Tujuan 3.16 Pelajar mengidentifikasi informasi yang ada di dalam teks fabel berupa isi teks,
Pembelajara struktur teks, dan kaidah kebahasaan.
n
Kata kunci fabel, menyimak, informasi teks
Refleksi
Mengerjakan asesmen
Sarana 1. Perpustakaan
Prasarana
2. Buku
3. LCD/video
5. Majalah
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari
teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi
untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks
visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi
dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik mampu
mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
2
Konsep Utama:
Ketersediaan Materi
YA/TIDAK
Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep: YA/TIDAK
Individu
Berkelompok (Lebih dari dua orang)
Metode
Diskusi
Latihan
penugasan
Presentasi
Eksplorasi
3
Perkiraan Materi
Materi diperlukan untuk pengadaan majalah (bila diperlukan) dan kuota internet
Persiapan Pembelajaran
Persiapan Guru Mengajar: Menyiapkan bahan bacaan atau bahan tayangan berupa
video.
Menyiapkan Lembar Kerja.
Menyiapkan alat evaluasi/asesmen.
Menyiapkan buku dan kamus.
Waktu Persiapan
Langkah-langkah Pembelajaran
4
tentang pelajaran pada alur, amanat.
pertemuan yang lalu Peserta bersama guru
dikaitkan dengan mengidentifikasi alur
materi yang akan teks.
disampaikan pada Peserta didik dibagi
pertemuan ini. dalam kelompok,
peserta didik dibagi
LK.
Peserta didik bekerja
dalam kelompok.
Tiap kelompok
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya.
Guru mengapresiasi
hasil kerja kelompok.
Guru memberi umpan
balik terkait materi
yang disampaikan
5
tentang cerita alur mengerjakan LK kemudian dianalisis
dalam cerita fabel. dalam kelompoknya. struktur teksnya.
Guru mengamati kerja Guru menutup
peserta didik dalam pelajaran.
kelompok.
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya di depan
kelas.
Hasil kerja peserta
didik dipajang di
dinding kelas.
Guru berdiskusi
dengan peserta didik
untuk menanggapi
hasil kerja tiap
kelompok.
Guru dan peserta didik
kelompok lain
mengapresiasi hasil
kerja tiap-tiap
kelompok.
Guru memberi umpan
balik terkait materi
yang disampaikan.
6
Aktivitas Pertemuan ke-
3ssss
7
Pelaksanaan Asesmen
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari
Buaya itu belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat
mangsa karena kalau tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam
sungai dan berenang perlahan-lahan untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di
sungai. Bebek sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi
sungai. Melihat mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun
tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak
memangsa kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
8
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah
Buaya dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan.
Benar saja, di sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak
kambing yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa
kamu tidak makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu
ke sana,” usul Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak
gajah yang besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata,
kulit gajah itu sangat tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha
menjatuhkan anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya,
sekumpulan gajah mendatangi dan menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya
itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah itu sangat besar, ditambah dia juga lemas
karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
Soal
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa tema cerita “Buaya yang Serakah”?
2. Tuliskan kembali tokoh-tokohnya!
3. Di mana latar tempat yang tersebut dalam cerita itu?
4. Mengapa bebek menyarankan buaya untuk menemui kambing?
5. Apakah kambing berhasil dimakan buaya?
6. Apa amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita itu?
7. Bagaian mana yang menurutmu menarik dari cerita itu?
8. Apa yang terjadi pada buaya selanjutnya?
9. Bagian mana yang menjadi orientasi dari cerita tersebut?
9
10. Bagian manakan yang menjadi koda dari ceri fabel tersebut?
Kriteria Penilaian
Rubrik Penilaian
Rumusan Nilai:
100
Refleksi Guru
Daftar Pustaka
10
Buku: Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. 2016. Kemdikbud. Hal 193-234.
Link:
- https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-dongeng-anak-
sebelum-tidur/
- https://pngtree.com/so/children-are-reading-a-book/2
- https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel
- https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-
fabel-2569/)
- https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Lembar Kerja
LKss
Pertemuan ke-1
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
11
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu
yang bersifat ramah, rendah hati, dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang
bersifat angkuh dan suka meremehkan binatang lain.
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!”
tolak Tuvi.
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu
dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu di malam hari dan menaruhnya
di depan pintu rumah para binatang.
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak
Cattya si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja,
aku tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta
yang lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah
keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam!
Sedangkan Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
(sumber: https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-
dongeng-anak-sebelum-tidur/
12
3. Analisis tokoh-tokohnya
No Tokoh Watak
1. Peristiwa 1
2. Peristiwa 2
3. Peristiwa 3
4. Peristiwa 4
13
LK
Pertemuan ke-2
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu
yang bersifat ramah, rendah hati, dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang
bersifat angkuh dan suka meremehkan binatang lain.
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!”
tolak Tuvi.
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu
dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu di malam hari dan menaruhnya
di depan pintu rumah para binatang.
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak
Cattya si anak kucing.
14
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja,
aku tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta
yang lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah
keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam!
Sedangkan Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
(sumber: https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-
dongeng-anak-sebelum-tidur/
Komplikasi
Resolusi
Koda
15
Materi/Bahan Bacaan untuk Peserta Didik
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi).
Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering
disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita
di dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku,
dan dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian
rupa melalui tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan
menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh
binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak
mencontoh yang tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
16
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda
pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat
bahagi karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman
sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang
jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.
Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan
sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa
dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana
terdapat genangan lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur.
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu
menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
17
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
Kemudian sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi).
Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering
disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita
di dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku,
dan dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian
rupa melalui tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan
menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh
binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak
mencontoh yang tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
18
10. Cerita singkat dan bergerak cepat.
11. Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.
12. Gaya penceritaan secara lisan.
13. Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.
14. Pendahuluan sangat singkat dan langsung.
7. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
8. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
9. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
10. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
11. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
12. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda
pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat
bahagi karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman
sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang
jelek yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.
Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan
sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa
dirinya ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana
terdapat genangan lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur.
19
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu
menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel
modern yaitu:
Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis
waktu munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.
20
3. Kental dengan petuah/moral.
4. Sifat hewani masih melekat.
(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Contoh Fabel
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari Buaya
itu belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat mangsa karena
kalau tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai dan berenang
perlahan-lahan untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai.
Bebek sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi sungai.
Melihat mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak
memangsa kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah Buaya
dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar saja,
di sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak kambing
21
yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak
makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,” usul
Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah yang
besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah itu
sangat tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha
menjatuhkan anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan gajah
mendatangi dan menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan
karena ukuran ibu gajah itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya
itu kehabisan tenaga dan mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
22