Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.

1, Maret 2017 1

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BANGUNAN DENGAN METODE


ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PT. CIPTA NUANSA
PRIMA TANGERANG

Rani Irma Handayani1), Yuni Darmianti 2)


1Program Studi Manajemen Informatika

AMIK BSI Jakarta


Jl. Fatmawati Raya No. 24 Pondok Labu Jakarta Selatan
rani.rih@bsi.ac.id

2Program Studi Sistem Informasi


STMIK Nusa Mandiri
Jl. Ciledug Raya No. 108 Cipulir, Jakarta Selatan
yunnidar@gmail.com

Abstract Supplier is one of the most untuk setiap akternatif Suplier A 39% , Suplier
important parts of a construction services B 12% dan Suplier C 49%
provider company. PT. Nuance Prima Cipta
Tangerang is a contracting company that offers Kata kunci: Pemilihan Supplier, Metode
construction services. Since the number of Analytical Hierarchy Process, Sistem
suppliers, PT. Nuance Prima Cipta Tangerang Pendukung Keputusan.
difficulty in choosing suppliers with their
respective advantages. Therefore, use AHP PENDAHULUAN
(Analytical Hierarchy Process) for supplier
selection process to make it more objective. PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang
Broadly speaking, AHP (Analytical Hierarchy adalah sebuah perusahaan kontraktor yang
Process) is the process of comparing criteria menawarkan jasa pelaksanaan konstruksi.
into alternatives, the greater the value is Meskipun masih berskala menengah, PT. Cipta
generated, then the main well to the supplier Nuansa Prima Tangerang memiliki kompetensi
selected. By using the AHP method obtained the mengerjakan proyek konstruksi struktural dan
final value for each akternatif Lead A 39%, 12% arsitektural bangunan komersial di pulau jawa.
and Supplier B Supplier C 49% Memiliki peralatan konstruksi yang lengkap,
PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang telah
Keywords: Supplier Selection, Methods menyelesaikan banyak proyek besar yang
Analytical Hierarchy Process, Decision Support tersebar di sebagian pulau jawa. Beragamnya
System. tipe proyek pada PT. Cipta Nuansa Prima
Tangerang tentu saja berasal dari kepercayaan
Intisari Supplier merupakan salah satu para konsumen kepada reputasi perusahaan
bagian terpenting dalam suatu perusahaan yang di kenal dapat di andalkan, dengan
penyedia jasa konstruksi. PT. Cipta Nuansa memberikan yang terbaik dan yang terutama,
Prima Tangerang adalah sebuah perusahaan fokus kepada ketepatan waktu yang telah di
kontraktor yang menawarkan jasa tetapkan untuk menyelesaikan proyek dengan
pelaksanaan konstruksi. Karena banyaknya kualitas tinggi demi kepuasan konsumen.
supplier, PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang Saat ini PT. Cipta Nuansa Prima
kesulitan dalam memilih supplier dengan Tangerang kesuliatan dalam memilih supplier
kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu yang tepat karena menilai hanya berdasarkan
digunakan metode AHP (Analytical Hierarchy pada harga yang ditawarkan dan kualitas yang
Process) untuk proses pemilihan supplier agar dimiliki barang secara subyektif (Wulandari,
lebih obyektif. Secara garis besar metode AHP 2014), membeli dengan harga barang yang
(Analytical Hierarchy Process) merupakan paling murah persuplier sehingga kualitas
proses membandingkan kriteria kedalam bahan baku yang dibeli kurang baik (Harsono,
alternatif, semakin besar nilai yang dihasilkan, Prassetyo, & Arqom, 2009) mengakibatkan
maka semakin utama pula untuk supplier keluhan dari pelanggan (Hasdi,
tersebut terpilih. Dengan menggunakan Sudarmaningtyas, & Supriyanto, 2014),
metode AHP tersebut didapatkan nilai akhir membutuhkan supplier sebagai penyedia

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


2 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017

bahan baku yang secara rutin memasok ke 2. Menentukan prioritas elemen


perusahaan (Nurhalimah, 2015). Berdasarkan a. Langkah pertama dalam menentukan
permasalahan tersebut, maka dikembangkan prioritas elemen adalah membuat
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan perbandingan pasangan, yaitu
menggunakan metode Analytical Hierarchy membandingkan elemen secara
Process —•–—• ’‡•‡•–—ƒ• •—’Ž‹‡”äó berpasangan sesuai kriteria yang
PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang diberikan
sangat mengerti bahwa setiap konsumen b. Matriks perbandingan berpasangan
mempunyai kebutuhan dan tujuan yang diisi menggunakan bilangan untuk
spesifik. Oleh karena itu, PT. Cipta Nuansa mempresentasikan kepentingan relatif
Prima Tangerang terus berusaha memberikan dari suatu elemen terhadap elemen
yang terbaik bagi konsumennya. Namun untuk yang lainnya
memberikan yang terbaik, PT. Cipta Nuansa 3. Sintesis
Prima Tangerang memerlukan material Pertimbangan-pertimbangan terhadap
bangunan yang berkualitas baik pula dari perbandingan berpasangan disintesis
suppliernya. Karena banyaknnya supplier yang untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
menawarkan produk bahan baku bangunan, Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini
PT. Cipta Nuansa Prima kesulitan dalam adalah:
memilih supplier (Wulandari, 2014) dengan a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
kelebihannya masing-masing. PT. Cipta Nuansa kolom pada matrik
Prima Tangerang tidak akan bagus apabila b. Membagi setiap nilai dari kolom
supplier-suppliernya tidak mampu dengan total kolom yang bersangkutan
menghasilkan material bangunan yang untuk memperoleh normalisasi
berkualitas atau pengirimannya tidak tepat matriks
waktu (Taufik, Sumantri, & Tantrika, 2014). c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
Oleh karena itu, PT. Cipta Nuansa Prima perlu baris dan membaginya dengan jumlah
memilih supplier secara cermat. elemen untuk mendapatkan nilai rata-
rata.
BAHAN DAN METODE 4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting
A. Metode Pengumpulan Data untuk mengetahui seberapa baik
Teknik pengumpulan data dengan konsistensi yang ada karena kita tidak
melakukan observasi, wawancara langsung ke menginginkan keputusan berdasarkan
bagian manajer proyek, penyebaran kuesioner pertimbangan dengan konsistensi yang
yang diisi oleh responden yang terdiri dari rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
komisaris, Direktur Manajer Proyek dan langkah ini adalah:
Project Engineering PT. Cipta Nuansa Prima a. Kalikan setiap nilai pada kolom
Tangerang serta melakukan studi pustaka pertama dengan prioritas relatif
dengan membaca buku-buku, jurnal yang elemen pertama, nilai pada kolom
dapat mendukung penelitian ini. kedua dengan prioritas relatif elemen
kedua, dan seterusnya
B. Analytical Hierarchy Process (AHP) b. Jumlahkan setiap baris
Metode AHP yang dikembangakan oleh c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi
Thomas L. Saaty (Laksana, 2016) dapat dengan elemen prioritas relatif yang
memecahkan masalah kompleks dimana bersangkutan
kriteria yang di ambil cukup banyak (Siti, d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan
2016), struktur masalah yang belum jelas banyaknya elemen yang ada, hasilnya
(Viarani, Zadry 2016), ketidakpastian †‹•‡„—– I •ƒ••
tersedianya data statistik yang akurat. 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan
Kusrini (2007) mengemukakan prosedur rumus:
atau langkah-langkah dalam metode AHP ± I •ƒ••-n)/n-1
meliputi: di mana n = banyaknya elemen
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan 6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency
solusi yang diinginkan, lalu menyusun Ratio (CR) dengan rumus:
hierarki dari permasalahan yang CR = CI/IR
dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dimana CR = Consistency Ratio
dengan menentapkan tujuan yang CI = Consistency Index
merupakan sasaran sistem secara IR = Indeks Random
keseluruhan pada level teratas. Consistency

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017 3

7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika 7 Satu elemen jelas lebih mutlak


nilainya lebih dari 10%, maka penilai data penting daripada elemen lainnya
judgment harus diperbaiki. Namun jika 9 Satu elemen mutlak penting
rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau daripada elemen lainnya
sama dengan 0.1 maka hasil perhitungan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
bisa dinyatakan benar. Daftar Indeks pertimbangan yang berdekatan
Random Konsistensi (IR) bisa dilihat
dalam Tabel 1. Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu
Tabel 1 angka dibandingkan dengan
aktivitas j, maka j memiliki nilai
Daftar Indeks Random Konsistensi
kebalikannya dibandingkan
dengan i
Ukuran Matriks Nilai IR
Sumber: (Kusrini, 2007)
1,2 0.00
3 0.58
4 0.90 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5 1,12
6 1,24 Setelah mendefinisikan permasalahan atau
7 1,32 persoalan, maka dilakukan dekomposisi, yaitu
8 1,41 memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-
9 1,45 unsurnya. Dilakukan hingga tidak
10 1,49 memungkinkan pemecahan lebih lanjut. Oleh
11 1,51 karena itu, proses analisis itu dinamakan
12 1,48 hirarki. Struktur hirarki terdiri dari goal,
13 1,56 kriteria dan alternatif. Goal atau tujuan pada
14 1,57 hirarki ini adalah SPK pemilihan supplier,
15 1,59 sedangkan kriterianya terdiri dari pengiriman,
Sumber: (Kusrini, 2007) pelayanan, produk, kualitas dan harga.
Alternatifnya terdiri dari Supplier A,
Rata-rata Geometrik Supplier B dan Supplier C. Kriteria dan
Bobot penilaian dari beberapa alternatif tersebut di dapat dari hasil
responden dalam suatu kelompok dirata- wawancara peneliti dengan pihak yang
ratakan dengan rata-rata geometrik penilaian berwenang di PT. Cipta Nuansa Prima
(Geometric Mean). Tujuannya adalah untuk Tangerang, pihak berwenang didalam
mendapatkan suatu nilai tunggal yang penelitian ini adalah Komisaris, Direktur,
mewakili sejumlah responden. Manajer Proyek dan Project Engineering yang
Rumus rata-rata geometric adalah telah memberikan informasinya mengenai
sebagai berikut: kriteria dan alternatif pemilihan supplier pada
Ù
G = ¾Ts ® Tt ® å TJ PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang. Berikut
G = Rata rata Geometrik struktur hierarki Analytical Hierarchy Process
Xn = Penilaian ke 1,2,3...n (AHP) sistem pendukung keputusan pemilihan
N = Jumlah Penilaian supplier dapat dilihat pada gambar 1
Skala Penilaian
Pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner
yang merupakan instrumen variabel pada
model AHP (Analytical Hierarchy Process)
diukur dengan menggunakan skala penilaian
hirarki dengan nilai skala pengukuran nominal
1-9 seperti pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 2 Skala Penilaian Perbandingan


Pasangan
Intensitas Keterangan Sumber: Handayani & Darmianti (2015)
Kepentingan Gambar 1 Struktur Hierarki AHP Pemilihan
1 Kedua elemen sama pentingnya Supplier
3 Elemen yang satu sedikit lebih Data Perbandingan Antar Kriteria
penting daripada elemen yang
lainnya
Setelah kriteria ditentukan, dilakukan
5 Elemen yang satu lebih penting pemberian bobot pada hubungan antara kriteria
dari pada elemen lainnya dengan kriteria. Penilaian dilakukan oleh empat
orang ahli di PT. Cipta Nuansa Prima Tangerang

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


4 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017

dengan cara pengisian kuesioner. Setelah hasil Setelah mendapatkan bobot kriteria
kuesioner setiap responden diinput kedalam (vector Priority) masing-masing kriteria. Lalu
expert choice, kemudian hasil kuesioner setiap akan dilakukan pengecekan konsistensi data
responden tersebut harus dijadikan satu untuk menghitung rasio Konsistensi (CR),
kesatuan data untuk melanjutkan perhitungan dibutuhkan I•ƒš (Eigen Maksimum) dan
AHP menggunakan expert choice. Indeks Konsistensi (CI).
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš)
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan
seluruh hasil perkalian antara bobot
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah
matriks Pairwise Comparisson. I•ƒš µ 5,05
2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
Sumber: Handayani & Darmianti (2015)
CI = 0.012
Gambar 2 Pairwise Comparisson Antar Kriteria
3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR)
(Combined)
CR = CI/IR, nilai IR untuk n=5 adalah 1.12
(lihat pada tabel 1. Daftar Random Indeks
Perhitungan rata-rata geometrik
Konsistensi)
pairwise comparisson Pengiriman-Pelayanan:
CR = 0.01 => 0.01 (konsisten)
Rata-rata geometrik = Ù¥T5 ® T6 ® å Tá Perhitungan manual telah
= §u ® u ® ® membuktukan hasil Expert Choice pada Gambar
0 5 5
7 6 3 Grafik Normalisasi Matriks Antar Kriteria
Hasil Combined = 1.10668 adalah benar.

Berdasarkan hasil perhitungan Data Perbandingan Alternatif Penilaian


geometrik yang telah dihitung, maka Supplier Setiap Kriteria
mendapatkan hasil rata-rata geometrik yang Setelah ditentukan dan dilakukan
sesuai dengan Expert Choice seperti terlihat penilaian pada kriteria, kemudian dilakukan
pada tabel 1 dibawah ini: penulisan juga untuk perbandingan alternatif
yang ada. Alternatif yang terdiri dari 3 supplier
Tabel 3 Perhitungan Geometrik Menggunakan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria tersebut.
Ms.Excel Berikut ini adalah hasil dari 4 kuesioner yang
telah diisi oleh ahli, digabungkan dan
Perbandingan Rata-Rata diterjemahkan dalam tabel pairwise
R1 R2 R3 R4
Kriteria Geometrik
PGR - PLY 3 3 3 2 1,10668192
comparisson matrix menggunakan expert
PGR - PDK 2 4 3 3 2,91295063 choice:
PGR - KLT 7 5 4 2 4,090623489 1. Penilaian Supplier Alternatif Menurut
PGR - HRG 7 7 7 4 6,086092207 Kriteria Pengiriman
PLY - PDK 5 4 4 3 1,760223474
PLY - KLT 3 7 5 3 4,212865931
PLY - HRG 5 7 9 5 6,299703935
PDK - KLT 3 3 2 3 1,916829313
PDK - HRG 7 3 4 3 3,984282604
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) Sumber: Handayani & Darmianti (2015)
Gambar 4 Pairwise Comparisson Berdasarkan
Setelah penginputan data Kriteria Pengiriman
perbandingan antar kriteria selesai dimasukan
kedalam Expert choice, akan menghasilkan Setelah penginputan data
normalisasi matriks antar kriteria yang akan perbandingan antar kriteria selesai dimasukan
menentukan bobot setiap kriteria. kedalam Expert choice, akan menghasilkan
normalisasi matriks antar alternatif yang akan
menentukan bobot setiap alternatif
berdasarkan kriteria pengiriman.

Sumber: Handayani & Darmianti (2015)


Gambar 3
Grafik Normalisasi Matriks Antar Kriteria

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017 5

Gambar 7 Grafik Normalisasi Matriks Antar


Alternatif berdasarkan kriteria pelayanan

Perhitungan Konsistensi:
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš)
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan
seluruh hasil perkalian antara bobot
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) matriks Pairwise Comparisson.
Gambar 5 Grafik Normalisasi Matriks Antar Imax= ((1,4823 x 0.669)+(7,8104 x
Alternatif berdasarkan kriteria pengiriman 0.1232)+(5,1049 x 0.2078)) = 3,015
2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
Perhitungan Konsistensi CI = (3,015 - 3) / (3-1)
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš) = 0.007
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan 3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR)
seluruh hasil perkalian antara bobot CR = CI/IR, nilai IR untuk n=3 adalah 0.58
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah (lihat pada tabel 1. Daftar Random Indeks
matriks Pairwise Comparisson. Konsistensi)
Imax = ((2,0938 x 0.4938)+(8,5732 x CR = CI/IR
0.1193)+(2,4819 x 0.3869)) = 3,017 = 0.007/0.58
2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI) = 0.013 => 0.01 (konsisten)
CI = (3,017 - 3)/(3-1) Perhitungan manual telah
= 0.009 membuktukan hasil Expert Choice pada
3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR) Gambar 8 Grafik Normalisasi Antar Alternatif
CR = CI/IR, nilai IR untuk n=3 adalah 0.58 Berdasarkan Kriteria Pelayanan adalah benar.
(lihat pada tabel 1 Daftar Random Indeks
Konsistensi) 3. Penilaian Supplier Alternatif Menurut
CR = CI/IR Kriteria Produk
= 0.009/0.58
= 0.015 => 0.01 (konsisten)
Perhitungan manual telah
membuktukan hasil Expert Choice pada
Gambar 5 Grafik Normalisasi Antar Alternatif Sumber: Handayani & Darmianti (2015)
Berdasarkan Kriteria Pengiriman adalah benar. Gambar 9
Pairwise Comparisson Berdasarkan Kriteria
2. Penilaian Supplier Alternatif Menurut Produk
Kriteria Pelayanan
Setelah penginputan data
perbandingan antar kriteria selesai dimasukan
kedalam Expert choice, akan menghasilkan
normalisasi matriks antar alternatif yang akan
menentukan bobot setiap alternatif
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) berdasarkan kriteria produk.
Gambar 6 Pairwise Comparisson Berdasarkan
Kriteria Pelayanan

Setelah penginputan data


perbandingan antar kriteria selesai dimasukan
kedalam Expert choice, akan menghasilkan Sumber: Handayani & Darmianti (2015)
normalisasi matriks antar alternatif yang akan Gambar 10 Grafik Normalisasi Matriks Antar
menentukan bobot setiap alternatif Alternatif berdasarkan kriteria produk
berdasarkan kriteria pelayanan.
Perhitungan Konsistensi
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš)
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan
seluruh hasil perkalian antara bobot
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah
matriks Pairwise Comparisson.
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) Imax = 3,04
2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


6 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017

CI = 0.02 Perhitungan manual telah


3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR) membuktukan hasil Expert Choice pada
CR = CI/IR, nilai IR untuk n=3 adalah 0.58 Gambar IV.16 Grafik Normalisasi Antar
(lihat pada tabel 1. Daftar Random Indeks Alternatif Berdasarkan Kriteria Kualitas adalah
Konsistensi) benar.
CR = 0.03 => 0.03 (konsisten)
Perhitungan manual telah 5. Penilaian Supplier Alternatif Menurut
membuktukan hasil Expert Choice pada Kriteria Harga
Gambar 11 Grafik Normalisasi Antar Alternatif
Berdasarkan Kriteria Produk adalah benar.

4. Penilaian Supplier Alternatif Menurut


Kriteria Kualitas
Sumber: Hasil Penelitian (2015)
Gambar 15 Pairwise Comparisson Berdasarkan
Kriteria Harga

Setelah penginputan data perbandingan antar


kriteria selesai dimasukan kedalam Expert
Sumber: Hasil Penelitian (2015) choice, akan menghasilkan normalisasi matriks
Gambar 11 Pairwise Comparisson Berdasarkan antar alternatif yang akan menentukan bobot
Kriteria Kualitas setiap alternatif berdasarkan kriteria Harga.

Setelah penginputan data


perbandingan antar kriteria selesai dimasukan
kedalam Expert choice, akan menghasilkan
normalisasi matriks antar alternatif yang akan
menentukan bobot setiap alternatif
berdasarkan kriteria kualitas.
Sumber: Hasil Penelitian (2015)

Gambar 16 Grafik Normalisasi Matriks Antar


Alternatif berdasarkan kriteria harga
Perhitungan Konsistensi
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš)
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan
Sumber: Hasil Penelitian (2015) seluruh hasil perkalian antara bobot
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah
Gambar 12 Grafik Normalisasi Matriks Antar matriks Pairwise Comparisson.
Alternatif berdasarkan kriteria kualitas Imax = ((2,1150 x 0.4538)+(8,5633 x
0.1181)+(2,4621 x 0.4281)) = 3,03
Perhitungan Konsistensi 2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
1. Menentukan nilai Eigen maksimum (I•ƒš) CI = (3,03 - 3)/(3-1)
&•ƒš diperoleh dari menjumlahkan = 0.013
seluruh hasil perkalian antara bobot 3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR)
kriteria (Vector Priority) dengan jumlah CR = CI/IR, nilai IR untuk n=3 adalah 0.58
matriks Pairwise Comparisson. (lihat pada tabel 1 Daftar Random Indeks
Imax = ((4,0903 x 0.2354)+(7,3064 x Konsistensi)
0.1422)+(1,6200 x 0.6223)) = 3,01 CR = CI/IR
2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI) = 0.013/0.58
CI = (3,01 - 3)/(3-1) = 0.02 (konsisten)
= 0.01 Perhitungan manual telah
3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR) membuktukan hasil Expert Choice pada
CR = CI/IR, nilai IR untuk n=3 adalah 0.58 Gambar 17 Grafik Normalisasi Antar Alternatif
(lihat pada tabel II.2 Daftar Random Indeks Berdasarkan Kriteria Harga adalah benar.
Konsistensi)
CR = CI/IR
= 0.01/0.58
= 0.01 => 0.01 (konsisten)

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017 7

dengan Supplier A 39% dan juga Supplier B


12%.
2. Faktor utama yang paling di prioritaskan
dalam pemilihan supplier adalah Harga
dengan nilai bobot 0.469 atau 46,9%. dan
Supplier yang paling diprioritaskan adalah
Supplier C dengan nilai bobot 49 %.
3. Metode Analytical Hierarchy Process dapat
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) membantu perusahaan khususnya untuk
Gambar 17 Hasil Synthesis With Respect menentukan pemilihan Supplier dengan
menggunakan tools Expert Choice dan Ms.
Gambar diatas merupakan hasil dari Excel. inkonsistensi.
perhitungan keseluruhan Analytical Hierachy 1. Penelitian yang dilakukan ini berhubungan
Process untuk pemilihan Jurusan dengan dengan keperluan PT. Cipta Nuansa Prima
menggunakan aplikasi Expert Choice dalam Tangerang saat ini, sehingga untuk waktu,
bentuk grafik. kondisi dan tempat yang berbeda perlu
dilakukan penelitian lanjutan. Sistem
Berikut ini adalah grafik dan hasil pendukung keputusan yang dibuat dapat
akhir dari perhitungan menggunakan Ms.Excel dikembangkan lebih lanjut dengan
menggunakan metode lain seperti metode
Tabel 4 Hasil akhir dengan Ms. Excel Simple Addituve Weighting(SAW), Fuzzy
atau Profile Matching sebagai penelitian
untuk hasil yang lebih baik lagi.

REFERENSI

Sumber: Handayani & Darmianti (2015) Handayani, I. & Darmianti, Y. (2015). Laporan
Akhir Penelitian Mandiri. Jakarta: AMIK
BSI Jakarta

Hasdi, R. F., Sudarmaningtyas, P., & Supriyanto,


A. (2014). Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan
Supplier Pada Derry Auto Service
Dengan Metode Ahp. JSIKA, 90-96.

Harsono, A., Prassetyo, H., & Arqom, N. (2009).


Metode Pemilihan Pemasok Sayuran di
Supermarket dengan Metode AHP dan
PROMETHEE. Jurnal Itenas Rekayasa,
Sumber: Handayani & Darmianti (2015) 13(4).
Gambar 20 Grafik Penilaian Akhir Pemilihan
Supplier Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem
pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi
KESIMPULAN Offset.
Berdasarkan pengolahan data dan analisa Laksana, T. G. (2016). Sistem Pendukung
yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat Keputusan Seleksi Supplier Pemilihan
diambil kesimpulan sebagai berikut: Bibit Ayam Broiler Menggunakan
1. Hasil analisis dari perhitungan Analytical Metode Ahp (Study Kasus: CV. CMB).
Hierarchy Process menyatakan bahwa JURNAL ICT, 13(1).
alternatif yang terpilih dan paling sesuai
dengan kriteria adalah Supplier C. Dengan Nurhalimah. (2015). Sistem Pendukung
perhitungan AHP yang diperoleh dari 4 Keputusan Pemilihan Supplier Bahan
responden yang memberikan jawabannya Baku Konveksi Dengan Metode AHP
dihitung dan didapat nilai akhir bahwa (Studi Kasus: Alta Moda Convection
Supplier C unggul dengan 49% berbanding

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å


8 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol.XIV, No.1, Maret 2017

Medan). Majalah Ilmiah Informasi dan


Teknologi Ilmiah (INTI), 129-136.

Siti, F. (2016). Sistem Pendukung Keputusan


Seleksi Siswa-Siswi Berprestasi dari
Keluarga Miskin dengan Metode AHP di
SMA Negeri 14 Semarang. Skripsi,
Fakultas Ilmu Komputer.

Taufik, R., Sumantri, Y., & Tantrika, C. F. M.


(2014). Penerapan Pemilihan Supplier
Bahan Baku Ready Mix Berdasarkan
Integrasi Metode AHP Dan Topsis (Studi
Kasus Pada PT Merak Jaya Beton,
Malang). Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Sistem Industri, 2(5),
p1067-1076.

Viarani, S. O., & Zadry, H. R. (2016). Analisis


Pemilihan Pemasok dengan Metode
Analitycal Hierarchy Process di Proyek
Indarung VI PT Semen Padang. Jurnal
Optimasi Sistem Industri, 14(1).

Wulandari, N. (2014). Perancangan Sistem


Pendukung Keputusan Pemilihan
Supplier di PT. Alfindo Dengan Metode
Analytical Hierarchy Process. Jurnal
Sistem Informasi, 4-7.

ISSN 1978-2136 | Pemilihan Supplier Bahan å

Anda mungkin juga menyukai