Anda di halaman 1dari 3

C.

Pengujian Normalitas Data


Seperti dikemukakan di muka Statistik Parametris itu bekerja berdasarkan asumsi bahwa
data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Untuk itu sebelum peneliti
menggunakan teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila
data tidak normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu digunakan
statistik nonparametris. Tetapi perlu diingat bahwa yang menyebabkan tidak normal itu apanya.
Misalnya ada kesalahan instrumen dan pengumpulan data, maka dapat mengakibatkan data yang
diperoleh menjadi tidak akan normal. Tetapi bila sekelompok data memang betul-betul sudah valid,
tetapi distribusinya tidak membentuk distribusi normal, maka peneliti baru membuat keputusan
untuk menggunakan teknik statistik nonparametris.

Pada buku ini diberikan teknik pengujian normalitas data dengan menggunakan Chi Kuadrad
(X ). Pengujian normalitas data dengan (X 2) dilakukan dengan cara membandingkan kurve normal
2

yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurve normal baku/standart (A). Jadi
membandingkan antara (B : A). Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka B merupakan
data yang berdistribusi normal.

Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.11, bahwa kurve normal baku yang luasnya mendekati
100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-
rata (mean) dan tiga bidang di atas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurve normal baku adalah: 2,27%;
13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (Gambar bawah: A)

Contoh:

Data nilai ujian Mata Kuliah Statistik 150 mahasiswa, seperti yang tertera dalam halaman 29, setelah
diuji dengan Kertas Peluang Normal, akan diuji normalitasnya dengan Chi Kuadrad (X 2).

Langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Menentukan jumlah klas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi Kuadrad ini, jumlah
klas interval ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurve Normal Baku.
2. Menentukan panjang kelas interval.
Panjang kelas = Data terbesar – Data terkecil
6 (Jumlah kelas interval)
PK = 94 – 13 = 13,5 dibulatkan menjadi 14
6
3. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga
Chi Kuadrad hitung. Lihat Tabel 3.4
4. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan)
Cara menghitung fh , didasarkan pada prosentrasi luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah
data observasi (jumlah individu dengan sampel). Dalam hal ini jumlah individu dalam sampel =
150. Jadi:
a. Baris pertama dari atas: 2,7% x 150 = 4,05 dibulatkan menjadi 4
b. Baris ke dua 13,53% x 150 = 20,30 dibulatkan menjadi 20
c. Baris ke tiga 34,13% x 150 = 51,20 dibulatkan menjadi 51
d. Baris ke empat 34,13% x 150 = 51,20 dibulatkan menjadi 51
e. Baris ke lima 13,53% x 150 = 20,30 dibulatkan menjadi 20
f. Baris ke enam 2,7% x 150 = 4.05 dibulatkan menjadi 4

5. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo - fh)2
fh
2 2
Harga (fo - fh) adalah merupakan harga Chi Kuadrad (X ) hitung.
fh
6. Membandingkan harga Chi Kuadrad Hitung dengan Chi Kuadrad Tabel. Bila harga Chi Kuadrad
Hitung lebih kecil dari pada Harga Chi Kuadrad Tabel, maka distribusi data dinyatakan normal,
dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal.

Dalam perhitungan ditemukan Chi Kuadrad hitung = 1,55. Selanjutnya harga ini
dibandingkan dengan harga Chi Kuadrad Tabel dengan dk (derajat kebebas) 6 – 1 = 5. Berdasarkan
Tabel Chi Kuadrad yang ada pada Tabel VI (Lampiran), dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan
kesalahan yang ditetapkan = 5%, maka harga Chi Kuadrad Tabel = 11.070. Karena harga Chi Kuadrad
(11.070), maka distribusi data nilai statistik 150 mahasiswa tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal.

Anda mungkin juga menyukai