Anda di halaman 1dari 8

MATERAL TEKNIK

review jurnal

DISUSUN OLEH :
Nama : Sri Rahmalia
Nim : 201972041

TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA

Judul Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute


Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW,
WP Dan TOPSIS

Penulis  Arlius Hamberto


 putiri B. Katili
 Nurul Ummi

Jurnal Jurnal Teknik Industri


Volume & Halaman https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jti/article/viewFile/86/47

Vol.1, No.3
7 halaman

Tahun 2013
Reviewer Sri Rahmalia
Tanggal 2 Juli 2021

Abstrak PT XYZ merupakan perusahaan konstruksi harus


memperhatikan manajemen setiap divisi untuk menjadi
perusahaan yang unggul, dalam hal ini khsususnya divisi
penangananan material, oleh karena itu perusahaan harus
memiliki kemampuan bekerjasama dengan supplier, yang
diharapkan dapat melakukan pengelolaan manajemen material
secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan konstruksi dapat
memenuhi kualitas dan jangka waktu yang telah ditetapkan
oleh perusahaan dan konsumen tersebut. PT XYZ bekerjasama
dengan supplier- supplier untuk peralatan dan material seperti
kawat las, oksigen, cat, masker, thiner, selang, kaca, oli,
material proyek dan sebagainya. Banyaknya supplier ini
seharusnya menjadi pertimbangan khusus oleh tim pengadaan
supplier untuk lebih selektif dan melakukan pemilihan
berdasarkan kriteria yang sesuai dengan perusahaan, dengan
memperhatikan aspek cost, quality, quantity dan time.
Pengantar Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang
menangani proyek konstruksi, menurut Mulyani (2006)
proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek
yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang
mempunyai dimensi waktu terbatas dengan alokasi sumber
dana tertentu, guna mewujudkan suatu gagasan serta
mendapatkan tujuan tertentu, setelah gagasan tersebut layak
untuk dilaksanakan. Untuk menyelesaikan proyek konstruksi,
perusahaan konstruksi harus mengendalikan dan
memperhatikan cost, quality, quantity dan time. Agar dapat
menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan
konstruksi lainnya dan dipercaya oleh konsumen.

PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang


konstruksi, terhitung mulai tanggal 01 Juli 1993, status Cabang
Cilegon, diubah menjadi Unit Usaha Mandiri Cilegon dan
dipimpin oleh General Manager. Salah satu tujuan perusahaan
PT XYZ adalah memberikan produk dan layanan yang
berkualitas kepada pemesan untuk menciptakan nilai yang
prima.Adapun proyek-proyek konstruksi yang dihasilkan PT
XYZ adalah konstruksi besi atau baja, jasa pengelasan, jasa
pengecoran untuk peralatan industri semen, industri baja,
industri kimia, industri gula dan sebagainya. Dalam melakukan
proyek-proyek konstruksi tersebut, terlebih dahulu perusahaan
melakukan perjanjian kontrak antara konsumen dan kontraktor,
yang umumnya berisi uraian tentang pekerjaan yang disertai
dengan gambar dilengkapi dengan uraian tentang bahan
material, alat-alat dan tenaga kerja yang dibutuhkan penentuan
harga proyek, jangka waktu penyelesaian, sangsi dalam hal
terjadinya wanprestasi, hak dan kewajiban para pihak dalam
perjanjian proyek, setelah perjanjian kontrak dibuat maka
proyek dalam perjanjian tersebut bisa dilaksanakan.

Bahan Dan Metode Bahan yang digunakan dalam jurnal penelitian ini adalah
menyelesaikan penelitian ini dengan menghitung vektor
bobot kriteria dan random consistency indexmenggunakan
AHP, inputan yang berasal dari kuesioner yang diisi oleh tim
pengadaan yaitu manajer admin keuangan, manajer pemasaran
dan engineering, manajer produksi, manajer PP & P dan seksi
pengadaan, kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengisi
kuesioner adalah harga, ketepatan pengiriman dan fleksibiltas
pembayaran, kriteria tersebut di dapat dari hasil wawancara.
Setelah matriks perbandingan berpasangan dikatakan konsisten
maka dilakukan perhitungan selanjutnya dengan menggunakan
metode SAW, WP dan TOPSIS. Pada perhitungan dengan
menggunakan SAW, langkah-langkah yang dilakukan adalah
menghitung matriks keputusan dari nilai setiap kriteria-kriteria
yang didapatkan, setelah itu menghitung normalisasi matriks
atribut keuntungan dan atribut harga dari hasil matriks
keputusan yang didapat.
Pada perhitungan dengan menggunakan WP langkah-
langkah yang dilakukan adalah menghitung matriks keputusan
keputusan dari nilai setiap kriteriakriteria yang didapatkan,
setelah itu menghitung nilai preferensi untuk alternatif dari
matriks keputusan yang dibuat, setelah itu menghitung nilai
vektor yang akan digunakan untuk perangkingan dari nilai
preferensi yang didapat, lalu dibuat perangkingan alternatif
berdasarkan nilai tertinggi. Pada perhitungan dengan
menggunakan TOPSIS langkah-langkah yang dilakukan adalah
menghitung matriks keputusan keputusan dari nilai setiap
kriteriakriteria yang didapatkan, setelah itu menghitung
matriks keputusan ternormalisasi dari matriks keputusan yang
didapat, setelah itu menentukan solusi ideal positif dan solusi
ideal negatif dari matriks keputusan ternormalisasi., setelah itu
menghitung jarak antara nilai terbobot alternatif dengan solusi
ideal positif dan solusi ideal negatif, setelah itu menghitung
nilai preferensi untuk perangkingan dari setiap alternatif dari
hasil jarak antara nilai terbobot alternatif dengan solusi ideal
positif dan solusi ideal negatif, lalu dibuat perangkingan
alternatif berdasarkan nilai tertinggi.
Pada penelitian ini digunakan metode kuantatif untuk
menghitung hasil nilai prefensi.
Pembahasan Dari hasil penelitian dengan Perhitungan konsistensi
dilakukan untuk mengetahui matriks perbandingan
berpasangan yang diperoleh dari hasil kuesioner konsisten atau
tidak. Jika matriks perbandingan berpasangan tidak konsisten,
maka perlu menentukan responden yang lain atau melakukan
kuesioner kembali. Untuk melakukan perhitungan konsistensi
dilakukan beberapa tahap yaitu menghitung nilai eigen,
menghitung consistency index, randomindex dan CRDari hasil
perhitungan didapatkan nilai eigen sebesar 3,034, karena
matriks yang digunakan berordo 3, maka indeks konsistensi
yang diperoleh sebesar 0,017. Untuk Random Index diperoleh
sebesar 0,58 dan CR sebesar 0,029. matriks perbandingan
berpasangan dapat dilanjutkan untuk pengolahan data
selanjutnya.
Setelah dilakukan perhitungan konsistensi matriks
perbandingan berpasangan, maka dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan metode SAW, adapun material yang
diteliti adalah material untuk pembuatan sinter plant bin PT
ABC yaitu plate pl 2 x 4’ x 8, plate chp 6 x 4’ x 8, plate fb 6 x
50 x 6, angle l 70 x 7 x 6, h beam h 150x150x7x10x 12, pipe
dia 15 a x 6 dan rb dia 15 x 6.
Didapatkan hasil supplier PT Sinarindo sebesar 0,022,
supplier PT Sentra Karya Mandiri sebesar 0,483 dan supplier
PT Constructa Jaya Prima sebesar 0,841. Dari hasil
perangkingan maka supplier yang diprioritaskan untuk
material Plate PL # 2 x 4’ x 8 adalah PT Constructa Jaya
Prima.

Kesimpulan Dari data yang diperoleh dalam penelitian Berdasarkan


pengolahan data dan analisis dapat diambil kesimpulan. Untuk
material plate pl maka perusahaan supplier yang dipilih adalah
PT CJP, untuk material plate chp maka perusahaan supplier
yang dipilih adalah PT CJP, untuk material plate fb hasil
perhitungan dengan metode SAW menyatakan PT SKM
menjadi supplier terpilih berdasarkan perangkingan bobot,
sedangkan metode WP dan TOPSIS menyatakan PT CJP
menjadi supplier terpilih. Untuk material angle L maka
perusahaan supplier yang dipilih adalah PT CJP, untuk
material H beam H maka perusahaan supplier yang dipilih
adalah PT CJP, untuk material Pipe Dia maka perusahaan
supplier yang dipilih adalah PT CJP dan material RB Dia maka
perusahaan supplier yang dipilih adalah PT CJP. Secara
keseluruhan perusahaan yang terbaik untuk dijadikan supplier
adalah PT CJP. Metode yang di pilih untuk diaplikasikan oleh
perusahaan adalah TOPSIS, karena metode ini lebih detail dan
menjadi solusi ideal
Kekuatan jurnal Sistematika jurnal yang baik sehingga memudahkan dalam
pemahaman pembaca.
Metode kuantatif untuk hasil perhitungan sehinnga hasil dari
penelitian ini lebih akurat.
Kelemahan jurnal Kekurangan dari jurnal ini adalah banyaknya metode penelitian
yang digunakan

Judul Analisa Sifat Kekerasan Baja St-42 Dengan Pengaruh


Besarnya Butiran Media Katalisator ( Tulang Sapi (Caco3))
Melalui Proses Pengarbonan Padat (Pack Carburizing)”

Penulis  Nevada J. M. Nanulaitta,*)


 Eka. R. M. A. P. Lillipaly**)
Jurnal Jurnal teknologi
Volume & Halaman https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=220

Volume 9 Nomor 1
12 halaman

Tahun 2012
Reviewer Sri Rahmalia
Tanggal 2 Juli 2021
Abstrak St 42 is a type of steel construction having a minimum tensile
strength of 42 Kg / mm ² up to 50 Kg / mm ². This steel has a
carbon content (C) below 0.35%, to be included in the low
carbon steel. Addition of solid carbon method is the simplest
way to improve the quality of steel St 42, in order to expand its
use. In the process of increasing the hardness value is used
carburizing process by varying the amount of grain on solid
pack carburizing. The results obtained after conducting
research using a mixture of carbon (charcoal nani) by 70% and
beef bones (CaCO3) at 30% of 1 Kg carburizing media with a
detention time of 15 minutes. Where increasing values of force
for a grain size of 40.73 mm catalyst 1 HRC, catalyst 3 grain
size of 42.98 mm and the catalyst grain size of 5 mm by 43.35
HRC. Research has shown that the use of local media in this
regard Beef Bones (CaCO3) can be used as an alternative
catalyst BaCO3 (Barium carbonate) in Solid carburizing
process where the rate of increase in the average value of the
greatest violence occurred in the catalyst grain size of 5 mm by
2.89 or 35.90%. so that Beef Bones (CaCO 3) can be used as an
alternative to BaCO3 (Barium carbonate)
Pengantar Baja adalah material yang banyak digunakan dalam
kunstruksi mesin, karena memiliki sifat ulet mudah dibentuk,
kuat maupun mampu keras. Selain itu baja dengan unsur utama
Fe dan C bisa dipadukan dengan unsur lain seperti Cr, Ni, Ti,
dan sebagainya, untuk mendapatkan sifat mekanik seperti yang
diinginkan. Jumlah karbon dalam struktur baja dapat
menentukan sifat mekanis dan unjuk kerja (performance) nya.
struktur baja akan berpengaruh terhadap sifat mampu keras.
Sifat ini dibutuhkan untuk komponen mesin yang saling
bergesekan atau karena fungsinya harus mempunyai kekerasan
tertentu. Selanjutnya kekerasan pada komponen mesin yang
terbuat dari baja, dapat diperoleh melalui proses perlakuan
panas atau perlakuan permukaan. Proses peningkatan
kekerasan menggunakan panas merupakan cara yang banyak
dilakukan untuk baja karbon medium dan tinggi. Namun
demikian tidak semua jenis baja bisa dikeraskan secara
langsung dengan cara ini.
Pengerasan langsung hanya dapat dilakukan pada baja
dengan kandungan karbon di atas 0,3 %. Sementara untuk baja
dengan kandungan karbon dibawah 0,3 %, harus melalui proses
penambahan karbon. (Schonmetz, Gruber, 1985) Baja dengan
kadar karbon menengah sampai tinggi dengan kandungan
karbon di atas 0,3 %, dapat ditingkatkan kekerasannya, dengan
metode perlakuan panas (heat treatment). Seperti pengerasan
(hardening) yang dilakukan dengan metode pengejutan
(quenching) dilanjutkan temper
(tempering).
Pengerasan dilakukan dengan memanaskan baja dalam
dapur pemanas (furnace), sampai temperature austenit dan
didinginkan secara tiba-tiba. St 42 adalah jenis baja konstruksi
yang mempunyai kekuatan tarik minimal 42 Kg/ mm² sampai
50 Kg/ mm². Baja ini mempunyai kandungan karbon ( C )
dibawah 0,3 %, jadi termasuk dalam baja karbon rendah.
Metoda penambahan karbon padat merupakan cara yang paling
sederhana untuk meningkatkan kualitas baja St 42, agar dapat
memperluas penggunaanya. Pada akhirnya melalui proses pack
carburizing penggunaan baja karbon rendah untuk bahan baku
(rawmaterials) dapat memperluas penggunaannya.
Bahan Dan Metode Bahan yang digunakan dalam jurnal penelitian ini adalah
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelat
Baja St-42,
oli SAE 20-50, serbuk karbon (arang kayu nani), dan Tulang
Sapi (CaCOз). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
oven Pemanas (Barmsteal Thermolyne Type F6000), mesin Uji
Kekerasan Mitutoyo Type AR-20, tang Jepit, sarung tangan,
jaket tahan api, gancu, wadah penampung oli, majun, ampelas,
kotak baja.

Pembahasan Dari hasil penelitian Berdasarkan hasil eksperimen


untuk benda uji dengan komposisi 70% Karbon (arang
kayu nani) dan 30% Tulang Sapi (CaCO3) dengan besaran
butiran 3 mm dari berat 1 kg media pengkarbonan dengan
waktu penahanan 15 menit, diperoleh nilai kekerasan rata-
rata pelat B:
Sebelum proses karburasi : 112,25 HRC
Sesudah proses karburasi :115,19 HRC

terdapat pada Plat C dengan penahanan waktu (Holding Time)


sebesar 15 menit dengan besaran butiran katalisator 5 mm
yaitu sebesar 155.90 HRC dari 113.45 HRC dengan
peningkatan sebesar 40,73 HRC atau rata-rata peningkatan
sebesar 35.90 %.
Peningkatan ini disebabkan material uji (Plat) diberikan
kesempatan menyerap karbon pada proses karburasi di dalam
kotak sementasi (kotak baja), jadi semakin lama besar butiran
katalisator (5 mm) nilai kekerasan akan semakin tinggi pula.
Yang menyebabkan peningkatan laju nilai kekerasan pada
proses karburasi dengan temperature 900ºC, adalah dimana
fase St-42 telah mencapai fase Austenit sehingga penyerapan
karbon pada permukaan St-42
menuju merata, hal ini juga terbantukan dengan proses
pendinginan langsung (direck
Quenching) dengan material pendingin oli SAE 20-50, dari
proses pendinginan ini fase S35C menuju Fase Austenite +
ferrite dimana didalam fase ini kekerasan pada St-42
semakin merata.

Kesimpulan Dari data yang diperoleh dalam penelitian Penelitian


menunjukan bahwa pemanfaatan media lokal dalam hal ini
Tulang Sapi (CaCO3) dapat dipergunakan sebagai alternatif
pengganti katalisator BaCO3 (Barium Carbonat) dalam proses
Karburasi Padat. Dengan semakin besar besaran butiran
katalisator. Laju penyerapan karbon paling cepat terjadi pada
proses dengan penahanan waktu 15 menit dengan komposisi
dari 1 kg campuran yang terdiri 70% karbon (arang kayu
nani) dan 30% Tulang sapi (CaCO3) dengan besaran butiran 5
mm yaitu sebesar 2.89 HRC/Menit. Kemudian di ikuti
dengan besaran butiran katalisator 3 mm dan 1 mm dengan
nilai 155.19 HRC/Menit dan 154.18 HRC/Menit dimana
peningkatan laju nilai kekerasan rata-rata terbesar terjadi pada
besaran butiran katalisator 5 mm sebesar 155.90 HRC atau
35.90 % meningkat dari nilai kekerasan awal.

Kekuatan jurnal Sistematika jurnal yang baik sehingga memudahkan dalam


pemahaman pembaca.
Hasil diagram yang disajikan cukup akurat dengan diagram
grafik dan diagram batang yang diberikan oleh penulis.

Kelemahan jurnal Banyaknya data dari hasil penelitian tetapi minim penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai