Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REPORT

QUANTITY SURVEYOR

OLEH :

RIANDO JODIARMAN RUMAPEA


5213050005

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat dan
rahmat-Nya penulis masih dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Critical
Book Report dalam mata kuliah Quantity Surveyor. Penulis juga berterima kasih
kepada Dosen pengampu mata kuliah Quantity Surveyor yang telah memberi
penjelasan tentang tugas tersebut, dan juga berterima kasih untuk teman – teman
dalam mencari jurnal yang akan saya kritik.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
menyempurnakan makalah ini untuk kedepannya. Atas kritik yang nantinya
pembaca berikan saya ucapkan terima kasih.

Penulis

RIANDO JODIARMAN R.
NIM. 5213050005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri
dari beberapa proses pekerjaan besar, yaitu proses perencanaan (planning), proses
pelaksanaan (acting), dan proses pengawasan (supervising). Dalam tahap
perencanaan ini seorang Quantity Surveyor (QS) bekerja. Quantity Surveyor
adalah sebuah profesi yang sudah lama dikenal dan memperoleh kepercayaan di
banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara persemakmuran
(commomwealth) seperti di Malaysia, namun di Indonesia profesi sebagai
Quantity Surveyor hingga saat ini masih kurang dikenal secara luas. Hal ini
disebabkan karena baik pemerintah maupun perusahaan swasta Indonesia sebagai
pengguna jasa belum dan tidak merasa perlu menggunakan jasa Quantity
Surveyor. Selain itu Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan masih
beranggapan bahwa penggunaan jasa Quantity Surveyor masih sebatas sebagai
alternatif pendekatan saja.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari tugas CBR ini adalah sebagai berikut :
 Agar mahasiswa mampu memahamai isi dari beberapa buku dengan baik
dan benar
 Mempu membandingkan beberapa buku yang saling berkaitan
 Mahasiswa memiliki wawasan yang luas tentang teori yang di ambil.
BAB II
IDENTITAS BUKU

2.1. Identitas Buku Utama

Judul Buku : Model Estimasi Biaa Pada Bangunan Gedung

Sub Bab : BAB 1 (Tijauan Tentang Estimasi Biaya)

Penulis : Dr. Dwifitra Jumas, ST., MSCE

Jenis Buku : Buku Bahan Ajar Universitas Bung Hatta

ISBN : 978-623-93573-7-5

Jumlah Halaman : 100 Halaman

Penerbit : LPPM Universitas Bung Hatta

Tahun Terbit : 2020


2.2. Ringkasan Buku Utama
TINJAUAN TENTANG ESTIMASI BIAYA
1. Pendahuluan
Estimasi biaya adalah salah satu elemen terpenting untuk
kesuksesan sebuah proyek konstruksi. Estimasi yang akurat
mengoptimalkan kontrak yang baik yang melibatkan proses perhitungan
dari analisis semua biaya yang akan masuk ke dalam pekerjaan tertentu
untuk mencapai total biaya yang telah ditetapkan. Di hampir semua jenis
kontrak, persiapan estimasi biaya yang realistis adalah bagian penting dari
setiap proyek konstruksi. Estimasi biaya terjadi sebelum konstruksi
dimulai, dan bahkan sebelum tender untuk proyek konstruksi tersebut
dimulai. Quantity Surveying (QS) merupakan salah satu yang bertanggung
jawab atas estimasi yang di hitung, memastikan proyek akan memiliki
hasil laporan keuangan (cashflow) yang sukses. Estimasi ini juga
mempengaruhi keputusan yang dibuat untuk penganggaran dan membantu
dalam keputusan klien untuk pemilihan kontraktor.
Berdasarkan estimasi tersebut, keputusan strategis dibuat, mulai
dari keputusan untuk membawa atau tidak membawa proyek ke dalam
realisasi, penentuan bahan dan metode konstruksi, pemilihan jenis kontrak,
pengadaan kontraktor konstruksi, dan sebagainya (Wibowo dan Wuryanti,
2007). Jadi, estimasi biaya harus dipahami sebagai proses yang umumnya
dimulai dengan definisi anggaran, yang didasarkan pada persyaratan dan
kemungkinan keuangan yang tersedia oleh pemilik (Jumas dkk, 2018;
Jumas dkk 2019).

2. Estimasi Biaya Pada Proyek Konstruksi


Estimasi biaya adalah penentuan kemungkinan biaya konstruksi
dari setiap proyek yang diberikan. Banyak item (yaitu, bahan, tenaga kerja,
peralatan, asuransi, dan overhead, serta perkiraan laba dan lain-lain)
memengaruhi dan berkontribusi pada biaya proyek bangunan. Setiap item
harus dianalisis, dikuantifikasi, dan diberi harga (Degostino dan
Feigenbaum, 2003). Karena perkiraan disiapkan sebelum konstruksi
dilaksanakan, banyak studi dan pemikiran harus dimasukkan ke dalam
dokumen konstruksi tersebut. Seorang QS atau estimator yang dapat
memvisualisasikan proyek dan secara akurat menentukan biayanya, akan
menjadi salah satu orang terpenting dalam perusahaan konstruksi tersebut.

3. Prinsip Dasar Estimasi Biaya


o Level of Detail
Dalam estimasi biaya tahap awal (conceptual estimation), pemilik
harus membuat keputusan apakah akan menjalankan proyek
dengan fasilitas pengadaan tertentu, dan mengharuskan seorang
engineer untuk mengatur ruang lingkup karakteristik umum dari
proyek. Besaran estimasi pada tahap ini harus cukup untuk
membuat keputusan, terutama jika ada kemungkinan terjadi
perubahan ruang lingkup dari proyek tersebut
o Completenes
Semua item pekerjaan yang berhubungan dengan fasilitas harus
dimasukkan yang merupakan tantangan lain. Pada bagian ini, QS
atau estimator harus mengenali item pekerjaan di luar komponen
utama lainnya. Selain itu, QS dalam melaukuan estimasi baiaya
juga mengvaluasi spesifikasi untuk kontrak dan persyaratan
material, meninjau gambar untuk jenis konstruksi yang digunakan,
dan metoda kerja yang digunakan.
o Documentation
Estimasi biaya sebagai dokumen tetap harus dalam bentuk yang
dapat dipahami, diperiksa, diverifikasi, dan dikoreksi untuk
menjadi dasar pengambilan keputusan bisnis (Carr, 1989;
Dagostino & Feigenbaum, 2003). Ini mensyaratkan bahwa sumber
dari setiap angka harus jelas tidak hanya untuk orang yang
menyiapkan estimasi biaya tetapi juga untuk orang lain
yangmengambil bagian dalam proyek. Dokumentasi untuk estimasi
juga harus disusun agar mudah dipahami. Dengan demikian, harus
dalam bentuk yang dapat menjadi subjek pada tingkat kontrol
dokumen yang sama, seperti dokumen permanen lainnya, seperti
kontrak, proposal, dan pesanan pembelian.
o Direct and Indirect Cost
Biaya langsung (direct cost) dari suatu kegiatan secara fisik dan
dapat dilacak ke aktivitas tersebut secara ekonomi. Biaya langsung
tidak dihitung jika kegiatan tidak dilakukan. Menurut Gould
(1997), biaya langsung adalah semua biaya yang berhubungan
langsung dengan proses konstruksi, yang mencakup seluruh biaya
kegiatan yang dilakukan dalam proyek dan biaya untuk membawa
semua sumber daya yang dibutuhkan oleh proyek. Biaya tidak
langsung adalah biaya bisnis selain biaya langsung dari kegiatan
konstruksi; mereka tidak dapat dilacak secara fisik dan dihitung
bahkan jika aktivitas tidak dilakukan. Biaya tidak langsung juga
dikenal sebagai overhead.
o Contingency
Contingency adalah keadaan ketidakpastian dan di luar jangkauan
atau kejadian yang tidak terduga (Carr, 1989; Chou, 2009a). Secara
umum, besarnya nilai contigency tergantung pada skala proyek dan
ketidakpastian. Ketidakpastian ini adalah fitur yang melekat dari
konstruksi dan satu-satunya cara yang dapat diakomodasi pada
awal proyek adalah melalui alokasi biaya tak terduga (Love, Tse,
& Edwards, 2005). Carr (1989) menyatakan bahwa ada dua jenis
estimasi biaya yang digunakan dalam biaya tak terduga. Jenis
pertama adalah peristiwa yang mungkin diidentifikasi untuk nilai
yang diharapkan. Tipe kedua adalah kejadian yang tidak dapat
diidentifikasi; kemungkinan biaya kejadian yang tidak terduga
karena insinyur tidak tahu itu akan terjadi. Tipe kedua ini adalah
contigency sejati dan tipe yang perlu diperhatikan karena
merupakan margin untuk kesalahan. Contigency ini juga
merupakan hal yang tidak diketahui, yang tampaknya bertentangan
dengan estimasi yang akurat.
4. Quantity Surveyor (QS)
QS dilibatkan dalam semua fase dari siklus proyek konstruksi,
mulai dari feasibility, desin, construction, extension, refusbishment,
maintenance, and demolition. Seorang QS memiliki latar belakang yang
kaya akan dinamika biaya konstruksi yaitu dimulai dengan keahlian dalam
perhitungan volume, penilaian pekerjaan, sehingga suatu pekerjaan dapat
dijabarkan dan biaya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa dan
dikendalikan. QS akan membuat dan mengelola anggaran proyek secara
optimum dan efisien sehingga tujuan dari suatu proyek dapat dicapai.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa QS umumnya telah


memperluas sifat dan cakupan layanan yang mereka miliki sekarang
(Cartlidge, 2011; Ashworth, 2010 dan Olanrewaju, A. & Anavhe, 2008).
Beberapa cakupan layanan yang dikembangkan tersebut adalah:
A. Development appraisal (penilaian pembangunan)
B. Developer’s finance (pendanaan pembangunan)
C. Loss adjuster
D. Manajer proyek
E. Facility manager
F. Manager perawatan
2.3. Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Permasalahan Kontrak Konstruksi Indonesia

Sub Bab : Bab 8 (Aspek Quantity Surveying)

Penulis : Seng Hansen


Jenis Buku : Buku Konstruksi Umum

ISSN : 9786239678715

Jumlah Halaman : 199 Halaman

Penerbit : Podomoro University Perss

Tahun Terbit : 2021


2.4. Ringkasan Buku Pembanding

Menurut Ikatan Quantity surveyor Indonesia (IQSI) (2019) quantity


surveyor merupakan profesi yang memiliki keahlian untuk perhitungan volume,
penilai pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak, aspek kontrak konstruksi,
sehingga sebuah pekerjaan dapat dijabarkan, dijalankan dan biaya juga dapat
diperkirakan, direncanakan,dianalisa, dikendalikan dan dipercaya. Menurut RICS
peran dari quantity surveyor mulai dari pemberian pelayanan standar, pelayanan
tambahan. Pelayanan standar yang diberikan oelh quantity surveyor dibagi
kedalam tujuh tahap, dimulai dari penilaian kesesuaian lahan sampai tahap
konstruksi akhir dengan menyiapkan laporan nilai akhir proyek. Sedangkan
menurut Victorian Building Authority (VBA), peran quantity surveyor dibagi
dalam tiga tahap, yaitu tahap pra konstruksi atau tahap perencanaan yang
dilakukan adalah membuat perencanaan biaya mulai dari konsep desain, desain
pengembangan sampai dengan dokumentasi lelang konstruksi. Tahap perencanaan
ini juga meliputi tahap tender atau pelelangan, dan ditahap lelang ini peran
quantity surveyor adalah mempersiapkan kelengkapan dokumen lelang serta
membantu pemilik proyek dalam mengevaluasi lelang dan member masukan
tentang pemilihan kontraktor. Yang kedua tahap konstruksi atau tahap
pelaksanaan, berperan dalam memantau setiap pengeluaran yang telah
dianggarkan sesuai dengan kategorinya, dan melaporkan kepada pemilik proyek
bagaimana pengaruhnya terhadap proyek. Quantity surveyor juga memeriksa dan
menyetujui pembayaran kemajuan secara periodik. Tahap terakhir adalah tahap
penyelesaian, dimana quantity surveyor lebih berperan untuk memberikan
estimasi biaya penggantian untuk keperluan asuransi, dan mendukung proses
mediasi dan arbitrasi jika terjadi sengketa. Di Indonesia, IQSI sebagai wadah
profesi quantity surveyor menjabarkan peran quantity surveyor kedalam empat
lingkup utama, yaitu perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi,
dokumentasi kelengkapan dokumen lelang, administrasi kontrak, arbitrasi.
1. Dalam sebuah proyek, secara tradisional terdapat 35 peran dari quantity
surveyor, yang terbagi kedalam dua tahapan konstruksi, yaitu 20 peran
pada tahap pra konstruksi dan 15 peran pada tahap konstruksi.
2. Dari sepuluh faktor risiko overrun yang diambil dari risiko cost overrun
dengan nilai risiko tinggi, terdapat sembilan peran dari peran quantity
surveyor yang dapat mengurangi risiko cost overrun, yaitu :
a) Tahap pra konstruksi : -Peran memberikan patokan biaya-biaya
konstruksi (P1) merupakan peran dari quantity surveyor untuk
mengurangi risiko faktor cost overrun menggunakan teknik
estimasi yang salah (X1) -Peran menyiapkan persyaratan
administrasi (P9) merupakan peran dari quantity surveyor untuk
mengurangi risiko faktor cost overrun korupsi (X40) -Peran
membuat daftar uraian pekerjaan (Bill of Quantity) sesuai lingkup
lelang (P8) merupakan peran dari quantity surveyor untuk
mengurangi risiko faktor cost overrun terjadinya perubahan desain
oleh pemilik (X37) -Peran membuat perencanaan biaya pada tiap
tahapan desain (P2) merupakan peran dari quantity surveyor untuk
mengurangi risiko faktor cost overrun ketidaktepatan estimasi
biaya (X4) dan pengendalian / kontrol keuangan yang tidak baik
(X36)
b) Tahap konstruksi : -Peran memeriksa tagihan dan klaim-klaim
tambah kurang (P23) merupakan peran dari quantity surveyor
untuk mengurangi risiko faktor cost overrun terjadinya perubahan
desain oleh pemilik (X157) -Peran memberi masukan langkah-
langkah sesuai kontrak jika terjadi perselisihan (P26) merupakan
peran dari quantity surveyor untuk mengurangi risiko faktor cost
overrun tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan (X78) -Peran
dokumentasi instruksi lapangan (P24) merupakan peran dari
quantity surveyor untuk mengurangi risiko faktor cost overrun
kontrol kualitas buruk (X146) -Peran audit kontrak (P35)
merupakan peran dari quantity surveyor untuk mengurangi risiko
faktor cost overrun korupsi (X160) -Peran pembayaran berkala
(P22) merupakan peran dari quantity surveyor untuk mengurangi
risiko faktor cost overrun pengendalian biaya yang buruk di
lapangan (X91).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan Buku


3.1.1. Kelebihan Buku Utama
1. Buku Utama dengan jelas memaparkan peranan QS dalan dunia
konstruksi
2. Buku Utama dipaparkan menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga pembaca dengan mudah memahami isi dari buku tersebut
3. Buku Utama dilengkapi dengan sumber sehingga pembaca dengan
mudah percaya kebenaran data tersebut
4. Cetakan buku utama tidak mudah bosan untuk dibaca
3.1.2. Kelebihan Buku Pembanding
1. Buku Pembanding membahas secara khusus dalam satu Bab
mengenai Quantity Surveying
2. Buku Utama dipaparkan menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga pembaca dengan mudah memahami isi dari buku tersebut
3.
3.2. Kelemahan Buku
3.2.1. Kelemahan Buku Utama
1. Pembahan mengenai QS kurang banyak
2. Cetakan tidak didukung oleh warna

3.2.2. Kelemahan Buku Pembanding


1. Tulisan terlalu kecil
2. Cetakan tidak didukung oleh warna
3. Menggunakan bahasa yang sulit dipahami
DAFTAR PUSTAKA

Jumas, Dwifitra. (2020) “MODEL ESTIMASI BIAYA PADA BANGUNAN


GEDUNG”. Quantity Surveor, LPPM Universitas Bung Hatta, 978-623-93573-7-
5.

Hansen, Seng. (2021) PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI


INDONESIA”. Quantity Surveyor, Podomoro University Perss, 9786239678715.

Anda mungkin juga menyukai