Anda di halaman 1dari 86

OVERVIEW

MATRIKS DEFINISI OPERASIONAL


INDIKATOR PENYELENGGARAAN KKS
Disampaikan pada:
RAKOR TIM PEMBINA KKS PUSAT DAN PROVINSI TAHUN 2022

oleh: Dewi Marlina,SKM.MKM

DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN DITJEN P2P KEMENKES RI

JAKARTA, 08 NOVEMBER 2022


INDIKATOR KABUPATEN KOTA SEHAT DALAM Indikator Kabupaten Kota Sehat dalam Renstra
RPJMN TAHUN 2020 – 2024 Kemenkes Baru menjadi Indikator Sasaran Strategis (ISS)
4 indikator terkait langsung dengan wewenang Kemenkes
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13
Target Tahun 2022 Tentang Perubahan Permenkes
No Indikator No.21 Tahun 2020 Tentang Rencana
2020 2021 2022 2023 2024
1 Presentase 40% 50% 60% 70% 90% Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
desa/kelurahan Stop 2020-2024 (Hal.428), Menjelaskan Bahwa:
Buang Air Besar
Sembarangan
2 Jumlah Kab/Kota Sehat 110 220 280 380 420
3 Presentase sarana air 60% 64% 68% 72% 76%
minum yang Kabupaten/Kota Sehat (KKS):
diawasi/diperiksa
kualitas air minumnya Jumlah kabupaten/kota sehat adalah
sesuai standar Kabupaten/kota yang melaksanakan seluruh
4 Jumlah fasyankes yang 2.600 3.000 4.850 6.250 8.800 tatanan, memiliki SK Tim Pembina, memiliki
melaksanakan SK forum, rencana kerja dan mempunyai
pengelolaan limbah
medis sesuai standar
laporan hasil verifikasi oleh tim pembina
5 Persentase Tempat 38% 44% 50% 56% 625 tingkat provinsi
Pengelolaan Pangan
(TPP) yang memenuhi Cara perhitungan KKS:
syarat sesuai standar
6 Persentase Tempat 55% 60% 65% 70% 75% Jumlah kabupaten/kota yang telah memenuhi
Fasilitas Umum (TFU) kriteria penyelenggaraan Kabupaten/Kota
yang dilakukan Sehat
pengawasan sesuai
standar
2
▪ Pra Syarat ODF (Open Defecation Free)
▪ Kategori PADAPA harus mencapai minimal 80%
Desa/Kelurahan ODF (Open Defecation Free);
▪ Penghargaan Swasti Saba Kategori WIWERDA harus
mencapai minimal 90% Desa/Kelurahan ODF (Open
Defecation Free);
▪ Penghargaan Swasti Saba Kategori WISTARA harus
mencapai minimal 100% Desa/Kelurahan ODF (Open
Defecation Free).
PEMBERITAHUAN AWAL
PELAKSANAAN Penghargaan Swasti Saba diberikan kepada
Kab/Kota dengan rincian sebagai berikut :
VERIFIKASI KKS
• Penghargaan Swasti Saba Padapa : Jika
TINGKAT PUSAT TAHUN kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
2023 pokok dan capaian indikator setiap tatanan
(SURAT MENDAGRI TGL antara 71 %-80%
• Penghargaan Swasti Saba Wiwerda : Jika
22 MARET 2022)
kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
pokok dan capaian indikator setiap tatanan
antara 8 1%-90%
• Penghargaan Swasti Saba Wistara : Jika
kab/kota telah memenuhi seluruh indikator
pokok dan capaian indikator setiap tatanan
minimal 91%

Indikator pokok yang dimaksud merupakan indikator utama dalam setiap tatanan.

Indikator setiap tatanan yang dimaksudkan bahwa seluruh tatanan wajib diselenggarakan dan tidak ada
lagi tatanan pilihan.
HEALTHY CITY AWARD INTERNATIONAL LEVEL (HASIL DARI PERTEMUAN REGIONAL MEETING
WITH MULTISECTORAL PARTNERS ON URBAN GOVERNANCE FOR HEALTH AND WELL-BEING IN
SOUTH-EAST ASIA REGION, 27-29 SEPTEMBER 2022 )

Eastern Mediterranean Regional Office (EMRO) Countries SEARO has Established Regional Laboratory on
has establish the Regional Healthy Cities Network and Urban Governance for Health and Well-Being
(UGHW) in 2021 → Support the Cities in SEARO.
105 cities already registered as the members (25 Cities
has been awarded as Health Cities) Assesment tools for SEARO Healthy Cities →
6 CATEGORIES AND 40 INDICATORS
Sharjah was the first healthy city in EMRO →
Please join Regional Health Cities Network in
Who will be the first in SEARO? SEARO!!!

Ini link untuk informasi tentang Healthy City


Alliance for Healthy Cities (currently has 239 Members)
Network South East Asia Region https://who-
AFHC Award→ ughw.com/networks/sear-healthy-city/
1).Good Infrastructure;
2).Good Dynamic; Ini link untuk apply menjadi anggota https://who-
3).Strong Action; ughw.com/networks/sear-healthy-city/process/
4).Recognition for Creative Developments and Pioneers
BAGAIMANA DENGAN KABUPATEN KOTA
SEHAT DI INDONESIA, Who will be the
Evidence Based is a Must in Healthy Cities
first ??
4
TATANAN BESERTA JUMLAH
INDIKATOR POKOK DAN INDIKATOR
PENDUKUNG

No TATANAN INDIKATOR POKOK INDIKATOR PENDUKUNG

1 KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI 17 61

2 PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM 12 67

3 PASAR 5 12

4 SATUAN PENDIDIKAN 8 5

5 PARIWISATA 6 7

6 TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS JALAN 9 31

7 PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN 6 17

8 PERLINDUNGAN SOSIAL 7 21

9 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA 7 14


TATANAN 1 : KEHIDUPAN
MASYARAKAT SEHAT MANDIRI
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)
Nilai capaian Indeks
Pencapaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kabupaten/Kota Keluarga Sehat (IKS) di
Kabupaten/Kota dalam
tahun berjalan (KB,
Renstra Kemenkes,
Persalinan di fasyankes,
data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
1 a. IKS ≥ 0.8 100 IDL, ASI, Bayi dipantau
atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
berat badan,TB,
yang relevan
Hipertensi, Ganguan
Jiwa, Tidak Merokok,
b. IKS < 0.8 0 JKN. Akses Sanitasi,
Akses Air Bersih).
Nilai target capaian
Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH)
Angka Kematian Ibu Renstra Kemenkes,
(AKI) Kab/Kota dalam data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
2 a. mencapai target 100
tahun berjalan (Tahun atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
2022 = 205, 2023 = 194, yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2024 =183)
Nilai target capaian
Angka Kematian Bayi (per 1.000 KH)
Angka Kematian Bayi Renstra Kemenkes,
(AKB) Kab/Kota dalam data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
3 a. mencapai target 100
tahun berjalan (Tahun atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
2022 = 18.6, 2023 = yang relevan
b. tidak mencapai target 0
17.6, 2024 = 16)
Prevalensi Stunting pada balita Capaian Prevalensi
Renstra Kemenkes,
Stunting di Kab/Kota laporan Bappeda, Dinas
a. mencapai target 100 data statistik nasional
4 dalam tahun berjalan KB, Tim Percepatan
atau sumber lainnya
(Tahun 2022 =18.4, Penurunan Stunting
b. tidak mencapai target 0 yang relevan
2023 = 16, 2024 = 14)
Kejadian Keracunan Pangan dalam 2 tahun terakhir Renstra Kemenkes,
Angka kejadian
data statistik nasional laporan Dinas Kesehatan
5 a. Tidak ada Kejadian 100 keracunan pangan
atau sumber lainnya Kabupaten/Kota
dalam 2 tahun terakhir
b. Ada Kejadian 0 yang relevan
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) dalam mendukung indikator)
Jumlah ODHIV ( Orang Dengan
HIV) baru mulai ART (
Antiretroviral Therapy) dibagi
ODHIV baru ditemukan dikali
100% berdasarkan periode tahun
Persentase orang dengan HIV (ODHIV ) baru ditemukan mendapatkan pengobatan ARV
berjalan.

Angka ini menggambarkan


temuan kasus HIV disuatu
wilayah pada waktu tertentu.
Hasil dari Orang Dengan HIV (
ODHIV )baru mulai ART dibagi
a. ≥ 90% (target thn 2022 ) 100 ODHIV baru ditemukan dikali SIHA ( Sistem Informasi HIV Laporan per bulan atau triwulan
6 100%, jika di ≥ 90% maka dia AIDS) atau semester bulanan
mencapi TARGET 100%
Hasil dari Orang Dengan HIV (
ODHIV )baru mulai ART dibagi
ODHIV baru ditemukan dikali
b. 80% - 90 % ( target thn 2022) 50
100%, jika di antara 80%-90%
maka dia mencapi target
SEDANG (50%)
Hasil dari Orang Dengan HIV (
ODHIV )baru mulai ART dibagi
c. < 80% ( target thn 2021) 0 ODHIV baru ditemukan dikali
100%, jika di antara < 80%,
artinya belum mencapi target

Insidensi TBC (per 100.000 penduduk) Jumlah kasus baru dan kambuh
Renstra Kemenkes, data
pada populasi dikali 100.000 laporan Dinas Kesehatan
7 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
penduduk (Tahun 2022 = 231, Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2023 = 211, 2024 = 190)

Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun Target persentase penduduk


usia 10-18 tahun yang merokok Renstra Kemenkes, data
laporan Dinas Kesehatan
8 a. mencapai target 100 di Kab/Kota dalam tahun berjalan statistik nasional atau sumber
Kabupaten/Kota
(Tahun 2022 = 8.9, 2023 = 8.8, lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2024 = 8.7)
Telah menerima sertifikat eliminasi malaria
Kab/Kota telah menerima Renstra Kemenkes, data
laporan Dinas Kesehatan
9 a. Sudah menerima 100 sertifikat eliminasi malaria dalam statistik nasional atau sumber
Kabupaten/Kota
tahun berjalan lainnya yang relevan
b. Belum menerima 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Angka kesakitan Dengue


Angka kesakitan Dengue di
Renstra Kemenkes, data
Kab/Kota dalam tahun berjalan laporan Dinas Kesehatan
10 a. Kurang dari 10 per 100.000 penduduk 100 statistik nasional atau sumber
(Kurang dari 10 per 100.000 Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
penduduk)
b. Lebih dari 10 per 100.00 penduduk 0

Jumlah kasus kusta baru yang


Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
tidak memiliki kelainan sensorik
maupun anatomis pada wilayah
Renstra Kemenkes, data
a. mencapai target 100 dan waktu tertentu dibagi jumlah laporan Dinas Kesehatan
11 statistik nasional atau sumber
seluruh penderita kusta Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
(PB+MB) baru yang ditemukan
b. tidak mencapai target 0 pada wilayah dan kurun waktu
yang sama dikali 100%

Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama terakreditasi


Renstra Kemenkes, data
Persentase Fasilitas Kesehatan laporan Dinas Kesehatan
12 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
Tingkat Pertama terakreditasi Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0

Persentase Fasyankes yang terakreditasi


Renstra Kemenkes, data
Persentase rumah sakit yang laporan Dinas Kesehatan
13 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
terakreditasi Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0
a) RPJMD/Renstra
Provinsi/Laporan Rencana
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Angka Kecukupan Energi (AKE) 2100 Kkal/kap/hari Susunan beragam pangan Aksi Daerah-Pangan dan Gizi
berdasarkan proporsi (RAD-PG)
keseimbangan energi dari 9 b) Skor PPH diperoleh dengan
(sembilan) kelompok pangan mengalikan %AKE dengan Laporan analisis konsumsi
dengan mempertimbangkan bobot masing-masing pangan di kabupaten dan kota;
14 a. ≥ 90.0 100 segi daya terima, ketersediaan kelompok pangan, Skor AKE atau Direktori Konsumsi Pangan
pangan, ekonomi, budaya dan dibandingkan dengan Skor di Kabupaten dan Kota
agama. Maksimum/Ideal (jika skor Periode dokumen: Tahunan.
Pencapaian skor PPH akan AKE > skor Maks, Skor PPH =
mendukung penduduk dapat skor Maks, dan sebaliknya)
b. < 90.0 0 hidup sehat, aktif dan produktif Sumber data: Dinas yang
menangani ketahanan pangan
di kabupaten dan kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan DO setiap (diisi dengan sumber perolehan data setiap (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK
indikator) indikator) mendukung indikator)

a) Data yang diolah:


- Target Pengawasan di Peredaran yaitu:
Persentase pangan segar yang memenuhi syarat keamanan pangan Persentase PSAT yang memenuhi
persyaratan keamanan dan mutu pangan
ditetapkan sebesar 85% (T)
- Jumlah pengawasan dalam bentuk
jumlah contoh/sampel yang diambil (N)
Persentase pangan segar
- Hasil Pengawasan dalam bentuk jumlah Laporan pengawasan
mencerminkan kondisi
sampel/contoh yang memenuhi keamanan dan mutu pangan
15 a. ≥ 85% 100 pangan segar yang beredar
persyaratan Keamanan Pangan (P) segar di kabupaten dan kota
dari aspek keamanan
b) Capaian Pengawasan di Peredaran: Periode dokumen: Tahunan.
pangan
Realisasi PSAT yang memenuhi
Persyaratan Keamanan dan Mutu pangan
di peredaran:
(Y) = P/N x 100%
b. < 85% 0 Sumber data: Dinas yang menangani
ketahanan pangan/pangan di kabupaten
dan kota

a) UU NO 18/2012 (Pangan), PP 17/2015


Persentase penurunan jumlah desa/kelurahan rentan rawan pangan (Ketahanan Pangan dan Gizi), Keputusan
Penurunan jumlah
Menteri Dalam Negeri No. 050-5899
desa/kelurahan rentan
Tahun 2021,
rawan pangan (dari tahun
RPJMD/Renstra Kabupaten/Kota Peta Ketahanan dan
sebelumnya) terhadap total
b) Persentase penurunan jumlah Kerentanan Pangan (Food
desa/kelurahan dikalikan
desa/kelurahan rentan rawan pangan Security and Vulnerability
16 a. ≥ 1 % 100 100% yang dihasilkan dari
dihitung dari penurunan jumlah Atlas - FSVA) di Kabupaten
peta ketahanan dan
desa/kelurahan rentan rawan pangan dan Kota; Periode dokumen:
kerentanan pangan (Food
(dari tahun sebelumnya) terhadap total Tahunan
Security and Vulnerability
desa/kelurahan dikalikan 100%;
Atlas - FSVA)
Sumber data: Dinas yang menangani
Kabupaten/Kota
b. <1 % 0 ketahanan pangan/pangan di kabupaten
dan kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Kabupaten/kota yang menerapkan


kebijakan Germas dengan kriteria:
Memiliki kebijakan Germas sesuai
dengan Inpres No.1 Tahun 2017
(melaksanakan 5 kluster germas) dan
atau kebijakan berwawasan
Kab/Kota yang menerapkan kebijakan GERMAS dengan kriteria : memiliki kesehatan Melaksanakan
kebijakan GERMAS dan melaksanakan penggerakan masyarakat dalam penggerakkan masyarakat dalam
mendukung 5 klaster GERMAS minimal 3 kali dalam setahun mendukung 5 kluster Germas
minimal 3 kali setahun, dengan Ketersediaan data: Peraturan
17 - Kebijakan Daerah/Gubernur/Bupati/
melibatkan lintas sektor, pendidikan
sekolah), Upaya Kesehatan berwawasan Walikota, Surat Edaran,
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Kesehatan SK/kebijakan yang
dan atau - Adanya penggarakan berwawasan Kesehatan
mitra potensial. masyarakat Laporan dan dokumentasi
- Aplikasi web program kegiatan penggerakan
prioritas nasional masyarakat
Kabupaten/kota menerapkan Germas
a. Ya 100 promkes yang dapat Penganggaran
bila memiliki
diakse di pelaksanaan kegiatan
regulasi terkait Germas, dan https://promkes.kemkes Germas di dokumen
b. Tidak 0 .go.id/promkes_priorita anggaran pemerintah
melaksanakan 2 dari 3
s/med_mci_si12/web/ daerah
kegiatan berikut:

1. Melaksanakan kampanye Germas


tema prioritas
2. Memiliki kegiatan skrining
kesehatan di tempat kerja
3. Memiliki kegiatan pembinaan
kesehatan tradisional
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

18 Persentase penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Fasyankes

a. > 80% 100 Jumlah fasyankes yang menerapkan Renstra Kemenkes, data
kawasan tanpa rokok dibagi jumlah statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
b. 50 - 80% 50
fasyankes yang ada di Kab/Kota dikali sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 25 - 49.99% 25 100% relevan

d. < 25% 0

19 Rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit terhadap jumlah penduduk yang dilayani
Permenkumham No
a. ≤ 1000 penduduk 100 Tingkat ketersediaan tempat tidur rumah
34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
sakit dibandingkan jumlah penduduk
Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 1000 - ≤ 5000 penduduk 50 yang dilayani dalam tahun berjalan
HAM >>> standar WHO
c. > 5000 penduduk 0

20 Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk yang dilayani


Permenkumham No
a. ≤ 16.000 penduduk 100 Tingkat ketersediaan puskesmas
34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
dibandingkan jumlah penduduk yang
Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 16.000 - ≤ 20.000 penduduk 50 dilayani dalam tahun berjalan
HAM >>> standar WHO
c. > 20.000 penduduk 0

21 Rasio puskesmas pembantu terhadap jumlah penduduk yang dilayani


Tingkat ketersediaan puskesmas Permenkumham No
a. ≤ 1500 penduduk 100
pembantu dibandingkan jumlah 34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
penduduk yang dilayani dalam tahun Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 1500 - ≤ 2000 penduduk 50 berjalan HAM >>> standar WHO
c. > 2000 penduduk 0
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 6 kali (K6)

Jumlah ibu hamil yang memperoleh


a. > 50% 100
pelayanan antenatal K6 Renstra Kemenkes, data
sesuai standar di satu wilayah kerja statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
22 b. 25 - 50% 50
pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
seluruh ibu hamil di wilayah dan dalam relevan
c. 1 - 25% 25 kurun waktu yang sama dikali 100%

d. 0 % 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase Kunjungan Neonatal Lengkap

a. > 86% 100 Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan


neonatal sesuai dengan standar,minimal 3 kali yaitu Renstra Kemenkes, data
pada usia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
23 b. 50 - 86% 50
pada 8 − 28 hari di satu wilayah kerja pada kurun waktu sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
tertentu dibagi Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu relevan
c. 25 - 49.99% 25 wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dikali 100%

d. < 25% 0

Persentase balita dipantau pertumbuhan dan perkembangan

a. > 80% 100


Renstra Kemenkes, data
Persentase balita dipantau pertumbuhan dan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
24 b. 70 - 80% 50
perkembangan di Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
relevan
c. 50 - 69.99% 25

d. < 50% 0

Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat


imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis Hepatitis B
pada usia 0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
(bOPV), 1 dosis Polio suntik (IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib,
serta 1 dosis Campak Rubela (MR) di satu wilayah
dalam kurun waktu 1 tahun
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-
a. > 80% 100 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
11 bulan >80% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
25
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-
b. 70 - 80% 50 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
11 bulan 70-80% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0- Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
c. 50 - 69.99% 25 11 bulan 50-69.99% dari target pencapaian bulan laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
berjalan Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
Menggunakan data Menggunakan data laporan rutin
Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-
d. < 50% 0 laporan rutin yang ada di yang tersedia di Dinas Kesehatan
11 bulan <50% dari target pencapaian bulan berjalan
Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan remaja

a. > 60% 100


Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan
Renstra Kemenkes, data
kesehatan remaja
b. 50 - 59.99% 50 statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
26 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu
relevan
c. 40 - 49.99% 25 yang sama dikali 100%

d. < 40% 0

Persentase puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan SANTUN LANSIA

a. > 40% 100 Renstra Kemenkes, data


Persentase puskesmas yang menyelenggarakan
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
27 b. 30 - 40% 50 pelayanan kesehatan SANTUN LANSIA di Kab/Kota
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
dalam Tahun berjalan
c. 20 - 29.99% 25 relevan

d. < 20% 0

Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif

a. > 80% 100 Renstra Kemenkes, data


Persentase Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) aktif di statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
28 b. 60 - 80% 50
Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 40 - 59% 25 relevan

d. < 40% 0

Persentase ibu hamil KEK


Renstra Kemenkes, data
a. < 10% 100 Persentase ibu hamil KEK di Kab/Kota dalam tahun statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
29
b. 10 - 20% 50 berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
relevan
c. > 20% 0

Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI ekslusif


Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
Renstra Kemenkes, data
a. > 60% 100 eksklusif
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
30 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
b. 40 - 59% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang dilakukan recall
relevan
dikali 100%
c. < 40% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase balita yang mengikuti program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan Jumlah anak balita 12 − 59
bulan yang mendapat vitamin
a. > 90% 100 A 200.000 SI Renstra Kemenkes, data
di suatu wilayah kerja pada statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
31 b. 71- 90% 50
kurun waktu tertentu dibagi sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 50 - 70% 25 Jumlah anak balita 12 − 59 relevan
bulan pada wilayah dan kurun
d. < 50% 0 waktu yang sama dikali 100%
Prevalensi Obesitas pada Balita
Renstra Kemenkes, data
a. < 8% 100 Prevalensi Obesitas pada
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
32 Balita di Kab/Kota dalam
b. 8 - 10% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
tahun berjalan
relevan
c. > 10% 0

Prevalensi Obesitas pada Anak Usia Sekolah


Prevalensi Obesitas pada Renstra Kemenkes, data
a. < 8% 100 Anak Usia Sekolah di statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
33
b. 8 - 10% 50 Kab/Kota dalam tahun sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
berjalan relevan
c. > 10% 0
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dan ditindaklanjuti
jumlah puskesmas yang
a. > 80% 100 Renstra Kemenkes, data
melaksanakan pelayanan
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
34 b. 60 - 80% 50 kesehatan lingkungan dan
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
ditindaklanjuti di Kab/Kota
c. 40 - 59.99% 25 relevan
dalam tahun berjalan
d. < 40% 0
Capaian target Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang laik Higiene Sanitasi
Pangan
Renstra Kemenkes, data
a. > 90% 100 Jumlah PP yang laik Higiene
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
35 Sanitasi Pangan di Kab/kota
b. 70 - 90% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
dalam tahun berjalan
relevan
c. 50 - 69 % 25
d. < 50% 0
Capaian target Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi TPP
a. > 70% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah TPP Sertifikasi Laik
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
36 b. 51 - 70% 50 Higiene Sanitasi di Kab/Kota
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 20 - 50 % 25 dalam tahun berjalan
relevan
d. < 20% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase Penataan Sentra Pangan Jajanan
a. > 50% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Penataan Sentra Pangan Jajanan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
37 b. 25 - 50% 50
di Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 1 - 25% 25 relevan

d. 0 % 0
Desa / kelurahan sehat iklim Renstra Kemenkes, data
Kabupaten/Kota memiliki Desa / kelurahan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
38 a. Memiliki 100
sehat iklim sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak memiliki 0 relevan

Rumah Sakit dan Puskesmas telah mengelola limbah medis sesuai standar
a.Ya, ≥ 80% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas telah
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
39 b.Ya, 60% - 79% 75 mengelola limbah medis sesuai standar di
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Kab/Kota dalam tahun berjalan
c.Ya, 40% - 59% 50 relevan

d. Ya, <40% 25
Melakukan pengolahan limbah B3 di Fasyankes secara mandiri atau kerjasama dengan pihak ke-3 berizin Jumlah fasyankes Melakukan pengolahan Renstra Kemenkes, data
limbah B3 secara mandiri atau kerjasama statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
40 a. Ada 100
dengan pihak ke-3 berizin di Kab/Kota pada sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak ada 0 tahun berjalan relevan
Rumah sakit dan Puskesmas telah memenuhi persyaratan kesling sesuai standar IKL Rumah Sakit
Puskesmas dan intervensi perbaikan
a.Ya, ≥ 80% 100 Jumlah Rumah sakit dan Puskesmas telah Renstra Kemenkes, data
memenuhi persyaratan kesling sesuai statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
41 b.Ya, 50% - 79% 75 standar IKL di Kab/Kota pada tahun sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c.Ya, 20% - 49% 50 berjalan relevan

d.Ya, tapi hanya < 20% 25

Jumlah pemberian oralit dan zinc 100% Renstra Kemenkes, data


pada balita penderita diare dibagi jumlah statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
Persentase pemberian oralit dan zinc 100% pada balita penderita diare
balita penderita diare di kab/kota pada sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
43 tahun sebelumnya dikali 100% relevan

a. > 80% 100


b. < 80% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Jumlah layanan yang Renstra Kemenkes,


komprehensif (mampu testing, data statistik
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan mampu test dan pengobatan HIV dan laporan Dinas Kesehatan
pengobatan dan layanan nasional atau
Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Kabupaten/Kota
PIMS) dibagi jumlah sumber lainnya
44 Fasyankes dikali 100% yang relevan

a. > 70% 100


b. 50 - 70% 50
c. < 50% 0
Pasien yang sembuh ditambah
Renstra Kemenkes,
pasien yang berobat lengkap
data statistik
dibagi pasien yang diobati laporan Dinas Kesehatan
Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC nasional atau
dikali100% pada cohort Kabupaten/Kota
sumber lainnya
penemuan kasus tahun
yang relevan
sebelumnya
45
a. > 90% 100
b. 85 - 89% 50
c. 50 - 84% 25
d. < 50% 0
Jumlah penderita Diabetes
Persentase penderita Diabetes Melitus (DM) yang mendapatkan pelayanan kesehatan Melitus (DM) yang melakukan
sesuai standar pemeriksaan gula darah dan
minum obat secara teratur
46
a. > 80% 100
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Jumlah penderita hipertensi yang


Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar melakukan pengukuran tekanan
darah dalam tiga bulan berturut-turut
47 a. > 80% 100

b. 50 - 80% 50

c. < 50% 0

Ada-tidaknya regulasi dan


Keberadaan pelarangan iklan rokok penegakan larangan iklan rokok di
wilayah kabupaten/kota
a. Adanya regulasi dan penegakan larangan iklan rokok di wilayah kabupaten
48 100
/ kota
b. Adanya regulasi tapi belum ada penegakan larangan iklan rokok di wilayah
50
kabupaten/kota
c. Tidak ada regulasi larangan iklan rokok 0

Angka Bebas Jentik (ABJ)


Jumlah rumah/bangunan bebas
49 a. ≥ 95% 100 jentik dibagi dgn jumlh rmh/ e-Silantor E-Silantor
bangunan yg diperiksa dikali 100%
b. < 95% 0

Indeks habitat anopheles

a. <1% 100 Jumlah habitat yg positif jentik


50 Anopheles dibagi dg seluruh habitat e-Silantor e-Silantor
b. 1% - 5% 50 yg diperiksa dikatakan 100%
c. >5% 0

Pencapaian indikator Annual Parasite Incidence (API) atau incidence malaria pada suatu Penemuan kasus malaria dibagi
daerah tertentu jumlah penduduk dikali 1000

51 a. API < 1% 100

b. API 1-5% 50

c. API >5% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Upaya meniadakan atau menghilangkan tempat
perindukan nyamuk melalui gerakan 3M plus
(menutup, menguras, mendaur-ulang,
memelihara ikan pemakan jentik, menanam
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik tanaman pengusir nyamuk, memakai kelambu,
tidak menggantung baju, menggunakan
larvasida) dan memberdayakan setiap anggota
52 rumah untuk menjadi Jumantik minimal satu
orang satu rumah

a. Ada, dilakukan secara rutin 100

b. Ada, tidak dilakukan rutin 50

b. Tidak ada kegiatan PSN 0

Jumlah kasus gigitan hewan penular rabies


Pencapaian indikator Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) ditangani dari jumlah kasus yang
yang ditangani dibagi jumlah kasus yang
dilaporkan
dilaporkan pada tahun sebelumnya kali 100%
a. 100% 100
53
b. 50-99% 50

c. Kurang dari 50% 0


Jumlah penderita leptospirosis yang meninggal
Angka kematian penderita leptospirosis dunia dibagi jumlah kasus leptospirosis pada
tahun sebelumnya kali 100%
Jumlah penderita leptospirosis yang meninggal
54
a. Kurang dari 7% 100 dunia dibagi jumlah kasus leptospirosis pada
tahun sebelumnya kali 100%
b. Lebih dari 7% 0

Angka target upaya memutus rantai penularan


filariasis melalui Pemberian Obat Pencegahan
Massal -POPM (minimal 65 persen dari
Angka Eliminasi Filariasis/kaki gajah
penduduk yang berusia 2 sampai 70 tahun) dan
penatalaksanaan pengobatan kasus kronis
55
filariasis
a. Tercapai 100

b. Tidak Tercapai 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah kasus kejadian kecacingan dibagi
Indikator Kecacingan jumlah penduduk di kab/kota pada tahun
sebelumnya kali 100%
a. < 1% 100
56
b. 1-10% 50

c. > 10% 0
Ada-tidaknya kebijakan pemerintah
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan daerah dalam pencegahan dan
Napza penanggulangan penyalahgunaan Napza
di wilayah kabupaten / kota
57
a. Ada Regulasi/Kebijakan 100

d. Tidak ada kebijakan 0


Pelaksanaan edukasi bahaya
Kegiatan edukasi bahaya penyalahgunaan Napza oleh Pemerintah Daerah penyalahgunaan Napza oleh Pemerintah
Daerah
a. Dilaksanakan secara terencana 100
58
b. Dilaksanakan tanpa rencana 50

c. Tidak dilaksanakan. 0
20% Puskesmas di suatu Kab/kota yang
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan Napza melakukan deteksi dini masalah
kesehatan jiwa dan Napza
a. > 20% Puskesmas 100

59
b. 20% Puskesmas 50

c. < 20% Puskesmas 25

d. 0% Puskesmas 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis
Persentase Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis Napza
Napza dibagi total jumlah Institusi Penerima
Wajib Lapor (IPWL)

a. > 50 % 100
60

b. < 50% 50

c. Tidak ada 0

Pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat melalui Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)

a. Ada SK TPKJM dan sudah diimplementasikan 100


Implementasi TPKJM sesuai dengan
61
Kepmenkes No 220/Menkes/SK/III/2002
b. Ada SK TPKJM tapi belum diimplementasikan 50

c. Tidak ada SK TPKJM 0

Persentase desa siaga sehat jiwa (DSSJ)

a. 100% 100 - Desa yang memiliki kader kesehatan jiwa


62 - Kader melaksanakan skrining kesehatan jiwa
b. 50 -99% 50 minimal 1 tahun sekali

c. <50% 0

Jumlah Puskesmas yang membina kelompok


Persentase Puskesmas yang membina kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional asuhan mandiri kesehatan tradisional dibagi
total Puskesmas di kab/kota kali 100%

a. > 25% 100


63
b. 10 - 24% 50

c. < 10% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah Puskesmas yang yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tradisional (akupresur/akupunktur/pijat
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional
64 baduta yg dilakukan oleh tenaga
(Akupressure/ Akupuntur/ Pijat Baduta)
kesehatan tradisional atau nakes yg
terlatih dibidang kestrad) dibagi total
Puskesmas di kab/kota kali 100%
a. > 25% 100

b. 10 - 24% 50

c. < 10% 0
Persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota Kabupaten/kota yang melaksanakan
pembinaan Posyandu Aktif dengan
a. ≥ 80% 100 kriteria: Memiliki Pokjanal yang disahkan
melalui keputusan Bupati/walikota
SK Pokjanal Posyandu,
Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu Data posyandu di
65 laporan pelaksanaan kegiatan
minimal 2 kali setahun Melakukan Komdat Kesmas
dan dokumentasi
b. < 80% 0 peningkatan kapasitas bagi petugas
Puskesmas dan kader Memiliki sistem
pelaporan kegiatan Posyandu Posyandu
aktif minimal 50%
Jumlah Posbindu yang melakukan deteksi
Persentase deteksi dini di Posbindu setiap bulan dini setiap bulan dibagi total Posbindu di
kab/kota kali 100%
66 a. > 80% 100
b. 50 - 80% 50

c. < 50% 0
Jumlah Posyandu Lansia yang aktif dibagi
Persentase Posyandu Lansia aktif total Posyandu Lansia di kab/kota kali
100%

67 a. >60% 100

b. 50-60% 50

c. <50% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Rasio ketersediaan pangan terhadap kebutuhan komoditas pangan a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang
Rasio jumlah ketersediaan direvisi dengan UU No.11/2020 ttg
terhadap kebutuhan pangan Cipta Kerja; PP No.17/2015 ttg
a. ≥110% 100
strategis di suatu wilayah, untuk Ketahanan Pangan dan Gizi; Perpres
mengetahui situasi surplus dan No.66/2021 ttg Badan Pangan Laporan prognosa neraca pangan
68 b. 100- <125% 50 defisit pangan di suatu wilayah Nasional kabupaten dan kota Periode
(kabupaten dan kota) pada periode b) Laporan ketersediaan terhadap dokumen: Tahunan
waktu tertentu (bulanan), sebagai kebutuhan pangan periode bulanan
c. 90 - <100% 25 bahan kebijakan pengendalian Sumber data: Dinas Yang Menangani
ketersediaan pangan. Ketahanan Pangan dan Pangan di
d. <90% 0 Kabupaten dan Kota

Tingkat ketersediaan energi/protein a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang


direvisi dg UU No.11/2020 ttg Cipta
Kerja; PP No.17/2015 ttg Ketahanan
a. ≥ 2400 kkal/kapita/hari 100 Mengetahui tingkat ketersediaan
Pangan dan Gizi; Perpres
energi di suatu wilayah (kabupaten
No.66/2021 ttg Badan Pangan
dan kota) pada periode waktu
Nasional;
tertentu (tahunan), dengan Laporan Neraca Bahan Makanan
69 b. 2100- <2400 kkal/kapita/hari 50 b) Laporan ketersediaan pangan
mengacu pada standar angka Periode dokumen: Tahunan
dalam bentuk zat gizi energi (kalori)
kecukupan energi (AKE) tingkat
per kapita di kabupaten dan kota
ketersediaan sebesar 2.400
c. 1600 - <2100 kkal/kapita/hari 25 pada periode tahunan
kkal/kap/hari
Sumber data: Dinas Yang Menangani
Ketahanan Pangan dan Pangan di
d. <1600 kkal/kapita/hari 0 Kabupaten dan Kota

Tingkat ketersediaan protein a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang


direvisi dg UU No.11/2020 ttg Cipta
Kerja; PP No.17/2015 ttg Ketahanan
a. ≥ 63 gr/kapita/hari 100 Mengetahui tingkat ketersediaan
Pangan dan Gizi; Perpres
protein di suatu wilayah (kabupaten
No.66/2021 ttg Badan Pangan
dan kota) pada periode waktu
Nasional;
tertentu (tahunan), dengan Laporan Neraca Bahan Makanan
70 b. 57- <63 gr/kapita/hari 50 b) Laporan ketersediaan pangan
mengacu pada standar angka Periode dokumen: Tahunan
dalam bentuk zat gizi protein (gram)
kecukupan protein (AKP) tingkat
per kapita di kabupaten dan kota
ketersediaan sebesar 63
c. 44 - <57 gr/kapita/hari 25 pada periode tahunan
gr/kapita/hari
Sumber data: Dinas Yang Menangani
Ketahanan Pangan dan Pangan di
c. < 44 gr/kapita/hari 0 Kabupaten dan Kota
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
a) Peraturan
Keberadaan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD)
Bupati/Walikota tentang
CPPD Kabupaten dan
a. Mempunyai CPPD dan melakukan penyaluran CPPD 100 Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota sudah
Kota
melaksanakan pengadaan, pengelolaan dan
b) Laporan pelaksanaan
penyaluran CPPD sesuai dengan regulasi
b. Mempunyai CPPD tetapi belum melakukan CPPD 50 CPPD (pengadaan, Laporan Penyaluran CPPD Periode
71 CPPD masing-masing daerah
pengelolaan dan dokumen: Tahunan
Penyaluran CPPD ditujukan untuk penanganan
c. Dalam proses penyusunan regulasi CPPD 25 penyaluran)
kerawanan pangan, gejolak harga dan
Sumber data: Dinas Yang
masalah pangan lainnya
Menangani Ketahanan
d. Belum menyelenggarakan CPPD 0 Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota

Stabilisasi harga di tingkat konsumen

Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan yang


selanjutnya disingkat SPHP adalah upaya
stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok
strategis, untuk SPHP di tingkat
a) Permendag Nomor
a. harga eceran lebih kecil HET/HAP 100 konsumen bertujuan untuk melindungi harga
7/2020 tentang HAP;
pembelian bahan pangan oleh konsumen
Permendag Nomor
dengan harga yang wajar.
57/2017 tentang HET
Pelaksanaan kegiatan SPHP di tingkat
Beras; Usulan Perka
konsumen dilakukan antara lain jika: (1) kondisi
Badan Tentang HET dan
harga pangan di atas HET atau HAP tingkat
HAP sedang proses Laporan panel harga pangan
Konsumen, yang mengacu pada indikator
Harmonisasi dan tingkat konsumen di Kabupaten
72 b. harga eceran maksimal 5% diatas HET/HAP 50 stabilitas harga pangan dan/atau indikator
diundangkan Kemenkum dan Kota
stabilitas pasokan pangan; (2) pengamanan
HAM. Periode dokumen: Bulanan
stabilitas pasokan dan harga pangan pada
b) Laporan Pelaksanaan
periode HBKN atau kondisi lainnya, yang
SPHP
berpotensi menyebabkan harga penjualan di
Sumber data: Dinas Yang
tingkat konsumen di atas HET atau HAP
Menangani Ketahanan
Tingkat Konsumen; (3) usulan dari Pemerintah
c. Harga eceran lebih besar 5-25% di atas HET/HAP 25 Pangan dan Pangan di
Daerah dan/atau masyarakat yang dapat
Kabupaten dan Kota
dilengkapi dengan data dan informasi kondisi
pasokan dan harga, perkiraan jumlah dan
jenis komoditas pangan pokok strategis yang
dibutuhkan, serta lokasi pelaksanaan SPHP.

d. Harga eceran lebih besar dari 25% di atas HET/HAP 0


NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
a) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Jaminan keamanan pangan yang beredar (pre-market)
Pangan; PP Nomor 86 Tahun 2019
Jaminan keamanan pangan yang tentang Keamanan Pangan; dan PP
a. > 200 100 beredar (pre market) Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Laporan jumlah nomor registrasi
mencerminkan seberapa banyak Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
b. 100 - ≤ 200 50 yang diterbitkan oleh Kabupaten
73 pangan segar yang sudah Berbasis Risiko
dan Kota.
mendapatkan penjaminan/ijin edar b) Laporan Kegiatan Keamanan dan
c. 30 - ≤ 100 25 Periode dokumen: Tahunan
dari Dinas Pangan selaku Otoritas Mutu Pangan
Kompeten Keamanan Pangan Sumber data: Dinas Yang Menangani
d. < 30 0 Ketahanan Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota

Tingkat konsumsi energi/protein a) UU Pangan Nomor 18/2012;


RPJMD/RENTSRA/RAD-PG
a. ≥ 2100 kkal/kapita/hari 100 b) %AKE atau disebut Tingkat
Laporan analisis konsumsi pangan
Nilai kebutuhan rata-rata energi Konsumsi Energi diperoleh dengan
di kabupaten dan kota; atau
yang harus dipenuhi setiap hari menjumlah konsumsi energi per jenis
74 b. 1.900 - 2.099 kkal/kapita/hari 50 Direktori Konsumsi Pangan di
bagi hampir semua individu untuk pangan dan total dibagi 100 dikali AKE
Kabupaten dan Kota Periode
hidup sehat, aktif dan produktif 2100 kkal/(Permenkes 28/2019);
c. 1.700 - 1.899 kkal/kapita/hari 25 dokumen: Tahunan.
Sumber data: Dinas yang menangani
ketahanan pangan dan pangan di
d. < 1700 kkal/kapita/hari 0 kabupaten dan kota

Tingkat konsumsi protein Laporan analisis konsumsi pangan


Nilai kebutuhan rata-rata protein
a) UU Pangan Nomor 18/2012; di kabupaten dan kota; atau
yang harus dipenuhi setiap hari
a. ≥ 57 gr/kapita/hari 100 RPJMD/RENTSRA/RAD-PG b) %AKP Direktori Konsumsi Pangan di
bagi hampir semua individu untuk
atau disebut Tingkat Konsumsi Protein Kabupaten dan Kota Periode
hidup sehat, aktif dan produktif
75 b. 52-56.9 gr/kapita/hari 50 diperoleh dengan menjumlah dokumen: Tahunan.
konsumsi protein per jenis pangan dan
c. 45-56,9 gr/kapita/hari 25 total dibagi 100 dikali AKP 57
Gram/(Permenkes 28/2019);
d. < 45 gr/kapita/har 0

Konsumsi sayur dan buah


a) RPJMD/RENTSRA/RAD-PG;
a. ≥ 316 100 b) Konsumsi sayur dan buah diperoleh Laporan analisis konsumsi pangan
dengan menjumlah konsumsi sayur di kabupaten dan kota; atau
Jumlah konsumsi sayur dan buah
76 b. 285 - 315 50 dan buah dalam satuan gram/kap/hari Direktori Konsumsi Pangan di
per kapita per hari
Sumber data: Dinas yang menangani Kabupaten dan Kota Periode
c. 250 - 284 25 urusan ketahanan pangan dan pangan dokumen: Tahunan.
di kabupaten dan kota
d. < 250 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Konsumsi protein asal ternak


a) RPJMD/RENTSRA/RAD-
PG;
a. ≥ 11 100 b) Konsumsi protein asal Laporan analisis konsumsi
ternak diperoleh dengan pangan di kabupaten dan
Jumlah konsumsi protein menjumlah konsumsi protein kota; atau Direktori
77 b. 9.0 - 10.9 50 asal ternak per kapita per asal ternak dalam satuan Konsumsi Pangan di
hari gram/kap/hari Kabupaten dan Kota
Sumber data: Dinas yang Periode dokumen:
c. 98.0 - 8.9 25 menangani urusan ketahanan Tahunan.
pangan dan pangan di
kabupaten dan kota
d. < 8.0 0

Konsumsi daging

a) RPJMD/RENTSRA/RAD-
a. ≥ 14.6 100 PG;
Laporan analisis konsumsi
b) Konsumsi daging diperoleh
pangan di kabupaten dan
dengan menjumlah konsumsi
kota; atau Direktori
b. 13 - 14.5 50 Jumlah konsumsi daging daging dalam satuan
78 Konsumsi Pangan di
per kapita per tahun kg/kap/tahun
Kabupaten dan Kota
Sumber data: Dinas yang
Periode dokumen:
c. 12 - 12.9 25 menangani urusan ketahanan
Tahunan.
pangan dan pangan di
kabupaten dan kota
d. < 12 0
TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN
FASILITAS UMUM
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan data (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
setiap indikator) mendukung indikator)
PermenLHK Nomor
1 Nilai hasil pengukuran indeks standar pencemar udara (ISPU)
P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020: Data dari Dinas LH kabupaten/kota
Indeks Standar Pencemar Udara yang selanjutnya tentang hasil penentuan kategori
a. ≤ 50 100 disingkat ISPU adalah angka yang tidak mempunyai ISPU berdasarkan masing-masing Laporan hasil penentuan kategori
satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara Stasiun Pemantau Kualitas Udara ISPU
ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada Ambien (SPKUA) yang disusun oleh
b. > 50 0 dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan dinas LH kabupaten/kota
makhluk hidup lainnya
2 Nilai indeks kualitas udara PermenLHK Nomor 27 Tahun 2021:
Indeks Kualitas Udara yang selanjutnya disingkat IKU Data dari Dinas LH kabupaten/kota
Laporan indeks kualitas
a. ≥ 71 100 adalah ukuran yang menggambarkan kualitas udara tentang laporan perhitungan indeks
lingkungan hidup
yang merupakan nilai komposit parameter kualitasudara kualitas lingkungan hidup
b.< 71 0 dalam suatu wilayah pada waktu tertentu

3 Nilai Indeks Kualitas Air PermenLHK Nomor 27 Tahun 2021:


Indeks Kualitas Air yang selanjutnya disingkat IKA Data dari Dinas LH kabupaten/kota
Laporan indeks kualitas
a. ≥ 71 100 adalah suatu nilai yang menggambarkan kondisi tentang laporan perhitungan indeks
lingkungan hidup
kualitas air yang merupakan nilai komposit parameter kualitas lingkungan hidup
b.< 71 0 kualitas air dalam suatu wilayah pada waktu tertentu

Akses Air Minum Aman di Kabupaten/Kota


4 a. ≥ 15 % 100
b. < 15 % 0

Rumah tangga memiliki akses air limbah domestik aman


fasilitas limbah domestik yang dimiliki rumah tangga SPM capaian akses air limbah yang Laporan perhitungan SPM air
dengan tangki septic dan lumpur tinjanya diolah di IPLT aman, Laporan hasil input aplikasi limbah domestik aman,
5 a. Tercapai 100 melalui penyedotan lumpur tinja minimal setiap 3 tahun SICALMERS yang dibuat oleh screenshoot dari aplikasi
sekali per rumah tangga. Kementerian PUPR, SICALMERS
b. Tidak tercapai 0

6 Capaian Akses Layak Air Limbah Domestik Fasilitas air limbah domestik yang dimiliki rumah tangga
yang terhubung dengan cubluk atau tanki septic. Untuk Data dari BPS, Laporan capaian Dokumen dari BPS, Laporan
a. Tercapai 100 wilayah Pedesaan dengan kepadatan penduduk <25 akses sanitasi layak yang disusun capaian akses sanitasi layak yang
jiwa per hektar untuk cubluk tergolong layak, >25 jiwa oleh Dinas PUPR disusun oleh Dinas PUPR
b. Tidak tercapai 0 per hekatr harus tanki septic
7 Capaian Pengelolaan Sampah di Kabupaten/Kota
Data dari BPS, Aplikasi SIPSN
Capaian pengelolaan persampahan di rumah tangga Data dari BPS, screenshoot hasil
a. Tercapai 100 (Sistem Informasi Pengolahan
baik penanganan maupun pengurangan sampah input ke dalam aplikasi SIPSN
Sampah Nasional)
b. Tidak tercapai 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber


(diisi dengan DO setiap (diisi dengan jenis dokumen
A INDIKATOR POKOK perolehan data setiap
indikator) dalam mendukung indikator)
indikator)

8 Persentase daerah kumuh Kabupaten/Kota


a. ≤ 10% 100
b. > 10% 0
9 Jumlah rumah sehat di Kabupaten/Kota
a. Meningkat dari tahun lalu 100
b. Tetap/ Menurun dari tahun lalu 0
10 Persentase rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan
a. ≥ 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 100
d. < 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 0
11 Persentase rumah ibadat yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
a. ≥ 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 100
d. < 80% rumah ibadat yang memenuhi syarat kesehatan 0
Persentase tempat bermain anak yang menerapkan Kawasan Tanpa
12
Rokok (KTR)
a. ≥ 80% tempat bermain yang memenuhi syarat
100
kesehatan
d. < 80% tempat bermain yang memenuhi syarat kesehatan 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

13 Adanya regulasi pelaksanaan program pengendalian pencemaran kualitas udara

a. Ada, diatur melalui Perda 100

b. Ada, diatur melalui Perkada 50

c. Ada, diatur melalui SE Kepala Daerah 25

d. Tidak ada 0

PP Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara


14 Adanya program pengendalian pencemaran kualitas udara di dalam dokumen perencanaan
Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
- Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang
selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
a. Ada, tercantum di dokumen RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja PD 100 Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/ atau Kebijakan, Rencana,
dan/ atau Program.
- Kebijakan adalah arah atau tindakan yang
diambil oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah untuk mencapai tqjuan Pembangunan
Berkelanjutan.
b. Ada, tercantum di dokumen RPJMD dan RKPD 50
- Rencana adalah hasil suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia
termasuk rencana tata ruang wilayah beserta
rencana rincinya, RPJP nasional, RPJP daerah,
c. Ada tercantum di dokumen Renstra PD 25 RPJM nasional, dan RPJM daerah.
- Program adalah instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
d. Tidak tercantum di semua dokumen perencanaan pembangunan daerah dan anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
0 dikoordinasikan oleh instansi Pemerintah Pusat
perencanaan perangkat daerah
dan Pemerintah Daerah.
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
15 Adanya regulasi/kebijakan terkait pelaksanaan car free day
a. Ada, diatur melalui Perda/Perkada/SE Kepala Daerah/SK Kepala Daerah 100
b. Tidak ada 0
16 Pelaksanaan car free day
a. Pelaksanaan rutin 100
b. Tidak rutin dilaksanakan 50
c. Tidak ada CFD 0
Adanya upaya pemerintah daerah dalam mengkampanyekan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan (BBM rendah
sulfur termasuk Bahan Bakar Gas/BBG, kendaraan berbahan listrik/solar sel, biodiesel, dll.) untuk transportasi publik dan /
17
atau mobil pribadi dan/ atau industri melalui Surat edaran/Surat Keputusan/bilboard/ leaflet/ brosur/ media cetak/ atau
elektronik
a. Ada dan terdokumentasi 100
b. Ada dan tidak terdokumentasi 50
c. Tidak pernah dilakukan 0
Jumlah rumah tangga yang menggunakan salah satu atau beberapa energi alternatif yang ramah lingkungan: solar sel,
18
LPG dan pemanfaatan gas metan
a. > 80% 100
b. 60% - 80% 50
c. 30% - 59% 25

d. < 30% 0
Kampanye wajib tanam pohon bagi masyarakat yang dilakukan secara terencana dan bersinergi, baik melalui Surat
19
edaran/Surat Keputusan/bilboard/ leaflet/ brosur/ media cetak/ atau elektronik
a. Ada dan terdokumentasi 100
b. Ada dan tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
20 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan wajib tanam pohon
a. > 80% 100
b. 60 - 80% 75
c. 30 - 59% 50

d. < 30% 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
21 Melakukan monitoring uji kualitas udara indoor secara berkala

a. Dilakukan dua kali atau lebih dalam satu tahun 100

b. Dilakukan sekali setahun 50

c. Tidak dilakukan 0

22 Kebijakan dalam pengelolaan sungai

a. Ada, diatur melalui Perda 100

b. Ada, diatur melalui Perkada 50

c. Ada, diatur melalui SE Kepala Daerah 25

d. Tidak ada 0

23 Adanya Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKP SDA) di tingkat Kabupaten/Kota

a. Ada 100

b. Tidak Ada 0

24 Adanya rencana kerja dan aksi pengelola sungai bersih di tingkat Kabupaten/Kota

a. Ada 100

d. Tidak Ada 0

25 Adanya komunitas peduli sungai

a. Ada 100

b. Tidak ada 0

26 Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sungai

a. Terlibat dalam empat atau lebih kegiatan 100

b. Terlibat dalam tiga kegiatan 75

c. Terlibat dalam dua kegiatan 50

d. Terlibat dalam satu kegiatan 25

e. Masyarakat tidak terlibat dalam pengelolaan sungai 0


NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

27 Kondisi kebersihan sungai

a. Bersih dari sampah/tinja dari hulu ke hilir 100

b. Bersih hanya di sebagian sungai 50

c. Ada sampah/tinja 0

28 Kondisi daerah sempadan sungai

a. Bebas dari bangunan liar 100

b. Ada beberapa bangunan liar 50

c. Penuh dengan bangunan liar 0

29 Melakukan pemantauan sungai

a. Dilakukan sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 100

b. Dilakukan sebagian sesuai SE Dirjen SDA No 5/2016 50

c. Tidak dilakukan 0

Upaya Pemerintah Daerah dalam pemenuhan Akses air minum (seperti pengembangan SPAM
30
jaringan perpipaan dan pengembangan SPAM Bukan jaringan perpipaan)
KUA (Kebijakan Umum APBD)
Besaran anggaran yang
a. Ada 100 DIPDA (DIPA Daerah) dan PPAS (Prioritas dan
dialokasikan untuk air minum
Plafon Anggaran Sementara)
b. Tidak ada 0

31 Memiliki Penyelenggara SPAM (BUMD/UPTD/BUMDES/POKMAS/BUKS)


Penyelenggaraan SPAM adalah Aplikasi SIMSPAM
serangkaian kegiatan dalam diisi oleh Kab/Kota
a. Ada dan milik Pemda/Swasta 100
melaksanakan pengembangan dan diupdate setahun Bukti input data ke aplikasi
pengelolaan sarana dan prasarana sekali. SIMSPAM SIMSPAM, SK organisasi
b. Ada namun disediakan oleh Kab/Kota lain 50 yang mengikuti proses dasar Direktorat Air Minum yang telah disahkan
manajemen untuk penyediaan Air (airminum.ciptakarya.p
c. Belum memiliki 0 Minum kepada masyarakat. u.go.id)
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Air minum yang berkualitas (layak) adalah air


Akses terhadap air minum yang layak melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan minum yang terlindung meliputi air ledeng
32
dan non perpipaan (keran), keran umum, hydrant umum,
terminal air, penampungan air hujan (PAH)
atau mata air dan sumur terlindung, sumur
bor atau sumur pompa, yang jaraknya
a. >70% 100 minimal 10 m dari pembuangan kotoran, Aplikasi SIMSPAM diisi
penampungan limbah dan pembuangan oleh Kab/Kota diupdate Bukti input data ke aplikasi
sampah. Tidak termasuk air kemasan, air setahun sekali. SIMSPAM SIMSPAM. Laporan data
dari penjual keliling, air yang dijual melalui Direktorat Air Minum sambungan rumah (perpipaan)
tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. (airminum.ciptakarya.pu.g penyelenggara SPAM
b. 50%-70% 50 Proporsi rumah tangga dengan akses o.id)
berkelanjutan terhadap air minum layak
adalah perbandingan antara rumah tangga
dengan akses terhadap sumber air minum
berkualitas (layak) dengan rumah tangga
c. <50% 0
seluruhnya, dinyatakan dalam persentase.
(BPS)

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air


33 Memiliki dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Minum yang
selanjutnya disebut Rencana Induk SPAM
adalah
dokumen perencanaan Air Minum jaringan Dokumen dari Balai
a. Ya dan sudah dilegalkan melalui Perda/Perkada 100 perpipaan Prasarana Permukiman
dan perencanaan Air Minum bukan jaringan Wilayah di Provinsi dari
perpipaan SIMSPAM dan dokumen Dokumen RISPAM di Kab/Kota
berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum hardcopy.
b. Ya dan belum dilegalkan 50 pada satu https://tinyurl.com/Monitori
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan ngRISPAM
dan
memuat komponen utama sistem beserta
c. Tidak ada 0 dimensi-dimensinya.( Permen PUPR Nomor
27 Tahun 2016

34 Persentase sarana air minum yang diinspeksi kualitas air minumnya

a. >60% 100

b. 30%-60% 50

c. <30% 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase sarana air minum yang memenuhi syarat kesehatan setelah dilakukan inspeksi
35
kualitas airnya

a. > 25% 100

b. 10 - 25% 50

c. < 10% 0

Memiliki dan menerapkan rencana pengamanan kualitas air minum secara berkala (semua Rencana Pengamanan Air Minum
36
penyelenggara penyedia air minum) (RPAM) adalah upaya pengamanan
suplai air minum mulai dari
a. memiliki dan penerapannya dilakukan secara berkala 100 sumber hingga ke konsumen, yang
dilakukan oleh berbagai pihak secara Rekapitulasi Kab/kota
terpadu, dengan menggunakan yang memiki RPAM
Data dari PDAM di Kab/Kota,
b. memiliki tapi penerapannya belum berkala 50 pendekatan analisis dan manajemen dapat diakses dilink:
Dokumen RPAM
risiko untuk menjamin air minum yang https://tinyurl.com/Mon
disuplaiaman bagi konsumen dari segi itoringRPAM
c. memiliki tapi tidak menerapkan rencana pengamanan 25 kualitas atau kesehatan (Bartram et al.,
2009). Singkatnya, RPAM merupakan
instrumen manajemen pengamanan air
d. Tidak memiliki 0
minum berbasis risiko

Keberadaan regulasi/kebijakan terkait Air Limbah Domestik (Perda Pengelolaan ALD,


37
dan/atau Perkada terkait Pengelolaan ALD)

a. diatur dengan Perda pengelolaan Air Limbah Domestik 100

Jaringan dokumentasi Regulasi terkait air limbah


b. diatur dengan Perkada terkait Air Limbah Domestik 50 dan informasi hukum domestik yang sudah
(JDIH) Kab/Kota disahkan di Kab/Kota

c. Peraturan lainnya 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

38 Implementasi STBM Pilar 2, 3, 4 dan 5 seluruh rumah tangga

a. ≥ 80% 100 Persentase desa/kelurahan yang


mengimplementasikan 5 pilar
b. 50 - 79% 50 STBM melalui proses verifikasi

c. 25 - 49 % 0

d. < 24%

Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik


38
(Strategi Sanitasi Perkotaan dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan ALD)

a. Ada 2 Dokumen Perencanaan (RPJMD dan RISPALD) 100 Dokumen Perda, Perkada
terkait perencanaan
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50 SPALD atau dokumen
perencanaan SPALD
c. Dokumen perencanaan masih berproses (draft dokumen) 25 lainnya

d. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0

Adanya Pemisahan Peran Operator dan Regulator dalam Kelembagaan


39
Pengelola Air Limbah Domestik (ALD)

a. Ada (Pengelola ALD adalah UPTD/BLUD/BUMD) dan beroperasi 100 Dokumen Perkada
Jaringan
pembentukan UPTD,
dokumentasi dan
b. Pengelola ALD adalah Dinas dan beroperasi 50 dokumentasi
informasi hukum
operator/kantor
(JDIH) Kab/Kota
c. Ada tetapi tidak beroperasi 25 UPTD/struktur organisasi

d. Tidak terdapat tusi pengelolaan air limbah domestik pada OPD 0


NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

40 Persentase alokasi anggaran pengelolaan air limbah domestik dalam APBD

a. > 2 % 100
Laporan persentase anggaran
pengelolaan air limbah domestik
b. 1 % < x ≤ 2 % 50 Data dari DIPA APBD
dibandingkan dengan total APBD
Kab/Kota
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 25

d. ≤ 0,5 % 0
Program/Kegiatan Pemda yang mendorong perubahan perilaku masyarakat (sosialisasi/kampanye) dalam mengelola air
41
limbah domestik
a. Ada dan target tercapai 100 Kegiatan perubahan
perilaku masyarakat
Laporan dan dokumentasi kegiatan
b. Ada dan sebagian tercapai 50 tercantum di dokumen
di Dinas PUPR
perencanaan di Dinas
c. Ada dan target tidak tercapai 25 PUPR

d. Tidak ada 0

42 Terdapat layanan penyedotan lumpur tinja (baik oleh OPD atau Badan Usaha)

a. Ada, beroperasi, memenuhi cakupan pelayanan 100


Data dari operator
Catatan atau laporan, dokumentasi
b. Ada, beroperasi namun tidak memenuhi cakupan pelayanan 50 pengelola air limbah
kegiatan penyedotan lumpur tinja
domestik
c. Ada dan tidak beroperasi 25

b. Tidak ada 0

43 Keberadaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)


a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai Permen LHK No.
100
68 Tahun 2016) Data dari operator
b. Ada tapi tidak berfungsi optimal (memenuhi sebagian baku mutu lingkungan sesuai pengelola air limbah Catatan atau laporan, dokumentasi
50
Permen LHK No. 68 Tahun 2016) domestik keberfungsian/operasional IPLT
(Dinas/UPTD/BUMD)
c. Ada dan tidak berfungsi 25

c. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

44 Truk tinja beroperasi dan masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

a. Beroperasi, seluruhnya dikirim ke IPLT 100 Data dari operator Laporan dan dokumentasi
pengelola air limbah keberfungsian/operasional truk
b. Beroperasi, 75 - 99% dikirim ke IPLT 50
domestik tinja serta pembuangan
c. Beroperasi, 50 - 75% dikirim ke IPLT 25 (Dinas/UPTD/BUMD) lumpur tinja ke IPLT

d. < 50% dikirim ke IPLT 0


Persentase keberfungsian (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai Permen LHK No. 68 Tahun
45 2016) dari jumlah total Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) skala permukiman (50-20.000 Laporan total IPALD yang
jiwa) terbangun berfungsi (memenuhi semua
baku mutu lingkungan sesuai
a. > 70% berfungsi 100 Data dari Dinas PUPR Permen LHK No. 68 Tahun
b. 30% ≤ x ≤ 70% berfungsi 50 2016) dibandikan terhadap
total IPALD skala permukiman
c. < 30% berfungsi 0 yang terbangun

Perencanaan drainase memperhatikan konsep Eco-Drain yang sesuai dengan karateristik wilayah
46
(mengunakan sumur resapan, Biopori, Kolam Retensi dll)
a. Ya konsep Eco-Drain digunakan menyeluruh di semua wilayah Kabupaten
100
Kota
b. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian besar wilayah Kabupaten Kota 50

c. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian kecil wilayah Kabupaten Kota 25


d. Tidak mengunakan konsep Eco-Drain sama sekali/hanya sangat sedikit
0
yang digunakan
Kabupaten/Kota memiliki master plan drainase kota

a. Ada dan sudah diimplementasikan 100

47 b. Ada dan sebagian diimplementasikan 50

c. Ada namun belum diimplementasikan 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

48 Persentase penanganan genangan air di kabupaten/kota

a. 100% 100

b. 50% ≤ x < 100% 75

c. < 50% 50

d. 0% 0
Upaya Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM), mitra dalam hal
Operasional serta pemeliharaan sistem drainase (Kampanye menjaga kebersihan
49
drainase, kegiatan bersih2 lingkungan di drainase serta pemeliharaan sistem
drainase)
a. Ada dan berhasil melibatkan masyarakat dan mitra 100

b. Ada dan berhasil melibatkan masyarakat atau mitra 50

c. Ada namun tidak melibatkan masyarakat atau mitra 25

d. Tidak ada upaya 0


Adanya peraturan terkait persampahan (Perda Pengelolaan Sampah, Perda
50
Retribusi, dan/atau Perkada terkait Pengelolaan Sampah)
a. diatur dengan Perda Pengelolaan Sampah 100
Data dari JDIH Dokumen regulasi terkait
b. diatur dengan Perkada terkait Pengelolaan Sampah 50 Kab/Kota, Dinas persampahan di
LH Kab/Kota
c. Peraturan lainnya 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya peraturan kepala daerah tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Perpres Nomor 97 Tahun 2017:
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada) Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
a. Ada 100
Sampah Rumah Tangga yang selanjutnya
disebut Jakstrada adalah arah kebijakan dan
strategi dalam pengurangan dan penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Data dari JDIH Kab/Kota, Dokumen regulasi terkait
51
Sampah Rumah Tangga tingkat daerah Dinas LH persampahan di Kab/Kota
provinsi dan daerah kabupaten/kota yang
b. Tidak ada 0
terpadu dan berkelanjutan.

Pedoman penyusunan Jakstrada mengacu


pada PermenLHK Nomor Nomor
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018
Keberadaan Dokumen Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
52
dan/atau Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah)
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan (RPJMD dan RISPS) 100 Dokumen Perda,Perkada terkait
Data dari JDIH Kab/Kota, perencanaan persampahan serta
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50
Dinas LH dokumen perencanaan
persampahan lainnya
c. Dokumen perencanaan masih berproses (draft dokumen) 25

d. Tidak ada Dokumen Perencanaan 0

53 Adanya pemisahan peran operator dan regulator dalam kelembagaan pengelola sampah
Dokumen Perkada pembentukan
a. Ada (Pengelola sampah adalah UPTD/BLUD/BUMD) dan beroperasi 100 UPTD, dokumentasi
Data dari JDIH Kab/Kota, operator/kantor UPTD/struktur
b. Pengelola sampah adalah Dinas dan beroperasi 50 Dinas LH organisasi terkait pembentukan
kelembagaan pengelolaan
c. Ada tetapi tidak beroperasi 25 persampahan
d. Tidak terdapat tusi pengelolaan sampah pada OPD 0

54 Pelaksanaan pemilahan sampah

a. > 80% desa/kelurahan 100 Jumlah Desa/Kelurahan yang


sudah melaksanakan pemilahan
b. 50 - 80% desa/kelurahan 50 Data dari Dinas LH sampah dibandingkan dengan
jumlah desa/kel di Kab/Kota
c. < 50% desa/kelurahan 25 tersebut

d. Tidak dilakukan pemilahan sampah 0


NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya program pengelolaan sampah tingkat desa yang meliputi pemrosesan awal di tingkat rumah tangga sebelum
55 diangkut ke TPS, adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi kompos, memfungsikan TPS menjadi tempat daur
ulang sampah rumah tangga, dan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA secara rutin Laporan pelaksanaan program dan
a. > 80% desa/kelurahan 100 Data dari dokumen dokumentasinya. Jumlah
perencanaan Dinas LH Desa/Kelurahan yang sudah
(apakah terdapat program melaksanakan pengelolaan
b. 50 - 80% desa/kelurahan 50
pengolahan sampah sampah (3R) tingkat desa
tingkat desa) dibandingkan dengan jumlah
c. < 50% desa/kelurahan 25 desa/kel di Kab/Kota tersebut

d. Tidak dilakukan pengelolaan sampah 0

56 Sampah ditampung di TPS tidak lebih dari 24 jam

a. > 80% TPS 100 jumlah TPS yang tidak


menampung sampah lebih dari 24
b. 50 - 80% TPS 50 Data dari Dinas LH jam dibandingkan dengan total
jumlah TPS yang berada di
c. < 50% TPS 25 Kab/kota.

d. Sampah ditampung lebih dari 24 jam 0


Persentase infrastruktur pengolahan sampah berbasis masyarakat (TPS 3R dan/atau bank sampah) terbangun yang
57
beroperasi
a. > 70% beroperasi 100
Jumlah TPS 3R atau bank sampah
yang beroperasi dibanding dengan
b. 30% < x ≤ 70% beroperasi 50 Data dari Dinas LH
total jumlah TPS 3R dan/atau bank
sampah yang terbangun
c. < 30% beroperasi 25

d. Tidak beroperasi 0

58 Kondisi sarana pengangkutan sampah sesuai standar dan beroperasi

a. ≥ 90% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 100 Jumlah sarana pengangkut
sampah sesuai standar &
b. 90% - 50% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 50 Data dari Dinas LH beroperasi dibandingkan dengan
total jumlah sarana penganguktan
c. < 50% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 25 sampah yang ada di Kab/Kota

d.Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
59 Keberadaan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)

a. Ada dan beroperasi setiap hari 100 Data dari UPTD


laporan jumlah ritasi truks sampah
b. Ada dan beroperasi namun tidak setiap hari 50 persampahan/operator/Di
yang masuk ke TPS
nas
c. Ada dan tidak beroperasi 25
b. Tidak ada 0
60 Upaya penutupan sampah di TPA dengan tanah secara berkala
a. Ada dan dilakukan setiap hari 100
Data dari operator Laporan frekuensi penutupan
b. Ada, dilakukan setiap 2-7 hari sekali 50 pengelolaan sampah dengan tanah secara
c. Ada, dilakukan > 1 minggu sekali 25 persampahan berkala

d. Tidak dilakukan penutupan sampah 0

61 Keberadaan pengelolaan gas metana di TPA

a. Ada, dikelola dan dimanfaatkan 100


Data dari operator
Laporan pengelolaan gas metana
b. Ada, dikelola tapi belum dimanfaatkan 50 pengelolaan
di TPA (dimanfaatkan/dibakar)
persampahan
c. Ada namun tidak dikelola 25

d. Tidak ada pengelolaan 0

62 Keberadaaan dan keberfungsian Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) di TPA


a. Ada dan berfungsi (memenuhi semua baku mutu lingkungan sesuai Permen LHK No.
100
59 Tahun 2016)
Data dari operator
b. Ada tapi tidak berfungsi optimal (memenuhi sebagian baku mutu lingkungan sesuai pengelolaan Laporan keberfungsian IPL di TPA
50
Permen LHK No. 59 Tahun 2016) persampahan
c. Ada dan tidak berfungsi 25

d. Tidak ada 0

63 Memiliki kebijakan tata ruang perumahan/pemukiman

a. diatur dengan Perda Tata Ruang Perumahan/Permukiman 100

b. diatur dengan Perkada terkait Tata Ruang Perumahan/Permukiman 50

c. Peraturan lainnya 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
64 Keberadaan sarana olah raga

a. Ada, dimanfaatkan dan terpelihara 100

b. Ada, dimanfaatkan tapi tidak terpelihara 75

c. Ada tapi tidak dimanfaatkan 50

d. Tidak ada 0
Memiliki program optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari
65
(KRPL)
a. > 50% 100

b. 25% - 50% 50

c. < 25% 25

d. Tidak ada program KRPL 0


Kepemilikan fasilitas penanganan proteksi kebakaran (mobil damkar, pos pemadam kebakaran, hidran pilar,
66
hidran box)
a. ≥ 90% sarana dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 100

b. 90% - 50% sarana dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 50

c. < 50% sarana dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 25

d.Tidak ada 0

67 Memiliki program perbaikan rumah sehat/bedah rumah di wilayah pemukiman

a. Ya, rutin setiap tahun, volume meningkat 100

b. Ya, rutin setiap tahun, volume tidak meningkat 50

c. Ya, tidak rutin 25

b. Tidak 0

68 Persentase kawasan RTH di wilayah kabupaten kota UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang:
a. > 30% luas perkotaan 100
Ruang terbuka hijau adalah area
b. 20-30% luas perkotaan 50 memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih
c. 10- 20% luas perkotaan 25 bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara
d. < 10% luas perkotaan 0 alamiah maupun yang sengaja ditanam
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

69 Persentase kawasan hutan kota


PP Nomor 63 Tahun 2022 tentang Hutan Kota:
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang
a.> 10% dari luas perkotaan 100 bertumbuhan
Data dari Perangkat
pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam Peraturan Daerah tentang Hutan
Daerah yang menangani
wilayah perkotaan Kota
b. <10% dari luas perkotaan 50 Urusan Kehutanan
baik pada tanah negara maupun tanah hak,
yang ditetapkan sebagai
hutan kota oleh pejabat yang berwenang
c. Tidak ada kawasan hutan kota 0

70 Persentase kawasan pertamanan


a.> 20% dari luas perkotaan 100
b. <20% dari luas perkotaan 50
c. Tidak ada kawasan pertamanan 0
Keberadaan fasilitas dan sarana di kawasan pertamanan yang ramah anak, ramah lansia dan ramah
71
difable
a.Ya, tersedia lengkap dan terpelihara 100
b.Ya, tersedia sebagian dan terpelihara 50
c. Ya, tersedia tidak terpelihara 25
d. Tidak tersedia 0
72 Regulasi/Kebijakan pengelolaan limbah B3
a. Ada 100
b. Tidak 0
- Mengacu pada UU 11 Tahun 2020:
73 Tersedianya depo / tempat pengumpulan limbah B3 yang memenuhi syarat di tingkat Kabupaten/Kota pengelolaan limbah B3 wajib mendapat
perizinan berusaha, atau persetujuan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
- Mengacu pada PermenLHK Nomor 22 Tahun
a. Ada, berfungsi, mencukupi 100
2021:
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disebut Limbah 83 adalah sisa
b. Ada, berfungsi, tidak mencukupi 50 suatu usaha dan/atau kegiatan yang
rnengandung B3.
Rezim pengelolaan limbah B3 adalah perizinan
berusaha, bukan kewenangan perangkat
c. Tidak ada 0 daerah untuk melaksanakan. Sehingga kurang
pas dijadikan indikator kinerja pemda
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
74 Keberadaan kelompok kerja masyarakat air dan sanitasi yang aktif (Pokmair, BPS, BPSPAM)
a. Ada dan aktif 100
b. Ada tapi tidak aktif 50
c. Tidak ada 0
75 Persentase rumah ibadat 6 Agama di kabupaten kota yang terdaftar di Kantor Kementerian Agama Kab/Kota
a. > 75% rumah ibadat terdaftar 100
b. 50 - 75% rumah ibadat terdaftar 50
c. 25 - 49% rumah ibadat terdaftar 25
d. < 25% rumah ibadat terdaftar 0
76 Persentase Rumah Ibadat yang dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan paling sedikit satu kali dalam setahun
a. > 80% 100
b. 60 - 80% 50
c. 25 - 59% 25
d. < 25% 0
Persentase rumah ibadat inklusif
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100
77 b 30% - 40% jumlah rumah ibadat 50
c. 10% - 20% jumlah rumah ibadat 25
d. Tidak ada 0
Jumlah rumah ibadat yang melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
a. 50% atau lebih jumlah rumah ibadat 100
78 b. 30% - 49% jumlah rumah ibadat 50
c. 10% - 29% jumlah rumah ibadat 25
d. Tidak ada 0
Keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah komunikasi antar umat beragama di
79
Kabupaten/Kota
a. Ada forum, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100
b. Ada forum, memiliki rencana kerja 50
c. Ada Forum, tidak memiliki rencana kerja 25

d. Tidak ada 0
TATANAN 3 : PASAR
NO TATANAN 3 : PASAR SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) dalam mendukung indikator)

1 Adanya regulasi daerah tentang pasar sehat


Tersedianya regulasi daerah
Biro Hukum Pemerintah
a. Ada 100 tentang pasar sehat dengan Perda/Perwali/Perbup
Daerah
satuan ukur dokumen
b. Tidak 0

2 Adanya regulasi penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL)


Tersedianya regulasi daerah
Biro Hukum Pemerintah
a. Ada 100 tentang penanganan PKL Perda/Perwali/Perbup
Daerah
dengan satuan ukur dokumen
b. Tidak 0

Keberadaan program/kegiatan yang mendukung terkait Pasar Sehat dalam Tersedianya regulasi daerah
3
dokumen perencanaan daerah (RPJMD/ RKPD/ Renstra PD/ Renja PD) yang memuat program/kegiatan
RPJMD/ RKPD/ Renstra PD/
yang mendukung terkait Pasar Bappeda
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100 Renja PD
Sehat, dengan satuan ukur
b. Tidak ada 0 dokumen

Jumlah pasar rakyat yang


Persentase pasar rakyat yang memenuhi kriteria dasar sesuai Permenkes
4 memenuhi kriteria dasar sesuai
17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat
Permenkes 17 Tahun 2020
Pencatatan dinas / Data indikator pasar,
tentang Pasar Sehat
pengelola Pasar, laporan Laporan dan dokumentasi
a. > 80% 100 dibandingkan dengan total
jumlah pasar di kab/kota, dalam
b. < 80% 0 satuan ukur persentase

5 Adanya penerapan Kawasan Tanpa Rokok


Tersedianya kawasan Tanpa Biro Hukum Pemerintah
a. Ada 100 Perda/Perwali/Perbup
Rokok di Lokasi Pasar Rakyat Daerah
b. Tidak ada 0
NO TATANAN 3 : PASAR SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
6 Persentase pasar yang menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Jumlah pasar yang
a. > 80% 100 menerapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan dan
b. 60% - 80% 50 dibandingkan dengan total
pengelola Pasar, laporan dokumentasi
jumlah pasar di kab/kota,
c. 30% - 59% 25 dalam satuan ukur
persentase
d. < 30% 0
Persentase pasar yang memiliki Pokja/ Paguyuban/ Pengurus/ nama lainnya dan aktif (memiliki rencana kerja dan
7 Jumlah pasar yang memiliki
terealisasi)
Pokja/ Paguyuban/ Pengurus/
a. > 80% 100 nama lainnya dan aktif
(memiliki rencana kerja dan Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan dan
b. 60% - 80% 50 terealisasi) dibandingkan pengelola Pasar, laporan dokumentasi
c. 30% - 59% 25 dengan total jumlah pasar di
kab/kota, dalam satuan ukur
d. < 30% 0 persentase

8 Persentase pasar yang melakukan pengawasan internal


Jumlah pasar yang
a. > 80% pasar telah melakukan pengawasan internal 100 melakukan pengawasan
b. 60% - 80% pasar telah melakukan pengawasan internal 50 internal dibandingkan dengan Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan dan
total jumlah pasar di pengelola Pasar, laporan dokumentasi
c. 30% - 59% pasar telah melakukan pengawasan internal 25 kab/kota, dalam satuan ukur
persentase
d. < 30% pasar telah melakukan pengawasan internal 0
Persentase pasar yang dilakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan masyarakat kepada masyarakat Jumlah pasar yang dilakukan
9
pasar Komunikasi, Informasi dan
a. > 80% 100 Edukasi (KIE) kesehatan
masyarakat kepada
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan dan
b. 60% - 80% 50 masyarakat pasar
pengelola Pasar, laporan dokumentasi
dibandingkan dengan total
c. 30% - 59% 25 jumlah pasar di kab/kota,
dalam satuan ukur
d. < 30% 0 persentase
10 Persentase pasar yang memiliki fasilitas ruang ASI
Jumlah pasar yang memiliki
a. > 80% 100 fasilitas ruang ASI
b. 60% - 80% 50 dibandingkan dengan total Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan dan
jumlah pasar di kab/kota, pengelola Pasar, laporan dokumentasi
c. 30% - 59% 25 dalam satuan ukur
persentase
d. < 30% 0
NO TATANAN 3 : PASAR SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
11 Adanya pengaturan dan penataan pedagang kaki lima (PKL), dibuktikan dengan laporan dan dokumentasi kegiatan

a. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi dan bersih 100 Adanya pengaturan dan
penataan pedagang kaki lima
Pencatatan dinas /
b. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi tapi tidak bersih 50 (PKL), dibuktikan dengan Laporan dan dokumentasi
pengelola Pasar, laporan
laporan dan dokumentasi
c. Ada pengaturan dan penataan PKL, tapi kondisinya tidak rapi dan tidak bersih 25 kegiatan
d. Tidak ada pengaturan dan penataan PKL 0

12 Persentase pasar yang menjual daging berasal dari RPH/distributor yang memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
Jumlah pasar yang menjual
daging berasal dari
a. > 80% 100
RPH/distributor yang memiliki
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
b. 60% - 80% 50 Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
dibandingkan dengan total
c. 30% - 59% 25 jumlah pasar di kab/kota, dalam
satuan ukur persentase
d. < 30% 0
Persentase pasar yang menjual daging unggas berasal dari Rumah Potong Ayam (RPA)/ Rumah Potong Unggas (RPU) Jumlah pasar yang menjual
13
yang memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) daging unggas berasal dari
a. > 80% 100 Rumah Potong Ayam (RPA)/
Rumah Potong Unggas (RPU)
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
b. 60% - 80% 50 yang memiliki Nomor Kontrol
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
Veteriner (NKV) dibandingkan
c. 30% - 59% 25 dengan total jumlah pasar di
kab/kota, dalam satuan ukur
d. < 30% 0
persentase
14 Persentase pasar yang menjual unggas hidup di dalam pasar

a. < 0% 100 Jumlah pasar yang menjual


unggas hidup di dalam pasar
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
b. 1% - 25% 50 dibandingkan dengan total
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
jumlah pasar di kab/kota, dalam
c. 25% - 75% 25 satuan ukur persentase
d. > 70% 0

15 Persentase pasar yang memiliki infrastruktur yang inklusif

a. > 80% 100 Jumlah pasar yang memiliki


infrastruktur yang inklusif
b. 60% - 80% 50 Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
dibandingkan dengan total
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
jumlah pasar di kab/kota, dalam
c. 30% - 59% 25 satuan ukur persentase
d. < 30% 0
TATANAN 4 : SATUAN PENDIDIKAN
NO TATANAN 4 : SATUAN PENDIDIKAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)
Keberadaan regulasi daerah tentang pelaksanaan program Usaha Kesehatan
1
Sekolah/Madrasah (UKS/M)
a. Ada 100

b. Tidak 0
Keberadaan program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dalam perencanaan daerah (RPJMD, RKPD,
2
Renstra PD dan Renja PD)
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100

b. Tidak ada 0

3 Persentase Sekolah/Madrasah/Pondok Pesantren yang menerapkan Satuan Pendidikan Ramah Anak

a. ≥ 70% 100

b. < 70% 0
satuan pendidikan yang telah
4 Tersedianya sekolah/madrasah yang menerapkan pendidikan inklusif SK untuk SRA baik yang
memiliki SK sebagai Satuan
Dinas Pendidikan dikeluarkan oleh kepala daerah,
Pendidikan Ramah Anak (SRA)
a. Seluruh anak penyandang disabilitas terlayani 100 Kabupaten/Kota dan Provinsi, Kepala Dinas Pendidikan, Kanwil
dari Kepala Daerah atau Dinas
Kanwil Kemenag, Dinas PPPA Kemenag, ataupun oleh
Pendidikan/Dinas PPPA/Kanwil
b. Sebagian anak penyandang disabilitas terlayani 0 Kepala Dinas PPPA.
Kemenag
Persentase sekolah/madrasah yang minimal mencapai stratifikasi standar Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
5
(UKS/M)
a. ≥ 80% 100

b. < 80% 0

6 Persentase Sekolah/Madrasah yang memenuhi syarat sesuai Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)

a. ≥ 80% 100

b. < 80% 0

7 Presentase Pondok Pesantren menerapkan Pondok Pesantren Sehat sesuai Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)

a. ≥ 70% 100

b. < 70% 0

8 Adanya penerapan Kawasan Tanpa Rokok di satuan pendidikan usia dini, dasar dan menengah

a. Seluruh satuan pendidikan 100

b. Sebagian satuan pendidikan 0


NO TATANAN 4 : SATUAN PENDIDIKAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

9 Keberadaan Tim Pembina UKS/M tingkat Kabupaten/Kota

a. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terelisasi >80% 100

b. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terealisasi 60%-80% 50

c. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terealisasi <60% 25

d. Tidak ada Tim Pembina 0

9 Keberadaan Tim Pembina UKS/M tingkat Kecamatan dibuktikkan dengan SK, Rencana Kerja dan Laporan Kegiatan

a. ≥ 80 % Kecamatan memiliki Tim Pembina 100

b. 60 - 79% Kecamatan memiliki Tim Pembina 50

c. 40 - 59% Kecamatan memiliki Tim Pembina 25

d. < 40% 0

10 Presentase Sekolah/Madrasah yang memiliki tim pelaksana UKS/M dibuktikan dengan SK, Rencana Kerja dan Realisasi

a. ≥ 80 % 100

b. 60 - 79% 50

c. 40 - 59% 25

d. < 40% 0

11 Persentase sekolah/madrasah yang melakukan pengawasan internal

a. ≥ 80 % 100

b. 60 - 79% 50

c. 40 - 59% 25

d. < 40% 0
NO TATANAN 4 : SATUAN PENDIDIKAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

12 Presentase Sekolah/Madrasah yang menerapkan Adiwiyata

PermenLHK Nomor
a. ≥ 80 % 100 P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019
tentang Penghargaan Adiwiyata:
- Adiwiyata adalah penghargaan yang
diberikan olehPemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintahdaerah
kabupaten/kota kepada sekolah yang SK Bupati/Walikota tentang
b. 60 - 79% 50 Data dari Dinas LH
berhasil Penetapan Sekolah Adiwiyata
melaksanakan gerakan peduli dan
berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah
yang berhasilmelaksanakan gerakan
c. 40 - 59% 25 peduli dan berbudaya lingkungan hidup
di sekolah.

d. < 40% 0

13 Presentase Sekolah/Madrasah yang menyelenggarakan promosi kesehatan dan penjaringan kesehatan

a. ≥ 80 % 100

b. 60 - 79% 50

c. 40 - 59% 25

d. < 40% 0
TATANAN 5 : PARIWISATA
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Arah pembangunan
kepariwisataan nasional
sebagaimana dalam Peraturan
Keberadaan regulasi daerah tentang Pariwisata Sehat Pemerintah Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pemerintah daerah menyusun
Pembangunan Kepariwisataan Regulasi terkait
Nasional meliputi Penyelenggaraan
pembangunan kepariwisataan Kepariwisataan dalam bentuk
nasional dilaksanakan: PerDa, dimana didalam pasal
a. dengan berdasarkan prinsip terdapat substansi yang
Pembangunan Kepariwisataan berupa: pembangunan dan
yang berkelanjutan; penguatan kepariwiataan ; Peraturan Daerah (Tentang
1 a. Ada 100 b. dengan orientasi pada upaya Destinasi, SDM, dan industri penyelenggaraan Kepariwiataan)
peningkatan pertumbuhan, pariwisata yang bertatanan
peningkatan kesempatan kerja, pariwisata sehat,
pengurangan kemiskinan, serta berkelanjutan dan ramah
pelestarian lingkungan; wisatawan; sapta pesona;
c. dengan tata kelola yang baik;
d. secara terpadu secara lintas data dapat diperoleh pada
sektor, lintas Dinas Pariwisata / Bappeda
b. Tidak 0 daerah, dan lintas pelaku; dan
e. dengan mendorong
kemitraan sektor publik dan
privat.

Rencana induk kepariwisataan


Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) masuk dalam dokumen nasional menjadi acuan bagi Rencana Induk Pembangunan
perencanaan daerah (RPJMD/Renstra/RKPD) pemerintah daerah untuk Kepariwisataan Provinsi dan
menyusun Rencana Induk Kabupaten/Kota meliputi:
Kepariwisataan Daerah, a. landasan pembangunan
berdasarkan Pasal 5 Peraturan kepariwisataan;
sudah ditetapkan dalam bentuk
2 Pemerintah Nomor 50 Tahun b. muatan materi Rencana
Peraturan Daerah. Data dapat
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100 2011 tentang Rencana Induk Induk Pembangunan
diperolah di Dinas Pariwisata dan
Pembangunan Kepariwisataan Kepariwisataan Provinsi
Bappeda daerah
Nasional Tahun 2010-2025, (RIPPAR-PROV) dan
Pemerintah Daerah Rencana Induk Pembangunan
mensinergikan penyusunan Kepariwisataan
Rencana Induk Pembangunan Kabupaten/Kota (RIPPAR-
b. Tidak ada 0 Kepariwisataan Provinsi dan KAB/KOTA);
Kabupaten/Kota;
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Kemenkes : KTR PP
3 Jumlah Daya Tarik Wisata (DTW) yang mengimplementasi kawasan tanpa rokok (KTR)
109/2012

Perda di Kab/Kota
a. Semua DTW mengimplementasikan KTR 100

b. Sebagian DTW mengimplementasikan KTR 0

Kemenkes : Permenkes
4 Persentase sarana akomodasi pariwisata yang laik sehat
14/2021

a. ≥ 75% 100 Laporan Dinas Kesehatan

b. < 75% 0

Kemenkes : Permenkes
Persentase restoran yang laik hygiene 14/2021

5 a. ≥ 65% 100 Laporan Dinas Kesehatan

b. < 65% 0

Keberadaan Daya Tarik Wisata (DTW) yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan PP. 50 2011 Pasal 25, persyaratan destinasi
6 destinasi mempunyai untuk menyediakan
atau bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
fasilitas: fasilitas untuk mendukung
aspek kesehatan:
fasilitas umum diantaranya : jaringan air bersih, Sistem terdapat fasilitas layanan
a. Seluruh DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 100 fasilitas kesehatan berupa Pengelolaan limbah, kesehatan bagi wisatawan di
poliklinik 24 (dua puluh fasilitas kesehatan & P3K, Daya Tarik Wisata
empat) jam dan fasilitas Fasilitas sanitasi dan
pertolongan pertama pada kebersihan, fasilitas bagi
b. Sebagian DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 0 kecelakaan; berkebutuhan khusus,
dll fasilitas keamanan.
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Sesuai Panduan Pelaksanaan Kebersihan,


Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian
7 Persentase Daya Tarik Wisata (DTW) yang memenuhi syarat kesehatan Lingkungan di Daya Tarik Wisata (Dok
Pedoman CHSE Kemenparekraf)
https://chse.kemenparekraf.go.id/pedoman persyaratan destinasi
untuk menyediakan
PP. 50 2011 Pasal 25, destinasi mempunyai fasilitas untuk
fasilitas:
Prasarana Umum:
mendukung aspek
1. jaringan air bersih; kesehatan:
2. sistem pengelolaan limbah. jaringan air bersih,
3. jaringan telekomunikasi Persentase jumlah daya
Sistem Pengelolaan
a. ≥ 75% 100 4. jaringan listrik dan lampu penerangan; tarik ;
limbah, fasilitas
Pencatatan Dinas ?
fasilitas umum diantaranya : kesehatan & P3K,
1. fasilitas kesehatan berupa poliklinik 24 (dua Fasilitas sanitasi dan
puluh empat) jam dan fasilitas pertolongan
pertama pada kecelakaan;
kebersihan, fasilitas
2. fasilitas sanitasi dan kebersihan, seperti: bagi berkebutuhan
toilet umum, jasa binatu (laundry), dan tempat khusus, fasilitas
sampah;
keamanan.
3. fasilitas khusus bagi penderita cacat fisik,
b. < 75% 0 anak-anak dan lanjut usia;
4. Fasilitas Keamanan
dll

syarat SLS Permenkes 14/2021

8 Persentase Daya Tarik Wisata (DTW) yang ramah difabel persyaratan destinasi untuk
PP. 50 2011 Pasal 25, destinasi menyediakan fasilitas untuk
mendukung aspek
a. ≥ 75% 100 mempunyai fasilitas: kesehatan:
jaringan air bersih, Sistem
b. 50-75% 50 fasilitas umum diantaranya : Pengelolaan limbah, Pencatatan dinas?
fasilitas khusus bagi penderita cacat fasilitas kesehatan & P3K,
Fasilitas sanitasi dan
c. < 50% 25 fisik, anak-anak dan lanjut usia; kebersihan, fasilitas bagi
dll berkebutuhan khusus,
d. Tidak ada 0 fasilitas keamanan.
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Data di Dinas Pariwisata


9 Daya Tarik Wisata (DTW) menyediakan asuransi keselamatan bagi wisatawan Kemenaker
Kab/Kota

a. Seluruh DTW menyediakan asuransi bagi wisatawan 100

b. Tidak semua DTW menyediakan asuransi 50

c. Tidak ada 0

Data di Dinas Pariwisata


10 Persentase Daya Tarik Wisata (DTW) yang menerapkan K3 Kemenaker
Kab/Kota

a.≥ 80% DTW menerapkan K3 100

b. 51% - 80% DTW menerapkan K3 50

c. 25% - 50% DTW menerapkan K3 25

d. < 25% DTW menerapkan K3 0

Adanya kerjasama dengan Petugas Keamanan (Polisi Pariwisata, Satpam/ Masyarakat yang PP. 50 2011 Pasal 25,
11
ditunjuk) destinasi mempunyai
fasilitas:
a. Ya, pada semua daya tarik wisata 100 surat kontrak kerja
(satpam) atau SK data di pengelola daya tarik
fasilitas umum
Penugasan Polisi wisata
b. Ya, namun belum di semua daya tarik wisata 50 diantaranya :
Pariwisata
fasilitas keamanan di
destinasi pariwisata
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Pokdarwis merupakan salah


Keberadaan rencana kerja dan implementasi program pengembangan Kelompok
12 satu bentuk kelembagaan
Sadar Wisata (Pokdarwis, Bumdes)
yang dibentuk oleh
masyarakat yang memiliki
kepedulian dan tanggung
jawab serta berperan dalam
SK Kepala Daerah
a. Ada dan terealisasi seluruh kegiatan 100 mendukung terciptanya iklim
terkait Penetapan
kondusif dan terwujudnya
Desa Wisata
Sapta Pesona (aman, tertib,
SK Kepala dinas data di Dinas Pariwisata
bersih, sejuk, indah, ramah
pariwiata terkait
dan unsur kenangan)
pengukuhan
b. Ada dan terealisasi sebagian kegiatan 50 Pokdarwis terkait dengan
Pokdarwisa
perannya dalam pengelolaan
desa wisata, Desa wisata
ditetapkan oleh kepala
Daerah, sedangkan untuk
c. Tidak ada 0 pokdarwis di kukuhkan oleh
Kepala Dinas

Persentase Tempat Pengolahan Pangan (TPP) Non Sertifikat Laik higiene Sanitasi
13 Kemenkes data di Dinas Kesehatan
(SLHS) yang dilakukan pembinaan/pengawasan dengan pemberian label

a. ≥ 75% 100 Permenkes 14/2021

b. 50-75% 50

c. < 50% 25

d. Tidak ada 0
TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN
TERTIB LALU LINTAS
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan data (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
setiap indikator) mendukung indikator)
1 Adanya regulasi terkait penyediaan layanan transportasi jalan
a. Ada 100
b. Tidak 0
2 Adanya regulasi terkait kawasan tertib lalu lintas
a. Ada 100
b. Tidak 0
Adanya regulasi terkait sistem manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
3 a. Ada 100
b. Tidak 0
Penyediaan layanan transportasi dan kawasan tertib lalu lintas jalan masuk ke dalam dokumen
4 perencanaan daerah (RPJMD/Renstra/RKPD)

a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100


b. Tidak ada 0
5 Persentase kendaraan umum yang laik jalan
a. ≥ 80% dari jumlah kendaraan 100
b. < 80% dari jumlah kendaraan 0
Persentase penurunan tingkat fatalitas akibat kecelakaan dalam 2 tahun terakhir
6
a. Minimal per tahun 62-65% 100
b. Meningkat atau tidak ada penurunan 0

7 Persentase jam kerja pengemudi angkutan umum: maksimal 12 jam dan 4 jam istirahat
a. ≥ 80% dari jumlah kendaraan 100
b. < 80% dari jumlah kendaraan 0

8 Adanya penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Terminal


a. Ada 100
b. Tidak ada 0

9 Keberadaan sistem layanan pertolongan kecelakaan yang cepat dan terintegrasi


a. Ada 100
b. Tidak memiliki 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah pelanggaran lalu lintas

a. Menurun, terdokumentasi dan mencapai target 100


10
b. Menurun, terdokumentasi namun tidak mencapai target 50

c. Meningkat 0
11 Adanya program atau kegiatan pemeriksaan NAPZA atau narkoba terhadap pengemudi yang dilakukan

a. Ada, berkala dan dilengkapi dengan dokumen 100

b. Ada, tidak berkala namun dilengkapi dokumen 50

c. Ada, tidak berkala dan tidak dilengkapi dokumen 25

d. Tidak ada sama sekali 0


12 Terminal yang memenuhi syarat kesehatan

a. Dilaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan dan memenuhi syarat kesehatan 100

b. Dilaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan namun belum memenuhi syarat kesehatan 50

c. Tidak dilaksanakan 0

Adanya regulasi terkait analisis dampak lalu lintas

a. Ada dan terdokumentasi 100


13
b. Ada namun tidak terdokumentasi 50

c. Tidak ada regulasi 0


14 Terdapat pos, fasilitas dan petugas pemeriksa kelaikan umum, fasilitas perbaikan ringan kendaraan umum pada terminal

a. Tersedia, lengkap 100

b. Tersedia, Sebagian 50

c. Tidak tersedia 0
15 Keberadaan fasilitas istirahat awak kendaraan

a. Ada, berfungsi dan bersih 100

b. Ada, berfungsi tapi tidak bersih 50

c. Ada, tidak berfungsi dan tidak bersih 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
16 Melakukan pemantauan kualitas udara ambien
a. Minimal 6 bulan sekali 100
b. 1 tahun sekali 50
c. Kadang-kadang 25
d. Tidak melakukan 0
Upaya Penyehatan kualitas udara ambien di areal terminal (Melakukan penghijauan, perbaikan dan perawatan mesin
17
kendaraan, penerapan sanksi tidak bisa beroperasi untuk kendaraan tidak laik jalan)
a. Melakukan 3 upaya 100
b. Melakukan 2 upaya 50
c. Melakukan 1 upaya 25
d. Tidak ada upaya 0
18 Tersedia fasilitas bagi penumpang penyandang disabilitas dan ibu hamil atau menyusui
a. ada, lengkap 100
b. ada, sebagian 50
c. tidak ada 0
19 Kasus kriminalitas di terminal
a. Berkurang dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dari tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
20 Persentase halte yang berfungsi dari jumlah eksisting
a. 80-100% 100
b. 60-79% 75
c. 40-59% 50
d. < 40% 0
Persentase implementasi protokol kesehatan pencegahan penyakit menular dari udara dalam angkutan umum
21 a. > 80 % 100
b. 50 - 80 % 50
c. 25 - 50 % 25
d. < 25% 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
22 Persentase angkutan umum yang memiliki BLUe (Bukti Lulus Uji Elektronik)
a. > 80% dari jumlah kendaraan 100
b. 50 - 80% dari jumlah kendaraan 50
c. < 50% dari jumlah kendaraan 25
d. Tidak menerapkan BLUe 0
23 Adanya bengkel pemantau emisi gas buang
a. Ada dan terakreditasi 100
b. Ada namun tidak terakreditasi 50
c. Tidak ada 0
24 Santunan akibat kecelakaan sebagai dampak kecelakaan lalu lintas
a. Seluruh korban mendapatkan santunan 100
b. Sebagian korban mendapatkan santunan 50
c. Seluruh korban tidak mendapatkan santunan 0
25 Persentase perusahaan angkutan yang telah membuat dan melaporkan Sistem manajemen keselamatan
a. > 80 % memenuhi 100
b. 50 - 80 % belum memenuhi 50
c. > 50 % tidak memenuhi 0
26 Tersedianya data/informasi daerah rawan kecelakaan
a. ada dan dilakukan updating 100
b. ada namun tidak dilakukan updating 50
c. tidak ada 0
Fasilitas pencegah tindak kriminal di areal terminal
a. tersedia petugas keamanan, pos keamanan, dan kamera pengawas 100
27
b. tersedia, petugas keamanan dan pos keamanan 50
c. tidak tersedia sama sekali 0
Edukasi penanganan tanggap kecelakaan pada masyarakat di daerah rawan kecelakaan
a. Ada dan terdokumentasi 100
28
b. Ada namun tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
29 Jumlah titik kemacetan
a. Menurun dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dengan tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
30 Keberadaan fasilitas jalur pejalan kaki (trotoar) bagi masyarakat umum dan penyandang disabilitas
a. Ada dan berfungsi sesuai peruntukannya 100
b. Ada namun tidak berfungsi sesuai peruntukannya 50
c. Tidak ada 0
31 Jumlah titik fasilitas jalur sepeda
a. Meningkat 100
b. Tetap 50
c. Menurun 0
32 Fasilitas penyeberangan orang (jembatan penyeberangan, zebra cross)
a. Ada, berfungsi 100
b. Ada, Tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
Adanya zona selamat sekolah
a. Meningkat 100
33
b. Tetap 50
c. Menurun 0
34 Adanya kegiatan sosialisasi keselamatan berlalu lintas dan keselamatan jalan
a. Ada dan rutin 100
b. Ada namun tidak rutin 50
c. Tidak ada 0
Adanya ruang henti sepeda motor pada simpang bersinyal (lampu merah)
a. Ada, berfungsi 100
35
b. Ada, Tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
Pengawasan dan penindakan terhadap emisi gas buang kendaraan
a. Ada dan terdokumentasi 100
36
b. Ada namun tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG

Adanya forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ)

a. Ada, aktif dan memiliki Dasar penetapan/SK 100

37 b. Ada, aktif namun tidak memiliki Dasar penetapan/SK 50

c. Ada, tidak aktif 25

d. Tidak ada 0

38 Persentase sekolah menengah yang memiliki patroli keamanan sekolah (PKS)

a. > 80% 100

b. 50 - 80% 50

c. < 50% 0

39 Program sosialisasi Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang rutin setahun terakhir

a. Ada dan rutin disosialisasikan 100

b. Ada tapi tidak rutin disosialisasikan 50

c. Tidak ada 0

Adanya sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte penumpang
40
angkutan umum, Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki

a. Ada 4 atau lebih sarana 100

b. Ada 2 - 3 sarana 50

c. Ada 1 sarana 25

d. Tidak ada sarana 0


TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN
PERINDUSTRIAN
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)
Adanya regulasi/kebijakan Kawasan Perkantoran, Perindustrian (IKM) dan UMKM terkait dengan Perda/Perbub/Perwali/Kebijak
1 Pemda mengeluarkan
kesehatan an Kadis Perindustrian (IKM) Dokumen
Perda/Perbub/Perwali/Kebijakan
dan UMKM terkait dengan Perda/Perbub/Perwali/Kebijakan
a. Ada 100 Kadis Perindustrian (IKM) dan
kesehatan diperoleh dari Kadis Perindustrian (IKM) dan
UMKM terkait dengan
Dinas KUMKM/Perindustrian/ UMKM terkait dengan kesehatan
b. Tidak ada 0 kesehatan
Kesehatan

Kegiatan penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di Kawasan Perkantoran, Perindustrian Pemda mengeluarkan RPJMD/
2 (IKM) dan UMKM masuk dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD/ RKPD/ RKPD/ Renstra PD/ Renja PD
Renstra PD/ Renja PD) untuk mendukung kegiatan
Dokumen RPJMD/ RKPD/ Dokumen RPJMD/ RKPD/
penyelenggaraan kesehatan
Renstra PD/ Renja PD Renstra PD/ Renja PD diperoleh
dan keselamatan kerja di
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100 diperoleh dari Bappeda/ Dinas dari Bappeda/ Dinas
Kawasan Perkantoran,
KUMKM/Perindustrian/ KUMKM/Perindustrian/
Perindustrian (IKM) dan UMKM
Kesehatan Kesehatan
masuk dalam dokumen
b. Tidak ada 0 perencanaan pembangunan
daerah

3 Persentase kantor yang telah menerapkan K3

a. ≥ 80% Kantor telah menerapkan K3 100


b. < 80% Kantor telah menerapkan K3 0

4 Persentase kantor yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

a. ≥ 80% 100

b. < 80% 0

Jumlah Industri kecil dan menengah sehat (menyelenggarakan program Kesehatan Keselamatan
5
Kerja/K3)
a. ≥ 80% IKM telah menerapkan K3 100
b. < 80% IKM telah menerapkan K3 0

6 Persentase UMKM yang memiliki pelayanan kesehatan/ Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang aktif Dokumen kegiatan pelayanan Dokumen kegiatan pelayanan
Pemda melaksanakan kegiatan
kesehatan/ Pos Upaya kesehatan/ Pos Upaya Kesehatan
pelayanan kesehatan/ Pos
Kesehatan Kerja (UKK) Kerja (UKK) diperoleh dari
a. ≥ 80% 100 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
diperoleh dari Bappeda/ Dinas Bappeda/ Dinas
terhadap pelaku UMKM di
KUMKM/Perindustrian/ KUMKM/Perindustrian/
b. < 80% 0 daerahnya
Kesehatan Kesehatan
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

7 Adanya pengaduan masyarakat terhadap pencemaran lingkungan akibat industri dalam setahun terakhir

a. Tidak ada pengaduan karena tidak ada pencemaran 100

b. Ada pengaduan dan ditindaklanjuti seluruhnya 50

c. Ada pengaduan dan ditindaklanjuti sebagian 25

d. Ada pengaduan namun tidak ditindaklanjuti 0

8 Adanya kasus pencemaran lingkungan akibat industri dalam setahun terakhir

a. Tidak ada pencemaran lingkungan 100

b. Ada pencemaran lingkungan dan ditindaklanjuti seluruhnya 50

c. Ada pencemaran lingkungan dan ditindaklanjuti sebagian 25

d. Ada pencemaran lingkungan namun tidak ditindaklanjuti 0


Persentase perusahaan menyampaikan laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)/ Rencana
9 Pemantauan Lingkungan (RPL) / Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) secara berkala 6 bulan sekali
a. > 80% 100

b. 50-80% 50

c. < 50% 25

d. Tidak ada 0

10 Persentase industri yang dilakukan pengawasan dan pembinaan minimal sekali dalam setahun

a. > 80% 100

b. 50-80% 50

c. < 50% 25

d. Tidak ada 0
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase Industri Kecil dan Menengah yang melakukan pemanfaatan kembali material dan
11
sumber daya yang digunakan melalui konsep 4R
a. > 80% 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
12 Kab/Kota memiliki RPIK (Rencana Pembangunan Industri Kab/Kota)
a. Memiliki RPIK dan disahkan dalam Perda 100
b. Memiliki naskah akademik dan proses penyusunan Perda 50
c. Masih dalam proses penyusunan naskah akademik 25
d. Tidak ada 0
13 Persentase kantor yang telah memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pada pegawainya
a. > 80% 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0

14 Angka kecelakaan kerja di perkantoran setahun terakhir

a. Tidak ada kecelakaan kerja 100


b. Menurun 50
c. Tetap 25
d. Meningkat 0
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

15 Persentase kantor yang memfasilitasi kegiatan aktivitas fisik/olahraga

a. > 80% 100

b. 50-80% 50

c. < 50% 25

d. Tidak ada 0

16 Persentase kantor yang memiliki ruang ASI

a. >80% 100

b. 50-80% 50

c. < 50% 25

d. Tidak ada 0

Persentase UMKM yang memiliki perijinan (Nomor Induk Berusaha/ Tanda Daftar Perusahaan/ Surat Keterangan Usaha) Data Nomor Induk
Pemda mengeluarkan
Berusaha (NIB)/ Tanda
a. >80% 100 dokumen legalitas bagi pelaku Data Nomor Induk Berusaha (NIB)/
Daftar Perusahaan (TDP)/
UMKM dalam bentuk (Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/
Surat Keterangan Usaha
17 b. 50-80% 50 Induk Berusaha (NIB)/ Tanda Surat Keterangan Usaha (SKU) di
(SKU) di peroleh dari
Daftar Perusahaan (TDP)/ peroleh dari Dinas KUMKM daerah
c. < 50% 25 Dinas KUMKM daerah
Surat Keterangan Usaha atau Dinas Perijinan PTSP daerah
atau Dinas Perijinan
(SKU))
d. Tidak ada 0 PTSP daerah
Persentase UMKM sektor makanan, minuman, industri pengolahan yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Data Sertifikat Laik
18
PIRT, MD BPOM/Izin Edar Pemda membantu mengurus
Higiene Sanitasi (SLHS), Data Sertifikat Laik Higiene
dokumen legalitas bagi pelaku
a. >80% 100 PIRT, MD BPOM/Izin Sanitasi (SLHS), PIRT, MD
UMKM sektor makanan,
Edar di peroleh dari Dinas BPOM/Izin Edar di peroleh dari
b. 50-80% 50 minuman, industri pengolahan
KUMKM,BPOM daerah, Dinas KUMKM,BPOM daerah,
yang memiliki Sertifikat Laik
Dinas Perindustrian atau Dinas Perindustrian atau Dinas
c. < 50% 25 Higiene Sanitasi (SLHS),
Dinas Perijinan PTSP Perijinan PTSP daerah
PIRT, MD BPOM/Izin Edar
d. Tidak ada 0 daerah

19 Persentase IKM/UMKM yang sudah tersertifikat halal produk Data dan dokumen
sertifikat halal produk bagi
a. >80% 100 Data dan dokumen sertifikat halal
Pemda membantu mengurus pelaku UMKM daerah di
produk bagi pelaku UMKM daerah
dokumen sertifikat halal peroleh dari Dinas
b. 50-80% 50 di peroleh dari Dinas KUMKM
produk bagi pelaku UMKM KUMKM daerah, atau
daerah, atau Dinas Perindustrian
c. < 50% 25 daerah Dinas Perindustrian
daerah atau BPJPH daerah
daerah atau BPJPH
d. Tidak ada 0 daerah
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

20 Persentase kecamatan yang melakukan penataan sentra pangan jajanan

a. lebih dari 75% total kecamatan 100

b. 51-75% total kecamatan 50

c. 25-50% total kecamatan 25

d. kurang dari 25% total kecamatan 0

Persentase UMKM sentra pangan jajanan dan kantin yang memiliki Label pembinaan/pengawasan higiene sanitasi
21 Data dan dokumen
pangan
kegiatan pembinaan dan
Data dan dokumen kegiatan
a. lebih dari 75% 100 pengawasan higiene
Pemda melakukan pembinaan pembinaan dan pengawasan
sanitasi pangan terhadap
dan pengawasan higiene higiene sanitasi pangan terhadap
b. 51-75% 50 pelaku UMKM daerah di
sanitasi pangan terhadap pelaku UMKM daerah di peroleh
peroleh dari Dinas
pelaku UMKM daerah dari Dinas KUMKM,BPOM daerah
c. 25-50% 25 KUMKM,BPOM daerah
atau Dinas Kesehatan Daerah
atau Dinas Kesehatan
d. kurang dari 25% 0 Daerah

22 Persentase UMKM yang sudah menerapkan dan menuhi syarat standar kesehatan lingkungan kerja Data dan dokumen
kegiatan penerapan
a. lebih dari 75% 100 Data dan dokumen kegiatan
standar kesehatan
Pemda melakukan penerapan penerapan standar kesehatan
lingkungan kerja terhadap
b. 51-75% 50 standar kesehatan lingkungan lingkungan kerja terhadap pelaku
pelaku UMKM daerah di
kerja terhadap pelaku UMKM UMKM daerah di peroleh dari
peroleh dari Dinas
c. 25-50% 25 daerah Dinas KUMKM,BPOM daerah atau
KUMKM,BPOM daerah
Dinas Kesehatan Daerah
atau Dinas Kesehatan
d. kurang dari 25% 0 Daerah

Persentase UMKM yang telah menerima pembinaan dan pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja minimal
23 Data dan dokumen
setahun sekali
kegiatan pembinaan dan
Data dan dokumen kegiatan
Pemda melakukan kegiatan pengawasan Kesehatan
a. lebih dari 75% 100 pembinaan dan pengawasan
pembinaan dan pengawasan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan minimal setahun sekali
b. 51-75% 50 minimal setahun sekali terhadap
Kerja minimal setahun sekali terhadap pelaku UMKM
pelaku UMKM daerah di peroleh
terhadap pelaku UMKM daerah di peroleh dari
c. 25-50% 25 dari Dinas KUMKM,BPOM daerah
daerah Dinas KUMKM,BPOM
atau Dinas Kesehatan Daerah
daerah atau Dinas
d. kurang dari 25% 0 Kesehatan Daerah
TATANAN 8 : PERLINDUNGAN
SOSIAL
NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Angka Kemiskinan
1 a. ≤ 9.9% 100
b. > 9.9% 0

Melakukan verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) untuk diusulkan ke dalam Sistem
2
Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKSNG) secara rutin Data Terpadu Kesejahteraan
Usulan hasil verifikasi dan validasi
Sosial ditetapkan setiap bulan
a. Ya 100 DTKS Kab/Kota
di kementerian sosial.
d. Tidak 0

Persentase rumah tangga miskin, rentan dan tidak mampu yang memperoleh pemberdayaan sosial, asistensi
rehabilitasi dan bantuan sosial dari Pemerintah
Laporan monitoring dan evaluasi
3 Renstra Kemensos
a. minimal 80% 100 per semester

b. kurang dari 80% 0

4 Pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang diberikan jaminan sosial

a. Seluruhnya diberikan jaminan sosial 100

b. Sebagian diberikan jaminan sosial 0

5 Angka Kriminalitas

a. maksimal ….. 100


b. kurang dari …… 0
prevalensi anak yang
6 Prevalensi kekerasan terhadap anak mengalami kekerasan fisik,
psikis, seksual, penelantaran,
eksploitasi dan/atau kekerasan Dinas Sosial, UPTD PPA atau laporan kasus kekerasan pada
a. ≤ target nasional 100 lainnya sebagaimana dijelaskan P2TP2A, BPBD, Kepolisian, anak, laporan monitoring dan
dalam standar pelayanan dan anggota GT KLA evaluasi perlindungan khusus
minimal bidang layanan terpadu
b. > target nasional 0 bagi perempuan dan anak
korban kekerasan
7 Prevalensi kekerasan terhadap perempuan
a. ≤ target nasional 100
b. > target nasional 0
NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya Tim Penanganan terhadap Masalah Kesejahteraan Sosial (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
8
Daerah/TKPKD/Tim Bansos Pangan dll.)
a. Ada disertai SK, Rencana Kerja, kegiatan terlaksana semua 100
b. Ada disertai SK, Rencana Kerja, kegiatan terlaksana sebagian 50
c. Ada disertai SK dan Rencana Kerja 25
d. Tidak ada tim 0
9 Adanya peraturan mengenai Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial suaikan dengaerahnya
a. Perda 100
b. Perkada 50
c. Peraturan lainnya 25
d. Tidak ada 0
Adanya layanan pengaduan terkait masalah-masalah sosial
10 a. Ada dan seluruh pengaduan ditindak lanjuti 100
b. Ada dan sebagian pengaduan ditindak lanjuti 50 SPM Kabupaten/Kota Laporan capaian SPM Kab/Kota
c. Ada dan pengaduan tidak ditindak lanjuti 25
d. Tidak ada unit layanan pengaduan 0
11 Adanya program perlindungan sosial dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah/RPJMD
a. Ada, terealisasi seluruhnya 100
b. Ada, terealisasi sebagian 50
c. Ada, tidak terealisasi 25
d. Tidak ada 0
12 Adanya kegiatan penanganan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang aktif dalam setahun terakhir
a. Ada, terealisasi seluruhnya 100
b. Ada, terealisasi sebagian 50
c. Ada, tidak terealisasi 25
d. Tidak ada 0
13 Adanya kegiatan pemberdayaan sosial bagi pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS)
a. Seluruh PPKS 100
b. 51-99% PPKS 50
c. 25-50% PPKS 25
d. < 25% PPKS 0
Keberadaan peran Panti dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang memberikan penanganan kepada pemerlu
14
pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang berbadan hukum/ terdaftar di dinas sosial
a. Ada, aktif seluruhnya 100 Laporan capaian Provinsi untuk
SPM Provinsi panti, kab/kota laporan
b. Ada, aktif sebagian 50 penanganan LKS
c. Ada, tidak aktif 25
d. Tidak ada PPKS 0
NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Bagi Kabupaten/Kota yang tidak memiliki Komunitas Adat Terpencil (KAT), maka indikator nomor 16 - 20 tidak menjadi bilangan pembagi dalam perhitungan nilai tatanan.
15 Adanya program pemberdayaan sosial bagi masyarakat komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan

a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi seluruhnya 100

b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50

c. Ada, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 25

d. Tidak ada 0
16 Adanya program pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan

a. Ada pelayanan rutin dan terdokumentasi dengan baik 100

b. Ada pelayanan rutin namun tidak terdokumentasi dengan baik 50

c. Ada pelayanan namun tidak rutin 25

d. Tidak ada 0

17 Adanya pemenuhan hak sipil bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan

a. ≥ 80 % masyarakat KAT terpenuhi hak sipil 100

b. 60 - 79% masyarakat KAT terpenuhi hak sipil 50

c. 40 - 59% masyarakat KAT terpenuhi hak sipil 25

d. < 40% masyarakat KAT terpenuhi hak sipil 0


18 Adanya penggiat komunitas adat terpencil baik secara individu/kelompok/lembaga sosial/yayasan

a. Ada penggiat, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100

b. Ada penggiat, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 50

c. Ada penggiat namun tidak memiliki rencana kerja 25

III d. Tidak ada penggiat 0

19 Adanya regulasi daerah tentang penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia

a. Dituangkan dalam Peraturan Daerah 100 regulasi daerah yang memuat


regulasi daerah, SOP atau
mekanisme perlindungan anak
Dinas PPPA, UPTD PPA, mekanisme pencegahan dan
b. Dituangkan dalam Peraturan Kepala Daerah 50 berupa pencegahan dan
P2TP2A respon cepat penanganan
respon cepat penanganan
c. Dituangkan dalam Peraturan lainnya 25 kekerasan pada anak
kekerasan pada anak
d. Tidak ada regulasi 0
NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Adanya penyelenggaraan penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia dalam Rencana Pembangunan Jangka
20
Menengah Daerah/RPJMD

a. Ada dalam RPJMD dan terealisasi seluruhnya 100


RPJMD, Realisasi Anggaran,
b. Ada dalam RPJMD dan terealisasi sebagian 50 RPJMD Dokumen Pelaksanaan
Kegiatan
c. Ada dalam RPJMD tapi belum terealisasi 25

d. Tidak ada dalam RPJMD 0

Upaya pencegahan perkawinan


21 Adanya upaya pencegahan untuk menurunkan angka perkawinan pada usia anak anak, antara lain:
a. Sistem pengaduan dan
pendampingan
b. Bantuan pendidikan bagi anak
a. Ada 5 upaya 100 dari keluarga rentan
c. Pelatihan keterampilan untuk
laporan tahunan jumlah
semua anak
kehamilan remaja (<18 tahun)
d. Pencegahan Putus Kanwil Kemenag,
dari Dinkes/Puskesmas, data
Sekolah/Wajib belajar 12 tahun Pengadilan Agama,
b. Ada 3 - 4 upaya 50 yang mengajukan dispensasi
(termasuk bagi anak yang Dinkes/Puskesmas
kawin di Pengadilan Agama dan
memerlukan
Kemenag
perlindungan khusus)
e. Bantuan modal usaha kepada
c. Ada 1 - 2 upaya 25 keluarga rentan
f.
Kampanye/sosialisasi/penyuluhan
g. Edukasi Kesehatan Reproduksi
d. Tidak ada upaya 0 h. Pengasuhan Remaja

Adanya upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi tentang penanganan kekerasan terhadap anak,
22
perempuan dan lansia
Upaya daerah dalam memberikan
penyuluhan dan informasi tentang
a. Ada 5 upaya 100 adanya pencegahan,
pendampingan dan penanganan Dinas PPPA Dokumen pelaksanaan kegiatan
b. Ada 3 - 4 upaya 50 jika terjadi kasus kekerasan
terhadap anak, perempuan dan
c. Ada 1 - 2 upaya 25 lansia.

d. Tidak ada upaya 0


NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG
Upaya penanggulangan
Adanya UPTD PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)/ P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu kasus kekerasan,
23
Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dalam penanganan kekerasan pada anak, perempuan dan lansia diskriminasi, perlindungan
khusus, dan masalah
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100 lainnya pada anak,
perempuan dan lansia
melalui UPTD PPA/P2TP2A.
Layanan yang diberikan SK Kepala Daerah UPTD
b. Ada, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 50 KemenPPPA
meliputi : PPA/P2TP2A
a. pengaduan masyarakat;
b. penjangkauan korban;
c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25 c. pengelolaan kasus;
d. penampungan
sementara;
d. Tidak ada 0 e. mediasi; dan
f. pendampingan korban.
24 Adanya pelayanan komprehensif terhadap kasus kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia
Daerah memiliki pelayanan
a. ≥ 75% kasus dilayani 100 yang komperehensif dalam
melayani kasus kekerasan SK PATBM/UPTD
Dinas PPPA, Dinas
b. 51 - 74% kasus dilayani 50 terhadap anak, perempuan PPPA/P2TP2A, SOP
Sosial
dan lansi. Lembaga layanan Pelayanan, Alur pelayanan
c. 25 - 50% kasus dilayani 25 diantaranya PATBM dan
UPTD PPPA/P2TP2A
d. < 25% kasus dilayani 0

Adanya penggiat penanganan kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia baik secara
25
individu/kelompok

a. Ada penggiat, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100 Daerah memiliki penggiat
penanganan kasus
Dinas PPPA, Dinas Dokumen Pelaksanaan
b. Ada penggiat, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 50 kekerasan terhadap anak,
Sosial Kegiatan
perempuan dan lansia baik
c. Ada penggiat namun tidak memiliki rencana kerja 25 secara individu/kelompok

III d. Tidak ada penggiat 0


NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Keberadaan regulasi dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan aksi


26
terorisme

a. Tercantum dalam Peraturan Daerah 100

b. Tercantum dalam Peraturan Kepala Daerah 50

c. Tercantum dalam Peraturan lainnya 25

d. Tidak ada regulasi 0

27 Adanya program pencegahan radikalisme dan tindak pidana terorisme

a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100

b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50

c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25

III d. Tidak ada 0

Kerjasama pemerintah daerah dengan stakeholder terkait dalam pencegahan dan


28
penanggulangan radikalisme

a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100

b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50

c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25

III d. Tidak ada 0


TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN BENCANA
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

1 Adanya regulasi penanggulangan bencana di daerah

a. Ada regulasi 100

b. Tidak ada regulasi 0


Upaya penanggulangan bencana masuk ke dalam dokumen perencanaan daerah
2
(RPJMD/RKPD)
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100

b. Tidak ada 0

3 Adanya Badan/Unit Kerja yang menangani Penanggulangan Bencana Daerah

a. Ada 100

b. Tidak ada 0
Rencana kontingensi
adalah dokumen yang
4 Memiliki rencana kontingensi bencana daerah disusun melalui proses
perencanaan,
penanganan situasi
bencana, dalam keadaan
tidak menentu, dengan Dokumen rencana 1. Dokumen Rencana
skenario tujuan yang kontingensi daerah di Kontingensi Bencana
a. Ada, dan dilakukan review 100 disepekati, tindakan Kab/Kota, BPBD Daerah 2. Laporan
teknis dan tindakan Review Rencana
manajerial dan Kontingensi Bencana
pengarahan potensi
yang disetujui bersama
untuk mencegah, dan
b. Tidak ada 0 atau menanggulangi
lebih baik dan ditetapkan
secara formal
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam


A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)

Persentase desa/kelurahan tangguh bencana (Destana) yang sudah menerapkan Standar Jumlah desa/kelurahan
Nasional Indonesia/SNI sebagai acuan bersama dalam melakukan upaya pengelolaan yang melakukan upaya
5 resiko bencana di daerah rawan bencana. Persentase desa/kelurahan yang melakukan penilaian ketangguhan
penilaian ketangguhan desa (PKD) sebagai upaya pengelolaan risiko bencana di daerah desa/kelurahan
rawan bencana. berdasarkan modul
penilaian ketangguhan
desa/kelurahan.
Berdasarkan hasil
RPJMDes, Aplikasi 1. Laporan penilaian
a. ≥ 51% kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan penilaian ketangguhan
100 Katalog Digital ketangguhan
bencana desa/kelurahan
Kesiapsiagaan BNPB desa/kelurahan (PKD)
didapatkan 3 kriteria
desa tangguh bencana
yaitu desa/kelurahan
tangguh pratama,
desa/kelurahan tangguh
b. < 51%kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan madya dan
0
bencana desa/kelurahan tangguh
utama.

Adanya sistem peringatan dini terintegrasi sesuai ancaman bencana wilayahnya (EWS
6
longsor, EWS banjir, EWS tsunami)
a. Ada sistem peringatan dini terintegrasi dan berfungsi 100

b. Tidak ada sistem peringatan dini terintegrasi 0

7 Capaian Respon Alert (sinyal) Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)

a. Capaian persentase Respon Alert ≥ 90% 100


b. Capaian persentase Respon Alert < 90% 0
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

8 Adanya Tim/Unit Reaksi Cepat (TRC) dalam penanggulangan bencana

a. Seluruh cluster memiliki TRC 100

b. 51-99 % cluster memiliki TRC 50

c. 25 - 50% cluster memiliki TRC 25

d. < 25 % cluster memiliki TRC 0

9 Melakukan kegiatan simulasi tanggap penanggulangan bencana

a Minimal 1 kali dalam setahun. 100

b 1 kali dalam dua tahun 50

c. 1 kali dalam tiga tahun 25

d. 1 kali dalam empat tahun atau lebih 0

10 Adanya persediaan logistik dan peralatan yang mencukupi di masing-masing klaster daerah rawan bencana

a. Ada, logistik cukup, peralatan cukup 100

b. Ada, logistik cukup, peralatan kurang atau logistik kurang, peralatan cukup 50

c. Ada, logistik kurang, peralatan kurang 25

d. Tidak ada 0

11 Adanya upaya program penguatan dan pemulihan sosial untuk korban bencana

a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100

b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50

c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25

III d. Tidak ada 0

12 Adanya rambu dan papan informasi peringatan dini bencana


a. Ada rambu peringatan dini bencana, jumlahnya memadai yang dipasang di lokasi
100
strategis
b. Ada rambu peringatan dini bencana, jumlahnya terbatas, terpasang pada lokasi
50
strategis
c. Ada rambu peringatan dini bencana, jumlahnya terbatas, tidak terpasang pada lokasi
25
strategis
d. Tidak ada rambu peringatan dini bencana 0
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

13 Pelaksanaan diseminasi informasi peringatan dini kepada stakeholder terkait dan masyarakat
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100
b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50
c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25
III d. Tidak ada 0
14 Adanya peta rawan bencana daerah
a. Ada, terdokumentasikan dengan baik dan tersosialisasikan secara rutin 100
b. Ada, terdokumentasikan dengan baik namun tidak tersosialisasikan secara rutin 50
c. Ada, namun tidak terdokumentasikan dengan baik dan tidak tersosialisasikan
25
secara rutin
d. Tidak ada 0
15 Perencanaan wilayah/tata ruang yang telah mengacu pada peta rawan bencana

a. Ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan bencana 100

b. Tidak ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan bencana 0
Tersedianya SKDR sebagai sistem pemantauan perkembangan trend suatu penyakit menular yang
16
potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu
a. Ada SKDR dan sistem pemantauannya berfungsi 100

b. Ada SKDR dan sistem pemantauannya tidak berfungsi 50

c. Tidak ada SKDR 0


Adanya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam Kabupaten/Kota yang
penanggulangan bencana di Kawasan Rawan Bencana (KRB) membentuk Forum
Pengurangan Risiko
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100
Bencana (FPRB) sebagai Sumber Data : BPBD, SK Bupati/Walikota tentang
17 b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50 upaya pemberdayaan Forum Pengurangan Pembentukan Forum
masyarakat dalam Risiko Bencana Pengurangan Risiko Bencana
c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25
penanggulangan bencana
di Kawasan Rawan
d. Tidak ada 0
Bencana (KRB)
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG

B INDIKATOR PENDUKUNG

Persentase penyelenggaraan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah


pada daerah rawan bencana
a. Minimal 51% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 100
18
b. 30-50% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 50
c. Kurang dari 30% Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) 25
d. Tidak ada 0
Persentase satuan pendidikan yang memiliki fasilitas sarana prasarana yang aman dari risiko
19
bencana
a. Minimal 51% 100
b. 30-50% 50
c. Kurang dari 30% 25
d. Tidak ada 0
Adanya kerjasama dengan pemerintah daerah lain yang berbatasan dengan kawasan Rawan
20
Bencana (KRB) dalam upaya penanggulangan bencana
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100
b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50
c. Ada, tidak memiliki rencana kerja, dan terealisasi sebagian 25
d. Tidak ada 0
Jumlah kerjasama dalam upaya penanggulangan bencana dengan pihak lain (Melampirkan
21
dokumen kerjasama/MOU)
a. Minimal 5 pihak 100
b. 3-4 pihak 50
c. 1-2 pihak
d. Tidak ada kerjasama dengan pihak lain 0
TERIMA KASIH

@KemenkesRI Kementerian kemenkes_ri


Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai