Anda di halaman 1dari 6

SUMUR RESAPAN

Lokasi : DIKLAT LAP DHAMMA CISAUK Kab tangerang

Sumur resapan, digunakan sebagai bagian dari pekerjaan konstruksi bangunan gedung,
sehingga permukaan tanah terkedapkan terhadap air, sehingga mempengaruhi pola
alamiah penangan air hujan, yaitu dengan diserap oleh tanah dan bila sudah jenuh akan
terjadi limpasan air dipermukaan tanah, khususnya air hujan. Air hujan yang tertadah oleh
atap maupun permukaan yang terkedapkan, perlu penanganan dengan tepat, agar air
hujan bisa sebagian diserap air dan sebagian lagi dipermukaan. dengan penanganan tepat
maka air permukaan tidak akan terlalu besar jumlahnya yang bisa menyebabkan banjir
dan bah.
Penanganan air hujan, digunakan 2 metode, yaitu :
1. air hujan di masukan kedalam ke 2 jenis resapan yaitu sumur atau parit resapan
2. Limpasan air hujan dari sumuran yg sudah jenuh yang alirkan ke saluran air (drainase
kawasan)

Penentuan Jenis resapan ditentukan, bila Muka air tanah kurang dari kedalaman 2 m,
maka bila permeabilitas diatas 2 cm/jam gunakan parit resapan. Bila kedalaman muka air
tanah > 2m dan permeabilitas >2cm/jam maka digunakan sumur resapan

langkah2 pembuatan sumur resapan


1 penetapan lahan sumur resapan dihalaman
2 Tentukan jarak minimum sumur resapan thd bangunan, lebih dr 1m dan 3m
antar sumur resapan/air bersih
3 Pengukuran muka air tanah
4 Penentuan angka permeabillitas tanah
bila Muka air tanah kurang dari kedalaman 2 m, maka bila permeabilitas diatas 2 cm/jam
gunakan parit resapan.

Persyaratan teknis sumur resapan :


1 bila Muka air tanah kurang dari kedalaman 2 m, maka bila permeabilitas diatas
2 cm/jam gunakan parit resapan.
2 penampang sumur (lingkaran/segi empat)
3 Ukuran lebar penampang antara 80-100 cm
4 Permeabilitas tanah > 2cm/jam
5 Periode ulang hujan yang digunakan perencanaan 2 th sekali terlampaui
6 Intensitas hujan dg analisis IDF (intensity duration frequency) dari daerah
lokasi dengan durasi hujan 2 jam dan periode ulang 2 th

Perhitungan Intensitas curah hujan :


I= (R₂₄/24) x (24/t)²ʹ³

I= Intensitas curah hujan (mm/jam)


t= lamanya curah hujan/durasi curah hujan (jam)
R₂₄ = Curah hujan rencana dalam suatu periode ulang

t= 6 jam asumsi hujan perhari curah tertinggi


R₂₄ = 18,7 mm Asumsi (DATA BMKG, tangerang 1981-
curah hujan 2020 tertinggi 561mm/bulan
harian atau 18,7mm/hari)

I= 1,963377 2,519842 mm/jam


atau 0,001963 m/jam

MEDITASI
Debit perkiraan curah hujan tertinggi dilokasi :
Q= C.I.A (m3/jam)
I= 0,001963 m/jam
C= 0,95 (koefisien runoff)
A= 260 (m2) luasan atap & perkerasan

Q= 0,484954 (m3/jam)

Bila sumur resapan digunakan sumur kosong berdinding porus

H= jumlah panjang sumur (m1)


H= Q/(2 πrK)

π= 3,14
r= 1,00 (m1)
K= 0,02 koefisien permeabilitas (m/jam) lanau

H= 3,8611 m1
bila kedalaman sumur resapan 3m, maka dibutuhkan 2 sumur resapan

Desain : Air hujan yang tertadah atap, di kumpulkan di talang, dan disalurkan
melalui PVC 4" ke 2 sumur resapan air hujan.
dibutuhkan 2 buah sumur resapan ukuran diameter 1,00m dengan
kedalaman 3m1. dan pada saat kemampuan resapan air hujan sudah
maksimal, air hujan limpasan di beri saluran buang ke saluran drainase
kawasan dengan ukuran 4"
dengan upaya ini, maka dimungkinkan zero run off di sekitar bangunan
kerena seluruh air hujan tertadah mampu diserap oleh sumur resapan.
Serba Guna
Debit perkiraan curah hujan tertinggi dilokasi :
Q= C.I.A (m3/jam)
I= 0,001963 m/jam
C= 0,95 (koefisien runoff)
A= 375 (m2) luasan atap & perkerasan

Q= 0,699453 (m3/jam)

Bila sumur resapan digunakan sumur kosong berdinding porus

H= jumlah panjang sumur (m1)


H= Q/(2 πrK)

π= 3,14
r= 1,00 (m1)
K= 0,02 koefisien permeabilitas (m/jam) lanau

H= 5,568894 m1
bila kedalaman sumur resapan 3m, maka dibutuhkan 2 sumur resapan

Desain : Air hujan yang tertadah atap, di kumpulkan di talang, dan disalurkan
melalui PVC 4" ke 2 sumur resapan air hujan.
dibutuhkan 1 buah sumur resapan ukuran diameter 1,00m dengan
kedalaman 3m1. dan pada saat kemampuan resapan air hujan sudah
maksimal, air hujan limpasan di beri saluran buang ke saluran drainase
kawasan dengan ukuran 4"
dengan upaya ini, maka dimungkinkan zero run off di sekitar bangunan
kerena seluruh air hujan tertadah mampu diserap oleh sumur resapan.

Rumah Tinggal
Debit perkiraan curah hujan tertinggi dilokasi :
Q= C.I.A (m3/jam)
I= 0,001963 m/jam
C= 0,95 (koefisien runoff)
A= 203,58 (m2) luasan atap & perkerasan

Q= 0,379719 (m3/jam)

Bila sumur resapan digunakan sumur kosong berdinding porus

H= jumlah panjang sumur (m1)


H= Q/(2 πrK)

π= 3,14
r= 1,00 (m1)
K= 0,02 koefisien permeabilitas (m/jam) lanau

H= 3,023241 m1
bila kedalaman sumur resapan 3m, maka dibutuhkan 1 sumur resapan

Desain : Air hujan yang tertadah atap, di kumpulkan di talang, dan disalurkan
melalui PVC 4" ke 1 sumur resapan air hujan.
dibutuhkan 1 buah sumur resapan ukuran diameter 1,00m dengan
kedalaman 3m1. dan pada saat kemampuan resapan air hujan sudah
maksimal, air hujan limpasan di beri saluran buang ke saluran drainase
kawasan dengan ukuran 4"
dengan upaya ini, maka dimungkinkan zero run off di sekitar bangunan
kerena seluruh air hujan tertadah mampu diserap oleh sumur resapan.

Toilet dan dapur


Debit perkiraan curah hujan tertinggi dilokasi :
Q= C.I.A (m3/jam)
I= 0,001963 m/jam
C= 0,95 (koefisien runoff)
A= 126 (m2) luasan atap & perkerasan

Q= 0,235016 (m3/jam)

Bila sumur resapan digunakan sumur kosong berdinding porus

H= jumlah panjang sumur (m1)


H= Q/(2 πrK)

π= 3,14
r= 1,00 (m1)
K= 0,02 koefisien permeabilitas (m/jam) lanau

H= 1,871148 m1
bila kedalaman sumur resapan 3m, maka dibutuhkan 1 sumur resapan

Desain : Air hujan yang tertadah atap, di kumpulkan di talang, dan disalurkan
melalui PVC 4" ke 1 sumur resapan air hujan.
dibutuhkan 1 buah sumur resapan ukuran diameter 1,00m dengan
kedalaman 3m1. dan pada saat kemampuan resapan air hujan sudah
maksimal, air hujan limpasan di beri saluran buang ke saluran drainase
kawasan dengan ukuran 4"
dengan upaya ini, maka dimungkinkan zero run off di sekitar bangunan
kerena seluruh air hujan tertadah mampu diserap oleh sumur resapan.
PERATURAN :
1 SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan teknik sumur resapan air
hujan untuk lahan pekaranga

2 perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana sumur resapan air


hujan (SNI 06-2459-2002 di revisi SNI 8456:2017).
3 SNI 8456:2017 ICS 91.140.60 Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia
Sumur dan parit resapan air hujan

Anda mungkin juga menyukai