Anda di halaman 1dari 17

TUGAS STATISTIK SOSIAL

Penulis

Nama Anggota Kelompok :

M. Kelvin Musara 1746031006

Faisal Ramadhan 1746031002

Tri Annisa 1746031003

Dwi Aprilia Purnama S 1746031004

Fenty Novianti 1746031005

Mata Kuliah : Statistik Sosial

Dosen : Dra. Yuni Ratna Sari,M.Si.

Jurusan Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
2019
DATA DAN PEMBUATAN FREKUENSI DATA

DATA STATISTIK

Data berasal dari Bahasa Latin yang berarti keterangan atau kumpulan keterangan. Kata data
adalah dalam artian jamak;sedang artian tunggalnya adalah datum.
Atas datar bentuknya dikenal adanya 2 (dua) jenis data, yaitu :
1. Data Kuantitatif , yaitu data dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau
pengukuran yang dapat dihitung dan diukur.
Misalnya data tentang berat badan, harga barang-barang,yang adapat diukur dan dinyatakan
dalam bentuk angka. Sebagai contoh misalnya : Ali beratnya 65kg . Hasan tingginya 160 cm.
Barang itu harganya Rp. 15.000 . Ia dapat menyelesaikan perkerjaan dalam tempo 5 jam.

2. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka,sehingga
tidak dapat dihitung dan diukur. Misalnya data tentang selera (taste) tingkah laku dan lain
lain. Sebagai contoh misalnya : Karim tidak setuju Ahmad menjadi ketua kelas. Saya
menggemari permainan sepatu roda.

Atas dasar sumbernya dikenal dengan dua jenis data yaitu:


1. Data Internal
Yaitu data yang berasal dari dalam ligkungan sendiri, seperti diketahui setiap perusahaan
pasti melakukan pencatatan atas segala aktifitas yang dilakukannya baik dibidang
keuangan, personalia, pembelian, produksi, dan penjualan.

2. Data Eksternal
Yaitu data yang berasal dari luar lingkungan itu sendiri, misalnya informasi tentang
valuta sing, peraturan-peraturan pemerintah, dan lain-lain

Menurut Cara Memperoleh :


1. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan dan diperoleh oleh suatu badan secara langsung serta
diterbitkan oleh badan itu pula.
Contoh :
- Sensus penduduk oleh BPS, dihasilkan data primer langsung dari penduduk
- Data pengeluaran beras di gudang penyimpanan BULOG.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dilaporkan oleh suatu badan, sedangkan badan ini tidak secara langsung
mengumpulkan senduru tapi diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpukannya.
Contoh :
- Data kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dari BEJ
- Pemeriksaan dan pendataan ulang barang impor di pelabuhan dari pihak Bea Cukai.

Menurut Waktu Pengumpulannya :


1. Data Cross Section
Yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang bias menggambarkan
keadaan atau kegiatan pada waktu tersebut.
Contoh :
- Data jumlah TKI yang meninggal pada tahun 2006 akibat kekerasan menggambarkan
kurangnya perlindungan keselamatan TKI di luar negeri.
- Bencana meluasnya Lumpur Lapindo menandakan kurang seriusnya pemerintah
dalam menangani korban bencana tersebut.

2. Data Time Series


Yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu sehingga ada perkembangan (trend)
yang menunjukkan arah secara umum. Garis trend sangat berguna untuk membuat
ramalan (forecasting) yang dibutuhkan bagi perencanaan.
Contoh :
- Data persebaran penduduk di Indonesia dibutuhkan untuk perencanaan transmigrasi
sebagai upaya pemerataan jumlah persebaran.
- Data tingkat curah hujan tiap tahunnya dibutuhkan untuk mengantisipasi datangnya
tanah longsor atau banjir.
Klasifikasi Data

Pengklasifikasian data sangat dibutuhkan apabila data akan dianalisis, pada dasarnya terdapat
empat pengklasifikasian data, yaitu :

1. Kualitatif
Klasifikasi secara kualitatif sering kali disebutkan secara kategoris. Contoh: pekerja
diklasifikasikan kedalam anggota serikat sekerja dan bukan anggota serikat sekerja. Perorangan
diklasifikasikan kedalam kawin, janda, duda, tidak kawin, dan pisah. Petni diklasifikasikan
kedalam etani pemilik, petani penyewa, petani penyakap, dan buruh tani.
2. Kuantitatif
Jika variable-variabel berkaitan dengan beberapa sifat yang dapat diukur maka klasifikasi secara
kuantitaitf dapat dipakai. Sebagai contoh: keluarga diklasifikasikan menurut jumlah anak, petni
diklasifikasikan menurut luas areal tanah dan garapannya, nasabah bank diklasifikasikan
menurut jumlah kredit yang diambilnya. Sebaran dari dat yang diklasifikasikan secara kuantitatif
disebut sebaran frekuensi.
3. Kronologis
Data Kronologis atau data deret berkala memperlihatkan angka-angka mengenai suatu fenomena
tertentu pada berbagai kurun waktu tertentu, misalnya data tentang produksi padi selama periode
1980 sampai 1990, pengiriman transmigrasi selama periode 1985-1993 dan seterusnya
Kesemuanya itu merupakan data kronologis. Jadi pengklasifikasian secara kronologis berarti
data disusun menurut urutan peristiwa kejadiannya. Contoh: Data sebuah perusahaan setiap
tahun selama periode sepuluh tahub, menambah pegawai.
Tahun Pegawai Yang Diterima
1981 8
1982 10
1983 6
1984 7
1985 11
1986 9
1987 10
1988 6
1989 8
1990 5
Data ini dapat diubah dalam bentuk sebaran frekuensi dengan meilhat lamanya bekerja pada
perusahaan itu bekerja pada perusahaan tersebut. Pegawai diklasifikasikan menurut lamanya ia
bekerja:

Lama Bekerja Jumlah Pegawai


Kurang Dari 2 tahun 5
2 tahun hingga 4 tahun 14
4 tahun hingga 6 tahun 19
6 tahun hingga 8 tahun 18
8 tahun keatas 24

4. Geografis
Sebaran secara geografis sesungguhnya merupakan suatu tipe sebaran kualitatif, tetapu
umumnya dipandang sebagai suatu klasifikasi geografis, misalnya bila data penduduk
diklasifikasikan menurut daerah tempat tinggalnya.
Kadang-kadang suatu sebaran geografis diubah dalam bentuk sebaran frekuensi. Misalkan, kita
memiliki data geografis tentang hasil panen per Ha di tiap kecamatan, Data ini kita klasifikasikan
kembali menurut kelompok kelasnberdasarkka hasil panen per Ha.
Klasifikasi Geografis:
Kecamatan Hasil Panen/Ha (kwt)
A 35
B 20
C 30
D 25
E 37
Dst Dst

Sebaran Frekuensi
Hasil Panen/Ha (kwt) Jumlah Kecamatan
Kurang dari 29 3
20-24 8
25-29 10
Dst dst
Metode Pengumpulan Data Statistik

1. Sensus
Sensus adlah sebuah metode pengumpulan data secara menyeluruh dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang lengkap. Di dalam sensus informasi ditarik dari seluruh
anggota populasi. Biasanya sensus memerlukan waktu yang lama.

2. Pencuplikan
Bilamana seorang pimpinan produksi dari sebuah perusahaan ingin mengetahui keadaan
barang-barang yang diproduksi pada suatu saaat, ia dapat mengambil sejumlah kecil dari
keseluruhan hasil produksi pada saat itu. Apabila sudah dilakukan pengjuian ternyata
hasilnya cukup memuaskan, maka seluruh produksi pada saat itu dinyatakan cukup
memuaskan.
Pencuplikan dapat dilakukan dengan salah satu dari cara-cara berikut ini :
1. Pencuplikan acak sederhana (simple random sampling)
2. Pencuplikan acak sistematis (systematic random sampling)
3. Pencuplikan kelompok (cluster sampling)
4. Pencuplikan acak berstrata (stratified random sampling)
5. Pencuplikan non-acak (non-random sampling)

3. Komunikasi
Metode komunikasi terdiri dari komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Untuk komunikasi langsung dipergunakan peralatan wawancara. Menurut tujuannya, kita
mengenal :
1. Interview survey : yaitu apabila yang dicari adalah data yang representative untuk
suatu kelompok populasi.
2. Interview Diagnostis : yaitu bila wawancara diadakan untuk menolong memecahkan
suatu masalah yang dihadapi oleh orang yang diwawancarai
Untuk komunikasi tidak langsung, dipergunakan peralatan angket (kuesioner). Ini disebut
wawancara tertulis
4. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Winamo Surachmad, pengamatan langsung adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala
subjek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun
dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan. Sedangka pengamatan tidak
langsung adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan
terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti dengan pperantara sebuah alat, baik alat yang
sudah ada maupun yang sengaja dibuat untuk keperluan yang khusus.
DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi merupakan salah satu bentuk klasifikasi data, yaitu klasifikasi data secara
kuantitatif . Di dalam distribusi frekuensi ini data (dalam hal ini nilai nilai variabel)
dikelompokkan kedalam kelas kelas ,dimana diantara kelas lain terdapat kaitan yang
mengandung unsur urutan (order) .
Pembahasan tentang distribusi frekuensi terdiri dari :
1. Teknik penyusunan sebuah table frekuensi
2. Penyajian table frekuensi dalam gambar

Teknik Penyusunan Table Frekuensi


Langkah langkah penyusunan sebuah table frekuensi yang harus diikuti adalah sbb :
1. Penyusunan sebuah array
2. Penentuan dengan banyaknya kelas (k)
3. Penentuan besarnya interval (i)
4. Pembentukan batas batas kelas
5. Memasukkan data ke dalam setiap kelas yang sesuai.

1. Penyusunan Sebuah Array


Array adalah urutan bilangan menurut besarnya ,dari yang terkecil menuju yang ke terbesar atau
seballiknya.
Kegunaan dari sebuah array adalah untuk memudahkan melihat ukuran besaran dari data.
Penyusunan sebuah array hanya dapat dilakukan apabila jumlah banyaknya variable atau nilai
variable itu sendiri adalah kecil. Tetapi, bila jumlah banyaknya variable atau nilai variable dalam
data itu besar ,penyusunan sebuah array akan lebih kompleks. Demikian pula halnya apabila nilai
masing masing variable dalam satuan yang besar (misalnya dalam ribuan atau puluhan
ribu),maka derajat ketelitian dari penyusunan sebuah array menjadi rendah.
Data yang telah disusun ke dalam urutan dari nilai terbesar hingga data terkecil atau sebaliknya
disebut array data.
Contoh:
Data masa kerja 40 karyawan UMY adalah sbb:

2. Penentuan banyaknya kelas

Mempergunakan Kriterium Sturgess


Perumusan daripada kriterium sturgess adalah K = 1+3,322 log N dimana jumlah kelas dan N =
jumlah seluruh variable yang diamati .
Kalau mempergunakan data dalam contoh nomor 1 diatas, maka jumlah kelas yang akan
diperoleh adalah 1 + 3,322 log 25. Karena log 25 = 1,39794 maka jumlah kelas ( K) yang
diperoleh = 1+ 3,322 (1,39794) =5,6=6 buah.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas ternyata sesuai dengan pedoman,yaitu diatas
minimum 5 buah.

3. Penentuan Besarnya Interval (i)


Penentuan besarnya interval juga dapat dilakukan dengan cara :
1. Arbitrary
Penentuan secara arbitrary dilakukan dengan mengingat pada pedoman bahwa secara interval
sebaiknya berkelipatan 5 , seperti : 5,10,15 dan seterusnya.
2. Mempergunakan Kriterium Sturgess.
Interval = Nilai variable tertinggi – nilai variable terendah dibagi jumlah kelas(k).
4. Penentuan batas batas kelas
Setelah jumlah kelas (k) dan besaran interval (I) dapay ditentukan , maka langkah berikutnya
adalah membuat kelas kelas yang akan merupakan tempat variable variable mengelompok.
Setiap kelas memiliki batas batas yang disebut batas bawah atau lower limit dan batas atas atau
upper limit.
Jarak antara batas atas dan batas bawah ditentukan oleh besarnya nilai interval. Dengan nilai K
sama dengan 6 dan nilai I sama dengan 4 , maka ke 25 variabel diatas dikelompokkan menjadi 6
kelas.
Contoh
Interval Kelas
5,0 – 8,9
9,0 – 12,9
13,0 – 16,9
17,0 – 20,9
21,0 – 24,9
25,0 – 28,9

5. Memasukan data kedalam kelas


Setelah kelas-kelas dibentuk maka variable-variabel sebagaimana tercantum dalam contoh no. 1
dia atas satu persatu dimasukan kedalam kelas-kelas yang sesuai. Jika data telah disusun dalam
array, maka memasukannya kedalam kelas dapat lebih cepat. Jika banyaknya nilai variable
cukup besar sehingga jika dibuat array, lebih dahulu akan banyak memakan waktu, maka untuk
memasukan data-data kedalam kelas-kelas dapat dilakukan dengan mempergunakan metode tally
atau metode entry.
Contoh
Interval Kelas Tally Frekuensi
5,0 – 8,9 3
9,0 – 12,9 5
13,0 – 16,9 7
17,0 – 20,9 6
21,0 – 24,9 3
25,0 – 28,9 1
Contoh
Interval Kelas Entry F
5,0 – 8,9 5,4 7,8 8,8 3
9,0 – 12,9 9,2 9,9 11,8 12,6 12,7 5
13,0 – 16,9 13,4 14,3 15,4 15,6 15,9 16,8 16,9 7
17,0 – 20,9 17,0 18,4 19,5 20,5 20,8 6
21,0 – 24,9 22,1 23,3 24,1 3
25,0 – 28,9 28,6 1

Kebaikan dan keburukan dari kedua cara diatas dapat dijelaskan sbb : Pad acara tally pemasukan
variable (data) dapat dilakukan dengan cepat dan lagi tidak banyak memakan tempat. Namun
kelemahannya adalah bahwa cara ini tidak mudah dikontrol, sehingga bila teerjadi kesalahan
pemasukan huruf diusut kembali dari awal. Sebaliknya pad acara entry hasilnya mudah
dikontrol, tetapi pekerjaan memakan banyak waktu dan tempat.
Sesudah seluruh data selesai dipindahkan, maka dilakukan penjumlahan di masing-masing kelas.
Jumlah tersebut dimasukan dalam kolom frekuensi (f).
Contoh
Rasio Harga-Pendapatan Untuk 25 saham Umum
Rasio Saham Umum (f)
5,0 – 8,9 3
9,0 – 12,9 5
13,0 – 16,9 7
17,0 – 20,9 6
21,0 – 24,9 3
25,0 – 28,9 1

PENYAJIAN TABEL FREKUENSI DALAM GAMBAR

Histogram

Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang di mana skala horisontal mewakili nilai-
nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai
frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara
batang. Kita dapat membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi data pengamatan dibuat.
Poligon Frekuensi:

Poligon Frekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak tepat di
atas nilai-nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titik-titik sesuai dengan frekuensi kelas, dan
segmen garis diperluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir pada sumbu
horisontal.

Ogive
Ogive adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti daftar distribusi
frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa batas-batas kelas dihubungkan oleh segmen garis yang
dimulai dari batas bawah kelas pertama dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive
berguna untuk menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar
berikut menunjukkan bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 90.5.

   Jenis-Jenis Distribusi frekuensi


Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan atas tiga jenis,
yaitu distribusi frekuensi biasa, distrubusi frekuensi ralatif, distribusi frekuensi kumulatif.
1.      Disribusi frekuensi biasa
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisikan jumlah frekuensi dari
setiap kelompok data atau kelas.
Ada dua jenis distribusi frekuensi biasa yaitu :
a.       Distrubusi frekuensi numerik
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan
dalam angka.
Contoh:
TABEL PELAMAR PERUSAHAAN “XYZ”
Umur (tahun) Frekuensi
20 – 24 15
25 – 29 20
30 – 34 9
35 – 39 4
40 – 44 2
Jumlah 50

b. Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori


Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya
dinyatakan berdasrkan data atau golongan data yang ada.

Contoh:
TABEL HASIL PELEMPARAN DADU SEBANYAK 30 KALI
Angka Dadu (x) Banyaknya Peristiwa (f)
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30
2.      Distribusi frekuensi relatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara
frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang
berdistribusi tertentu. Dengan rumus :
Misalnya distrubusi frekuensi memiliki 4 buah interval kelas dengan frekuensi masing-
masing:  maka distrubusi yang terbentuk adalah
Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif
Interfal kelas ke-1 .
.
Interval kelas ke-2 . .
.
. .
.
.
Interval kelas ke-k
jumlah
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal ataupun persen.
Contoh :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Kelas
(banyak Per Desimal Persen
(tinggi (cm)) murid)
140 – 144 2 2/50 0.04 4
145 – 149 4 4/50 0,08 8
150 – 154 10 10/50 0,20 20
155 – 159 14 14/50 0,28 28
160 – 164 12 12/50 0,24 24
165 – 169 5 5/50 0,10 10
170 – 174 3 3/50 0,06 6
Jumlah 50 1 1 100

3.      Distribusi frekuensi kumulatif


Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumilatif.
Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.
Distribusi frekuensi kumulatig memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada ogif
dicantumkan frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas.
Ada dua macam distrubusi frekuensi kumulatif, yaitu diatrubusi frekuensi kumulatif kurang dari
dan lebih dari.
a.       Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari
Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah
frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nialai batas kelas suatu interval.
b.      Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat
jumlah  frekuensi yang memilii lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.
Contoh:
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang
Biasa dari
Tinggi Frekuensi Tinggi Frekuensi Kumulatif
(cm) (cm)
< 140 =0
140 – 144 2 < 145 0+2 =2
145 – 149 4 < 150 0+2+4 =6
150 – 154 10 < 155 0 + 2 + 4 + 10 = 16
155 – 159 14 < 160 0 + 2 + 4 + 10 + 14 = 30
160 – 164 12 < 165 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 = 42
165 – 169 5 < 170 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + = 47
5
170 - 174 3 < 175 = 50
0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 +
5+3
Contoh :
TABEL 9 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari
Biasa
Tinggi Frekuensi Tinggi Frekuensi Kumulatif
(cm) (cm)
140 – 144 2 > 140 = 50
145 – 149 4 > 145 50 - 2 = 48

150 – 154 10 > 150 50 - 2 - 4 = 44


155 – 159 14 > 155 50 - 2 - 4 - 10 = 34
160 – 164 12 > 160 50 - 2 - 4 - 10 - 14 = 20
165 – 169 5 > 165 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 =8
170 - 174 3 > 170 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 - 5 =3
> 175 50 - 2 - 4 – 10-14- 12 - 5 - =0
3
Daftar Pustaka

mangkuatmodjo, p. S. (1997). pengantar statistik. jakarta : PT RINEKA CIPTA.


https://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/

Anda mungkin juga menyukai