Anda di halaman 1dari 26

Menulis Teks Fabel

Nama Cucu Laelasari Jenjang/Kelas SMP /VII [BIN.D.ERM.7.4]

Asal sekolah (opsional) Mapel Bahasa Indonesia

Alokasi waktu 4 kali pertemuan Jumlah 32


peserta didik
320 menit

Profil pelajar ● Mandiri Model


Pancasila pembelajaran
● Bernalar kritis Tatap muka / Paduan antara tatap
yang
● Gotong royong muka dan PJJ (blended learning)
berkaitan
● Kreatif

Fase D Domain Mapel Menulis

Tujuan 7.4 Pelajar dapat menyusun karangan sederhana berupa teks fabel/legenda berdasarkan
Pembelajaran ide yang telah direncanakan yang berasal dari daerah asalnya dengan imajinasi secara
indah dan menarik dengan penggunaan kosakata secara kreatif.

Kata kunci Teks Fabel, menulis

Deskripsi Mempersiapkan pembelajaran


umum
kegiatan Menyiapkan LK

Kegiatan pembelajaran: awal, inti, penutup

Refleksi

Mengerjakan asesmen

Materi ajar, Teks Cerita Fabel


alat, dan
bahan

Sarana 1. Perpustakaan
Prasarana
2. Buku

3. LCD/video

4. Komputer, jaringan internet

5. Majalah

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis
untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik juga menuliskan hasil
penelitian menggunakan metodologi sederhana dengan mengutip sumber rujukan secara
etis. Menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli, dan pendapat pro/kontra
secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis dalam teks multimodal.
Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan kosakata baru yang memiliki
makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk menulis. Peserta didik menyampaikan
tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi secara indah dan menarik dalam
bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata secara kreatif.

2
Konsep Utama:

Menyususn teks fabel berdasarkan unsur-unsur


dan struktur kebahasaan.

Target Peserta Didik: Reguler

Asesmen: Tertulis, individu dan kelompok

Keterampilan dan Pengetahuan Prasyarat

 Mengenal Teks Fabel


 Memahami unsur-unsur di dalam teks

Ketersediaan Materi

 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:

YA/TIDAK

 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep: YA/TIDAK

Kegiatan Pembelajaran Utama/Pengaturan Peserta Didik

 Individu
 Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Metode

 Diskusi
 Presentasi
 Eksplorasi

Materi Ajar, Alat, dan Bahan

 Cerita Fabel, buku, majalah, video, laptop, HP, internet.

Perkiraan Biaya

Biaya diperlukan untuk pengadaan majalah (bila diperlukan) dan kuota internet

Persiapan Pembelajaran

3
 Persiapan Guru Mengajar: Menyiapkan bahan bacaan atau bahan tayangan berupa video.
 Menyiapkan Lembar Kerja.
 Menyiapkan alat evaluasi/asesmen.
 Menyiapkan buku dan kamus.

Waktu Persiapan

Total waktu persiapan 120 menit

Langkah-langkah Pembelajaran

Aktivitas
Pertemuan ke-1

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa peserta  Guru menyampaikan  Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang
 Guru mengajak peserta  Guru menyampaikan pelajaran yang
didik untuk berdo’a materi, menyajikan disampaikan.
sebelum memulai cerita fabel.  Guru memberi tugas
pelajaran.  Guru berdiskusi dengan kepada peserta didik
 Guru mengecek peserta didik untuk menandai alur
kehadiran peserta didik. mengidentifikasi dan kebahasaan pada
 Guru menstimulasi informasi yang ada di teks fabel.
peserta didik terkait dalam teks: tokoh, latar,  Guru menutup
pelajaran yang lalu alur, amanat pelajaran.
dikaitkan dengan materi  Peserta bersama guru
yang akan disampaikan menganalisis struktur
tentang informasi yang trks fabel yang dibaca
ada di dalam teks:  Guru menyampaikan
tokoh, latar, alur, materi tentang
amanat, dan struktur kebahasaan teks fabel.
teks.  Peserta didik
mengerjakan LK

4
menganalisis struktur
dan kebahasaan teks
fabel dengan
bimbingan guru.
 Tiap-tiap kelompok
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya.
 Guru memberi umpan
balik terkait materi yang
disampaikan

Aktivitas
Pertemuan ke-2

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa peserta  Guru menyampaikan  Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang
 Guru mengajak peserta  Guru mengulas materi pelajaran yang
didik untuk berdo’a pertemuan sebelumnya disampaikan.
sebelum memulai tentang struktur, dan  Guru merefleksi
pelajaran. kebahasaan teks fabel. kegiatan pembelajaran.
 Guru mengecek  Guru menyampaikan  Guru memberikan tugas
kehadiran peserta didik. umpan balik tentang kepada peserta didik
 Guru mengulas kembali sruktur dan kebahasaan agar membaca cerita
ingatan peserta didik teks fabel. fabel dari berbagai
tentang cerita teks:  Peserta didik diajak sumber kemudian
tokoh, latar, alur, bermain bola kertas. dianalisis struktur
amanat, struktur fabel Peserta didik yang teksnya.
pada pertemuan kebagian menangkap  Guru menutup
sebelumnya dengan bola harus melanjutkan pelajaran.
beberapa pertanyaa cerita dari cerita yang
dikaitkan dengan materi dibuat sebelumnya oleh
yang akan disampaikan. temannya. Peserta didik
secara tidak sadar
sudah menyusun cerita

5
fabel secara lisan.
 Guru mengganti cerita
fabel dengan cerita
lainnya dengan tema,
tokoh, latar, dan alur
yang berbeda.
 Peserta didik berdiskusi
dengan guru untuk
menanggapi cerita yang
sudah dibuat secara
klasikal.
 Peserta didik dibagi
kelompok terdiri atas
empat sampi lima orang
 Peserta didik
mengerjakan LK dengan
kelompoknya.
 Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
 Peserta didik memajang
hasil kerja kelompok di
dinding kelas.
 Guru menanggapi,
menilai hasil kerja
kelompok.
 Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok terbaik.

Aktivitas
6
Pertemuan ke-3
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa peserta  Guru menyampaikan  Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang
 Guru mengajak peserta  Guru mengulas materi pelajaran yang
didik untuk berdo’a pertemuan sebelumnya. disampaikan.
sebelum memulai  Peserta didik dibagi  Guru merefleksi
pelajaran. kelompok sebanyak kegiatan pembelajaran.
 Guru mengecek lima orang.  Guru memberikan tugas
kehadiran peserta didik.  Tiap kelompok diberi kepada peserta didik
 Guru menstimulasi LK. agar membaca cerita
peserta didik dengan  Peserta didik fabel dari berbagai
beberapa pertanyaan mengerjakan LK dalam sumber kemudian
materi pada pertemuan kelompoknya. dianalisis struktur
sebelumnya dikaitkan  Guru mengamati kerja teksnya.
dengan materi yang speserta didik dalam  Guru menutup
akan disampaikan pada kelompok. pelajaran.
pertemuan ini.  Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya di
depan kelas.
 Hasil kerja peserta didik
dipajang di dinding
kelas.
 Guru berdiskusi dengan
peserta didik untuk
menanggapi hasil kerja
tiap kelompok.
 Guru dan peserta didik
kelompok lain
mengapresiasi hasil
kerja tiap-tiap
kelompok.
 Guru memberi umpan
balik terkait materi yang

7
disampaikan.
 Peserta didik
mengerjakan asesmen.

Aktivitas
Pertemuan ke-4

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

 Guru menyapa peserta  Guru menyampaikan  Guru membuat


didik. tujuan pembelajaran. sumpulan tentang
 Guru mengajak peserta  Guru mengulas materi pelajaran yang
didik untuk berdo’a pertemuan sebelumnya. disampaikan.
sebelum memulai  Guru bertanya jawab  Guru merefleksi
pelajaran. dengan peserta didik kegiatan pembelajaran.
 Guru mengecek tentang menyusun teks.  Guru memberikan tugas
kehadiran peserta didik.  Guru memberi umpan kepada peserta didik
 Guru menstimulasi balik terkait materi yang agar mencona menulis
peserta didik dengan disampaikan. cerita fabel dan
pertanyaan tentang  Peserta didik menguploadnya ke
cerita teks yang dibaca mengerjakan asesmen. internet baik melalui
di rumah atau pada link yang ditentukan,
pertemuan sebelumnya blog, atau media sosial
dikaitkan dengan materi lainnya.
yang akan disampaikan.  Guru menutup
pelajaran.

8
Kompetensi yang Dinilai melalui Asesmen Akhir Pembelajaran

 Menulis Teks Fabel.


 Menulis teks fabel berdasarkan struktur dan kebahasaannya.

Aktivitas
Pertemuan ke-4

Soal

Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1. Susunlah teks fabel yang diacak di bawah ini hingga menjadi teks yang utuh dengan
susunan yang benar sesuai strukturnya!

Cerita Fabel Kuda yang Memakai Kulit Harimau

Saat berada di perjalanan menuju hutan yang lebat, tidak senjaga ia bertemu dengan semacam kulit
harimau. Kemudian ia mendekatinya dan benar saja, itu adalah kulit harimau yang mungkin saja
ditinggal oleh para pemburu hewan. Akhirnya, kuda tersebut mencoba memasang kulit harimau pada
tubuhnya dan ternyata sangat pas.

Kemudian, di benaknya pun terlintas untuk menakuti hewan-hewan di hutan yang ia jumpai
kemudian di bergegas untuk sembunyi. Akhirnya ia pun berhasil menemukan semak-semak dengan
memakai kulit harimau. Di sana ia bersembunyi sambil menunggu hewan di hutan melewatinya.

Terdapat seekor kuda yang tengah berjalan dari suatu ladang gandum menuju suatu hutan yang
cukup lebat. Ia sudah sangat puas memakan gandum yang terdapat di ladang. Dan dia merasa sangat
gembira karena tidak ada petani yang menjaga ladang gandumnya.

Tidak lama setelah itu, ada beberapa domba gunung yang berjalan menuju arahnya. Lalu kuda siap
untuk melompat. Akhirnya, sang kuda pun meloncat ke arah domba dan secara serentak domba
tersebut berlarian kesana kemari karena ketakutan. Kuda tersebut akhirnya tertawa dan puas karena

9
berhasil menakuti domba-domba tersebut.

Kemudian, di benaknya pun terlintas untuk menakuti hewan-hewan di hutan yang ia jumpai
kemudian di bergegas untuk sembunyi. Akhirnya ia pun berhasil menemukan semak-semak dengan
memakai kulit harimau. Di sana ia bersembunyi sambil menunggu hewan di hutan melewatinya.

Kemudian, kuda kembali ke persembunyiannya di semak-semak untuk menunggu datangnya hewan


lain yang melewatinya. Akhirnya datanglah seekor tapir yang berjalan dengan lambat. Kemudian sang
kuda melompat ke arah tapir. Tapir pun berlari dengan sekencang-kencangnya karena takut dengan
kuda yang mengenakan kulit harimau tersebut.

Akhirnya kucing pun tertawa terbahak-bahak dan berkata, “JIka aku melihat engkau menggunakan
kulit harimau, tentu saja aku akan merasa ketakutan. Namun aumanmu adalah suara kuda”.

Menyaksikan hal itu, akhirnya kuda memiliki inisiatif untuk mengagetkan sang kucing dari belakang.
Saat sudah amat dekat dengan kucing, kuda tersebut mengaum layaknya seekor harimau. Namun, ia
baru menyadari bahwa ia tidak mengeluarkan auman harimau akan tetapi auman kuda. Mendengar
hal tersebut kucing pun menoleh ke arah belakang dan melihat kura berpakaian harimau dan
mengeluarkan suara kuda.

Sesudah itu, kuda kembali bersembunyi untuk menakuti hewan lainnya. Kali ini kuda tersebut
menunggu cukup lama. Akhirnya, datanglah seekor kucing hutan yang sedang lari dengan membawa
tikus di mulitnya. Namun, kucing tersebut tidak melewati semak-semak melainkan asik memakan
tikus yang ia mangsa di dekat pohon besar.

2. Buatlan sebuah teks fabel berdasarkan urutan kejadian!

Pada suatu hari ....

Tiba-tiba ....

Kemudian ....

Lalu ....

Selanjutnya ...

Akhirnya ....

10
Pelaksanaan Asesmen

 Proses bekerja dalam kelompok


 Hasil kerja kelompok.
 Hasil asesmen individu.

Kriteria Penilaian

 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.


 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian

No Hal yang dinilai Nilai maksimal Perolehan nilai

Jika peserta didik dapat menyususn


teks dengan sususnan yang benar
sesuai struktur teks maka nilainya
maksimal

Rumusan Nilai:

Jumlah perolehan skor x 100 = Nilai

100

Refleksi Guru

 Apakah kegiatan belajar berhasil?


 Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
 Apa yang menurut Anda berhasil?
 Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
 Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
 Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik

- Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?


- Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
- Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?

11
- Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
pada usaha yang telah kamu lakukan?
- Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

Daftar Pustaka

Buku: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Hal 193-
234.

Link:

- https://pngtree.com/so/children-are-reading-a-book/2
- https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel
- https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/
- (sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
- https://thegorbalsla.com/cerita-fabel/

- https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-dongeng-anak-sebelum-
tidur/

Lembar Kerja

LK
Pertemuan ke-1

Lembar Kerja

Kelompok:

Anggota:

12
1. Bacalah teks fabel berikut!

Cerita Fabel Seekor Rubah dan Bangau

Pada suatu hari ada seekor rubah tengah jalan-jalan di sekitar hutan. Ia kemudian berpikir
bahwa hari ini cuaca cerah dan ia bisa pergi memancing. Kemudian ia pun mempersiapkan alat untuk
memancing dan segera bergegas menuju telaga yang ada di tengah hutan.

Saat tiba di telaga, ia mendapati ada burung bangau di sana sedang berenang. Ia pun
menyapa sembari mengeluarkan pancingnya.

“Hai Bangau, apa yang sedang kau lakukan?”

Rubah pun membayangkan bahwa ia akan memperoleh ikan yang banyak untuk makan
malamnya.

Bangau pun menjawab.

“Aku sedang berenang sambil menikmati air telaga yang sejuk membasahi buluku,” jawab
bangau sembari mengepakkan sayapnya.

Rubah pun mulai memancing dan tak lapa kemudian pancingnya bergetar. Ia pun bergegas
menarik pancingnya dan menyaksikan seekor ikan di sana. Dengan penuh suka cita ia berkata.

“Asyik aku akan pesta besar nanti malam. Bangau, apakah kamu mau makan malam di
tempatku?” Tanya rubah sambil membereskan alat memancingnya.

Bangau pun mengiyakan ajakan rubah dan tepat di waktu makan malam, bangau datang ke
rumah rubah.

13
Tok…tok…tok!

Sembari membuka pintu rumahnya, rubah berkata, “Silahkan masuk!”

Mereka pun duduk di meja makan yang sudah tertata rapi. Bangau merasa amat lapar karena
aroma masakan yang mengundang selera.

“Baunya sangat harum, tentu saja rasanya enak.”

Lalu makanan dihidangkan. Tubah memasak sup ikan dan meletakkannya di mangkuk kecil.
Menyaksikan hal tersebut, bangau sedih karena paruhnya yang panjang tentu saja ia tidak bisa
memakan sup di mangkuk kecil tersebut.

Kemudian, sang bangau hanya metatap dan berdiam. Melihat hal itu, rubah bertanya.
“Bangau kenapa kamu tidak makan? Kamu tidak suka?”

“Paruhku panjang sehingga tidak bisa dipakai untuk memakan sup di mangkuk kecil
tersebut” Jawab bangau.

Rubah pun berkata, “Maafkan aku Bangau, yang kupunya hanya mangkuk kecil, tapi kamu
tidak perlu bersedih karena aku sudah menemukan jalan keluar.”

Akhirnya, rubah pun mengambil sebuah rantang dan mengisinya dengan sup sampai penuh. “Ini
bawalah rantangnya pulang dan kamu bisa menikmati makan malam di rumahmu,” ujar rubah.

Kemudian, bangau pun menjawab, “Terima kasih Rubah, kamu baik sekali. Besok giliran aku yang
akan mengundangmu makan malam di rumah.”

(sumber: https://thegorbalsla.com/cerita-fabel/)

2. Diskusikan alur cerita yang ada dalam teks fabel di atas, kemudian urutkan kejadian yang
dialami oleh tokoh pada tabel berikut!

Awalnya/Pada suatu hari ...

Tiba-tiba ...

Lalu ...

14
Selanjutnya ...

Kemudian ...

Akhirnya ...

3. Mana ceria di atas yang merupakan bagian-bagian ...

No. Struktur Kalimat

1. Orientasi

2. Komplikasi-Klimaks

3. Resolusi

4. Koda

LK
Pertemuan ke-2

LEMBAR KERJA

15
Kelompok:

Anggota:

Menyusun sebuah teks fabel berdasarkan potongan gambar!

1. Susunlah urutan gambar yang benar menurut kelompokmu!

1 2 3

4 5 6

Urutan yang benar


menurut kelompokmu
adalah: ......................

2. Sususnlah rangkaian cerita berdasarkan urutan gambar yang sudah disusun


kelompokmu!

16
3. Presentasikan di depan kelas
4. Tempel hasilnya di dinding!
5. Amanat apa yng terkandung dalam cerita itu?

LK
Pertemuan ke-3

17
LEMBAR KERJA

Kelompok:

Anggota:

Rancanglah sebuah cerita fabel!

Tokoh Nama Watak

Latar Tempat Latar waktu Latar suasana

Rangkai urutan ceritanya!

Awalnya ...

Kemudian ...

Tak disangka ....

18
Tiba-tiba ...

Akhirnya ....

Materi/Bahan Bacaan untuk Peserta Didik

Pengertian

Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena
mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti
manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang
tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek
manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi
pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)

Struktur Teks Cerita Fabel

1. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
2. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
3. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
4. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
5. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.

Contoh Struktur Fabel

19
Berikut ini beberapa contoh fabel dan strukturnya:

Contoh Fabel 1

Singa dan Beruang

Orientasi

Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju karena ia juga sedang
lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena di sana banyak mangsa.

Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-semak. Masing-masing
mengincar mangsa yang akan mereka kejar.

Komplikasi

Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara
bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa disadari, mereka mengejar mangsa yang sama,
seekor anak rusa.

Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung bertengkar
memperebutkan anak rusa itu.

“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.

Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya.”

Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan beruang akhirnya
berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa menggerakan badan.

Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui kalau saat ini singa dan
beruang sudah lelah.

“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.

Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik sekali memberiku anak
rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.

Resolusi

Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa mereka. Namun, mereka
sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa kabur serigala.

Koda

“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama kenyang sekarang,” kata

20
mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.

Kaidah Kebahasaan Cerita Fabel

Adapun kaidah atau unsur kebahasaan fabel diantaranya yaitu:

Kata Kerja

Teks fabel memiliki dua kata kerja yakni:

 Kata Kerja Transitif yaitu kata kerja yang memiliki objek.

Contohnya: Ibu memakan sayur

 Kata Kerja Intransitif yaitu kata kerja yang tidak memiliki objek.

Contohnya: Beni sedang bersiul

Kata Sandang Si dan Sang

Contohnya:

 Sang kancil berkeliling taman sambil menyapa teman-temannya.


 Si siput hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Contohnya:

 Pada suatu hari, semut berjalan di taman.

Penggunaan Kata Hubung

Kata hubung yang sering digunakan dalam teks cerita fabel diantaranya: lalu, kemudian, dan
akhirnya.

Contohnya:

 Akhirnya, sang semut meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

(sumber: https://www.pelajaran.co.id/2019/26/pengertian-fabel.html)

Materi/Bahan Bacaan untuk Guru

21
Pengertian

Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena
mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti
manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang
tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek
manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi
pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)

Ciri-Ciri Fabel

Adapun ciri-ciri fabel sebagai berikut:

1. Tokoh utama binatang.


2. Alur ceritanya sederhana.
3. Cerita singkat dan bergerak cepat.
4. Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.
5. Gaya penceritaan secara lisan.
6. Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.
7. Pendahuluan sangat singkat dan langsung.

Struktur Teks Cerita Fabel

6. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
7. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
8. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
9. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
10. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
11. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.

Contoh Struktur Fabel

Kupu-Kupu Berhati Mulia

Orientasi

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi

22
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.

Komplikasi

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan sang
semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya
ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada
suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana terdapat genangan
lumpur.

Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta
bantuan.

“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong... tolong…!!”

Resolusi

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.

Lalu sang semut memegang erat ranting itu.

Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu
berkata kepada semut.

“Aku adalah kepomponng yang pernah diejek,” kata si kupu-kupu.

Ternyata kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.

23
Koda

Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Jenis Jenis Fabel

Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel modern
yaitu:

Fabel Klasik

Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis waktu
munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.

Ciri-ciri fabel klasik sebagai berikut:

1. Cerita sangat pendek.


2. Tema sederhana.
3. Kental dengan petuah/moral.
4. Sifat hewani masih melekat.

(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)

Contoh Fabel

Buaya yang Serakah

Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari Buaya itu
belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat mangsa karena kalau
tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai dan berenang perlahan-lahan
untuk mencari mangsa.

Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai. Bebek

24
sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi sungai. Melihat
mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap.

“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak memangsa
kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.

“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah Buaya
dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.

Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar saja, di
sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.

“Pergi sana, aku mau memangsa kambing saja,” kata Buaya.

Bebek yang merasa senang, kemudian berlari dengan kecepatan penuh.

Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak kambing
yang siap untuk dimangsa.

“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak
makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,” usul
Kambing.

“Baik, segera antarkan aku ke sana!”

Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah yang
besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah itu sangat
tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.

Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha menjatuhkan
anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan gajah mendatangi dan
menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah
itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan
mati.

(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)

25
26

Anda mungkin juga menyukai