Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian Data Statistik


2.1 Pengertian Data Statistik
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data itu sendiri merupakan keterangan-keterangan
tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui ataupun dianggap. Jadi dapat
diartikan bahwa data itu adalah sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap
(anggapan).

Kata statistik bukan merupakan kata dari bahasa Indonesia asli, secara etimologis kata
“statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan
kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai
“kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun
yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan
yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik
hanya dibatasi pada “kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif)”
saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut
statistik.

Seiring berjalannya waktu kata statistik tidak lagi dibatasi untuk kepentingan-kepentingan
Negara saja tapi sudah digunakan dalam keseharian untuk mempermudah masyarakat
untuk menganalisis sesuatu yang berkaitan dengan data-data. Sehingga setelah masyarakat
memahami statistic dan mulai mempergunakannya dalam kehidupan sehari munculah
berbagai macam nama statistik. Statistik yang menjelaskan sesuatu hal biasanya diberi nama
statistik mengenai hal yang bersangkutan didalamnya, contohnya kumpulan data yang
membahas tentang tingkat produksi suatu perusahaan dinamakan statistik produksi. Banyak
persoalan baik itu seperti penelitian ataupun pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
bilangan atau angka-angka. Kumpulan angka- angka disusun atau diatur dan disajikan
dalam tabel (terkadang dilengkapi dengan gambar baik berupa diagram maupun grafik, hal
ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah menjelaskan isi dari data.

Maka dapat disimpulkan bahwa statistik merupakan kumpulan data baik berupa bilangan
maupun bukan bilangan yang disusun dalam table ataupun diagram yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalaaan. Kata statistik bisa juga digunakan untuk menyatakan
ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai sesuatu hal. Ukuran ini didapat
berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan sebagian data yang diambil dari
keseluruhan tentang persoalan tersebut (misal : persen dan rata-rata).
2.2 Jenis Data Dalam Statistik
Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Selanjutnya statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistik parametris dan non
parametris. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk meng- gambarkan atau
menganalisis suatu statistik hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/inferensi). Sedangkan statistik inferensial
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan
digeneralisasikan untuk populasi di mana sampel diambil.

Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio yang diambil dari
populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non-parametris digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi.

Menurut Sumber dan Pengguna

1. Data Internal
Yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan suatu badan yang
dikumpulkan sendiri dan hasil datanya digunakan oleh badan itu sendiri.
Contoh:
– Data pengeluaran keuangan untuk membayar biaya produksi perusahaan tekstil
– Data hasil produksi pabrik mie “sedaap”
2. Data Eksternal
Yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan di luar badan dan data
tersebut tidak terdapat dalam aktivitas intern suatu badan.
Contoh:
– Bagi perusahaan “LG”, data daya beli masyarakat terhadap barang produksinya
(seperti TV “Turbo Swing”) adalah data eksternal perusahaan tersebut
– Data tingkat kepuasan masyarakat terhadap barang produksi menjadi tolok ukur
dalam mengembangkan daerah pemasaran

Menurut Cara Memperoleh

1. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu badan secara langsung
serta diterbitkan oleh badan itu pula.
Contoh:
– Sensus penduduk oleh BPS, dihasilkan data primer langsung dari penduduk
– Data pengeluaran beras di gudang penyimpanan BULOG
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dilaporkan oleh suatu badan sedang badan ini tidak secara langsung
mengumpulkan sendiri tapi diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkannya.
Contoh:
– Data kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dari BEJ
– Pemeriksaan dan pendataan ulang barang impor di pelabuhan dari pihak bea cukai

Menurut Sifat

1. Data Kualitatif
Yaitu kemungkinan observasi yang tidak dinyatakan dengan angka-angka.
Contoh:
– Nilai rupiah sangat kuat
– Pengangguran dan kemiskinan meningkat tajam
2. Data Kuantitatif
Yaitu serangkaian observasi atau pengajaran yang dapat dinyatakan dengan angka-
angka.
Contoh:
– Nilai rupiah Rp 9.250,00 per US$ di akhir tahun 2006
– Jumlah pengungsi akibat banjir di Jakarta sebanyak 1423 jiwa

2.3 Jenis Data Dalam Statistik (lanjutan)


Data kuantitatif terbagi atas:

 a. Data Diskrit
Yaitu data yang hanya mempunyai sejumlah terbatas nilai-nilai.
Contoh:
– Jumlah mahasiswa di sebuah universitas
– Banyaknya masyarakat yang memakai kendaraan roda dua di daerah Purwokerto
 b. Data Kontinu
Yaitu data yang secara teoritis dapat menjalani setiap nilai. Disebut juga nilai
pengamatan kuantitatif kontinyu.
Contoh:
– Pengukuran debit air di bendungan
– Pengukuran tingkat curah hujan di daerah Bandung

Menurut Waktu Pengumpulannya

1. Data Cross Section


Yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang bisa menggambarkan
keadaan atau kegiatan pada waktu tersebut.
Contoh:
– Data jumlah TKI yang meninggal pada tahun 2006 akibat kekerasan
menggambarkan kurangnya perlindungan keselamatan TKI di luar negeri
– Bencana meluasnya lumpur lapindo menandakan kurang seriusnya pemerintah
dalam menangani korban bencana tersebut.
2. Data Time Series
Yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu sehingga ada perkembangannya
(trend) yang menunjukkan arah secara umum. Garis trend sangat berguna untuk
membuat ramalan (forecasting) yang dibutuhkan bagi perencanaan.
Contoh:
– Data persebaran penduduk di Indonesia dibutuhkan untuk perencanaan
transmigrasi sebagai upaya pemerataan jumlah persebaran di tiap daerah
– Data tingkat curah hujan tiap tahunnya dibutuhkan untuk mengantisipasi
datangnya tanah longsor atau banjir

2.4 Jenis Data Berdasarkan Cara Pengukurannya


Cara Pengukuran

Cara umum yang digunakan untuk mengklasifikasikan data adalah ditentukan oleh empat
macam cara pengukuruan, yaitu level nominal, ordinal, intervaldan rasio. Dalam statistik
terapan, level pengukuran data merupakan faktor penting dalam menentukan prosedur dan
metoda statistik yang digunakan.

NOMINAL

dicirikan oleh data yang terdiri atas nama-nama, label, atau kategori. Data seperti ini tidak
dapat diurutkan seperti dari atas ke bawah, atau sebaliknya.

CONTOH:

Berikut adalah contoh-contoh yang mengilustrasikan pengukuran nominal:

1. Ya, tidak, tidak tahu: biasanya diberikan pada lembar kuesioner.

2. Warna: warna mobil yang dimiliki oleh dosen UNPRI (hitam, merah, putih, biru, dan lain-
lain).Data-data yang diperoleh pada level ini tidak dapat diurutkan. Data ini tidak dapat
digunakan untuk kalkulasi, misalnya Ya + tidak tahu = ???, merah + hitam = ??? tidak dapat
dilakukan.

2.5 Pengukuran Data Ordinal


LEVEL ORDINAL

data yang diperoleh pada level ini dapat disusun dalam urutan tertentu, tetapi selisih nilai-
nilainya tidak dapat ditentukan atau bahkan tidak bermakna sama sekali.

CONTOH:

Berikut adalah contoh data yang diperoleh dari pengukuran level ordinal

1.Nilai akhir pada KHS mahasiswa yang diberikan oleh pak Julan HERNADI: E, D, C, B-, B, A-,
A. Nilai-nilai ini dapat diurutkan, misalnya nilai A lebih baik dari nilai B, tetapi seberapa besar
selisih antara A dan B tidak dapat ditentukan. Jelasnya A-B tidak bermakna.

2.Transparency International Indonesia (TII) baru-baru ini mengumumkan ranking indeks


persepsi korupsi (IPK) untuk 50 kota yang ada di Indonesia. Dari ke 50 kota tersebut,
Yogyakarta menduduki kota terbersih pada ranking pertama, disusul Palangkaraya pada
rakning kedua, Banda Aceh pada ranking ketiga dan seterusnya sampai Kupang pada
ranking ke 50 atau terkorup. Data ranking di sini merupakan level pengukuran ordinal.
Walaupun ada angka di sini namun selisih antara ranking 2 dan ranking 1, bila ditulis dalam
bentuk 2-1 = 1 tidak mempunyai makna sama sekali.

INTERVAL

seprerti  ordinal dengan sifat tambahannya adalah selisih antara dua data mempunyai
makna. Tetapi cara ini tidak mempunyai titik nolalami sebagai titik awal. CONTOH: Berikut
inidata dalam cara interval

1.TEMPERATUR: suhu badan 36 derajat celsius dan 37 derajat celsius merupakan contoh
data dalam level interval. Nilai-nilai ini dapat diurutkan dan selisihnya dapat ditentukan
denganjelas, dalam contoh ini selisihnya adalah 1 derajat celsius. Tetapi secara alami tidak
ada titik nol dimana suhu atau temperatur ini dimulai. Suhu 0 derajat tidak berarti tidak ada
panas. Tidaklah benar mengatakan bahwa suhu badan 40 derajat celsius panasnya 2 kali
lipat dari suhu badan 20 derajat celsius.

2.TAHUN: tahun 542, 1000, 2000, 2008 merupakan data dalam level interval. Data ini dapat
diurutkan dan dapat diketahui selisih antara 2 tahun sebarang, namun ia tidak ada titik nol
alami. Artinya, waktu tidak dimulai dari tahun 0 dan tahun 0 hanya sebagai titik nol buatan
manusia sebagai ganti titik nol alami yang menyatakan “tidak ada waktu”.

RASIO
seperti level interval namun ia mempunyai titik nol alami sebagai titik awal. Data dari level
rasio, data data dapat dibandingkan (selisih) dan dirasiokan (pembagian). CONTOH: Berikut
inidata dalam level rasio

1.HARGA: harga-harga buku teks mahasiswa merupakan data level rasio dimana harga 0
rupiah menunjukkan tidak ada harga alias gratis.

2.BOBOT: berat badan manusia merupakan data level rasio dimana berat 0 kg menyatakan
tidak ada bobot.

3.Indeks persepsi korupsi (IPK): ketika belum diranking, IPK yang dikeluarkan oleh TII masih
dalam bentuk skor skala 10 dengan ketelitian 2 digit dibelakang koma, misalnya Yogyakarta
dengan IPK 6.43, Palangkaraya dengan IPK 6.10, Banda Aceh dengan IPK 5.87 dan
seterusnya Kendari dengan IPK 3.39, terkecil Kupang dengan IPK 2.97. Di sini nilai 0
menunjukkan kriteria terkorup “di dunia dan akhirat"

Anda mungkin juga menyukai