Penulis
DATA STATISTIK
Data berasal dari Bahasa Latin yang berarti keterangan atau kumpulan keterangan. Kata data
adalah dalam artian jamak;sedang artian tunggalnya adalah datum.
Atas datar bentuknya dikenal adanya 2 (dua) jenis data, yaitu :
1. Data Kuantitatif , yaitu data dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau
pengukuran yang dapat dihitung dan diukur.
Misalnya data tentang berat badan, harga barang-barang,yang adapat diukur dan dinyatakan
dalam bentuk angka. Sebagai contoh misalnya : Ali beratnya 65kg . Hasan tingginya 160 cm.
Barang itu harganya Rp. 15.000 . Ia dapat menyelesaikan perkerjaan dalam tempo 5 jam.
2. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka,sehingga
tidak dapat dihitung dan diukur. Misalnya data tentang selera (taste) tingkah laku dan lain
lain. Sebagai contoh misalnya : Karim tidak setuju Ahmad menjadi ketua kelas. Saya
menggemari permainan sepatu roda.
2. Data Eksternal
Yaitu data yang berasal dari luar lingkungan itu sendiri, misalnya informasi tentang
valuta sing, peraturan-peraturan pemerintah, dan lain-lain
Pengklasifikasian data sangat dibutuhkan apabila data akan dianalisis, pada dasarnya terdapat
empat pengklasifikasian data, yaitu :
1. Kualitatif
Klasifikasi secara kualitatif sering kali disebutkan secara kategoris. Contoh: pekerja
diklasifikasikan kedalam anggota serikat sekerja dan bukan anggota serikat sekerja. Perorangan
diklasifikasikan kedalam kawin, janda, duda, tidak kawin, dan pisah. Petni diklasifikasikan
kedalam etani pemilik, petani penyewa, petani penyakap, dan buruh tani.
2. Kuantitatif
Jika variable-variabel berkaitan dengan beberapa sifat yang dapat diukur maka klasifikasi secara
kuantitaitf dapat dipakai. Sebagai contoh: keluarga diklasifikasikan menurut jumlah anak, petni
diklasifikasikan menurut luas areal tanah dan garapannya, nasabah bank diklasifikasikan
menurut jumlah kredit yang diambilnya. Sebaran dari dat yang diklasifikasikan secara kuantitatif
disebut sebaran frekuensi.
3. Kronologis
Data Kronologis atau data deret berkala memperlihatkan angka-angka mengenai suatu fenomena
tertentu pada berbagai kurun waktu tertentu, misalnya data tentang produksi padi selama periode
1980 sampai 1990, pengiriman transmigrasi selama periode 1985-1993 dan seterusnya
Kesemuanya itu merupakan data kronologis. Jadi pengklasifikasian secara kronologis berarti
data disusun menurut urutan peristiwa kejadiannya. Contoh: Data sebuah perusahaan setiap
tahun selama periode sepuluh tahub, menambah pegawai.
Tahun Pegawai Yang Diterima
1981 8
1982 10
1983 6
1984 7
1985 11
1986 9
1987 10
1988 6
1989 8
1990 5
Data ini dapat diubah dalam bentuk sebaran frekuensi dengan meilhat lamanya bekerja pada
perusahaan itu bekerja pada perusahaan tersebut. Pegawai diklasifikasikan menurut lamanya ia
bekerja:
4. Geografis
Sebaran secara geografis sesungguhnya merupakan suatu tipe sebaran kualitatif, tetapu
umumnya dipandang sebagai suatu klasifikasi geografis, misalnya bila data penduduk
diklasifikasikan menurut daerah tempat tinggalnya.
Kadang-kadang suatu sebaran geografis diubah dalam bentuk sebaran frekuensi. Misalkan, kita
memiliki data geografis tentang hasil panen per Ha di tiap kecamatan, Data ini kita klasifikasikan
kembali menurut kelompok kelasnberdasarkka hasil panen per Ha.
Klasifikasi Geografis:
Kecamatan Hasil Panen/Ha (kwt)
A 35
B 20
C 30
D 25
E 37
Dst Dst
Sebaran Frekuensi
Hasil Panen/Ha (kwt) Jumlah Kecamatan
Kurang dari 29 3
20-24 8
25-29 10
Dst dst
Metode Pengumpulan Data Statistik
1. Sensus
Sensus adlah sebuah metode pengumpulan data secara menyeluruh dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang lengkap. Di dalam sensus informasi ditarik dari seluruh
anggota populasi. Biasanya sensus memerlukan waktu yang lama.
2. Pencuplikan
Bilamana seorang pimpinan produksi dari sebuah perusahaan ingin mengetahui keadaan
barang-barang yang diproduksi pada suatu saaat, ia dapat mengambil sejumlah kecil dari
keseluruhan hasil produksi pada saat itu. Apabila sudah dilakukan pengjuian ternyata
hasilnya cukup memuaskan, maka seluruh produksi pada saat itu dinyatakan cukup
memuaskan.
Pencuplikan dapat dilakukan dengan salah satu dari cara-cara berikut ini :
1. Pencuplikan acak sederhana (simple random sampling)
2. Pencuplikan acak sistematis (systematic random sampling)
3. Pencuplikan kelompok (cluster sampling)
4. Pencuplikan acak berstrata (stratified random sampling)
5. Pencuplikan non-acak (non-random sampling)
3. Komunikasi
Metode komunikasi terdiri dari komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Untuk komunikasi langsung dipergunakan peralatan wawancara. Menurut tujuannya, kita
mengenal :
1. Interview survey : yaitu apabila yang dicari adalah data yang representative untuk
suatu kelompok populasi.
2. Interview Diagnostis : yaitu bila wawancara diadakan untuk menolong memecahkan
suatu masalah yang dihadapi oleh orang yang diwawancarai
Untuk komunikasi tidak langsung, dipergunakan peralatan angket (kuesioner). Ini disebut
wawancara tertulis
4. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Winamo Surachmad, pengamatan langsung adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala
subjek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun
dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan. Sedangka pengamatan tidak
langsung adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan
terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti dengan pperantara sebuah alat, baik alat yang
sudah ada maupun yang sengaja dibuat untuk keperluan yang khusus.
DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi merupakan salah satu bentuk klasifikasi data, yaitu klasifikasi data secara
kuantitatif . Di dalam distribusi frekuensi ini data (dalam hal ini nilai nilai variabel)
dikelompokkan kedalam kelas kelas ,dimana diantara kelas lain terdapat kaitan yang
mengandung unsur urutan (order) .
Pembahasan tentang distribusi frekuensi terdiri dari :
1. Teknik penyusunan sebuah table frekuensi
2. Penyajian table frekuensi dalam gambar
Kebaikan dan keburukan dari kedua cara diatas dapat dijelaskan sbb : Pad acara tally pemasukan
variable (data) dapat dilakukan dengan cepat dan lagi tidak banyak memakan tempat. Namun
kelemahannya adalah bahwa cara ini tidak mudah dikontrol, sehingga bila teerjadi kesalahan
pemasukan huruf diusut kembali dari awal. Sebaliknya pad acara entry hasilnya mudah
dikontrol, tetapi pekerjaan memakan banyak waktu dan tempat.
Sesudah seluruh data selesai dipindahkan, maka dilakukan penjumlahan di masing-masing kelas.
Jumlah tersebut dimasukan dalam kolom frekuensi (f).
Contoh
Rasio Harga-Pendapatan Untuk 25 saham Umum
Rasio Saham Umum (f)
5,0 – 8,9 3
9,0 – 12,9 5
13,0 – 16,9 7
17,0 – 20,9 6
21,0 – 24,9 3
25,0 – 28,9 1
Histogram
Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang di mana skala horisontal mewakili nilai-
nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai
frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara
batang. Kita dapat membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi data pengamatan dibuat.
Poligon Frekuensi:
Poligon Frekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak tepat di
atas nilai-nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titik-titik sesuai dengan frekuensi kelas, dan
segmen garis diperluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir pada sumbu
horisontal.
Ogive
Ogive adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti daftar distribusi
frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa batas-batas kelas dihubungkan oleh segmen garis yang
dimulai dari batas bawah kelas pertama dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive
berguna untuk menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar
berikut menunjukkan bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 90.5.
Contoh:
TABEL HASIL PELEMPARAN DADU SEBANYAK 30 KALI
Angka Dadu (x) Banyaknya Peristiwa (f)
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30
2. Distribusi frekuensi relatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara
frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang
berdistribusi tertentu. Dengan rumus :
Misalnya distrubusi frekuensi memiliki 4 buah interval kelas dengan frekuensi masing-
masing: maka distrubusi yang terbentuk adalah
Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif
Interfal kelas ke-1 .
.
Interval kelas ke-2 . .
.
. .
.
.
Interval kelas ke-k
jumlah
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal ataupun persen.
Contoh :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Kelas
(banyak Per Desimal Persen
(tinggi (cm)) murid)
140 – 144 2 2/50 0.04 4
145 – 149 4 4/50 0,08 8
150 – 154 10 10/50 0,20 20
155 – 159 14 14/50 0,28 28
160 – 164 12 12/50 0,24 24
165 – 169 5 5/50 0,10 10
170 – 174 3 3/50 0,06 6
Jumlah 50 1 1 100