sumbang karajo, (9) sumbang tanyo, (10) sumbang
jawek, (11) sumbang bagaua, dan (12) sumbang kurenah.

155
1. Sumbang Duduak (Sumbang ketika Duduk)
Di Minangkabau, duduk di hamparan.bagi
laki-laki duduknya baselo, lutut tidak boleh
ditegakkan, dan kaki tidak boleh dilunjuakan
(selonjor) serta tidak boleh duduk mancangkuang
(jongkok). Bagi perempuan duduk yang paling
pantas bagi perempuan adalah bersimpuh. Tidak
boleh bersila seperti lelaki, tidak boleh
mengangkat kaki, berjongkok. Duduk di kursi pun
haruslah menyamping dan merapatkan paha.
Apabila berboncengan tidak boleh mengangkang,
harus menyamping, kecuali dalam keadaan
emergensi seperti sakit.
Bagi perempuan Minang, duduk yang
sopan adalah dengan bersimpuh (basimpuah). Oleh
karena itu perempuan minang dilarang duduk
bersila, mencangkung (jongkok) atau menegakkan
lutut. Dan apabila duduk diatas kursi, duduknya
menyamping dan merapatkan paha.
Duduk sumbang menurut adat
Minangkabau apabila duduk ditepi jalan tanpa ada
yang menemani dan tidak ada keperluan. Duduk
dimana laki-laki banyak duduk dan bermain-main.
Duduk di pintu atau kepala tangga sedangkan
banyak orang hilir mudik di tempat itu.
Sumbang juga bagi seseorang perempuan
terutama yang sudah gadis duduk berdekatan
dengan famili laki-laki, adik atau kakak, mamak,
ipar, bisan apalagi dengan laki-laki lain. Sumbang
bagi perempuan duduk menyerupai duduk
laki-laki seperti duduk mencangkuang dan
sebagainya.

156
Duduk sumbang harus dihindari, jika tidak
dihindari berarti kita disebut melanggar adat atau
tidak beradat. Orang Minangkabau mengatakan
hiduik dikanduang adaik.

Gambar 39. Perempuan Minang Duduk


Bersimpuh. Sumber: Twitter.com

2. Sumbang Tagak (Sumbang ketika Berdiri)

Saat berdiri pun, perempuan diatur untuk berdiri


dengan sopan, tidak berkacak pinggang. Tidak etis bagi
perempuan minang berdiri di depan pintu ataupun di
tangga. Dilarang untuk berdiri di pinggir jalan jika tidak
ada yang dinanti, dan tentunya dilarang berdiri berdua
dengan yang bukan muhrim.

157
Gambar 40. Perempuan Minang Sedang
Berdiri
sumber: sumbartempodulu.blogspot.com

3. Sumbang Bajalan (Sumbang Ketika Berjalan)

“Bajalan si ganjua lalai, pado pai suruik nan


labiah alu tataruang patah tigo, samuik dipijak indak
mati.” Maksudnya ketika berjalan, perempuan
haruslah berkawan, tidak boleh tergesa-gesa
namun harus tetap hati-hati. Diumpamakan
bahwa semut yang terinjak bahkan tidak mati.
Demikian saking hati-hatinya. Dilarang juga
berjalan mendongkak-dongkak. Jika berjalan
dengan orang yang lebih tua ataupun dengan
laki-laki jalannya hendaklah di belakang.
“Bajalan musti ba kawan, paliang kurang jo
paja ketek, kalau padusi bajalan surang, saibarat
alang-alang lapeh." Maksudnya berjalan harus ada
teman, sekurang-kurangnya bocah kecil, kalau
perempuan berjalan sendiri ibarat alang-alang
158
lepas. Kalau berjalan juga harus lihat kesopanan.
Nah lihat kaum perempuan Minang sekarang
banyak yang membuat "manggeleang kapalo urang
dulu".

Gambar 41. Perempuan Minang Berjalan


Bersama Teman-Teman Perempuan
Sumber:id.pinterest.com

4. Sumbang Bakato (Sumbang dalam


Berkata-kata)

Sumbang bakato bermakna bahwa berkata


haruslah dengan sopan dan memiliki tujuan,
haruslah mengerti kato nan ampek. Ia harus tahu

159
dengan siapa ia berkata-kata. Dilarang untuk
memotong pembicaraan orang lain, berkata
dengan terlalu kegirangan.
Tingkah laku sumbang biasanya dimulai
dari bakato sumbang, untuk itu perempuan
minang dituntut agar dapat menjaga ucapannya,
berkata dengan lemah lembut, dan berbicara
seperlunya saja.
Sumbang bagi perempuan berkata
berolok-olok dihadapan laki-laki lain, begitu juga
family sendiri. Sumbang bagi perempuan
berkata-kata yang diselangi dengan gelak tawa
yang tidak wajar, sedang di sampingnya ada orang
yang harus dihomati atau disegani seperti ibu,
bapak, mamak, kakak, adik, ipar, bisan dan
lainnya.
Sumbang juga bagi perempuan berkata
yang kotor atau porno dalam pendengaran orang
lain,begitu juga di hadapan keluarga atau kaum
seadat, sekampung sehalaman, sepersukuan dan
sebagainya.
Sangat dilarang berkata sumbang pada
orang tua, apalagi berbicara dengan keras atau
bahkan berteriak yang disebut sebagai anak
durhaka. Anak durhaka akan dibenci Tuhan dan
manusia seperti Si Malin Kundang.
Perempuan Minang sudah selayaknya
berkata lemah-lembut dan sopan sehadap apapun,
tapi yang kita lihat sekarang kebanyakan wanita
berbicara keras seakan dia berbicara pada dunia,
kebanyakan juga berkata kasar dan tak layak
didengar, apalagi sejak teknologi Facebook dan
media sosial lainnya muncul, wanita Minang
160
semakin bebas berbicara dan membuat orang lain
tersinggung. Tentunya ini akan jadi contoh
sumbang bakato.

Gambar 42. Perempuan Minang Sedang Berbicara dan


Berdiri di Jendela Rumah Gadang.
Sumber: www.republika.co.id

5. Sumbang Mancaliak (Sumbang Dalam


Melihat)

Sumbang caliak adalah perbuatan yang tidak


etis jika perempuan Minang suka menantang
pandangan lawan jenis, oleh karena itu jika
berbicara dengan lawan jenis hendaknya
pandangan dialihkan pada yang lain atau
menunduk.

161
Perempuan yang telah gadih (gadis)
dilarang untuk bersitatap dengan lelaki yang
bukan muhrimnya, ia haruslah menundukan dan
menjaga pandangannya. Saat ada tamu, sebisa
mungkin untuk tidak melihat jam terlalu sering.
Karena dianggap tengah mengusir tamu secara
halus.
"Kok awak manjadi tuan rumah, usah
pancaliak ka jam tangan, tasingguang urang sadang
duduak, itu manusia caro aluih". Maksudnya tidak
selayaknya tuan rumah selalu melihat jam karena
itu akan menyinggung orang lain yang sedang
duduk, bukankah itu cara menyuruh orang pergi.

Gambar 43. Seorang Perempuan Minang yang Melayani


Orang yang Bertamu dan Duduk di rumah
Sumber: www.garudacitizen.com

162
6. Sumbang Makan (Sumbang Ketika Makan)
Makanlah secukupnya, makan pelan-pelan.
Dilarang makan sambil berdiri apalagi berjalan.
Sebisa mungkin tidak berbicara saat makan kecuali
sangat penting. Jangan berbunyi saat makan
(mancapak). Janganlah perempuan Minang makan
sambil berdiri, karena dalam kehidupan Minang
itu merupakan hal yang tidak sopan.
Sumbang bagi orang minang makan
sambil berdiri. Sumbang pula kalau makan
berlebih-lebihan (sampai piriang balanjuang).
Apabila makan dengan tangan genggamlah nasi
dengan ujung jari, bawa ke mulut pelan-pelan,
jangan sampai makan bersuara (mancapak) dan
jangan berbicara ketika mulut berisi makanan. Bila
kita makan menggunakan sendok jangan sampai
sendok beradu dengan gigi.

Gambar 44. Beberapa Perempuan Minang


Sedang Makan Duduk atau Duduak Bajamba
Sumber: www.asilha.com

163
Gambar 45. Perempuan Minang Duduk Bersimpuh dan
Makan Bersama Dalam Acara Baralek
Sumber: Padangkita.com

7. Sumbang Bapakaian (Sumbang dalam


Berpakaian)

Sumbang bapakaian bagi perempuan adalah,


berpakaian seperti laki-laki kecuali ada suatu hal
yang sangat penting perlu pakaian demikian.
Sumbang bagi perempuan Minang memakai
pakaian ketat, transparan, yang bisa menampakkan
lekuk-lekuk tubuh apalagi memakai pakaian yang
tersimbah bagian atas dan bawah memperlihatkan
auratnya.
Sumbang bagi masyarakat Minang
memakai pakaian ke tempat yang berbeda seperti
164
ke sekolah, ke pesta, kamar tidur ataupun
bepergian dengan pakaian yang sama. Seorang
perempuan minang hendaklah memakai baju yang
longgar, diserasikan dengan warna kulit dan
kondisi yang tepat, agar serasi, indah dan rancak
(bagus) dipandang mata.

Gambar 46. Perempuan Minang Berpakaian Adat


Bersama Saudara Laki- Lakinya
Sumber: www.tribunnewswiki.com

Pakaian harus sopan, bersih dan rapi.


Jangan memakai pakaian yang jarang dan ketat,
apalagi sampai mencetak lekuk tubuh. Kenakanlah
pakaian yang pas dengan fungsi masing masing,
pakaian ke pasar tentu beda dengan pakaian
shalat.
"Babaju jan sampik2, nak jan nampak rasio
tubuah, dima bukik dima lurahnyo, dima taluak
tanjuang baliku jadi tontonan laki-laki, usah pulo
talampau jarang, nan tipih nan tabuak pandang, konon

165
tasimbah ateh bawah, usah… Satantang mode jo
potongan, sasuaikanlah jo bantuak badan, sarasikan jo
ragi kain, buliah sajuak pandangan mato."

Gambar 47. Seorang Perempuan Minang


Berpakaian Adat
Sumber: www.facebook.com

Gambar 48. Perempuan Minang Pakai Baju Basiba


Sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id

166
8. Sumbang Karajo (Sumbang Ketika Bekerja)

Meskipun semua jenis pekerjaan saat ini


bisa dilakukan oleh perempuan, namun untuk
perempuan Minang dibatasi pada kerjaan yang
ringan-ringan saja serta tidak berat yang
membutuhkan fisik. Sumbang bagi perempuan
mengangkat pekerjaan yang berat yang
membutuhkan fisik .

Idealnya pekerjaan perempuan adalah


pekerjaan yang ringan dan mudah. Pekerjaan kasar
dan berat hendaknya diserahkan kepada kaum
lelaki, ataupun dimintakan tolong kepada laki-laki
yang ada.
Kerja kaum perempuan Minang sebatas
yang ringan-ringan, tidak pekerjaan berat dan
kasar seperti kuli. Kalaupun berkarir di bagian
dagang, atau bekerja di kantor, perusahaan
lembaga pendidikan atau rumah sakit, hendaknya
pekerjaan atau perannya sesuai untuk perempuan.
Emansipasi perempuan yang memilih
bekerja sebagai teknisi pemasangan kabel listrik
atau pekerja tambang, dinilai kurang cocok
dengan perempuan. Tapi kalau jadi pebisnis, guru,
dosen, dokter, pengacara, juru masak, pemimpin
politik, pegawai negeri, wiraswasta dan sebagainya,
dipandang tidak sumbang.

167
Gambar 49. Ilustrasi Seorang Perempuan Berjilbab
Berprofesi Sebagai Dokter
Sumber: id.pngtree.com

Gambar 50. Seorang Perempuan Berjilbab


Berprofesi Sebagai Guru
Sumber: id.pngtree.com

168
9. Sumbang Tanyo (Sumbang Dalam Bertanya)

Sumbang tanyo artinya sumbang dalam


menanyakan sesuatu kepada orang lain. Untuk
menjaga agar tidak sumbang tanyo, kita perlu banyak
bertanya kepada yang tua-tua. Salah bertanya
berakibat timbulnya salah pengertian,
menimbulkan syak wasangka, permusuhan yang
berakibat terjadi silang sengketa.
Ketika ingin bertanya hendaknya ananda
memahami situasi dan kondisi yang sedang
dihadapi, dan dilarang bertanya seperti sedang
menguji seseorang.
Jadi batanyo sumbang menyebabkan
hubungan kekerabatan menjadi rusak atau
mengakibatkan perpecahan. Bak kato urang tuo
rarak tabu rarak tibarau.

Berikut beberapa contoh batanyo sumbang:


a. Menanyakan aib yang menimpa diri orang
lain
b. Menanyakan masalah ayah dan ibu,
masalah kakak dan suaminya
c. Menanyakan kekayaan orang lain atau
hutang orang lain
d. Menanyakan rahasia seseorang yang
kurang baik
e. Menanyakan kejahatan yang dilakukan
oleh keluarga orang
f. Atau ketika sedang menjamu tamu jangan
menanyakan “jam bara kini?”, pertanyaan

169
tersebut dapat diartikan sebagai sindiran
untuk menyuruh tamu lekas pergi

Dalam bertanya, dengarlah terlebih dahulu


penjelasan orang lain, barulah bertanya dengan
sopan. Maksudnya sopan adalah tidak menguji
apalagi merendahkan orang lain.
"Sumbang tanyo. Ado papatah mangatokan,
barundiang sasudah makan, batanyo salapeh arak,
aratinyo kok urang tibo batandang sambuiklah baramah
tamah, jo hormat silahkan duduak, sasudah itu latakkan
aia suruah minum, salasai minum agak sataguak, raso
lah cukuik istirahat, baru tanyokan mukasuiknyo, apo
sangajo kadatangan, caro tata krama moderennyo “apa
yang bisa saya bantu.”
“Mako. kasa lah bana budi awak, alun ta acah
ikuanyo duduak, sambia tagak lalu batanyo, a tujuan
datang kamari, indak buliah tu nak, indak buliah..
buruak angkuah namonyo awak.”
“Salain nan dari pado itu, kok tamu awak
sadang makan, sumbanglah bana manayokan “bara
harago bareh kini” indak buliah tu, itu pantangan urang
minangkabau tu.”
“Ciek lai, kalau bajalan dalam hutan, usah
batanyo isi rimbo, ula harimau jo biruang, indak buliah,
kok masuak ka kampuang banyak upeh, pantang
batanyo ka urang lapau, lai mamak manjua sabuak,

170
atau mamintak tambah gulo stek mak, jan mati gadih
kau dibueknyo piak, indak buliah tu."

10. Sumbang Jawek (Sumbang Dalam Menjawab)

Sumbang jawek terjadi ketika yang bertanya


tersinggung dengan jawaban yang diberikan.
Untuk itu, ketika menjawab, jawablah dengan baik
agar jangan sampai si penanya tersinggung dengan
jawaban yang diberikan.
Kalau lah ada orang yang bertanya
hendaklah jawab dengan baik. karena sesuatu yang
dijawab dengan kasar tidak akan baik hasilnya.
Selanjutnya kalau ditanya, jawablah dengan
seperlunya dan tepat. Jangan menjawab
sekenanya, sehingga orang harus bertanya
berulang ulang karena semakin bingung. Jawablah
hal yang perlu perlu saja, yang tidak perlu tidak
usah dijawab.

11. Sumbang Bagaua (Sumbang Dalam Bergaul)

Pergaulan perempuan Minang haruslah


terjaga. Sumbang bergaul dengan laki-laki jika
hanya diri sendiri yang perempuan. Ia tidak boleh
bergaul terlalu dekat dengan bukan muhrimnya
apalagi berjalan berduaan. Selain itu akan terlihat
sumbang bila perempuan dewasa bergaul dengan
anak kecil, apalagi ikut permainan mereka.

171
12. Sumbang Kurenah (Sumbang Dalam
Bertingkah Laku)

Kurenah berarti gelagat pembawaan, sifat,


tabiat, atau karakter. Dilarang berbisik-bisik
berdua apabila sedang bertiga. Jangan bercanda
atau membuat lelucon ketika sedang bertakziah.
Dilarang menutup hidung ditengah keramaian,
menguap lebar-lebar ketika mengantuk,
mengambil sesuatu dengan tangan kiri.
Dalam bertingkah laku perempuan
Minang sehari-hari haruslah tetap bisa menjaga
perasaan orang lain. Jang berkata berbisik bisik,
menutup hidung dalam keramaian, tertawa
terbahak-bahak, dll. Jaga lisan dari hal yang akan
menyinggung banyak orang.

“Iko sumbang nan pangabisan, namonyo


sumbang kurenah. Adopun nan dimukasuik jo kurenah,
iyolah galagat pambaoan, sipaik tabiat jo parangai
karakter kecek rang kini sikap mental caro moderen.”
“Kurang etis kurang lah patuik kalau babisiak
baduo-duo sadangkan awak sadang batigo, kurang lamak
kurang lah elok malucu mambuek garah mahota
bakarikik an dalam manjanguak batakziah, indak
buliah galak mancaliak urang jatuah, indak buliah
manutuik iduang di tangah urang rami, atau kuok
mangango laweh-laweh.”
“Tamasuak juo sumbang kurenah, mangakok jo
tangan kida, saumpamo manjambo jo manampuang,
172
manunjuak manyetop oto, melambai-lambai dari jauah,
kecuali manjambo galeh sadang makan.”
“Indak pandai manenggang raso sumbang juo tu
namonyo, mako dari itu, kok awak mambali durian,
kuliknyo usah dikaka nak, jan serakkan bijo di laman,
pikia kan urang di subalah, luko kaki lukolah iduang
luko di batin nan manyeso, badantiang tali silaturrahim.

Video ke-1
https://www.youtube.com/watch?v=VFM4ib9hDSE

Video ke-2
https://www.youtube.com/watch?v=sm4ahxTinMI

Video ke-3
https://www.youtube.com/watch?v=cet1bJQsyb4&t=14s

173
Video ke-4
https://www.youtube.com/watch?v=8lPcRlAa0Kc

174
4. Kesimpulan
Sumbang Duo Baleh adalah panduan untuk mengatur
tingkah laku seorang perempuan, agar tidak menyimpang dari
kodrat dan status sosialnya di dalam masyarakat. Sumbang,
jangga atau cando, adalah perbuatan yang kurang baik dan
harus dihindari oleh perempuan di Minangkabau karena akan
mendatangkan malu bagi suku dan kaumnya. Perempuan yang
sering melakukan Sumbang Duo Baleh dianggap sebagai
perempuan yang tidak sopan atau dalam istilah Minang indak
bataratik.
Beberapa contoh perilaku sumbang yang harus
dihindari oleh perempuan Minang:
a) Duduk bersila (baselo) seperti laki-laki. Idealnya perempuan
itu duduknya bersimpuh (basimpuah).
b) Duduk berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan muhrim
di tempat yang sepi
c) Berdiri di pinggir jalan sendirian tanpa ada tujuan yang jelas
d) Memakai pakaian sempit yang membentuk lekuk-lekuk
tubuh
d) Berjalan sendirian, berjalan tergesa-gesa dan berjalan di
depan laki-laki
e) Berbisik-bisik di depan orang ramai
f) Berkata kasar, tidak sopan
Jika kita ingin dihargai dan diistimewakan, maka
harus harus mampu menjaga diri dari 12 sumbang yang
telah dijelaskan di atas.

175
F. Latihan

Soal Esai

1. Apa yang dimaksud dengan Sumbang Duo Baleh?


2. Sebutkan isi Sumbang Duo Baleh?
3. Apa peran dari Sumbang Duo Baleh bagi masyarakat
Minangkabau?
4. Apa yang dimaksud dengan sumbang duduak? Berikan
contoh sumbang duduak yang harus dihindari.
5. Apa yang dimaksud dengan sumbang tagak? Berikan
contoh sumbang tagak yang harus dihindari.
6. Apa yang dimaksud dengan sumbang bajalan? Berikan
contoh sumbang bajalan yang harus dihindari.
7. Apa yang dimaksud dengan sumbang kato? Berikan contoh
sumbang kato yang harus dihindari.
8. Apa yang dimaksud dengan sumbang mancaliak? Berikan
contoh sumbang mancaliak yang harus dihindari.
9. Apa yang dimaksud dengan sumbang makan? Berikan
contoh sumbang caliak yang harus dihindari.
10. Apa yang dimaksud dengan sumbang pakai? Berikan
contoh sumbang pakai yang harus dihindari.
11. Apa yang dimaksud dengan sumbang karajo? Berikan
contoh sumbang karajo yang harus dihindari.
12. Apa yang dimaksud dengan sumbang tanyo? Berikan contoh
sumbang tanyo yang harus dihindari.
13. Apa yang dimaksud dengan sumbang karajo? Berikan
contoh sumbang karajo yang harus dihindari.

176
14. Apa yang dimaksud dengan sumbang jawek? Berikan
contoh sumbang jawek yang harus dihindari.
15. Apa yang dimaksud dengan sumbang bagaua? Berikan
contoh sumbang bagaua yang harus dihindari.
16. Apa yang dimaksud dengan sumbang kurenah? Berikan
contoh sumbang kurenah yang harus dihindari.

Soal Pilihan Ganda


1. Sumbang duduk bagi perempuan di Minangkabau adalah…
a. Duduk basimpuah
b. Duduk di pinggir jalan
c. Duduk dalam rumah
d. Duduk di kursi

2. Berkata sumbang berarti berkata-kata yang…


a. Benar
b. Rancu
c. Baik
d. Salah

3. Bentuk dari sumbang berpakaian adalah…


a. Menutup aurat
b. Berpakaian ketat
c. Berpakaian sesuai dengan kebutuhan acara
d. Tidak memakai bahan pakaian yang tipis

4. Contoh dari sumbang makan adalah, kecuali…..


a. Makan berdiri
b. Makan dalam jumlah berlebihan
c. Makan bersuara atau sambil bicara
d. Makan secukupnya

177
5. Berikut yang tidak termasuk kedalam Sumbang Duo Baleh
adalah…
a. Sumbang makan
b. Sumbang pakaian
c. Sumbang jalan
d. Semua benar

178
DAFTAR PUSTAKA

Adsanjaya. 2013. Sumbang Duo Baleh: Budaya Adat Minangkabau yang


Mulai Pudar. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.adsanjaya.com/2013/02/sumbang-duo-baleh-bu
daya-adat-minang.html.

Bahtiar. Kursiguru. Wow! Sumatera Barat Punya 15 Alat Musik


Minangkabau yang Mendunia. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.kursiguru.com/alat-musik-minangkabau/.

Calva. 2016. Kajian Sejarah, Inilah Falsafah Silek Minangkabau. Diakses


tanggal 9 Juni 2021,
https://www.goriau.com/uncategories/kajian-sejarah-inilah-fal
safah-silek-minangkabau.html

Djampank.H. Kompasiana. 2015. Kato Nan Ampek (Kearifan Lokal


Minangkabau. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.kompasiana.com/djampank/5500a107813311001
efa7aab/kato-nan-ampek-kearifan-lokal-minang-kabau

Emen. Infosumbar. 2015. 8 Alat Musik Tradisional Minangkabau Yang


Perlu Kamu Tahu. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://infosumbar.net/artikel/8-alat-musik-tradisional-minan
gkabau-yang-perlu-kamu-tahu/.

Kusnadi.A. 2019. Arti Kato Nan Ampek Dalam Istilah Minangkabau.


Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://topikini.com/arti-kato-nan-ampek-dalam-istilah-minan
gkabau/

Marunduri.S. Religi Dan Budaya.filsafat.ugm. Nasib Kato Nan Ampek Di


Tanah Bundo Kanduang. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://religidanbudaya.filsafat.ugm.ac.id/2017/11/07/nasib-k
ato-nan-ampek-di-tanah-bundo-kanduang/

179
Meigalia, Eka. 2019. Minangkabau Dalam Lirik Lagu. Padang: LPPM
Universitas Andalas.

Pasla.R. Jurnal10.com, 2021. Sumbang Duo Baleh, Antara Hantaman


Globalisasi dan Romantisme Masa Lalu. Diakses tanggal 8 Juni
2021,
https://jurnal10.com/sumbang-duo-baleh-antara-hantaman-glo
balisasi-dan-romantisme-masa-lalu/

Pelaminan, Minang. Pelaminan Minang.com. Silek Minangkabau.


Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://pelaminanminang.com/adat-minangkabau/silek-minan
gkabau.html.

Pratama.N. 2013. “Pasambahan dalam upacara khatam al quran Di


nagari tabek patah kecamatan salimpaung Kabupaten tanah
datar.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2
Maret 2013; Seri B 77-163

Putri.J. Kompasiana. 2021. Kebudayaan Minangkabau: Kato Nan Ampek.


Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.kompasiana.com/nindyajputri/6046d9efd541df7
a48068112/kebudayaan-minangkabau-kato-nan-ampek.

Ramadhani.P. 2021. Estetika dan Fungsi Silek Bagi Masyarakat


Minangkabau. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.kompasiana.com/putrirhmd162002/61b16be506
310e5b112dae72/estetika-dan-fungsi-silek-dalam-masyar
akat-minangkabau

Ramadhani.S. 2021. Mengenal Teknik Silek Harimau di Minangkabau.


Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.beritaminang.com/artikel/91/mengenal-teknik-si
lek-harimau-di-minangkabau.html

Revita, I. 2018. Kato Nan Ampek yang Termarjinalkan. Diakses


tanggal 8 Juni 2021,
180
https://staff.unand.ac.id/ikerevita/2018/12/09/kato-nan-amp
ek-budaya-yang-termarjinalkan/

Sumbartoday. 2018. Kepemimpinan Masyarakat Minangkabau. Diakses


tanggal 8 Juni 2021,
https://www.sumbartoday.net/2018/12/02/kepemimpinan-m
asyarakat-minangkabau/

Uliadi.W. Pasbana.com. 2018. Sumbang Dubaleh: Peraturan Tidak Tertulis


Dalam Adat Minang. Diakses tanggal 8 Juni 2021,
https://www.pasbana.com/2018/02/sumbang-duo-baleh-pera
turan-tidak.html

Utami.T. 2021. Silek Minangkabau. Diakses tanggal 8 Juni 2021, from


https://pariwisataindonesia.id/budaya-dan-sejarah/silek-minang
kabau/

Wahyu.S. Bobo.id. 2017. Pupuik, Alat Musik dari Minangkabau. Diakses


tanggal 8 Juni 2020,
https://bobo.grid.id/read/08675975/pupuik-alat-musik-dari-
minangkabau.

Wirdaningsih. 2017. Makna Simbolik Upacara Khatam Quran


Anak-Anak pada Perguruan Quran Awaliyah (PQA) di Nagari
Balai Gurah Sumatera Barat. AKADEMIKA: Jurnal Keagamaan
dan Pendidikan. Vol. 13 No. 1

Wirdaningsih. 2019. Makna dan Tradisi-Tradisi dalam rangkaian Tradisi


Khatam Quran Anak-Anak di Nagari Balai Gurah Sumatera
Barat. Journal of Child and Gender Studies 5(1):9
DOI:10.22373/equality.v5i1.5375

TENTANG PENULIS

181
Leni Marlina, S.S., M.A. merupakan perempuan Minang yang lahir
dan besar di Baso, Agam, Sumbar. Ia menamatkan studi SD, SMP dan
SMA di Baso, Agam dan Sarjana Sastra Inggris di Universitas Negeri
Padang (UNP) serta Master of Arts di Deakin University, Australia. Ia
seorang Ibu dari tiga orang putra. Ia mengajar sebagai dosen tetap PNS
di Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Padang sejak tahun 2006. Ia beberapa kali menjadi
salah seorang juri pemilihan “Gadih Minang dan Perempuan
Berprestasi Tingkat Sumatera Barat” yang diadakan oleh Badan
Eksekutif Mahasiswa UNP. Salah satu karyanya yang berkaitan dengan
Minangkabau adalah karya terjemahan “Cikal Bakal Elit Politik
Minangkabau Abad ke-XIV”. Karya yang lainnya tersedia di google
scholar.

182

Anda mungkin juga menyukai