Indikator pokok yang dimaksud merupakan indikator utama dalam setiap tatanan.
Indikator setiap tatanan yang dimaksudkan bahwa seluruh tatanan wajib diselenggarakan dan tidak ada
lagi tatanan pilihan.
HEALTHY CITY AWARD INTERNATIONAL LEVEL (HASIL DARI PERTEMUAN REGIONAL MEETING
WITH MULTISECTORAL PARTNERS ON URBAN GOVERNANCE FOR HEALTH AND WELL-BEING IN
SOUTH-EAST ASIA REGION, 27-29 SEPTEMBER 2022 )
Eastern Mediterranean Regional Office (EMRO) Countries SEARO has Established Regional Laboratory on
has establish the Regional Healthy Cities Network and Urban Governance for Health and Well-Being
(UGHW) in 2021 → Support the Cities in SEARO.
105 cities already registered as the members (25 Cities
has been awarded as Health Cities) Assesment tools for SEARO Healthy Cities →
6 CATEGORIES AND 40 INDICATORS
Sharjah was the first healthy city in EMRO →
Please join Regional Health Cities Network in
Who will be the first in SEARO? SEARO!!!
3 PASAR 5 12
4 SATUAN PENDIDIKAN 8 5
5 PARIWISATA 6 7
8 PERLINDUNGAN SOSIAL 7 21
Insidensi TBC (per 100.000 penduduk) Jumlah kasus baru dan kambuh
Renstra Kemenkes, data
pada populasi dikali 100.000 laporan Dinas Kesehatan
7 a. mencapai target 100 statistik nasional atau sumber
penduduk (Tahun 2022 = 231, Kabupaten/Kota
lainnya yang relevan
b. tidak mencapai target 0 2023 = 211, 2024 = 190)
B INDIKATOR PENDUKUNG
a. > 80% 100 Jumlah fasyankes yang menerapkan Renstra Kemenkes, data
kawasan tanpa rokok dibagi jumlah statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
b. 50 - 80% 50
fasyankes yang ada di Kab/Kota dikali sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 25 - 49.99% 25 100% relevan
d. < 25% 0
19 Rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit terhadap jumlah penduduk yang dilayani
Permenkumham No
a. ≤ 1000 penduduk 100 Tingkat ketersediaan tempat tidur rumah
34/2016 tentang Kriteria laporan Dinas Kesehatan
sakit dibandingkan jumlah penduduk
Daerah Kab/Kota Peduli Kabupaten/Kota
b. > 1000 - ≤ 5000 penduduk 50 yang dilayani dalam tahun berjalan
HAM >>> standar WHO
c. > 5000 penduduk 0
d. 0 % 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
d. < 25% 0
d. < 50% 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
d. < 40% 0
d. < 20% 0
d. < 40% 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase balita yang mengikuti program suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan Jumlah anak balita 12 − 59
bulan yang mendapat vitamin
a. > 90% 100 A 200.000 SI Renstra Kemenkes, data
di suatu wilayah kerja pada statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
31 b. 71- 90% 50
kurun waktu tertentu dibagi sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 50 - 70% 25 Jumlah anak balita 12 − 59 relevan
bulan pada wilayah dan kurun
d. < 50% 0 waktu yang sama dikali 100%
Prevalensi Obesitas pada Balita
Renstra Kemenkes, data
a. < 8% 100 Prevalensi Obesitas pada
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
32 Balita di Kab/Kota dalam
b. 8 - 10% 50 sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
tahun berjalan
relevan
c. > 10% 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase Penataan Sentra Pangan Jajanan
a. > 50% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Penataan Sentra Pangan Jajanan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
37 b. 25 - 50% 50
di Kab/Kota dalam tahun berjalan sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c. 1 - 25% 25 relevan
d. 0 % 0
Desa / kelurahan sehat iklim Renstra Kemenkes, data
Kabupaten/Kota memiliki Desa / kelurahan statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
38 a. Memiliki 100
sehat iklim sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak memiliki 0 relevan
Rumah Sakit dan Puskesmas telah mengelola limbah medis sesuai standar
a.Ya, ≥ 80% 100 Renstra Kemenkes, data
Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas telah
statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
39 b.Ya, 60% - 79% 75 mengelola limbah medis sesuai standar di
sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
Kab/Kota dalam tahun berjalan
c.Ya, 40% - 59% 50 relevan
d. Ya, <40% 25
Melakukan pengolahan limbah B3 di Fasyankes secara mandiri atau kerjasama dengan pihak ke-3 berizin Jumlah fasyankes Melakukan pengolahan Renstra Kemenkes, data
limbah B3 secara mandiri atau kerjasama statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
40 a. Ada 100
dengan pihak ke-3 berizin di Kab/Kota pada sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
b. Tidak ada 0 tahun berjalan relevan
Rumah sakit dan Puskesmas telah memenuhi persyaratan kesling sesuai standar IKL Rumah Sakit
Puskesmas dan intervensi perbaikan
a.Ya, ≥ 80% 100 Jumlah Rumah sakit dan Puskesmas telah Renstra Kemenkes, data
memenuhi persyaratan kesling sesuai statistik nasional atau laporan Dinas Kesehatan
41 b.Ya, 50% - 79% 75 standar IKL di Kab/Kota pada tahun sumber lainnya yang Kabupaten/Kota
c.Ya, 20% - 49% 50 berjalan relevan
B INDIKATOR PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
Pencapaian indikator Annual Parasite Incidence (API) atau incidence malaria pada suatu Penemuan kasus malaria dibagi
daerah tertentu jumlah penduduk dikali 1000
b. API 1-5% 50
c. API >5% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Upaya meniadakan atau menghilangkan tempat
perindukan nyamuk melalui gerakan 3M plus
(menutup, menguras, mendaur-ulang,
memelihara ikan pemakan jentik, menanam
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik tanaman pengusir nyamuk, memakai kelambu,
tidak menggantung baju, menggunakan
larvasida) dan memberdayakan setiap anggota
52 rumah untuk menjadi Jumantik minimal satu
orang satu rumah
b. Tidak Tercapai 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah kasus kejadian kecacingan dibagi
Indikator Kecacingan jumlah penduduk di kab/kota pada tahun
sebelumnya kali 100%
a. < 1% 100
56
b. 1-10% 50
c. > 10% 0
Ada-tidaknya kebijakan pemerintah
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan daerah dalam pencegahan dan
Napza penanggulangan penyalahgunaan Napza
di wilayah kabupaten / kota
57
a. Ada Regulasi/Kebijakan 100
c. Tidak dilaksanakan. 0
20% Puskesmas di suatu Kab/kota yang
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan Napza melakukan deteksi dini masalah
kesehatan jiwa dan Napza
a. > 20% Puskesmas 100
59
b. 20% Puskesmas 50
d. 0% Puskesmas 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis
Persentase Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang aktif melaksanakan rehabilitasi medis Napza
Napza dibagi total jumlah Institusi Penerima
Wajib Lapor (IPWL)
a. > 50 % 100
60
b. < 50% 50
c. Tidak ada 0
Pelaksanaan kesehatan jiwa masyarakat melalui Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
c. <50% 0
c. < 10% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Jumlah Puskesmas yang yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tradisional (akupresur/akupunktur/pijat
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional
64 baduta yg dilakukan oleh tenaga
(Akupressure/ Akupuntur/ Pijat Baduta)
kesehatan tradisional atau nakes yg
terlatih dibidang kestrad) dibagi total
Puskesmas di kab/kota kali 100%
a. > 25% 100
b. 10 - 24% 50
c. < 10% 0
Persentase posyandu aktif di Kabupaten/Kota Kabupaten/kota yang melaksanakan
pembinaan Posyandu Aktif dengan
a. ≥ 80% 100 kriteria: Memiliki Pokjanal yang disahkan
melalui keputusan Bupati/walikota
SK Pokjanal Posyandu,
Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu Data posyandu di
65 laporan pelaksanaan kegiatan
minimal 2 kali setahun Melakukan Komdat Kesmas
dan dokumentasi
b. < 80% 0 peningkatan kapasitas bagi petugas
Puskesmas dan kader Memiliki sistem
pelaporan kegiatan Posyandu Posyandu
aktif minimal 50%
Jumlah Posbindu yang melakukan deteksi
Persentase deteksi dini di Posbindu setiap bulan dini setiap bulan dibagi total Posbindu di
kab/kota kali 100%
66 a. > 80% 100
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
Jumlah Posyandu Lansia yang aktif dibagi
Persentase Posyandu Lansia aktif total Posyandu Lansia di kab/kota kali
100%
67 a. >60% 100
b. 50-60% 50
c. <50% 0
NO TATANAN 1 : KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT MANDIRI SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Rasio ketersediaan pangan terhadap kebutuhan komoditas pangan a) UU No.18/2012 ttg Pangan yang
Rasio jumlah ketersediaan direvisi dengan UU No.11/2020 ttg
terhadap kebutuhan pangan Cipta Kerja; PP No.17/2015 ttg
a. ≥110% 100
strategis di suatu wilayah, untuk Ketahanan Pangan dan Gizi; Perpres
mengetahui situasi surplus dan No.66/2021 ttg Badan Pangan Laporan prognosa neraca pangan
68 b. 100- <125% 50 defisit pangan di suatu wilayah Nasional kabupaten dan kota Periode
(kabupaten dan kota) pada periode b) Laporan ketersediaan terhadap dokumen: Tahunan
waktu tertentu (bulanan), sebagai kebutuhan pangan periode bulanan
c. 90 - <100% 25 bahan kebijakan pengendalian Sumber data: Dinas Yang Menangani
ketersediaan pangan. Ketahanan Pangan dan Pangan di
d. <90% 0 Kabupaten dan Kota
B INDIKATOR PENDUKUNG
a) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Jaminan keamanan pangan yang beredar (pre-market)
Pangan; PP Nomor 86 Tahun 2019
Jaminan keamanan pangan yang tentang Keamanan Pangan; dan PP
a. > 200 100 beredar (pre market) Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Laporan jumlah nomor registrasi
mencerminkan seberapa banyak Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
b. 100 - ≤ 200 50 yang diterbitkan oleh Kabupaten
73 pangan segar yang sudah Berbasis Risiko
dan Kota.
mendapatkan penjaminan/ijin edar b) Laporan Kegiatan Keamanan dan
c. 30 - ≤ 100 25 Periode dokumen: Tahunan
dari Dinas Pangan selaku Otoritas Mutu Pangan
Kompeten Keamanan Pangan Sumber data: Dinas Yang Menangani
d. < 30 0 Ketahanan Pangan dan Pangan di
Kabupaten dan Kota
B INDIKATOR PENDUKUNG
Konsumsi daging
a) RPJMD/RENTSRA/RAD-
a. ≥ 14.6 100 PG;
Laporan analisis konsumsi
b) Konsumsi daging diperoleh
pangan di kabupaten dan
dengan menjumlah konsumsi
kota; atau Direktori
b. 13 - 14.5 50 Jumlah konsumsi daging daging dalam satuan
78 Konsumsi Pangan di
per kapita per tahun kg/kap/tahun
Kabupaten dan Kota
Sumber data: Dinas yang
Periode dokumen:
c. 12 - 12.9 25 menangani urusan ketahanan
Tahunan.
pangan dan pangan di
kabupaten dan kota
d. < 12 0
TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN
FASILITAS UMUM
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan data (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
setiap indikator) mendukung indikator)
PermenLHK Nomor
1 Nilai hasil pengukuran indeks standar pencemar udara (ISPU)
P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020: Data dari Dinas LH kabupaten/kota
Indeks Standar Pencemar Udara yang selanjutnya tentang hasil penentuan kategori
a. ≤ 50 100 disingkat ISPU adalah angka yang tidak mempunyai ISPU berdasarkan masing-masing Laporan hasil penentuan kategori
satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara Stasiun Pemantau Kualitas Udara ISPU
ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada Ambien (SPKUA) yang disusun oleh
b. > 50 0 dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan dinas LH kabupaten/kota
makhluk hidup lainnya
2 Nilai indeks kualitas udara PermenLHK Nomor 27 Tahun 2021:
Indeks Kualitas Udara yang selanjutnya disingkat IKU Data dari Dinas LH kabupaten/kota
Laporan indeks kualitas
a. ≥ 71 100 adalah ukuran yang menggambarkan kualitas udara tentang laporan perhitungan indeks
lingkungan hidup
yang merupakan nilai komposit parameter kualitasudara kualitas lingkungan hidup
b.< 71 0 dalam suatu wilayah pada waktu tertentu
6 Capaian Akses Layak Air Limbah Domestik Fasilitas air limbah domestik yang dimiliki rumah tangga
yang terhubung dengan cubluk atau tanki septic. Untuk Data dari BPS, Laporan capaian Dokumen dari BPS, Laporan
a. Tercapai 100 wilayah Pedesaan dengan kepadatan penduduk <25 akses sanitasi layak yang disusun capaian akses sanitasi layak yang
jiwa per hektar untuk cubluk tergolong layak, >25 jiwa oleh Dinas PUPR disusun oleh Dinas PUPR
b. Tidak tercapai 0 per hekatr harus tanki septic
7 Capaian Pengelolaan Sampah di Kabupaten/Kota
Data dari BPS, Aplikasi SIPSN
Capaian pengelolaan persampahan di rumah tangga Data dari BPS, screenshoot hasil
a. Tercapai 100 (Sistem Informasi Pengolahan
baik penanganan maupun pengurangan sampah input ke dalam aplikasi SIPSN
Sampah Nasional)
b. Tidak tercapai 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
d. Tidak ada 0
d. < 30% 0
Kampanye wajib tanam pohon bagi masyarakat yang dilakukan secara terencana dan bersinergi, baik melalui Surat
19
edaran/Surat Keputusan/bilboard/ leaflet/ brosur/ media cetak/ atau elektronik
a. Ada dan terdokumentasi 100
b. Ada dan tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
20 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan wajib tanam pohon
a. > 80% 100
b. 60 - 80% 75
c. 30 - 59% 50
d. < 30% 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
21 Melakukan monitoring uji kualitas udara indoor secara berkala
c. Tidak dilakukan 0
d. Tidak ada 0
23 Adanya Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKP SDA) di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
b. Tidak Ada 0
24 Adanya rencana kerja dan aksi pengelola sungai bersih di tingkat Kabupaten/Kota
a. Ada 100
d. Tidak Ada 0
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
c. Ada sampah/tinja 0
c. Tidak dilakukan 0
Upaya Pemerintah Daerah dalam pemenuhan Akses air minum (seperti pengembangan SPAM
30
jaringan perpipaan dan pengembangan SPAM Bukan jaringan perpipaan)
KUA (Kebijakan Umum APBD)
Besaran anggaran yang
a. Ada 100 DIPDA (DIPA Daerah) dan PPAS (Prioritas dan
dialokasikan untuk air minum
Plafon Anggaran Sementara)
b. Tidak ada 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
a. >60% 100
b. 30%-60% 50
c. <30% 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase sarana air minum yang memenuhi syarat kesehatan setelah dilakukan inspeksi
35
kualitas airnya
b. 10 - 25% 50
c. < 10% 0
Memiliki dan menerapkan rencana pengamanan kualitas air minum secara berkala (semua Rencana Pengamanan Air Minum
36
penyelenggara penyedia air minum) (RPAM) adalah upaya pengamanan
suplai air minum mulai dari
a. memiliki dan penerapannya dilakukan secara berkala 100 sumber hingga ke konsumen, yang
dilakukan oleh berbagai pihak secara Rekapitulasi Kab/kota
terpadu, dengan menggunakan yang memiki RPAM
Data dari PDAM di Kab/Kota,
b. memiliki tapi penerapannya belum berkala 50 pendekatan analisis dan manajemen dapat diakses dilink:
Dokumen RPAM
risiko untuk menjamin air minum yang https://tinyurl.com/Mon
disuplaiaman bagi konsumen dari segi itoringRPAM
c. memiliki tapi tidak menerapkan rencana pengamanan 25 kualitas atau kesehatan (Bartram et al.,
2009). Singkatnya, RPAM merupakan
instrumen manajemen pengamanan air
d. Tidak memiliki 0
minum berbasis risiko
c. Peraturan lainnya 25
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
c. 25 - 49 % 0
d. < 24%
a. Ada 2 Dokumen Perencanaan (RPJMD dan RISPALD) 100 Dokumen Perda, Perkada
terkait perencanaan
b. Hanya ada 1 Dokumen Perencanaan 50 SPALD atau dokumen
perencanaan SPALD
c. Dokumen perencanaan masih berproses (draft dokumen) 25 lainnya
a. Ada (Pengelola ALD adalah UPTD/BLUD/BUMD) dan beroperasi 100 Dokumen Perkada
Jaringan
pembentukan UPTD,
dokumentasi dan
b. Pengelola ALD adalah Dinas dan beroperasi 50 dokumentasi
informasi hukum
operator/kantor
(JDIH) Kab/Kota
c. Ada tetapi tidak beroperasi 25 UPTD/struktur organisasi
B INDIKATOR PENDUKUNG
a. > 2 % 100
Laporan persentase anggaran
pengelolaan air limbah domestik
b. 1 % < x ≤ 2 % 50 Data dari DIPA APBD
dibandingkan dengan total APBD
Kab/Kota
c. 0,5 % < x ≤ 1 % 25
d. ≤ 0,5 % 0
Program/Kegiatan Pemda yang mendorong perubahan perilaku masyarakat (sosialisasi/kampanye) dalam mengelola air
41
limbah domestik
a. Ada dan target tercapai 100 Kegiatan perubahan
perilaku masyarakat
Laporan dan dokumentasi kegiatan
b. Ada dan sebagian tercapai 50 tercantum di dokumen
di Dinas PUPR
perencanaan di Dinas
c. Ada dan target tidak tercapai 25 PUPR
d. Tidak ada 0
42 Terdapat layanan penyedotan lumpur tinja (baik oleh OPD atau Badan Usaha)
b. Tidak ada 0
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
44 Truk tinja beroperasi dan masuk ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Beroperasi, seluruhnya dikirim ke IPLT 100 Data dari operator Laporan dan dokumentasi
pengelola air limbah keberfungsian/operasional truk
b. Beroperasi, 75 - 99% dikirim ke IPLT 50
domestik tinja serta pembuangan
c. Beroperasi, 50 - 75% dikirim ke IPLT 25 (Dinas/UPTD/BUMD) lumpur tinja ke IPLT
Perencanaan drainase memperhatikan konsep Eco-Drain yang sesuai dengan karateristik wilayah
46
(mengunakan sumur resapan, Biopori, Kolam Retensi dll)
a. Ya konsep Eco-Drain digunakan menyeluruh di semua wilayah Kabupaten
100
Kota
b. Ya konsep Eco-Drain digunakan sebagian besar wilayah Kabupaten Kota 50
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
a. 100% 100
c. < 50% 50
d. 0% 0
Upaya Pemda dalam mendorong Peran Serta Masyarakat (PSM), mitra dalam hal
Operasional serta pemeliharaan sistem drainase (Kampanye menjaga kebersihan
49
drainase, kegiatan bersih2 lingkungan di drainase serta pemeliharaan sistem
drainase)
a. Ada dan berhasil melibatkan masyarakat dan mitra 100
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya peraturan kepala daerah tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Perpres Nomor 97 Tahun 2017:
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada) Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
a. Ada 100
Sampah Rumah Tangga yang selanjutnya
disebut Jakstrada adalah arah kebijakan dan
strategi dalam pengurangan dan penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Data dari JDIH Kab/Kota, Dokumen regulasi terkait
51
Sampah Rumah Tangga tingkat daerah Dinas LH persampahan di Kab/Kota
provinsi dan daerah kabupaten/kota yang
b. Tidak ada 0
terpadu dan berkelanjutan.
53 Adanya pemisahan peran operator dan regulator dalam kelembagaan pengelola sampah
Dokumen Perkada pembentukan
a. Ada (Pengelola sampah adalah UPTD/BLUD/BUMD) dan beroperasi 100 UPTD, dokumentasi
Data dari JDIH Kab/Kota, operator/kantor UPTD/struktur
b. Pengelola sampah adalah Dinas dan beroperasi 50 Dinas LH organisasi terkait pembentukan
kelembagaan pengelolaan
c. Ada tetapi tidak beroperasi 25 persampahan
d. Tidak terdapat tusi pengelolaan sampah pada OPD 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya program pengelolaan sampah tingkat desa yang meliputi pemrosesan awal di tingkat rumah tangga sebelum
55 diangkut ke TPS, adanya upaya pengolahan sampah organik menjadi kompos, memfungsikan TPS menjadi tempat daur
ulang sampah rumah tangga, dan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA secara rutin Laporan pelaksanaan program dan
a. > 80% desa/kelurahan 100 Data dari dokumen dokumentasinya. Jumlah
perencanaan Dinas LH Desa/Kelurahan yang sudah
(apakah terdapat program melaksanakan pengelolaan
b. 50 - 80% desa/kelurahan 50
pengolahan sampah sampah (3R) tingkat desa
tingkat desa) dibandingkan dengan jumlah
c. < 50% desa/kelurahan 25 desa/kel di Kab/Kota tersebut
d. Tidak beroperasi 0
a. ≥ 90% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 100 Jumlah sarana pengangkut
sampah sesuai standar &
b. 90% - 50% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 50 Data dari Dinas LH beroperasi dibandingkan dengan
total jumlah sarana penganguktan
c. < 50% armada dalam kondisi layak pakai dan beroperasi 25 sampah yang ada di Kab/Kota
d.Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
59 Keberadaan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
d. Tidak ada 0
c. Peraturan lainnya 25
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
64 Keberadaan sarana olah raga
d. Tidak ada 0
Memiliki program optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari
65
(KRPL)
a. > 50% 100
b. 25% - 50% 50
c. < 25% 25
d.Tidak ada 0
b. Tidak 0
68 Persentase kawasan RTH di wilayah kabupaten kota UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang:
a. > 30% luas perkotaan 100
Ruang terbuka hijau adalah area
b. 20-30% luas perkotaan 50 memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih
c. 10- 20% luas perkotaan 25 bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara
d. < 10% luas perkotaan 0 alamiah maupun yang sengaja ditanam
NO TATANAN 2 : PERMUKIMAN DAN FASILITAS UMUM SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
d. Tidak ada 0
TATANAN 3 : PASAR
NO TATANAN 3 : PASAR SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
Keberadaan program/kegiatan yang mendukung terkait Pasar Sehat dalam Tersedianya regulasi daerah
3
dokumen perencanaan daerah (RPJMD/ RKPD/ Renstra PD/ Renja PD) yang memuat program/kegiatan
RPJMD/ RKPD/ Renstra PD/
yang mendukung terkait Pasar Bappeda
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100 Renja PD
Sehat, dengan satuan ukur
b. Tidak ada 0 dokumen
a. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi dan bersih 100 Adanya pengaturan dan
penataan pedagang kaki lima
Pencatatan dinas /
b. Ada pengaturan dan penataan PKL, kondisinya rapi tapi tidak bersih 50 (PKL), dibuktikan dengan Laporan dan dokumentasi
pengelola Pasar, laporan
laporan dan dokumentasi
c. Ada pengaturan dan penataan PKL, tapi kondisinya tidak rapi dan tidak bersih 25 kegiatan
d. Tidak ada pengaturan dan penataan PKL 0
12 Persentase pasar yang menjual daging berasal dari RPH/distributor yang memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
Jumlah pasar yang menjual
daging berasal dari
a. > 80% 100
RPH/distributor yang memiliki
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
b. 60% - 80% 50 Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
dibandingkan dengan total
c. 30% - 59% 25 jumlah pasar di kab/kota, dalam
satuan ukur persentase
d. < 30% 0
Persentase pasar yang menjual daging unggas berasal dari Rumah Potong Ayam (RPA)/ Rumah Potong Unggas (RPU) Jumlah pasar yang menjual
13
yang memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) daging unggas berasal dari
a. > 80% 100 Rumah Potong Ayam (RPA)/
Rumah Potong Unggas (RPU)
Pencatatan dinas / Data indikator pasar, Laporan
b. 60% - 80% 50 yang memiliki Nomor Kontrol
pengelola Pasar, laporan dan dokumentasi
Veteriner (NKV) dibandingkan
c. 30% - 59% 25 dengan total jumlah pasar di
kab/kota, dalam satuan ukur
d. < 30% 0
persentase
14 Persentase pasar yang menjual unggas hidup di dalam pasar
b. Tidak 0
Keberadaan program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dalam perencanaan daerah (RPJMD, RKPD,
2
Renstra PD dan Renja PD)
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100
b. Tidak ada 0
a. ≥ 70% 100
b. < 70% 0
satuan pendidikan yang telah
4 Tersedianya sekolah/madrasah yang menerapkan pendidikan inklusif SK untuk SRA baik yang
memiliki SK sebagai Satuan
Dinas Pendidikan dikeluarkan oleh kepala daerah,
Pendidikan Ramah Anak (SRA)
a. Seluruh anak penyandang disabilitas terlayani 100 Kabupaten/Kota dan Provinsi, Kepala Dinas Pendidikan, Kanwil
dari Kepala Daerah atau Dinas
Kanwil Kemenag, Dinas PPPA Kemenag, ataupun oleh
Pendidikan/Dinas PPPA/Kanwil
b. Sebagian anak penyandang disabilitas terlayani 0 Kepala Dinas PPPA.
Kemenag
Persentase sekolah/madrasah yang minimal mencapai stratifikasi standar Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
5
(UKS/M)
a. ≥ 80% 100
b. < 80% 0
6 Persentase Sekolah/Madrasah yang memenuhi syarat sesuai Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
a. ≥ 80% 100
b. < 80% 0
7 Presentase Pondok Pesantren menerapkan Pondok Pesantren Sehat sesuai Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
a. ≥ 70% 100
b. < 70% 0
8 Adanya penerapan Kawasan Tanpa Rokok di satuan pendidikan usia dini, dasar dan menengah
B INDIKATOR PENDUKUNG
a. Ada dibuktikan dengan SK, Anggaran, Rencana Kerja terelisasi >80% 100
9 Keberadaan Tim Pembina UKS/M tingkat Kecamatan dibuktikkan dengan SK, Rencana Kerja dan Laporan Kegiatan
d. < 40% 0
10 Presentase Sekolah/Madrasah yang memiliki tim pelaksana UKS/M dibuktikan dengan SK, Rencana Kerja dan Realisasi
a. ≥ 80 % 100
b. 60 - 79% 50
c. 40 - 59% 25
d. < 40% 0
a. ≥ 80 % 100
b. 60 - 79% 50
c. 40 - 59% 25
d. < 40% 0
NO TATANAN 4 : SATUAN PENDIDIKAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
PermenLHK Nomor
a. ≥ 80 % 100 P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019
tentang Penghargaan Adiwiyata:
- Adiwiyata adalah penghargaan yang
diberikan olehPemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintahdaerah
kabupaten/kota kepada sekolah yang SK Bupati/Walikota tentang
b. 60 - 79% 50 Data dari Dinas LH
berhasil Penetapan Sekolah Adiwiyata
melaksanakan gerakan peduli dan
berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah
yang berhasilmelaksanakan gerakan
c. 40 - 59% 25 peduli dan berbudaya lingkungan hidup
di sekolah.
d. < 40% 0
a. ≥ 80 % 100
b. 60 - 79% 50
c. 40 - 59% 25
d. < 40% 0
TATANAN 5 : PARIWISATA
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
Arah pembangunan
kepariwisataan nasional
sebagaimana dalam Peraturan
Keberadaan regulasi daerah tentang Pariwisata Sehat Pemerintah Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pemerintah daerah menyusun
Pembangunan Kepariwisataan Regulasi terkait
Nasional meliputi Penyelenggaraan
pembangunan kepariwisataan Kepariwisataan dalam bentuk
nasional dilaksanakan: PerDa, dimana didalam pasal
a. dengan berdasarkan prinsip terdapat substansi yang
Pembangunan Kepariwisataan berupa: pembangunan dan
yang berkelanjutan; penguatan kepariwiataan ; Peraturan Daerah (Tentang
1 a. Ada 100 b. dengan orientasi pada upaya Destinasi, SDM, dan industri penyelenggaraan Kepariwiataan)
peningkatan pertumbuhan, pariwisata yang bertatanan
peningkatan kesempatan kerja, pariwisata sehat,
pengurangan kemiskinan, serta berkelanjutan dan ramah
pelestarian lingkungan; wisatawan; sapta pesona;
c. dengan tata kelola yang baik;
d. secara terpadu secara lintas data dapat diperoleh pada
sektor, lintas Dinas Pariwisata / Bappeda
b. Tidak 0 daerah, dan lintas pelaku; dan
e. dengan mendorong
kemitraan sektor publik dan
privat.
Kemenkes : KTR PP
3 Jumlah Daya Tarik Wisata (DTW) yang mengimplementasi kawasan tanpa rokok (KTR)
109/2012
Perda di Kab/Kota
a. Semua DTW mengimplementasikan KTR 100
Kemenkes : Permenkes
4 Persentase sarana akomodasi pariwisata yang laik sehat
14/2021
b. < 75% 0
Kemenkes : Permenkes
Persentase restoran yang laik hygiene 14/2021
b. < 65% 0
Keberadaan Daya Tarik Wisata (DTW) yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan PP. 50 2011 Pasal 25, persyaratan destinasi
6 destinasi mempunyai untuk menyediakan
atau bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
fasilitas: fasilitas untuk mendukung
aspek kesehatan:
fasilitas umum diantaranya : jaringan air bersih, Sistem terdapat fasilitas layanan
a. Seluruh DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 100 fasilitas kesehatan berupa Pengelolaan limbah, kesehatan bagi wisatawan di
poliklinik 24 (dua puluh fasilitas kesehatan & P3K, Daya Tarik Wisata
empat) jam dan fasilitas Fasilitas sanitasi dan
pertolongan pertama pada kebersihan, fasilitas bagi
b. Sebagian DTW menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 0 kecelakaan; berkebutuhan khusus,
dll fasilitas keamanan.
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
8 Persentase Daya Tarik Wisata (DTW) yang ramah difabel persyaratan destinasi untuk
PP. 50 2011 Pasal 25, destinasi menyediakan fasilitas untuk
mendukung aspek
a. ≥ 75% 100 mempunyai fasilitas: kesehatan:
jaringan air bersih, Sistem
b. 50-75% 50 fasilitas umum diantaranya : Pengelolaan limbah, Pencatatan dinas?
fasilitas khusus bagi penderita cacat fasilitas kesehatan & P3K,
Fasilitas sanitasi dan
c. < 50% 25 fisik, anak-anak dan lanjut usia; kebersihan, fasilitas bagi
dll berkebutuhan khusus,
d. Tidak ada 0 fasilitas keamanan.
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
c. Tidak ada 0
Adanya kerjasama dengan Petugas Keamanan (Polisi Pariwisata, Satpam/ Masyarakat yang PP. 50 2011 Pasal 25,
11
ditunjuk) destinasi mempunyai
fasilitas:
a. Ya, pada semua daya tarik wisata 100 surat kontrak kerja
(satpam) atau SK data di pengelola daya tarik
fasilitas umum
Penugasan Polisi wisata
b. Ya, namun belum di semua daya tarik wisata 50 diantaranya :
Pariwisata
fasilitas keamanan di
destinasi pariwisata
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 5 : PARIWISATA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase Tempat Pengolahan Pangan (TPP) Non Sertifikat Laik higiene Sanitasi
13 Kemenkes data di Dinas Kesehatan
(SLHS) yang dilakukan pembinaan/pengawasan dengan pemberian label
b. 50-75% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN
TERTIB LALU LINTAS
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan data (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
setiap indikator) mendukung indikator)
1 Adanya regulasi terkait penyediaan layanan transportasi jalan
a. Ada 100
b. Tidak 0
2 Adanya regulasi terkait kawasan tertib lalu lintas
a. Ada 100
b. Tidak 0
Adanya regulasi terkait sistem manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
3 a. Ada 100
b. Tidak 0
Penyediaan layanan transportasi dan kawasan tertib lalu lintas jalan masuk ke dalam dokumen
4 perencanaan daerah (RPJMD/Renstra/RKPD)
7 Persentase jam kerja pengemudi angkutan umum: maksimal 12 jam dan 4 jam istirahat
a. ≥ 80% dari jumlah kendaraan 100
b. < 80% dari jumlah kendaraan 0
c. Meningkat 0
11 Adanya program atau kegiatan pemeriksaan NAPZA atau narkoba terhadap pengemudi yang dilakukan
c. Tidak dilaksanakan 0
b. Tersedia, Sebagian 50
c. Tidak tersedia 0
15 Keberadaan fasilitas istirahat awak kendaraan
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
16 Melakukan pemantauan kualitas udara ambien
a. Minimal 6 bulan sekali 100
b. 1 tahun sekali 50
c. Kadang-kadang 25
d. Tidak melakukan 0
Upaya Penyehatan kualitas udara ambien di areal terminal (Melakukan penghijauan, perbaikan dan perawatan mesin
17
kendaraan, penerapan sanksi tidak bisa beroperasi untuk kendaraan tidak laik jalan)
a. Melakukan 3 upaya 100
b. Melakukan 2 upaya 50
c. Melakukan 1 upaya 25
d. Tidak ada upaya 0
18 Tersedia fasilitas bagi penumpang penyandang disabilitas dan ibu hamil atau menyusui
a. ada, lengkap 100
b. ada, sebagian 50
c. tidak ada 0
19 Kasus kriminalitas di terminal
a. Berkurang dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dari tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
20 Persentase halte yang berfungsi dari jumlah eksisting
a. 80-100% 100
b. 60-79% 75
c. 40-59% 50
d. < 40% 0
Persentase implementasi protokol kesehatan pencegahan penyakit menular dari udara dalam angkutan umum
21 a. > 80 % 100
b. 50 - 80 % 50
c. 25 - 50 % 25
d. < 25% 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
22 Persentase angkutan umum yang memiliki BLUe (Bukti Lulus Uji Elektronik)
a. > 80% dari jumlah kendaraan 100
b. 50 - 80% dari jumlah kendaraan 50
c. < 50% dari jumlah kendaraan 25
d. Tidak menerapkan BLUe 0
23 Adanya bengkel pemantau emisi gas buang
a. Ada dan terakreditasi 100
b. Ada namun tidak terakreditasi 50
c. Tidak ada 0
24 Santunan akibat kecelakaan sebagai dampak kecelakaan lalu lintas
a. Seluruh korban mendapatkan santunan 100
b. Sebagian korban mendapatkan santunan 50
c. Seluruh korban tidak mendapatkan santunan 0
25 Persentase perusahaan angkutan yang telah membuat dan melaporkan Sistem manajemen keselamatan
a. > 80 % memenuhi 100
b. 50 - 80 % belum memenuhi 50
c. > 50 % tidak memenuhi 0
26 Tersedianya data/informasi daerah rawan kecelakaan
a. ada dan dilakukan updating 100
b. ada namun tidak dilakukan updating 50
c. tidak ada 0
Fasilitas pencegah tindak kriminal di areal terminal
a. tersedia petugas keamanan, pos keamanan, dan kamera pengawas 100
27
b. tersedia, petugas keamanan dan pos keamanan 50
c. tidak tersedia sama sekali 0
Edukasi penanganan tanggap kecelakaan pada masyarakat di daerah rawan kecelakaan
a. Ada dan terdokumentasi 100
28
b. Ada namun tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
29 Jumlah titik kemacetan
a. Menurun dari tahun lalu 100
b. Tetap/sama dengan tahun lalu 50
c. Meningkat dari tahun lalu 0
30 Keberadaan fasilitas jalur pejalan kaki (trotoar) bagi masyarakat umum dan penyandang disabilitas
a. Ada dan berfungsi sesuai peruntukannya 100
b. Ada namun tidak berfungsi sesuai peruntukannya 50
c. Tidak ada 0
31 Jumlah titik fasilitas jalur sepeda
a. Meningkat 100
b. Tetap 50
c. Menurun 0
32 Fasilitas penyeberangan orang (jembatan penyeberangan, zebra cross)
a. Ada, berfungsi 100
b. Ada, Tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
Adanya zona selamat sekolah
a. Meningkat 100
33
b. Tetap 50
c. Menurun 0
34 Adanya kegiatan sosialisasi keselamatan berlalu lintas dan keselamatan jalan
a. Ada dan rutin 100
b. Ada namun tidak rutin 50
c. Tidak ada 0
Adanya ruang henti sepeda motor pada simpang bersinyal (lampu merah)
a. Ada, berfungsi 100
35
b. Ada, Tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
Pengawasan dan penindakan terhadap emisi gas buang kendaraan
a. Ada dan terdokumentasi 100
36
b. Ada namun tidak terdokumentasi 50
c. Tidak ada 0
NO TATANAN 6 : TRANSPORTASI DAN TERTIB LALU LINTAS SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
d. Tidak ada 0
b. 50 - 80% 50
c. < 50% 0
39 Program sosialisasi Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang rutin setahun terakhir
c. Tidak ada 0
Adanya sarana prasarana dalam mendukung program Rute Aman Selamat ke Sekolah (RASS) seperti halte penumpang
40
angkutan umum, Zona Selamat Sekolah (ZoSS) dan fasilitas untuk pesepeda dan pejalan kaki
b. Ada 2 - 3 sarana 50
c. Ada 1 sarana 25
Kegiatan penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di Kawasan Perkantoran, Perindustrian Pemda mengeluarkan RPJMD/
2 (IKM) dan UMKM masuk dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah (RPJMD/ RKPD/ RKPD/ Renstra PD/ Renja PD
Renstra PD/ Renja PD) untuk mendukung kegiatan
Dokumen RPJMD/ RKPD/ Dokumen RPJMD/ RKPD/
penyelenggaraan kesehatan
Renstra PD/ Renja PD Renstra PD/ Renja PD diperoleh
dan keselamatan kerja di
a. Masuk dalam dokumen perencanaan daerah 100 diperoleh dari Bappeda/ Dinas dari Bappeda/ Dinas
Kawasan Perkantoran,
KUMKM/Perindustrian/ KUMKM/Perindustrian/
Perindustrian (IKM) dan UMKM
Kesehatan Kesehatan
masuk dalam dokumen
b. Tidak ada 0 perencanaan pembangunan
daerah
a. ≥ 80% 100
b. < 80% 0
Jumlah Industri kecil dan menengah sehat (menyelenggarakan program Kesehatan Keselamatan
5
Kerja/K3)
a. ≥ 80% IKM telah menerapkan K3 100
b. < 80% IKM telah menerapkan K3 0
6 Persentase UMKM yang memiliki pelayanan kesehatan/ Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang aktif Dokumen kegiatan pelayanan Dokumen kegiatan pelayanan
Pemda melaksanakan kegiatan
kesehatan/ Pos Upaya kesehatan/ Pos Upaya Kesehatan
pelayanan kesehatan/ Pos
Kesehatan Kerja (UKK) Kerja (UKK) diperoleh dari
a. ≥ 80% 100 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
diperoleh dari Bappeda/ Dinas Bappeda/ Dinas
terhadap pelaku UMKM di
KUMKM/Perindustrian/ KUMKM/Perindustrian/
b. < 80% 0 daerahnya
Kesehatan Kesehatan
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
7 Adanya pengaduan masyarakat terhadap pencemaran lingkungan akibat industri dalam setahun terakhir
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
10 Persentase industri yang dilakukan pengawasan dan pembinaan minimal sekali dalam setahun
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase Industri Kecil dan Menengah yang melakukan pemanfaatan kembali material dan
11
sumber daya yang digunakan melalui konsep 4R
a. > 80% 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
12 Kab/Kota memiliki RPIK (Rencana Pembangunan Industri Kab/Kota)
a. Memiliki RPIK dan disahkan dalam Perda 100
b. Memiliki naskah akademik dan proses penyusunan Perda 50
c. Masih dalam proses penyusunan naskah akademik 25
d. Tidak ada 0
13 Persentase kantor yang telah memfasilitasi pemeriksaan kesehatan pada pegawainya
a. > 80% 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
B INDIKATOR PENDUKUNG
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
a. >80% 100
b. 50-80% 50
c. < 50% 25
d. Tidak ada 0
Persentase UMKM yang memiliki perijinan (Nomor Induk Berusaha/ Tanda Daftar Perusahaan/ Surat Keterangan Usaha) Data Nomor Induk
Pemda mengeluarkan
Berusaha (NIB)/ Tanda
a. >80% 100 dokumen legalitas bagi pelaku Data Nomor Induk Berusaha (NIB)/
Daftar Perusahaan (TDP)/
UMKM dalam bentuk (Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/
Surat Keterangan Usaha
17 b. 50-80% 50 Induk Berusaha (NIB)/ Tanda Surat Keterangan Usaha (SKU) di
(SKU) di peroleh dari
Daftar Perusahaan (TDP)/ peroleh dari Dinas KUMKM daerah
c. < 50% 25 Dinas KUMKM daerah
Surat Keterangan Usaha atau Dinas Perijinan PTSP daerah
atau Dinas Perijinan
(SKU))
d. Tidak ada 0 PTSP daerah
Persentase UMKM sektor makanan, minuman, industri pengolahan yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Data Sertifikat Laik
18
PIRT, MD BPOM/Izin Edar Pemda membantu mengurus
Higiene Sanitasi (SLHS), Data Sertifikat Laik Higiene
dokumen legalitas bagi pelaku
a. >80% 100 PIRT, MD BPOM/Izin Sanitasi (SLHS), PIRT, MD
UMKM sektor makanan,
Edar di peroleh dari Dinas BPOM/Izin Edar di peroleh dari
b. 50-80% 50 minuman, industri pengolahan
KUMKM,BPOM daerah, Dinas KUMKM,BPOM daerah,
yang memiliki Sertifikat Laik
Dinas Perindustrian atau Dinas Perindustrian atau Dinas
c. < 50% 25 Higiene Sanitasi (SLHS),
Dinas Perijinan PTSP Perijinan PTSP daerah
PIRT, MD BPOM/Izin Edar
d. Tidak ada 0 daerah
19 Persentase IKM/UMKM yang sudah tersertifikat halal produk Data dan dokumen
sertifikat halal produk bagi
a. >80% 100 Data dan dokumen sertifikat halal
Pemda membantu mengurus pelaku UMKM daerah di
produk bagi pelaku UMKM daerah
dokumen sertifikat halal peroleh dari Dinas
b. 50-80% 50 di peroleh dari Dinas KUMKM
produk bagi pelaku UMKM KUMKM daerah, atau
daerah, atau Dinas Perindustrian
c. < 50% 25 daerah Dinas Perindustrian
daerah atau BPJPH daerah
daerah atau BPJPH
d. Tidak ada 0 daerah
NO TATANAN 7 : PERKANTORAN DAN PERINDUSTRIAN SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
B INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase UMKM sentra pangan jajanan dan kantin yang memiliki Label pembinaan/pengawasan higiene sanitasi
21 Data dan dokumen
pangan
kegiatan pembinaan dan
Data dan dokumen kegiatan
a. lebih dari 75% 100 pengawasan higiene
Pemda melakukan pembinaan pembinaan dan pengawasan
sanitasi pangan terhadap
dan pengawasan higiene higiene sanitasi pangan terhadap
b. 51-75% 50 pelaku UMKM daerah di
sanitasi pangan terhadap pelaku UMKM daerah di peroleh
peroleh dari Dinas
pelaku UMKM daerah dari Dinas KUMKM,BPOM daerah
c. 25-50% 25 KUMKM,BPOM daerah
atau Dinas Kesehatan Daerah
atau Dinas Kesehatan
d. kurang dari 25% 0 Daerah
22 Persentase UMKM yang sudah menerapkan dan menuhi syarat standar kesehatan lingkungan kerja Data dan dokumen
kegiatan penerapan
a. lebih dari 75% 100 Data dan dokumen kegiatan
standar kesehatan
Pemda melakukan penerapan penerapan standar kesehatan
lingkungan kerja terhadap
b. 51-75% 50 standar kesehatan lingkungan lingkungan kerja terhadap pelaku
pelaku UMKM daerah di
kerja terhadap pelaku UMKM UMKM daerah di peroleh dari
peroleh dari Dinas
c. 25-50% 25 daerah Dinas KUMKM,BPOM daerah atau
KUMKM,BPOM daerah
Dinas Kesehatan Daerah
atau Dinas Kesehatan
d. kurang dari 25% 0 Daerah
Persentase UMKM yang telah menerima pembinaan dan pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja minimal
23 Data dan dokumen
setahun sekali
kegiatan pembinaan dan
Data dan dokumen kegiatan
Pemda melakukan kegiatan pengawasan Kesehatan
a. lebih dari 75% 100 pembinaan dan pengawasan
pembinaan dan pengawasan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan minimal setahun sekali
b. 51-75% 50 minimal setahun sekali terhadap
Kerja minimal setahun sekali terhadap pelaku UMKM
pelaku UMKM daerah di peroleh
terhadap pelaku UMKM daerah di peroleh dari
c. 25-50% 25 dari Dinas KUMKM,BPOM daerah
daerah Dinas KUMKM,BPOM
atau Dinas Kesehatan Daerah
daerah atau Dinas
d. kurang dari 25% 0 Kesehatan Daerah
TATANAN 8 : PERLINDUNGAN
SOSIAL
NO TATANAN 8 : PERLINDUNGAN SOSIAL SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
(diisi dengan sumber perolehan (diisi dengan jenis dokumen dalam
A INDIKATOR POKOK (diisi dengan DO setiap indikator)
data setiap indikator) mendukung indikator)
Angka Kemiskinan
1 a. ≤ 9.9% 100
b. > 9.9% 0
Melakukan verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) untuk diusulkan ke dalam Sistem
2
Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKSNG) secara rutin Data Terpadu Kesejahteraan
Usulan hasil verifikasi dan validasi
Sosial ditetapkan setiap bulan
a. Ya 100 DTKS Kab/Kota
di kementerian sosial.
d. Tidak 0
Persentase rumah tangga miskin, rentan dan tidak mampu yang memperoleh pemberdayaan sosial, asistensi
rehabilitasi dan bantuan sosial dari Pemerintah
Laporan monitoring dan evaluasi
3 Renstra Kemensos
a. minimal 80% 100 per semester
5 Angka Kriminalitas
d. Tidak ada 0
16 Adanya program pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan
d. Tidak ada 0
17 Adanya pemenuhan hak sipil bagi komunitas adat terpencil dan daerah perbatasan
19 Adanya regulasi daerah tentang penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia
B INDIKATOR PENDUKUNG
Adanya penyelenggaraan penanganan kekerasan anak, perempuan dan lansia dalam Rencana Pembangunan Jangka
20
Menengah Daerah/RPJMD
Adanya upaya pendidikan penyuluhan, komunikasi dan informasi tentang penanganan kekerasan terhadap anak,
22
perempuan dan lansia
Upaya daerah dalam memberikan
penyuluhan dan informasi tentang
a. Ada 5 upaya 100 adanya pencegahan,
pendampingan dan penanganan Dinas PPPA Dokumen pelaksanaan kegiatan
b. Ada 3 - 4 upaya 50 jika terjadi kasus kekerasan
terhadap anak, perempuan dan
c. Ada 1 - 2 upaya 25 lansia.
B INDIKATOR PENDUKUNG
Upaya penanggulangan
Adanya UPTD PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)/ P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu kasus kekerasan,
23
Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dalam penanganan kekerasan pada anak, perempuan dan lansia diskriminasi, perlindungan
khusus, dan masalah
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100 lainnya pada anak,
perempuan dan lansia
melalui UPTD PPA/P2TP2A.
Layanan yang diberikan SK Kepala Daerah UPTD
b. Ada, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 50 KemenPPPA
meliputi : PPA/P2TP2A
a. pengaduan masyarakat;
b. penjangkauan korban;
c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25 c. pengelolaan kasus;
d. penampungan
sementara;
d. Tidak ada 0 e. mediasi; dan
f. pendampingan korban.
24 Adanya pelayanan komprehensif terhadap kasus kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia
Daerah memiliki pelayanan
a. ≥ 75% kasus dilayani 100 yang komperehensif dalam
melayani kasus kekerasan SK PATBM/UPTD
Dinas PPPA, Dinas
b. 51 - 74% kasus dilayani 50 terhadap anak, perempuan PPPA/P2TP2A, SOP
Sosial
dan lansi. Lembaga layanan Pelayanan, Alur pelayanan
c. 25 - 50% kasus dilayani 25 diantaranya PATBM dan
UPTD PPPA/P2TP2A
d. < 25% kasus dilayani 0
Adanya penggiat penanganan kekerasan terhadap anak, perempuan dan lansia baik secara
25
individu/kelompok
a. Ada penggiat, memiliki rencana kerja dan terealisasi 100 Daerah memiliki penggiat
penanganan kasus
Dinas PPPA, Dinas Dokumen Pelaksanaan
b. Ada penggiat, memiliki rencana kerja namun tidak terealisasi 50 kekerasan terhadap anak,
Sosial Kegiatan
perempuan dan lansia baik
c. Ada penggiat namun tidak memiliki rencana kerja 25 secara individu/kelompok
B INDIKATOR PENDUKUNG
b. Tidak ada 0
a. Ada 100
b. Tidak ada 0
Rencana kontingensi
adalah dokumen yang
4 Memiliki rencana kontingensi bencana daerah disusun melalui proses
perencanaan,
penanganan situasi
bencana, dalam keadaan
tidak menentu, dengan Dokumen rencana 1. Dokumen Rencana
skenario tujuan yang kontingensi daerah di Kontingensi Bencana
a. Ada, dan dilakukan review 100 disepekati, tindakan Kab/Kota, BPBD Daerah 2. Laporan
teknis dan tindakan Review Rencana
manajerial dan Kontingensi Bencana
pengarahan potensi
yang disetujui bersama
untuk mencegah, dan
b. Tidak ada 0 atau menanggulangi
lebih baik dan ditetapkan
secara formal
NO TATANAN 9 : PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BENCANA SKALA DEFINISI OPERASIONAL KETERSEDIAAN DATA BUKTI DATA PENDUKUNG
Persentase desa/kelurahan tangguh bencana (Destana) yang sudah menerapkan Standar Jumlah desa/kelurahan
Nasional Indonesia/SNI sebagai acuan bersama dalam melakukan upaya pengelolaan yang melakukan upaya
5 resiko bencana di daerah rawan bencana. Persentase desa/kelurahan yang melakukan penilaian ketangguhan
penilaian ketangguhan desa (PKD) sebagai upaya pengelolaan risiko bencana di daerah desa/kelurahan
rawan bencana. berdasarkan modul
penilaian ketangguhan
desa/kelurahan.
Berdasarkan hasil
RPJMDes, Aplikasi 1. Laporan penilaian
a. ≥ 51% kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan penilaian ketangguhan
100 Katalog Digital ketangguhan
bencana desa/kelurahan
Kesiapsiagaan BNPB desa/kelurahan (PKD)
didapatkan 3 kriteria
desa tangguh bencana
yaitu desa/kelurahan
tangguh pratama,
desa/kelurahan tangguh
b. < 51%kategori desa/kelurahan pratama dari seluruh desa rawan madya dan
0
bencana desa/kelurahan tangguh
utama.
Adanya sistem peringatan dini terintegrasi sesuai ancaman bencana wilayahnya (EWS
6
longsor, EWS banjir, EWS tsunami)
a. Ada sistem peringatan dini terintegrasi dan berfungsi 100
7 Capaian Respon Alert (sinyal) Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)
B INDIKATOR PENDUKUNG
10 Adanya persediaan logistik dan peralatan yang mencukupi di masing-masing klaster daerah rawan bencana
b. Ada, logistik cukup, peralatan kurang atau logistik kurang, peralatan cukup 50
d. Tidak ada 0
11 Adanya upaya program penguatan dan pemulihan sosial untuk korban bencana
B INDIKATOR PENDUKUNG
13 Pelaksanaan diseminasi informasi peringatan dini kepada stakeholder terkait dan masyarakat
a. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi semua 100
b. Ada, memiliki rencana kerja dan terealisasi sebagian 50
c. Ada, namun tidak memiliki rencana kerja 25
III d. Tidak ada 0
14 Adanya peta rawan bencana daerah
a. Ada, terdokumentasikan dengan baik dan tersosialisasikan secara rutin 100
b. Ada, terdokumentasikan dengan baik namun tidak tersosialisasikan secara rutin 50
c. Ada, namun tidak terdokumentasikan dengan baik dan tidak tersosialisasikan
25
secara rutin
d. Tidak ada 0
15 Perencanaan wilayah/tata ruang yang telah mengacu pada peta rawan bencana
a. Ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan bencana 100
b. Tidak ada perencanaan wilayah/tata ruang telah mengikuti peta rawan bencana 0
Tersedianya SKDR sebagai sistem pemantauan perkembangan trend suatu penyakit menular yang
16
potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu
a. Ada SKDR dan sistem pemantauannya berfungsi 100
B INDIKATOR PENDUKUNG