I. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dibidang PFM sangat penting untuk dipelajari
dan dipahami oleh para pihak yang berkepentingan. Pemahaman atas PFM akan berguna
aparatur dipemerintahan sebagai bekal dalam menyusun, melaksanakan, dan mengawasi
pengelolaan keuangan negara. Sementara itu, pemahaman atas PFM akan berguna bagi
advokat anggaran publik dalam melakukan pendampingan dan pengawasan pengelolaan
keuangan publik oleh negara. Disisi lain bagi peneliti kebijakan dan keuangan publik,
pemahaman atas PFM akan berguna untuk dapat menghasilkan inovasi konsep dan praktek
pengelolaan keuangan publik yang kontekstual dan lebih baik.
Jasa pelatihan PFM yang akan diselenggarakan oleh PT Inisindo Omni Consult merupakan
kontribusi perusahaan untuk perbaikan tata kelola keuangan publik di negara ini. Pelatihan
ini ditujukan bagi para aktor pembangunan, baik dari kalangan pemerintah, anggota
parlemen, peneliti, pemerhati, advokasi kebijakan publik, maupun aktor lainnya yang tertarik
untuk mempelajari dan mendalami bidang PFM. Pengetahuan dan pengalaman yang
didapatkan dalam pelatihan diharapkan dapat dipraktekan dalam kerja keseharian mereka.
Jasa pelatihan PFM ini ditujukan untuk memberikan tinjauan atas sistem, kelembagaan,
peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dalam mengembangkan perekonomian negara.
Pelatihan PFM ini akan memandu peserta melalui berbagai tahapan modul pelatihan yang
mencakup keseluruhan komponen utama siklus keuangan dan kelembagaan PFM.
Secara umum, jasa pelatihan PFM terdiri dari lima paket pelatihan dengan masing-masing
paket terdiri dari tiga modul, sebagai berikut:
● Paket 1: Pengenalan dan Perspektif Modern tentang PFM
● Paket 2: Anggaran sebagai Alat Kebijakan Strategis
● Paket 3: Mengelola Sumber Daya Anggaran secara Efektif
● Paket 4: Memperkuat Tanggung Jawab Fiskal: Pelaporan dan Pengawasan
● Paket 5: Tantangan Reformasi PFM dan Penutup Pelatihan
Jasa konsultansi ini penting digeluti perusahaan karena isu pengelolaan keuangan publik
merupakan isu yang selalu hangat diperbincangkan oleh kalangan pemerintah, masyarakat
sipil, pelaku media, dan akademisi. Pengelolaan keuangan publik merupakan urusan
keseharian yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun demikian, para pemerhati
1
keuangan publik belum memiliki banyak opsi dan kesempatan untuk mendalami berbagai
aspek pengelolaan keuangan secara komprehensif.
Perusahaan banyak dihuni oleh personil yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam
melakukan pelatihan, penelitian dan advokasi terkait isu tata kelola anggaran pemerintah.
Kompetensi dan pengalaman tersebut menjadi portofolio bagi perusahaan untuk dapat
mengembangkan sistem pelatihan yang handal dan dipercaya oleh calon peserta. Selain itu,
perusahaan memiliki modalitas berbagai panduan, modul, jaringan pelatih dan narasumber
terkait dengan isu tersebut.
Begitu banyaknya pihak yang memiliki perhatian dan bekerja dibidang yang terkait dengan
pengelolaan keuangan negara menjadi potensi pangsa pasar potensial bagi perusahaan.
Berbekal pengalaman dan kompetensinya, perusahaan memiliki keleluasaan untuk
memasarkan paket kegiatan ini dan melakukan pendekatan kepada beberapa calon klien
potensial seperti: lembaga donor, aktivis NGO/CSO/ormas, peneliti, mahasiswa, aparatur
pemerintah, hingga anggota parlemen. Hal yang sama dapat dilakukan pada calon klien
pemerintah dan legislatif mulai dari tingkat desa hingga nasional.
Salah satu cara pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan
mengoptimalkan publikasi melalui media sosial. Perusahaan dapat pula menjajaki langsung
calon klien potensial. Penjajakan bisa diawali kepada para calon klien potensial yang
memiliki relasi yang cukup dekat dengan pemilik saham maupun komisaris dan direksi.
Perusahaan memerlukan modal awal untuk memulai kegiatan ini. Modal awal diperlukan
diantaranya untuk membiayai pembuatan panduan dan modul pelatihan serta promosi.
Modal investasi awal ini relatif tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan potensi
pendapatan yang akan diterima perusahaan.
Paket pelatihan ini akan memberikan potensi keuntungan finansial karena pangsa pasar
yang luas. Keuntungan finansial yang menerus akan didapatkan perusahaan karena
pelatihan ini akan dirancang dengan model berjenjang dan berkelanjutan. Diluar paket
pelatihan yang ditawarkan, perusahaan dapat melayani pula tawaran pelatihan eksklusif jika
terdapat permintaan dari calon klien tertentu. Mengingat perusahaan belum memiliki tempat
yang layak untuk menyelenggarakan pelatihan, perusahaan akan mengeluarkan biaya yang
besar untuk menyewa tempat akomodasi kegiatan sehingga ada kemungkinan keuntungan
hanya didapatkan dari penyisihan honor personil.
Rendahnya minat calon klien terhadap jasa pelatihan menjadi salah satu resiko kegagalan
maupun sedikitnya nilai keuntungan yang akan diraih perusahaan. Minat yang rendah dari
calon klien dapat disebabkan banyak sebab, seperti: tarif terlalu mahal, materi kurang
menarik, narasumber dianggap tidak kompeten, atau strategi promosi yang tidak tepat.
Secara internal, kegagalan bisa disebabkan oleh manajemen kegiatan pelatihan yang
kurang baik.
Jasa pelatihan ini pun memiliki resiko konflik kepentingan dengan core bisnis pemegang
saham sebagai NGO. Rekam jejak selama ini menunjukan bahwa pemegang saham
memiliki sejarah yang cukup panjang dalam melakukan advokasi dan peningkatan kapasitas
anggaran negara baik untuk kalangan masyarakat sipil maupun pemerintah. Situasi ini tentu
2
saja membutuhkan penyelarasan dengan agenda kerja pemegang saham agar bisa saling
menguatkan dan tidak kontra produktif.
Perguruan
Tinggi Pelaksanaan
Kegiatan Pelatihan
Tematik Paket 1 s/d 5
Personalia: Komunikasi
● Fasilitator langsung dengan
● Narasumber ahli calon klien
● Staf Desain Grafis
● Event Organizer Promosi melalui
medsos
Produk:
infografik, TOR, Menggunakan
panduan/modul pola kemitraan
melalui jaringan
Infrastruktur: eksisting
Tempat pelatihan &
alat tulis kantor
Infrastruktur
● Sewa ruangan
● Pembelian alat tulis kantor
Berikut ini rencana dan proyeksi keuangan untuk jasa kegiatan pelatihan pada tahun 2023:
3
Nilai Satuan Kegiatan (1) 300,000,000
Belanja Personel
Belanja Operasional
Belanja Kegiatan